Anda di halaman 1dari 20

SENI BUDAYA

DISUSUNOLEH :

HENDRIKO DEMUS S. 13/XI-8


LANOBYAN H.P 16/XI-8
LAYUNG ALANG BALANGGA 17/XI-8
RIZKY ADITYATAMA 30/XI-8
YASSAR ATHA A. 34/XI-8
Pengertian Batik
Kata Batik berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “titik”. Kata
batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan “malam” (wax) yang
diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam
Bahasa Inggrisnya “wax-resist dyeing”.

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari
budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Tradisi falsafah Jawa yang mengutamakan
pengolahan jati diri melalui praktek-praktek meditasi dan mistik dalam mencapai kemuliaan
adalah satu sumber utama penciptaan corak-corak batik tersebut selain pengabdian
sepenuhnya kepada kekuasaan raja sebagai pengejawantahan Yang Maha Kuasa di dunia.

Motif kain adat dapat dilihat sebagai salah satu sarana komunikasi tradisional yang
memuat lambang-lambang atau simbol-simbol budaya tertentu. Simbol-simbol adat
sesungguhnya dapat berlaku sebagai pranata karena dengan makna dibalik simbol itu,
setiap penerima simbol akan menyadari sesuatu yang harus dan tidak harus dijalankannya.
Sehingga motif batik tradisional merupakan pesan nonverbal.

Pola, motif dan warna dalam batik, dulu mempunyai arti simbolik. Ini disebabkan
batik dulu merupakan pakaian upacara ( kain panjang, sarung, selendang, dodot, kemben,
ikat kepala ), oleh karena itu harus dapat mencerminkan suasana upacara dan dapat
menambah daya magis. Karena itu diciptakanlah berbagai pola dan motif batik yang
mempunyai simbolisme yang bisa mendukung atau menambah suasana religius dan magis
dari upacara itu.

 Bebedapa teknik pembuatan batik sebagai berikut

Teknik Canting Tulis

Loopers, kalau kamu sudah mengenal batik, nggak afdol kalau kamu belum


mengenal yang namanya canting.  Canting ini alat khas Jawa yang digunakan untuk
membatik. Dari alat inilah, teknik canting mulai dikenal di masyarakat Jawa. Loopers, canting
ini fungsinya buat menuliskan motif batik diatas kain mori. Canting diisi dengan cairan
malam terlebih dahulu lalu kain bisa dicelupkan ke pewarna. Nah pada bagian yang sudah
ditulis ini nggak bakal luntur terkena warna. Teknik ini membutuhkan jiwa seniman dan
ketelitian yang tinggi lho Loopers. Maka dari itu, harga batik tulis ini sangat mahal.
Teknik celup ikat

Teknik ini mungkin sudah pernah kamu pelajari di sekolah ya karenateknik ini sangatlah
mudah. Pembuatan motif pada kain dibuat dengan cara mengikat sebagian kain lalu
dicelupkan kedalam cairan pewarna. Habis itu, ikatan dibuka, nah pada kain yang terikat ini
pasti nggak terkena warna kan. Inilah yang bakalan jadi motif pada batik. Teknik celup ikat
juga dikenal dengan nama jumputan, tritik, sasirangan dan pelangi.

T e k n i k P r i n ti n g

Teknik printing ini diprint dengan alat printing. Proses pewarnaan pada batik printing ini
hanya diwarnai pada satu sisi kainnya aja Loopers. Jadi pada proses produksinya lebih
efisien dan lebih cepat. Bayangin aja dalam sekali cetak, satu warna itu hanya butuh waktu 5
menit saja lho Loopers. Nggak hanya itu, alat printing ini sangat canggih jadi motif batiknya
bakalan lebih detail lho.
Teknik Cap
Teknik cap ini menggunakan alat canting cap yang timbul, dimana canting cap ini bakalan
dicelupkan di cairan malam lalu dicapkan ke kain mori. Kelebihan dari teknik ini bisa lebih
cepat dalam pemalaman.
Teknik Colet

Loopers, kamu pasti pernah melihat batik dengan warna yang beda. Nah proses pembuatan
dengan warna yang berbeda ini menggunakan teknik colet. Teknik ini akrab disapa dengan
teknik lukis. Pembatik harus mengoleskan pewarna kain atau pewarna kain lainnya dengan
menggunakan kuas lalu melukiskan motif diatas kain mori. Looper, teknik ini membutuhkan
jiwa seni yang tinggi karena untuk membuat motif harus jeli, warnanya bisa menyatu.
Semakin bagus motifnya, bakalan semakin tinggi pula harganya.

