Anda di halaman 1dari 7

Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara

e-ISSN 2614-2945 Volume 8 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2021

KUALITAS PELAYANAN RAWAT JALAN BAGI PASIEN PENGGUNA


KARTU INDONESIA SEHAT BADAN PENYELENGGARA JAMINAN
SOSIAL KESEHATAN DI PUSKESMAS KECAMATAN CIPAKU
KABUPATEN CIAMIS

Oleh :
Vivi Asyifa Nurazizah
Program Studi Administrasi Publik, Universitas Galuh Ciamis

E-mail : viviasyifa123@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi berdasarkan kurang berkualitasnya pelayanan rawat


jalan bagi pasien pengguna KIS dan BPJS Kesehatan di Puskesmas Kecamatan
Cipaku Kabupaten Ciamis, ditemukan beberapa permasalahan diantaranya: 1)
Kapasitas ruang tunggu yang kurang memadai, 2) Masih terdapat petugas kesehatan
yang kurang ramah, 3) Petugas kesehatan diskriminatif terhadap pengguna KIS BPJS
Kesehatan dan pasien umum. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kualitas pelayanan rawat jalan bagi
pasien pengguna Kartu Indonesia Sehat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis? Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data
yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun informan
dalam penelitian ini terdiri dari sembilan orang, yaitu: Kepala Puskesmas, Petugas
Bidang Registrasi, Petugas Bidang Pelayanan Kesehatan, Petugas Bidang Apoteker,
Petugas Bidang Administrasi, dua orang pasien pengguna KIS dan BPJS Kesehatan,
dan dua orang pasien umum. Selanjutnya setelah data diperoleh maka dilakukan
teknik pengolahan data/analisis data melalui Reduksi Data, Penyajian Data,
kesimpulan dan verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Kualitas
Pelayanan Rawat Jalan Bagi Pasien Pengguna KIS dan BPJS Kesehatan di
Puskesmas Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis sebagian besar sudah berjalan
secara optimal seperti dalam dimensi Reliability, dimensi Responsiviness, dan dimensi
Assurance. Sementara itu dalam dimensi Tangibel dan dimensi Empathy belum
berjalan secara optimal, hal tersebut terjadi karena masih ada beberapa faktor
penghambat yang meliputi: masih terdapat pasien yang tidak mendapatkan tempat
duduk di ruang tunggu pelayanan, masih terdapat petugas yang kurang ramah
terhadap pasien, dan masih terdapat pasien KIS BPJS yang merasa petugas
melakukan pelayanan dengan diskriminatif, petugas lebih mendahulukan pasien
umum dibanding pasien KIS dan BPJS. Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk
mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi ialah mengajukan permohonan
penambahan sarana dan prasarana kepada pihak terkait, petugas tetap bekerja sesuai
SOP yang berlaku dan berusaha tetap professional menghandapi pasien dalam kondisi
apapun, dan petugas melakukan sosialisasi kepada pasien tentang bagaimana
pelayanan di Puskesmas.

Kata Kunci: Kualitas pelayanan, Puskesmas, KIS dan BPJS.

319
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 8 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2021

