8152 16106 1 SM

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.

3 Maret 2015 (175-182) ISSN: 2337-6732

PENGUJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG


DENGAN VARIASI RATIO TULANGAN TARIK

Stevie Andrean
M. D. J. Sumajouw, Reky S. Windah
Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil Manado
Email:stevee.pai@gmail.com

ABSTRAK
Beton bertulang adalah bahan yang sangat luas dipakai dalam perencanaan konstruksi, dan
diketahui banyak sekali parameter yang ada dalam pembentukan elemen beton bertulang seperti
tinggi, lebar, luas penulangan, regangan baja, regangan beton, tegangan baja dan sebagainya.
Tulisan ini menyajikan hasil penelitian mengenai hubungan antara jumlah tulangan tarik pada balok
beton bertulang dan kekuatan lentur balok tersebut. Dari hasil penelitian eksperimential di
laboratorium terhadap balok beton bertulang yang diberikan variasi tulangan tarik, maka diperoleh
suatu nilai kekuatan lentur balok yang berbeda pula. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin
besar ratio tulangan tarik maka semakin besar pula kekuatan lentur yang didapat. Dalam penelitian
ini menunjukan efisiensi penulangan dimana kita harus memperhatikan besar benda uji yang
digunakan serta alat tes yang akan digunakan, karena pada pengujian ini menggunakan alat tes
lentur hidrolik maka beban saat runtuh belum tercapai yang artinya pada saat baja memberikan
kekuatan lawan beton sudah hancur duluan dan mesin berhenti otomatis. Untuk itu perlu adanya
mesin lentur yang bekerja hingga menghasilkan beban maksimum atau beban runtuh agar bias dilihat
kemampuan maksmimal dari balok tersebut.

Kata kunci : Beton,Kuat Lentur, Tulangan Tarik

PENDAHULUAN merupakan elemen yang cukup besar


peranannya dalam memikul beban, terutama
Beton merupakan material yang beban lentur. Pada perencanaan lentur balok
sangat mendominasi bahan untuk kontruksi. beton bertulang, jumlah tulangan dapat
Hal ini disebabkan bahan pembuat beton ditambah atau dikurangi yang nantinya akan
mudah didapat, lebih murah dan lebih praktis menyebabkan keruntuhan tarik,keruntuhan
dalam pengerjaan serta mampu menahan tekan dan keruntuhan seimbang.
beban yang besar. Beton Bertulang adalah Dilihat dari fungsi tulangan sebagai
beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah pemikul gaya tarik, maka tidak menutup
tulangan yang tidak kurang dari nilali kemungkinan apabila balok beton bertulang
minimum yang direncanakan. Kekuatan, tersebut dibuat dengan jumlah dan luas
keawetan dan sifat Beton Bertulang yang lain tulangan yang berbeda. Oleh karena itu
tergantung dari sifat-sifat bahan dasar dalam pengujian kita akan melihat seberapa
pembentuknya, nilai perbandingan bahan- besar pengaruh perubahan jumlah dan luas
bahannya, serta jumlah dan luas tulangan tulangan pada daerah tarik terhadap kuat
yang terdapat pada beton tersebut. lentur balok beton bertulang dengan dimensi
Menurut Mosley dan Bungay (1989) balok serta mutu beton yang sama. Dalam
kekuatan tarik beton besarnya hanya kira-kira pengujian akan dilihat seberapa kuat Balok
10% kekuatan tekan. Oleh karena itu hampir dapat menahan beban sampai mencapai titik
seluruh perencanaan konstruksi beton runtuh atau hancur.
bertulang direncanakan dengan anggapan
bahwa beton sama sekali tidak memikul gaya
tarik. Tulanganlah yang direncanakan untuk Tujuan Penelitian
memikul gaya tarik. Tujuan dari penelitian ini adalah :
Balok sebagai elemen struktur yang 1. Untuk mendapatkan nilai beban
sekarang dijumpai, dalam aplikasi dilapangan maksimum yang mampu dipikul balok