 Makna Simbolik Motif Batik Tradisional


Berdasarkan observasi dan serangkaian wawancara yang penulis lakukan dalam penelitian,
ternyata batik tradisional mempunyai motif yang beraneka ragam dan motif-motif ini masih
lestari sampai sekarang :

Bledak Sidoluhur Latar Putih

Kegunaan : Upacara Mitoni ( Upacara Masa 7 Bulan bagi Pengantin Putri saat hamil pertama
kali)

Filosofi : Yang menggunakan selalu dalam keadaan gembira.

Cakar Ayam
Kegunaan : Upacara Mitoni, Untuk Orang Tua Pengantin pada saat Upacara Tarub, siraman.

Filosofi : Cakar ayam melambangkan agar setelah berumah tangga sampai keturunannya
nanti dapat mencari nafkah sendiri atau hidup mandiri.

Cuwiri

Kegunaan : Mitoni, menggendong bayi

Filosofi : Cuwiri= bersifat kecil-kecil, Pemakai kelihatan pantas/ harmonis.

Grageh Waluh

Kegunaan : Harian (bebas)

Filosofi : Orang yang memakai akan selalu mempunyai cita-cita atau tujuan tentang sesuatu.

Grompol

Kegunaan : Dipakai oleh Ibu mempelai puteri pada saat siraman

Filosofi : Grompol, berarti berkumpul atau bersatu, dengan memakai kain ini diharapkan
berkumpulnya segala sesuatu yang baik-baik, seperti rezeki, keturunan, kebahagiaan hidup,
dll.
Harjuno Manah

Kegunaan : Upacara Pisowanan / Menghadap Raja bagi kalangan Kraton

Filosofi : Orang yang memakai apabila mempunyai keinginan akan dapat tercapai.

TEKNIK UKIR TEKAN

Teknik ukir tekan adalah teknik membuat hiasan di atas permukaan pelat logam dengan
cara ditekan menggunakan alat sodet. Alat yang biasa digunakan untuk ukir tekan ini dibuat
dari bahan tanduk sapi atau kerbau yang telah dibentuk sesuai kebutuhan ukir tekan. Jika
tanduk sulit didapat, dapat digunakan bambu ataupun kayu.
Proses pembuatan kerajinan logam dengan teknik ukir tekan merupakan alternatif dalam
berkarya kerajinan dari bahan logam. Kamu boleh mencari alternatif lain disesuaikan
dengan kondisi yang ada di daerah kamu.

Berikut penjelasan prosedur pembuatan karya kerajinan ukir tekan.


1.  Merancang Produk Kerajinan Logam Teknik Ukir Tekan
Merancang sering kita kenal dengan istilah ”desain”. Jadi, dalam hal ini, desain sebagai
gambar rancangan awal dalam membuat sebuah produk. Pembuatan desain karya kerajinan
logam dengan teknik ukir tekan ini dapat menggunakan bahan kertas tipis dengan alat
pensil.

2.  Bahan Pendukung Produk Kerajinan Logam Teknik Ukir Tekan


Bahan yang digunakan untuk membuat karya kerajinan ukir tekan harus
diperhatikan, ataupun dari kualitasnya. karena akan memengaruhi dan menentukan hasil
dari produk yang akan dibuat. Jenis logam yang sering digunakan untuk kerajinan dengan
teknik ukir tekan adalah plat tembaga. Untuk memudahkan pengerjaannya, pilihlah plat
tembaga dengan ukuran 0,2 mm. Apabila didaerah kamu tidak ditemukan plat tembaga,
kamu dapat menggunakan alternatif bahan lainnya.
Adapun bahan finishing yang digunakan untuk teknik tekan ini adalah SN dan H2 SO4. Bahan
tersebut dapat dibeli di toko-toko kimia atau di toko khusus cetak logam.

