Anda di halaman 1dari 13

Bab 1.

Khalifah Abu Bakar al-Siddiq ra (572M-634M)


Kehidupan Abu Bakar ra sebelum Islam

Beliau dilahirkan pada tahun 51 sebelum hijrah, tepatnya tahun 572 dan wafat
pada tahun 634M/13 H, umurnya lebih muda dari nabi sekitar 2 tahun beberapa
bulan. Namanya adalah Abdullah bin Abu Quhafah (Abu Quhafah adalah kuniyah
atau nama panggilan ayahnya). Beliau termasuk salah satu tokoh penting kabilah
Qurays.

Ia bernama asli Abdul Ka'bah kemudian setelah islam diganti nabi


dengan Abdullah bin Abi Quhafah. Abu Bakar ra berarti orang yang segera masuk
Islam. Beliau ayah dari Aisyah istri Nabi Muhammad SAW.

Beliau seorang pedagang yang sukses dan biasa berdagang ke Syam dan
ke Yaman, akhlaknya sangat mulia, dermawan dan suka meringankan beban orang
lain. Pada zaman jahiliyah, beliau telah mengharamkan bagi dirinya meminum
arak. Beliau tidak pernah sama sekali minum arak pada zaman jahiliyah begitu
juga pada zaman Islam, tidak pernah mengucapkan syair baik pada zaman
jahiliyah maupun zaman Islam.

Abu Bakar ra juga tidak pernah menyembah berhala sama sekali pada
zaman jahiliyah. Dia adalah sahabat dekat nabi sejak zaman jahiliyah dan lebih
dekat lagi ketika zaman Islam. Abu Bakar al-Siddiq termasuk di antara mereka
yang paling awal memeluk Islam. Setelah Rasulullah wafat, Abu Bakar ra dibaiat
kaum muslimin menjadi khalifah yang pertama. Peristiwa itu terjadi pada tahun
632 M.

Pernikahan Abu Bakar al-Siddiq ra

1. Beliau menikah di usia muda dengan Qutailah binti Abdul Uzza yang
melahirkan Abdullah dan Asma.
2. Menikah lagi dengan Ummi Rumman binti Amir bin Uwaimir yang
melahirkan Abdul Rahman dan Aisyah.
3. Di Madinah ia sempat menikah dengan Habibah binti Kharijah, lalu dengan
Asma binti Umais lahirlah Muhammad bin Abu Bakar.

Akhlak Abu Bakar al-Siddiq ra

Adapun akhlaknya, beliau terkenal dengan kebaikan, keberanian, kokoh


pendirian, selalu memiliki ide-ide yang cemerlang dalam keadaan genting, banyak
toleransi, penyabar, memiliki azimah (keinginan keras), faqih, paling mengerti
dengan garis keturunan Arab dan berita-berita mereka, sangat bertawakal kepada
Allah dan yakin dengan segala janji-Nya, bersifat wara’ dan jauh dari segala
syubhat, zuhud terhadap dunia, selalu mengharapkan apa-apa yang lebih baik di

1
sisi Allah, serta lembut dan ramah, semoga allah meridhainya. Akan diterangkan
setelah ini hal-hal yang membuktikan sifat-sifat dan akhlaknya yang mulia ini.

Masuk Islam

Abu Bakar ra adalah lelaki yang pertama kali masuk Islam dari kalangan
orang dewasa, walaupun Khodijah lebih dahulu memeluk Islam daripadanya.
Adapun dari anak-anak Ali bin Abi talib yang lebih dulu memeluk Islam
sementara Zaid bin Haritsah adalah yang pertama kali memeluk Islam dari
golongan budak.

Keislaman Abu Bakar paling banyak membawa manfaat besar kepada


Islam dan kaum muslimin dibandingkan dengan keislaman lainnya karena
kedudukannya yang tinggi dan semangat serta kesungguhannya dalam berdakwah.
Dengan keislamannya maka masuk Islam mengikutinya tokoh-tokoh besar dan
masyhur seperti :
1. Abdurrahman bin Auf ra
2. Saad bin Abi Waqqas ra
3. Usman bin Affan ra
4. Zubair bin Awwam ra
5. Tolhah bin Ubaidillah ra.
Keislaman Abu Bakar ra. telah membawa pengaruh besar di kalangan kaum
bangsawan Quraisy karena dari pengaruh keislamannya itulah maka beberapa
orang pemuda bangsawan Quraisy. Beliau menjadi pembela Islam yang paling
utama serta seorang sahabat yang paling akrab serta paling dicintai oleh Rasulullah
saw.

Nabi Muhammad SAW juga memberinya gelar Ash-


Shiddiq (artinya yang selalu membenarkan), sehingga ia
lebih dikenal dengan nama Abu Bakar ash-Shiddiq . Gelar
itu diberikan ketika pada peristiwa Isra’ dan Mi’raj,
banyak sekali orang-orang yang mendustakan kisah Nabi
tersebut tetapi Abu Bakar mengatakan : “ Apabila hal itu
telah dikatakan (Muhammad saw) maka benarlah
ucapannya.