A. PENDAHULUAN sempurna kepuasan tersebut maka semakin


Pelayanan merupakan sebuah usaha baik pula kualitas pelayanan kesehatan.
pemberian bantuan ataupun pertolongan Persepsi pasien terhadap kualitas
pada orang lain, baik dengan berupa materi pelayanan dipengaruhi oleh harapan
atau juga non materi. Pelayanan sepatutnya terhadap pelayanan yang diinginkan.
dapat memenuhi keputusan objek yang Puskesmas Kecamatan Cipaku Kabupaten
dilayani, karena tingkat kepuasan objek Ciamis sebagai organisasi pelayanan
yang dilayani menjadi salah satu tolak ukur publik tidak terlepas dari sorotan dan
bahwa pelayanan yang diberikan telah penilaian masyarakat penggunanya.
memenuhi standar normatif yang Pelayanan yang diberikan kepada pasien
diharapkan masyarakat. kadang masih mengandung keluhan dari
Pelayanan publik ialah pelayanan masyarakat, dalam pelaksanaan
umum, dimaknai sebagai usaha yang penyelenggaraan pelayanan KIS (Kartu
dilakukan oleh orang atau badan di dalam Indonesia Sehat) BPJS (Badan
memenuhi kebutuhan masyarakat. Penyelenggara Jaminan Kesehatan) di
Tujuan pelayanan publik di era puskesmas Kecamatan Cipaku sering
sekarang memiliki urgensi yang sangat adanya permasalahan berupa kapasitas
penting bagi pemerintah dan masyarakat. ruang tunggu yang belum memadai jika
terlebih lagi masih sering dirasakan bahwa dilihat dari jumlah pasien yang datang
kualitas pelayanan minimum sekalipun setiap harinya, kurang profesionalnya
masih jauh dari harapan masyarakat. sistem pelayanan kesehatan yang diberikan
masyarakat hampir sama sekali tidak petugas kesehatan terhadap pasien seperti
memahami secara pasti tentang pelayanan pelayanan dari petugas kesehatan yang
yang seharusnya diterima dan sesuai mengesampingkan pengguna KIS (Kartu
dengan prosedur pelayanan yang berlaku Indonesia Sehat) BPJS (Badan
oleh pemerintah. Masyarakatpun enggan Penyelenggara Jaminan Kesehatan)
mengadukan apabila menerima pelayanan dibandingkan dengan pasien umum,
yang buruk, bahkan mereka pasrah kemudian masih kurangnya tingkat
menerima pelayanan seadanya. Pemerintah perhatian terhadap etika dan moral dalam
sebagai penyedia jasa bagi masyarakat memberikan pelayanan terhadap pasien
dituntut untuk memberikan pelayanan yang pengguna KIS (Kartu Indonesia Sehat)
berkualitas. Kualitas dari pelayanan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan
aparatur pemerintah akan semakin Sosial Kesehatan) seperti dalam hal
ditantang untuk mampu menjawab tuntutan melayani pasien masih terdapat petugas
yang semakin tinggi dari masyarakat, baik kesehatan yang kurang ramah.
dari segi kualitas maupun dari segi Berdasarkan observasi yang
kuantitas pelayanan. dilakukan peneliti di Puskesmas
Salah satu pelayanan publik dari Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis
pemerintah pusat maupun daerah adalah maka permasalahannya yaitu pelayanannya
menyediakan pelayanan kesehatan yang yang kurang berkualitas. Hal tersebut dapat
berkualitas. Kualitas pelayanan kesehatan dilihat dari indikator-indikator sebagai
menunjuk pada tingkat kesempurnaan berikut:
pelayanan kesehatan dalam menimbulkan 1. Kapasitas ruang tunggu yang belum
rasa puas pada diri setiap pasien. Semakin memadai jika dilihat dari jumlah
320
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 8 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2021