3.  Alat Pendukung Produk Kerajinan Logam Teknik Ukir Tekan

Peralatan yang digunakan harus standar dan sesuai dengan fungsinya. Berikut ini
merupakan contoh peralatan yang digunakan untuk pembuatan karya kerajinan ukir tekan.
a. Mistar
b. Palu kayu berujung paku
c. Satu set alat ukir tekan
d. Gunting
e. Pensil
f. Landasan/Spons
g. Pinset
h. Pembentuk sudetan besar
i. Pembentuk sudetan kecil
4. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan sikap pada saat kita bekerja. Hal ini berhubungan dengan
cara memperlakukan alat dan bahan kerja, serta bagaimana mengatur alat dan benda kerja
yang baik dan aman karena berhubungan dengan orang atau manusianya.44
Perlengkapan dan manfaat keselamatan kerja dalam kerja ukir tekan antara lain seperti
gambar berikut.
a. Sebelum bekerja, hendaknya kamu memastikan terlebih dahulu tentang ruangan yang
bersih dan terang serta fentilasi udara yang cukup supaya ruang kerja menjadi nyaman.
b. Pakailah pakaian kerja, untuk melindungi dan menghindari kotoran logam pada saat kerja
ukir tekan.
c. Pakailah sepatu kerja, pada saat kerja ukir harus memakai sepatu agar terhindar dari
kecelakaan kerja.
d. Pakailah kaos tangan, terutama pada waktu kita sedang melakukan finishing dengan
menggunakan bahan kimia.
e. Masker, digunakan pada waktu kita sedang membersihkan ukiran, dan finishing.
f. Jika sedang bekerja, tidak diperkenankan bergurau/ bercanda karena dikawatirkan akan
terjadi kecelakaan kerja.
g. Jika sudah selesai bekerja kita wajibkan untuk membersihkan kotoran, kemudian
mengembalikan peralatan pada tempatnya.

5. Proses Produksi Kerajinan Logam Teknik Ukir Tekan


Proses kerja dilakukan sesuai prosedur yang benar sehingga dapat menghindari kesalahan-
kesalahan dan akan mendapatkan hasil yang maksimal. Berikut adalah langkah-langkah
kerja yang harus dilakukan ketika akan melakukan kerja ukir tekan.

a. Penyiapan Bahan

Prinsip kegiatan penyiapan bahan adalah menyiapkan logam yang akan diukir tekan sesuai
ukuran yang ditentukan. Kegiatan ini meliputi mengukur, memotong, dan menghaluskan
permukaan.

b. Penyiapan Alat
Prinsip kegiatan penyiapan alat adalah memilih alat yang akan digunakan dan
mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai sehingga benar-benar siap digunakan untuk
bekerja

1) Alat Pembentuk Dasaran Rata.


Alat ini berfungsi untuk membuat dasaran pada permukaan ukiran tekan.

2) Alat Pembentuk Sudetan.


 Alat ini digunakan untuk membuat sudetan atau garis tegas pada sudut yang menjorok ke
dalam.

3) Alat Pembentuk Cekungan.


 Alat ini digunakan untuk membentuk cekungan yang lurus maupun tidak lurus pada
permukaan pelat logam.

c. Membuat Rancangan / Gambar Kerja

Sebelum menentukan benda kerja/produk, kita terlebih dahulu merancang karya kerajinan
yang akan dibuat. Pelajarilah beberapa motif yang bisa diukir serta di mana penerapannya.
Hal ini dapat di awali dengan belajar membuat sketsa-sketsa desain yang paling sederhana
yaitu dengan motif-motif ragam hias Nusantara.

