Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan sepritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Salah satu mengembangkan potensi peserta didik bertujuan untuk
menumbuhkan sikap kemandirian dalam peserta didik agar peserta tidak terpaku dengan
guru. Sebab di dalam kurikulum 2013 guru hanya sebagai mediator sedangkan siswa
yang berperan aktif sepenuhnya.

Proses kegiatan belajar mengajar kondisi sekarang ini dapat kita lakukan dengan
memperhatikan beberapa hal. pertama adalah berkoordinasi dengan gugus satuan tugas
Covid-19 mengenai kondisi bisa tidak dilaksanakan kegiatan kegiatan belajar mengajar.
Berkoordinasi dengan satuan tugas Covid-19 ini sangat penting sekali dalam
menentukan keberadaan kita saat ini. Dengan mengetahui kondisi keberadaan kita maka
kita dapat membuat sebuah rencana kegiatan belajar mengajar.
Kondisi suatu daerah dengan daerah lain berbeda jika kondisi daerah tersebut
zona hijau maka dapat melaksanakan kegiatan belajar dikelas.  Pemerintah memberikan
waktu kepada sekolah untuk mempersiapkan fasilitas protokol kesehatan di sekolah.
Seperti tempat cuci tangan , hand sanitizer, penataan kelas, penyemprotan disinfektan,
pengaturan jadwal kegiatan belajar-mengajar dan jam pelajaran. Protokol kesehatan
guru,  siswa dan karyawan dapat dirinci sebagai berikut : 
1. Selalu mengenakan masker
2. Selalu menjaga jarak, tidak berkerumun dan tidak saling bersentuhan
3. Membiasakan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun setelah memegang
sesuatu
4. Mengurangi aktivitas di luar kegiatan pembelajaran dan pembelajaran di luar
kelas/di luar kantor
5. Makan dan minum bekal sendiri dan dilakukan di ruang masing-masing
6. Pelaksaaan kegiatan ibadah dilaksanakan di tempat ibadah sekolah secara
bergantian dengan membawa perlengkapan
7. Selama jam istirahat tetap berada di dalam kelas atau ruang kerja masing-
masing.

1
Kondisi suatu daerah berada dalam situasi zona merah maka kegiatan belajar
mengajar tidak dapat dilaksanakan tatap muka. Agar kegiatan belajar mengajar dapat
diberikan maka sekolah mengatur pola sesuai kondisi. Pola kegiatan belajar mengajar
dapat dilakukan secara daring dengan menggunakan jaringan internet. Membuat jadwal
pembelajaran menggunakan jaringan internet dengan tatap muka berbeda. Persiapan
pembelajaran menggunakan jaringan internet sebagai berikut :
1. Kurikulum membuat jadwal lebih ringkas satu jenjang dapat dijadikan satu
dengan mata pelajaran sama
2. Materi atau tugas dapat diberikan secara bersamaan dalam satu jenjang dengan
mata pelajaran sama.
3. Disepakati aplikasi digunakan guru dan murid dalam proses kegiatan belajar
mengajar daring.
4. Peserta didik tidak mempunyai paket data dapat bantu sekolah menggunakan
anggaran BOS.
5. Kegiatan belajar mengajar berupa fisik seperti olahraga guru dapat meminta
bukti fisik berupa catatan atau video rekaman.
Kondisi masyarakat setengah zona merah dan setengah zona hijau proses kegiatan
belajar mengajar mengambil atau menggabungkan dua model pembelajaran. Proses
kegiatan belajar mengajar lebih hati hati dikarenakan rawan terkena virus tersebut.
Protokol kegiatan belajar mengajar mengajar disekolah dapat dirinci sebagai berikut :
1. Berangkat dari rumah dipastikan Guru, karyawan dan siswa sudah menggunakan
masker
2. Guru, karyawan dan siswa dilarang  berboncengan dengan  lainnya bukan
keluarga
3. Masuk pintu gerbang sekolah setiap guru, karyawan dan peserta didik diukur
suhu badannya lebih dari 37,2 Celcius maka dipulangkan lebih baik
4. Jadwal pembelajaran disekolah dapat dibuat satu jenjang satu hari sedangkan
jenjang lainnya menggunakan daring untuk SLTP dan SLTA sedangkan SD
menyesuaikan.
5.  Sekolah membuat dua jadwal pembelajaran pertama di sekolah dan kedua di
rumah. Tujuan membuat dua jadwal pembelajaran untuk mengurangi volume
kepadatan dalam berinteraksi satu dengan lainnya.

