Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua


komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
masyarakat setinggi - tingginya dapat terwujud. Dalam menentukan derajat
kesehatan di Indonesia, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan antara,
lain angka kematian bayi, angka kesakitan bayi, status gizi dan angka harapan
hidup (Depkes RI,2009)

Salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional untuk mewujudkan


semua rakyat sehat adalah menerapkan pembangunan nasional berwawasan
kesehatan yang berarti setiap upaya program harus mempunyai kontribusi positif
terhadap terbentuknya lingkungan yang sehat dan perilaku sehat. Sebagai acuan
pembangunan kesehatan mengacu kepada konsep “Paradigma Sehat”, yaitu
pembangunan kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif) dibandingkan
upaya penyembuhan/pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Menurut undang - undang No. 36
tahun 2009 tentang kesehatan, paradigma sehat lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif. Salah satu
upaya tersebut dilaksanakan melalui program imunisasi (Kemenkes RI,2009).
Penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di indonesia dan
masih sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa ( KLB ).

Penyakit campak dikenal juga sebagai morbili atau measles, merupakan


penyakit yang sangat menular yang disebabkan karena virus, campak biasanya
banyak menyerang kelompok umur anak –anak ( balita dan anak usia sekolah )
karena kondisi tubuhnya yang masih labil sehingga rentan akan suatu penyakit.
Penyebab penyakit campak adalah paramyxoviridae jenis morbillivirus yang
mudah mati karena panas dan cahaya. Cara penularan penyakit virus adalah
penularan dari orang ke orang melalui percikan ludah dan transmisi melalui udara
dengan penyebaran droplet,kontak langsung,melalui sekret hidung atau
tenggorokan dari orang–orang yang terinfeksi(Depkes RI,2009).

Campak adalah penyakit yang sangat potensial untuk menimbulkan wabah.


Penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi Campak. Tanpa program
imunisasi Campak Attack Rate 93,5 per 100.000 jiwa. Kasus Campak dengan gizi
buruk akan meningkatkan Case Fatalityn Rate(CFR). Masalah kematian Campak
di dunia yang dilaporkan pada tahun 2002 sebanyak 777.000jiwa. Dari jumlah itu
202.000 diantaranya berasal dari negara ASEAN serta 15% kematian Campak
tersebut berasal dari Indonesia (Depkes RI,2009) Insiden Campak di Benua Eropa
berdasarkan data Eurosurveillance pada tahun 2002 yaitu, Germany 5,6 per
100.000 penduduk, Italia 8,79 per 100.000 penduduk, Spanyol 0,20 per 100.000
penduduk dan Denmark 0,60 per 100.000 penduduk Di negara-negara
berkembang penyakit Campak merupakan penyakit endemis.Di India insiden
Campak tahun 2002 sebanyak 39,1 per 100.000 penduduk, di China terdapat 47,7
per 100.000 penduduk,di Malaysia terdapat 2,27 per 100.000 penduduk
(Eurosurveillance, 2003)

Indonesia termasuk salah satu dari 47 negara dengan kasus campak terbesar di
dunia. Berdasarkan rekomendasi dari WHO, bagi Negara yang masih banyak di
temukan kasus campak, maka diharapkan untuk melaksanakan kampanye campak.
Program imunisasi campak di Indonesia dimulai sejak tahun 1982. Dan pada
tahun 1991 berhasil dicapai status imunisasi dasar lengkap atau Universal Child
Imunization(UCI) secara nasional. Sejak tahun 2000 imunisasi kesempatan kedua
diberikan kepada anak sekolah kelas I–VI secara bertahap yang kemudian
dilanjutkan dengan pemberian imunisasi campak secara rutin kepada anak sekolah
dasar kelas I SD (BIAS). Untuk mempercepat tercapainya perlindungan campak
pada
anak, sejak tahun 2005 sampai agustus 2007 dilakukan kegiatan crash program
campak terhadap anak usia 6–59bulan(Kemenkes RI,2010).

Di Indonesia, secara nasional selama tahun 2004 frekuensi Kejadian Luar


Biasa (KLB)Campak menempati urutan kedua setelah DBD. KLB Campak Tahun
2004 terjadi sebanyak 97 kali dengan jumlah kasus sebanyak 2.818 dan 44
kematian atau CFR 1,56%(Bambang,2008). Penyakit Campak sampai tahun 2006
masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di propinsi Sumatera Utara.
Selama tahun 2006 terjadi 2.428 kasus campak. Kasus penyakit Campak banyak
diderita anak-anak usia 12 tahun ke bawah. Data profil Kesehatan Propinsi
Sumatera Utara tahun 2008, di Kabupaten Langkat terdapat 130 kasus
danmencapai puncaknya pada bulan Agustus hingga daerah tersebut ditetapkan
sebagai daerah KLB Campak. Kabupaten Batu Bara terdapat 47 kasus dan
diKecamatan Barumun Kabupaten Padang Lawas terdapat 169 kasus Campak
(Dinkes Sumut,2010).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

1. Politik dan Strategi Nasional

Kata “Politik” secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Politeia, yang
akar katanya adalah polis, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu
negara dan teia, berarti urusan. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics
mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik
merupakan rangkaian asas, prinsip, keadaaan, jalan, cara dan alat yang digunakan
untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki.

Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan kebijakan


untuk mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian definisi
politik nasional adalah asas, haluan, usaha serta kebijaksanaan negara tentang
pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan pengendalian) serta
penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional. Sedangkan
strategi nasional adalah cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai
sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional.

1.1 Dalam arti kepentingan umum (politics) Politik dalam arti kepentingan
umum atau segala usaha untuk kepentingan umum, baik yang berada dibawah
kekuasaan negara di Pusat maupun di Daerah, lazim disebut Politik (Politics) yang
artinya adalah suatu rangkaian azas/prinsip, keadaan serta jalan, cara dan alat yang
akan digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau suatu keadaan yang kita
kehendaki disertai dengan jalan, cara dan alat yang akan kita gunakan untuk
mencapai keadaan yang kita inginkan.
2.1 Dalam arti kebijaksanaan (Policy) Politik adalah penggunaan
pertimbangan-pertimbangan tertentu yang yang dianggap lebih menjamin
terlaksananya suatu usaha, cita-cita / keinginan atau keadaan yang kita kehendaki.
Dalam arti kebijaksanaan, titik beratnya adalah adanya:
a. Negara
Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang mempunyai rakyat
dalam suatu wilayah tersebut, dengan sejumlah orang yang menerima
keberadaan organisasi ini. Syarat lain keberadaan negara adalah adanya
suatu wilayah tertentu tempat negara itu berada.
b. Kekuasaan
Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau
kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan
kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi
kewenangan yang diperoleh, atau kemampuan seseorang atau kelompok
untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan
keinginan dari pelaku. 
c. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran
dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur
tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses
pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final
Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap
pilihan.
d. Kepentingan umum
Suatu asas yang dilaksanakan berdasarkan atas kepentingan untuk orang
banyak diatas kepentingan golongan ataupun pribadi, demi terciptanya
persatuan dan persatuan.
e. Distribusi
Adalah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai (values) dalam
masyarakat. Nilai adalah sesuatu yang diinginkan dan penting, nilai harus
dibagi secara adil. Politik membicarakan bagaimana pembagian dan
pengalokasian nilai-nilai secara mengikat.

2. Penyusunan Politik dan Strategi Nasional


A. Dasar Pemikiran Penyusunan Politik dan Strategi Nasional

Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok-pokok


pikiran yang terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berlandaskan
ideologi Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional.

 Penyusunan Politik dan Strategi Nasional

Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun
berdasarkan sistem kenegaraaan menurut UUD 1945. sejak tahun 1985 telah
berkembang pendapat yang mengatakan bahwa jajaran pemerintah dan lembaga
lembaga yang tersebut dalam UUD 1945 merupakan “suprastruktur politik”.
Lebaga-lembaga tersebut adalah MPR, DPR, Presiden, DPA, BPK, MA.
Sedangkan badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai
“infrastruktur politik”, yang mencakup pranata politik yang ada dalam
masyarakat, seperti partai politik, organisasi kemasyarakatan, media massa,
kelompok kepentingan (interest group), dan kelompok penekan (pressure group).
Suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat bekerja sama dan memiliki
kekuatan yang seimbang.

 Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional

Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur


politik diatur oleh presiden/mandataris MPR. Sedangkan proses penyusunan
politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur politk dilakukan setelah
presiden menerima GBHN.

 Pelaksanaan strategi nasional


Strategi nasional dilaksanakan oleh para menteri dan pimpinan lembaga
pemerintah non departemen berdasarkan petunjuk presiden, yang dilaksanakan
oleh presiden sesungguhnya merupakan politik dan strategi nasional yang bersifat
pelaksanaan.

 Stratifikasi politik nasional

Stratifikasi politik nasional dalam negara Republik Indonesia adalah sebagai


berikut :

1. Tingkat penentu kebijakan puncak

Meliputi kebijakan tertinggi yang menyeluruh secara nasional dan mencakup


penentuan undang-undang dasar. Menitik beratkan pada masalah makro politik
bangsa dan negara untuk merumuskan idaman nasional berdasarkan falsafah
Pancasila dan UUD 1945. Kebijakan tingkat puncak dilakukan oleh MPR. Dalam
hal dan keadaan yang menyangkut kekuasaan kepala negara seperti tercantum
pada pasal 10 sampai 15 UUD 1945, tingkat penentu kebijakan puncak termasuk
kewenangan Presiden sebagai kepala negara. Bentuk hukum dari kebijakan
nasional yang ditentukan oleh kepala negara dapat berupa dekrit, peraturan atau
piagam kepala negara.

2. Tingkat kebijakan umum

     Merupakan tingkat kebijakan di bawah tingkat kebijakan puncak, yang


lingkupnya menyeluruh nasional dan berisi mengenai masalah-masalah makro
strategi guna mencapai idaman nasional dalam situasi dan kondisi tertentu.

