RPHJP TBS Sah1
RPHJP TBS Sah1
RPHJP TBS Sah1
net/publication/323254553
CITATIONS READS
0 310
1 author:
Prayoto Tonoto
Hiroshima University
134 PUBLICATIONS 302 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Prayoto Tonoto on 16 April 2020.
Penulis
Kawasan KPHP Model Tasik Besar Serkap secara geografis terletak di antara
101°55’48’’ BT s/d 103°16’12’’ BT dan 00°10’12’’ LU s/d 00°43’48’’ LU dan
merupakan kawasan hutan rawa gambut terbesar yang tersisa di Pesisir Timur Pulau
Sumatera yang memiliki nilai konservasi tinggi. Kawasan ini termasuk ke dalam DAS
Kampar Sub DAS Sungai Serkap dan DAS Upih yang ditetapkan berdasarkan SK
Menteri Kehutanan Nomor 509/Menhut-VII/2010 Tanggal 21 September 2010
dengan luas wilayah 513.276 Ha. Secara administrasi wilayah pengelolaannya
terletak di Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Siak dengan rincian Hutan Produksi
Terbatas seluas 2.660 Ha, Hutan Produksi Tetap seluas 491.768 Ha dan Hutan
Produksi yang dapat dikonversi seluas 18.848 Ha.
Pada Tahun 2014 telah diterbitkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
878/Menhut-II/2014 tentang Kawasan Hutan Provinsi Riau yang berpengaruh
terhadap fungsi kawasan dalam Wilayah KPHP Model Tasik Besar Serkap menjadi
kawasan dengan fungsi Hutan Produksi Tetap (HP) dan Hutan Lindung (HL). Selain
itu, terjadi penambahan luasan pada SM Tasik Danau Besar seluas ± 996 Ha, yang
berdampak pada pengurangan luasan Wilayah KPHP Model Tasik Besar Serkap.
Sebagian besar wilayah pengelolaan KPHP Model Tasik Besar Serkap telah
dibebani oleh perizinan, yang terdiri dari 17 IUPHHK-HT dengan luas 337.938 Ha, 4
IUPHHK-RE dengan luas 129.357 Ha dan 2 Izin Hutan Desa dengan luas 4.000 Ha.
Selain itu terdapat wilayah yang belum dibebani oleh perizinan dan areal ini
diperuntukkan sebagai Wilayah Tertentu KPHP Model Tasik Besar Serkap dengan
luas 41.981 Ha. Sebagian areal Wilayah Tertentu tersebut telah dialokasikan untuk
proyek kerjasama RI-Korea dalam skema REDD+ dengan jangka waktu pelaksanaan
selama 3 (tiga) tahun yang dimulai pada Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2015.
Kegiatan ini merupakan langkah awal dalam membangun kapasitas untuk
pengembangan model pengelolaan hutan lestari yang rendah emisi. Dalam 10 tahun
ke depan diharapkan KPHP TBS bersama dengan pihak-pihak pengelola kawasan
dapat mengembangkan kegiatan jasa lingkungan karbon sebagai bagian dari
kegiatan usaha yang ada dengan menggunakan berbagai skema tidak hanya
perdagangan karbon, tetapi juga skema lainnya diantaranya supported NAMA
(Nationally Appropriate Mitigation Actions) dan program REDD+ nasional seluas
14.743 Ha. Sisa areal Wilayah Tertentu ini yaitu seluas 27.238 Ha dialokasikan
BAB I PENDAHULUAN
7.1 Pemantauan.......................................................................................145
7.2 Evaluasi .............................................................................................145
7.3 Pelaporan ..........................................................................................145
LAMPIRAN .............................................................................................................151
No Hlm
2.1. Rincian Pembagian Luas Wilayah KPHP Model Tasik Besar Serkap ............. 13
2.2. Rincian Pembagian Blok Pemanfaatan pada Wilayah KPHP Model Tasik
Besar Serkap .................................................................................................. 14
2.3. Rincian Perubahan Luasan Wilayah dan Luasan Blok Pemanfaatan KPHP
Model Tasik Besar Serkap .............................................................................. 15
2.5. Rata-Rata Hari Hujan dan Curah Hujan Kabupaten Siak per Bulan
Tahun .............................................................................................................. 20
2.6. Rata-Rata Hari Hujan dan Curah Hujan Kabupaten Pelalawan per Bulan
Per Tahun ....................................................................................................... 21
2.7. Jenis dan Luas Tutupan Lahan KPHP Model Tasik Besar Serkap ................. 22
2.9. Fungsi Kawasan pada KPHP Model Tasik Besar Serkap ............................... 24
2.11. Potensi Hasil Hutan Kayu pada Wilayah Tertentu KPHP Model Tasik
Besar Serkap .................................................................................................. 30
2.14. Jumlah Penduduk dan Jenis Kelamin di Desa Rawa Mekar Jaya .................. 58
2.16. Jenis Mata Pencaharian Masyarakat Desa Rawa Mekar Jaya ....................... 60
2.17. Jumlah Ternak yang Ada di Desa Rawa Mekar Jaya ..................................... 60
2.23. Jenis dan Jumlah Ternak yang Ada di Desa Sungai Rawa ............................ 66
2.26. Jenis Penggunaan Lahan di Kecamatan Teluk Meranti Tahun 2012 .............. 70
2.33. Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hutan di Kawasan KPHP Model Tasik
Besar Serkap .................................................................................................. 83
4.1. Penataan Blok yang Terdapat di KPHP Model Tasik Besar Serkap ............... 94
No Hlm
2.4. Peta Blok Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan dan HHBK .................... 19
2.6. Peta Kawasan pada Areal KPHP Model Tasik Besa Serkap .......................... 24
2.7. Peta Tanah pada Areal KPHP Model Tasik Besar Serkap ............................. 26
2.8. Peta Aksesibilitas pada Areal KPHP Model Tasik Besar Serkap .................... 27
2.10. Sarang Burung Wallet Salah Seorang Warga di Kelurahan Teluk Meranti ..... 42
2.17. Peta KPHP Model Tasik Besar Serkap berdasarkan Kawasan Hutan
Provinsi Riau (SK. Menteri Kehutanan Nomor 878/Menhut-II/2014) ............... 85
2.18. Skema Tata Hubungan Kerja Antara Dinas Kehuatan, Pemegang Izin
dan KPHP Model Tasik Besar Serkap ............................................................ 88
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page xii
DAFTAR LAMPIRAN
No
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Kondisi hutan di Riau saat ini sangat memprihatinkan. Hal tersebut dapat dilihat
dari kondisi lapangan bahwa tidak semua kawasan hutan di Provinsi Riau tertutup
oleh vegetasi hutan. Berdasarkan data Dinas Kehutanan Provinsi Riau (2013)
penutupan Kawasan Hutan di Provinsi Riau adalah 3.032.912 Ha dan tidak berhutan
seluas 4.094.326 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa Kawasan Hutan di Provinsi Riau
yang masih berhutan hanya sebesar 42,55 %, sementara sisanya sebesar 57,45 %
sudah tidak berhutan. Berkurangnya tutupan hutan ini disebabkan oleh banyaknya
kegiatan Illegal Logging baik yang dilakukan oleh perusahaan maupun masyarakat
sekitar hutan, konversi lahan hutan menjadi lahan perkebunan terutama Sawit,
lemahnya penegakan hukum dan pengelolaan di hampir seluruh kawasan hutan
yang ada di Provinsi Riau.
Semenanjung Kampar merupakan kawasan hutan rawa gambut di pesisir
Timur Sumatera. Luas Semenanjung Kampar adalah ± 680.000 Ha yang terletak di
Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Siak, Provinsi Riau dan berada diantara
Sungai Kampar dan Sungai Siak. Wilayah ini sebagian besar merupakan Kawasan
Hutan Produksi yang bernama Kelompok Hutan Tasik Besar Serkap dan sebagian
lagi merupakan Hutan Konservasi. Kawasan Hutan Produksi Tasik Besar Serkap
ditunjuk melalui Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 173/Kpts-II/1986 tanggal 6 Juni 1986 seluas
479.691 Ha serta telah ditata batas pada tahun 1995 dan telah disahkan oleh
Menteri Kehutanan dan Perkebunan pada tanggal 6 Oktober 1998. Kawasan Hutan
Produksi Tasik Besar Serkap terdiri dari beberapa Kelompok Hutan yaitu HP Tasik
Besar Serkap seluas 479.691 Ha, HPT S.Padi – padi/ ogis 14.277 Ha, SM Danau
Besar/Atas 28.533 Ha, SM Tasik Belat 229 Ha, SM Tasik Metas 2.587 Ha, SM Tasik
Serkap 6.085 Ha. Berdasarkan data citra landsat tahun 1990, areal yang berhutan
pada kawasan Hutan Produksi Tasik Besar Serkap adalah seluas ± 479.665 Ha
dan berdasarkan citra landsat luas yang berhutan pada tahun 2014 adalah
± 430.931,75 Ha.
Kawasan Semenanjung Kampar sebagian besar merupakan kawasan hutan
produksi (berdasarkan TGHK) yang sebagian besar lahannya sudah memiliki izin
1.3. Sasaran
Berikut ini merupakan pengertian dari beberapa istilah yang terdapat di dalam
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap:
1). Kawasan Hutan adalah Wilayah tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah
untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.
2). Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air,
mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan
memelihara kesuburan tanah.
3). Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
memproduksi hasil hutan.
4). Penataan Hutan (Tata Hutan) adalah kegiatan rancang bangun unit
pengelolaan hutan, mencakup pengelompokan sumber daya hutan sesuai
dengan tipe ekosistem dan potensi yang terkandung di dalamnya dengan
tujuan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat
secara lestari.
5). Inventarisasi Hutan adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk
mengetahui dan memperoleh data dan informasi tentang sumber daya,
potensi kekayaan alam hutan, serta lingkungannya secara lengkap
6). Pengurusan Hutan adalah kegiatan penyelenggaraan hutan yang meliputi
perencanaan kehutanan, pengelolaan hutan, penelitian dan pengembangan,
pendidikan dan pelatihan, serta penyuluhan kehutanan dan pengawasan.
7). Pengelolaan Hutan adalah suatu kegiatan pengurusan hutan yang meliputi
kegiatan tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan,
pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan
reklamasi hutan, serta perlindungan hutan dan konservasi alam.
8). Perencanaan Kehutanan adalah proses penetapan tujuan, penetuan
kegiatan dan perangkat yang diperlukan dalam pengurusan hutan lestari
untuk memberikan pedoman dan arah guna menjamin tercapainya tujuan
penyelenggaraan kehutanan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
yang berkeadilan dan berkelanjutan.
9). Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) adalah wilayah pengelolaan hutan
sesuai fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien
dan lestari.
Tabel 2.1 Rincian Pembagian Luas Wilayah KPHP Model Tasik Besar Serkap
Luas Persentase
No Kategori Pembagian Luas Wilayah
(Ha) (%)
1. Hutan Produksi Terbatas (HPT) 2.660 0,52
2. Hutan Produksi Tetap (HP) 491.768 95,81
Hutan Produksi yang dapat Dikonversi
3. 18.848 3,67
(HPK)
Total 513.276 100,00
Sumber: SK Menhut Nomor 509/Menhut-VII/2010
Blok ini merupakan areal yang telah diterbitkan izin untuk pengelolaan
Hutan Desa. Di Blok ini terdiri dari 2 pengelolaan Hutan Desa. Peta blok
pemberdayaan masyarakat dapat dilihat pada Gambar 2.3 sebagai berikut:
Blok ini merupakan sisa areal yang tidak terbebani oleh perizinan, atau
yang disebut dengan Wilayah Tertentu KPH. Wilayah ini diamanatkan untuk
dikelola oleh KPH secara mandiri yang terdiri dari 9 Lokasi yang tersebar di
Wilayah KPHP Model Tasik Besar Serkap. Seluruh wilayah ini direncanakan
untuk pemanfaatan jasa lingkungan dan produksi Hasil Hutan Bukan Kayu.