Dakwah dan Jihad Abu Bakar al-Siddiq ra

Sebagaimana yang juga dialami oleh para pemeluk Islam pada masa awal. Ia juga
mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh penduduk Makkah yang mayoritas
masih memeluk agama nenek moyang mereka. Namun, penyiksaan terparah
dialami oleh mereka yang berasal dari golongan budak. Sementara para pemeluk
Islam non budak biasanya masih dilindungi oleh para keluarga dan sahabat
mereka, para budak disiksa sekehendak tuannya. Hal ini mendorong Abu Bakar
membebaskan para budak tersebut dengan membelinya dari tuannya kemudian
memberinya kemerdekaan.
2
Abu Bakar telah menggunakan hartanya di jalan dakwah tanpa rasa
takut, meringankan beban sesama umat , bahkan banyak budak yang dibebaskan
dengan hartanya. Beberapa budak yang ia bebaskan antara lain : Bilal bin Rabbah,
Abu Fakih, Ammar bin Yasir, Abu Fuhaira, Lubainah, An Nahdiah, Ummu Ubays
dan Zinnira.

Peran dan dakwahnya :Menemani Rasulullah saw hijrah ke Madinah

Perjuangan Abu Bakar ra dan kontribusinya bagi pertumbuhan dan


perkembangan Islam banyak sekali yang dapat disebutkan. Di antaranya ia sangat
menaruh perhatian kepada penderitaan yang dialami kaum yang lemah, khususnya
para budak yang menerima dakwah Nabi Muhammad saw. Sejumlah budak yang
disiksa oleh tuannya karena mereka memeluk Islam ditebus oleh Abu Bakar ra
dengan hartanya kemudian dimerdekakan. Salah satu dari budak yang
dimerdekakan seperti Bilal bin Rabah yang dikemudian hari menjadi muazin tetap
Nabi saw.

Peran yang dimainkan Abu Bakar ra ketika di Mekkah banyak sekali,


seperti di bidang materi segala kekayaan yang dimilikinya digunakan untuk
perjuangan dan kejayaan Islam dan demi kebenaran ajaran yang dibawa Nabi
Muhammad saw dalam waktu suka maupun duka. Membeli para budak yang
diseksa oleh tuannya kemudian dimerdekakan. Selalu mendampingi dan membela
nabi Muhammad saw dalam berdakwah. Salah satunya melidungi nabi ketika
disakiti orang kafir Qurays ketikabeliau salat di masjid al-Haram.

Ketika masukIslam beliau membangun mushalla didepan rumahnya, dan


selalu salat dengan membaca ayat-ayat alQur’an yang menyentuh hati sehingga
menjadi sebab banyak masyarakat Qurays yang masuk Islam. Adalah Abu bakar
apabila berjalan dan mendapatkan budak yang diseksa tuannya bersegera memberi
pertolongan dengan membelinya kemudian dimerdekakan, berikut beberapa budak
yang dimerdekakan :
Amir bin Fuhairah, 2. Bilal bin Rabah. 3. Zin Nirah dll

Abu Bakar ra Menemani nabi Muhammad saw ketika hijrah


Strategi Nabi ketika hijrah

1. Ali tidur di tempat tidur Nabi.


2. Keluar di siang hari memberitahu Abu Bakar ra.
3. Keluar dari pintu belakang.
4. Menuju ke gua pada waktu malam.
5. Gua terletak di luar jalur madinah.
6. Jaminan Pembekalan
7. Menghilangkan jejak
8. Menginap selama 3 hari.
9. Memanfaatkan keahlian musuh
3
10. Pengelabuhan dan bertemu Suroqoh
11. Berjalan ke arah Yaman
12. Sampai di rumah Ummi Ma’bad
13. Sampai di Kuba
14. Tiba di Madinah

Rasulullah saw dan Abu Bakar ra berangkat pada hari Kamis tanggal 1 Rabi’ul
Awwal tahun kelima puluh tiga dari kelahiran Nabi saw. Hanya Ali dan keluarga
Abu Bakar saja yang mengetahui keberangkatan Nabi saw. dan Abu Bakar malam
itu menuju Yatsrib.

Sebelumnya dua anak Abu Bakar, Aisyah dan Asma, telah menyiapkan bekal
secukupnya untuk perjalanan itu. Kemudian Nabi saw. ditemani Abu Bakar
berangkat bersama penunjuk jalan menelusuri jalan Madinah-Yaman hingga
sampai di Gua Tsur. Nabi dan Abu Bakar berhenti di situ dan penunjuk jalan
disuruh kembali secepatniya guna menyampaikan pesan rahasia Abu Bakar kepada
putranya, Abdullah.

Tiga malam lamanya Nabi saw. dan Abu Bakar bersembunyi di gua itu. Setiap
malam mereka ditemani oleh Abdullah bin Abu Bakar yang bertindak sebagai
pengamat situasi dan pemberi informasi.

Rasulullah saw dan Abu Bakar tiba di Madinah pada tanggal 12 Rabi’ul Awal.
Kedatangan beliau telah dinanti-nantikan masyarakat Madinah. Pagi hari mereka
berkerumun di jalanan, setelah tengah hari barulah mereka bubar. Begitulah
penantian mereka beberapa hari sebelum kedatangan Nabi. Pada hari kedatangan
Nabi saw dan Abu Bakar ra, masyarakat Madinah sudah menunggu berjubel di
jalan yang akan dilalui Nabi saw lengkap dengan regu genderang.

