UNIVERSITAS KHAIRUN
2021
1. PENANGGULANGAN PANDEMI COVID-19 DAN EDUKASI MENTAL KESEHATAN
MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN COVID-19
(Oleh Pak Idhar Sidi Umar : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Malut)
1.PERMASALAHAN COVID-19
Sejak bulan Maret 2020, WHO telah menetapkan sebagai Pandemi dan Indonesia
menetapkan sebagai Bencana Nasional yang perlu penanganan secara komprehensif.COVID-19,
sangat mudah menular dari manusia yang sakit ke manusia sehat, sehingga jumlah kasus positif,
setiap hari terus mengalami peningkatan.Sifat COVID-19, sangat rapuh dan akan mati hanya
dengan sabun/desinfektan. •Saat ini, kasus positif COVID-19 sudah ada semua provinsi di
Indonesia .
Covid-19 adalah Singkatan dari Corona Virus Disease 2019 (Penyakit saluran
pernafasan menular yang disebabkan oleh virus baru SARS CoV2).Virus Corona bisa
menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga
kematian.
GEJALA KLINIS
1 Demam
2 Batuk
3 Pilek
4 Gangguan pernapasan
5 Sakit tengorokan
6 Lemah ,lesuh
Cara penularan covid
1 Melalui udara dengan batuk dan bersin
2 Kontak pribadi seperti menyentuh dan menjabat
3 Menyentuh benda kemudian menyetuh mulut ,hidung dan mata sebelum mencuci tangan.
PETA ZONASI PROVINSI MALUKU UTARA (Update, 18 Juli 2021 ) dan akan di Update
Kembali 7 Hari Kemudian).
1 Kab/kota wilayah dengan risiko tinggi : Kota Ternate, Tikep, Halbar, Haltim
2 6 Kab wilayah dengan risiko sedang yaitu : Halut, Halsel, Halteng, Morotai, Sula,
Taliabu
2.DASAR HUKUM
1 Pelonggaran menuju fase tatanan kehidupan normal harus ditelaah secara matang,
utamanya dengan pendekatan epidemiologi;
2 Diperlukan pengendalian dan pengawasan pemerintah daerah sebagai upaya penegakan
disiplin terhadap protokol kesehatan pencegahan COVID- 19 yang berbasis
peraturan/regulasi daerah yang tegas dengan punishment terhadap setiap pelanggaran
3 Mendorong asesmen risiko (kelompok rentan/risiko tinggi kesehatan dan sosial-ekonomi)
di lingkungan RT/RW untuk mempermudah intevensi penanganan di bawah koordinasi
Puskesmas setempat.
4 Peningkatan kapasitas fasilitas pelayanan kesehatan, yaitu bed isolasi RS Rujukan, dan
diperlukan RS Khusus COVID-19
5 Komunikasi publik pemerintah daerah dengan warga masyarakat harus terus menerus
dilakukan secara tepat dan efektif, utamanya komunikasi risiko
6 Makin mengoptimalkan upaya partisipasi dari struktur masyarakat (RT dan RW) untuk
membantu kebijakan penegakan disiplin dan edukasi publik di masyarakat
kesimpulan
1. Kasus konfirmasi masih terus bertambah dan belum dapat diperkirakan kapan akan
berakhir.
2. Jangan panik dan tetap waspada, disiplin penerapan protokol kesehatan adalah kunci
pencegahan penularan COVID-19
3. Peran aktif seluruh lapisan masyarakat, dan kolaborasi dan koordinasi lintas sektor
sampai dengan tingkat desa adalah komponen penting dalam penanganan pandemi
COVID-19
2. PERAN BPBD DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
DI PROVINSI MALUKU UTARA
(Oleh Pak Yunus Badar : KEPALA BPBD MALUT)
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan
pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat,
dan pemulihan.
Menejemen penangulangan bencana
1. Pra bencana : pencengahan & mitigasi ,kesiapsiagaan
2. Tanggap darurat :kejadian krisis ,tanggap darurat ,
3. Pasca bencana : pencengahan & mitigasi, rehabilitasi & rekontruksi
Program Kegiatan Pra Bencana
1. Koordinasi antara SKPD sektor terkait penanggulangan bencana
2. Sosialisasi
3. Fasilitasi dan infrastruktur desa
4. Fasilitasi dan penyusunan dokumen rencana kontijensi
5. Pembentukan dan penguatan relawan
6. Simulasi
7. Gladi penangulangan bencana
Kegiatan saat bencana
1. Pembentukan tim reaksi cepat ( TRC)
2. Penguatan SDM
3. Penguatan logistik dan peralatan
4. Respon darurat bencana
Pasca bencana
1. Penguatan kapasitas kelembagaan dan SDM
2. Pembentukan tim kajian kebutuhan pasca bencana
3. Pembentukan kader pendampingan phisikosial
4. Rehabilitas dan rekontruksi daerah pasca bencana.
3.KETAHANAN PANGAN DAN INOVASI PENGOLAHAN PANGAN DIMASA
PANDEMI
oleh: DHENI TJAN, SH.,M.Si : Kepala Dinas Pangan Provinsi Maluku Utara
“PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS KONSUMSI PANGAN
MASYARAKAT”
1. Meningkatkan ketersediaan pangan daerah
2. Meningkatkan pemanfaatan dan konsumsi pangan masyarakat
3. Meningkatkan pengawasan keamanan dan mutu pangan
4. Meningkatkan intervensi penanganan daerah rawan pangan
Strategi dan kebijakan
Strategi utama untuk mewujudkan ketahanan pangan dengan prinsip kemandirian pangan
adalah pengembangan penganekaragaman pangan dan pengembangan pangan lokal yang
berkelanjutan.
Strategi pembangunan ketahanan pangan provinsi maluku utara
1. Meningkatkan penganekaragaman pangan melalui pengembangan pangan lokal dan
produk pangan olahan guna meningkatkan konsumsi pangan yang beragam, bergizi
seimbang dan aman
2. Meningkatkan system distribusi pangan dan pemantauan harga pangan secara berkala.
3. Meningkatkan pengembangan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat
4. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam mengatasi kerawanan pangan melalui
kemandirian pan[gan
Pola konsumsi masyarakat Maluku Utara masih belum menunjukkan pola makan gizi
seimbang dan beragam, yang ditunjukkan dengan tingginya konsumsi padi-padian yang
mendominasi karbohidrat. Sebagian besar penduduk Maluku Utara mengkonsumsi sumber
karbohidrat dari beras.
Untuk meningkatkan konsumsi pangan sumber karbohidarat non beras perlu didukung upaya
pengolahan pangan lokal.Melalui pengolahan pangan Lokal dapat dikembangkan berbagai
olahan pangan yang dapat disandingkan dengan beras sebagai menu makanan sehari-hari
serta mendorong dan mengembangkan penganekaragaman pangan berbasis sumber daya
lokal.
Kegiatan Pengembangan Industri Pangan Lokal bertujuan untuk:
1. Mengembangkan pangan pokok sumber karbohidrat dengan berbagai bentuk
olahannya yang berbahan baku pangan lokal
2. Membangun kesadaran masyarakat untuk kembali pada pola konsumsi pangan pokok
asalnya melalui penyediaan bahan pangan pokok selain beras serta sosialisasi dan
promosi diversifikasi pangan.