Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH MEDIA BERGAMBAR TERHADAP PENGETAHUAN

DAN SIKAP PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL PADA SISWA


SEKOLAH DASAR
Dimas Dewa Darma, Asmawati, Pauzan Efendi

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bengkulu, Jurusan Keperawatan


Jalan Indragiri Nomor 03 Padang Harapan Kota Bengkulu
dprasajmuda@gmail.com

Abstract: Sexual violence that occurs can cause psychological impacts including mental
trauma, shame, even suicide desire. The purpose of this study determine the effect of on
Knowledge and Attitudes About Prevention of Sexual Violence in Elementary school SD
Negeri 60 Kec. Singaran Pati and SD Negeri 77 Padang Serai in Bengkulu City. The
research design was quasi experimental with pre-test and post-test with control group
design. The total sample of 62 people consisted of 31 intervention groups and 31 control
groups. The sampling technique is random sampling choise and consequtive sampling.
Analysis using a t-test at α <5%. The results showed that the mean knowledge about
prevention of sexual violence in the intervention group before 55.98 intervention 78.70
(p = 0.015). The mean attitude about prevention of sexual violence in the intervention
group before intervention 87,31 and After picture media there was an increase in the
average attitude of 88,38 (p = 0.965). There is study the method of giving able to
increase knowledge about prevention of sexual violence in children but could improve
children's attitudes about preventing sexual violence.
Keywords: Knowledge, Attitudes Of Sexual Violenc, Meme

Abstrak: Kekerasan seksual yang terjadi dapat menimbulkan dampak secara psikologi
meliputi trauma mental, malu, bahkan keinginan atau percobaan bunuh diri.Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh media Bergambar Terhadap Pengetahuan Dan
Sikap Tentang Pencegahan Kekerasan Seksual Pada Siswa SD Negeri 60 Kec. Singaran
Pati Dan SD Negeri 77 Padang Serai Di Kota Bengkulu. Desain penelitian adalah quasi
eksperimental dengan pre-test and post-test with control group design. Jumlah sampel 62
orang terdiri dari 31 kelompok intervensi dan 31 kelompok kontrol. Teknik sampling
adalah consequtive sampling. Analisis menggunakan t-test pada α < 5%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan tentang pencegahan kekerasan seksual pada
kelompok intervensi sebelum diberikan media media bergambar 55,98 dan setelah
diberikan intervensi terdapat peningkatan rerata pengetahuan 78,70 (p=0,015). Rerata
sikap tentang pencegahan kekerasan seksual pada kelompok pada kelompok intervensi
sebelum diberikan intervensi 87,31 dan Setelah diberikan media bergambar terdapat
peningkatan rerata sikap 88,38 (p=0,965). Pada penelitian ini metode pemberian media
bergambar mampu meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan kekerasan seksual
pada anak tetapi dapat meningkatkan sikap anak tentang pencegahan kekerasan seksual.
Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap Kekerasan Seksual, Media Gambar

Kekerasan seksual menjadi masalah Kekerasan seksual banyak dilakukan oleh


prioritas dalam bidang kesehatan yang orang lebih tua, orang dikenal dan dipercaya
merupakan salah satu bentuk kekerasan oleh anak. (Mantula et al, 2017).
yang paling sering pada anak dianggap Banyaknya laporan kasus kekerasan seksual
sebagai krisis kesehatan masyarakat. terhadap anak, mendorong Komisi

14
Darma, dkk Pengaruh Media Bergambar Terhadap Pengetahuan Dan Sikap …15

Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terkoordinasi. Pencegahan kekerasan