175
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.3 Maret 2015 (175-182) ISSN: 2337-6732

sampai hancur dengan jumlah dan luas rendah. Sedangkan tulangan baja akan
tulangan yang berbeda. memberikan kekuatan tarik yang diperlukan.
2. Penelitian ini untuk membandingkan Dengan adanya kelebihan masing-masing
nilai uji lentur balok secara laboratorium elemen tersebut, maka konfigurasi antara
dan secara analitis. beton dan tulangan baja diharapkan dapat
saling bekerja sama dalam menahan gaya-
gaya yang bekerja dalam struktur tersebut,
Manfaat Penelitian dimana gaya tekan ditahan oleh beton
- Sebagai bahan masukan bagi perencana
untuk menentukan jenis keruntuhan yang
sedangkan gaya tarik oleh tulangan baja
akan dihasilkan Balok ataupun batang terlentur adalah
- Sebagai bahan masukan bagi perencana salah satu diantara elemen-elemen struktur
dalam merencanakan tulangan tarik yang yang paling banyak dijumpai pada setiap
akan digunakan struktur. Balok adalah elemen struktur yang
memikul beban yang bekerja tegak lurus
Bagan Alir Penelitian dengan sumbu longitudinalnya. Hal ini
menyebabkan balok itu melentur.

Material pembentuk balok beton


Untuk memahami dan mempelajari
seluruh perilaku elemen gabungan diperlukan
pengetahuan tentang karakteristik masing-
masing komponen. Beton dihasilkan dari
sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi
sejumlah material pembentuknya (Nawy,
1998 ).
Bahan pembentuk beton terdiri dari
campuran agregat halus dan kasar dengan
semen dan air sebagai pengikatnya.

Agregat
Agregat merupakan komponen beton
yang paling berperan dalam menentukan
besarnya. Pada beton biasanya terdapat
sekitar 60% sampai 80% volume agregat.
Agregat ini harus bergradasi sedemikian rupa
sehingga seluruh massa beton dapat
berfungsi sebagai benda utuh, homogen dan
Gambar 1. Bagan alir penelitian rapat, dimana agregat yang berukuran kecil
berfungsi sebagai pengisi celah yang ada
LANDASAN TEORI diantara agregat berukuran besar. Agregat
dapat dibagi menjadi :
Tinjauan umum 1. Agregat Kasar
Pada dasarnya beton bertulang 2. Agregat Halus
merupakan gabungan logis dari dua jenis
SEMEN PORTLAND
bahan/material yaitu beton polos dan
tulangan baja. Beton Polos merupakan bahan Semen Portland adalah semen
yang memiliki kekuatan tekan yang tinggi hidrolis yang dihasilkan secara menghalus-
akan tetapi memilih kekuatan tarik yang kan klinker yang terutama terdiri dari silikat-

176
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.3 Maret 2015 (175-182) ISSN: 2337-6732

