Anda di halaman 1dari 7

Nama  

       : Dea Catur Syadila

NIM        : P05140120007

Kelas/Prodi      : 2A/D III Kebidanan

Dosen         : Dr. Noermanzah, S.Pd., M.Pd.

Mata Kuliah      : Bahasa Indonesia

Resume Materi Pertemuan 4

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

A. Hakikat Ejaan
Ejaan adalah keseluruhan peraturan tentang bagaimana melambangkan bunyi ujaran
dan bagaimana antar hubungan antara lambang-lambang tersebut dilihat dari
pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa. Secara teknis: ejaan berkaitan
dengan pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur-unsur
serapan, dan pemakaian tanda baca.
B. Ejaan Van Ophuijsen
1. Tahun 1901 ditetapkan ejaan bahasa Melayu dengan huruf latin dengan sebutan Ejaan
van Ophuijsen
2. Penyusun: Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan
Ibrahim. 
3. Ciri utama Ejaan van Ophuijsen:
a. Huruf j digunakan untuk menulis kata-kata jang, pajah, sajang. 
b. Huruf oe digunakan untuk menuliskan kata-kata goeru, itoe, oemoer.
c. Tanda diakritik, seperti koma, ain, dan tanda trema, dipakai untuk menuliskan
kata-kata ma’moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamai’.
C. Ejaan Soewandi 
1. 19 Maret 1947 diresmikannya Ejaan Soewandi menggantikan Ejaan van Ophuijsen
2. Ejaan Soewandi disebut oleh masyarakat sbg Ejaan Republik 
3. Ciri utama Ejaan Soewandi: 
a. Huruf oe diganti dengan u, seperti pada guru, itu, umur. 
b. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti pada kata-kata tak, pak,
maklum, rakyat. 
c. Kata ulang boleh ditulis dengan angka-2, seperti anak2, berjalan2, ke-barat2-an. 
d. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, seperti kata depan di pada dirumah, dikebun, disamakan dengan imbuhan
di- pada ditulis, dikarang.
D. Ejaan Melindo
1. Akhir 1959 dalam sidang putusan Indonesia dan Melayu (Salametmulyana-Syeh
Nasir bin Ismail, Ketua) menghasilkan konsep ejaan bersama yang dikenal Ejaan
Melindo (MelayuIndonesia).
2. Perkembangan politik selama beberapa tahun kemudian mengurungkan peresmian
Ejaan Malindo.
E. Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan (PUEYD)
1. 16 Agustus 1972 diresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia berdasarkan
Putusan Presiden No. 57 Tahun 1972. 
2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku berjudul Pedoman
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan sbg patokan pemakain ejaan tsb. 
3. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan dengan surat putusannya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972
(Amran Halim, Ketua) menyusun buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan berupa pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas.
4. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975
memberlakukan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan
Pedoman Umum Pembentukan Istilah. 
5. 9 September 1987 dilakukan revisi terhadap dua pedoman di atas berdasarkan surat
Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0543a/U/1987,

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

A. Perubahan EYD menjadi PUEB


1. 2015, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Anies Baswedan, mengubah EYD
menjadi PUEBI.
2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 50 Thn. 2015 tentang
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, diputuskan: 
a. PUEBI dipergunakan bagi instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat dlm
penggunaan bahasa Indonesia secara baik & benar.
b. Pada saat peraturan menteri ini berlaku, maka Peraturan Menteri Pendidikan No.
46 Tahun 2009 tentang Pedoman Ejaan Umum Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pergantian nama EYD menjadi PUEBI hanya terdapat perbedaan sedikit, berikut: 