Mereka mengelu-elukan Nabi dan genderang pun gemuruh diselingi nasyid yang
sengaja digubah untuk keperluan penyambutan itu: “Bulan purnama telah muncul
di tengah-tengah kita, dari celah-celah bebukitan. Wajiblah kita bersyukur, atas
ajakannya kepada Allah. Wahai orang yang dibangkitkan untuk kami, kau datang
membawa sesuatu yang ditaati.”

Pada saat di Madinah Abu Bakar ra selalu mendampingi, melindungi dan


membantu Nabi Muhammad SAW dalam proses penyebaran Islam. Di samping itu
banyak peperangan yang diikuti Abu Bakar ra selama di Madinah, seperti perang
Badar, perang Uhud, perang Khandak dan sebagainya.

Karena kesibukan Nabi Muhammad SAW di Madinah, maka pada saat kota
Makkah berhasil ditundukkannya dan umat Islam akan menunaikan ibadah haji ,
maka untuk memimpin jamaah haji dipercayakan kepada Abu Bakar ra.
Dalam banyak kesempatan Abu Bakar sering mendapatkan kepercayaan untuk
mewakili dirinya, seperti pada saat Rasulullah SAW uzur (berhalangan) tidak

4
dapat mengimami shalat di Masjidil Madinah, Nabi Muhammad saw menunjuk
Abu Bakar untuk menggantikannya sebagai imam shalat.

Masalah Tawanan Perang Badar

Abu Bakar mengikuti semua jihad bersama Nabi, salah satunya adalah perang
Badar , dalam peperangan tersebut umat Islam mendapatkan kemenangan yang
gemilang. 70 kafir Qurays terbunuh 70 ditawan. Abu Bakar ra berpendapat mereka
agar menebus diri. Umar ra berpendapat supaya mereka dibunuh semuanya

‫ ُد‬F‫ ُّد ْنيَا َوهَّللا ُ ي ُِري‬F‫ض ال‬


َ ‫ َر‬F‫ ُدونَ َع‬F ‫ض تُ ِري‬ ِ ْ‫َما َكانَ لِنَبِ ٍّي َأ ْن يَ ُكونَ لَهُ َأ ْس َرى َحتَّى ي ُْث ِخنَ فِي اَأْلر‬
ٌ‫ َذاب‬F‫ ْذتُ ْم َع‬F‫ا َأ َخ‬FF‫ ُك ْم فِي َم‬F‫ق لَ َم َّس‬
َ َ‫ب‬F‫ابٌ ِم ْن هَّللا ِ َس‬FFَ‫) لَوْ اَل ِكت‬67‫َزي ٌز َح ِكيم (األنفال‬ِ ‫اآْل ِخ َرةَ َوهَّللا ُ ع‬
)68‫َع ِظي ٌم (األنفال‬
Artinya : “Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat
melumpuhkan musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda
duniawiyah sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Dan Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”

Keistimewaan dan pengakuan Nabi

Pengakuan Rasulullah saw mengenai pribadinya: “Tidak seorangpun


diantara manusia yang lebih banyak dari Abu Bakar dalam menjaga diriku dengan
jiwa dan hartanya. Dalam sebuah hadis diriwayatkan dari Ibn Abbas ra, Nabi
bersabda :

‫إن اهلل‬َّ :‫ وقال‬،‫ خطب رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم النَّاس‬:‫عن أيب سعيد اخلدري رضي اهلل عنه قال‬ 
‫ فعجبنا لبكائه أن‬،‫ فبكى أبو بكر‬:‫ قال‬.‫ فاختار ذلك العبد ما عند اهلل‬،‫الدنْيا وبني ما عنده‬ ُّ ‫عبدا بني‬
ً ‫خرَّي‬
، ‫املخرَّي‬
َ ‫ فك ان رس ول اهلل ص لى اهلل علي ه وس لم ه و‬، ‫خيرب رس ول اهلل ص لى اهلل علي ه وس لم عن عب د ُخرِّي‬
‫أمن النَّاس علي في صحبته وماله أبو‬ َّ :‫ فقال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم‬.‫وكان أبو بكر أعلمنا‬
َّ ‫إن‬
‫ ال يبقين‬.‫ ولكن أخوة اإلسالم ومودَّته‬،‫ التَّخذت أبا بكر‬-‫غير ربِّي‬- ‫ ولو كنت متخ ًذا خلياًل‬،‫بكر‬
‫ إال باب أبي بكر‬،َّ‫في المسجد باب إال ُسد‬
Artinya : “ Sesungguhnya orang yang sangat besar jasanya padaku dalam
persahabatan dan kerelaan mengeluarkan hartanya adalah Abu Bakar. Andai saja
aku diperbolehkan mengangkat seseorang menjadi kekasihku selain Rabkupastilah
aku akan memilih Abu Bakar namun cukuplah persaudaraan Islam dan kecintaan
karenanya. Maka jangan ditinggalkan pintu kecil di masjid selain pintu Abu Bakar
saja. (HR.Bukhori), Abu al-Fida’ Ibn Kathir, al-Bidayah wa annihayah, hlm 17.

