Anda di halaman 1dari 12

HUMANIORA

VOLUME 15 2003 Halaman 121 - 132


Perubahan FonologisNo. 2 Juni
Kata-kata Serapan dari Bahasa Arab

PERUBAHAN FONOLOGIS
KATA-KATA SERAPAN DARI BAHASA ARAB
DALAM BAHASA INDONESIA
Syamsul Hadi*, Siti Chamamah Soeratno**,
M. Ramlan***, dan I Dewa Putu Wijana****

1. Pendahuluan apokope (apocope), sinkope (sincope),


haplologi (haplology), dan kompresi (com-
akalah ini membahas perubahan bunyi
pression), (b) penambahan bunyi (sound
yang terjadi pada penyerapan kata-
kata Arab dalam bahasa Indonesia. addition) yang terdiri dari: anaptiksis
Pembahasan dilakukan berdasarkan teori (anaptyxis), epentesis (epenthesis), dan
perubahan bunyi yang dikemukakan oleh protesis (prothesis), (c) metatesis (metathe-
Crowly (1987). Data-data yang digunakan sis), (d) fusi (fusion), (e) pemisahan (unpack-
adalah kata-kata serapan yang terdapat ing), (f) pemecahan vokal (vowel breaking),
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (g) asimilasi (assimilation), (h) disimilasi
(1993). Kamus tersebut dipandang merupa- (dissimilation), (i) perubahan suara yang
kan kamus paling lengkap dan merupakan tidak biasa (abnormal sound change).
representasi mutakhir dari bahasa Indonesia. Teori perubahan bunyi yang dikemuka-
Menurut Crowly (1987: 71-79) ada tiga kan oleh Crowly menyangkut tataran kata,
jenis perubahan bunyi, yakni (a) perubahan frasa, dan kalimat. Perubahan-perubahan
fonetis tanpa perubahan fonem, (b) perubahan yang menyangkut ketiga tataran tersebut
fonetis dengan perubahan fonem, dan (c) terjadi juga dalam proses penyerapan dari
perubahan fonem tanpa perubahan fonetis. bahasa Arab.
Perubahan bunyi yang dibahas di sini adalah Oleh karena analisis ini melibatkan dua
perubahan bunyi yang tidak menimbulkan bahasa, maka digunakan metode padan
perubahan makna. Pembahasan ini akan
translasional. Metode padan digunakan
meliputi dua pasal utama, yakni landasan
untuk memadankan unsur-unsur teranalisis
teori dan metode, serta perubahan-perubahan
yakni kata-kata serapan dari bahasa Arab
bunyi yang terjadi.
yang terdapat dalam bahasa Indonesia
2. Landasan Teori dan Metode dengan alat penentu kata asalnya dalam
bahasa Arab. Dari perbandingan terhadap
Crowley (1987:25-47) menyebutkan bunyi-bunyi dan fonem-fonem pembentuk
beberapa tipe perubahan bunyi, yakni (a) kata pada kedua bahasa, diketahuilah
lenisi (lenition) yang terdiri dari penghilangan perubahan-perubahan bunyi yang terjadi
gugus konsonan (cluster reduction), sebagai akibat dari proses penyerapan.

* Doctorandus, Sarjana Utama, Master of Arts, Staf Pengajar Jurusan Sastra Asia Barat,
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
** Profesor, Doktor, Staf Pengajar Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universi-
tas Gadjah Mada, Yogyakarta.
*** Profesor, Doktorandus, Staf Pengajar Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
**** Profesor, Doktor, Sarjana Utama, Master of Arts, Staf Pengajar Jurusan Sastra Indonesia,
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Humaniora Volume XV, No. 2/2003 121


Syamsul Hadi dkk.

