1125 2999 1 PB
1125 2999 1 PB
isiKes
JURNAL KESEHATAN
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
Jurnal Kesehatan
Volume 13, Nomor 2, September 2014
Ketua Penyunting
M.G. Catur Yuantari, SKM, MKes
Penyunting Pelaksana
Eti Rimawati, SKM, MKes
Supriyono Asfawi, SE, MKes
Penelaah
dr. Onny Setiani, PhD (Universitas Diponegoro)
dr. Massudi Suwandi, MKes (Udinus)
Pelaksana TU
Retno Astuti S, SS, MM
Jurnal Kesehatan
Volume 13, Nomor 2, September 2014
DAFTAR ISI
ABSTRACT
Fatigue experience is different in every people but all of them will be able to decrease working
capacity. Fatigue can cause occupational stress, work related diseases and work related
accidents. This study aims to analyze the relationship between nutrient intake and nutritional
status with fatigue in Tahu Baxo Bu Pudji Enterprise in Ungaran 2014. Pre-survey in Filling
Process Section of Tahu Baxo showed that 5 of 10 employees were experienced in fatigue.
This was a research with cross-sectional design. Samples were 24 employees in filling pro-
cess section of Tahu Baxo Bu Pudji Enterprise. Interviews and observations were used for
collecting data. The instruments were questionnaires, observational guide, recall record, 24
hours daily activity record, calories and fatigue measurement.
Results showed that factors related to fatigue were working period and nutritional status. Age,
education, nutrient intake, protein intake, fat intake, and carbohydrate intake were not related
to fatigue. Nutritional status of employees was 62.5% normal, 16.7% obese, 12.5% fat and
4.2% underweight. Fatigue on employee was categorized as severe fatigue.
Recommendations were added employees and increasing food intake and consume nutri-
tious foods.
Keywords: Fatigue, education, working period, Nutritional status
ABSTRAK
Kelelahan kerja yang dialami tiap orang berbeda tapi semuanya akan dapat menurunan
kapasitas kerja. Resiko dari kelelahan kerja tersebut diantaranya adalah terjadi stress akibat
kerja, penyakit akibat kerja dan terjadi kecelakaan akibat kerja. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis hubungan antara asupan gizi dan status gizi dengan kelelahan kerja pada
karyawan perusahaan Tahu Baxo Bu Pudji di Ungaran tahun 2014. Dari wawancara yang
dilakukan di bagian pengisian tahu baxo dari 10 orang yang telah diwawancarai ada beberapa
responden mengeluh tentang kelelahan kerja sebanyak 5 orang.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak
24karyawan di bagian pengisian Tahu Baxo Bu Pudji di Kota Ungaran. Metode pengumpulan
data dilakukandengan wawancara dan observasi langsung menggunakan instrumen berupa
kuesioner dan lembar observasi, lembar recall, lembar aktifitas harian 24 jam, pengukuran
kalori dan kelelahan.
127
JURNAL VISIKES - Vol. 13 / No. 2 / September 2014
Hasil penelitian sebagian besar responden memiliki tingkat kelelahan kerja berat. Dari hasil
uji spearman menunjukkan faktor – faktor yang berhubungan kelelahan kerja antara lain masa
kerja dan status gizi. Sedangkan umur, pendidikan asupan energi, asupan protein, asupan
lemak, dan asupan karbohidrat tidak ada hubungan dengan kelelahan kerja di bagian pengisian
tahu baxo. Status gizi karyawan dibagian pengisian tahu baxo bu Pudji antara lain normal
62,5%, obesitas 16,7%, gemuk 12,5% dan underweight 4,2%. Gambaran kelelahan yang
dialami tenaga kerja pengisihan tahu baxo yang paling banyak adalah kelelahan kerja berat.
Saran penambahan tenaga kerja dan menambah asupan makanan serta mengkonsumsi
makanan yang bergizi.