mencetuskan kedaruratan kekerasan seksual seksual yang bersifat direktif dan
terhadap anak (Probosiwi & Bahransyaf, edukasional sangat diperlukan bagi anak-
2015). anak untuk meningkatkan pengetahuan dan
United Nations International sikap agar terhindar dari tindakan kekerasan
Children’s Emergency Fund (UNICEF) seksual (Mashudi, 2015). Upaya promosi
menyebutkan bahwa 1 dari 10 anak kesehatan sebagai pencegahan kekerasan
perempuan di dunia mengalami kekerasan. seksual pada anak perlu diajarkan sejak
Angka kejadian pelecehan seksual menjadi primer (dini) dari tingkatan siswa SD di
masalah dalam negeri di seluruh dunia.Data sekolah. (Skarbek, Hahn & Parrish, 2009).
World Health Organization (WHO) tahun Perawat sangat berperan penting
2018 menunjukkan kasus kekerasan anak dalam pencegahan, identifikasi dan
yang terjadi pada anak usia 2-17 tahun di intervensi dalam kasus kekerasan seksual
dunia mencapai satu miliar kasus. pada anak yang dapat dilakukan melalui
Kasus kekerasan seksual yang dialami pendidikan dan dukungan dari anak-anak
anak di Bengkulu masuk zona merah. Kasus serta keluarga. Pendidikan seksual dapat
kekerasan seksual yang fenomenal terjadi di mulai dari tingkat paling dasar mengenai
Bengkulu tahun 2016 lalu dialami oleh organ tubuh dan fungsinya (Justica 2017).
seorang gadis cilik asal Kabupaten Rejang Penelitian Sudiyat et al, 2017 dapat
Lebong, yang merupakan kasus kekerasan meningkatkan pengetahuan siswa 12,5%
seksual sekaligus pembunuhan yang sedangkan dengan media leaflet dapat
dilakukan oleh 14 pemuda (Handayani, meningkatkan pengetahuan 8,3% terhadap
2017). Data dari Dinas Pemberdayaan seksual sehat. Penelitian yang dilakukan
Perempuan, Perlindungan Anak, Saputro (2014) mengatakan pembelajaran
Perlindungan Penduduk Dan Keluarga dengan media komik yang dikembangkan
Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Bengkulu efektif meningkatkan pengetahuan dan sikap
tercatat kasus kekerasan seksual tahun 2017 siswa dengan hasil belajar kognitif
ada sebanyak 130 kasus yang terdiri dari 6 mencapai ketuntasan 88%, dan motivasi
di Kaur, 22 Kasus di Rejang Lebong, 9 belajar siswa 56% baik, 44% sangat baik.
kasus di Kepahiang, 43 kasus di Bengkulu Namun media tersebut masih perlu inovasi
Utara, 12 kasus di Bengkulu Kota, 4 kasus kembali mengingat hasil data yang
di Bengkulu Tengah, 14 kasus di Bengkulu ditunjukkan masih minimal.
Selatan, 11 kasus di Seluma, 5 kasus di Inovasi terkait dengan teknologi yang
Muko-muko, 6 kasus di Lebong. lagi booming saat ini untuk metode edukasi
Data rekapitulasi kasus kekerasan dapat dilakukan dengan media bergamabar
seksual tahun 2017 dari DP3AP2KB Kota (Nugraha, 2015). Gambar dapat
Bengkulu terdapat 7 kasus kekerasan menimbulkan kreatifitas siswa yang
seksual pada anak, 3 diantaranya kasus beragam dalam membahasakannya.
pencabulan anak di bawah umur, 2 kasus Keunggulan media bergambar dapat
pelecehan seksual, 1 kasus sodomi dan 1 memperjelas suatu permasalahannya dengan
kasus pemerkosaan. Data Bulan Januari- melihat gambar yang jelas dan sesuai
September Tahun 2018 sudah tercatat 6 dengan pokok bahasan. Siswa akan lebih
kasus kekerasan seksual, 3 diantaranya jelas terhadap suatu pokok bahasan atau
kasus pencabulan anak di bawah umur, 2 materi yang disampaikan (Septiana Pina &
kasus pemerkosaan dan 1 kasus pelecehan Suaebah, 2018).
seksual. Hasil studi pendahuluan pada 10 anak-
Tinggginya kasus kekerasan seksual anak di SDN 77 Padang Serai Kota
secara internasional, nasional dan regional. Bengkulu menunjukkan bahwa 30% anak
Upaya pencegahan yang telah dilakukan belum mengetahui pengertian kekerasan
selama ini masih berskala makro dan kurang seksual, 45% belum mengetahui bentuk-
16 Jurnal Penelitian Terapan Kesehatan, Volume 8 Nomor 1, Juni 2021, hlm 01-39