3. Berbagai Perubahan Bunyi yang nasehat/nasihat, dan ridha menjadi rela.


Terjadi dalam Penyerapan Adapun perubahan yang terjadi pada kata
ridha` menjadi rela terjadi dua pelemahan
Pada pasal ini dibahas jenis-jenis per- yakni bunyi /i/ menjadi bunyi /e/ dan bunyi
ubahan yang terjadi dan penjelasan masing- /dh/ menjadi bunyi /l/.
masing perubahan dengan contoh-contohnya.
Secara berturut-turut perubahan-perubahan b. Reduksi Konsonan Rangkap
tersebut adalah sebagai berikut.
Konsonan rangkap adalah kosonan-
a. Lenisi konsonan yang berurutan di dalam sebuah
kata tanpa ada vokal yang disisipkan di
Pelemahan bunyi atau lenisi (Krida-
antaranya. Adapun yang dimaksud dengan
laksana, 1984) merupakan perubahan dari
reduksi konsonan rangkap adalah pelesapan
bunyi yang kuat berubah menjadi bunyi yang
satu konsonan pada konsonan rangkap.
lemah. Ada bunyi-bunyi yang relatif lebih
Dalam bahasa Arab terdapat dua
kuat dan ada bunyi-bunyi yang relatif lebih
konsonan yang sama dan berurutan dalam
lemah dari bunyi lainnya
sebuah kata. Setelah diserap ke dalam
Bunyi-bunyi bersuara dipandang sebagai
bahasa Indonesia terdapat penghilangan
bunyi-bunyi yang lebih kuat dari pada bunyi-
salah satu dari konsonan rangkap tersebut.
bunyi tak bersuara. Bunyi-bunyi hambat lebih
Dalam bahasa Arab konsonan rangkap tidak
kuat daripada bunyi kontinuan, konsonan
pernah terdapat pada awal kata. Konsonan
lebih kuat dari pada semivokal, bunyi oral
rangkap hanya terdapat di tengah dan di
lebih kuat dari pada bunyi glotal, vokal depan
akhir kata saja. Contoh reduksi konsonan
dan belakang lebih kuat dari pada vokal pusat.
rangkap di tengah kata dapat dilihat pada
Contoh dari pelemahan bunyi tersebut dapat
tabel 2.
dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Lenisi pada Kata Serapan

No Kata Serapan Asalnya Transliterasi

1 ijasah/ ijazah ijāzah

2 korban/ kurban qurbān

3 nasehat/ nasihat nashīchah

4 rela ridha

Pelemahan terjadi pada bunyi bersuara Contoh-contoh tersebut di atas me-


/z/ menjadi bunyi tak bersuara /s/ yang nunjukkan adanya penghilangan salah satu
terdapat pada kata ijazah yang melemah konsonan pada konsonan rangkap [l l] yang
menjadi ijasah. Pada kata ijazah ini terdapat terdapat pada kata mushalla sehingga
variasi bentuk yakni ijazah. Perubahan juga berubah menjadi musala. Demikian pula
terjadi pada vokal tinggi /u/ menjadi vokal yang terjadi pada kata tammat dan kata
sedang /o/ contohnya adalah qurban menjadi tashawwuf setelah terjadi reduksi menjadi
korban/kurban. Pelemahan dari vokal tinggi tamat dan tasawuf.
/i/ menjadi vokal sedang /e/, hal itu terjadi Adapun reduksi konsonan rangkap di
pada kata nashichah yang berubah menjadi akhir kata, contohnya dapat dilihat pada
tabel 3.

122 Humaniora Volume XV, No. 2/2003


Perubahan Fonologis Kata-kata Serapan dari Bahasa Arab

Tabel 2. Reduksi Konsonan Rangkap di Tengah Kata

Tabel 3. Reduksi Konsonan Rangkap di Akhir Kata

No
No KataSerapan
Kata Serapan Asalnya
Asalnya Transliterasi
Transliterasi

Semua kata tersebut di atas mempunyai Dam yang terjadi dalam kata-katamushalla
58 Aferesis
musala damm
konsonan rangkap di akhir kata. Konsonan serapan dari bahasa Arab ini pada umumnya
rangkap tersebut terlihat dengan jelas pada 69 tamat
adalah hak chaqq
penghilangan fonem / ’/ yang terletaktammat
transliterasi dari setiap kata. Oleh karena di pada posisi awal. Selain itu, didapatkan
dalam bahasa Indonesia konsonan rangkap 710 tasawuf
aferesis jinn
jinpada kata i'tiqãd dan istirãchah yangtashawwuf
tidak pernah menduduki posisi ultima (akhir), berubah menjadi tekad dan rehat. Pada kata
maka semua konsonan rangkap di akhir kata 11 khasyang diserap menjadi rehat/rihat chāshsh
istirãchah
selalu mengalami pelesapan salah satunya. terjadi penghilangan dua silabe, di tengah
Secara umum kedua jenis perubahan 12 di khath
dan awal kata. khathth
tersebut di atas dapat dimasukkan ke dalam
jenis sinkopi (perubahan karena pelesapan d.13 Apokope
syak syakk
bunyi di tengah kata) maupun apokopi
(perubahan yang disebabkan karena pele- Apokope (apocope) adalah pemenggal-
sapan bunyi di akhir kata). an satu bunyi atau lebih dari ujung kata
(Kridalaksana, 1984:15). Perubahan yang
c. Aferesis disebabkan karena pelesapan bunyi-bunyi
pada akhir kata ini merupakan perubahan
Aferesis (aphaeresis) adalah penanggal- bunyi yang sangat lazim terjadi dalam
an bunyi dari awal sebuah ujaran. Pada berbagai bahasa. Untuk kata-kata serapan
umumnya penghilangan konsonan di awal dari bahasa Arab biasanya pemenggalan
kata serapan dari bahasa Arab ini adalah bunyi terakhir terjadi pada ismul-mamdãd,
fonem ( ‘ ). Contoh penanggalan bunyi ismul-manqãsh, ismul-maqshãr, dan ismul-
tersebut dapat dilihat pada tabel 4. mansã b.