Dari Abu Said al-Khudri suatu hari Rasulullah saw berkhotbah


dihadapan manusia, dalam khutbahnya nabi Muhammad saw bersabda: Artinya :
“Wahai kaum Muhajirin! Sesungguhnya jumlah kalian semakin banyak sementara
5
Anshar tetap sebagaimana adanya, dan sesungguhnya mereka adalah ibarat
rumah tempat kembaliku, oleh karena itu hormatilah orang-orang yang mulia
diantara mereka, dan maafkanlah orang-orang yang berbuat kesalahan dari
mereka.”Kemudian Nabi Muhammad saw melanjutkan, “wahai sekalian manusia!
Sesungguhnya ada seorang hamba yang disuruh untuk memilih antara kekal di
dunia atau memilih apa-apa yang ada di sisi Allah, maka dia memilih apa-apa
yang ada disisi Allah

Abu Sa'id berkata, “Maka seketika itu Abu Bakar menangis”, karena
beliaulah yang paling faham dengan perkataan Rasulullah Saw diantara para
sahabat yang lainnya.
Imam Bukhari diberitahukan oleh Umar bin Hafs, dia berkata, telah
berkata kepada kami Ayahku, dia berkata, telah berkata kepada kami al-A'masi
dari Ibrahim al-Aswad berkata, “Ketika Rasulullah Saw menderita penyakit
demam yang membuatnya wafat, maka masuklah waktu sholat dan Bilal mulai
mengumandangkan adzan, kemudian Rasulullah Saw berkata, “Perintahkan Abu
Bakar agar menjadi Imam manusia!”

Maka keluarlah Abu Bakar sementara Nabi Saw merasakan badannya


agak lebih ringan, hingga akhirnya beliau turut dipapah dua orang lelaki,
kemudian Abu Bakar berkeinginan mundur namun Rasulullah Saw
mengsiyaratkan agar ia tetap ditempatnya, kemudian Rasulullah Saw dipapah
hingga akhirnya sholat dalam keadaan duduk di sampingnya.

Syaikh Abu Hasan al-Asya'ari berkata, “Sikap Rasulullah Saw ketika


mengedepankan Abu Bakar r.a sebagai imam sholat adalah pertanda bahwa
beliaulah orang yang paling alim dari seluruh sahabat dan yang paling baik
bacaannya.

Abu Bakar al-Siddiq ra dibaiat menjadi khalifah

Syuro di Saqifah bani Saidah

Sejarawan Ibnu Ishaq mengisahkan bahwa begitu Rasululullah SAW wafat, Umar
bin al Khaththab mendengar kabar bahwa kaum Muhajirin berkumpul di Saqifah
Bani Saidah untuk membahas siapa yang akan menggantikan kepemimpinan
Rasulullah. Umar langsung mengajak Abu Bakar dan Abu Ubaidah bin al Jarrah
untuk mendatangi mereka.  

Sesampai di sana ternyata kabar tersebut benar. Orang-orang Anshar


telah berkumpul. Salah seorang dari mereka, yakni Saad bin Ubadah berpidato:
“Amma ba’du. Kami Ansharullah dan tentara Islam. Sedangkan kalian wahai
kaum Muhajirin adalah keluarga besar kami.  Kalian terusir dari kaum kalian.
Apabila mereka (Muhajirin) hendak lepas dari kami (Anshar) merampas masalah
(kekuasaan) kami”.

6
Ketika itu Umar ra ingin menanggapi pidato Sa’ad dan telah merangkai
kata-kata dalam pikirannya tapi dia tahan karena berfikir bahwa Abu Bakar ra
pasti akan menanggapinya dengan tanggapan yang lebih baik. Benar,  Semua
rangkaian kata yang telah dipersiapkan Umar telah disampaikan oleh Abu Bakar ra
dengan susunan yang lebih baik dan lebih menyentuh sehingga membuat Saad bin
Ubadah diam. 

Abu Bakar berkata: “Apa yang kalian sebutkan tentang kebaikan kalian
adalah hak kalian. Semua orang Arab tidak mengingkari hal ini kecuali orang-
orang Quraisy. Sebab mereka mempunyai nasab keturunan yang terbaik di antara
orang-orang Arab”
Lalu sambil memegang tangan Umar dan Abu Ubaidah, Abu Bakar berseru: “
Oleh karena itu, bila kalian rela memilih di antara kedua orang ini, maka baiatlah
salah satu dari keduanya!

Namun salah seorang di antara orang Anshar ada yang berteriak: ”Wahai
orang-orang Quraisy, kamilah yang menjadi tempat berlindung Rasulullah saw
dan melindungi kemuliannya. Kalau begitu begini saja, kami punya amir dan
kalian punya amir sendiri”.

Pernyataan tersebut menyulut kegaduhan di antara para hadirin.  At-


Thabari meriwayatkan bahwa dalam situasi kritis itu Abu Ubaidah bin Al Jarrah
menyampaikan kata-kata bijak yang menyentuh hati kaum Anshar. Abu Ubaidah
berkata: “Wahai kaum Anshar, kalian adalah orang-orang yang pertama kali
menjadi pelindung dan penolong (Nabi dan agamanya). Janganlah kemudian
kalian menjadi orang-orang yang pertama kali berubah dan berpaling”.  