Kata kunci: Kelelahan, Asupan Gizi, Status Gizi
128
Hubungan Antara Asupan Gizi ... - Diana PL, Vilda Ana VS
efisiensi dan produktivitas kerja yang optimal.4 karyawan bekerja lebih keras untuk
Gizi pada pekerja merupakan hal penting menghasilkan produksi tahu baxo, otak-otak
yang harus diperhatikan oleh pemilik bandeng dan bandeng presto lebih banyak.
perusahaan karena tercukupinya gizi selama Dari wawancara yang dilakukan di bagian
bekerja akan dapat menurunkan kelelahan pengisian tahu baxo dari 10 orang yang telah
dan meningkatkan kapasitas kerja. Gizi kerja diwawancarai ada beberapa responden
adalah zat-zat gizi atau kalori yang diperlukan mengeluh tentang kelelahan kerja sebanyak
oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan 5 orang. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti
sesuai dengan jenis pekerjaan.2 lebih lanjut tentang hubungan antara gizi kerja
Masalah kecukupan pangan dan gizi dengan kelelahan kerja pada karyawan
mutlak didapatkan oleh tenaga kerja, tanpa perusahaan Tahu Baxo Bu Pudji di Ungaran
makanan dan minuman yang cukup maka tahun 2014.
kebutuhan akan energi untuk bekerja akan
diambil dari energi cadangan yang yang METODE
terdapat dalam sel tubuh. Kekurangan Penelitian ini menggunakan jenis
makanan yang terus menerus akan penelitian yang digunakan adalah penelitian
menyebabkan susunan fisiologis tubuh explanatory research dengan desain cross
terganggu. Apabila hal ini terjadi akibatnya sectional study dengan jumlah sampel sama
tenaga kerja yang bersangkutan tidak dapat dengan populasi sebanyak 24 karyawan
melakukan pekerjaan secara baik dan dipengisian Tahu Baxo Bu Pudji di Kota
produktivitas kerjanya akan menurun bahkan Ungaran. Variabel penelitian deskriptif dalam
dapat mencapai target rendah.4 penelitian ini diantaranya adalah variabel
Perusahaan Tahu Baxo Bu Pudji bebas (Umur, Pendidikan, Lama kerja ,Gizi
merupakan salah satu perusahaan yang Kerja : Status gizi, Asupan Energi, Asupan
bergerak dibidang makanan ringan seperti Protein , Asupan Lemak, Asupan Karbohidrat)
tahu baxo. Didirikan mulai pada tahun 1995, dan variabel Terikat (kelelahan kerja).Metode
yang mulanya hanya berproduksi jika ada pengumpulan data dilakukan dengan
pesanan berkembang menjadi produksi tetap Observasi, Wawancara, Lembar Recall 2 x
karena setiap hari pasti ada yang membeli. 24 jam, Lembar Kegiatan Aktifitas Sehari.
Karyawan yang bekerja di perusahan tahu
baxo tahun 2014 ada 53 orang. HASIL
Pada 4 April 2014 peneliti melakukan Pada penelitian ini rata – rata umur
wawancara dengan bagian personalia responden adalah 29 tahun, paling muda
maupun pengamatan langsung dilapangan. adalah 18 tahun dan paling tua adalah 61
Hasil wawancara didapatkan informasi tahun. Dari hasil analisis korelasi Rank
bahwa perusahaan hanya memberi satu kali Spearman diperoleh nilai r = 0,319
makan siang kepada 53 karyawan yang terdiri menunjukkan hubungan yang sangat rendah,
dari 24 orang di pengisian tahu baxo, 10 or- artinya semakin tinggi umur pekerja semakin
ang di pengepakan serta di pemasakan dan tinggi pula tingkat kelelahan pekerja. Dari hasil
staf. Beberapa karyawan ada yang uji statistik diperoleh p value 0,129> á 0,05
mengambil jatah makan siang untuk sarapan. yang artinya Ho diterima dengan kata lain
Berdasarkan data kesehatan karyawan tidak terdapat hubungan antara umur dengan
ditemukan ada beberapa karyawan yang kelelahan kerja.
menderita penyakit maag, typus, kolesterol, Pada penelitian ini diketahui bahwa
pegel linu. Banyaknya permintaan konsumen sebagian besar responden berpendidikan
lewat outlet Tahu Baxo Bu Pudji membuat terahir yaitu SMP sebanyak 50% , Pendidikan
129
JURNAL VISIKES - Vol. 13 / No. 2 / September 2014
SD sebanyak 16,7% dan SMA sebanyak dengan kelelahan pada pekerja dibagian
33,3%. Dari hasil analisis korelasi Rank pegisian tahu baxo.