silikat kalsium yang bersifat hidrolis direncanakan sesuai peraturan diharapkan


ditambah dengan bahan yang mengatur berperilaku seperti itu.
waktu ikat (umumnya gips) (CUR 2, 1993).
Semen berfungsi merekatkan butir-butir Pada perencanaan tulangan lentur
agregat agar membentuk suatu massa padat balok beton bertulang, keruntuhan tarik
dan juga untuk mengisi rongga udara terjadi apabila :
diantara butir agregat. Semen merupakan
(1)
bahan ikat yang penting dan banyak
digunakan dalam pembangunan fisik di 2. Keruntuhan Tekan(Over-reinforced)
sektor konstruksi sipil. Jika semen ditambah
air akan menjadi pasta semen. Jika pasta Keruntuhan Tekan terjadi bila jumlah
semen ditambah agregat halus akan menjadi tulangan vertical banyak maka keruntuhan
mortar dan jika semen ditambah air ditambah dimulai dari beton sedangkan tulangan
agregat halus dan agregat kasar akan menjadi bajanya masih elastis, yaitu apabila regangan
campuran beton segar yang setelah mengeras baja (εs) lebih kecil dari regangan beton (εy).
akan menjadi beton keras ( concrete ). Penampang seperti itu disebut penampang
over-reinvorced, sifat keruntuhannya adalah
AIR getas (non-daktail). Suatu kondisi yang
berbahaya karena penggunaan bangunan
Air digunakan sebagai bahan pencampur
tidak melihat adanya deformasi yang besar
dan pengaduk beton untuk mempermudah
yang dapat dijadikan pertanda bilamana
pekerjaan. Menurut PBBI 1971 N.I.– 2,
struktur tersebut mau runtuh, sehingga tidak
pemakaian air untuk beton tersebut sebaiknya
ada kesempatan untuk menghindarinya
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
terlebih dahulu.
1. Air harus bersih
Pada perencanaan tulangan lentur
2. Tidak mengandung lumpur
balok beton bertulang, keruntuhan tekan
3. Tidak mengandung garam-garam yang
terjadi apabila :
dapat merusak beton seperti asam, zat
organik (2)
4. Tidak mengandung minyak dan alkali.
5. Tidak mengandung senyawa asam 3. Keruntuhan Balance

Jenis Keruntuhan Lentur Keruntuhan Balance terjadi jika baja


dan beton tepat mencapai kuat batasnya,
Dengan data-data penampang, mutu yaitu apabila regangan baja (εs) sama besar
beton dan tulangan yang digunakan, ada 3 denga regangan beton (εy). Jumlah
kemungkinan jenis keruntuhan yang penulangan yang menyebabkan keruntuhan
mungkin terjadi, balance dapat dijadikan acuan untuk
menentukan apakah tulangan tarik sedikit
1. Keruntuhan Tarik (UnderReinforced)
atau tidak, sehingga sifat keruntuhan daktail
Keruntuhan Tarik terjadi bila jumlah atau sebaliknya.
tulangan baja tarik sedikit sehingga tulangan
Pada perencanaan tulangan lentur
tersebut akan leleh terlebih dahulu sebelum
balok beton bertulang, keruntuhan balance
betonnya pecah, yaitu apabila regangan baja
terjadi apabila :
(εs) lebih besar dari regangan beton (εy).
Penampang seperti itu disebut penampang (3)
under-reinforced, perilakunya sama seperti
yang diperlihatkan pada balok uji yaitu
daktail (terjadinya deformasi yang besar
sebelum runtuh). Semua balok yang

177
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.3 Maret 2015 (175-182) ISSN: 2337-6732

Diagram Perhitungan Analitis Nilai fs’ dimasukkan kedalam


persamaan (5) sehingga menghasilkan
persamaan sebagai berikut :

0.85.fc’.b.β1.c2 + ((As’.600)-(As.fy)).c – As’.d’.600 (7)

Dari persamaan kuadrat diatas didapat nilai a


dan c yang baru. Setelah nilai a dan c didapat
maka nilai fs’ baru bisa diperoleh, maka
persamaan momen maksimum menjadi
seperti berikut :

Mn = (As.fy-As’.fs’)( ) +( As’.fs’) (d-d’) (8)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Pada bagian ini akan membahas
tentang hasil eksperimential dari laboratorim
untuk uji kuat lentur dengan variasi tulangan
tarik serta hubungan antara hasil eksperi-
mential laboratium dan hasil perhitungan
analitis. Dan juga akan mengkaji keruntuhan
yang diakibatkan dari balok tersebut.
Gambar 2. Diagram Perhitungan Analisis
Pengujian Kuat Tarik Baja
Analisa Tulangan
Dalam penelitian ini digunakan besi
Adapun dalam perencanaan dengan
dengan berbeda ukuran, besi yang digunakan
menggunakan analisa tulangan rangkap
adalah besi Ø6 mm, Ø8 mm, Ø10 mm, Ø12
dimana. Dalam kasus tulangan rangkap bisa
mm. Dimana besi Ø8, Ø10, Ø12 akan
didapatkan kondisi pada saat tulangan tekan
digunakan sebagai tulangan tarik adalah besi
leleh (fs=fy) dan kondisi tulangan tekan
Ø6 mm akan digunakan sebagai sengkang.
belum leleh (fs≠fy). Untuk kriterian tulangan
Uji tarik diperlukan agar mengetahui
tekan sudah leleh atau belum bisa digunakan
seberapa besar kuat tarik yang dapat dihasil
persamaan sebagai berikut :
oleh besi tersebut, pengujian kuat tarik
menggunakan mesin tarik merek
0,85. 1 fc ' d ' 600
  '  (4) CONTROLS di laboratorium, hasil dari
fy d 600  fy pengujian sebagai berikut