pasien yang datang setiap harinya. perundang-undangan bagi setiap


Jumlah pasien yang datang setiap warga negara dan penduduk atas
harinya rata-rata sekitar 70 (Tujuh barang, jasa, dan/ atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh
Puluh) orang, sehingga masih
penyelenggara pelayanan publik.
banyak pasien yang tidak
mendapatkan tempat duduk. Kualitas pelayanan publik menurut
2. Kurangnya tingkat perhatian Ibrahim (Hardiyansyah 2018:55) adalah:
terhadap etika dan moral dalam Kualitas pelayanan publik
memberikan pelayanan terhadap merupakan suatu kondisi dinamis
pasien pengguna KIS (Kartu yang berhubungan dengan produk,
Indonesia Sehat) BPJS (Badan jasa, manusia, proses dan
Penyelenggara Jaminan Sosial lingkungandimana penelitian
Kesehatan) dalam hal melayani kualitasnya ditentukan pada saat
terjadinya pemberian pelayanan
pasien masih terdapat petugas
publik tersebut.
kesehatan yang kurang ramah.
3. Kurang profesionalnya sistem Untuk menilai kualitas pelayanan
pelayanan kesehatan yang diberikan publik itu sendiri, terdapat sejumlah
petugas kesehatan terhadap pasien dimensi yang dapat digunakan, menurut
pengguna KIS (Kartu Indonesia Zeithaml et al (Hardiyansyah 2018:57)
Sehat) BPJS (Badan Penyelenggara yaitu dimensi SERVQUAL (Service
Jaminan Sosial Kesehatan), yaitu Quality) sebagai berikut:
pelayanan dari petugas kesehatan 1. Tangible (Berwujud),
yang mengesampingkan pengguna Penampilan fasilitas fisik,
KIS (Kartu Indonesia Sehat) BPJS peralatan, personel, dan materi
(Badan Penyelenggara Jaminan komunikasi.
Kesehatan) dibandingkan dengan 2. Reliability (Kehandalan),
pasien umum. Kemampuan untuk melakukan
Berdasarkan latar belakang tersebut, layanan yang dijanjikan dengan
maka rumusan masalah dalam penelitian handal dan akurat.
ini adalah bagaimana kualitas pelayanan 3. Responsiveness (Ketanggapan),
rawat jalan bagi pasien pengguna Kartu Kesediaan untuk membantu
Indonesia Sehat Badan Penyelenggara pelanggan dan memberikan
Jaminan Sosial Kesehatan di Puskesmas layanan yang cepat.
Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis? 4. Assurance (Jaminan),
pengetahuan dan kesopanan
B. KAJIAN PUSTAKA karyawan dan kemampuan
1. Kualitas Pelayanan Publik mereka untuk menyampaikan
Definisi kualitas pelayanan publik kepercayaan dan keyakinan.
menurut Undang-Undang Nomor 25/ 2009, 5. Empathy (Empati), kemampuan
bab 1 Pasal (1) yaitu: untuk memberikan perhatian dan
Pengertian pelayanan publik adalah perhatian individual kepada
kegiatan atau rangkaian kegiatan
pelanggannya.
dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan

321
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 8 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2021