Peta blok pemanfaatan jasa lingkungan dan produksi Hasil Hutan Bukan
Kayu dapat dilihat pada Gambar 2.4 sebagai berikut :
e. Blok Khusus
Blok khusus pada dasarnya merupakan bagian dari areal yang belum
terbebani oleh perizinan (Wilayah Tertentu). Pada areal ini dicadangkan
untuk project kerjasama antara RI-Korea dalam skema REDD+ seluas ±
14.743 Ha dan telah dilakukan tata batas. Peta blok khusus dapat dilihat
pada Gambar 2.5 sebagai berikut :
Wilayah KPHP Model Tasik Besar Serkap yang berada pada dua
Kabupaten yaitu Siak dan Pelalawan umumnya beriklim tropis. Berdasarkan
pada data dan informasi yang diperoleh dari Kabupaten Siak Dalam Angka
diketahui bahwa Kabupaten siak beriklim tropis, dengan suhu udara berkisar
antara 250 - 320 C.
Rata-rata hari hujan Kabupaten Siak per bulan per tahun adalah 7,41
hari/bulan/tahun. Rata-rata hari hujan tertinggi adalah pada tahun 2011 yaitu
sebesar 17,92 hari /bulan. Sedangkan yang terendah pada tahun 2013 yaitu
sebesar 1,45 hari /bulan. Rata-rata curah hujan Kabupaten Siak per bulan per
tahun adalah 106,53 mm. Rata-rata curah hujan per bulan tertinggi adalah pada
tahun 2011 yaitu sebesar 203,65 mm, sedangkan rata-rata curah hujan per
bulan terendah terdapat pada tahun 2013 yaitu sebesar 35,11 mm. Rincian
data Rata-Rata Hari Hujan dan Curah Hujan Kabupaten Siak per Bulan per
Tahun dapat dilihat pada Tabel 2.5 sebagai berikut :
Tabel 2.5 Rata-Rata Hari Hujan dan Curah Hujan Kabupaten Siak per Bulan per Tahun
Rata-Rata/Bulan
Kabupaten Tahun
HH CH
2004 6,08 94,58
2005 7,25 116,75
2006 4,33 82,58
2007 - -
2008 - -
Siak 2009 - -
2010 - -
2011 17,92 203,65
2012 - -
2013 1,45 35,11
2014 - -
Jumlah 37,03 532,67
Rata-Rata/Bulan/Tahun 7,41 106,53
Sumber: Siak dalam Angka 2004 s/d 2014
Selain itu berdasarkan pada data dan informasi yang diperoleh dari
Kabupaten Pelalawan Dalam Angka diketahui bahwa Kabupaten Pelalawan
beriklim tropis, dengan suhu udara berkisar antara 180 - 340 C. Rata-rata hari
hujan Kabupaten Pelalawan per bulan per tahun adalah 12,60 hari/bulan/tahun.
Tabel 2.6 Rata-Rata Hari Hujan dan Curah Hujan Kabupaten Pelalawan per Bulan per Tahun
Rata-Rata/Bulan
Kabupaten Tahun
HH CH
2004 12,92 135,28
2005 8,83 122,97
2006 14,00 185,95
2007 15,00 231,82
2008 12,92 189,51
Pelalawan 2009 12,25 161,72
2010 12,67 192,92
2011 13,92 199,53
2012 10,92 184,79
2013 - -
2014 - -
Jumlah 113,42 1604,48
Rata-Rata/Bulan/Tahun 12,60 178,28
Sumber: Pelalawan dalam Angka 2004 s/d 2014
Berdasarkan Tabel 2.7 diatas diketahui bahwa jenis tutupan lahan yang
mendominasi areal KPHP Model Tasik Besar Serkap adalah Hutan Rawa
Sekunder (53,85 %), selanjutnya diikuti dengan Hutan Tanaman (34,22%) dan
Tanah Terbuka (4,56 %) sedangkan luas penutupan lahan yang paling sedikit
adalah untuk Pemukiman (0,01 %.).
Keterangan : * Tidak semua areal konsesinya berada di dalam Kawasan KPHP Model Tasik
Besar Serkap
Luasan sebagaimana tersaji pada Tabel 2.8 diatas merupakan luasan
wilayah perizinan sesuai dengan Surat Keputusan (SK) yang diterbitkan oleh
Kementerian Kehutanan. Namun demikian tidak seluruh wilayah perizinan
tersebut berada dalam Wilayah KPHP Model Tasik Besar Serkap. Berdasarkan
hasil perhitungan dengan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) luas
keseluruhan perizinan IUPHHK-HT adalah 337.938 Ha, IUPHHK-RE adalah
129.357 Ha, dan Izin Hutan Desa adalah 2.000 Ha, dengan total luas
keseluruhan perizinan adalah 471.295 Ha.
Selain itu, terdapat juga izin penggunaan kawasan hutan berupa izin
pinjam pakai kawasan hutan untuk jalan atas nama Bupati Siak dari Sungai
Rawa ke Teluk Lanus, Kab. Siak Prov. Riau sesuai SK.323/Menhut-II/2012
tanggal 03 Juli 2012 sepanjang 59.889 meter dengan lebar 2,6 m dan luas
155,71 Ha. Selanjutnya terdapat juga persetujuan prinsip izin pinjam pakai
a. Fungsi Kawasan
Fungsi Kawasan hutan pada areal KPHP Model Tasik Besar Serkap
terdiri dari fungsi hutan produksi terbatas, hutan produksi dan hutan
produksi yang dapat di konversi. Adapun rincian masing – masing fungsi
kawasan sebagaimana tertera pada Tabel 2.9 sebagai berikut:
Tabel 2.9 Fungsi Kawasan pada KPHP Model Tasik Besar Serkap
No Fungsi Kawasan Luas (ha)
1. Hutan Produksi Terbatas 2.660
2. Hutan Produksi 491.768
3. Hutan Produksi yang di konversi 18.848
Total 513.276
Sumber: SK Menhut No. 509/Menhut-VII/2010
Gambar 2.6 Peta Kawasan pada Areal KPHP Model Tasik Besar Serkap
c. Jenis Tanah
d. Aksesibilitas Kawasan
Penutupan vegetasi pada areal KPHP Model Tasik Besar Serkap didominasi
oleh vegetasi hutan alam dan vegetasi hutan tanaman (Accasia sp., Eucallyptus sp.,
Malaleuca sp.). Tutupan vegetasi tersebut memberikan konstribusi terhadap potensi
KPHP Model Tasik Besar Serkap. Beberapa potensi yang terdapat di areal KPHP
Model Tasik Besar Serkap adalah sebagai berikut:
Potensi flora yang terdapat di areal KPHP Model Tasik Besar Serkap
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan
kayu. Penjelasan mengenai potensi hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan
kayu dijelaskan sebagai berikut:
Potensi Hasil Hutan Kayu (HHK) pada Kawasan KPHP Model Tasik
Besar Serkap dibagi kedalam 2 kategori, yaitu potensi Hasil Hutan
Kayu pada Areal Pemegang Izin dan Potensi Hasil Hutan Kayu pada
Wilayah Tertentu. Penjelasan mengenai potensi Hasil Hutan Kayu
tersebut adalah sebagai berikut:
Merupakan
8 Lokasi H Kecamatan Pelalawan 3.464 kawasan
lindung
HP The Best
9 Lokasi I Kecamatan Teluk Meranti 849
One
Total 41.981
Volume
Nama Volume
No. Koordinat Rata-Rata Keterangan
Lokasi Tegakan
(m3/ha)
Hutan
0° 39' 41" LU
primer
1. A dan 102° 39,41' 242,92 485,84
dengan ϴ
0" BT
40 cm
Hutan
00º 36’ 46,08” sekunder
2. B LU dan 102º 19’ 161,36 322,72 dengan
41,5” BT kerapatan
sedang
Hutan
0º 44’ 48,06” LU
Sekunder
3. C1 dan 102º 21’ 140,00 280,00
kerapatan
07,8” BT
tinggi
Hutan rawa
0° 44' 48,70" LU primer
4. C2 dan 102° 21' 179,71 359,42 dengan
7,0" BT kerapatan
sedang
Hutan
0° 44' 12,30" LU sekunder
5. D1 dan 102° 24' 292,92 585,84 dengan
35,5" BT kerapatan
sedang
Hutan rawa
primer
dengan
0° 41'59,4" kerapatan
6. D2 LUdan 102° 47' 108,80 217,60 sedang
01,8" BT dengan
diameter
rata-rata 30
cm
Hutan rawa
0° 41' 44,8" LU primer
7. E1 dan 102° 36' 175,49 350,98 dengan
00,3" BT kerapatan
sedang
0° 44' 26,1" LU Hutan
8. E2 dan 102° 22' 145,29 290,58 Rawa
40,9" BT Primer
Hutan
Rawa
Sekunder
0º 41’ 35,0” LU bekas
9.. F dan 102º 39’ 185,32 370,64 tebangan,
12,3” BT dengan
kondisi
Tegakan
dan
hutan rawa
primer,
diameter
pohon tidak
0° 40' 22,9" LU terlalu
10. G dan 102° 46' 133,05 266,1 besar yang
59,9" BT rata – rata
hanya
sekitar
kurang dari
30 Cm
Hutan
Mangrove
karena
didominasi
oleh Jenis
Bakau
0° 39' 56,6" LU (Rhizophora
11. J dan 103° 09' 38,12 76,24 spp)
33,2" BT dengan
kondisi
Tegakan
dan
kerapatan
tinggi dan
sedang
Seluruh
12. K 0 0 areal
terbakar
− Lokasi B
Tutupan lahan pada lokasi B yaitu 100 % berhutan.
Berdasarkan hasil kegiatan Inventarisasi pada lokasi B, dapat
disimpulkan bahwa lokasi kegiatan inventarisasi Biogeofisik
pada lokasi B, yang berada di Kecamatan Sungai Apit,
Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Lokasi kegiatan Inventarisasi
Regu B dikategorikan sebagai Hutan Sekunder karena tidak
ditemukannya bekan tebangan, dengan kondisi Tegakan dan
kerapatan tinggi dan sedang. Volume 2 plot sebesar 322,72 m3
dengan rata – rata 161,36 m³/ha. Dengan kubikasi rata – rata
per pohon terbesar mencapai 6,51m³. Jenis pohon pada lokasi
ini didominasi oleh Meranti (Shorea sp).
− Lokasi C1
Tutupan lahan pada lokasi C yaitu 100 % berhutan.
Berdasarkan hasil kegiatan Inventarisasi pada lokasi C1,
diketahui bahwa lokasi kegiatan inventarisasi Biogeofisik pada
lokasi C1, yang berada di Kec. Sungai Apit, Kabupaten Siak,
Provinsi Riau dikategorikan sebagai Hutan Rawa Sekunder
bekas tebangan, dengan kondisi Tegakan dan kerapatan tinggi.
Volume rata – rata dari 2 plot pengambilan data, mencapai 140
M³/Ha. Dengan kubikasi rata – rata per pohon terbesar
mencapai 7,79 m³, yaitu dari jenis pohon Kempas (Koompasia
mallacensis).
Sebaran pohon terbanyak dari jenis terong dan medang
yang mendominasi di kedua plot pengambilan data pada lokasi
− Lokasi C2
Lokasi C2 terletak di Desa Rawa Mekar Jaya, kecamatan
Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau. Tutupan lahan pada lokasi
C2 terdiri dari hutan, areal terbuka dan sawit. Inventarisasi
KPHP Model Tasik Besar Serkap pada lokasi C2 dilaksanakan
pada 2 (dua) unit plot contoh. Dari keseluruhan pelaksanaan
diketahui volume tegakan sebesar 359,43 m³ dengan rata –
rata volume 179,71 m³/ha. Dari hasil inventarisasi ini juga
diketahui jenis pohon didominasi oleh jenis Meranti, Kelat,
Bintangur, Balam, dan Tampui. Sedangkan jenis pohon yang
memiliki dominansi terendah adalah Bungku, Gelam Tikus,
Gerunggang, Kayu Ara, Kenari, Mahang, Meranti Bakau,
Meranti Kuning, dan Serai. Untuk tingkat permudaan diketahui
jumlah anakan pada tingkat semai rata – rata berjumlah 180
anakan semai per hektar, tingkat pancang rata – rata berjumlah
163 anakan per hektar, dan tingkat tiang rata – rata berjumlah
149 batang pohon per hektar.