Spearman diperoleh nilai r = 0,396 artinya Dari hasil penelitian perhitungan status
semakin tinggi pendidikan pekerja semakin gizi dilakukan dengan pengukuran berat
rendah pula tingkat kelelahan pekerja. Dari badan dan tinggi badan (BB/TB2). Pada
hasil uji statistik diperoleh p value 0,055 > á penelitian ini sebagian besar status gizi
0,05 yang artinya Ho diterima dengan kata responden adalah normal dengan jumlah
lain tidak terdapat hubungan antara 62,5%, status gizi responden yang
pendidikan dengan kelelahan kerja. Underweigh sebanyak 4,2%, status gizi
Pada penelitian ini rata-rata lama kerja responden yang gemuk sebanyak 12,5%,
responden adalah 4,5 tahun, paling baru sedangkan yang obesitas sebanyak 16,7%.
adalah 1 tahun dan paling lama adalah 12 Dari hasil analisis korelasi Rank Spearman
tahun. Hasil hubungan antara masa kerja diperoleh nilai r = 0,490 menunjukkanyang
dengan kelelahan kerja, dengan berarti p-value 0,015 < 0,05, jadi Ho ditolak
menggunakan uji Rank Spearman diperoleh sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
hasil p-value 0,028 < 0,05 dengan kekuatan hubungan antara status gizi dengan
korelasi sebesar r = 0,448 dapat disimpulkan kelelahan kerja pada karyawan di bagian
bahwa terdapat hubungan antara masa kerja pengisian Tahu Baxo Bu Pudji.
Tabel 1. Hubungan umur dengan kelelahan kerja pada pekerja di bagian pengisian tahu baxo
Variabel Koefisien
Variabel bebas p-value Hasil
Terikat Korelasi(r)
Kelelahan
Umur (Tahun) 0,129 0,319 Tidak ada hubungan
Kerja
Tabel 2. Hubungan pendidikan dengan kelelahan kerja pada pekerja di bagian pengisian
tahu baxo
Koefisien
Variabel bebas Variabel Terikat p-value Hasil
Korelasi(r)
Kelelahan
Pendidikan 0,055 0,396 Tidak ada hubungan
Kerja
Tabel 3. Hubungan masa kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja di bagian pengisian
tahu baxo
Variabel Koefisien
Variabel bebas p-value Hasil
Terikat Korelasi(r)
Masa Kerja Kelelahan
0,028 0,448 ada hubungan
(Tahun) Kerja
Tabel 4. Hubungan Status gizidengan kelelahan kerja pada pekerja di bagian pengisian tahu
baxo
Koefisien
Variabel bebas Variabel Terikat p-value Hasil
Korelasi(r)
status gizi Kelelahan
0,015 0,49 ada hubungan
(kg/m) Kerja
130
Hubungan Antara Asupan Gizi ... - Diana PL, Vilda Ana VS
Dari hasil penelitian analisa food recall mum adalah 69,05 kkal. Dari hasil analisis
24 asupan energi (tabel 5) didapatkan rata – korelasi Rank spearman diperoleh hasil
rata asupan energi responden adalah 1049,98 asupan protein p-value 0,179 variabel > 0,05
kkal, asupan energi minimal responden , jadi Ho diterima sehingga dapat disimpulkan
adalah 726,80 kkal, sedangkan asupan energi bahwa tidak ada asupan protein dengan
maximum adalah 1477,60 kkal. Dari hasil kelelahan kerja pada karyawan di bagian
analisis korelasi Rank spearman diperoleh pengisian Tahu Baxo Bu Pudji.
