Anda di halaman 1dari 3

Nama  

       : Dea Catur Syadila


NIM         : P05140120007
Kelas : 2A
Program Studi : D III Kebidanan
Dosen         : Dr. Noermanzah, S.Pd., M.Pd.
Mata Kuliah     : Bahasa Indonesia
Resume Materi Pertemuan 2
Hakikat, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
A.  Hakikat Bahasa Indonesia
1. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. 
2. Bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak varietas bahasa Melayu. 
3. Bahasa Indonesia diresmikan sebagai bahasa nasional setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, 18 Agustus 1945. 
4. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa komunikasi kedua bagi sebagian warga
negara Indonesia karena sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu
dari 748 bahasa daerah yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu.
5. Bahasa meliputi dua bidang yaitu: 
a. Bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat ucap yaitu getaran yang bersifat fisik yang
merangsang alat pendengaran 
b. Arti atau makna adalah isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan
adanya reaksi itu.
6. Setiap struktur bunyi ujaran tertentu akan mempunyai arti tertentu pula
7. Bahasa sebagai alat komunikasi mengandung beberapa sifat:
a. Sistematik: yaitu bahasa memiliki pola dan kaidah yang harus ditaati agar dapat dipahami
oleh pemakainya
b. Mana suka: karena unsur-unsur bahasa dipilih secara acak tanpa dasar, tidak ada
hubungan logis antara bunyi dan makna yang disimbolkannya. Pilihan suatu kata disebut
kursi, meja, guru, murid dan lain-lain ditentukan bukan atas dasar kriteria atau standar
tertentu, melainkan secara mana suka. 
c. Ujar: bentuk dasar bahasa adalah ujaran, karena media bahasa terpenting adalah bunyi.
d. Manusiawi: karena bahasa menjadi berfungsi selama manusia yang memanfaatkannya,
bukan makhluk lainnya.
e. Komunikatif: karena fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau alat penghubung
antara anggota-anggota masyarakat.

B. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia


1. Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, memiliki fungsi: 
a. Lambang kebanggaan kebangsaan.
b. Lambang identitas nasional.
c. Alat penghubung antar warga, antar daerah, dan antar budaya, dan 
d. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. 
2. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara memiliki fungsi di antaranya:
a. Bahasa resmi kenegaraan.
b. Bahasa pengantar dalam pendidikan 
c. Alat penghubung pada tingkat nasional.
d. Alat pengembangan kebudayaan, pengetahuan, dan ilmu teknologi. Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bab XV Pasal 36: Bahasa
negara ialah bahasa Indonesia
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2009
TENTANG BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU
KEBANGSAAN:
Pasal 1, ayat 2: 
Bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bahasa
Indonesia adalah bahasa resmi nasional yang digunakan di seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. 
Pasal 25: 
1. Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam
Pasal 36 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tahun 1945 bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang
dikembangkan sesuai dengan dinamika peradaban bangsa. 
2. Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai
jati diri bangsa, kebanggaan nasional, sarana pemersatu berbagai suku
bangsa, serta sarana komunikasi antardaerah dan antarbudaya daerah. 
3. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, pengantar
pendidikan, komunikasi tingkat nasional, pengembangan kebudayaan
nasional, transaksi dan dokumentasi niaga, serta sarana pengembangan
dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan bahasa media
massa.

C. Penamaan Bahasa Indonesia


Diawali sejak Kongres Pemuda II, Jakarta, Pemuda berikrar dalam Sumpah Pemuda, 28
Oktober 1928 untuk menghindari kesan “imperialism bahasa” apabila nama bahasa
Melayu tetap digunakan : 
 Pertama : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE 
                BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE,TANAH AIR    
                INDONESIA
 Kedua   : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE 
                BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
 Ketiga   : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG
                BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
D. Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia
1. Ejaan Van Ophuijen (1901) 
2. Ejaan Soewandi (1947) 
3. Ejaan yang Disempurnakan (EYD, tahun 1972) 
4. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Istilah
(1975) 
5. Kamus besar Bahasa Indonesia, dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988)

 Contoh kasus penggunaan bahasa Indonesia oleh bidan yang tidak sesuai dengan
kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia
Di suatu desa diadakan acara sosialisasi rutin untuk ibu hamil. Dalam acara kali
ini, Bidan Ani bertugas menyampaikan materi. Saat memberikan penjelasan,
bidan Ani menggunakan bahasa daerah tersebut karena Dia berpikir para ibu
hamil lebih mudah memahami penjelasannya. Akan tetapi, para ibu hamil yang
datamg berasal dari berbagai daerah dan suku bangsa. Sehingga banyak dari
mereka yang kurang memahami penjelasan dari bidan Ani dan salah mengartikan
informasi akibat dari penyampaian informasi yang menggunakan bahasa daerah
tersebut.

Solusi : 
Bidan Ani seharusnya tidak menggunakan bahasa daerah saat menyampaikan
informasi, apalagi masalah yang terkait dengan kesehatan ibu hamil tersebut. Hal
yang dilakukan bidan Ani tidak sesuai dengan kedudukan dan fungsinya bahasa
Indonesia, yaitu sebagai alat penghubung komunikasi antar suku dan bangsa.
Selain itu, sosialisasi tersebut juga merupakan acara formal, seharusnya bidan Ani
menggunakan bahasa Indonesia karena bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi
kenegaraan.

Anda mungkin juga menyukai