d. Menempel Pola pada Papan yang Sudah Disiapkan

Setelah proses merancang selesai, langkah selanjutnya adalah menempel pola pada bahan
tembaga yang sudah disiapkan, caranya tembaga diberi lem secukupnya dan diratakan.
Kemudian pola direkatkan pada tembaga 47

yang sudah diberi lem, dari satu tepi ke tepi yang lain, kemudian ditekan pelan-pelan hingga
posisi gambar rata, halus dan tepat. Atau, dapat juga pola dijepit dengan alat penjepit pada
tembaga.

e. Membuar Garis-Garis Out
Proses ini merupakan proses pembuatan garis-garis pokok dengan pinset, dengan mengikuti
pola gambar. Caranya adalah menggores dengan alat pinset pada pola yang telah ditempel
di atas tembaga. Penekanannya agak keras dan dipastikan bekas goresan membentuk garis-
garis yang tegas.

f. Proses Pencembungan

Proses pencembungan dilakukan dengan menekan bagian-bagian yang ingin ditimbulkan


dicembungkan dengan alat tumpul lengkung di atas landasan.

g. Membuat Tekstur

Setelah selesai proses pencembungan, sempurnakan bentuk pinggiran agar lurus dengan
menggunakan alat ukir lurus. Kemudian sempurnakan bentuk-bentuk cembung atau cekung
dengan pahat cekung. Langkah selanjutnya buatlah tekstur untuk latar belakang dengan
palu kayu berujung paku.

h. Finishing

Finishing sangat menentukan hasil akhir dari pembuatan karya ukir tekan. Oleh karena itu
tahap ini harus dilakukan secara hati-hati dan benar supaya hasil akhir menjadi lebih
baik.Finishing merupakan proses penyelesaian akhir sebuah pekerjaan. Finishing pada
bahan tembaga dapat menggunakan cairan SN. Masukkan ukiran ke dalam cairan SN agar
warnanya kehitam-hitaman. Kemudian, gosok ukiran dengan menggunakan kain yang diberi
sedikit braso agar permukaannya mengkilap.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Batik merupakan salah satu ciri khas kebudayaan Indonesia yang telah menjadi warisan
peradaban dunia. Jenis corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan
variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam.
Khas budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai
corak dan jenis batik tradisional dengan ciri kekhususannya sendiri.

1.2. TUJUAN
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang kebudayaan batik,
terutama tentang motif, corak, teknik, cara pembuatan maupun alat dan bahan pembuatan
batik tradisional Indonesia sehingga batik indonesia tetap lestari di lingkungan masyarakat.

BAB II
ISI

2.1. MOTIF DAN CORAK BATIK INDONESIA


Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik
memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh di pakai
oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para
pedagang asing dan juga para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan
oleh Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Batik tradisional tetap
mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena
biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.
Adapun jenis-jenis Batik Berdasarkan Corak / Motifnya yang ada di Indonesia sampai saat
ini adalah sebagai berikut :
1. Batik Pekalongan
Pasang surut perkembangan batik Pekalongan, memperlihatkan pekalongan layak menjadi
ikon bagi perkembangan batik di Nusantara. Hal ini disebabkan oleh banyaknya industri
yang menghasilakan produk batik. Karena terkenal dengan produk batiknya, Pekalongan
dikenal sebagai Kota Batik. Julukan itu datang dari suatu tradisi yang cukup lama berakar di
Pekalongan. Selama periode yang panjang itulah, aneka sifat, ragam kegunaan, jenis
rancangan, serta mutu batik ditentukan oleh iklim dan keberadaan serat-serat setempat,
faktor sejarah perdagangan dan kesiapan masyarakatnya dalam menerima paham serta
pemikiran baru.
Motif Batik Pekalongan sangat bebas, dan menarik, meskipun sering kali dimodifikasi
dengan variasi warna yang atraktif. Tak jarang pada sehelai kain batik dijumpai hingga 8
warna yang berani, dan kombinasi yang dinamis. Keistimewaan Batik Pekalongan adalah,
para pembatiknya selalu mengikuti perkembangan zaman. Misalnya pada waktu penjajahan
jepang, maka lahir batik dengan nama ” Batik Jawa Hokokai” yaitu batik dengan motif dan
warna yang mirip kimono Jepang. Pada tahun enam puluhan juga diciptakan batik dengan
nama ”Tritura”. Bahkan pada tahun 2005, sesaat setelah presiden SBY diangkat muncul
batik dengan motif ”SBY” yaitu motif batik yang mirip dengan kain tenun ikat dan songket.
Warga Pekalongan tidak perna kehabisan ide untuk membuat kreasi motif batik.