Humaniora Volume XV, No. 2/2003 123


Syamsul Hadi dkk.

Tabel 4. Aferesis pada Kata Serapan

Ismul-mamdã d adalah isim (nomina) Dalam bahasa Arab, akhir dari setiap
yang huruf akhirnya hamzah dan huruf isim tersebut di atas selalu dibaca, seperti
sebelumnya adalah alif. Isim manqãsh adalah tampak pada transliterasinya. Akan tetapi,
isim yang huruf akhirnya ya` tanpa titik dan setelah terserap ke dalam bahasa Indone-
tanpa harakat, sedangkan harakat huruf sia pelafalan hamzah di akhir tersebut dilesap-
sebelumnya adalah kasrah. Adapun ismul- kan sehingga kata baq~ dan seterusnya
maqshãr adalah isim yang huruf akhirnya sampai wudhã diucapkan dengan baka dan
berupa ya tanpa titik dan huruf sebelumnya wudhu.
berharakat fatchah, sedangkan ismul-mansãb No Kata Serapan Asalnya Transliterasi
2). Ismul-Maqsh ãr adalah isim yang huruf
adalah isim yang ber-y~ nisbah di akhir. adil alif berwujud y~ tanpa titik dan
14 akhirnya ‘ādil
Pelafalan akhir dari keempat isim ter- harakat huruf sebelumnya adalah
sebut selalu dilesapkan setelah terserap 15 alim ‘ālim
fatchah. Contoh penanggalan akhir jenis
dalam bahasa Indonesia. Contoh untuk 16 ini amal ‘amal
dapat dilihat pada tabel 6.
masing-masing adalah sebagai berikut.
17 amaliah ‘amaliyyah
Semua ismul-maqshãr tersebut di atas,
1). Ismul-Mamdãd adalah isim yang huruf 18 akhirnya
huruf Arab di dalam bahasa Arab ‘arab
akhirnya hamzah. Contohnya dapat memang selalu tidak dilafalkan, akan tetapi
19 ilmiah ‘ilmiyyah
dilihat pada tabel 5. selalu ditulis. Kebiasaan tidak dilafalkannya
20 inayah ‘ināyah
Tabel 5. Apokope pada21 umur ãd
Ismul-Mamd ‘umr
22 unsur ‘unshur
No Kata Serapan Asalnya Transliterasi
23 baka baqā`
24 fana fanā`
25 fukaha fuqahā`
26 hawa chawā`
27 juz juz`
28 wudhu wudhū`

124 Humaniora Volume XV, No. 2/2003

aaa
Perubahan Fonologis Kata-kata Serapan dari Bahasa Arab

Tabel 6. Apokope pada Ismul-Maqshur

huruf terakhir tersebut terbawa setelah kata- 4). Ismul-Mansh ã b adalah isim yang
kata tersebut terserap ke dalam bahasa In- mendapatkan tambahan y ~’u’n-nisbah
donesia. yang berwujud y~ ’ dobel tanpa titik di
akhir kata. Contohnya dapat dilihat pada
3). Ismul-Manqãsh adalah isim yang huruf tabel 8.
achirnya y~ tanpa titik dan harakat huruf
sebelumnya kasrah. Contoh apokope Contoh-contoh tersebut di atas adalah
untuk ismul-manq ã sh dapat dilihat isim yang huruf akhirnya y~’u’n-nisbah. y~’u’n-
No Kata Serapan Asalnya Transliterasi
pada tabel 7. nisbah tersebut dilafalkan dengan pendobelan
Adha y~’u’n-nisbah ini menjadi-
huruf. Penambahan
29 adh-cha
Semua ismul-maqshãr tersebut huruf kan sebuah isim yang sebelumnya berharakat
akhirnya adalah y~’ tanpa titik, sedangkan tanwin 30berubah pengucapannya menjadi
Asyura ‘asyura
harakat sebelumnya adalah kasrah. Dalam berbunyi [i] tanpa y~’ dobel (syaddah). Ke-
bahasa Arab huruf akhir dari isim-isim ter- biasaan31pengucapan
aula dalam bahasa Arab ini aula
sebut tidak dilafalkan. Hal tersebut berlaku terbawa setelah kata-kata tersebut terserap
pula setelah terserap ke dalam bahasa In- ke dalam32 bahasa
dakwa Indonesia. da’wa
donesia.
33 fatwa fatwa