3. Tingkat penentu kebijakan khusus


3.1 Merupakan kebijakan terhadap suatu bidang utama pemerintah.
Kebijakan ini adalah penjabaran kebijakan umum guna merumuskan
strategi, administrasi, sistem dan prosedur dalam bidang tersebut.
Wewenang kebijakan tingkat di atasnya.
3.2 Tingkat penentu kebijakan teknis Kebijakan teknis meliputi kebijakan
dalam satu sektor dari biang utama dalam bentuk prosedur serta teknik
untuk mengimplementasikan rencana, program dan kegiatan.
3.3 Tingkat penentu kebijakan di daerah Wewenang penentuan
pelaksanaan kebijakan pemerintah pusat di daerah terletak pada
Gubernur dalam kedudukannnya sabagai wakil pemerintah pusat di
daerahnya masing-masing. Kepala daerah berwenang mengeluarkan
kebijakan pemerintah daerah dengan persetujuan DPRD. Kebijakan
tersebut berbentuk Peraturan Daerah (Perda) tinkat I atau II. Menurut
kebijakan yang berlaku sekarang, jabatan Gubernur/Kepala Daerah
tingkat I, Bupati/Kepala Daerah tingkat II atau Walikota/Kepala
Daerah tingkat II.

4. Otonomi Daerah

Konsep otonomi luas, nyata, dan bertanggung jawab tetap seperti yang
dirumuskan saat ini yaitu memberdayakan daerah, termasuk masyarakatnya,
mendorong prakarsa dan peran serta, masyarakat dalam proses pemerintahan dan
pembangunan.
Pemerintahan juga tidak lupa untuk lebih meningkatkan efisiensi, efektivitas dan
akuntabilitas penyelanggaraan fungsi-fungsi seperti pelayanan, pembangunan dan
perlindungan terhadap masyarakat dalam ikatan NKRI. Asas-asas
penyelenggaraan pemerintahan seperti desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas
pembantuan, diselenggarakan secara proposional sehingga saling menjunjung.

Melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum


anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah. Komisi Pemilihan Umum Daerah(KPUD) provinsi,
kabupaten, dan kota diberikan kewenangan sebagai penyelenggara pemilihan
kepala daerah. Agar penyelenggaraan pemilihan dapat berlangsung dengan baik,
maka DPRD membentuk panitia pengawasan. Kewenangan KPUD provinsi,
kabupaten, dan kota dibatasi sampai dengan penetapan calon terpilih dengan
berita acara yang selanjutnya KPUD menyerahkan kepada DPRD untuk diproses
pengusulannya kepada Pemerintah guna mendapatkan pengesahan.

Dalam UU No.32 Tahun 2004 terlihat adanya semangat untuk melibatkan


partisipasi publik. Di satu sisi, pelibatan publik(masyarakat) dalam pemerintahan
atau politik lokal mengalami peningkatan luar biasa dengan diaturnya pemilihan
kepala daerah(Pilkada) langsung. Dari anatomi tersebut, jelaslah bahwa revisi
yang dilakukan terhadap UU No.22 Tahun 1999 dimaksudkan untuk
menyempurnakan kelemahan-kelemahan yang selama ini muncul dam
pelaksanaan otomoni daerah. Sekilas UU No.32 Taun 2004 masih menyisakan
banyak kelemahan, tetapi harus diakui pula banyak peluang dari UU tersebut
untuk menciptakan good govemance(pemerintahan yang baik).

5. Politik Pembangunan Nasional dan Manajemen Nasional

     Politik merupakan cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Tujuan politik bangsa Indonesia telah tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial. Tujuan politik bangsa Indonesia harus dapat dirasakan oleh
rakyat Indonesia, untuk itu pembangunan di segala bidang perlu dilakukan.
Dengan demikian pembangunan nasional harus berpedoman pada Pembukaan
UUD 1945 alania ke-4.

Politik dan Strategi Nasional dalam aturan ketatanegaraan selama


ini dituangkan dalam bentuk GBHN yang ditetapkan oleh MPR. Hal ini berlaku
sebelum adanya penyelenggaraan pemilihan umum Presiden secara langsung pada
tahun 2004. Setelah pemilu 2004 Presiden menetapkan visi dan misi yang
dijadikan rencana pembangunan jangka menengah yang digunakan sebagai
pedoman dalam menjalankan pemerintahan dan membangun bangsa.
6. Makna pembangunan nasional

Pembangunan nasional merupakan usaha yang dilakukan untuk


meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan
dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
memperhatikan tantangan perkembangan global. Tujuan pembangunan nasional
itu sendiri adalah sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa
Indonesia. Dan pelaksanaannya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah
tetapi juga merupakan tanggung jawab seluruh rakyat. Pembangunan nasional
mencakup hal-hal yang bersifat lahiriah yang selaras, serasi dan seimbang. Itulah
sebabnya pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan manusia dan
masyarakat Indonesia yang seutuhnya, yakni sejahtera lahir dan batin.

7. Manajemen Nasional

     Manajemen nasional pada dasarnya merupakan suatu sistem sehingga lebih
tepat jika kita menggunakan istilah sistem manajemen nasional. Layaknya sebuah
sistem, pembahasannya bersifat komprehensif, strategis dan integral. Orientasinya
adalah pada penemuan dan pengenalan (identifikasi) faktor-faktor strategis secara
menyeluruh dan terpadu. Dengan demikian sistem. manajemen nasional dapat
menjadi kerangka dasar, landasan, pedoman dan sarana bagi perkembangan proses
pembelajaran maupun penyempurnaan fungsi penyelenggaraan pemerintah yang
bersiafat umum maupun pembangunan.