hasil asupan energi p-value adalah 0,963 jadi Dari hasil penelitian analisa food recall
Ho diterima sehingga dapat disimpulkan 24 asupan lemak, didapatkan rata – rata
bahwa tidak ada asupan energi dengan asupan lemak responden adalah 39,69 kkal,
kelelahan kerja pada karyawan di bagian asupan lemak minimal responden adalah
pengisian tahu baxo bu Pudji. 19,15 kkal, sedangkan asupan lemak maxi-
Dari hasil penelitian analisa food recall mum adalah 79,20 kkal. Dari hasil analisis
24 asupan protein, didapatkan rata – rata korelasi Rank spearman diperoleh hasil
asupan protein responden adalah 37,37 kkal, asupan lemak p-value 0,341 > 0,05 , jadi
asupan protein minimal responden adalah Ho diterima sehingga dapat disimpulkan
20,20 kkal, sedangkan asupan protein maxi- bahwa tidak ada hubungan antara asupan
Tabel 5. Hubungan asupan energi dengan kelelahan kerja pada pekerja di bagian pengisian
tahu baxo
Koefisien
Variabel bebas Variabel Terikat p-value Hasil
Korelasi(r)
Asupan Energi Kelelahan
0,963 0,01 Tidak ada hubungan
(kkal) Kerja
Tabel 6. Hubungan asupan protein dengan kelelahan kerja pada pekerja di bagian pengisian
tahu baxo
Koefisien
Variabel bebas Variabel Terikat p-value Hasil
Korelasi(r)
Asupan Protein
Kelelahan Kerja 0,179 0,284 Tidak ada hubungan
(kkal)
Tabel 7. Hubungan asupan lemak dengan kelelahan kerja pada pekerja di bagian pengisian
tahu baxo
Koefisien
Variabel bebas Variabel Terikat p-value Hasil
Korelasi(r)
Asupan Lemak Tidak ada
Kelelahan Kerja 0.341 0,203
(kkal) hubungan
Tabel 8. Hubungan asupan karbohidrat dengan kelelahan kerja pada pekerja di bagian
pengisian tahu baxo
Koefisien
Variabel bebas Variabel Terikat p-value Hasil
Korelasi(r)
Asupan Tidak ada
Kelelahan Kerja 0,787 0,058
Karbohidrat (kkal) hubungan
131
JURNAL VISIKES - Vol. 13 / No. 2 / September 2014
lemak dengan kelelahan kerja pada karyawan subjek yang berusia muda mempunyai
di bagian pengisian tahu baxo bu Pudji. kekuatan fisik dan cadangan tenaga lebih
Dari hasil penelitian analisa food recall besar daripada yang berusia tua. Akan tetapi
24 asupan karbohidrat, didapatkan rata – rata pada subjek yang lebih tua lebih mudah
asupan karbohidrat responden adalah 137,34 melalui hambatan.6
kkal, asupan karbohidrat minimal responden Hasil penelitian ini bertolak belakang
adalah 97,75 kkal, sedangkan asupan dengan teori yang mengatakan bahwa
karbohidrat maxsimum adalah 199,10 semakin tua umur seseorang semakin besar
kkal.Dari hasil analisis korelasi Rank tingkat kelelahan. Menurut Setyawati, faktor
spearman diperoleh hasil asupan karbohidrat usia berpengaruh terhadap adanya perasaan
p-value adalah 0,787 yang berarti yang berarti kelelahan kerja maupun perubahan waktu
p-value > 0,05, jadi Ho diterima sehingga reaksi seorang pekerja. Penelitian yang
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan dilakukan oleh Ramadhani (2010) mengenai
antara asupan karbohidrat dengan kelelahan Hubungan Beban Kerja, Status Gizi dan Umur
kerja pada karyawan di bagian pengisian tahu dengan Tingkat Kelelahan Kerja Operator
baxo bu Pudji. Bagian Dyeing di PT.X Salatiga yang
menunjukkan hasil p = 0,01 (p<0,05) yang
PEMBAHASAN artinya terdapat hubungan yang signifikan
Umur merupakan faktor penting terhadap antara umur dengan kelelahan kerja.7
timbulnya kelelahan kerja dimana umur Bertolak belakang dengan penelitian Mer-
berubungan terhadap waktu reaksi dan lin Soasa yang berjudul hubungan faktor
perasaan lelah. Umur berkaitan dengan individu dengan kelelahan kerja tenaga kerja
kinerja karena pada umur yang menua akan bongkar muat di pelabuhan manado yang