Basyir bin Saad, salah seorang pemimpin Anshar dari kaum Khazraj
berkata: “Demi Allah, kita sekalipun yang paling utama dalam memerangi orang-
orang musyrik dan paling dahulu memeluk agama Islam ini, tidak ada yang kita
inginkan selain ridlo Allah dan ketaatan kepada Nabi kita serta menekan
kepentingan pribadi kita. Maka tidak pantas kita memperbelit-belit urusan ini
terhadap yang lain. Dan seyogyanya kita tidak memiliki orientasi duniawi sama
sekali.

Karena dalam hal ini sebenarnya Allah telah memberikan kenikmatan


kepada kita. Ingatlah bahwa Muhammad saw adalah dari keturunan Quraisy dan
dalam hal ini kaumnyalah yang lebih berhak dan lebih utama. Demi Allah, Allah
tidak akan melihat selama-lamanya kepada para perebut kekuasaan mereka dalam
urusan ini. Maka bertakwalah kalian kepada Allah dan janganlah kalian
menentang serta mengambil kepemimpinan dari mereka”. 

Kata-kata Basyir inilah yang meneduhkan dan karena kata-kata itulah


orang-orang Khazraj menjadi tenang.  Ketika itu Abu Bakar ra yang duduk di
antara Umar dan Abu Ubaidah segera memegang tangan tokoh sahabat Muhajirin
itu. Abu Bakar berkata: “Ini Umar dan ini Abu Ubaidah, siapa di antara mereka
7
berdua yang kalian kehendaki, maka baiatlah!”. Lalu Abu Bakar mengajak mereka
bersatu dan mengingatkan mereka dari perpecahan. 

Demi melihat tidak ada jawaban spontan dan melihat gelagat yang
mengkhawatirkan, Umar ra segera berseru lantang: “Hai Abu Bakar, ulurkanlah
tanganmu!”. 
Abu Bakar ra lalu mengulurkan tangannya dan Umar segera membaiatnya dengan
menyebut-nyebut keutamaannya.  Demikian pula Abu Ubaidah membaiat Abu
Bakar dengan menyebut-nyebut keutamaannya. Langkah mereka diikuti oleh
tokoh kaum Khazraj, Basyir bin Saad dan tokoh kaum Aus, Usaid bin Hudlair. 

Pidato Abu Bakar al-Siddiq ra setelah diangkat menjadi Khalifah

Selanjutnya ruang Saqifah itu penuh sesak oleh orang-orang yang membaiat Abu
Bakar sebagai khalifah, amirul mukminin, pengganti Rasululullah saw sebagai
pemimpin dan penguasa atas kaum muslimin, bukan sebagai pengganti beliau
dalam kedudukan sebagai Nabi dan Rasul Allah SWT.

Dalam pidatonya Abu Bakar mengingatkan kaum Anshar, bahwa bila


kepemimpinan dijabat oleh orang dari suku Aus, niscaya orang-orang Khazraj
akan bersaing, dan sebaliknya. Maka ketika kaum Anshar teringat atas persaingan
dan permusuhan di zaman jahiliyah dulu, lalu mereka mau menerima pendapat
Abu Bakar r.a kemudian Abu Bakar mencalonkan kepada mereka Umar r.a dan
Abu Ubaidah bin al-Jarrah. Lalu Umar berkata kepada Abu Bakar r.a : “Bukankah
Nabi Saw telah menyuruhmu, agar mengimami kaum muslimin dalam sholat?
Engkaulah khalifah pengganti dan penerus beliau. Kami membaiatmu, sehingga
kami berarti membaiat sebaik-baik orang yang paling dicintai Rasulullah Saw
dari kami semua. Setelah itu kemudian kaum Muhajirin dan Anshar membaiatnya.
[1]
[1] Lihat Shahih al-Bukhori kitab al-Maghazi, bab Maradh Rasulillah wa wafatihi
8/140 dari kitab Fathul Bari.

Baiat ini dinamakan baiat al-Khahshah, karena baiat tersebut hanya dilakukan
sekelompok kecil dari kaum Muslimin, yakni mereka yang hadir di Saqifah bani
Saidah saja. Setelah itu baiat dilakukan secara umum di masjid jami’ Madinah al-
Munawwarah oleh para sahabat.

Semua sahabat membaiat Abu Bakar al-Siddiq ra sebagai khalifah pertama,


termasuk Ali bin Abi Talib ra. Kemudian Abu Bakar berdiri dan berkhotbah
seraya memuji Allah:

‫د وليت‬F‫اس إن ق‬FF‫ا الن‬FF‫ "أيه‬:‫ال‬F‫ فق‬،‫اس‬FF‫ا في الن‬FFً‫ف خطيب‬FF‫ وق‬،‫ة‬FF‫وبعد أن تولى أبو بكر الخالف‬
‫ والكذب‬،‫ الصدق أمانة‬،‫ وإن أسأت فقوموني‬،‫ فإن أحسنت فأعينوني‬،‫عليكم ولست بخيركم‬
‫وي فيكم‬FF‫ والق‬،‫اء هللا‬FF‫ه إن ش‬FF‫ل) علت‬FF‫تى أريح (أزي‬FF‫دي ح‬FF‫وي عن‬FF‫عيف منكم ق‬FF‫ والض‬،‫ة‬FF‫خيان‬
‫ربهم هللا‬FF‫بيل هللا إال ض‬FF‫اد في س‬FF‫وم الجه‬FF‫ وال يدع ق‬،‫ضعيف حتى آخذ منه الحق إن شاء هللا‬
8
،‫وله‬FF‫ا أطعت هللا ورس‬FF‫وني م‬FF‫ أطيع‬،‫البالء‬FF‫ وال يشيع قوم قط الفاحشة؛ إال عمهم هللا ب‬،‫بالذل‬
-‫ه‬FF‫ي هللا عن‬FF‫رض‬- ‫ر‬FF‫و بك‬FF‫ل أب‬FF‫د قات‬FF‫ وق‬.‫ة لي عليكم‬FF‫وله؛ فال طاع‬FF‫يت هللا ورس‬FF‫إن عص‬FF‫ف‬
( ‫ وهللا لو منعوني عقال بعير كانوا يؤدونه لرسول هللا‬:‫ وقال فيهم‬،‫المرتدين ومانعي الزكاة‬
‫ وال‬،‫غير‬FF‫ل الص‬FF‫ وال الطف‬،‫ير‬FF‫يخ الكب‬FF‫وا الش‬FF‫وش أال يقتل‬FF‫ي الجي‬FF‫ان يوص‬FF‫ وك‬.‫ه‬FF‫لقاتلتهم علي‬
.‫ وال يحرقوا زرعًا وال يقلعوا شجرًا‬،‫ وال العابد في صومعة‬،‫النساء‬

Artinya :“Amma Ba'du. Wahai manusia! Sesungguhnya saya telah dipilih untuk
memimpin kalian dan bukanlah saya orang terbaik diantara kalian. Maka jika
saya melakukan hal yang baik, bantulah saya. Dan jika saya melakukan tindakan
yang menyeleweng luruskanlah saya. Sebab kebenaran itu adalah amanah,
sedangkan kebohongan itu adalah pengkhianatan, orang yang lemah diantara
kaaian sesungguhnya kuat disisiku hingga aku mengembalikan haknya kepadanya
Insya Allah, sebaliknya siapa yang kuat diantara kalian maka dialah yang lemah
disisiku hingga aku akan mengambil darinya hak milik orang lain yang
diambilnya.

Apabila sesuatu kaum telah meninggalkan jihad (perjuangan dijalan


Allah), maka Allah akan menimpakan kehinaan kepadanya. Apabila kejahatan
sudah meluas pada sesuatu golongan, maka Allah akan menyebarkan bencana
kepada mereka. Ikutlah saya selama saya taat kepada perintah Allah dan
RasulNya. Tetapi apabila saya melanggar (perintah) Allah dan RasulNya maka
tidak wajib anda sekalian mentaati saya. Marilah kita solat, semoga Allah memberi
Rahmat kepada anda sekalian."

Faktor terpilihnya Abu Bakar al-Siddiq ra menjadi khalifah.

Waktu itu daerah kekuasaan Islam hampir mencakup seluruh


Semenanjung Arabia yang terdiri atas berbagai suku Arab. Ada beberapa faktor
yang mendasari terpilihnya Abu Bakar sebagai khalifah, yaitu: menurut pendapat
umum yang ada pada zaman itu, seorang khalifah (pemimpin) haruslah berasal
dari suku Quraisy; pendapat ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW
yang berbunyi "al-aimmah min Quraisy" (kepemimpinan itu di tangan orang
Quraisy).

Sahabat sependapat tentang ketokohan pribadi Abu Bakar sebagai


khalifah karena beberapa keutamaan yang dimilikinya, antara ia adalah laki-laki
dewasa pertama yang memeluk Islam, ia satu-satunya sahabat yang menemani
Nabi saw pada saat hijrah dari Makkah ke Madinah dan ketika bersembunyi di
Gua Tsur, ia yang ditunjuk oleh Rasulullah saw untuk mengimami shalat pada saat
beliau sedang uzur, dan ia keturunan bangsawan, cerdas, dan berakhlak mulia.

Beliau sangat dekat dengan Rasulullah SAW, baik dalam bidang agama
maupun kekeluargaan. Beliau seorang dermawan yang mendermakan hartanya
untuk kepentingan Islam. (Dr. Mohd Fachruddin Fuad, Perkembangan
Kebudayaan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1995), hlm. 77
9
Tantangan yang dihadapi Abu Bakar

Di masa awal pemerintahan Abu Bakar, diwarnai dengan berbagai kekacauan dan
pemberontakan, seperti:
1. Munculnya orang-orang murtad,
2. Aktifnya orang-orang yang mengaku diri sebagai nabi (nabi palsu),
3. Pemberontakan dari beberapa kabilah Arab dan
4. Banyaknya orang-orang yang ingkar membayar zakat.
5. Pengiriman tentara Usamah

Alasan Abu Bakar Ra memerangi orang-orang murtad

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Ketika Rasulullah saw. wafat dan
kekhalifahan digantikan oleh Abu Bakar, sebagian masyarakat Arab kembali
kepada kekufuran. Kemudian yang murtad-murtad ini diperangi oleh Abu Bakar.
Juga demikian pula Abu Bakar memerangi orang-orang yang tidak mau membayar
zakat. Padahal mereka yang tidak membayar zakat ini tetap mengucapkan dua
kalimat syahadat.