2. Klasifikasi Pelayanan Publik dimensi kualitas pelayanan yang berkaitan


Pelayanan publik yang harus erat dengan kebutuhan pelanggan.
diberikan oleh pemerintah dapat 4. Pelayanan Kesehatan
diklasifikasikan ke dalam dua kategori Pelayanan kesehatan yang baik
utama, yaitu pelayanan kebutuhan dasar merupakan suatu kebutuhan masyarakat
dan pelayanan umum. Mahmudi dan sering kali menjadi ukuran dalam
(Hardiyansyah 2018:26) menjelaskannya keberhasilan pembangunan. Menyadari
sebagai berikut: bahwa pelayanan kesehatan menjadi
1) Pelayanan Kebutuhan Dasar kebutuhan setiap warga negara maka
Pelayanan kebutuhan dasar pemerintah berupaya dari waktu ke waktu
yang harus diberikan oleh untuk menghasilkan program-program
pemerintah meliputi: yang dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan, pendidikan dasar, kesehatan secara menyeluruh.
dan bahan kebutuhan pokok Leavey dan Loomba (Sudirman
masyarakat. 2016:16) mengemukakan tentang
a. Kesehatan pelayanan kesehatan bahwa:
b. Pendidikan Dasar Pelayanan kesehatan ialah setiap
c. Bahan kebutuhan Pokok upaya yang diselenggarakan secara
sendiri atau bersama-sama dalam
2) Pelayanan Umum
suatu organisasi untuk memelihara
Selain pelayanan dan meningkatkan kesehatan,
kebutuhan dasar, pemerintah mencegah dan menyembuhkan
sebagai instansi penyedia penyakit serta memulihkan
pelayanan publik juga harus kesehatan perorangan, keluarga,
memberikan pelayanan umum kelompok, dan ataupun masyarakat
kepada masyarakatnya. luas.
Pelayanan umum yang harus Agar pelayanan kesehatan dapat
diberikan pemerintah terbagi mencapai tujuan yang diharapkan, banyak
dalam tiga kelompok yaitu syarat yang harus dipenuhi. Syarat yang
pelayanan administratif, dimaksud Azwar (Sudirman 2016:17),
pelayanan barang, dan yakni:
pelayanan jasa. 1. Tersedia
3. Kepuasan Pelanggan 2. Dapat diterima
Ukuran keberhasilan
3. Dapat dicapai
penyelenggaraan pelayanan ditentukan 4. Dapat dijangkau
oleh tingkat kepuasan penerima pelayanan 5. Berkualitas
sesuai dengan yang dibutuhkan dan
diharapkan. Oleh karena itu, Kep C. METODE PENELITIAN
MENPAN No. 63/ 2004 (Mukarom dan Dalam pelaksanaan peneltian ini
Laksana 2020: 87) mengamanatkan ‘agar digunakan metode deskriptif kualitatif.
tetap penyelenggara pelayanan secara Teknik pengumpulan data yang digunakan
berkala melakukan survei indeks kepuasan yaitu observasi, wawancara, dan
masyarakat’. Untuk mengetahui kepuasan dokumentasi. Adapun informan dalam
pelanggan, dapat dilakukan melalui survei penelitian ini terdiri dari sembilan orang,
pelanggan yang didasarkan pada dimensi- yaitu: Kepala Puskesmas, Petugas Bidang
322
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 8 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2021

Registrasi, Petugas Bidang Pelayanan waktu yang tepat, dan semua keluhan
Kesehatan, Petugas Bidang Apoteker, pelanggan direspon oleh petugas sudah
Petugas Bidang Administrasi, dua orang berjalan secara optimal. Dalam dimensi
pasien pengguna KIS dan BPJS Kesehatan, Assurance (Jaminan) yaitu indikator
dan dua orang pasien umum. Selanjutnya petugas memberikan jaminan tepat waktu
setelah data diperoleh maka dilakukan dalam pelayanan, petugas memberikan
teknik pengolahan data/analisis data jaminan biaya dalam pelayanan, petugas
melalui Reduksi Data, Penyajian Data, memberikan jaminan legalitas dalam
kesimpulan dan verifikasi. pelayanan, dan petugas memberikan
kepastian biaya dalam pelayanan sudah
D. HASIL PENELITIAN DAN berjalan secara optimal. Dan kemudian
PEMBAHASAN dalam dimensi Empathy (Empati) yaitu
Kualitas Pelayanan Rawat Jalan indikator mendahulukan kepentingan
Bagi Pasien pengguna Kartu Indonesia pelanggan, petugas melayani dengan sikap
Sehat (KIS) dan Badan Penyelenggara sopan santun, dan petugas melayani
Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) di dengan menghargai setiap pelanggan sudah
Puskesmas Kecamatan Cipaku Kabupaten berjalan secara optimal. Sementara itu
Ciamis sebagian besar telah dilaksanakan dalam dimensi Tangibel (Berwujud) masih
dengan memenuhi standar Kualitas terdapat kekurangan, yaitu dalam dimensi
Pelayanan, seperti dalam dimensi Tangibel kenyamanan tempat melakukan pelayanan.
(Berwujud) yaitu dimensi penampilan Kapasitas ruang tunggu di Puskesmas
petugas dalam melayani pelanggan, Kecamatan Cipaku belum memadai,
kemudahan dalam proses pelayanan, sehingga masih terdapat pasien yang tidak
kedisiplinan petugas dalam melakukan mendapatkan tempat duduk. Kemudian
pelayanan, kemudahan akses pelanggan dalam dimensi Empathy (Empati), yaitu
dalam permohonan pelayanan, dan alat masih terdapat petugas yang kurang atau
bantu dalam proses pelayanan sudah tidak ramah kepada pasien, baik itu pasien
berjalan secara optimal. Dalam dimensi umum maupun pasien pengguna KIS dan
Reliability (Kehandalan) yaitu indikator BPJS, kemudian masih terdapat pasien KIS
kecermatan petugas dalam melayani dan BPJS yang merasa petugas melakukan
pelanggan, memiliki standar pelayanan pelayanan dengan diskriminatif
yang jelas, kemampuan petugas dalam (membeda-bedakan).
menggunakan alat bantu dalam proses Hambatan-hambatan yang ditemukan
pelayanan, dan keahlian petugas dalam dalam Kualitas Pelayanan Rawat Jalan
menggunakan alat bantu dalam proses Bagi Pasien Pengguna Kartu Indonesia
pelayanan sudah berjalan secara optimal. Sehat badan Penyelenggara Jaminan
Dalam dimensi Responsiviness Sosial Kesehatan di Puskesmas
(Ketanggapan) yaitu indikator merespon Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis
setiap pelanggan yang ingin mendapatkan Secara umum hambatan-hambatan
pelayanan, petugas melakukan pelayanan yang ditemukan diantaranya:
dengan cepat, petugas melakukan 1. Dalam indikator kenyamanan
pelayanan dengan tepat, petugas tempat melakukan pelayanan,
melakukan pelayanan dengan cermat, kapasitas ruang tunggu yang
petugas melakukan pelayanan dengan belum memadai jika dilihat dari
323
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 8 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2021