bentuk kekerasan seksual dan 25% belum 2. Penghasilan


Orang
mengetahui tindakan untuk mencegah Tua 2,8 2,8
kekerasan seksual. Hasil studi di SDN 60 Mean 1,0 1,0
Kec. Singaran Pati dari 20 anak Min 6,0 60 1,00
Max 1,56 1,537
menunjukkan bahwa 20% anak mengetahui SD 2,810 2,751
pengertian kekerasan seksual, 20% anak SE 2,200;3, 2,148;
mengetahui bentuk-bentuk kekerasan CI 95% 348 3,272
3. Pernah
seksual dan 60% anak belum mengetahui mengalami
tindakan untuk mencegah kekerasan kekerasan 31 1 (1,6%)
seksual. Dari data yang diperoleh seksual (100%) 30 1,00
Pernah (98,4%)
menunjukkan bahwa selama ini Tidak pernah
pengetahuan dan sikap anak terhadap 4. Pendidikan
kekerasan seksual masih rendah karena Orang
Tua (ibu) 17 5(16,1%)
bentuk pembelajaran yang diberikan sekolah SD/SMP (54,8%) 17 0,003*
disampaikan secara langsung tanpa media SMA/SMK 14 (54,8%)
pembelajaran seperti leaflet, booklet dan PT (45,2%) 9 (29,0%)
0 (0%)
poster.
Tujuan Penelitian ini untuk Tabel 1 menggambarkan rerata usia
mengetahui Pengaruh Media Bergambar pada kelompok intervensi adalah 10,5 tahun
terhadap Pengetahuan dan Sikap Tentang dengan SD 0,508 dan pada kelompok
Pencegahan Kekerasan Seksual Pada Siswa kontrol rerata usia 10,3 tahun dengan SD
SD Kota Bengkulu. 0,461. Rerata penghasilan orang tua pada
kelompok intervensi 2,8 juta dengan SD
BAHAN DAN CARA KERJA 1,56 dan pada kelompok kontrol rerata
Jenis penelitian ini merupakan penghasilan orang tua 2,8 juta dengan SD
penelitian kuantitatif, dengan desain 1,537. Rerata anak pernah mengalami
penelitian quasi eksperimen dengan kekerasan seksual pada kelompok kontrol
menggunakan desain penelitian pre-post 100% dari 32 responden tidak pernah
test design with control group. Sampel mengalami kekerasan seksual dan kelompok
adalah anak usia 9-12 tahun yang berjumlah intervensi 1,6% dari 32 responden pernah
64 orang terdiri dari 32 orang pada mengalami kekerasan seksual. Pendidikan
kelompok kontrol dan 32 orang pada orang tua responden tertinggi pada
kelompok intervensi. Tempat pemilihan kelompok intervensi pendidikan SMA/SMK
penelitian menggunakan teknik random (54,8%) dan pada kelompok kontrol
sampling dan pengambilan sampel SD/SMP (54,8%).
menggunakan teknik consequtive samplin Tabel 2 Gambaran Pengetahuan Sebelum Intervensi
analisa data menggunakan uji T paired dan Variabel Sebelum Diberikan
uji T Independent. Pengetahuan Intervensi
Pencegahan Kelompok Kelompok
HASIL Kekerasan kontrol Intervensi
Seksual
Tabel 1 Gambaran Karakteristik Responden Mean 55,26 56,98
No Variabel Kelompok p value Min-Max 0,00-100,00 0-86,77
Kontrol Intervensi
SD 30,51 24,93
1 Usia
Mean 10,5 10,3 SE 5,480 4,478
Min 10 10
Max 11 11 0,122 CI 95 % 44,07;66,46 47,84;66,13
SD 0,508 0,461
SE 0,091 0,083 Tabel 2 menggambarkan rerata
CI95% 10,30;10 10,12;10,4
,67 6 pengetahuan tentang pencegahan kekerasan
Darma, dkk Pengaruh Media Bergambar Terhadap Pengetahuan Dan Sikap …17