di ikuti proses degenerasi organ tubuh menyatakan ada hubungan pendidikan
sehingga kemampuan organ menurun yang dengan kelelahan kerja. Ini sesuai dengan
dapat menyebab tenaga kerja mudah teori yang dikemukakan oleh Marlin dalam
mengalami kelelahan yang dikaitkan pada Setyawati, 2010 menyatakan bahwa makin
penurunan kinerja dan produktivitas.5 tinggi pendidikan seseorang makin mudah
Tidak ada hubungan antara umur dengan seseorang berpikir secara luas dan makin
kelelahan kerja hal ini serupa yang dilakukan mudah pula untuk menemukan cara-cara
oleh Watuseke (2009) mengenai Hubungan yang efisisen guna menyelesaikan
Antara Umur dan Masa Kerja dengan pekerjaannya dengan baik.6
Kelelahan Kerja Pada Pekerja Bagian di Terdapat hubungan antara masa kerja
CV.Piramid Kairagi Kota Manado dengan kelelahan pada pekerja dibagian
menunjukkan hasil yang sama dimana p = pegisian tahu baxo. Lamanya kerja seseorang
0,815 (p>0,05). Hal ini berarti tidak terdapat lebih dari 5 tahun akan mempercepat
hubungan yang signifikan antara umur dengan kontraksi otot tubuh, sehingga dapat
tingkat kelelahan kerja. 6 Tidak adanya mempercepat kelelahan kerja seseorang.8
hubungan antara umur dengan kelelahan Masa kerja juga kemungkinan dapat
kerja ini dipengaruhi oleh tingkat pengalaman mempengaruhi kelelahan kerja khusus
dan emosi yang dimiliki oleh pekerja yang lebih kelelahan kerja kronis, dimana makin lama
tua lebih stabil daripada pekerja yang lebih seseorang bekerja pada tempat kerja yang
mudah sehingga umur yang lebih tua dapat kurang menyenangkan, maka kelelahan pada
bekerja dengan baik dan teratur, lancar dan orang tersebut akan menumpuk terus dari
mantap. Setyawati yang menyatakan bahwa waktu ke waktu.9
132
Hubungan Antara Asupan Gizi ... - Diana PL, Vilda Ana VS
Ini disebabkan oleh karena semakin lama Pudji. Penelitian yang dilakukan oleh Herliani
seseorang bekerja maka perasaan jenuh (2012) mengenai Hubungan Status Gizi
akibat pekerjaan yang monoton tersebut akan Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja
berpengaruh terhadap tingkat kelelahan yang Industri Pembuatan Gamelan di Daerah
dialaminya. Hasil yang sama didapatkan pada Wirun Sukoharjo menunjukan hasil dimana
penelitian yang dilakukan oleh Eraliesa (2008) terdapat hubungan status gizi dengan
mengenai Hubungan Faktor Individu dengan kelelahan kerja, nilai p= 0,039 (p< 0,05).
Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bongkar Pemenuhan kalori yang sesuai pada setiap
Muat di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan pekerja akan didapat status gizi yang baik.
Tapaktuan Kab. Aceh Selatan yaitu p=0,002 Berat badan yang kurang ideal baik itu kurang
(p<0,05).7 Hasil tersebut menunjukkan bahwa ataupun kelebihan dapat menimbulkan
terdapat hubungan yang signifikan antara kerugian. Masalah kekurangan atau kelebihan
masa kerja dengan kelelahan kerja. Kelelahan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun ke
yang terus menerus berakibat pada kelelahan atas) merupakan masalah penting, karena
kronis (Setyawati, 2010). Istilah “kelelahan selain mempunyai risiko penyakit tertentu,
kronis” sering diabaikan tetapi sebenarnya hal status gizi yang baik adalah faktor penentu
ini patut diperhatikan. Kelelahan kronis derajat produktivitas kerja seseorang.6
merupakan kumulatif respon non-spesifik Hal yang bertolak belakang pada
terhadap perpanjangan stress. Hal ini sangat penelitian Srini Melati tentang hubungan
mempengaruhi kesehatan pekerja bahkan antara umur, masa kerja dan status gizi