Tabel 7. Apokope pada Ismul-Manqush


34 musala mushalla

No Kata Serapan Asalnya 35 Transliterasi


takwa taqwa
36 dai dā’iy

37 kadi qādhiy

38 mahdi mahdiy

39 muzaki muzakkiy

Humaniora Volume XV, No. 2/2003 125


Syamsul Hadi dkk.

Tabel 8. Apokope pada Ismul-Mansub

e. Sinkope Bunyi suprasegmental yang berupa


pemanjangan selalu dihilangkan setelah
Sinkope (syncope) adalah hilangnya terserap ke dalam bahasa Indonesia. Hal
bunyi di tengah kata (Kridalaksana 1984: tersebut dapat dilihat dari transliterasi
179). Perubahan yang terjadi karena pelesap- masing-masing kata.
an bunyi-bunyi pada posisi tengah kata ini
sering menyebabkan terbentuknya urutan f. Kompresi
konsonan pada berbagai bahasa yang Kompresi adalah proses pelesapan satu
semula tidak mengenalnya. Penghilangan atauNolebih silabe di akhir atau Asalnya
tengah kata. Transliterasi
Kata Serapan
bunyi ini paling banyak ditemukan pada bunyi Penghilangan terjadi pada kata tunggal dan
suprasegmental yakni mad pada vokal-vokal tersusun menjadi sebuah frase ‘azaliyy
kata40yang azali
/a/, /i/, dan /u/. Contoh untuk penghilangan maupun
41 kalimat.
badani Contoh pelesapan terse- badaniyy
jenis ini dapat dilihat pada tabel 9. but adalah kata sekarat (<sakaratul-maut
42 bahri bachriyy
43 fitri fithriyy
Tabel 9. Sinkope pada 44
Kata-kata Serapan
hayati chayātiyy
45 hewani chayawāniyy
No Kata Serapan Asalnya Transliterasi
46 maknawi ma’nawiyy
49 adil ‘ādil
47 nafsi nafsiyy
50 batin bāthin
48 samawi samāwiyy
51 dhalim zhālim
52 hadir chadīts
53 huruf churūf
54 kamus qāmūs
55 karib qarīb
56 khusus chushūsh
57 lahir zhāhir

126 Humaniora Volume XV, No. 2/2003


Perubahan Fonologis Kata-kata Serapan dari Bahasa Arab

g. Penguatan Bunyi Kata azan yang didukung oleh fonem


/dz/ terdapat proses pengenduran ciri-ciri
Penguatan bunyi adalah perubahan dari fonetis dari fonem bahasa Arab /dz/ dan
bunyi-bunyi yang relatif lebih lemah menjadi kemudian berubah menjadi fonem bahasa
bunyi-bunyi yang secara relatif lebih kuat. Indonesia /d/ dan fonem /z/. Fonem bahasa
Tipe perubahan ini adalah kebalikan dari Arab /dz/ mengandung ciri apiko dental geser
pelemahan bunyi atau lenisi. Adapun bersuara. Ciri-ciri apiko dental terdapat dalam
contohnya dapat dilihat dari tabel 10.