seksual sebelum diberikan media bergambar Tabel 4 menggambarkan bahwa rerata


pada kelompok kontrol sebesar 55,26 perbedaan tentang pengetahuan responden
(kurang) dengan SD 30,51 sedangkan pada pencegahan kekerasan seksual yang
kelompok intervensi sebesar 56,98 (cukup) dilakukan selama ini sebelum diberikan
dengan SD 24,93. media bergambar pada kelompok kontrol
Tabel 3 Gambaran Sikap Sebelum Intervensi sebesar 55,26 (kurang) dengan SD 30,51
sedangkan sesudah diberikan media sebesar
Variabel Sebelum Diberikan Intervensi
63,01 (cukup) dengan SD 30,92 hasil uji
Sikap
Pencegahan Kelompok Kelompok statistik menunjukkan p value sebesar 0,809
Kekerasan kontrol Intervensi (p≤α=0,05) menyatakan bahwa tidak ada
Seksual perbedaan rerata pengetahuan tentang
Mean 88,38 87,31 pencegahan kekerasan seksual diberikan
Min-Max 73,33-100 70-100 lefleat.
SD 8,60 8,96 Tabel 4 menggambarkan bahwa rerata
perbedaan pengetahuan responden tentang
SE 1,54 1,60
pencegahan kekerasan seksual yang
CI 95 % 85,23;91,5 84,02;90,59 dilakukan selama ini sebelum diberikan
4
media bergamar pada kelompok intervensi
Tabel 3 menggambarkan rerata sikap nilai rerata sebesar 78,70 (Baik) dengan SD
tentang pencegahan kekerasan seksual 24,93 sedangkan sesudah diberikan media
sebelum diberikan media bergambar pada sebesar 88,38 (Baik sekali) dengan SD
kelompok kontrol sebesar 88,38 (baik 16,45 hasil uji statistik menunjukkan p
sekali) dengan SD 8,60 sedangkan pada value sebesar 0,015 (p≤α=0,05) menyatakan
kelompok Intervensi sebesar 87,37 (Baik bahwa ada perbedaan Pengetahuan Tentang
sekali) dengan SD 8,96. Pencegahan Kekerasan Seksual diberikan
Tabel 4 Gambaran Perbedaan Pengetahuan Responden media bergambar.
Sebelum Dan Setelah Diberikan Intervensi Tabel 5 Gambaran perbedaan sikap responden
Variabel M Mi S S CI 95 P val P sebelum dan setelah diberikan intervensi
Pengetahu e n- D E % ue value Variabel M Mi S S CI 95 Pvalu P
an a M dala antar Sikap ea n- D E % e value
Pencegaha n ax m kelo Pencegaha n M dala anta
n kelo mpok n ax m r
Kekerasan mpok Kekerasa kelo kelo
Seksual n Seksual mpok mpo
sebelum di berikan Intervensi k
Kelompok 5 0,0 3 5, 44,07 sebelum di berikan Intervensi
kontrol 5, 0- 0, 4 ;66,4 Kelompok 88, 73, 8, 1, 85,23;
2 10 5 8 6 0,809 kontrol 38 33 6 5 91,54
6 0,0 1 0 - 0 4 0,632
0 10
Kelompok 5 0- 2 4, 47,84 0
Intervensi 6, 86, 4, 4 ;66,1 Kelompok 87, 70 8, 1, 84,02;
9 77 9 7 3 Intervensi 31 - 9 6 90,59
8 3 8 10 6 0
setelah di berikan Intervensi 0
Kelompok 6 13,3 3 5, 51,66 0,013 Sikap Pencegahan Kekerasan Seksual setelah di berikan
kontrol 3, 3- 0, 5 ;74,3 Intervensi
0 100, 9 5 5 0,015 Kelompok 88, 73, 8, 1, 85,42; 0,823
1 00 2 * kontrol 49 33 3 5 91,56
Kelompok 7 40,0 1 2, 72,67 0,000 - 8 0 0,695
Intervensi 8, 0- 6, 9 ;84,7 10
7 100, 4 5 4 0
0 00 5 Kelompok 88, 66, 1 1, 84,48; 0,520
Intervensi 38 67 0, 9 92,29
- 6 1
10 4
0
18 Jurnal Penelitian Terapan Kesehatan, Volume 8 Nomor 1, Juni 2021, hlm 01-39