2. Batik Mega Mendung

Hampir di seluruh wilayah Jawa memiliki kekayaan budaya batik yang khas. tentu saja ada
daerah-daerah yang lebih menonjol seperti Solo, Yogya, dan Pekalongan. tetapi kekayaan
seni batik daerah Cirebon juga tidak kalah disbanding kota-kota lainnya.
Menurut sejarahnya, di daerah cirebon terdapat pelabuhan yang ramai disinggahi berbagai
pendatang dari dalam maupun luar negri. Salah satu pendatang yang cukup berpengaruh
adalah pendatang dari Cina yang membawa kepercayaan dan seni dari negerinya.
Dalam Sejarah diterangkan bahwa Sunan Gunung Jati yang mengembangkan ajaran Islam di
daerah Cirebon menikah dengan seorang putri Cina Bernama Ong TIe. Istri beliau ini sangat
menaruh perhatian pada bidang seni, khususnya keramik. Motif-motif pada keramik yang
dibawa dari negeri cina ini akhirnya mempengaruhi motif-motif batik hingga terjadi
perpaduan antara kebudayaan Cirebon-Cina.
Salah satu motif yang paling terkenal dari daerah Cirebon adalah batik Mega Mendung atau
Awan-awanan. Pada motif ini dapat dilihat baik dalam bentuk maupun warnanya bergaya
selera cina.
Motif Mega Mendung melambangkan pembawa hujan yang di nanti-natikan sebagai
pembawa kesuburan, dan pemberi kehidupan. Motif ini didominasi dengan warna biru,
mulai biru muda hingga biru tua. Warna biru tua menggambarkan awan gelap yang
mengandung air hujan, pemberi kehidupan, sedangkan warna biru muda melambangkan
semakin cerahnya kehidupan.
3. Batik motif Truntun

Boleh dibilang motif Truntum merupakan simbol dari cinta yang bersemi kembali.
Menurut kisahnya, motif ini diciptakan oleh seorang Ratu Keraton Yogyakarta.
Sang Ratu yang selama ini dicintai dan dimanja oleh Raja, merasa dilupakan oleh Raja yang
telah mempunyai kekasih baru. Untuk mengisi waktu dan menghilangkan kesedihan, Ratu
pun mulai membatik. Secara tidak sadar ratu membuat motif berbentuk bintang-bintang di
langit yang kelam, yang selama ini menemaninya dalam kesendirian. Ketekunan Ratu dalam
membatik menarik perhatian Raja yang kemudian mulai mendekati Ratu untuk melihat
pembatikannya. Sejak itu Raja selalu memantau perkembangan pembatikan Sang Ratu,
sedikit demi sedikit kasih sayang Raja terhadap Ratu tumbuh kembali. Berkat motif ini cinta
raja bersemi kembali atau tum-tum kembali, sehingga motif ini diberi nama Truntum,
sebagai lambang cinta Raja yang bersemi kembali.

4. Batik Jlamprang

Motif – motif Jlamprang atau di Yogyakarta dengan nama Nitik adalah salah satu batik yang
cukup popular diproduksi di daerah Krapyak Pekalongan. Batik ini merupakan
pengembangan dari motif kain Potola dari India yang berbentuk geometris kadang
berbentuk bintang atau mata angin dan menggunakan ranting yang ujungnya berbentuk
segi empat. Batik Jlamprang ini diabadikan menjadi salah satu jalan di Pekalongan.