Pada dasarnya sistem manajemen nasional merupakan perpaduan antara


tata nilai, struktur dan proses untuk mencapai daya guna dan hasil guna sebesar
mungkin dalam menggunakan sumber dana dan sumber daya nasional demi
mencapai tujuan nasional. Proses penyelenggaraan yang serasi dan terpadu
meliputi siklus kegiatan perumusan kebijaksanaan (policy formulation),
pelaksanaan kebijaksanaan, dan penilaian hasil kebijaksanaan terhadap berbagai
kebijaksanaan nasional. Disini secara sederhana dapat dikatakan bahwa sebuah
sistem sekurang kurangnya harus dapat menjelaskan unsur, struktur, proses,
fungsi serta lingkungan yang mempengaruhinya.

Secara sederhana unsur-unsur utama sistem manajemen  nasional dalam bidang


ketatanegaraan meliputi :

1. Negara

Sebagai organisasi kekuasaan, negara mempunyai hak dan kepemilikan,


pengaturan dan pelayanan dalam mewujudkan cita-cita bangsa.

2. Bangsa Indonesia

Sebagai unsur pemilik negara, berperan menentukan sistem nilai dan arah atau
haluan negara yang digunakan sebagai landasan dan pedoman bagi
penyelenggaraan fungsi negara.

3. Pemerintah

Sebagai unsur manajer atau penguasa, berperan dalam penyelenggaraan fungsi-


fungsi pemerintahan umum dan pembangunan kearah cita-cita bangsa dan
kelangsungan serta pertumbuhan negara.

4. Masyarakat

Sebagai unsur penunjang dan pemakai, berperan sebagai kontributor, penerima


dan konsumen bagi berbagai hasil kegiatan penyelenggaraan fungsi pemerintahan.

8. Sejarah Sistem Politik di Indonesia

Sejarah Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang terjadi di
dalamnya. Namun dalam menguraikannya tidak cukup sekedar melihat sejarah
Bangsa Indonesia tapi diperlukan analisis sistem agar lebih efektif. Dalam proses
politik biasanya di dalamnya terdapat interaksi fungsional yaitu proses aliran yang
berputar menjaga eksistensinya. Sistem politik merupakan sistem yang terbuka,
karena sistem ini dikelilingi oleh lingkungan yang memiliki tantangan dan
tekanan.

Dalam melakukan analisis sistem bisa dengan pendekatan satu segi


pandangan saja seperti dari sistem kepartaian, tetapi juga tidak bisa dilihat dari
pendekatan tradisional dengan melakukan proyeksi sejarah yang hanya berupa
pemotretan sekilas. Pendekatan yang harus dilakukan dengan pendekatan
integratif yaitu pendekatan sistem, pelaku-saranan-tujuan dan pengambilan
keputusan Kapabilitas sistem adalah kemampuan sistem untuk menghadapi
kenyataan dan tantangan. Pandangan mengenai keberhasilan dalam menghadapi
tantangan ini berbeda diantara para pakar politik. Ahli politik zaman klasik seperti
Aristoteles dan Plato dan diikuti oleh teoritisi liberal abad ke-18 dan 19 melihat
prestasi politik diukur dari sudut moral. Sedangkan pada masa modern sekarang
ahli politik melihatnya dari tingkat prestasi (performance level) yaitu seberapa
besar pengaruh lingkungan dalam masyarakat, lingkungan luar masyarakat dan
lingkungan internasional. Pengaruh ini akan memunculkan perubahan politik.
Adapun pelaku perubahan politik bisa dari elit politik, atau dari kelompok
infrastruktur politik dan dari lingkungan internasional.

Perubahan ini besaran maupun isi aliran berupa input dan output. Proes
mengkonversi input menjadi output dilakukan oleh penjaga gawang (gatekeeper).

Terdapat 5 kapabilitas yang menjadi penilaian prestasi sebuah sistem politik :

1. Kapabilitas Ekstraktif, yaitu kemampuan Sumber daya alam dan sumber daya
manusia. Kemampuan SDA biasanya masih bersifat potensial sampai kemudian
digunakan secara maksimal oleh pemerintah. Seperti pengelolaan minyak tanah,
pertambangan yang ketika datang para penanam modal domestik itu akan
memberikan pemasukan bagi pemerintah berupa pajak. Pajak inilah yang
kemudian menghidupkan negara.
2. Kapabilitas Distributif. SDA yang dimiliki oleh masyarakat dan negara diolah
sedemikian rupa untuk dapat didistribusikan secara merata, misalkan seperti
sembako yang diharuskan dapat merata distribusinya keseluruh masyarakat.
Demikian pula dengan pajak sebagai pemasukan negara itu harus kembali
didistribusikan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.

3. Kapabilitas Regulatif (pengaturan). Dalam menyelenggaran pengawasan


tingkah laku individu dan kelompok maka dibutuhkan adanya pengaturan.
Regulasi individu sering memunculkan benturan pendapat. Seperti ketika
pemerintah membutuhkan maka kemudian regulasi diperketat, hal ini
mengakibatkan keterlibatan masyarakat terkekang.