Tabel 5 menggambarkan bahwa rerata Tabel 6 menggambarkan bahwa


perbedaan tentang sikap responden tentang selisih perbedaan rerata pengetahuan pada
pencegahan kekerasan seksual yang kelompok kontrol sebesar 7,74 dengan SD
dilakukan selama ini sebelum diberikan 16,247 sedangkan pada kelompok intervensi
media bergmbar pada kelompok kontrol terlihat kenaikan signifikan nilai rerata
nilai rerata sebesar 88,38 (baik sekali) pengetahauan dengan kenaikan rerata
dengan SD 8,60 sedangkan sesudah sebesar 21,72 dengan SD 19,77 hasil uji
diberikan media sebesar 88,49 (baik sekali) statistik menggunakan t-independent
dengan SD 8,38 hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,003 sehingga
menunjukkan p value sebesar 0,632 dapat diartikan bahwa ada pengaruh rerata
(p≤α=0,05) menyatakan bahwa tidak ada pengetahuan terhadap media bergambar
perbedaan sikap tentang pencegahan tentang pencegahan kekerasan seksual pada
kekerasan seksual diberikan media lefleat. siswa SD Negeri Padang Serai Kota
Tabel 5.5 menggambarkan bahwa rerata Bengkulu .
perbedaan tentang sikap responden tentang Tabel 6 menggambarkan bahwa
pencegahan kekerasan seksual yang selisih perbedaan rerata pengetahuan pada
dilakukan selama ini sebelum diberikan kelompok kontrol sebesar 0,10 dengan SD
media bergmbar pada kelompok intervensi 2,65 sedangkan pada kelompok intervensi
nilai rerata sebesar 87,31(Baik sekali) terlihat kenaikan signifikan nilai rerata sikap
dengan SD 8,96 sedangkan sesudah dengan kenaikan rerata sebesar 1,07 dengan
diberikan media sebesar 88,38 (Baik sekali) SD 9,20 hasil uji statistik menggunakan t-
dengan SD 10,64 hasil uji statistik independent didapatkan nilai p value 0,577
menunjukkan p value sebesar 0,695 sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada
(p≤α=0,05) menyatakan bahwa tidak ada pengaruh rerata sikap terhadap media
perbedaan Sikap Tentang Pencegahan bergambar tentang pencegahan kekerasan
Kekerasan Seksual diberikan media seksual pada siswa SD Negeri Padang Serai
bergambar. Kota Bengkulu.
Tabel 6 Selisih Perbedaan Pengetahuan dan Sikap
Tentang Pencegahan Kekerasan Seksual
Variabel Min- S SE CI P
PEMBAHASAN
perbedaan me Max D 95% val Karakteristik Responden
pengetahu an ue Usia
an dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sikap
tentang
rerata usia responden pada kelompok
pencegaha intervensi dan kelompok kontrol adalah 10
n tahun. Usia mempengaruhi pengetahuan
kekerasan seseorang karena pola pikir yang terus
seksual
mengalami perubahan sepanjang hidupnya.
Kelompok 7,7 - 1 2,9 1,78;
kontrol 4 33,34 6, 18 13,7 0,0 Semakin bertambah usia akan semakin
pengetahu - 2 0 03 berkembang daya tangkap juga pola pikir
an 46,66 4 seseorang dan akan menurun sejalan
7
bertambahnya usia pula(Yoisangadji, 2016).
Kelompok 21, -6,66- 1 3,5 14,4
intervensi 72 66,67 9, 51 6;28, Pernah Mengalami Kekerasan seksual
Pengetahu 7 974
an 7 Hasil penelitian menunjukan bahwa
Kelompok 0,1 -10- 2, 0,4 - rerata responden yang pernah mengalami
kontrol 0 10 6 76 0,86; 0,5
kekerasan seksual pada kelompok kontol
sikap 5 1,07 77
Kelompok 1,0 -23- 9, 1,6 - 100% tidak ada yang pernah mengalami
intervensi 7 13,34 2 5 0,69; tindakan kekerasan seksual sedangkan pada
Sikap 0 1,34 kelompok intervensi terdapat 1,6% atau 1
dari 32 orang responden pernah mengalami
Darma, dkk Pengaruh Media Bergambar Terhadap Pengetahuan Dan Sikap …19