5. Batik Pegantin

Setiap motif pada batik tradisional klasik selalu memiliki filosofi tersendiri. Pada motif Batik,
Khususnya dari daerah jawa tengah, terutama Solo dan Yogya, setiap gambar memiliki
makna. Hal ini ada hubungannya dengan arti atau makna filosofis dalam kebudayaan Hindu-
Jawa. Pada motif tertentu ada yang dianggap sakral dan hanya dapat dipakai pada
kesempatan atau peristiwa tertentu, diantaranya pada upacara perkawinan.
Motif Sido-Mukti biasanya dipakai oleh pengantin pria dan wanita pada acara
perkawinan, dinamakan juga sebagai Sawitan (sepasang). Sido berarti terus menerus atau
menjadi dan mukti berarti hidup dalam berkecukupan dan kebahagiaan. jadi dapat
disimpulkan motif ini melambangka harapan akan masa depan yang baik, penuh
kebahagiaan unuk kedua mempelai. Selain Sido Mukti terdapat pula motif Sido Asih yang
maknanya hidup dalam kasih sayang. Masih ada lagi motif Sido Mulyo yang berarti hidup
dalam kemuliana dan Sido Luhur yang berarti dalam hidup selalu berbudi luhur.
Ada pula motif yang bukan sawitan kembar, tetapi biasanya dipakai pasangan pengantin
yaiu motif Ratu Ratih berpasangan dengan Semen Rama, yang melambangkan kesetiaan
seorang istri kepada suaminya. Sebenarnya masih banyak lagi motif yang biasa dipakai
pasangan pengantin, semuanya diciptakan dengan melambangkan harapan, pesan, niat dan
itikad baik kepada pasangan pengantin. Pada Upacara Perkawinan Orang tua pengantin
biasanya memakai motif Truntum yang dapat pula berarti menuntun, yang maknanya
menuntun kedua mempelai dalam memasuki liku-liku kehidupan baru yaitu berumah
tangga.
Dikenal juga motif Sido Wirasat, wirasat berarti nasehat, dan pada motif ini selalu terdapat
kombinasi motif truntum di dalamnya, yang melambangkan orangtua akan selalu memberi
nasehat dan menuntun kedua mempelai dalam memasuki kehidupan berumahtangga.

6. Batik Tiga Negeri

Kerumitan membuat sepotong batik tulis ternyata masih belum cukup jika kita tahu sejarah
motif Batik Ttiga Negeri. Motif Batik Tiga Negeri merupakan gabungan batik khas Lasem,
Pekalongan dan Solo, pada jaman kolonial wilayah memiliki otonomi sendiri dan disebut
negeri. Mungkin kalau hanya perpaduan motifnya yang khas masing-masing daerah masih
wajar dan biasa, tetapi yang membuat batik ini memiliki nilai seni tinggi adalah prosesnya.
Konon menurut para pembatik, air disetiap daerah memiliki pengaruh besar terhadap
pewarnaan, dan ini masuk akal karena kandungan mineral air tanah berbeda menurut letak
geografisnya. Maka dibuatlah batik ini di masing-masing daerah. Pertama, kain batik ini
dibuat di Lasem dengan warna merah yang khas, seperti merah darah, setelah itu kain batik
tersebut dibawa ke Pekalongan dan dibatik dengan warna biru, dan terakhir kain diwarna
coklat sogan yang khas di kota Solo.
Mengingat sarana transportasi pada zaman itu tidak sebaik sekarang, maka kain Batik Tiga
Negeri ini dapat dikatakan sebagai salah satu masterpiece batik.
7. Batik Pagi Sore
Desain batik pagi sore mulai ada pada jaman penjajahan Jepang. Pada waktu itu karena
sulitnya hidup, untuk penghematan, pembatik membuat kain batik pagi sore. Satu kain batik
dibuat dengan dua desain motif yang berbeda. Sehingga jika pada pagi hari kita
menggunakan sisi motif yang satu, maka sore harinya kita dapat mengenakan motif yg
berbeda dari sisi kain yang lainnya,jadi terkesan kita memakai 2 kain yang berbeda padahal
hanya 1 lembar kain.
Tentu saja sekarang jarang sekali orang yang memakai kain kebaya (jarik) untuk sehari-hari,
tetapi motif pagi/sore masih banyak di buat pada produk batik lainnya. Biasanya kain sutra
ada yang dibuat 2 motif pada satu lembar kain jadi dapat dibuat dua baju, ada pula scarf
yang biasa dipakai untuk jilbab, dibuat setengah polos dan setengah motif. Batik pagi sore
memang alternatif untuk memiliki ragam batik dengan biaya terbatas.