Tabel 10. Penguatan Bunyi pada Kata-kata Serapan

Perubahan bunyi /j/ yang merupakan fonem bahasa Indonesia /d/, sedangkan ciri
perubahan dari /z/ terjadi pada kata zaman fonem geser terdapat dalam fonem bahasa
yang sering berubah menjadi kata jaman. Indonesia /z/. Kedua fonem bahasa Indone-
Bunyi /p/ dipandang sebagai bunyi yang lebih sia tersebut yakni /d/-/z/ merupakan fonem
kuat dari pada bunyi /f/, bunyi /j/ lebih kuat bersuara.
dari pada bunyi /z/. Pada kata fahm yang Kata hadir yang mengendur peng-
diserap menjadi paham, terjadi penguatan ucapannya menjadi had-lir terdapat ciri
bunyi /f/ menjadi bunyi /p/ disebabkan bahwa fonetis dari fonem bahasa Arab /d-l/ menjadi
bunyi /f/ bukan merupakan fonem asli bahasa fonemNo bahasa Indonesia /d/ dan /l/.Asalnya
Kata Serapan Fonem Transliterasi
Indonesia. Fonem /f/ merupakan fonem /d-l/ mempunyai ciri-ciri fonetis apiko alveo-
58
lar hambat, jamanbersuara. Ciri apiko-alveolar zamān
pinjaman, sedangkan fonem /p/ adalah fonem
terdapat dalam fonem bahasa Arab /l/
asli bahasa Indonesia. Pada kata tersebut 59 paham fahm
sedangkan ciri-ciri hambat terdapat pada
di samping terjadi penguatan bunyi /f/ menjadi
fonem 60 bahasa
pikir Indonesia /d/. fikr
/p/, juga terdapat epentesis atau penambahan
Kata bahasa Arab maghrib yang diserap
bunyi pada tengah kata, yaitu bunyi /a/.
menjadi maghrib terdapat pengenduran ciri-
ciri fonetis dari fonem bahasa Arab /g-h/
h. Pengenduran Bunyi menjadi fonem bahasa Indonesia /g/ dan /h/.
Fonem bahasa Arab /g-h/ mengandung ciri-
Oleh karena beberapa fonem khas
ciri fonetis dorso-velar, geser, bersuara. Ciri-
bahasa Arab yang terserap dalam bahasa
ciri dorso velar terdapat pada fonem bahasa
Indonesia sering dilambangkan dengan dua
Indonesia /g/, sedangkan ciri-ciri geser
huruf misalnya / / ditulis dengan /ts/, / / terdapat dalam fonem /h/.
dengan /dz/ dan / / dengan /dl/ maka sering
terjadi pengenduran dalam pengucapan. Penambahan Bunyi
Pada pengenduran ini sebuah bunyi bahasa
Arab yang semula tunggal, berkembang Penambahan bunyi ini ada beberapa
menjadi suatu urutan bunyi, masing-masing jenis yakni protesis, epentesis (ekskresens
dengan ciri semula. Dari data yang ditemu- atau anaptiksis), dan paragog. Jenis per-
kan hanya beberapa kata saja, dan itupun ubahan yang berupa penambahan bunyi
merupakan variasi bentuk pengucapan dari cukup banyak ditemukan pada kata-kata
bentuk lainnya, contohnya untuk hal itu dapat serapan dari bahasa Arab. Penambahan itu
diketahui dari tabel 11. terjadi di tengah maupun di akhir kata.

Humaniora Volume XV, No. 2/2003 127


Syamsul Hadi dkk.