2
B. Landasan Hukum
a. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama,
Menteri Kesehatan, dan Menteri dalam Negeri Republik Indonesia Nomor :
04/KB 2020, 737 Tahun 2020, HK.01.08/Menkes/7093/2020, 420-3987 tahun
2020 tanggal 20 November 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran pada TA. 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 dimasa
Pandemi Corona Virus Disease 2019 ( civid-19 ).
b. Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama
Republik Indonesia nomor : B-2752/DJ.I/PP.00/11/2020 tanggal 24 November
2020 tentang Pelaksanaan Pembelajaran pada Madrasah Tahun Pelajaran
2020/2021

C. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Maksud pembelajaran tatap muka adalah suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang
dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung
terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal
2. Tujuan
1. untuk memfasilitasi siswa menjadi pemikir kritis, humanis, lentur, dan
adaptif dalam menerapkan pengetahuan di dunia nyata
2. Pembelajaran hendaknya mencoba menggali kesulitan-kesulitan belajar para
siswa berbasis pengetahuan awal dengan desain pembelajaran berorientasi
pada fenomena dunia nyata.
3. Pembelajaran hendaknya diupayakan dapat memberdayakan pengetahuan
awal dan evaluasi yang komprehesif, kerja individu berbasis proyek,
pemecahan masalah kolaboratif, dan kerja kooperatif dalam kelompok-
kelompok kecil.
4. untuk memperluas wawasan kependidikan dan menstimulasi kreativitas
dalam belajar dan mengajar.

3
BAB II
WAKTU PELAKSANAAN DAN TEKNIS PELAKSANAAN

A. Waktu Pelaksanaan
Adapun pelaksanaan pembelajaran tatap muka yaitu dimulai pada semester Genap
( Bulan Januari 2021)
B. Teknis Pelaksanaan
Adapun kebijakan tersebut mulai berlaku pada semester genap tahun ajaran
2020/2021 atau mulai Januari tahun depan.
1. Dibolehkan, tapi tidak diwajibkan
Pembelajaran tatap muka yang kembali akan dilakukan pada 2021 sifatnya bukan
kewajiban.kebijakan kembali membuka sekolah untuk pembelajaran tatap muka
sifatnya diperbolehkan atas keputusan tiga pihak (Pemda, Kepala Madrasah dan
Orang tua/Komite)
2. Boleh dibuka jika sudah penuhi 6 syarat
Madrasah hanya diperbolehkan tatap muka pada saat sudah memenuhi 6 syarat
yakni:
a. sanitasi dan kebersihan itu toilet, sarana cuci tangan dan desinfektan,
b. akses kepada fasilitas pelayanan kesehatan,
c. kesiapan menerapkan wajib masker,
d. memiliki thermogun ( Pengukur Suhu )
e. pemetaan warga satuan pendidikan, harus mengetahui siapa yang memiliki
komorbiditas dari guru-gurunya dan muridnya, yang tidak memiliki akses
transportasi yang aman dan tentunya riwayat perjalanan dari daerah dengan
tingkat risiko yang tinggi,
f. adanya persetujuan komite sekolah dan perwakilan orang tua wali. Tanpa
persetujuan perwakilan orang tua, kata Nadiem, sekolah itu tidak
diperkenankan untuk buka.
3. Madrasah wajib bergiliran dan pakai masker
Selain enam syarat yang harus dipenuhi Madrasah adanya keharusan Madrasah
dalam membatasi jumlah siswa yang melakukan pembelajaran tatap muka.
"Kebijakan yang ketat harus tetap dilaksanakan. Yang pertamaadalah standar,
yang terpenting adalah kapasitas pembelajaran maksimal itu sekitar 50 persen
dari rata-rata,"Jadi semua wajib melakukan rotasi atau shifting. Tidak boleh

4
kapasitas (pembelajaran) full. Harus dengan rotasi. Yang dimaksud shifting
adalah para siswa melakukan pembelajaran tatap muka secara bergiliran.
Sehingga, di satu saat hanya ada setengah dari kapasitas kelas yang melakukan
pembelajaran tatap muka.
4. Larang olahraga, ekstrakurikuler dan operasional kantin
Poin yang ini adalah tidak diperkenankan kegiatan-kegiatan yang
berkerumun,Artinya, kantin tidak diperbolehkan beroperasi. Kegiatan olahraga,
ekstrakurikuler tidak diperbolehkan untuk dilakukan. Anak-anak hanya boleh
masuk kelas, belajar, lalu pulang.
5. Waspadai potensi terpapar Covid-19 di luar sekolah
penularan Covid-19 selama perjalanan menuju sekolah perlu diwaspadai.
Misalnya saja, selama anak-anak berada di jalan atau menggunakan transportasi
umum saat menuju ke sekolah.

5
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan dapat diambil dari  Proposal Permohonan Pembelajaran Tatap
Muka adalah :
1. Pendidikan dapat dilakukan dengan memperhatikan zona merah, setengah
zona merah hijau dan hijau
2. Pendidikan zona hijau menggunakan tatap muka, setengah zona merah hijau
menggunakan gabungan tatap muka dan daring sedangkan zona merah
menggunakan daring penuh.
3. Tidak perlu memperdebatkan masuk sekolah karena masuk sekolah
berdasarkan zona bukan keseragaman. Jadi masuk sekolah satu daerah
dengan lainnya berbeda.
Kita semua membutuhkan situasi yang nyaman dalam melakukan aktivitas. Dengan
situasi yang nyaman maka proses kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.
Demikian Proposal Permohonan Pembelajaran Tatap Muka, dapat kami sampaikan
masukkan saran bersifat membangun kami harapkan.

Anda mungkin juga menyukai