Kondisi hutan secara umum di lokasi yang diinventarisasi
merupakan hutan rawa primer, namun diameter pohon tidak
terlalu besar yang rata – rata hanya sekitar kurang dari 30 cm,
diduga kedelaman gambut menjadi salah satu faktor
pertumbuhan tegakan tersebut yang diperkirakan mempunyai
kedalaman lebih dari 11 m, sehingga tegakan tidak bisa
tumbuh lebih besar dan lebih tinggi yang menyebabkan
tegakan tersebut akan rebah/tumbang karena akar tidak
mampu menahan bobot tegakan tersebut, hal ini di tandai
banyaknya pohon tumbang namun tidak ada bekas
penebangan / perambahan.
− Lokasi D2
Tutupan lahan pada lokasi D2 terdiri dari hutan, areal
terbuka dan sawit. Dari hasil Inventarisasi KPHP Model Tasik
Besar Serkap diketahui jenis pohon didominasi oleh
jenis Meranti dan Kelat. Sedangkan jenis pohon yang
memiliki dominansi terendah adalah Seminai air, Para – para,
Sentul, Paran, Temaram, Terap dan Tentulang. Untuk tingkat
permudaan diketahui jumlah anakan pada tingkat semai
rata – rata berjumlah 51 anakan semai per hektar, tingkat
pancang rata – rata berjumlah 81 anakan per hektar, dan
tingkat tiang rata – rata berjumlah 164,5 batang pohon per
hektar.
− Lokasi E1
Tutupan lahan pada lokasi E1 terdiri dari hutan, Semak
Belukar dan Areal Terbuka. Dari hasil Inventarisasi KPHP
Model Tasik Besar Serkap diketahui jenis pohon didominasi
oleh jenis Meranti, Kelat. Sedangkan jenis pohon yang memiliki
dominansi terendah adalah Bintangur, Gelam Tikus, Jerejet,
Kelincan, Mahakai, Pelintai, Sepahit.
Pada tingkat permudaan diketahui jumlah anakan pada
tingkat semai rata – rata berjumlah 145 anakan semai per
hektar, tingkat pancang rata – rata berjumlah 86 anakan per
hektar, dan tingkat tiang rata – rata berjumlah 81 batang pohon
per hektar.
Kondisi hutan secara umum di lokasi yang diinventarisasi
merupakan hutan rawa primer, yang mempunyai volume
tegakan yang cukup besar. Tetapi pada beberapa RU (Record
Unit) ditemukan tidak adanya semai, pancang, tiang, pohon,
yang ada hanya semak belukar dan tanaman rambat.Di
beberapa titik juga ditemukan jalur papan yang dibuat oleh
perambah yang digunakan membawa kayu yang telah ditebang
dan kemudian dijadikan papan. Beberapa Pohon Jenis Punak
dan Suntai juga sudah mulai ditandai oleh perambah untuk
ditebang.
− Lokasi F
Tutupan lahan pada lokasi F yaitu 100 % berhutan. Lokasi
kegiatan Inventarisasi Regu F dikategorikan sebagai Hutan
Rawa Sekunder bekas tebangan, dengan kondisi Tegakan dan
kerapatan tinggi.
Volume rata – rata dari 2 plot pengambilan data, mencapai
185,32 m³/ha. Dengan kubikasi rata – rata dari 2 plot
− Lokasi G
Tutupan lahan pada lokasi G yaitu 100 % berhutan. Dari
hasil Inventarisasi KPHP Model Tasik Besar Serkap diketahui
jenis pohon didominasi oleh jenis Meranti, Punak, dan Suntai.
Sedangkan jenis pohon yang memiliki dominansi terendah
adalah Mahang, Tempurung, Pelantikus, Piandang, Mangga
Hutan, Kundal dan Garam-Garam.
Pada tingkat permudaan diketahui jumlah anakan pada
tingkat semai rata – rata berjumlah 80 anakan semai per hektar,
tingkat pancang rata – rata berjumlah 93,5 anakan per hektar,
dan tingkat tiang rata – rata berjumlah 134 batang pohon per
hektar.
Kondisi hutan secara umum di lokasi yang diinventarisasi
merupakan hutan rawa primer, namun diameter pohon tidak
terlalu besar yang rata – rata hanya sekitar kurang dari 30 cm,
diduga kedelaman gambut menjadi salah satu faktor
pertumbuhan tegakan tersebut yang diperkirakan mempunyai
kedalaman lebih dari 11 m, Sehingga tegakan tidak bisa
tumbuh lebih besar dan lebih tinggi yang menyebabkan
tegakan tersebut akan rebah/tumbang karena akar tidak
mampu menahan bobot tegakan tersebut, hal ini di tandai
banyaknya pohon tumbang namun tidak ada bekas
penebangan / perambahan.
− Lokasi J
Tutupan lahan pada lokasi J yaitu 100 % berhutan. Lokasi
kegiatan Inventarisasi Regu Blok J dikategorikan sebagai Hutan
Mangrove karena didominasi oleh Jenis Bakau (Rhizophora sp)
dengan kondisi Tegakan dan kerapatan tinggi dan sedang.
− Lokasi K
Kondisi fisik areal Lokasi K merupakan areal bekas terbakar.
Dimana umumnya areal bekas terbakar tersebut dimanfaatkan
oleh masyarakat untuk perladangan tanaman semusim. Namun
dibeberapa tempat telah menjadi kebun kelapa dan kelapa
sawit. Hingga saat dilaksanakannya kegiatan Inventarisasi
Biogeofisik, lokasi tempat pengambilan data merupakan areal
bekas terbakar yang belum dimanfaatkan dengan kondisi
tegakan mati.
a). Damar
Lubis (1996) menyatakan bahwa Damar merupakan salah satu
jenis hasil hutan bukan kayu yang diproduksi oleh jenis-jenis
pohon dari genus: Hopea, Balonocarpus, Vatica, Canoriurn, dan
Agathis. Damar tumbuh secara alami di hutan hujan dataran rendah
sampai ketinggian sekitar 1.200 m dpl. Damar adalah istilah yang
umum digunakan di Indonesia untuk menamakan resin dari pohon-
pohon yang termasuk suku Dipterocarpaceae dan beberapa suku
pohon hutan lainnya. Kegunaan getah damar adalah sebagai
bahan baku cat, korek api, vernis, dan pelitur.
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan khususnya di Desa
Penyengat, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak Riau, damar
merupakan salah satu HHBK yang potensial untuk dikembangkan.
Masyarakat di Desa Penyengat bekerja sebagai pencari dan
pengumpul Damar. Biasanya Damar diperoleh dari areal konsesi
Hutan Tanaman (HT) perusahaan yang terbuka. Berikut ini adalah
Damar yang terdapat di Desa Penyengat:
d). Sagu
Di Indonesia, dikenal ada dua spesies sagu, yakni sagu sisika
yang berduri (Metroxylon rumphii Mart.) dan sagu beka yang tidak
e). Sukun
Buah Sukun merupakan buah yang dihasilkan oleh Tanaman
Sukun (Artocarpus communis). Buah sukun sebagai salah satu
buah dengan kandungan karbohidrat tinggi, memiliki banyak
kelebihan, diantaranya adalah kandungan phospor yang tinggi
dibandingkan dengan zat gizi lainnya.
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan di Desa Penyengat,
Tanaman Sukun dapat tumbuh dengan baik dilahan masyarakat
yang merupakan jenis tanah gambut. Tanaman Sukun berbuah
dengan baik, namun tidak adanya pemanfaatan oleh masyarakat
setempat terkait pengolahan buah sukun tersebut.
Buah Sukun dapat diolah menjadi tepung sukun yang
meruapakan merupakan bahan baku berbagai olahan makanan
seperti brownies sukun, cake sukun maupun mie sukun. Hal ini
menjadi suatu potensi yang perlu dikembangkan di Desa
Penyengat yang merupakan bagian dari kawasan KPHP Model
Tasik Besar Serkap.
Desa Rawa Mekar Jaya merupakan salah satu desa yang ada di
Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Propinsi Riau.Desa ini
merupakan pemekaran dari Desa Sungai Rawa, Kecamatan Sungai
Apit Kabupaten Siak pada tahun 2010.Pemekaran wilayah Desa Sungai
Rawa terjadi karena adanya pertambahan penduduk sehingga
menyebabkan luas area desa semakin sempit. Jarak Desa Rawa Mekar
Jaya ke Ibu Kota Kecamatan (Sungai Apit) sekitar 30 km, ke Ibu Kota
Kabupaten (Siak) sekitar 45 km dan ke Ibu Kota Propinsi (Riau) sekitar
120 km.
Luas wilayah Desa Rawa Mekar Jaya 168 km2 atau 16.800 hektar.
Batas-batas wilayah Desa Rawa Mekar Jaya adalah Sebelah Selatan
berbatasan dengan Desa Penyengat, Sebelah Utara berbatasan
dengan Desa Sungai Rawa, Sebelah Barat berbatasan dengan
Selatpanjang dan Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sungai
Rawa. Secara administratif Desa Rawa Mekar Jaya terbagi ke dalam
dua dusun yaitu Dusun 1 dan Dusun 2. Jumlah penduduk Desa Rawa
Mekar Jaya adalah 862 orang, dengan jumlah Pria sebanyak 434 orang
dan jumlah Wanita sebanyak 428 orang serta jumlah Kepala Keluarga
(KK) sebanyak 226 jiwa.
Sebagian besar lahan di Desa Rawa Mekar Jaya digunakan
sebagai lahan perkebunan (± 600 hektar). Tanaman perkebunan yang
banyak diusahakan oleh petani adalah kelapa sawit sedangkan
tanaman tahunan yang ditanam diantaranya adalah kelapa. Kelapa
sawit merupakan tanaman yang banyak dijumpai di Desa Rawa Mekar
Jaya, penanamannya menyebar rata di seluruh desa. Data penggunaan
lahan di desa Rawa Mekar Jaya disajikan dalam Tabel 2.13.
Tabel 2.13. Pola Penggunaan Lahan di Desa Rawa Mekar Jaya
No Jenis Penggunaan Lahan Luas (ha)
1 Pemukiman 50,00
2 Sawah 5,00
3 Ladang 5,00
4 Tempat Rekreasi 8,00
5 Tanah Kas Desa 550,00
6 Tanah yang belum bersertifikat 1.500,00
Jumlah
Sumber :Monografi Desa Rawa Mekar Jaya Diolah, 2014.
Tabel 2.14 Jumlah Penduduk Dan Jenis Kelamin di Desa Rawa Mekar Jaya
Jenis Kelamin
No Nama Desa Jumlah (org) KK
Pria Wanita
Tabel 2.17. Jumlah Ternak yang Ada di Desa Rawa Mekar Jaya
No Jenis Jumlah (ekor) No Jenis Jumlah (ekor)
1. Kerbau - 5. Kambing/Domba 25
2. Sapi biasa 25 6. Ayam 120
3. Kuda - 7. Itik 80
4. Babi - 8. Unggas lainnya -
Sumber : Monografi Desa Rawa Mekar Jaya Diolah, 2014
1 Pemukiman 50,00
2 Perkantoran 0,50
3 Ladang 150,00
4 Kebun swasta 270,00
5 Tanah Kas Desa 25,50
6 Tanah yang belum dikelola 13.500,00
7 Perkebunan Rakyat 150,00
8 Bangunan umum 5,00
9 Pasar desa 0,50
10 Pasar wakaf 1,00
11 Pekarangan 135,00
12 Industri 1,00
13 Pertokoan 1,00
14 Pemakaman 1,00
15 Hutan 100,00
Jumlah 14.390,50
Sumber :Monografi Desa Sungai Rawa Diolah, 2014.