Dari persamaan keseimbangan regangan Tabel 1. Nilai pemeriksaan kuat tarik besi
dan tegangan untuk analisa tulangan rangkap Besi As [mm2] Fy[MPa]
didapat persamaan untuk menentukan nilai
momen maksimum yang didapat 8 50.24 298.7
Untuk Kondisi Tulangan Tekan Leleh : 10 78.5 315.5
12 113.04 383.5
Mn = (As – As’) fy ( ) + As’.fy (d-d’) (5) Fy rata-rata 332.56

Sedangkan untuk Tulangan Tekan Dari hasil pengujian kuat tarik


Belum Leleh : menunjukan kekuatan tarik baja yang ada
fy ≠ fs sudah bisa memenuhi nilai fy minimum baja
sebesar 240 MPa, maka besi bisa digunakan
( ) (6) untuk perencanaan balok beton bertulang.

178
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.3 Maret 2015 (175-182) ISSN: 2337-6732

Pengujian Karakteristik Material Pada setiap pengecoran kita perlu


melakukan pengecoran untuk kubus dan
Pada penelitian ini kita perlu silinder agar kita dapat melihat kuat tekan
memeriksa agregat yang akan digunakan agar yang dapat dihasil oleh campuran tersebut,
mengetahui karakteristik material yang akan karena pada pengujian kuat lentur kita tidak
kita gunakan. Pengujian ini juga bisa bisa mendapatkan kuat tekan beton. Nilai
memberi gambaran pada kita untuk kuat tekan yang direncanakan adalah sebesar
merencanakan komposisi campuran yang 25 MPa dengan nilai slump yang berkisar
akan kita gunakan. Hasil pengujian ini 9.5-10.5 mm. Hasil pengujian kuat tekan
menghasilkan komposisi campuran sebagai sebagai berikut:
berikut :
Tabel 3. Hasil Pengujian kuat tekan Silinder dan
Benda uji yang digunakan adalah Kubus
(150x150x600), dalam satu kali pengecoran
bisa didapat 2 buah benda uji balok, 1
silinder (10x20) dan 1 kubus (15x15x15)
1. AIR = 6.04 kg
2. SEMEN = 12.85 kg
3. PASIR = 25.76 kg
4. KERIKIL = 35.57 kg Hasil pengujian kubus dan silinder
Pemeriksaan Nilai Slump mendapatkan nlai kuat tekan rata-rata sebesar
26.45 MPa yang artinya sudah mendekati
Salah satu metode yang digunakan dengan kuat tekan rencana.
untuk mengetahui workability campuran
beton adalah dengan cara pemeriksaan nilai Pengujian Kuat Lentur
slump. Nilai slump merupakan nilai Tabel 4. Hasil Pengujian Kuat Lentur Balok Beton
perbedaan tinggi dari adukan dalam suatu Bertulang
cetakan berbentuk kerucut terpancung
dengan tinggi adukan setelah cetakan
diambil. Nilai slump diukur pada setiap
pengecoran
Tabel 2. Nilai pengujian Slump
No Pengecoran Nilai Slump [cm]
1. Pengecoran 1 9.6
2. Pengecoran 2 9.5
3. Pengecoran 3 10 Pengujian kuat lentur menggunakan
4. Pengecoran 4 10.5 mesin tes lentur tipe CONTROLS, dimana
5. Pengecoran 5 10.3 keruntuhan yang direncanakan adalah
6. Pengecoran 6 10.8 keruntuhan tarik. Variasi tulangan yang
digunakan dimulai dari ρmin hingga ρmaks.
Dari hasil yang didapat, nilai slump Nilai ρmin dan ρmaks didapat dari
rata-rata 10.16 cm. nilai slump yang perencanaan uji kuat tarik dan uji kuat tekan.
diberikan oleh SNI untuk pengecoran balok Dimensi benda uji sangat mempengaruhi
adalah 7.5 – 15 cm. nilai yang didapat bisa nilai kuat lentur yang didapat sedangkan luas
digunakan dalam pengecoran benda uji. tulangan tarik sangat mempengaruhi pola
retak yang akan dihasilkan serta kekuatan
Pengujian Kuat Tekan maksimum beban untuk membuat balok
runtuh. Hasil dari pengujian eksperimential
di laboratorium sebagai berikut :