4. Kapabilitas simbolik, artinya kemampuan pemerintah dalam berkreasi dan


secara selektif membuat kebijakan yang akan diterima oleh rakyat. Semakin
diterima kebijakan yang dibuat pemerintah maka semakin baik kapabilitas
simbolik sistem.

5. Kapabilitas responsif, dalam proses politik terdapat hubungan antara input dan
output, output berupa kebijakan pemerintah sejauh mana dipengaruhi oleh
masukan atau adanya partisipasi masyarakat sebagai inputnya akan menjadi
ukuran kapabilitas responsif. kapabilitas dalam negeri dan internasional. Sebuah
negara tidak bisa sendirian hidup dalam dunia yang mengglobal saat ini, bahkan
sekarang banyak negara yang memiliki kapabilitas ekstraktif berupa perdagangan
internasional. Minimal dalam kapabilitas internasional ini negara kaya
atau berkuasa (superpower) memberikan hibah (grants) dan pinjaman (loan)
kepada negara-negara berkembang.

9. Sistem Ketatanegaraan Indonesia

Sistem ketatanegaraan kita pasca amandemen UUD 1945, sesungguhnya
mengandung dimensi yang sangat luas, yang tidak saja berkaitan dengan hukum
tata negara, tetapi juga bidang-bidang hukum yang lain, seperti hukum
administrasi, hak asasi manusia dll. Dimensi perubahan itu juga menyentuh
tatanan kehidupan politik di tanah air, serta membawa implikasi perubahan yang
cukup besar di bidangsosial, politik, ekonomi, pertahanan, dan hubungan
internasional.

Kelemahan-kelemahan UUD 1945 pasca amandemen, untuk menjadi bahan telaah


lebih mendalam, dan mungkin pula dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
bagi penyempurnaan UUD 1945 pasca amandemen.

1. Implementasi Politik dan Strategi Nasional

1. Implementasi politik dan strategi nasional di bidang hukum:

a. Mengembangkan budaya hukum di semua lapisan masyarakat untuk terciptanya


kesadaran dan kepatuhan hukum dalam kerangka supremasi hukum dan tegaknya
negara hukum.

b. Menata sistem hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu dengan mengakui
dan menghormati hukum agama dan hukum adat serta memperbaharui
perundang–undangan warisan kolonial dan hukum nasional yang diskriminatif,
termasuk ketidakadilan gender dan ketidaksesuaianya dengan reformasi melalui
program legalisasi.

1. Menyelenggarakan proses peradilan secara cepat, mudah, murah dan


terbuka, serta bebas korupsi dan nepotisme dengan tetap menjunjung
tinggi asas keadilan dan kebenaran.

d. Meningkatkan pemahaman dan penyadaran, serta meningkatkan perlindungan.


Penghormatan dan penegakan hak asasi manusia dalam seluruh aspek kehidupan.

e. Menyelesaikan berbagai proses peradilan terhadap pelanggaran hukum dan hak


asasi manusia yang belum ditangani secara tuntas.
2. Implemetasi politik strategi nasional dibidang ekonomi.

1. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada


mekanisme pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan sehat dan
memperhatikan pertumbuhan ekonomi, nilai–nilai keadilan, kepentingan
sosial, kualitas hidup, pembangunan berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan sehingga terjamin kesempatan yang sama dalam berusaha
dan bekerja, perlindungan hak-hak konsumen, serta perlakuan yang adil
bagi seluruh rakyat.
2. Mengembangkan persaingan yang sehat dan adil serta menghindarkan
terjadinya struktur pasar monopolistik dan berbagai struktur pasar distortif,
yang merugikan masyarakat.
3. Mengoptimalkan peranan pemerintah dalam mengoreksi
ketidaksempurnaan pasar dengan menghilangkan seluruh hambatan yang
menganggu mekanisme pasar, melalui regulasi, layanan publik, subsidi
dan insentif, yang dilakukan secara transparan dan diatur undang–undang.
4. Mengupayakan kehidupan yang layak berdasarkan atas kemanusiaan yang
adil bagi masayarakat, terutama bagi fakir miskin dan anak–anak terlantar
dengan mengembangkan sistem dan jaminan sosial melalui program
pemerintah serta menumbuhkembangkan usaha dan kreativitas masyarakat
yang pendistribusiannya dilakukan dengan birokrasi efektif dan efisien
serta ditetapkan dengan undang–undang.
5. Mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai kemajuan
teknologi dengan membangun keunggulan kompetitif berdasarkan
keunggulan komperatif sebagai negara maritim dan agraris sesuai
kompetensi dan produk unggulan di setiap daerah, terutama pertanian
dalam arti luas, kehutanan, kelautan, pertambangan, pariwisata, serta
industri kecil dan kerajinan rakyat.

