KAJIAN PUSTAKA
kemampuan bekerjasama.
10
11
pemecahan masalah.
tinggi.
12
sesuai dengan kurikulum dan pola pikir siswa. Dalam menyusun dan
yaitu :
sebelumnya.
14
bermutu.
menjadi momok bagi setiap orang dan tak terkecuali dengan anak SD.
yang sulit semakin melekat erat dalam benak dan diri siswa. Terdapat
beberapa ahli :
mempelajarinya”.
matematika selama ini masih berorientasi pada transfer ilmu dari guru
ke siswa dan siswa dianggap sebagai kertas kosong yang siap ditulisi
dengan tinta sesuai dengan keinginan penulisnya (dalam hal ini guru).
penyampaiannya.
Matematika Realistik
dunia nyata (Hadi, 2005). Di sini dunia nyata diartikan sebagai segala
matematika pada usia anak SD. Siswa akan memperoleh informasi dari
kontekstual (inti) dari konsep yang sesuai dari situasi nyata yang
formal.
4. Menggunakan Interaktif
Realistik)
dikembangkan sendiri oleh siswa dan oleh orang lain tidak hanya
c. Cara penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal, dan
tidak usah harus sama antara orang yang satu dengan yang lainnya.
yaitu :
pembelajaran konvensional
berfikir siswa.
soal kontekstual. Di dalam PMR siswa tidak lagi dipandang sebagai pihak
yang mempelajari segala sesuatu yang sudah “jadi”, tetapi sebagai pihak
yang memenuhi syarat-syarat yang dituntut PMR tidak selalu mudah untuk
setiap topik matematika yang perlu dipelajari siswa, terlebih lagi karena
menyelesaikan soal, juga bukanlah hal yang mudah bagi seorang guru.
vertikal juga bukan merupakan sesuatu yang sederhana, karena proses dan
mekanisme, berpikir siswa harus diikuti dengan cermat, agar guru bisa
kepada siswa untuk dapat menemukan dan memahami konsep, dan (4)
konsep matematika.
sebagai berikut :
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi
belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa
dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat
usaha belajar”. Jadi hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang
dari seberapa jauh hasil belajar yang diperoleh siswa. Keberhasilan siswa
belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang
dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh
29
siswa.
pada diri sendiri, dan orang lain. Untuk itu guna memperoleh hasil belajar
yang baik siswa dihadapkan dengan beberapa faktor yang bisa membuat
belajar pada materi bangun ruang siswa kelas VIII D SMP Negeri 5
Malang meningkat. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata pretes yaitu
62,74 yang meningkat pada nilai rata-rata postes I yaitu 76,18 menjadi
30
88,1 pada nilai rata-rata postes II. Di samping itu juga dilihat dari
nilai pretes I diketahui 29% siswa tuntas belajar kemudian untuk nilai
postes I siswa yang tuntas belajar naik menjadi 74%. Pada postes II
dengan metode ceramah, yang terkesan kaku dan penuh tekanan bagi siswa
yang cenderung berpusat pada guru dan siswa menjadi penerima pasif
lebih mudah mempelajari hal yang menarik perhatian daripada hal yang
(bahan mentah) atau konsep dasar menjadi bahan jadi atau pengetahuan