Tabel 11. Pengenduran Bunyi pada Kata Serapan

Jenis penambahan yang berupa protesis disisipkan vokal /a/ sehingga menjadi sabar.
(prothesis) yakni penambahan vokal atau Pada kata shabr terjadi pula perubahan
konsonan pada awal kata untuk memudahkan konsonan /sh/ menjadi konsonan /s/.
lafal (Kridalaksana, 1984: 163) pada kata-
kata serapan dari bahasa Arab tidak b). Penyisipan vokal /i/ pada gugus
ditemukan. konsonan. Contohnya dapat diketahui
pada tabel 13.
1). Epentesis
Vokal yang disisipkan pada gugus
Epentesis (epenthesis, excrescent)
konsonan tersebut di atas adalah sejenis
adalah penyisipan bunyi atau huruf ke dalam
dengan vokal sebelumnya. Pada semua
kata, terutama kata pinjaman untuk menye-
contoh tersebut di atas vokal sebelumnya
suaikan dengan pola fonologis bahasa
adalah vokal /i/. Untuk itu, vokal yang
peminjam (Kridalaksana, 1984:46). Gejala
disisipkan adalah vokal /i/. Seperti terlihat dari
penambahan bunyi berupa penyisipan ini
contoh, misalnya kata fikh, fikr dan witr
sering juga disebut sebagai anaptiksis.
disisipkan
No vokalKata
/i/ sehingga fikih,
Serapan menjadi Asalnya Transliterasi
Anaptiksis (anaptyxis) ialah penyisipan vokal
fikir, dan witir.
pendek di antara dua konsonan atau lebih 61 ad-zan adzān
untuk menyederhanakan struktur suku kata
(Kridalaksana: 1984:13). Gejala epentesis ini 62 had-lir vokal /u/ pada gugus
c). Penyisipanan chādlir/chādhir
konsonan. Contohnya dapat diketahui
dapat berupa perubahan yang disebabkan 63 tabel
mag-hrib maghrib
pada 14.
oleh penambahan konsonan di antara dua
konsonan dan di antara konsonan dan vokal 64 mit-sal mitsāl
Vokal yang disisipkan pada gugus
serta. penambahan vokal di tengah kata untuk 65 tersebut
wud-lu di atas adalah sejenis wudlū`/wudhū`
konsonan
memisahkan dua konsonan. Penambahan
dengan vokal sebelumnya. Pada semua
yang paling lazim terjadi adalah penambahan
contoh tersebut di atas vokal sebelumnya
vokal /a/, /i/, dan /u/. Contohnya masing-
adalah vokal /u/ Untuk itu, vokal yang disisip-
masing adalah sebagai berikut.
kan adalah vokal /u/ Seperti terlihat dari
contoh, misalnya kata hukm dan ufq disisip-
a). Penyisipan vokal /a/ dalam gugus
kan vokal /u/ sehingga menjadi hukum dan
konsonan dapat diketahui dari tabel 12.
ufuk.
Vokal yang disisipkan pada gugus
konsonan tersebut di atas adalah sejenis 2). Paragog
dengan vokal sebelumnya. Pada semua
Paragog (paragogue) adalah penambah-
contoh tersebut di atas vokal sebelumnya
an bunyi pada akhir kata untuk keindahan
adalah vokal /a/. Untuk itu, vokal yang
disisipkan adalah vokal /a/. Seperti terlihat bunyi atau kemudahan lafal (Kridalaksana,
dari contoh, misalnya kata sahm dan shabr 1984:139) Penambahan bunyi ini biasanya
antara hm dan br disisipkan vokal /a/ sehingga terjadi pada posisi akhir sebuah kata yang
menjadi saham dan antara konsonan br berakhir dengan konsonan, dengan penam-

128 Humaniora Volume XV, No. 2/2003


Perubahan Fonologis Kata-kata Serapan dari Bahasa Arab

Tabel 12. Penyisipan Vokal /a/ dalam Gugus Konsonan

Tabel 13. Penyisipan Vokal /i/ dalam Gugus Konsonan

No NoKata Kata
Serapan
Serapan Asalnya
Asalnya Transliterasi
Transliterasi
75 66 fikihakad fiqh ‘aqd
76 67 isimbadan ism badn
77 68 izin faham idznfahm
78 69 jilid lafal jild lafzh
79 70 jisimmahar jismmahr
80 71 miliknalar milknadzr
81 72 pikirkadar qadr
fikr/pikr
bahan vokal, namun biasanya hal ini sangat Menurut penelitian Al-Munjid (1978) sahm
82 73 sihirsaham sichr
jarang terjadi. Adapun perubahan yang dise- berjudul Al-Mufashshal fil-Alfazh al-Farisiyyah
babkan karena penambahan bunyi pada akhir 83 74 syirik
Al-Mu'arrabahsabar
'Kata-kata Arab dari Bahasa syirkshabr
kata untuk kata-kata serapan dari bahasa Arab Persi', tidak ditemukan bahwa kata-kata
84 witir witr
ini contohnya dapat diketahui dari tabel 15. tersebut merupakan kata serapan bahasa
Pada kata-kata tersebut di atas terjadi Persi. Demikian pula projek penelitian
penambahan /i/ dan /u/. Penambahan bunyi etimologi yang dilakukan oleh Jones (1978)
/a/ tidak ditemukan. Menurut Baroroh-Baried yang memuat kata-kata serapan dari bahasa
(1970:10) kata-kata yang mengalami Persi dan bahasa Arab juga tidak terdapat
penambahan vokal /u/ dan /i/ di akhir tersebut penyataan bahwa bahwa kata-kata tersebut
kemungkinan berasal dari bahasa Tamil atau berasal dari bahasa Persi.
bahasa Parsi. Untuk itu, hal ini perlu diteliti
lebih lanjut.

Humaniora Volume XV, No. 2/2003 129


Syamsul Hadi dkk.