Tabel 2.20 Jumlah Penduduk dan Jenis Kelamin Di Desa Sungai Rawa
Jenis Kelamin
No Nama Desa Jumlah (org) KK
Pria Wanita
1 Sungai Rawa 554 479 1.033 -
Tabel 2.23. Jenis dan Jumlah Ternak yang Ada di Desa Sungai Rawa
No Jenis Jumlah (ekor) No Jenis Jumlah (ekor)
1. Kerbau - 5. Kambing 75
2. Sapi biasa 35 6. Ayam kampung 341
3. Kuda - 7. Itik 65
4. Babi - 8. Unggas lainnya -
Sumber : Monografi Desa Sungai Rawa Diolah, 2014
1 TK 38 16,81
2 Madrasah 36 15,93
3 SD tamat 42 18,58
4 SLTP 33 14,60
5 SLTA 47 20,80
6 D1/D2/D3 24 10,62
7 S1 6 2,65
g. Kelurahan Pelalawan
j. Desa Dayun
Pada areal KPHP Model Tasik Besar Serkap terdapat 23 pemegang izin Usaha,
diantaranya 17 perusahaan pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
Hutan Tanaman (IUPHHK-HT), 4 perusahaan pemegang Izin Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu Restorasi Ekosistem (IUPHHK-RE) dan 2 Pemegang izin Usaha
Hutan Desa. Nama-nama perusahaan pemegang izin di kawasan KPHP Model Tasik
Besar Serkap terdapat pada Tabel 2.33 sebagai berikut:
Tabel 2.33 Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hutan di Kawasan KPHP Model Tasik Besar
Serkap
No. Nama Pemegang Hak Lokasi Jenis Izin Status Luas (Ha)
Kab.
1. PT. RAPP IUPHHK-HT Aktif 141.795
Pelalawan
Kab.
2. PT. Mitra Hutani Jaya IUPHHK-HT Aktif 9.240
Pelalawan
Kab.
3. PT. Satria Prkasa Agung IUPHHK-HT Aktif 11.975,15
Pelalawan
Kab.
4. PT. Triomas FDI IUPHHK-HT Aktif 9.625
Pelalawan
Kab.
5. PT. Uni Seraya IUPHHK-HT Aktif 33.360
Pelalawan
Kab.
6. PT. Putra Riau Perkasa IUPHHK-HT Aktif 15.640
Pelalawan
Kab.
7. PT. Madukoro IUPHHK-HT Aktif 15.000
Pelalawan
Kab.
8. PT. Selaras Abadi Utama IUPHHK-HT Aktif 13.600
Pelalawan
Kab.
9. CV. Bhakti Praja Mulia IUPHHK-HT Aktif 5.800
Pelalawan
Kab.
10. CV. Alam Lestari IUPHHK-HT Aktif 3.300
Pelalawan
Kab.
11. CV. Harapan Jaya IUPHHK-HT Aktif 4.800
Pelalawan
Kab.
12. CV. Tuah Negeri IUPHHK-HT Aktif 1.480
Pelalawan
Kab. Baru
13. PT. The Best One IUPHHK-RE 39.412
Pelalawan disahkan
Kab.
14. PT. Gemilang Cita Nusantara IUPHHK-RE Aktif 20.265
Pelalawan
Kab.
15. PT. Global Alam Nusantara IUPHHK-RE Aktif 32.830
Pelalawan
Kab.
16. PT. Sinar Mutiara IUPHHK-RE Aktif 36.850
Pelalawan
Hutan Desa Segamai Kec. Teluk Kab.
17. Hutan Desa Aktif 2.000
Meranti Pelalawan
Hutan Desa Serapung Kec. Kuala Kab.
18. Hutan Desa Aktif 2.000
Kampar Pelalawan
19. PT. Arara Abadi Kab. Siak IUPHHK-HT Aktif 45.431
20. PT. Ekawana Lestaridharma Kab. Siak IUPHHK-HT Aktif 9.300
PT. National Timber & Forest
21. Kab. Siak IUPHHK-HT Aktif 9.300
Product
22. PT. Balai Khayang Mandiri Kab. Siak IUPHHK-HT Aktif 22.250
Sumber: Dinas Kehutanan Provinsi Riau & Ditjen Bina Usaha Kehutanan (BUK) Kementerian
Kehutanan (2011)
Tabel 2.34 Daftar Perusahaan yang Telah Mendapatkan Sertifikat PHPL atau SVLK
No Nama Perusahaan Lembaga Penilai -VLK Kriteria dan Nomor Hasil Penilaian
A. Kabupaten Pelalawan
5 PT. Uni Seraya PT. Equality Indonesia Lulus : No. 045/EQC-VLK-III/2013 (28
Maret 2013-27 Maret 2016)
6 PT. Selaras Abadi Utama PT. Mutu Agung Memenuhi : No. LVLK-003/MUTU/LK-050
Lestari ( 25 Juni 2012-24 Juni 2015)
B. Kabupaten Siak
7 PT. Arara Abadi PT. Sarbi International Baik : No 07-SIC-04.01 (16 April 2011-15
Certification April 2014)
8 PT. Ekawana Lestari Dharma Pt. Equality Indonesia Lulus : No. 044/EQC-VLK/III/2013 (28
Maret 2013-27 Maret 2016)
9 PT. Balai Khayang Mandiri PT. TUV Rheinland Memenuhi : No. 824 303 120007 (06 Juli
Indonesia 2012-05 Juli 2015)
2.5 Kondisi KPH dalam Perspektif Tata Ruang Wilayah dan Pembangunan
Daerah
Dalam pembangunan daerah, KPHP Model Tasik Besar Serkap memiliki peran
dalam mendukung tercapainya target pembangunan, baik dalam pembangunan
jangka panjang maupun jangka menengah. Keberadaan KPHP Model Tasik Besar
Serkap dapat menjadi penggerak perekonomian dan solusi dalam pengelolaan
kawasan hutan tingkat tapak di Provinsi Riau. KPHP Model Tasik Besar Serkap
diharapkan mampu mengurangi angka kemiskinan, pembukaan lapangan kerja yang
Gambar 2.17. Peta KPHP Model Tasik Besar Serkap Berdasarkan Kawasan Hutan Provinsi
Riau (SK. Menteri Kehutanan Nomor 878/Menhut-II/2014)
Kondisi ekosistem KPHP Model Tasik Besar Serkap yang didominasi oleh
gambut tergolong rawan fisik. Pembukaan lahan gambut untuk hutan tanaman yang
disertai dengan pembuatan kanal di sekitarnya dikhawatirkan akan merubah pola
hidrologi secara ekstrim. Apabila pengaturan air terus berlanjut diperkirakan akan
berdampak pada percepatan aliran lateral dan merubah airasi sehingga akan
mempercepat proses oksidasi dan dekomposisi di kubah gambut. Dampak ikutan
berikutnya adalah meningkatnya laju emisi karbon dan laju subsidensi di KPHP
Model Tasik Besar Serkap. Permukaan gambut akan menyusut dan sangat mungkin
akan mengakibatkan permukaan tanah tenggelam di bawah permukaan laut
selamanya (Wosten et al. 1997).
Pengatusan air/pengeringan lahan gambut juga akan menyebabkan hilangnya
daya menyerap air dan daya tumpu lahan karena adanya sifat hidrofobisitas yang
tidak terbalikkan. Hal ini berdampak meningkatnya jumlah pohon yang tumbang di
kawasan hutan yang terpengaruh oleh pengeringan. Gambut yang mengalami
pengeringan berlebihan hingga merusak sifat koloid gambut juga tidak dapat
menyerap air sehingga menjadi bahan yang mudah terbakar dan meningkatkan
tingkat bahaya kebakaran di kawasan ini.
2.7.2 Perambahan
Saat ini tata hubungan kerja antara KPHP Model Tasik Besar Serkap
belum terlalu jelas. Mengingat keberadaan pemegang izin telah terlebih dulu
(a) (b)
Keterangan : (a) Kondisi tata hubungan kerja saat ini dan (b) tata hubungan kerja ideal
Gambar 2.18. Skema tata hubungan kerja antara Dinas Kehutanan, Pemegang Izin
dan KPHP Model Tasik Besar Serkap.
Dari sejumlah kebijakan yang ada menyangkut KPH, belum ada pengaturan
secara jelas, bagaimana kedudukan lembaga KPH terkait dengan lembaga
kehutanan saat ini. PP No 6 Tahun 2007 hanya mengatur bahwa pemerintah
dan atau pemerintah provinsi dan atau pemerintah kabupaten/kota sesuai
kewenangannya menetapkan organisasi KPH sehingga bagaimana kedudukan
lembaga KPH dengan lembaga kehutanan daerah yang ada dan UPT
Kementerian Kehutanan yang ada di daerah belum jelas.
Visi KPHP Model Tasik Besar Serkap tahun 2015-2024 adalah “Menjadi
pengelola Kawasan Hutan Rawa Gambut yang Unggul, produktif, ekonomis,
lestari, rendah emisi serta berbasis kemitraan masyarakat”.
Wilayah KPHP Model Tasik Besar Serkap yang merupakan bagian dari
Ekosistem Semenanjung Kampar, memiliki kompleksitas tersendiri dalam
pengelolaanya. Hal ini disebabkan oleh adanya berbagai macam kepentingan yang
bernaung dalam wilayah tersebut. KPHP Model Tasik Besar Serkap diharapkan
mampu mengelola wilayahnya sehingga dapat menjadi pengelola yang unggul,
produktif karena dapat menjadikan wilayah kelolanya sebagai salah satu sumber
kegiatan perekomomian, ekonomis dengan memberdaya gunakan sumberdaya yang
ada dengan baik dan tepat sasaran, lestari, rendah emisi serta berbasis kemitraan
masyarakat. KPHP Model Tasik Besar Serkap akan menjadi ujung tombak
pengelolaan hutan tingkat tapak yang mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang hidup di sekitar kawasannya.
Areal kerja KPHP Model Tasik Besar Serkap didominasi oleh areal
kerja pemegang izin. Kondisi saat ini mengenai areal pemegang izin
tersebut adalah pada sebagian areal pemegang izin sudah dilakukan
kegiatan tata batas, sedangkan sebagiannya lagi sedang dalam proses
kegiatan tata batas. KPHP Model Tasik Besar Serkap dibagi ke dalam
5 blok yang dapat dilakukan pengelolaan di dalam wilayah kerjanya,
sebagaimana tersaji pada Tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1 Penataan Blok yang Terdapat di KPHP Model Tasik Besar Serkap
No Nama Blok Luas (Ha) Persentase (%)
1 Blok Pemanfaatan HHK-HT 337.938 65,84
2 Blok Pemanfaatan HA/RE 129.357 25,2
3 Blok Pemberdayaan Masyarakat 4000 0,78
4 Blok Pemanfaatan Kawasan, 27.238 5,31
Jasa Lingkungan & HHBK
5 Blok Khusus 14.743 2,87
Total 513.276 100,00
Sumber : Data Olahan KPHP Model Tasik Besar Serkap, 2014
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, terlihat bahwa di KPHP Model Tasik
Besar Serkap memiliki luasan yang paling besar dari Blok Pemanfaatan
HHK-HT, yaitu seluas 337.938 Ha. Luas Blok yang besar tersebut
sebanding dengan pemegang izin pemanfaatan HHK-HT yang terdapat
pada KPHP Model Tasik Besar Serkap. Oleh karena itu, adanya
pembagian blok yang jelas seperti ini diharapkan dapat mempermudah
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sudah dibuat dalam
RPHJP tahun 2015-2024, salah satunya kegiatan Monitoring dan
Evaluasi Perizinan di Wilayah KPHP Model Tasik Besar Serkap.
Pada penataan blok tersebut, terdapat wilayah tertentu yang belum
dibebani izin pengelolaan dan dapat dilakukan pemanfaatan, yaitu
seluas 41.981 Ha. Wilayah tertentu dibagi ke dalam Blok Pemanfaatan
Pada areal kerja KPHP Model Tasik Besar Serkap, sebagian besar
sudah dibebani oleh perizinan. Beberapa perizinan tersebut meliputi
17 Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu – Hutan Tanaman
(IUPHHK – HT) dengan luas 337.938 Ha, 4 Izin Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu – Restorasi Ekosistem (IUPHHK – RE) seluas
129.357 Ha dan 2 Izin Hutan Desa seluas 4.000 Ha. Oleh karena itu,
luas total wilayah perizinan yang terdapat di KPHP Model Tasik Besar
Serkap adalah seluas 471.295 Ha.