1. Penambahan huruf vokal diftong. Di peraturan EYD hanya terdapat 3 huruf


diftong, yaitu ai, au, dan oi. Di PUEBI, ditambah satu, yaitu ei. 
2. Dalam penggunaan huruf kapital, pada peraturan EYD tidak ditentukan huruf
kapital digunakan untuk menulis unsur julukan. Dalam PUEBI, unsur julukan
diatur dengan penulisan awal menggunakan huruf kapital. 
3. Penggunan huruf tebal, dalam peraturan EYD, fungsi huruf tebal ada 3, yaitu (1)
menuliskan judul buku, bab, dan semacamnya, (2) menuliskan huruf, dan (3)
menulis lema atau sublema dalam kamus. Dalam PUEBI, fungsi ketiga dihapus. 
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
A. Pemakaian Huruf 
1. Huruf Abjad (26 huruf) 
2. Huruf Vokal (5 huruf) 
3. Huruf Konsonan (21 huruf)
4. Huruf Diftong (ai,au,oi) aula, saudara, harimau 
5. Gabungan – Huruf Konsonan (kh,ng, ny, sy) khusus, akhirat
6. Pemenggalan Kata a. Pemenggalan pada kata dasar
7. Di tengah kata ada vokal yg berurutan. ma-in, sa-at. 
8. Huruf Diftong tidak dipisahkan. Au-la, sau-da-ra, am-boi. 
9. Tengah kata ada huruf konsonan/gabungan huruf vokal, di antara 2 buah huruf vokal,
pemenggalan sebelum huruf konsonan. Misal: ba-pak, ba-rang, de-ngan, ke-nyang,
mu-ta-khir.
10. Di tengah kata ada 2 huruf konsonan yg berurutan, pemenggalan di antara kedua
huruf konsonan, kecuali gabungan konsonan. Man-di, som-bong, makh-luk. 
11. Di tengah kata ada 3 huruf konsonan/lebih, pemenggalannya di antara huruf
konsonan yg pertama dan kedua. In-stru-men, ul-tra, in-fra. b. Imbuhan akhiran &
awalan, serta partikel dipenggal pd pergantian baris. makan-an, me-rasa-kan, mem-
bantu, pergi- lah.
12. Imbuhan akhiran & awalan, serta partikel dipenggal pd pergantian baris. makan-an,
me-rasa-kan, mem-bantu, pergi-lah. d. Kata lebih dari unsur/salah satu unsur itu
dapat bergabung dg unsur lain, pemenggalan (1) di antara unsur-unsur tsb atau unsur
gabungannitu sesuai dg kaidah pada pemenggalan kata dasar. bio-grafi, bi-o-gra-fi
dan foto-grafi, fo-to-gra-fi. Catatan: nama orang, badan hukum, nama diri, dilarang
dilakukan pemenggalan kecuali ada pertimbangan khusus.
B. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
1. Huruf Kapital atau Huruf Besar 
a. Huruf pertama kata pada awal kalimat. 
b. Huruf pertama petikan langsung. 
c. Huruf pertama ungkapan/kata ganti nama Tuhan dan kitab suci. 
d. Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, & keagamaan yg diikuti nama orang.
e. Huruf pertama unsur nama jabatan,pangkat, nama pengganti orang tertentu, nama
instansi, atau nama tempat. 
f. Huruf pertama unsur-unsur nama orang.
g. Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
h. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. 
i. Huruf pertama nama geografi.
j. Huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintahan, ketatanegaraan, dan
nama dokumen, kecuali kata penghubung. 
k. Huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna pada nama badan, lembaga
pemerintahan, ketatanegaraan, dan dokumen resmi. Misal: Perserikatan Bangsa-Bangsa.
l. Huruf pertama semua kata (semua kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah,
surat kabar, dan judul karangan kecuali kata hubung dan kata depan. Misal: Asas-Asas
Hukum Perdata. m. Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. Dr.
= doktor M.A. = master of art Tn. = Tuan Ny. = Nyonya Sdr. = Saudara S.E. = Sarjana
Ekonomi Prof. Dr. Saefullah, M.E. n. Huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yg dipakai dalam
penyapaan dan pengacauan. Misalnya: Adik bertanya “Itu apa, Bu? o. Huruf pertama kata
ganti Anda.

Catatan Berkaitan Huruf Kapital Yang Tidak Digunakan

1. Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yg tidak diikuti
nama orang. Misal: Tahun ini dia pergi naik haji. 
2. Huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang atau nama
tempat. Misal: Siapa gubernur yang baru dilantik? 
3. Huruf pertama nama orang yg digunakan sbg nama jenis atau satuan ukuran. Misal:
mesin diesel. 
4. Huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yg digunakan sebagai bentuk dasar
kata turunan. Misal: mengindonesiakan kata asing atau keinggris-inggrisan. 
5. Huruf pertama peristiwa sejarah yg tidak dipakai sebagai nama. Misal: Seokarno
dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya. 
6. Huruf pertama istilah geografi yg tidak dipakai menjadi unsur nama diri. Misal:
pergi ke arah tenggara, menyeberangi samudra.
7. Huruf pertama nama geografi yg dipakai sbg nama jenis. Misal: garam inggris, gula
jawa, kacang bogor. 
8. Huruf pertama kata yg bukan resmi negara, lembaga pemerintahan &
ketatanegaraan, badan serta nama dokumen resmi. Misal: menjadi sebuah republik. 
9. Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yg tidak dipakai dlm
pengacuan atau penyapaan. Misal: Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.

Kesalahan Penulisan Kata yang Melanggar PUEBI pada Bacaan Di Bidang


Kebidanan 

1. Gisi
2. Extra
3. Ijin
4. Kwitansi
5. Lobang
6. Nampak
7. Sistim
8. Aktifitas
9. Ambulans
10. Apotik
11. Cidera
12. Detil
13. Diagnosa
14. Hipotesa
15. Praktik 
16. Rematik
17. Hisap
18. Aktip
19. Nafas
20. Analisa

Perbaikan Penulisan Kata Berdasarkan PUEBI di Bidang Kebidanan

1. Gizi
2. Ekstra
3. Izin
4. Kuitansi
5. Lubang
6. Tampak
7. Sistem
8. Aktivitas
9. Ambulance
10. Apotek
11. Cedera
12. Detail
13. Diagnosis
14. Hipotesis
15. Praktek
16. Reumatik
17. Isap
18. Aktif
19. Napas
20. Analisis 

Anda mungkin juga menyukai