3. Implementasi politik strategi nasional di bidang politik


1. Memperkuat keberadaan dan kelangsungan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang bertumpu pada kebhinekatunggalikaan. Untuk
menyelesaikan masalah–masalah yang mendesak dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, perlu upaya rekonsiliasi nasional
yang diatur dengan undang–undang.
2. Menyempurnakan Undang-Undang Dasar 1945 sejalan dengan
perkembangan kebutuhan bangsa, dinamika dan tuntutan reformasi,
dengan tetap memelihara kesatuan dan persatuan bengsa, serta sesuai
dengan jiwa dan semangat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
3. Meningkatkan peran Majelis Permusyawaratan Rakyat, dan lembaga–
lembaga tinggi negara lainnya dengan menegaskan fungsi, wewenang dan
tanggung jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata
hubungan yang jelas antara lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
4. Mengembangkan sistem politik nasional yang berkedudukan rakyat
demokratis dan terbuka, mengembangkan kehidupan kepartaian yang
menghormati keberagaman aspirasi politik, serta mengembangkan sistem
dan penyelengaraan pemilu yang demokratis dengan menyempurnakan
berbagai peraturan perundang–undangan dibidang politik.

4. Implementasi politik dan strategi nasional di bidang kesehatan dan


kesejahteraan sosial

1. Meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling


mendukung dan memprioritaskan upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan, penumbuhan, pemulihan, dan rehabilitasi sejak bayi dalam
kandungan sampai usia lanjut.
2. Meningkatkan dan memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesehatan
melalui pemberdayaan sumber daya manusia secara berkelanjutan dan
sarana serta prasarana dalam bidang medis yang mencakup ketersediaan
obat yang dapat dijangkau oleh masyarakat.
3. Mengembangkan sistem jaminan sosial tenaga kerja bagi seluruh tenaga
kerja untuk medapatkan perlindungan, keamanan, dan keselamatan kerja
yang memadai. Pengelolaannya melibatkan pemerintah, perusahaan, dan
pekerja.
4. Membangun ketahanan sosial yang mampu memberi bantuan
penyelamatan dan pemberdayaan terhadap penyandang masalah
kesejahteraan sosial dan korban bencana serta mencegah timbulnya gizi
buruk dan turunnya kualitas generasi muda.
5. Membangun apresiasi terhadap penduduk lanjut usia dan veteran untuk
menjaga harkat dan martabatnya serta memanfaatkan pengalamannya.

5. Implementasi politik dan strategi nasional di bidang kebudayaan, kesenian, dan


pariwisata.

1. Mengembangkan dan membina kebudayaan nasional bangsa Indonesia


yang bersumber dari warisan budaya leluhur bangsa, budaya nasional yang
mengandung nilai-nilai universal termasuk kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dalam rangka mendukung terpeliharanya kerukunan hidup
bermasyarakat, dan membangun peradaban bangsa.
2. Merumuskan nilai-nilai kebudayaan Indonesia, untuk memberikan rujukan
sistem nilai bagi totalitas perilaku kehidupan ekonomi, politik, hukum dan
kegiatan kebudayaan dalam rangka pengembangan kebudayaan nasional
dan peningkatan kualitas berbudaya masyarakat.
3. Mengembangkan sikap kritis terhadap nilai-nilai budaya dalam rangka
memilah-milih nilai budaya yang kondusif dan serasi untuk menghadapi
tantangan pembangunan bangsa di masa depan.
4. Mengembangkan kebebasan berkreasi dalam berkesenian untuk memberi
inspirasi bagi kepekaan terhadap totalitas kehidupan dengan tetap
mengacu pada etika, moral, estetika dan agama, serta memberikan
perlindungan dan penghargaan terhadap hak cipta dan royalti bagi pelaku
seni dan budaya.
5. Mengembangkan dunia perfilman Indonesia secara sehat sebagai media
massa kreatif untuk meningkatkan moralitas agama serta kecerdasan
bangsa, pembentukan opini publik yang positif, dan nilai tambah secara
ekonomi.

6. Implementasi politik dan strategi nasional di bidang kedudukan dan peranan


perempuan

1. Meningkatkan kedudukan dan peranan perempuan dalam kehidupan


berbangsa dan bernegara melalui kebijakan nasional yang diemban oleh
lembaga yang mampu memperjuangkan terwujudnya kesetaraan, keadilan
gender.
2. Meningkatkan kualitas peran dan kemandirian organisasi perempuan
dengan tetap mempertahankan nilai persatuan dan kesatuan serta nilai
historis perjuangan kaum perempuan dalam rangka melanjutkan usaha
pemberdayaan perempuan serta kesejahteraan keluarga dan masyarakat.

7. Implementasi politik dan strategi nasional di bidang pemuda dan olahraga

1. Menumbuhkan budaya olahraga guna meningkatkan kualitas manusia


Indonesia yang perlu memiliki tingkat kesehatan dan kebugaran yang
cukup. Upaya ini harus dimulai sejak usia dini melalui pendidikan
olahraga di sekolah dan masyarakat.
2. Meningkatkan usaha pembibitan dan pembinaan olahraga prestasi harus
dilakukan secara sistematis dan komprehenshif melalui lembaga-lembaga
pendidikan sebagai pusat pembinaan di bawah koordinasi masing-masing
organisasi olahraga, termasuk organisasi olahraga penyandang cacat, demi
tercapainya prestasi yang membanggakan di tingkat internasional.
3. Mengembangkan iklim yang kondusif bagi generasi muda dalam
mengaktualisasikan segenap potensi, bakat, dan minat mereka dengan
memberikan kesempatan dan kebebasan mengorganisasikan diri secara
bebas dan merdeka sebagai wahana pendewasaan untuk menjadi
pemimpin bangsa yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, patriotis,
demokratis, mandiri, dan tanggap terhadap aspirasi rakyat.
4. Mengembangkan minat dan semangat kewirausahaan di kalangan generasi
muda yang berdaya saing, unggul, dan mandiri.
5. Melindungi segenap generasi muda dari bahaya destruktif terutama
penyalahgunaan narkotika, obat-obat terlarang, dan zat adiktif lainnya
(narkoba) melalui gerakan pemberantasan dan peningkatan kesadaran
masyarakat akan bahaya penyalahgunaan narkoba.