pasien yang datang setiap harinya mengenai Kualitas Pelayanan Rawat


masih terdapat pasien yang tidak Jalan Bagi Pasien pengguna Kartu
mendapatkan tempat duduk. Indonesia Sehat (KIS) Badan
2. Dalam indikator petugas Penyelenggara Jaminan Sosial
melayani dengan sikap ramah, Kesehatan (BPJS) di Puskesmas
Pasien yang datang setiap Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis
harinya cukup banyak, dan sering Upaya-upaya yang dilakukan
kali ada pasien yang menguji petugas puskesmas dalam menatasi
kesabaran petugas dalam hambatan-hambatan yaitu:
memberikan pelayanan kepada 1. Menyediakan fasilitas ruang
pasien dengan sikap yang ramah. tunggu yang nyaman bagi pasien,
3. Dalam indikator petugas mengusahakan agar pasien
melayani dengan tidak mendapatkan tempat duduk di
diskriminatif (membeda- ruangan tunggu pelayanan.
bedakan), masih terdapat pasien 2. Petugas tetap bekerja sesuai
KIS BPJS yang merasa petugas dengan SOP yang berlaku dan
melakukan pelayanan dengan berusaha tetap professional
diskriminatif, petugas lebih menghadapi pasien dalam
mendahulukan pasien umum kondisi apapun.
dibanding pasien KIS dan BPJS. Hasil observasi di lapangan
Berdasarkan hasil observasi masih menunjukan adanya beberapa upaya-upaya
ditemukan beberapa hambatan yang terjadi yang dilakukan dalam mengatasi
dalam melaksanakan pelayanan, terutama hambatan-hambatan mengenai kualitas
dalam kapasitas ruang tunggu pasien yang pelayanan rawat jalan bagi pasien
kurang memadai sehingga masih terdapat pengguna KIS BPJS di Puskesmas
pasien yang tidak mendapatkan tempat Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis.
duduk. Hal tersebut dapat mempengaruhi Puskesmas Kecamatan Cipaku sudah
kualitas pelayanan di Puskesmas bekerja semaksimal mungkin, terutama
kecamatan Cipaku. dalam mengusahakan agar pasien
Upaya-upaya yang dilakukan untuk mendapatkan tempat duduk di ruangan
mengatasi hambatan-hambatan tunggu pelayanan.
baik, hal ini ditunjukan dengan
E. KESIMPULAN pelaksanaan kualitas pelayanan menurut
Berdasarkan hasil dari penelitian Zeithamhl et al. (Hardiyansyah 2018:63)
yang penulis lakukan baik mulai dari yaitu dalam dimensi Reliability
pengumpulan data, pengolahan data, (Kehandalan), Responsiviness
sampai pada analisis data dalam penelitian (Ketanggapan), dan dimensi Assurance
ini, kemudian penulis dapat menarik (Jaminan). Namun sebagian lagi belum
kesimpulan sebagai berikut: dilaksanakan dengan baik seperti dalam
Kualitas Pelayanan Rawat Jalan dimensi Tangibel (Berwujud), yaitu
Bagi Pasien Pengguna Kartu Indonesia indikator kenyamanan tempat melakukan
Sehat badan Penyelenggara Jaminan Sosial pelayanan. Kapasitas ruang tunggu di
Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Puskesmas Kecamatan Cipaku belum
Cipaku Kabupaten Ciamis sudah cukup memadai, sehingga masih terdapat pasien
324
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 8 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2021