Selain itu, pada areal kerja KPHP Model Tasik Besar Serkap juga
terdapat izin penggunaan kawasan hutan berupa izin pinjam pakai
kawasan hutan. Izin pinjam pakai kawasan hutan untuk jalan atas nama
Bupati Siak dari Sungai Rawa ke Teluk Lanus, Kab. Siak Prov. Riau
sesuai SK.323/Menhut-II/2012 tanggal 03 Juli 2012 sepanjang 59.889
meter dengan lebar 2,6 m dan luas 155,71 Ha. Selanjutnya terdapat
juga persetujuan prinsip izin pinjam pakai kawasan hutan untuk
kegiatan operasi produksi sumur minyak dan gas bumi seluas 1,44 Ha
an. SKK Migas-BOB Bumi Siak Pusako Pertamina Hulu sesuai surat
Menteri Kehutanan Nomor : S.476/Menhut-VII/2013.
b. Pendapatan masyarakat
KPHP Model Tasik Besar Serkap sebagai institusi pengelolaan hutan tingkat
tapak tentunya harus memiliki rencana pengelolaan hutan baik untuk jangka panjang
maupun jangka pendek. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)
disusun untuk merencanakan pengelolaan hutan oleh KPHP Model Tasik Besar
Serkap selama jangka waktu 10 (sepuluh) tahun.
Penyusunan rencana kerja untuk jangka waktu tersebut, KPHP Model Tasik
Besar Serkap telah melakukan beberapa proses identifikasi dan inventarisasi
terhadap faktor – faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pengelolaan
hutan secara lestari baik terhadap produksi maupun kondisi hutan. Beberapa
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 100
bahan baku industri kertas dan industri palet kayu. Dipilihnya jenis ini untuk
pengembangan budidaya tanaman kehutanan dikaitkan dengan kesesuaian tempat
tumbuh di areal KPHP Model Tasik Besar Serkap yang umumnya merupakan areal
gambut dan berdasarkan hasil inventarisasi Biogeofisik, jenis mahang banyak
dijumpai pada kawasan bekas pembukaan lahan.
Sedangkan untuk pengembangan budidaya Hasil Hutan Bukan Kayu diarahkan
kepada jenis tanaman Gaharu, Karet, Sagu dan Rotan serta pemanfaatan getah
damar dari tumbuhan Dipterocarpaceae. Selain pemanfaatan tumbuhan sebagai
produk HHBK juga dikembangkan Budidaya Lebah Madu di lingkungan masyarakat
di dalam atau sekitar kawasan hutan sedangkan terhadap masyarakat yang
kehidupannya di pesisir pantai akan dikembangkan budidaya tambak perikanan di
sepanjang tepian hutan bakau. Pemilihan jenis tanaman serta budidaya madu dan
budidaya tambak perikanan dikaitkan dengan sosial budaya masyarakat yang
berada di dalam dan sekitar kawasan KPHP Tasik Besar Serkap sebagai
implementasi pengelolaan KPHP yang berbasis kearifan lokal.
Untuk pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam di KPHP Model Tasik
Besar Serkap akan dikembangkan paket wisata alam berupa penelusuran sungai
menuju danau alami yang juga dapat dikombinasi dengan wisata memancing. Pada
kawasan konservasi yang berada di dalam kawasan KPHP Tasik Besar Serkap akan
dikembangkan penangkaran salah satu jenis ikan langka dan dilindungi yaitu ikan
arwana yang memiliki habitat di Kawasan Konservasi Suaka Margasatwa Danau
Besar Danau Bawah. Penangkaran ini dimasukan dalam rencana pengelolaan
Suaka Marga Satwa Danau Besar dan Danau Bawah mengingat saat ini ikan arwana
di Sungai Rawa yang berhulu di Danau Besar dan Danau Bawah telah sulit untuk
dijumpai karena banyaknya penangkapan yang dilakukan oleh oknum masyarakat
tanpa disertai pengawasan yang ketat.
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 101
kemantapan kawasan dari perambahan hutan diharapkan dapat diatasi
oleh program-program kemitraan dan pemberdayaan masyarakat yang
diselenggarakan maupun difasilitasi oleh KPHP Model Tasik Besar Serkap.
Pemeliharaan terhadap keanekaragaman hayati dapat lebih terjamin
karena diperoleh joint programme antara KPHP Model Tasik Besar Serkap
dengan pemegang izin terutama dalam hal perancangan dan pengelolaan
areal dengan nilai konservasi tinggi serta dukungan KPHP Model Tasik Besar
Serkap terhadap IUPHHK-RE.
KPHP Model Tasik Besar Serkap mempunyai areal yang mendominasi
ekosistem Semenanjung Kampar. Ekosistem ini dicirikan oleh keberadaan
Hutan Rawa Gambut dan untuk itu pemerintah telah memberikan kebijakan
yang jelas melalui INPRES Moratorium yaitu INPRES No 6 Tahun 2013
tentang Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola
Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut, yang merupakan perpanjangan dari
INPRES No 10 Tahun 2011 yang lebih dikenal dengan INPRES Moratorium
yang sudah berakhir pada bulan Mei 2013. Moratorium tersebut dimaksudkan
untuk menghentikan sementara terhadap kegiatan-kegiatan eksploitatif
tertentu di hutan gambut sampai dengan terjadinya perubahan tata kelola
kehutanan yang lebih baik.KPHP Model Tasik Besar Serkap adalah bentuk
perbaikan tata kelola kehutanan di tingkat tapak dan oleh karenanya secara
tepat merespon pesan utama dari INPRES tersebut.
Keberadaan KPHP Model Tasik Besar Serkap diharapkan mampu
bekerjasama dengan para pemegang izin dan para pihak lainnya untuk
meyelenggarakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan.
Dengan demikian kebakaran hutan yang bersifat meluas dapat ditangani pada
tingkat landscape yang dikelola dan dikendalikan bersama oleh KPHP Model
Tasik Besar Serkap bersama mitranya.
KPHP Model Tasik Besar Serkap diharapkan mampu berkomunikasi
dan memfasilitasi kelancaran program CSR dari perusahaan pemegang izin.
Dana-dana CSR dapat dipergunakan untuk membiayai modal awal kemitraan
usaha dengan masyarakat dan program-program kesehatan lingkungan
termasuk diantaranya program sungai bersih. KPHP Model Tasik Besar
Serkap juga diharapkan memfasilitasi pelaksanaan kewajiban pemegang izin
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 102
dalam pemantauan dan kelola lingkungan sebagaimana dimandatkan di
dalam dokumen Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL).
KPHP Model Tasik Besar Serkap juga mempunyai mandat untuk
bekerja bersama dengan para pemegang izin dan mitranya untuk
selalu meningkatkan kinerjanya. Peningkatan kinerja diukur dari aspek
produksi/ekonomi, aspek sosial dan aspek lingkungan. Pada kaitan ini KPHP
Model Tasik Besar Serkap menggunakan standar kinerja pengelolaan hutan
produksi lestari sebagaimana telah dicantumkan di dalam Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor : 09.1/Kpts-II/2000 tentang Kriteria dan Standar
Pengelolaan Hutan Produksi Secara Lestari. Dengan demikian KPHP Model
Tasik Besar Serkap mempunyai posisi yang paling tepat untuk bekerja
mendampingi pemegang izin dan membina secara terstruktur di tingkat tapak.
Dengan adanya KPHP Model Tasik Besar Serkap pengelolaan
kawasan konservasi dilakukan secara lebih intensif melalui kerjasama antara
Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Riau dengan KPHP
Model Tasik Besar Serkap. Intensifikasi kerjasama diharapakan mampu
membuka peluang-peluang untuk pemanfaatan yang lestari berbasis potensi
yang ada di dalam kawasan konservasi tersebut.
Pada saaat KPHP Model Tasik Besar Serkap telah beroperasi secara
penuh, maka akan diperoleh pendapatan yang lebih besar. KPHP Model Tasik
Besar Serkap diharapkan mampu membangkitkan pendapatan dari
pengelolaan wilayah tertentu. KPHP Model Tasik Besar Serkap juga
diharapkan bekerjasama dengan para pemegang izin untuk menciptakan
kemitraan usaha terutama hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan
sehingga daripadanya akan diperoleh pendapatan yang signifikan.
KPHP Model Tasik Besar Serkap juga akan memperoleh bagian pendapatan
dari kemitraan usaha dengan masyarakat.
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 103
Di dalam mengelola wilayah tertentu KPHP Model Tasik Besar Serkap
akan menyelenggarakan kelas perusahaan sebagai berikut:
Tabel 4.4. Kelas Perusahaan yang Direncanakan di Wilayah Tertentu KPHP Model
Tasik Besar Serkap
Kelas Perusahaan
No Tempat Kayu (Pertukangan, Jasling (Karbon,
HHBK Keterangan
Bahan Baku Serpih) Penangkaran, dll)
KPHP,
1 Lokasi A Karet , MPTS
Kemitraan
Rotan, Madu, KPHP,
2 Lokasi B Karbon, sumber benih
Damar, MPTS Kemitraan
Bira – bira dan Gaharu, Karet, KPHP,
3 Lokasi C
Mahang MPTS Kemitraan
Karet, Rotan, Sagu,
Bira – bira dan KPHP,
4 Lokasi D Madu, Damar,
Mahang Kemitraan
MPTS
Kemitraan RI-
5 Lokasi E Karbon, sumber benih
Korea
Rotan, Madu, KPHP,
6 Lokasi F Karbon, Wisata Alam
Damar Kemitraan
Rotan, Madu, KPHP,
7 Lokasi G Karbon, Wisata Alam
Damar Kemitraan
Rotan, Madu, KPHP,
8 Lokasi H Jabon Wisata Alam
Damar, MPTS Kemitraan
Sumber benih, wisata KPHP,
9 Lokasi I
Alam Kemitraan
Budidaya Kepiting
KPHP,
10 Lokasi J Bakau, Arwana, Wisata Alam
Kemitraan
dan Buaya
Bira – bira dan Rotan, Sagu, Madu KPHP,
11 Lokasi K
Mahang Damar, MPTS Kemitraan
Sumber benih, wisata
Areal Pengelolaan
12 Alam, dan penangkaran
Konservasi kolaboratif
in-situ
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 104
Analisis data dan proyeksi kondisi KPHP Model Tasik Besar Serkap
pada Tahun 2024 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Kerangka Analisis dan Proyeksi Kondisi KPHP Model Tasik Besar Serkap
Aspek Strategis Status 2014 Harapan/Proyeksi 2023
Status SDH
Konflik dan perambahan
• Konflik dan
ditangani secara kolaboratif
perambahan ditangani
• Kepentingan (Konflik
oleh masing – masing
Perambahan)
perusahaan
Keanekaragaman hayati
dan ekosistem gambut
• Keanekaragaman
diurus dan dikelola pada
hayati dan ekosistem
tingkat landscape oleh kph
gambut dikelola
• Lingkungan bekerjasama dengan para
ditingkat unit
(Keanekaragaman hayati dan pihak.
perusahaan menurut
Gambut)
kemampuan
perusahaan
SDH dimanfaatkan kayu
dan non kayu dan jasling
• SDH dimanfaatkan
melalui kerjasama antara
kayunya oleh
• Pemanfaatan (IUPHHK-HTI) kph dengan perusahaan,
perusahaan
masyarakat dan lembaga
lain
Kontribusi KPH
KPH dapat menghitung
sendiri PAD yang berasal
• Masih Dikelola Oleh dari perizinan – perizinan di
Dinas Kehutanan dalam areal kerja KPH
Kabupaten Atau Yang
• Pendapatan Asli Daerah
Membidangi. Masyarakat dapat berperan
(PAD) (Pendapatan Nasional
serta dalam pengelolaan
Bukan Pajak (PNBP), Pajak)
• Masih Dilakukan pemanfaatan areal melalui
Sebatas Kebutuhan dan program CSR didalam
• Rencana pengelolaan
Kemampuan kawasan perizinan melalui
masyarakat (Corporate Social
Pendanaan oleh fasilitasi KPH
Responsibility /CSR),
perizinan Melakukan kerjasanma
kemitraan, Hutan Desa)
dengan pihak ke 3 atau
masyarakat dalam
• Project Management pemanfaatan areal
• Kemitraan KPH (Kemitraan
Unit Korea-Indonesia kawasan yang belum
WT, Carbon, Bisnis lain)
FMU/REDD+ Joint dibebani perizinan untuk
Project in Tasik Besar meningkatkan pendapatan
Serkap dan kesejahteraan
masyarakat sekitar
kawasan
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 105
4.3. Analisis kesenjangan
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 106
BAB V
RENCANA KEGIATAN
Dalam rangka mewujudkan visi KPHP Model Tasik Besar Serkap sebagai
pengelola kawasan hutan rawa gambut yang unggul, produktif, ekonomis, lestari,
rendah emisi dan berbasis kemitraan masyarakat, maka diperlukan rencana-rencana
kegiatan yang dapat mewujudkan visi tersebut selama periode 2015-2024. Setiap
rencana yang dibuat merupakan penyesuaian dari hasil analisis keadaan lapangan
wilayah KPHP Model Tasik Besar Serkap.