179
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.3 Maret 2015 (175-182) ISSN: 2337-6732

Berikut hasil perhitungan disajikan


dalam bentuk grafik untuk melihat
perbandingan yang dapat dihasilkan

Grafik 1. Grafik hubungan antara luas tulangan tarik


dan kenaikan beban

Grafik 1 menunjukan peningkatan


beban yang diberikan oleh variasi tulangan
tarik. Semakin besar luas tulangan yang
digunakan maka semakin besar pula beban Grafik 2. Perbandingan Beban P maksimum antara
yang akan dihasilkan oleh balok tersebut. Hitungan Analitis dan Laboratorium
Pada luas tulangan tarik sebesar 565.2 mm2
Grafik 2 menunjukan perbandingan
beban tidak mencapai beban maksimum
yang cukup besar terdapat pada benda uji D.
karena telah terjadi keruntuhan tekan
Mesin berhenti ketika beton mengalami retak
sehingga pada saat mesin memberikan beban
pertama, oleh karena itu nilai beban tidak
yang besar beton sudah hancur duluan maka
mencapai nilai maksimum. Hasil yang
beban maksimum belum bias tercapai.
didapat dari laboratorium tidak mendapatkan
Keruntuhan ini terjadi karena ratio
hasil yang maksimum karena defleksi yang
tulangan yang besar pada perencanaan
dihasilkan tidak mencapai daerah III dimana
sedangkan benda uji yang digunakan hanya
benda uji sudah mengalami keruntuhan.
kecil. Dalam perencanaan memang variasi ini
masih termasuk dalam tulangan tarik namun
didalam uji eksperimential didapat
keruntuhan tekan. Hal yang sangat
mempengaruhi juga adalah Fy (kuat tarik
baja) yang digunakan, karena semakin besar
kuat tarik yang digunakan berbanding
terbalik dengan luas tulangan yang akan
digunakan

Hasil Penelitian
Hasil-hasil tes balok percobaan Grafik 3. Perbandingan Lendutan antara Hitungan
disajikan dalam bentuk tabel (lihat tabel) Analitis dan Laboratorium
yang diperbandingkan dengan hasil
perhitungan analitis dan selanjutnya disajikan Perbandingan yang cukup besar yang
dalam bentuk grafik hubungan antara jumlah ditampilkan oleh grafik 2 sangat berpengaruh
tulangan tarik dan beban P. juga terhadap nilai lendutan yang didapat,
karena dalam perhitungan nilai yang
Tabel 6. Perbandingan hasil perhitungan analitis dan digunakan adalah nilai beban yang didapat
hasil penelitian di laboratorium dari perhitungan dan juga nilai laboratoium.
Lendutan yang dihasilkan juga sangatlah
kecil, lendutan tersebut merupakan lendutan
pada saat benda uji retak dan bukanlah pada
saat benda uji mengalami keruntuhan.