§ Jenis-jenis Batik Berdasarkan Asal Pembuatannya adalah sebagai baerikut:


o Batik Jawa
Batik Jawa adalah sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya daerah Jawa
yang dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik Jawa mempunyai motif-motif yang
berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan motif-motif itu mempunyai
makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan tetapi mengandung makna yang
mereka dapat dari leluhur mereka, yaitu penganut agama animisme, dinamisme atau Hindu
dan Buddha. Batik jawa banyak berkembang di daerah Solo atau yang biasa disebut dengan
batik Solo.

§ Jenis-jenis Batik Berdasarkan Tekniknya adalah sebagai berikut :


o Batik Tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan.
Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
o Batik Cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan
cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu
kurang lebih 2-3 hari.
o Batik Lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.

Untuk lebih jelasnya akan kami uraikan cara maupun alat dan bahan pembuatannya di
bawah
A. Batik Tulis
Ø Teknik :
Kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik ini
memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.

Ø Cara pembuatan :
· Siapkan kain, buat motif diatas kain dengan menggunakan pensil
· Setelah motif selesai dibuat, sampirkan kain pada gawangan
· Nyalakan kompor/anglo. Taruh malam/lilin ke dalam wajan dan panaskan wajan
dengan api kecil sampai malam mencair sempurna. Biarkan api tetap menyala kecil
· Mulailah membatik dengan cara ambil sedikit malam cair dengan menggunakan
canting, tiup-tiup sebentar biar tidak terlalu panas, kemudian goreskan canting dengan
mengikuti motif yang telah ada. Hati-hati jangan sampai malam yang cair menetes diatas
permukaan kain karena akan mempengarufi hasil motif batik
· Setelah semua motif tertutup malam, maka proses selanjutnya adalah proses
pewarnaan
· Siapkan bahan pewarna di dalam ember, kemudian celupkan kainnya ke dalam larutan
pewarna dengan menggunakan kuas, ulangi sampai beberapa kali.
· Tahap selanjutnya adalah proses penghilangan lilin batik dengan cara pengerakan dan
melarod
· Tahap terakhir dari proses pembuatan batik ini adalah proses pencucian dan
penjemuran.

Ø Alat dan bahan :


· Canting --> canting adalah alat untuk membatik. Biasanya terbuat dari bahan tembaga
yang ujungnya menyerupai paruh burung
· Gawangan --> adalah tempat untuk meletakkan kain yang akan dibatik. Gawangan
dapat terbuat dari kayu atau bambu
· Wajan --> berupa wajan kecil untuk mencairkan malam atau lilin. Wajan ini bisa
terbuat dari tembaga atau tanah liat
· Anglo / kompor kecil--> digunakan untuk memanaskan wajan
· Malam/lilin --> malam batik terbuat dari campuran berbagai jenis bahan yang berupa
gondorukem, lemak minyak kelapa, dan parafin
· Bahan pewarna --> biasa juga disebut sebagai wedel atau tom

B. Batik Cap
Ø Teknik :
Kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap yang terbuat
dari tembaga. Pembuatan batik ini hanya memakan waktu kurang lebih 2-3 hari.

Ø Cara pembuatan :
· Kain mori diletakkan di atas meja dengan alas dibawahnya menggunakan bahan yang
empuk.
· Malam direbus hingga suhu 60 – 70 derajat Celsius.
· Cap dicelupkan ke malam yang telah mencair tadi tetapi hanya 2cm saja dari bagian
bawah cap.
· Kemudian kain mori di cap dengan tekanan yang cukup supaya rapih. Pada proses ini,
cairan malam akan meresap ke dalam pori-pori kain mori
· Selanjutnya adalah proses pewarnaan dengan cara mencelupkan kain mori yang sudah
di cap tadi ke dalam tangki yang berisi cairan pewarna.
· Kain mori direbus supaya cairan malam yang menempel hilang dari kain.
· Proses pengecapan>pewarnaan>penggodogan diulangi kembali jika ingin diberikan
kombinasi beberapa warna.
· Setelah itu, proses pembersihan dan pencerahan warna dengan menggunakan soda.
· Penjemuran kemudian disetrika supaya rapih.