produktivitas kerja pekerja itu sendiri.6 dengan kelelahan kerja pada pekerja mebel
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan di CV. Mercusuar dan CV. Mariska Desa
oleh Mauludi (2010) mengenai Faktor –Faktor Leilem Kecamatan Sonder Kabupaten
Yang Berhubungan dengan Kelelahan Pada Minahasa diperoleh p = 0,303 (p>0,05) dapat
Pekerja di Proses Produksi Kantong Semen dilihat bahwa tidak adanya hubungan yang
PBD (Paper Bag Division) PT. Indocement bermakna antara status gizi dengan
Tunggal Prakarsa TBK Citeureup-Bogor kelelahan kerja pada pekerja di CV.Mercusuar
menunjukkan hasil dimana p = 0.880 dan CV.Mariska. Hasil yang sama didapatkan
(p>0,005). Hasil ini berarti tidak terdapat pula dari penelitian yang dilakukan oleh
hubungan yang signifikan antara umur dengan Alcantara (2012) mengenai Hubungan Antara
kelelahan kerja. Hal ini bisa terjadi, karena Faktor Individu Dengan Kelelahan Kerja Pada
masa kerja hanya menggambarkan lama kerja Karyawan Bilyard Di Nine-Nine Pool Center
yang telah dilewati selama bertahun-tahun. Yogyakarta menunjukkan p = 0,080 (p>0,05)
Lain halnya dengan waktu kerja yang artinya tidak terdapat hubungan antara sta-
menggambarkan lama kerja seseorang pada tus gizi dengan kelelahan. Ini kemungkinan
hari kerja, seperti contoh lembur dalam bekerja disebabkan karena rata-rata status gizi
yang beresiko terhadap terjadinya kelelahan pekerja dalam keadaan normal. Meskipun
kerja dalam bekerja.7 status gizi tidak berhubungan kelelahan kerja,
Dari hasil analisis korelasi Rank akan tetapi orang yang gizinya normal
Spearman diperoleh nilai r = 0,490 dinyatakan positif mengalami kelelahan kerja
menunjukkanyang berarti p-value 0,015 d” baik kelelahan kerja tingkat ringan,sedang dan
0,05, jadi Ho ditolak sehingga dapat berat. Status gizi yang baik dengan jumlah
disimpulkan bahwa ada hubungan antara sta- asupan kalori dalam jumlah dan waktu yang
tus gizi dengan kelelahan kerja pada tepat berpengaruh secara positif terhadap
karyawan di bagian pengisian Tahu Baxo Bu daya kerja pekerja. Sebaliknya status gizi
133
JURNAL VISIKES - Vol. 13 / No. 2 / September 2014
yang kurang atau berlebihan dan asupan ini tidak ada hubungan antara asupan protein
kalori yang tidak sesuai dengan jumlah dengan daya otot.11 Hasil ini berbeda dengan
maupun waktumenyebabkan rendahnya teori tentang hubungan dengan daya tahan
ketahanan kerja ataupun perlambatan gerak otot yang menyebutkan bahwa walaupun
sehingga menjadi hambatan bagi tenaga kerja fungsi protein bukan sebagai sumber energi,
dalam melaksanakan aktifitasnya.7 protein sangat penting pada perkembangan
Dari hasil analisis korelasi Rank dan fungsi jaringan otot yang berkaitan erat
spearman diperoleh hasil asupan energi p- dengan kinerja fisik. Tidak adanya hubungan
value adalah 0,963 jadi Ho diterima sehingga antara asupan protein dengan kelelahan kerja
dapat disimpulkan bahwa tidak ada asupan pada karyawan di bagian pengisian Tahu Baxo
energi dengan kelelahan kerja pada karyawan Bu Pudji dikarenakan proporsi asupan
di bagian pengisian tahu baxo bu Pudji. Hasil makanan tidak seimbang. Asupan protein rata
ini jika dibandingkan menurut hasil Riskesdas – rata lebih sedikit (37,37 kkal) daripada
(2010) terdapat 40,6 % penduduk asupan lemak, asupan karbohidrat dan
mengkonsumsi makanan di bawah Angka energi. Sedangkan asupan energi rata – rata
Kecukupan Gizi (AKG) bahkan tergolong paling banyak (1049,98 kkal ) di konsumsi
defisit (<70 % AKG). Namun jika dibandingkan oleh responden daripada asupan protein,
dengan penelitian Dyah Umiyarni lemak, karbohidrat.