Rencana kegiatan KPHP Model Tasik Besar Serkap selama periode
2015-2024 meliputi 16 kegiatan, yaitu sebagai berikut:
1. Inventarisasi berkala wilayah kelola serta penataan hutan,
2. Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu KPHP Model Tasik Besar
Serkap,
3. Pemberdayaan masyarakat di sekitar KPHP Model Tasik Besar Serkap,
4. Pembinaan dan pemantauan (controlling) pada areal KPHP Model Tasik
Besar Serkap,
5. Peyelenggaraan rehabilitasi pada areal di luar izin,
6. Pembinaan dan pemantauan (controlling) pelaksanaan rehabilitasi dan
reklamasi pada areal yang sudah ada izin pemanfaatan dan pengunaan,
7. Penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam,
8. Penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang izin,
9. Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait,
10. Penyediaan dan peningkatan kapasitas sdm,
11. Penyediaan pendanaan,
12. Penyediaan database
13. Rasionalisasi wilayah kelola,
14. Review rencana pengelolaan,
15. Pengembangan investasi, dan
16. Pembangunan sistem MRV yang terintegrasi pada tingkat KPHP Model
Tasik Besar Serkap
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 107
5.1 Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola serta Penataan Hutan
5.2 Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu KPHP Model Tasik Besar
Serkap
Wilayah tertentu merupakan wilayah hutan yang situasi dan kondisinya belum
menarik bagi pihak ketiga untuk mengembangkan pemanfaatannya, berada di luar
areal izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan. Pada kawasan KPHP
Model Tasik Besar Serkap terdapat areal yang belum dibebani oleh perizinan
dengan luasan sebesar 41.981Ha. Namun, dari luas total areal tersebut sebagian
areal yaitu seluas 14.743 Ha telah dicadangkan untuk project kerjasama RI-Korea
dalam skema REDD+. Jadi, terdapat sekitar 27.238 Ha sisa areal yang tidak
terbebani oleh perizinan pada Wilayah KPHP Model Tasik Besar Serkap. Areal ini
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 108
dijadikan sebagai Wilayah Tertentu yang pengelolaannya akan dilakukan oleh KPHP
Model Tasik Besar Serkap.
Pemanfaatan hutan pada Wilayah Tertentu KPHP Model Tasik Besar Serkap
terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu : identifikasi potensi dan penyusunan business
plan pemanfaatan kawasan hutan, jasa lingkungan dan hasil hutan kayu/bukan kayu
(HHK/HHBK, Karbon), identifikasi potensi dan penyusunan business plan kerjasama
pemanfaatan hutan melalui pola kemitraan dengan masyarakat, pemanfaatan
wilayah tertentu untuk usaha jasa lingkungan, hasil hutan kayu/hasil hutan bukan
kayu dan karbon oleh KPHP Model Tasik Besar Serkap, membangun kerjasama
pemanfaatan wilayah tertentu dengan pihak swasta, membangun kerjasama wilayah
tertentu dengan pihak masyarakat, pemanfaatan wilayah tertentu untuk usaha
budidaya arwana, kepiting dan buaya, pemanfaatan wilayah tertentu untuk usaha
budidaya sagu, karet dan tanaman hortikultura dan pemanfaatan wilayah tertentu
untuk usaha budidaya Buaya.
5.4 Pembinaan dan Pemantauan (controlling) pada Areal KPHP Model Tasik
Besar Serkap
KPHP Model Tasik Besar Serkap merupakan wilayah pengelolaan hutan yang
didominasi oleh berbagai bentuk penggunaan kawasan hutan. Penggunaan kawasan
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 109
hutan tersebut harus dilakukan tanpa mengubah status dan fungsi pokok kawasan
hutan. Dalam upaya memastikan terwujudnya fungsi pokok kawasan hutan yaitu
fungsi konservasi, lindung dan produksi maka diperlukan dilakukannya kegiatan
pembinaan dan pemantauan terhadap berbagai bentuk penggunaan kawasan hutan
yang berada di wilayah KPHP Model Tasik Besar Serkap.
Pembinaan dan pemantauan yang dilakukan meliputi beberapa kegiatan, yaitu:
pembinaan dan pemantauan usaha pemanfaatan pada wilayah KPHP Model Tasik
Besar Serkap, pembinaan dan pemantauan pelaksanaan penataan batas luar areal
kerja unit pemanfaatan hutan pada wilayah KPHP Model Tasik Besar Serkap,
pembinaan dan pemantauan kegiatan perlindungan hutan berbasis pemberdayaan
masyarakat di dalam areal KPHP Model Tasik Besar Serkap dan pembinaan
pemantauan potensi konflik dan resolusi konflik pada wilayah KPHP Model Tasik
Besar Serkap.
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 110
terhadap lahan tersebut. Selain itu kegiatan lainnya adalah rehabilitasi kawasan
pesisir pantai. Tujuan kegiatan rehabilitasi kawasan pesisir pantai adalah untuk
memulihkan fungsi hutan yang berada di sekitar ekosistem Semenanjung Kampar.
Pada wilayah yang telah dibebani oleh perizinan, kegiatan rehabilitasi dan
reklamasi hutan dan lahan menjadi tanggung jawab para pemegang izin tersebut.
KPHP Model Tasik Besar Serkap sebagai institusi tingkat tapak berkewajiban
melaksanakan kegiatan pembinaan dan pemantauan (controlling) atas kegiatan
rehabilitasi dan reklamasi hutan dan lahan para pemegang izin yang areal kerjanya
termasuk ke dalam kawasan KPHP Model Tasik Besar Serkap.
Kegiatan-kegiatan pembinaan dan pemantauan tersebut dilakukan setiap
tahunnya. Beberapa kegiatan yang akan dilakukan terdiri dari pembinaan dan
pemantauan rehabilitasi hutan rawa gambut bersama para pemegang izin dengan
pendampingan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS), pembinaan dan
pemantauan rehabilitasi hutan rawa gambut bersama masyarakat dengan
pendampingan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS), pembinaan dan
pemantauan reklamasi tambang bersama para pemegang izin dengan
pendampingan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) dan pembinaan
dan pemantauan restorasi ekosistem dengan pendampingan Balai Pemantauan
Pemanfaatan Hutan Produksi (BP2HP).
Sebagai suatu institusi pengelola kawasan hutan tingkat tapak, KPHP Model
Tasik Besar Serkap bertugas untuk melakukan koordinasi dan sinergi dengan
instansi dan stakeholder terkait. Koordinasi merupakan suatu kegiatan yang
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 112
dilakukan untuk menyatukan suatu tujuan, dalam hal ini adalah tujuan mengelola
kawasan KPHP Model Tasik Besar Serkap agar tetap lestari. Kegiatan koordiansi
dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait dilakukan setiap tahun. Berbagai
instansi dan stakeholder tersebut diantaranya Kementerian Kehutanan, Dinas
Kehutanan Kabupaten Siak, Dinas Kehutanan Kabupaten Pelalawan, Dinas
Kehutanan Provinsi Riau, APHI, LSM JIKALAHARI, BBKSDA Riau, BP2HP Wilayah
III Pekanbaru, BPDAS INROK, BPKH Wilayah XIX Pekanbaru, Dinas Pariwisata
Provinsi Riau, Dinas Kelautan dan Perikanan BPM, masyarakat di desa-desa sekitar
KPHP Model Tasik Besar Serkap.
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 113
Kegiatan-kegiatan penyediaan dana APBN, APBD, Bantuan Luar Negeri (BLN)
dan sumber lainnya diperlukan hingga KPHP Model Tasik Besar Serkap mampu
berdiri sendiri atau mampu menghasilkan dari pengelolaan wilayah kelolanya.
Kegiatan-kegiatan penyediaan pendanaan lainnya adalah dengan melakukan
penyiapan PPK-BLUD. Sebagai awal kegiatan pengelolaan KPHP Model Tasik
Besar Serkap telah melakukan kerjasama dengan pihak luar negeri dalam hal ini
adalah Korea. Kerjasama yang dilakukan adalah proyek pencadangan karbon dalam
skema REDD+, dengan begitu pendanaan beberapa program kegiatan di awal
pembangunan KPHP Model Tasik Besar Serkap selain berasal dari APBN, APBD
juga berasal dari proyek kerjasama ini.
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 114
areal kerja Hak Guna Usaha (HGU) Sawit dan penyelesaian legalitas perubahan
kawasan lainnya.