kekerasan seksual. Menurut Novia (2015) Hal ini dapat disebabkan karena factor
jika anak yang telah mengalami kekerasan yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap
seksual dapat dilihat tanda-tanda perubahan tentang kekerasan seksual dapat berupa usia,
pada perilaku seperti anak akan mengalami pendapatan orang tua, pendidikan orang tua,
depresi, perubahan kognisi anak sering dan kebiasaan individu (Evelyn, Mawarni &
melamun dan tidak mau sekolah, perubahan Dharminto, 2016). Menurut Notoatmodjo
sosial dan emosional seperti anak tidak mau (2012), pengetahuan diperoleh dari proses
bersosialisasi, dan perubahan fisik seperti belajar, sehingga semakin tinggi pendidikan
terdapat luka pada alat kelamin. seseorang akan membuat pengetahuan
tentang objek akan lebih baik.
Pendidikan Orang Tua
Pendidikan tertinggi berada pada Gambaran Rerata Sikap Tentang
pendidikan SD/SMP, pada kelompok Pencegahan Kekerasan Seksual
kontrol 54,8%% dan pada kelompok Penelitain ini sikap tentang kekerasan
intervensi pendidikan SMA/SMK 54,8%. seksual sebelum diberikan media leaflet
Pendidikan orang tua merupakan pada kelompok kontrol dengan nilai rerata
kemmapuan yang sangat penting karena Sikap Tentang Pencegahan Kekerasan
semakin tinggi jenjang pendidikan maka sebesar 88,38 (Baik sekali) sedangkan
akan memperluas atau mendukung setelah dilakukan intervensi melalui media
pengetahuan dan sikap yang diberikan bergambar lefleat pada kelompok kontrol
kepada anak, pendidikanorang tua yang baik berjumlah 32 orang dengan sikap tentang
dapat dengan mudah menerima segala pencegahan kekerasan seksual sebesar 88,49
informasi dari luar tentang pendidikan (Baik sekali). Sikap pada setiap individu
seksual (Yoisangadji, 2016). dapat berbeda, jika suka atau setuju
terhadap suatu objek maka akan mendekat,
Penghasilan Orang Tua
mencari tahu, dan bergabung, sebaliknya
Penghasilan orangtua responden jika tidak suka atau tidak setuju maka akan
berada pada rentang 1 - 6 juta, rata-rata menghindar atau menjauhi (Hasanah, 2017).
penghasilan orang tua 2,8 juta. Penghasilan
yang rendah dapat menyebabkan adanya Perbedaan Pengetahuan Tentang
kekerasan terhadap anak karena Pencegahan Kekerasan Seksual
bertambahnya stressorpada Hasil penelitian tentang Pengetahuan
keluarga.Kurangnya sumber ekonomi Tentang Pencegahan Kekerasan Seksual
membuat orang tua rentan terhadap yang dilakukan menggunakan media leaflet
tindakan kekerasan (RofidahZ uhratul, pada kelompok kontrol menyatakan bahwa
BaroyaNi’mal&Wati, Dwi Martiana, 2017). ada perbedaan Pengetahuan Tentang
Pencegahan Kekerasan Seksual sebelum dan
Gambaran Rerata Pengetahuan Tentang
sesudah diberikan media bergambar lefleat.
Pencegahan Kekerasan Seksual
Pengetahuan Tentang Pencegahan
Penelitian ini pengetahuan tentang Kekerasan Seksual yang dilakukan selama
kekerasan seksual sebelum diberikan media menggunakan media bergambar pada
pada kelompok kontrol rerata Pengetahuan kelompok intervensi menyatakan bahwa ada
Tentang Pencegahan Kekerasan Seksual ini perbedaan Pengetahuan Tentang
sebelum diberikan media sebesar 55,26 Pencegahan Kekerasan Seksual sebelum dan
(Kurang) setelah dilakukan intervensi setelah diberikan media.
melalui media bergambar lefleat pada Pengetahuan responden yang cukup
kelompok intervensi berjumlah 32 orang berarti responden sudah memahami
dengan rerata pengetahuan tentang sebagian tentang pendidikan seks yang telah
pecegahan kekerasan seksual 63,01 (cukup). diberikan, seperti memberitahu anak jenis
sentuhan yang pantas dan tidak pantas yang
20 Jurnal Penelitian Terapan Kesehatan, Volume 8 Nomor 1, Juni 2021, hlm 01-39