Tabel 14. Penyisipan Vokal /u/ dalam Gugus Konsonan

No Kata Serapan Asalnya Transliterasi


85 uzur ‘uzr
86 hukum chukm
87 dubur dubr
88 kufur kufr
89 kutub quthb
90 rukun rukn
91 subuh shubch
92 ufuk ufq

j. Metatesis k. Monoftongisasi
Metatesis (metathesis) adalah perubah- Perubahan karena bergabungnya dua
an letak huruf, bunyi, atau suku kata dalam bunyi yang berbeda menjadi sebuah bunyi
kata (Kridalaksana, 1984:123). Perubahan ini tunggal dan kemudian mengandung
jarang terjadi, dalam penyerapan kata dari sejumlah ciri fonetis dari kedua bunyi semula
bahasa Arab. Dari data yang terkumpul disebut sebagai monoftongisasi. Kata-kata
hanya didapatkan sebuah kata yang serapan yang mengalami proses perubahan
mengandung perubahan metatesis ini, yakni bunyi ini dapat diketahui dari tabel 16.
kata seluar/serawal (<sirwal ). Proses Jika dicermati gejala monoftongisasi ini
metatesis yang terjadi pada perubahan kata terjadi pada kata-kata serapan yang me-
sirwal, mula-mula mengalami pelemahan ngandung diftong /ai/ dan /au/. Contoh yang
bunyi /i/s/i/rwal menjadi /e/ sehingga menjadi mengandung diftong /ai/ adalah chairan,
seluar, dan terjadi juga variasi bentuknya haibat, dan maidan, serta khaimah. Adapun
yakni serawal.

Tabel 15. Paragog pada Kata-kata Serapan

No Kata Serapan Asalnya Transliterasi


93 abdi ‘abd
94 ahli ahl
95 haji chājj
96 perlu fardh
97 ilmu ‘ilm
98 nafsu nafs
99 kalbu qalb
100 Sabtu sabt
101 salju tsalj
102 waktu waqt

130 Humaniora Volume XV, No. 2/2003


Perubahan Fonologis Kata-kata Serapan dari Bahasa Arab

yang berdiftong /au/ adalah kata taubat. Perubahan konsonan /m/ dan /n/
Kedua diftong tersebut berubah menjadi menjadi /† / dan konsonan /n/ menjadi
sebuah bunyi, sehingga terjadilah kata heran, konsonan /m/ juga disebabkan adanya usaha
hebat, medan dan tobat. untuk menjadikan kedua konsonan yang
berurutan itu menjadi konsonan yang homor-
l. Asimilasi gan. Konsonan /k/ merupakan konsonan
hambat dorso velar, sedangkan konsonan /
Asimilasi (assimilation) adalah proses m/ merupakan konsonan nasal bilabial dan
perubahan bunyi yang mengakibatkan mirip konsonan /n/ merupakan konsonan nasal
atau sama dengan bunyi lain di dekatnya apiko-alveolar. Oleh karena pengaruh konso-
(Kridalaksana, 1984:17). Perubahan bunyi ini nan /k/ maka konsonan /m/ dan /n/ berubah
biasanya disebabkan oleh pengaruh bunyi menjadi konsonan /†/ yang merupakan
lain, yakni jika sebuah bunyi menyebabkan konsonan yang homorgan dengan konsonan
bunyi lain berubah sehingga dua bunyi /k/, yakni sebagai konsonan dorso-velar.
tersebut menjadi hampir sama atau mirip satu Demikian juga konsonan /n/ yang berubah
sama lain. Adapun contoh untuk asimilasi
menjadi /n/ pada kata minbar menjadi
tersebut adalah kata mimbar (<minbar mimbar. Karena pengaruh konsonan /b/ yang
), mungkar (<munkar ) dan
merupakan konsonan hambat bilabial, maka
mungkin (< mumkin ).
konsonan /n/ yang merupakan konsonan
Bunyi /m/ dan /n/ pada kata mumkin,
nasal apiko-alveolar berubah menjadi konso-
munkar berubah menjadi /?/ karena pengaruh
nan /m/ yang merupakan konsonan yang
bunyi /k/ yang mengikutinya. Karena
homorhgan dengan konsonan /b/ yang
pengaruh bunyi /k/ yang merupakan bunyi
merupakan konsonan bilabial.
dorso-velar, bunyi /m/ dan /n/ berubah
Asimilasi yang terjadi pada fonem-
menjadi bunyi /†/ yang juga merupakan bunyi
fonem dari contoh-contoh tersebut di atas
dorso-velar. Perubahan dari /m/ dan /n/
merupakan asimilasi regresif, yakni perubah-
masih mempertahankan ciri-ciri nasalnya.
an bunyi yang disesuaikan dengan ciri-ciri
Perubahan yang masih mempertahan-
bunyi yang mengikutinya dan merupakan
kan ciri nasalnya adalah perubahan dari /n/
asimilasi parsial atau asimilasi sebagian.
menjadi /m/ pada kata minbar yang berubah
setelah diserap menjadi mimbar. Pada kata
m. Disimilasi
tersebut bunyi /n/ berubah menjadi /m/ yang
merupakan bunyi bilabial karena pengaruh Disimilasi (dissimilation) adalah per-
bunyi /b/ yang juga bilabial. ubahan yang terjadi bila dua bunyi yang