Ketika Abu Bakar ingin memerangi mereka, Umar merasa heran karena mereka
masih mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallah. Berkata Umar kepada Abu
Bakar:

َ َّ‫ َل الن‬Fِ‫ت َأ ْن ُأقَات‬


‫اس َحتَّى‬ ُ ْ‫ر‬FF‫لَّ َم ُأ ِم‬F‫ ِه َو َس‬F‫لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‬F‫ص‬
َ ِ ‫و ُل هَّللا‬F‫ال َر ُس‬F َ َّ‫َك ْيفَ تُقَاتِ ُل الن‬
َ Fَ‫اس َوقَ ْد ق‬

َ ‫ ْد ع‬Fَ‫هَ ِإاَّل هَّللا ُ فَق‬F َ‫يَقُولُوا اَل ِإلَهَ ِإاَّل هَّللا ُ فَ َم ْن قَا َل اَل ِإل‬
ُ‫ابُه‬F‫هُ ِإاَّل بِ َحقِّ ِه َو ِح َس‬F ‫هُ َونَ ْف َس‬Fَ‫ َم ِمنِّي َمال‬F ‫َص‬

ِ ‫َعلَى هَّللا‬
“Bagaimana mungkin kamu akan memerangi manusia, sementara Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Aku diperintahkan untuk
memerangi manusia hingga mereka mengucapkan, ‘Tidak ada tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Allah’, maka barangsiapa yang mengucapkan, ‘Tidak ada
tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah’, maka sungguh dia telah menjaga
harta dan jiwanya dari (seranganku) kecuali dengan hak Islam, dan hisabnya
diserahkan kepada Allah.”
Lihatlah, Umar memprotes Abu Bakar dengan dalil. Umar tidak setuju dengan
perbuatan Abu Bakar karena Umar memahami dalil. Abu Bakar menjawab:

‫ااًل‬Fَ‫ونِي ِعق‬FF‫وْ َمنَ ُع‬FFَ‫ا ِل َوهَّللا ِ ل‬FF‫ق ْال َم‬


ُّ F‫اةَ َح‬FF‫صاَل ِة َوال َّز َكا ِة فَِإ َّن ال َّز َك‬ َ ‫َوهَّللا ِ ُأَلقَاتِلَ َّن َم ْن فَ َّر‬
َّ ‫ق بَ ْينَ ال‬

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم لَقَات َْلتُهُ ْم َعلَى َم ْن ِع ِه‬


َ ِ ‫ُول هَّللا‬
ِ ‫َكانُوا يَُؤ ُّدونَهُ ِإلَى َرس‬
10
“Demi Allah, sungguh aku akan memerangi orang yang membedakan antara
shalat dan zakat, karena zakat adalah (tuntuan) hak terhadap harta. Demi Allah,
kalau mereka menghalangiku karena keengganan mereka sedangkan mereka
pernah membayarnya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, aku tetap
akan memerangi mereka karena keengganan mereka.”
Abu Bakar memiliki dalil yang sama. Sedangkan Umar melihat dari satu sisi. Tapi
Umar terluput dari pemahaman kata “kecuali dengan haknya”. Lalu Abu Bakar
mengatakan, “sesungguhnya zakat itu hak harta”. Hal ini menunjukkan bagaimana
pemahaman Abu Bakar yang sangat luar biasa. Maka Umar berkata:

ُّ ‫ت َأنَّهُ ْال َح‬


‫ق‬ ُ ‫ص ْد َر َأبِي بَ ْك ٍر لِ ْلقِتَا ِل فَ َع َر ْف‬ ُ ‫فَ َوهَّللا ِ َما هُ َو ِإاَّل َأ ْن َرَأي‬
َ ‫ْت هَّللا َ َع َّز َو َج َّل قَ ْد َش َر َح‬
“Demi Allah tidaklah dia melainkan bahwa aku melihat Allah telah melapangkan
dada Abu Bakar untuk memerangi (mereka) lalu aku mengetahui bahwa ia adalah
kebenaran”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata:

“Telah tetap dalam sunnah bahwa hukuman orang murtad lebih besar daripada
orang kafir asli ditinjau dari beberapa sisi, diantaranya karena orang murtad
hukumannya adalah dibunuh, apapun kondisinya, tidak diperlakukan jizyah dan
tidak ada jaminan keamanan baginya, lain halnya dengan orang kafir asli.
Demikian juga, orang murtad tetap dihukum bunuh meskipun ia tidak memiliki
kemampuan untuk berperang, sedangkan orang kafir asli tidak dibunuh kalau ia
bukan termasuk pasukan perang.

Menurut pendapat kebanyakan ulama orang kafir asli yang bukan ahli perang tidak
boleh dibunuh, diantaranya menurut Abu Hanifah, Malik dan Ahmad. Oleh karena
itu, hukuman orang murtad adalah dibunuh sebagaimana pendapat Imam Malik,
Syafi’i dan Ahmad. Sisi lain, orang murtad itu tidak berhak mewarisi, tidak boleh
dinikahkan (dengan orang Islam) dan tidak boleh dimakan sembelihannya, lain
halnya dengan kafir asli.
(Majmu’ Fatawa (28/534) Beliau berkata lagi: “Kufur karena murtad lebih besar
berdasarkan ijma’ daripada kufur asli.”