dilakukan orang lain, menanamkan jiwa Hasil tersebut sejalan dengan


untuk berperilaku sesuai jenis kelamin, penelitian tentang wacana humor dalam
menanamkan rasa malu sejak dini, meme di media online dilakukan oleh
mengajarkan anak tentang tempat bagian Listiyorini (2017) diperoleh bahwa media
tubuh yang tidak diperbolehkan untuk meme terdapat topik kehidupan sosial,
disentuh orang lain selain orang terdekat, mengandung makna menyarankan dan kata
memperkenalkan bagian-bagian tubuh dan yang sering digunakan banyak mengandung
membentuk pengertian anak tentang kata yang hiperbola, singkatan ,
perbedaan seks antara laki-laki dan pengulangan smile, metafora dan pribahasa(
perempuan. Listiyorini, 2017).
Perbedaan Sikap Tentang Pencegahan Selisih Perbedaan Sikap Tentang
Kekerasan Seksual Tentang Pencegahan Kekerasan Seksual
Hasil penelitian Sikap Tentang Selisih Perbedaan rerata sikap
Pencegahan Kekerasan Seksual yang pencegahan kekerasan seksua lsebelum dan
dilakukan selama ini menggunakan media sesudah diberikan intervensi pada kelompok
leaflet menyatakan bahwa tidak ada intervensi sebesar 0,32 dan selisih
perbedaan Sikap Tentang Pencegahan perbedaan reratasikap pencegahan
Kekerasan Seksual sebelum dan sesudah kekerasan seksual sebelum dan setelah
diberikan media bergambar lefleat. diberikan intervensi kekerasan seksual
Sikap Tentang Pencegahan Kekerasan kelompok kontrol sebesar 0,03. Dengan p
Seksual yang dilakukan selama ini value kelompok sebesar 0,576 yang
menggunakan media menyatakan bahwa diartikan bahwa tidak ada pengaruh media
tidak ada perbedaan Sikap Tentang bergambar meme terhadap sikap tentang
Pencegahan Kekerasan Seksual sebelum dan pencegahan kekerasan seksual.
setelah diberikan media bergamabar. Dimana adanya peningkatan
Sikap tidak dapat dilihat langsung tapi pengetahuan maka terjadi perubahan
hanya dapat ditaksirkan terlebih dahulu dari perilaku (Amalia, 2018). Karena dengan
beberapa perilaku. Adanya sikap yang pengetahuan yang baik anak mampu
positif atau mendukung dapat dikarenakan menerapkan pengetahuannya dalam
oleh pengetahuan serta pengalaman. mencegah tindak kekerasan seksual dalam
Dimana adanya peningkatan pengetahuan mengambil sikap.
maka terjadi perubahan perilaku dan dari
perubahan perilaku dapat menyebabkan KESIMPULAN
perubahan sikap (Amalia, 2018). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Selisih Perbedaan Pengetahuan Tentang rata-rata pengetahuan tentang pencegahan
Tentang Pencegahan Kekerasan Seksual kekerasan seksual pada kelompok intervensi
sebelum diberikan media media bergambar
Selisih Perbedaan rerata pengetahuan 55,98 dan setelah diberikan intervensi
pencegahan kekerasan seksual sebelum dan terdapat peningkatan rerata pengetahuan
sesudah diberikan intervensi media 78,70 (p=0,015). Rerata sikap tentang
bergambar pada kelompok intervensi pencegahan kekerasan seksual pada
sebesar 21,72 dan selisih perbedaan rerata kelompok pada kelompok intervensi
pengetahuan pencegahan kekerasan seksual sebelum diberikan intervensi 87,31 dan
sebelum dan setelah diberikan intervensi Setelah diberikan media bergambar terdapat
leaflet pada kelompok kontrol sebesar 7,74. peningkatan rerata sikap 88,38 (p=0,965).
Dengan p value kelompok sebesar 0,003 Diharapkan penelitian ini dapat
yang diartikan bahwa ada pengaruh media dijadikan referensi untuk penelitian
bergambar meme terhadap pengetahuan selanjutnya sehingga mendapatkan hasil
tentang pencegahan kekerasan seksual. penelitian yang lebih baik.
Darma, dkk Pengaruh Media Bergambar Terhadap Pengetahuan Dan Sikap …21