Tabel 16. Monoftongisasi pada Kata-kata Serapan

No Kata Serapan Asalnya Transliterasi


103 hebat haibah

104 kemah khaimah

105 medan maidān

106 syekh syaikh

107 setan syaithān

108 tobat taubah

Humaniora Volume XV, No. 2/2003 131


Syamsul Hadi dkk.

sama berubah menjadi tak sama (Krida- hilangan /h/ di akhir kata, dan akhirnya
laksana, 1984:41). Perubahan yang berupa menjadi kata astaga.
disimilasi ini tidak begitu banyak ditemukan
pada kata-kata serapan dari bahasa Arab. 4. Kesimpulan
Contohnya terbatas pada kata absah
(<afshah ) dan jamhur (< jumhur ) Berdasarkan teori Crowly tentang per-
Pada kata afshach yang berubah ubahan bunyi, ternyata ada beberapa
menjadi absah terjadi disimilasi dari bunyi / perubahan bunyi yang tidak ditemukan dalam
f/ yang merupakan bunyi geser menjadi penyerapan kata-kata Arab dalam bahasa
bunyi /b/ sehingga menjadi tidak serupa Indonesia ini, yakni haplologi, reduksi gugus
dengan bunyi /s/ yang mengikutinya yang konsonan (cluster cluster reduction), protesis
juga merupakan bunyi geser. Perubahan dari (penambahan bunyi di awal kata), dan
/f/ menjadi /b/ juga merupakan penguatan perubahan bunyi tak normal (abnormal sound
bunyi. Pada contoh yang keduakata jumhur change). Akan tetapi, ditemukan dua gejala
yang berubah menjadi jamhur, vokal /u/ perubahan lain yakni monoftongisasi dan
berubah menjadi vokal /a/ sehingga menjadi penyingkatan.
tidak serupa dengan vokal lain dalam kata
tersebut, yakni /u/ DAFTAR PUSTAKA

n. Pemecahan Vokal Baroroh-Baried, Siti. 1970. Bahasa Arab dan


Perkembangan Bahasa Indonesia. Uni-
Pemecahan vokal merupakan peme- versitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
cahan dari sebuah vokal menjadi dua buah
Crowley, Terry. 1987. An Introduction to His-
vokal. Dari penelitian yang dilakukan oleh
torical Linguistics. University of Papua
Jones (1978:2) dan Sudarno (1990:153)
New Guinea Press. University of The
ditemukan kata yang mengalami perubahan
South Pacific. Papua New Guinea.
berupa pemecahan vokal tersebut. Contoh-
nya tersebut terbatas pada kata Aidul Fitri Jones, Russell. 1978. Arabic Loan-Words in
('idul-fithri ) dan Aidul Adha ('idul- Indonesian. School of Oriental and Afri-
adhcha ). can Studies University of London, Lon-
don.
o. Penyingkatan
Kridalaksana, Harimurti. 1984. Kamus
Dari data ditemukan ada kata yang Linguistik. Gramedia, Jakarta.
berubah dengan perubahan tidak seperti Munjid, Shalachu'd-Din Al- 1978. Al-
perubahan-perubahan lainnya, yakni kata
Mufashshal fil-Alf ~ zhil-F ~ risiyyatil-
duliah merupakan penyingkatan dari
Mu'arrabah, Iran.
a'udzubi`l-L~ h. Kata astaga adalah bentuk
singkat dari astaghfiru`l-L~h. Kata astagfiru`l- Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa. 1993. Kamus
L~h dalam bahasa Arab merupakan sebuah
Besar Bahasa Indonesia. Balai
kalimat sempurna. Setelah terserap terjadi
Pustaka, Jakata.
pelesapan salah satu konsonannya, yakni
/l/ yang semula merupakan konsonan ganda, Weinreich, Uriel. 1970. Languages in
kemudian diikuti dengan penghilangan silabe Contact: Findings and Problems. The
fi-rul. Proses selanjutnya adalah peng- Hague, Den Haag.

132 Humaniora Volume XV, No. 2/2003

Anda mungkin juga menyukai