Dalam lain tempat, beliau — Rahimahulloh — berkata: “Abu Bakar Ash-Shiddiq


ra dan seluruh sahabat terlebih dahulu memerangi orang-orang kafir murtad
sebelum berjihad melawan orang-orang kafir ahli kitab. Karena memerangi
mereka adalah dalam rangka mempertahankan negeri-negeri Islam yang telah
ditaklukkan dan mengembalikan orang yang ingin keluar dari Islam. Sedangkan
memerangi orang musyrik yang tidak memerangi kita dan memerangi ahli kitab
adalah untuk menambah kemenangan Islam. Majmu’ Fatawa (25/158-159).

11
Sebab-sebab munculnya nabi palsu

1. Sebagian kabilah mengklaim terdapat nabi karena disebabkan fanatisme


kesukuan, mereka memilih seseorang untuk menjadi nabi.
2. Sebagian kabilah belum terbiasa tunduk kepada ajaran Islam seperti
pengharaman; khamr, judi, zina dll
3. Sebagian kabilah menolak membayar zakat, karena mereka mengira
membayar zakat itu sebagai simbul kelemahan dan kehinaan.
4. Sebagian kabilah menganggap bahwa loyalitas politiknya hanya diberikan
kepada nabi Muhammad saw, ketika beliau wafat maka selesai juga loyal dan
ketatannya.

Munculnya orang-orang murtad disebabkan oleh keyakinan mereka terhadap


ajaran Islam belum begitu mantap, dan wafatnya Rasulullah SAW menggoyahkan
keimanan mereka. Mereka beranggapan bahwa kaum Quraisy tidak akan bangun
lagi setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Dan mereka merasa tidak terikat lagi
dengan agama Islam lalu kembali kepada ajaran agama sebelumnya. Tentang
orang-orang yang mengaku diri nabi sebenarnya telah ada sejak masa rasulullah
SAW, tetapi kewibawaan Rasulullah SAW menggetarkan hati mereka untuk
melancarkan aktivitasnya. Diantara nabi palsu seperti Musailamah Al Kadzab dari
Bani Hanifah, Tulaihah bin Khuwailid dari Bani As'ad Saj'ah Tamimiyah dari
Bani Yarbu, dan Aswad Al Ansi dari Yaman.

Mereka mengira, bahwa Abu Bakar adalah pemimpin yang lemah, sehingga
mereka berani membuat kekacauan. Pemberontakan kabilah disebabkan oleh
anggapan mereka bahwa perjanjian perdamaian yang dibuat bersama Nabi SAW
bersifat pribadi dan berakhir dengan wafatnya Nabi SAW, sehingga mereka tidak
perlu lagi taat dan tunduk kepada penguasa Islam yang baru. Orang-orang yang
enggan membayar zakat hanyalah karena kelemahan iman mereka. Terhadap
semua golongan yang membangkang dan memberontak itu Abu bakar mengambil
tindakan tegas. Ketegasan ini didukung oleh mayoritas umat.

Untuk menumpas seluruh pemberontakan, Abu Bakar membentuk sebelas pasukan


masing-masing dipimpin oleh panglima perang yang tangguh, seperti
1. Khalid bin Walid,
2. Amr bin Ash,
3. Ikrimah bin Abu Jahal, dan
4. Syurahbil bin Hasanah.

Dalam waktu singkat seluruh kekacauan dan pemberontakan yang terjadi dalam
negeri dapat ditumpas dengan sukses.

Suku-suku tersebut mengklaim bahwa hanya memiliki komitmen dengan Nabi


Muhammad SAW dan dengan kematiannya komitmennya tidak berlaku lagi.
Berdasarkan hal ini Abu Bakar menyatakan perang terhadap mereka yang dikenal

12
dengan nama perang Riddah. Pengaruh riddah ini sangat besar dalam syariat Islam
sehingga solat Jumat pun mulai ditinggalkan kecuali di Madinah dan Makkah.

Dalam pertempuran yang sengit, pasukan muslimin berhasil mengalahkan


pasukan Musailamah Al-Kadzdzab yang berjumlah sekitar 40.000. Hampir 15.000
korban tewas di pihak Musailamah Al-Kadzdzab. Begitu juga, ratusan kaum
muslimin syahid. Di antara yang syahid itu, ada kira-kira 70 sahabat yang hafal
Alquran. Musailamah berhasil dikalahkan pada pertempuran Akraba oleh Khalid
bin Walid

[1] Shahih al-Bukhari, kitab Jumah, bab al-Jum’ah fi al-Qura wa al-Mudun 2/379
dari Fathul Bari.

Abu Bakar al Siddiq segera mengirim para utusan kepada ketua komplotan-
komplotan tersebut agar kembali kepada Islam. Hanya sebagian kecil saja yang
menyambut seruan utusan Abu Bakar itu , diantaranya, ialah Bani Abd Qais di
daerah Bahrain. Kebanyakan mereka menolak dan tetap murtad bahkan melawan
Islam.
Khalid bin Walid berhasil menumpas para nabi palsu semisal Malik b. Nuwairah,
pengikutnya dari bani tamin dan Yarbu' dapat dikembalikan kedalam Islam lalu
membayar zakat seperti biasa. Musailamah al-Kazzab yang didukung penuh
kaumnya juga berhasil ditumpas, kaumnya dari bani Hanifah kembali kepada
Islam.

13

Anda mungkin juga menyukai