DAFTAR RUJUKAN Heldifanny, R.A. & Rachmawati, D., 2016.


Pendidikan Seks Di Indonesia: Tabu Atau
Astuti, Y., 2017. Kontruksi Perempuan Dalam Bermanfaat?
Media Baru Analisis Semiotik Meme Ibu-Ibu Juditha, C., 2015. Meme Di Media Sosial : Analisis
Naik Motor Dimedia Sosial. Jurnal Palestren, Semiotik Meme Haji Lulung Meme In Social
10(2), Pp.225-248 Media : Semiotic Analysis Of Hajj Lulung
Dimala, C.P., 2017. Dinamika Psikologis Korban Memes. Jurnal Pekommas, 18(2), Pp.105–116.
Kekerasan Seksual Pada Anak Laki-Laki (Studi Listiyorini, A., 2017. Wacana Humor Dalam Meme
Kasus Di Karawang). Jurnal Psikologi Dimedia Online Sebagai Potret Kehidupan
Universitas Buana Perjuangan Karawang, Sebagian Masyarakat Indonesia.
Pp.62–77. Mantula, F. Et Al., 2017. Child Sexual Abuse In
Evelyn, T., Mawarni, A. & Dharminto, 2016. Zimbabwe Child Sexual Abuse In Zimbabwe
Gambaran Pengetahuan, Sikap Dan Praktik Fennie Mantula & Haroon Saloojee. Journal
Pencegahan Kekerasan Seksual Terhadap Anak Of Child Sexual Abuse, 25(8), Pp.866–880.
Pada Keterpaparan Program Yayasan Setara Permatasari, E. & Adi, G.S., 2017. Gambaran
Dengan Media Video ( Studi Kasus Di 2 SD Di Pemahan Anak Usia Sekolah Dasar Tentang
Kota Semarang ). Jurnal Kesehatan Pendidikan Seksual Dalam Upaya Pencegahan
Masyarakat (E-Journal), 4(4), Pp.255–264. Kekerasan Seksual Pada Anak. Journal Of
Fauzan, A., 2018. Meme “ Piye Kabare Le ? Enak Health Science, 9(1), Pp.70–79.
Jaman Ku To” Perspektif Semiotika Roland Puspitaningrum, E., 2018. Pengetahuan Dengan
Barthes Skripsi. Skripsi. Sikap Ibu Terhadap Pendidikan Seks Usia Dini
Girgira, T., Tilahun, B. & Bacha, T., 2014. Time To Pada Anak Di TK Unggulan Sakti Kota Jambi.
Presentation , Pattern And Immediate Health Jurnal Scientia. (Mei). P.2018
Effects Of Alleged Child Sexual Abuse At Two Probosiwi, R. & Bahransyaf, D., 2015. Pedofilia Dan
Tertiary Hospitals In Addis Ababa , Ethiopia. Kekerasan Seksual: Masalah Dan
BMC PUBLIC HEALTH. Perlindungan Terhadap Anak. Jurnal Informa,
Handayani, M., 2017. Pencegahan Kasus Kekerasan 1(1), Pp.29–40.
Seksual Pada Anak Melalui Prevention Of Sminkey, L., 2018. I . Global Summit Highlights
Sexual Violence Cases In Children Through Solutions To End Violence Against Children ,
Interpersonal Communication. Jurnal Ilmiah Calls For Accelerated Action. , (February),
VISI PGTK PAUD Dan DIKMAS, 12(1), P.2018.
Pp.67–80.

Anda mungkin juga menyukai