Ø Alat dan bahan :


· Cap
· Meja
· Lilin malam
· Pewarna
C. Batik Lukis
Ø Teknik :
Proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.

Ø Cara pembuatan :
· Siapkan selembar kain mori.
· Buatlah gambar pola pada kain tersebut sesuai kreasimu sendiri,
· Tebali pola dengan cairan lilin malam yang telah dipanaskan. Gunakan ukuran canting
yang sesuai pola. Kalian bisa menggunakan canting biasa (tradisional) boleh pula
menggunakan kuas untuk mendapatkan karakter yang pas.
· Berilah warna dengan menggunakan teknik celup atau coletan setelah lilin pada kain
mori mengering.
· Setelah pewarnaan selesai keringkan dengan cara diangin-anginkan.
· Keroklah lilin pada kain mori dengan pisau tumpul agar mori tidak rusak. pada proses ini
tentu hasilnya belum benar-benar bersih lilinnya, maka lakukan dengan cara di seterika agar
benar-benar bersih.
Cara yang digunakan untuk menghilangkan lilin dengan seterika adalah sebagai berikut :

· Kain batik yang sudah dicelup warna dan siap dilepaskan sebaiknya lilinnya dibiarkan
dalam keadaan kering.
· Siapkan alat sejenis pisau tumpul, kemudian keroklah bagian lilin yang tebal yang
menempel pada kain batik dengan alat ini sehingga sebagaian besar lilin terlepas dari kain.
· Siapkan beberapa kertas koran bekas, kertas tisu dan seterika listrik.
· Letakkan kain batik di atas kertas koran sebagai landasan, kemudian letakkan lembaran
kertas tisu pada bagian lilin yang akan dibersihkan . Tutup bagian atas kertas tisu dengan
kertas koran kemudian seterikalah seperti ketika menyeterika pakaian.
· Dengan diseterika maka lilin akan meleleh karena panas. Lilin yang sudah meleleh
tersebut akan menempel pada kertas tisu. Ulangilah pekerjaan ini sampai lilin bersih.

Ø Alat dan bahan :


· Kain mori
· Lilin malam
· Canting
· Pewarna
· Pisau tumpul
· Koran bekas
· Tisu
· Setrika listrik

2.2. PERKEMBANGAN BATIK MASA KINI

Saat ini batik banyak kita jumpai pada barang barang keseharian di sekitar kita. Corak
dan motif batik yang beraneka ragam dan menarik dapat diaplikasikan pada berbagai jenis
barang contoh ; pakaian, tas, pajangan rumah, sprei, dan lain sebagainya. Dengan
pengaplikasian seperti ini batik menjadi lebih dekat di kalangan masyarakat. Bukan hanya
pada kalangan atas atau pada forum formal. Bahkan pengaplikasian batik pada benda benda
seperti itu sangat di minati para wisatawan domestik sampai mancanegara. Ini
membuktikan bahwa batik sangat populer dan mendunia karena pesonanya.

BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Batik merupakan salah satu kebudayaan indonesia yang sudah mendunia. Kaya akan motif
dan coraknya yang menarik. Saat ini batik sudah banyak diaplikasikan pada benda benda
keseharian. Sehingga batik menjadi lebih dekat di kalangan masyarakat.

3.2. SARAN
Warga Negara Indonesia supaya dapat lebih memahami kebudayaan negaranya, yaitu batik.
Karna batik adalah warisan turun temurun dari nenek moyang kita yang harus dilestarikan
keberadaannya supaya tidak mudah diklaim oleh negara lain.

Anda mungkin juga menyukai