8. Implementasi politik dan strategi nasional di bidang pembangunan daerah

1. Secara umum Pembangunan Daerah adalah sebagai berikut:

 Mengembangkan otonomi daerah secara luas, nyata, dan bertanggung


jawab dalam rangka pemberdayaan masyarakat, lembaga ekonomi,
lembaga politik, lembaga hukum, lembaga keagamaan, lembaga adat,
lembaga swadaya masyarakat serta seluruh potensi masyarakat dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 Melakukan pengkajian tentang berlakunya otonomi daerah bagi daerah
propinsi, daerah kabupaten, daerah kota, dan desa.
 Mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang efektif dan kuat dengan
memberdayakan pelaku dan potensi ekonomi daerah serta memperhatikan
penataan ruang, baik fisik maupun sosial, sehingga terjadi pemerataan
pertumbuhan ekonomi yang sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah.
 Mempercepat pembangunan perdesaan dalam rangka pemberdayaan
masyarakat terutama petani dan nelayan melalui penyediaan prasarana,
pembangunan sistem agribisnis, industri kecil, dan kerajinan rakyat,
pengembangan kelembagaan penguasaan teknologi, dan pemanfaatan
sumber daya alam.
 Mewujudkan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah secara adil
dengan mengutamakan kepentingan daerah yang lebih luas melalui
desentralisasi perizinan, investasi, serta pengelolaan sumber daya.
 Memberdayakan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah guna memantapkan
penyelenggaraan otonomi daerah yang luas, nyata, dan bertanggung jawab.
 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah sesuai dengan
potensi dan kepentingan daerah melaiui penyediaan anggaran pendidikan
yang memadai.
 Meningkatkan pembangunan di seluruh daerah terutama di kawasan timur
Indonesia, daerah perbatasan, dan wilayah tertinggal lainnya dengan
berlandaskan prinsip desentralisasi dan otonomi daerah.

1. Pengembangan otonomi daerah di dalam wadah Negara Kesatuan


Republik Indonesia adalah untuk menyesuaikan secara adil dan
menyeluruh permasalahan di daerah yang memerlukan penanganan yang
khusus dan bersungguh-sungguh.

9. Implementasi politik dan strategi nasional di bidang sumber daya alam dan
lingkungan hidup

1. Mengelola sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya agar


bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke
generasi.
2. Meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya alam dan lingkungan
hidup dengan melakukan konservasi, rehabilitasi, dan penghematan serta
menerapkan teknologi ramah lingkungan.
3. Mendelegasikan secara bertahap wewenang pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah dalam hal pengelolaan sumber daya alam secara
selektif dan pemeliharaan lingkungan hidup, yang diatur oleh undang-
undang, sehingga kualitas ekosisrem tetap terjaga.
4. Mendayagunakan sumber daya alam unuik sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat dengan memperhatikan kelestarian rungsi dan keseimbangan
lingkungan hidup, pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan
ekonomi dan budaya masyarakat lokal, serra penataan ruang, yang
pengusahaannya diatur oleh undang-undang.
5. Menerapkan indikator-indikator yang memungkinkan pelesiarian
kemampuan keterbaruan sumber daya alam untuk mencegah kerusakan
permanen.

10. Implementasi politik dan strategi nasional di bidang pertahanan dan keamanan

1. Menata kembali Tentara Nasional Indonesia sesuai paradigma baru secara


konsisten melalui reposisi, redifinisi, dan reakrualisasi peran Tentara
Nasional Indonesia sebagai alar ncgara untuk melindungi, memelihara,
dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
terhadap ancaman dari luar dan dalam negeri dengan menjunjung tinggi
hak asasi manusia dan memberikan darma baktinya dalam membanru
menyelenggarakan pembangun¬an.
2. Mengembangkan kemampuan sistem pertahanan keamanan rakyat semesta
yang bertumpu pada kekuatan rakyat dengan Tentara Nasional Indonesia
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai kekuatan utama.
Kekuatan utama ini didukung oleh komponen lainnya dari kekuatan
pertahanan dan keamanan negara dengan meningkatkan kesadaran bela
negara melalui wajib latih, membangun kondisi juang, dan mewujudkan
kebersamaan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik
Indonesia, dan rakyat.
3. Meningkatkan kualitas profesionalisme Tentara Nasional Indonesia,
meningkatkan rasio kekuatan komponen utama, dan mengembangkan
kekuatan pertahanan keamanan negara ke wilayah yang didukung oleh
sarana, prasarana, dan anggaran yang memadai.
4. Memperluas dan meningkatkan kualitas kerja sama bilateral bidang
pertahanan dan keamanan dalam rangka memelihara stabilitas keamanan
regional dan berpartisipasi dalam upaya pemeliharaan perdamaian dunia.
5. Menuntaskan upaya memandirikan Kepolisian Negara Republik Indonesia
dalam rangka pemisahan dari Tentara Nasional Indonesia secara bertahap
dan berlanjut dengan meningkatkan profesionalisme sebagai alat negara
penegak hukum, pengayom, dan pelindung masyarakat.
 

