DISUSUN OLEH
FAOREAL KHARISMA WILDAN
P07134221054
Tujuan :
1. Terampil dalam melakukan titrasi volumetri asam-basa
2. Memahami prinsip kerja dan landasan teori tentang titrasi asam-basa
3. Menentukan konsentrasi larutan standar NaOH
4.
Dasar Teori :
Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang
diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah tertentu yang akan
dianalisi. Prosedur analitis yang melibatkan titrasi dengan larutan-larutan yang
konsentrasinya diketahui disebut analisis volumetric.
Reaksi asam basa adalah reaksi yang terjadi antara larutan asam dan basa. Untuk
menentukan konsentrasi suatu larutan asam atau basa diperlukan suatu larutan baku. Larutan
baku yang dibuat dengan menimbang zatnya lalu melarutkan sampai volume tertentu, secara
langsung konsentrasinya diketahui. Larutan semacam ini disebut larutan baku primer,
contohnya larutan asam oksalat (H2C2O4 2H2O). Larutan baku yang konsentasinya
ditentukan melalui titrasi dengan larutan baku primer dinamakan larutan baku sekunder.
Contohnya NaOH yang konsentrasinya didapatkan dengan mentitrasinya dengan larutan baku
primer.
Indikator asam basa sebagai zat penunjuk derajat keasaman kelarutan adalah senyawa
organic dengan struktur rumit yang berubah warnanya bila pH larutan berubah. Pada
percobaan ini indicator yang akan digunakan adalah indicator PhenolPhthalein atau disebut
indicator PP. indicator PP dalam suasana asam menyebabkan tak berwarna sedangkan dalam
suasana basa menimbulkan warna merah. Rentang pH perubahan warna antara 8,3-10,0.
Reaksi :
C2H2O4 2H2O + 2NaOH → Na2C2O4 + 2H2O
Alat :
- Buret
- Pipet Volume
- Pipet Ukur
- Erlenmeyer
- Gelas Kimia
- Corong
- Klem dan Statif
- Filler
- Batang Pengaduk
- Labu Ukur
- Botol Timbang
- Neraca Analitik
Bahan :
- Larutan NaOH
- Larutan H2C2O4 2H2O
- Indikator PP
- Aquades
Cara Kerja :
1. Timbang 1,5 g H2C2O4
2. Melarutkan dengan aquades dan ditera hingga 250 ml
3. Larutan H2C2O4.2H2O 50 ml ke dalam Erlenmeyer
4. Ditambah 3 tetes indicator PP
5. Dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M
6. Perubahan warna (titik akhir titrasi)
Perhitungan :
BE H2C2O4 = BM/valensi = 126/2 = 63g/l
N = gram/BE x 1000/volume
N = 1,4978/63 x 1000/250
N = 0,095 N
Standarisasi NaOH
N1 x V1 = N2 x V2
0,095 x 50 = N2 x 24,85
N2 = 0,1911 N
Pengamatan :
Pada percobaan kali ini praktikan menggunakan larutan baku sekunder berupa larutan
NaOH (natrium hidroksida) dan larutan baku primer H2C2O4 2H2O (asam oksalat).
Nerdasarkan pengamatan dapat diketahui bahwa telah terjadi reaksi asam basa antara asam
oksalat (asam lemah) dan NaOH (basa kuat). Perubahan yang terjadi pada proses penitrasian
adalah berubah menjadi warna merah muda yang konstan dari warna asal mula bening.
Perubahan warn aini terjadi karena telah tercapainya titik ekivalen.
C2H2O4 2H2O + 2NaOH → Na2C2O4 + 2H2O
Kesimpulan :