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 115
5.16 Pembangunan Sistem MRV (Measurement, Reporting, Verification) yang
Terintegrasi pada Tingkat KPHP Model Tasik Besar Serkap
Penjelasan setiap rencana kegiatan yang akan dilakukan dapat dilihat pada
Tabel 5.1. berikut ini:
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 116
Tabel 5.1. Rencana kegiatan KPHP Model Tasik Besar Serkap
Tata Waktu
Judul Rencana Sumber Lokasi
No Keterangan
Kegiatan Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Dana Kegiatan
Pengumpulan
data hasil
kegiatan IHMB
pada areal
perizinan yang
- √ - - - - - - - - -
terdapat di
wilayah kerja
KPHP Model
Tasik Besar Areal kerja
Serkap pemegang
Inventarisasi APBN izin
berkala Monitoring hasil atau IUPHHK-
wilayah inventarisasi APBD HT dan
1 dalam rangka
kelola serta √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ IUPHHK-
penataan Rencana Kerja RE
hutan Tahunan (RKT)
pemegang izin
Setiap Tahun
Inventarisasi
potensi hasil
hutan bukan kayu
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
(HHBK) pada
areal izin
pemanfaatan
Inventarisasi APBN, Lokasi-
potensi kayu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ APBD lokasi
berkala dan pada
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 117
Tata Waktu
Judul Rencana Sumber Lokasi
No Keterangan
Kegiatan Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Dana Kegiatan
Pembuatan dan Pihak Wilayah
Pengamatan Lainnya Tertentu
Permanent √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Setiap Tahun
Sampling Plot
(PSP)
Inventarisasi
potensi hasil
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
hutan bukan kayu
(HHBK) berkala
Inventarisasi
potensi satwa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
berkala
Inventarisasi
potensi jasa
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
lingkungan
berkala
Identifikasi
potensi dan
Pemanfaatan penyusunan
Project KI
hutan pada business plan
FMU
Wilayah pemanfaatan
REDD, Wilayah
2. Tertentu kawasan hutan, √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
APBN tertentu -
KPHP Model jasa lingkungan
dan
Tasik Besar dan hasil hutan
APBD
Serkap kayu/ bukan kayu
(HHK/HHBK,
Karbon)
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 118
Tata Waktu
Judul Rencana Sumber Lokasi
No Keterangan
Kegiatan Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Dana Kegiatan
Identifikasi
potensi dan
penyusunan
business plan
kerjasama
- √ - - - - - - - -
pemanfaatan
hutan melalui
pola kemitraan
dengan pihak
swasta
Identifikasi APBN,
potensi dan APBD
penyusunan dan
business plan Pihak
kerjasama - √ √ √ √ √ √ √ √ √ Lainnya
pemanfaatan
hutan melalui
pola kemitraan
dengan
masyarakat
Setiap Tahun
Pemanfaatan
wilayah tertentu
untuk usaha Jasa
lingkungan, Hasil
Hutan Kayu/
Hasil Hutan - √ √ √ √ √ √ √ √ √
Bukan Kayu dan
karbon oleh
KPHP Model
Tasik Besar
Serkap
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 119
Tata Waktu
Judul Rencana Sumber Lokasi
No Keterangan
Kegiatan Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Dana Kegiatan
Membangun
kerjasama
pemanfaatan
- √ √ √ √ √ √ √ √ √
wilayah tertentu
dengan pihak
swasta
Membangun
kerjasama
pemanfaatan
- √ √ √ √ √ √ √ √ √
wilayah tertentu
dengan pihak
masyarakat
Pemanfataan
wilayah tertentu
untuk usaha
- √ √ √ √ √ √ √ √ √
budidaya
Arwana, Kepiting
dan Buaya
Pemanfaatan
wilayah tertentu
untuk usaha
budidaya Sagu, - √ √ √ √ √ √ √ √ √
Karet dan
Tanaman
Hortikultura
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 120
Tata Waktu
Judul Rencana Sumber Lokasi
No Keterangan
Kegiatan Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Dana Kegiatan
Peningkatan
Desa-
kapasitas
Desa di
Pemberdayaan masyarakat desa
APBN, sekitar
masyarakat di di sekitar KPHP
APBD KPHP
3. sekitar KPHP Model Tasik - √ √ √ √ √ √ √ √ √ Setiap Tahun
dan Model
Model Tasik Besar Serkap di
Pihak Tasik
Besar Serkap bidang Usaha
Lainnya Besar
Kecil Menengah
Serkap
(UKM)
Fasilitasi
pengembangan
unit UKM di desa-
desa sekitar - √ √ √ √ √ √ √ √ √
KPHP Model
Tasik Besar
Serkap
Identifikasi dan
pembuatan
business plan
potensi wisata di
- √ √ √ √ √ √ √ √ √
desa-desa sekitar
KPHP Model
Tasik Besar
Serkap
Pembangunan
usaha wisata di
desa-desa sekitar
- √ √ √ √ √ √ √ √ √
KPHP Model
Tasik Besar
Serkap
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 121
Tata Waktu
Judul Rencana Sumber Lokasi
No Keterangan
Kegiatan Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Dana Kegiatan
Optimalisasi
lahan tidak
produktif di desa-
desa sekitar
KPHP Model
Tasik Besar - √ √ √ √ √ √ √ √ √
Serkap untuk
kegiatan
agroforestry dan
atau
agrosilvopastura
Pembangunan
usaha tambak
silvofishery
- √ √ √ √ √ √ √ √ √
(Kepiting bakau)
bersama
masyarakat
Pembinaan Pembinaan dan
IUPHHK-
dan pemantauan Setiap
APBN, HT,IUPHH
pemantauan usaha Tahun,
APBD K-RE,
(controlling) pemanfaatan termaksuk
4. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ dan Hutan
pada areal pada wilayah juga
Pihak Desa dan
KPHP Model KPHP Model pemegang
Lainnya Wilayah
Tasik Besar Tasik Besar izin berbasis
Tertentu
Serkap Serkap masyarakat
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 122
Tata Waktu
Judul Rencana Sumber Lokasi
No Keterangan
Kegiatan Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Dana Kegiatan
Pembinaan dan
pemantauan
pelaksanaan
penataan batas
luar areal kerja
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
unit pemanfaatan
hutan pada
wilayah KPHP
Model Tasik
Besar Serkap
Pembinaan dan
pemantauan
kegiatan
perlindungan
hutan berbasis Setiap Tahun
pemberdayaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
masyarakat di
dalam areal
KPHP Model
Tasik Besar
Serkap
Pembinaan,
pemantauan
potensi konflik,
dan resolusi
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
konflik pada
wilayah KPHP
Model Tasik
Besar Serkap
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 123
Tata Waktu
Judul Rencana Sumber Lokasi
No Keterangan
Kegiatan Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Dana Kegiatan
Identifikasi lahan
kritis dan areal - √ √ √ √ √ √ √ √ √ Terlebih
terganggu dahulu
Lahan dilakukan
Kritis identifikasi
lahan kritis
Penyelenggar APBD, yang berada
aan APBN di luar areal
5. rehabilitasi Rehabilitasi lahan dan perizinan
pada areal di kritis dan areal - √ √ √ √ √ √ √ √ √ Pihak pada KPHP
luar perizinan terganggu lainnya Model Tasik
Besar
Pesisir Serkap.
pantai di Kegiatan ini
dalam dilakukan
Rehabilitasi wilayah setiap tahun
kawasan pesisir - √ √ √ √ √ √ √ √ √ KPHP
pantai Model
Tasik
Besar
Serkap
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 124
Tata Waktu
Judul Rencana Sumber Lokasi
No Keterangan
Kegiatan Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Dana Kegiatan
Pembinaan
dan Pembinaan dan
Pemantauan pemantauan
(controlling) rehabilitasi hutan
pelaksanaan rawa gambut
APBN,
rehabilitasi bersama para
APBD Areal
dan pemegang izin
6. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ dan pemegang Setiap Tahun
reklamasi dengan
Pihak izin
pada areal pendampingan
Lainnya
yang sudah Balai
ada izin Pengelolaan
pemanfaatan Daerah Aliran
dan Sungai (BPDAS)
pengunaan
Pembinaan dan
pemantauan
rehabilitasi hutan
rawa gambut
bersama
masyarakat Wilayah Setiap 2
√ - √ - √ - √ - √ √
dengan Tertentu Tahun Sekali
pendampingan
Balai
Pengelolaan
Daerah Aliran
Sungai (BPDAS)
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 125
Tata Waktu
Judul Rencana Sumber Lokasi
No Keterangan
Kegiatan Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Dana Kegiatan
Pembinaan dan
pemantauan
reklamasi
tambang
bersama para
pemegang izin
dengan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pendampingan
Balai
Areal
Pengelolaan
Pemegang Setiap Tahun
Daerah Aliran
Izin
Sungai (BPDAS),
BP2HP
Pembinaan dan
pemantauan
Restorasi
Ekosistem √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan
pendampingan
(BP2HP)
Kerjasama
Penyelenggar konservasi di
areal KPHP APBN,
aan
perlindungan Model Tasik √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ APBD Kawasan
7. Besar Serkap dan Konservas Setiap Tahun
hutan dan
dengan BBKSDA Pihak i
konservasi
Riau Lainnya
alam
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 126
Tata Waktu
Judul Rencana Sumber Lokasi
No Keterangan
Kegiatan Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Dana Kegiatan
Pengamanan
hutan bersama
masyarakat, Wilayah
pemegang izin Tertentu
BBKSDA Riau, √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ dan Areal
KPHP Model Pemegang
Tasik Besar Izin
Serkap dan pihak
terkait lainnya
Pembinaan dan
pemantauan
Pencegahan dan
penanggulangan Areal
kebakaran hutan KPHP
dan lahan Model
bersama Tasik
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
masyarakat, Besar
pemegang izin, Serkap
BBKSDA Riau, dan
KPHP Model Sekitarnya
Tasik Besar
Serkap dan pihak
terkait lainnya.
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 127
Tata Waktu
Judul Rencana Sumber Lokasi
No Keterangan
Kegiatan Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Dana Kegiatan
Koordinasi dan
sinkronisasi
dengan
pemegang izin:
melakukan
kegiatan Sharing
dan flowing:
1. Membuka
Komunikasi
2. Sosialisasi dan
konsultasi
Penyelenggar RPHJP
aan
3. Penyusunan APBN,
koordinasi
protocol tata APBD Areal
dan
8. hubungan kerja √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ dan Pemegang *)
sikronisasi
Pihak Izin
antar 4. Membuka Lainnya
pemegang kerjasama untuk
izin pemberdayaan
masyarakat
5. Membuka
kerjasama untuk
penanggulangan
perambahan
6. Membuka
kerjasama untuk
penanggulangan
kebakaran lahan
dan hutan
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 128
Tata Waktu
Judul Rencana Sumber Lokasi
No Keterangan
Kegiatan Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Dana Kegiatan
7.Menyelenggara
kan pelayanan
integrasi dan
legalisasi
rencana karya
8.Menyelenggara
kan pelayanan
fasilitasi
penyelesaian
masalah –
masalah
administrasi dan
kepemerintahan
yang dihadapi
oleh pemegang
izin
9.Menyelenggara
kan sistem
pelaporan
bersama
Koordinasi dan
sinkronisasi
dengan
masyarakat: APBN,
melakukan APBD Wilayah
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ *)
kegiatan Sharing dan pihak Tertentu
dan flowing lainnya
1. Membuka dan
memelihara
komunikasi
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 129
Tata Waktu
Judul Rencana Sumber Lokasi
No Keterangan
Kegiatan Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Dana Kegiatan
2. Sosialisasi
dan konsultasi
RPHJP
3. Penyusunan
sistem kemitraan
4. Membangun
usaha sistem
kemitraan
5. Membuka
kerjasama untuk
penanggulangan
kebakaran lahan
dan hutan
6.Menyelenggara
kan pelayanan
fasilitasi
penyelesaian
masalah –
masalah
administrasi dan
kepemerintahan
yang dihadapi
oleh masyarakat
7.Menyelenggara
kan sistem
pelaporan
bersama
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 130
Tata Waktu
Judul Rencana Sumber Lokasi
No Keterangan
Kegiatan Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Dana Kegiatan
Koordinasi
Koordinasi dan
dan sinergi APBN,
sinergi dengan
dengan APBD
9. instansi dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ *) Setiap Tahun
instansi dan dan pihak
stakeholder
stakeholder lainnya
terkait
terkait
Penyusunan
kebutuhan
SDM akan
difinalisasi
bersamaan
dengan
penyusunan
bussines
plans.
Dengan
Penyediaan KPHP demikian
APBN,
dan Penyusunan Model akan
APBD
10. peningkatan analisis √ - - - - - - - - - Tasik diperoleh
dan pihak
kapasitas kebutuhan SDM Besar daftar
lainnya
SDM Serkap kebutuhan
SDM yang
sesuai
dengan
lahan profesi
yang akan
dikembangka
n oleh KPHP
Model Tasik
Besar
Serkap.