DEMOKRASI DAN IMPLEMENTASI

1. Ciri-ciri Pemerintahan Demokrasi

1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan


politik, baik langsung maupun tidak langsung.

2. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi


rakyat (warga negara).

3. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.

4. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai


alat penegakan hukum

5. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.

6. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi dan
mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.

7. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga
perwakilan rakyat.

8. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan (memilih)
pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.

9. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama, golongan,


dan sebagainya).

1. Implementasi Demokrasi Dalam Kehidupan Masyarakat

1. Dalam lingkungan Kehidupan keluarga, misalnya anggota keluarga bertekad


untuk:
 Membiasakan tidak memaksakan kehendak kepada sesama anggota
keluarga.
 Membiasakan bermusyawarah dalam mengambil suatu keputusan untuk
kepentingan bersama.
 Mengembangkan diri agar lebih berguna untuk kepentingan keluarga.
 Saling menghormati hak dan kewajiban anggota keluarga.

2. Dalam lingkungan kehidupan perkulihaan :

 Menyelesaikan masalah bersama setiap warga sekolah dengan


mengutamakan kepentingan bersama.
 Mendiskusikan materi pelajaran yang sulit untuk dibahas bersama-sama.

3. Dalam lingkungan kehidupan bermasyarakat :

 Memilih pengurus RT dan RW secara demokratis.


 Mengambil keputusan secara musyawarah dalam menentukan bantuan
untuk meringankan warga yang tertimpa musibah gempa bumi.
 Melaksanakan tugas gotong royong dalam membersihkan sampah di
lingkungannya.
 Melaksanakan siskamling yang telah disetujui dengan penuh tanggung
jawab.

4. Dalam lingkungan kehidupan berbangsa dan  bernegara:

 Melaksanakan kegiatan pemilu dengan penuh tanggung jawab.


 Menghormati hak asasi manusia.
 Melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Memberikan pendapat/usul yang membangun kepada pemerintah.

KONSEP STRATEGI NASIONAL DAN IMPLEMENTASI


1. Strategi Nasional

Strategi nasional adalah seni dan ilmu mengembangkan dan menggunakan


kekuatan-kekuatan nasional ( Ipoleksosbud hankam ) dalam masa perang maupun
damai untuk mendukung pencapaian tujuan-tujuan yang ditetapkan oleh politik
nasional, Sehingga dengan demikian srategi nasional adalah cara bagaimana
melaksanakan politik nasional.  Agar Strategi Nasional ini berjalan sesuai dengan
apa yang dikehendaki oleh Poltik Nasional maka terlebih dahulu
diadakan pemikiran strategis yang terdiri dari :
1. Telaahan strategi
Telaahan strategi adalah kajian terhadap lingkungan yang akan berpengaruh
kepada strategi yang akan ditempuh
2. Perkiraan Strategi
Perkiraan strategis berupa analisa yang akan menghasilkansasaran-sasaran
alternatif

Faktor-faktor yang mempengaruhi Politik strategi nasional


Faktor-faktor yang mempengaruhi Poltranas adalah :
1. Ideologi dan politik
2. Ekonomi
3. Sosial Budaya
4. Hankam

1. Konsep Strategi Nasional dan Implementasi

Penyusunan politik strategi nasional perlu memahami pokok-pokok pikiran yang


terkandung terkadung dalam sistem manajemen nasional yang berlandaskan
ideologi Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara danKetahanan Nasional.
Landasan pemikiran dalam sistem manajemen nasionalini sangat penting sebagai
kerangka acuan dalam penyusunan politik danstrategi nasional. Oleh karena itu,
cita-cita nasional dan konsep strategis bangsa Indonesia. Politik strategi nasional
yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan sistem kenegaraan
menurut UUD 1945.

Sejak tahun 1985 telah berkembang pendapat yang mengatakan bahwa jajaran
pemerintah dan lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945 merupakan
suprastruktur politik. Lembaga-lembaga itu adalah MPR, DPR, Presiden, BPK,
dan MA. Sementara badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai
infrastruktur politik yang mencakup pranata politik yang ada dalam
masyarakat,seperti partai politik, organisasi kemasyarakatan, media massa,
kelompok kepentingan dan kelompok penekan. Mekanisme penyusunan
polstranas di tingkat suprastruktur politik yang diatur oleh Presiden. Selain itu,
proses penyusunan polstranas di tingkatsuprastruktur politik dilakukan setelah
Presiden menerima GBHN. Proses polstranas pada infrastruktur politik
merupakan sasaran yang akan dicapai olehrakyat Indonesia. Sesuai dengan
kebijakan politik nasional, penyelenggaraan negara harus mengambil langkah-
langkah pembinaan terhadap semua lapisan masyarakat dengan mencantumkan
sasaran sektoralnya.

Anda mungkin juga menyukai