180
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.3 Maret 2015 (175-182) ISSN: 2337-6732

PENUTUP secara otomatis sudah terhenti terlebih


dahulu, dan beban maksimum yang
Kesimpulan direncanakan tidak bisa tercapai.
Dari penelitian yang dilakukan 5. Ratio Tulangan yang dibuat
selama 6 bulan didapat beberapa kesimpulan menghasilkan variasi retak yang berbeda
yang saya dapatkan dari penelitian ini dan juga menghasilkan nilai kuat lentur
yang berbeda pula. Pada ratio tulangan
1. Hasil Uji kuat tarik baja yang diperoleh sebesar ρmaks terjadi keruntuhan
oleh besi Ø8 adalah 298.7 MPa, untuk tekan(over-reinforced) dimana beton
Ø10 sebesar 315.5 MPa dan Ø12 sudah hancur terlebih dahulu sebelum
mendapatkan nilai kuat tarik sebesar tulangan leleh.
383.5 MPa
2. Hasil dari pemeriksaan material Saran
menunjukan bahwa material cukup Sebaiknya dalam perencaanan di
bagus digunakan untuk material beton laboratium kita menggunakan data kuat tarik
meskipun penyerapan air yang baja yang ada untuk mendapatkan kekuatan
dihasilkan oleh agregat halus cukup minimum yang bisa dipikul oleh balok
besar. tersebut. Dengan menggunakan data tarik
3. Hasil Pengujian kuat tekan dengan benda baja yang ada kita bisa mendesain balok yang
uji Kubus dan Silinder menghasilkan mengalami keruntuhan, tidak disarankan
nilai kuat tekan rata-rata sebesar 26.45 menggunakan nilai kuat tarik (fy) minimum
MPa yang sudah mendekati dengan kuat karena bisa mengakibatkan terjadinya
tekan rencana sebesar 25 MPa keruntuhan tekan. Dan perlu adanya
4. Hasil pengujian kuat lentur dengan penelitian lebih lanjut yang membahas
variasi tulang tarik yang ada mengenai tulangan geser, dimensi dan juga
menandakan bahwa semakin besar luas variasi kuat tekan untuk mendapatkan hasil
tulangan tarik yang ada maka makin yang maksimum. Untuk penelitian
besar pula beban yang dihasilkan, namun selanjutnya tidak dianjurkan menggunakan
pada perencanaan luas tulangan tarik 5 alat yang sama, karena alat yang digunakan
Ø12 beban maksimum tidak tercapai tidak menghasilkan nilai yang maksimal.
karena pada saat besi akan memberikan Perlu diadakan juga alat uji lentur,karena ini
kekuatan lawan terhadap mesin , beton sangat berguna untuk penelitian selanjutnya.
telah hancur terlebih dahulu dan mesin

DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Nurul Hidayati, Tinjauan Kuat Geser Sengkang Alternatif dan Sengkang Konvensional pada
Balok Beton Bertulang.

Chu-Kia Wang, Charles G.Salmon, Binsar Hariandja. Desain Beton Bertulang Edisi Keempat Jilid 1

Chu-Kia Wang, Charles G.Salmon, Binsar Hariandja. Desain Beton Bertulang Edisi Keempat Jilid 2

Departemen Pekerjaan Umum. 1989. Peraturan Beton Bertulang Indonesia, (PBI, 1989),

Dipohusodo, I., 1994. Struktur Beton Bertulang, Penerbit Pustaka Utama, Jakarta.

Ferry Assa, 1997. Pengaruh Variasi Jumlah Tulangan Terhadap Mekanisme Keruntuhan Lentur
Balok Beton Bertulang.

Nawi, E.G. 1990. Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar . P.T. Erecso, Bandung.

181
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.3 Maret 2015 (175-182) ISSN: 2337-6732

SK SNI T-15-1991-03. Departeman Pekerjaan Umum R.I. Jakarta 1991.

SNI 03-2847-2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan

SNI 03-4154-1996. Metode Pengujian Kuat Lentur dengan Balok Uji Sederhana Yang Dibebani
Beban Terpusat Langsung

SNI 03-4431-1997. Metode Pengujian Kuat Lentur Normal Dengan Dua Titik Pembebanan

SNI 07-2052-2002. Baja Tulangan Beton

182

Anda mungkin juga menyukai