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 131
Tata Waktu
Judul Rencana Sumber Lokasi
No Keterangan
Kegiatan Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Dana Kegiatan
Pemerinta
h,
Pemerinta
h Daerah Disesuaikan
Recruitment SDM √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ dan KPHP dengan
Model kebutuhan
Tasik
Besar
Serkap
Peningkatan
Dalam dan
kapasitas /
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Luar
Training SDM
Negeri
dan Masyarakat
KPHP
Sertifikasi Model
kompetensi/ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Tasik
profesi SDM Besar
Serkap
KPHP
Pembinaan,
Model
pemantauan dan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Tasik
evaluasi kinerja
Besar
SDM
Serkap
Penyediaan dana KPHP
Dana
Anggaran Model
Penyediaan Konvergensi
11. Pendapatan dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ APBN Tasik
pendanaan Kementrian
Belanja Negara Besar
Kehutanan
(APBN) Serkap
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 132
Tata Waktu
Judul Rencana Sumber Lokasi
No Keterangan
Kegiatan Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Dana Kegiatan
Penyediaan dana
Anggaran
Pendapatan dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ APBD -
Belanja Daerah
(APBD)
Penyediaan dana
Project
Bantuan Luar √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ BLN
kerjasama
Negeri (BLN)
Penyediaan dana Perusahaan,
Sumber
dari sumber dana √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ LSM dan
dana lain
lain lainya
Penyiapan PPK-
√ √ - - - - - - - - APBN -
BLUD
Database
SDH,
Management
dan Bisnis,
Penyediaan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ REDD+,
Database
KPHP DAS,
APBN, Gambut,
Model
Penyediaan APBD Sosial dan
12. Tasik
database dan pihak Konservasi
Besar
lainnya
Serkap
Pengumpulan
data pengelolaan
Fasilitasi
hutan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
BUK
daripemegang
izin dan mitra
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 133
Tata Waktu
Judul Rencana Sumber Lokasi
No Keterangan
Kegiatan Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Dana Kegiatan
Pengumpulan
data pengelolaan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
hutan dari
instansi terkait
Scanning -
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Dokumen
Digitasi peta
perizinan dan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pengelolaan
hutan
Akhir Tahun
2024 Seluruh
Capacity Building √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Personil
KPHP telah
disertifikasi
Penyediaan
Sesuai
sarana dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kebutuhan
prasarana
Analisa
penutupan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Setiap Tahun
vegetasi dan
kebakaran hutan
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 134
Tata Waktu
Judul Rencana Sumber Lokasi
No Keterangan
Kegiatan Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Dana Kegiatan
Pembuatan/peng
elolaan WEB
KPHP Model √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tasik Besar
Serkap
Pemasaran
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
produk online
Rasionalisasi
luas wilayah
KPHP
kelola KPHP APBN,
Model
Model Tasik APBD
- √ - - - - - - - - Tasik -
Besar Serkap dan pihak
Besar
dengan lainnya
Serkap
Rasionalisasi perkembangan
13. wilayah RTRWP
kelola
Stakeholder
APBN, terkait :
Penyelesaian APBD, Dishutbun
Triomas
legalitas areal √ √ √ - - - - - - - dan Siak, BPN
FDI, Siak
kerja HGU Sawit Perusaha Kabupaten
an Siak, BPN
Provinsi Riau
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 135
Tata Waktu
Judul Rencana Sumber Lokasi
No Keterangan
Kegiatan Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Dana Kegiatan
KPHP
Penyelesaian APBN,
Model
legalitas APBD
- - √ √ √ √ √ √ √ √ Tasik -
perubahan dan pihak
Besar
kawasan lainnya lainnya
Serkap
Review deskripsi
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
wilayah
Review visi dan KPHP
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ APBN,
Review misi Model
APBD Saat
14. rencana Tasik
dan pihak dibutuhkan
pengelolaan Review rencana Besar
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ lainnya
Serkap
kegiatan
Review peta-peta √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Penyusunan KPHP
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Model
Business Plan
Tasik
Pembentukan Besar
√ - - - - - - - - -
PPK-BLUD Serkap
Pengembangan APBN,
usaha Hasil
15.
Pengembang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ APBD
an Investasi Hutan Kayu dan pihak
(HHK) lainnya
Pengembangan
usaha Hasil
hutan bukan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kayu, termasuk
lebah madu
hutan
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 136
Tata Waktu
Judul Rencana Sumber Lokasi
No Keterangan
Kegiatan Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Dana Kegiatan
Pengembangan
usaha Karet
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
(Hevea
brasiliensis)
Wilayah
Pengembangan
Tertentu
usaha Sagu
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ KPHP
(Metroxylon
Model
sagu)
Tasik
Besar
Serkap
dan desa -
sekitar
Pengembangan
usaha budidaya
Silvofishery
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
termasuk
Arwana, Kepiting
dan Buaya
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 137
Tata Waktu
Judul Rencana Sumber Lokasi
No Keterangan
Kegiatan Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Dana Kegiatan
Pengembangan
usaha budidaya
tanaman
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Agroforestry dan
atau
agrosilvopastura
Pengembangan
usaha kredit √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
karbon
Menjalin Stakeholder
kemitraan (minimal 3
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan (tiga) naskah
stakeholder Wilayah kerjasama)
Tertentu
Penangkaran Sesuai
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Rusa kebutuhan
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 138
Tata Waktu
Judul Rencana Sumber Lokasi
No Keterangan
Kegiatan Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Dana Kegiatan
Pengembangan
kegiatan aksi
penurunan emisi
dengan
pemegang izin Kawasan
Kerjasama
lain dan pihak KPHP
RI-Korea
lain melalui Model
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ sebagai
berbagai skema Tasik
kegiatan
yang ada Besar
awal
(perdagangan Serkap
karbon,
supported NAMA,
+
REDD , green
CSR)
Pembangunan
mekanisme
APBN,
kelembagaan
APBD
MRV tingkat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dan pihak
Pembanguna KPHP Model
lainnya
n sistem MRV Tasik Besar
yang Serkap
terintegrasi
16.
pada tingkat
Sinkronisasi
KPHP Model
sistem MRV
Tasik Besar
KPHP Model APBN,
Serkap
Tasik Besar APBD
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Serkap dengan dan pihak
sistem MRV lainnya
tingkat propinsi
dan nasional
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 139
Tata Waktu
Judul Rencana Sumber Lokasi
No Keterangan
Kegiatan Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Dana Kegiatan
Pembangunan
kapasitas SDM
pada KPHP
Model Tasik
Besar Serkap APBN,
dalam APBD
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
melaksanakan dan pihak
kegiatan lainnya
pengukuran dan
pelaporan hutan
lestari yang
rendah emisi
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 140
Keterangan :
1. Terhadap Potensi Hasil Hutan Kayu, Hasil Hutan Bukan Kayu dan Jasa
Lingkungan, dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Hasil hutan kayu dikembangkan pemanfaatannya sesuai dengan
rencana karya umum pemegang izin yang beroperasi diareal kerja KPH
TBS. di wilayah tertentu KPH TBS tidak mempunyai rencana untuk
pengembangan bisnis HHK.
b. Potensi HHBK yang teridentifikasi selama proses inventarisasi, survey
sosial ekonomi, konsultasi publik, dan proses penyusunan rencana
adalah sebagai berikut:
1) Sagu
2) Karet
3) Ikan konsumsi
4) Ikan hias
5) Sayuran dan holtikultura
6) Buah – buahan
7) MakananSuplemen/ Obat - obatan
8) Walet
9) Lebah Madu
10) Penangkaran Rusa
c. Potensi Jasa Lingkugan
1) Wisata alam Bono
2) Wisata Pantai
3) Wisata minat khusus/ tasik
4) Karbon
2. *) Stakeholder terkait antara lain : Kementerian Kehutanan, Dinas
Kehutanan Kabupaten Siak, Dinas Kehutanan Kabupaten Pelalawan, Dinas
Kehutanan Provinsi Riau, APHI, LSM JIKALAHARI, BBKSDA Riau, BP2HP
Wilayah III Pekanbaru, BPDAS INROK, BPKH Wilayah XIX Pekanbaru,
Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Dinas Kelautan dan Perikanan BPM,
masyarakat di desa-desa sekitar KPHP Model Tasik Besar Serkap
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 141
BAB VI
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
6.1. Pembinaan
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 142
6.2. Pengawasan
6.3. Pengendalian
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 143
Pengendalian terhadap program kemitraan dengan masyarakat, untuk
mendapatkan hasil maksimal dari program kemitraan dengan masyarakat yang
dilakukan dalam kawasan KPHP Model Tasik Besar Serkap sebaiknya mengandung
prinsip partisipatif, keterbukaan, kesetaraan yang didasari pada keberlanjutan sosial dan
lingkungan.
Proses pengendalian atas program kemitraan dengan masyarakat dilaksankan
bersama-sama melalui perencanaan, untuk dapat mengetahui capaian/hasil yang
disepakati maupun kendala yang dihadapi sehingga ada solusi atas persoalan yang
muncul.
Program kemitraan yang dikembangkan dalam kawasan KPHP Model Tasik
Besar Serkap selain memberi manfaat secara ekonomi bagi masyarakat juga mampu
menciptakan atmosfir kondusif parapihak dalam pengelolaan kawasan KPH.
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 144
BAB VII
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
7.1 Pemantauan
Pemantauan pengelolaan KPHP Model Tasik Besar Serkap dimulai dari tingkat
pusat hingga daerah. Pada tingkat pusat, pemantauan dapat dilakukan oleh
Kementerian Kehutanan melalui Menteri Kehutanan. Pada tingkat daerah, pemantauan
dapat dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Riau melalui Gubernur dan Kepala Dinas
Kehutanan serta Pemerintah Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan. Sedangkan di
tingkat tapak dapat dilakukan oleh Pengelola KPHP Model Tasik Besar Serkap sendiri.
Pemantauan dilakukan secara berkala setahun sekali. Namun dalam keadaan tertentu
dapat dilakukan pemantauan secara khusus. Hasil pemantauan dapat dijadikan alat
untuk perbaikan dan penyesuaian kembali terhadap kegiatan-kegiatan pengelolaan
KPHP Model Tasik Besar Serkap agar tetap sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan yang terjadi.
7.2 Evaluasi
Evaluasi dapat dilakukan oleh Kementerian Kehutanan untuk tingkat pusat. Pada
tingkatan daerah, Pemerintah Provinsi Riau melalui Kepala Dinas Kehutanan dan
Pemerintah Kabupaten Siak serta Kabupaten Pelalawan dapat memberikan penilaian
atau evaluasi terhadap kegiatan KPHP Model Tasik Besar Serkap. Adapun evaluasi
secara internal dilakukan oleh Pengelola KPHP Model Tasik Besar Serkap sendiri untuk
tingkat tapak. Evaluasi dilakukan secara berkala setahun sekali. Namun dalam keadaan
tertentu dapat dilakukan evaluasi secara khusus. Hasil evaluasi dapat dijadikan bahan
rujukan untuk perbaikan dan penyesuaian kembali terhadap kegiatan-kegiatan
pengelolaan KPHP Model Tasik Besar Serkap agar tetap berjalan sesuai dengan target
dan tingkat pencapaian yang telah ditentukan.
7.3 Pelaporan
Pelaporan dilakukan kepada instansi vertikal yang memiliki keterkaitan secara
kewenangan teknis dan politis (kebijakan). Pada tingkat Pusat, pelaporan disampaikan
kepada Kementerian Kehutanan melalui Menteri Kehutanan. Pada tingkat Provinsi,
pelaporan disampaikan kepada Gubernur Provinsi Riau melalui Kepala Dinas
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 147
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Pelalawan, 2014. Pelalawan dalam Angka 2014. Diakses
dari http://pelalawankab.bps.go.id/publikasi2014/dda_2014/index.html (21
November 2014) (15.00 WIB)
Badan Pusat Statistik Siak, 2014. Siak Dalam Angka 2014. Diakses dari
http://siakkab.bps.go.id/?hal=publikasi_detil&id=43. (21 November 2014)
(15.15 WIB)
Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XIX, 2014. 14 jenis penutupan lahan di
Wilayah KPHP Model Tasik Besar Serkap. Pekanbaru
Bintoro, H.M.H. 2008. Bercocok Tanam Sagu. IPB Press. Bogor. 71 hal.
Dinas Kehutanan Provinsi Riau & Ditjen Bina Usaha Kehutanan (BUK) Kementerian
Kehutanan. 2011. Data Pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hutan di Kawasan
KPHP Model Tasik Besar Serkap.
Dinas Kehutanan Provinsi Riau. 2013. Laporan Tahunan Dinas Kehutanan Provinsi
Riau
Eyes on the Forest (2005). News: APRIL’S New Road Threatens Natural Forest in
Kampar Peninsula. Diakses dari
http://www.eyesontheforest.or.id/index.php?page=news&action=view&id=11
(10 Oktober 2014) (11.00 WIB)
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 148
FAO. 1999. Non Wood Forest Products and Income Generation. FAO Corporate
Document Repository. Departement of Forestry FAO, Rome.
Wösten, J.H.M., A.B. Ismail, and A.L.M. van Wijk. 1997. Peat subsidence and its
practical implications: A case study in Malaysia. Geoderma 78: 25-36.
WWF Indonesia. 2006. Overview of the Status of Natural Forests in Kuala Kampar,
Riau, Sumatera, Indonesia: Proposed Expansion of the Peninsula’s Existing
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 149
Conservation Areas. Submitted to the Indonesian Ministry of Forestry on 7
February 2006
RPHJP KPHP Model Tasik Besar Serkap 2015 - 2024 Page 150
LAMPIRAN