yang tidak mendapatkan tempat duduk. penambahan fasilitas ruang tunggu ke


Kemudian dalam dimensi Empathy bagian sarana prasarana, dan petugas tetap
(Empati), yaitu indikator petugas melayani bekerja sesuai dengan SOP yang berlaku
dengan sikap ramah. Masih terdapat dan berusaha tetap professional
petugas yang kurang atau tidak ramah menghadapi pasien dalam kondisi apapun.
kepada pasien, baik itu pasien umum
maupun pasien pengguna KIS dan BPJS. DAFTAR PUSTAKA
Dan dalam indikator petugas melayani Sumber dari Buku:
dengan tidak diskriminatif (membeda- Hardiyansyah. 2018. Kualitas Pelayanan
bedakan), masih terdapat pasien KIS dan Publik. Yogyakarta: Penerbit Gava
BPJS yang merasa petugas melakukan Media.
pelayanan dengan diskriminatif Mukarom Zaenal dan Laksana Muhibudin
(membeda-bedakan). Wijaya. 2020. Manajemen
Hambatan-hambatan yang Pelayanan Publik. Bandung: CV
ditemukan diantaranya yaitu dalam Pustaka Setia.
kapasitas ruang tunggu yang belum Sudirman. (2016). Kualitas Pelayanan
memadai jika dilihat dari pasien yang Rumah Sakit, [e-book], diakses
datang setiap harinya masih terdapat tanggal 7 Februari 2021, dari
pasien yang tidak mendapatkan tempat https://books.google.co.id/books?id=
duduk, masih terdapat petugas yang kurang iMn2DwAAQBAJ&pg=PA17&dq=
ramah dalam melakukan pelayanan, dan kualitas+pelayanan+kesehatan&hl=e
masih terdapat pasien yang merasa bahwa n&sa=X&ved=2ahUKEwiRiZK089f
petugas diskriminatif antara pasien umum uAhWDguYKHTcdDYAQ6AEwB
dan pasien KIS BPJS. HoECAUQAg#v=onepage&q=kuali
Upaya-upaya yang dilakukan untuk tas%20pelayanan%20kesehatan&f=f
mengatasi hambatan-hambatan diantaranya alse
yaitu: menyediakan fasilitas ruang tunggu Dokumen:
yang nyaman bagi pasien, mengusahakan Undang-Undang Nomor 25/2009 bab 1
agar pasien mendapatkan tempat duduk di pasal (1).
ruangan tunggu pelayanan, mengajukan

325

Anda mungkin juga menyukai