Purnamasari menunjukan terdapat 50 % Dari hasil analisis korelasi Rank spearman
pekerja mengalami defisit energi. Defisit diperoleh hasil asupan lemak p-value 0,341
energi terjadi karena pekerja mengkonsumsi > 0,05 , jadi Ho diterima sehingga dapat
makanan di bawah AKG, yaitu 1800 kkal-2200 disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
kkal (usia 14-49 tahun ), sedangkan pekerja asupan lemak dengan kelelahan kerja pada
yang mengalami kekurangan protein karyawan di bagian pengisian tahu baxo bu
sebanyak 48,1 %. Berkaitan dengan Pudji. Penelitian yang dilakukan oleh
lingkungan kerjanya para pekerja banyak yang Pramesthi Widya Hapsari bedasarkan hasil
mengalami keluhan kelelahan mata, baik yang bivariat melalui uji t-test p value = 0,438 hal ini
berupa keluhan tunggal (10,81 %), maupun tidak ada hubungan antara asupan lemak
kombinasi dengan bagian tubuh yang lainnya dengan daya otot.7 Tidak adanya hubungan
(21,62 %).10 Pernyataan ini bebeda dengan antara asupan lemak dengan kelelahan kerja
hasil penelitian yang dilakukan pada karyawan pada karyawan di bagian pengisian tahu baxo
perusahaan Tahu Baxo Bu Pudji, dimana bu Pudji dikarenakan proporsi asupan
karyawan mengalami keluhan pusing, maag makanan tidak seimbang.
dan pegal linu ini disebabkan oleh pekerjaan Dari hasil analisis korelasi Rank
mengisi tahu baxo dan tingkat konsumsi spearman diperoleh hasil asupan karbohidrat
makanan yang kurang. p-value adalah 0,787 yang berarti yang berarti
Dari hasil analisis korelasi Rank p-value > 0,05, jadi Ho diterima sehingga
spearman diperoleh hasil asupan protein p- dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
value 0,179 variabel > 0,05 , jadi Ho diterima antara asupan karbohidrat dengan kelelahan
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada kerja pada karyawan di bagian pengisian tahu
asupan protein dengan kelelahan kerja pada baxo bu Pudji.Tidak adanya hubungan antara
karyawan di bagian pengisian Tahu Baxo Bu asupan karbohidrat dengan kelelahan kerja
Pudji. Penelitian yang dilakukan oleh pada karyawan dibagian pengisian Tahu Baxo
Pramesthi Widya Hapsari bedasarkan hasil Bu Pudji dikarenakan proporsi asupan
bivariat melalui uji t-test p value = 0,144 hal makanan tidak seimbang.
134
Hubungan Antara Asupan Gizi ... - Diana PL, Vilda Ana VS
135
Jurnal Kesehatan “Visikes” terbit dua kali setahun, memuat artikel-artikel yang
diangkat dari hasil-hasil penelitian dan atau kajian analisis-kritis di bidang
kesehatan dari para penulis dan peneliti dari perguruan tinggi seluruh
Indonesia.
Sub-sub bidang yang tercakup dalam bidang kesehatan meliputi.:
- Epidemiologi dan penyakit tropik
- Biostatistik dan kependudukan
- Manajemen Informasi Kesehatan
- Gizi kesehatan masyarakat
- Administrasi dan kebijakan kesehatan
- Kesehatan dan keselamatan kerja
- Kesehatan lingkungan
- Promosi kesehatan
- Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku.
- Keperawatan.
Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam
media lain, dengan mengikuti format yang tercantum dalam persyaratan
naskah.
PERSYARATAN NASKAH
1. Naskah dalam bahasa Indonesia 10 – 15 halaman HVS kuarto 1,5 spasi,
dilengkapi dengan; abstrak (bhs. Inggris) maksimal 150 kata, biodata
singkat penulis.
2. Naskah hasil penelitian memuat: judul, pendahuluan (meliputi latar
belakang, sedikit tinjauan pustaka, masalah penelitian), metode, hasil,
pembahasan, kesimpulan dan saran, serta daftar rujukan.
3. Naskah kajian analitis-kritis memuat; judul, pendahuluan, sub-sub judul
(sesuai dengan kebutuhan), Penutup (termasuk kesimpulan dan saran),
serta daftar rujukan.
4. Naskah rangkap 3 dan disketnya (format MS Word, huruf Arial 11)
dikirimkan ke alamat Tata Usaha VisiKes.
5. Kepastian pemuatan atau penolakan naskah akan diberitahukan secara
tertulis. Naskah yang tidak dimuat tidak dikembalikan, kecuali atas
permintaan penulis.