Anda di halaman 1dari 15

ILMU PENDIDIKAN DAN LANDASAN KEILMUAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling

Dosen Pengampu

Gusman Lesmana S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh

Kelompok 4 :

1. Lia Zuriah Sani (1902030001)


2. Nur Asiah Dolok Saribu (1902030012)
3. Fikhri Khaqiqal (1902030040)
4. Nurul Aini Salsabilla (1902030042)
5. Jihan Fadillah (1902030043)
6. Shifa Syafira Syawal (1902030023)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena
atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh Dosen yang kemudian dilanjutkan dengan penyusunan
makalah dengan judul “Ilmu Pendidikan dan Landasan Keilmuan”.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini


masih jauh dari kata sempurna, baik dari sisi materi maupun penulisannya. Oleh
karena itu, kami menerima berbagai masukan maupun saran yang bersifat
membangun yang diharapkan berguna bagi seluruh pembaca. Dan semoga
makalah kami bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi orang lain yang
membacanya.

Medan, April 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... ii

DAFTAR ISI.......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 4

A. Latar Belakang.............................................................................. 4
B. Rumusan Masalah......................................................................... 4
C. Tujuan Masalah............................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 6

A. Pengertian Dari Ilmu Pendidikan.................................................. 6


B. Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu...................................................... 6
C. Sifat-Sifat Ilmu Pendidikan........................................................... 8
D. Obyek-Obyek Dalam Ilmu Pendidikan......................................... 9
E. Kegunaan Ilmu Pendidikan........................................................... 9
F. Pengertian Dari Landasan Keilmuan............................................ 10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu Pendidikan adalah suatu kumpulan ilmu pengetahuan yang tersusun
secara sistematis dengan memiliki metode-metode tertentu yang ilmiah untuk
menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan bantuan atau didikan
yang diberikan oleh orang “ dewasa” kepada orang mempersiapkan dirinya
untuk kehidupan yang bermakna bagi dirinya, masyarakat dan pencipta-Nya.
Ilmu pendidikan merupakan sebuah sistem pengetahuan tentang pendidikan
yang diperoleh melalui riset yang disajikan dalam bentuk konsep-konsep
pendidikan. Konsep-konsep pendidikan tersebut tidak lain berdasar pada
pengalaman yang ditata secara sistematis menjadi suatu kesatuan yaitu disebut
skema konseptual. Dengan demikian isi ilmu pendidikan, terbentuk dari unsur –
unsur yang berupa konsep-konsep tentang variabel-variabel pendidikan, dan
bagian-bagian yang berupa skema-skema konseptual tentang koponen-
komponen pendidikan.
Dengan demikian konsep ilmu pendidikan adalah pengetahuan yang
membicarakan masalah-masalah yang berhubungan dengan pendidikan yang
memiliki konsep dasar persyaratan sebagai ilmu yaitu :
1. Memiliki objek study baik objek material maupun objek formal.
2. Memiliki sistematika
3. Memiliki metode
Ilmu pendidikan bertujuan memberikan informasi atau keterangan tentang
dasar-dasar pendidikan dalam berbagai situasi atau interaksi pendidikan, jalur
dan jenis jenjang pendidikan untuk membekali peserta didik mencapai
kehidupan yang berbudaya dan mandiri yang lebih baik dimasa depannya.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian dari ilmu pendidikan?
b. Apa yang dimaksud ilmu pendidikan sebagai ilmu?
c. Bagaimana sifat-sifat ilmu pendidikan?
d. Apa saja obyek-obyek dalam ilmu pendidikan?
e. Apa kegunaan ilmu pendidikan?
f. Apa pengertian dari landasan keilmuan?

4
C. TUJUAN MASALAH
Dapat dilihat dari rumusan masalah diatas maka bisa disimpulkan tujuan
dari makalah ini adalah untuk mengetahui tentang Ilmu Pendidikan dan
Landasan Keilmuan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Pendidikan


Ilmu pendidikan (Paedagogiek) berasal dari bahasa Yunani pedagogues, dan
bahasa Latinpaedagogus, yang berarti pemuda yang bertugas mengantar anak
ke sekolah serta menjaga anak itu agar bertingkah laku susila dn disiplin. Ilmu
pendidikan dalam bahasa Inggris adalahpedagogy yang artinya sama dengan the
study of educational  goals and proceses (English nd English, 1970: 376). Ilmu
Pendidikan merupakan (Pedagogik atau paedaggiek) merupkan ilmu
pengetahuan yang berdiri sendiri. Berikut ini beberapa pengertian ilmu
pendidikn menrut ahli :
 Menurut Prof. Dr. M.J. Langeveld
Paedagogiek atau ilmu mendidik ialah suatu ilmu yang buan saja menelaah
objeknya untuk mengetahui btapa keadan atau hakiki objek itu, melainkan
mempelajari pula betapa hendaknya bertindak (Langeveld, fatsal 1).
 Menurut Prof. Brodjonegoro dan Drs. Soetadjo
Ilmu pendidikan atau paedagogiek adalah teori pendidikan, perenungan
tentang pendidikan. Dlam arti luas paedgogiek adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari soal-soal yang timbul dalm praktek pendidikan (Suwarno, 1982:
11).
 Menurut Dr. Sutari Imam Barnadib
Ilmu pendidikan mempelajari suasana dan proses-prose pendidikan
(Barnadib, 1986: 17).
 Menurut Prof. Dr. N. Driyarkara
Ilmu pendidikan adalah pemikiran ilmiah tentang realitas yang kita sebut
pendidikan (mendidik dan dididik). Pemikiran ilmiah bersifat kritis, metodis,
dan sistematis (Driyarkara, 190:66).
B. Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu
Untuk bisa menjadi ilmu pengetahuan harus memenuhi syarat-syarat yang
telah ditentukan. Syarat-syarat tersebut diantaranya memiliki obyek, metode,

6
dan sistematika. Maka dari itu ilmu pendidikan ternyata juga temasuk ilmu
pengetahuan, buktinya yaitu :
 Tentang Obyek
Ada dua macam obyek ilmu pengetahuan, yaitu obyek material dan obyek
formal. Obyek material sendiri boleh sama dengan ilmu pengetahuan yang lain,
tetapi obyek formalnya harus berbeda. Pada ilmu pendidikan memiliki obyek
material yaitu anak (manusia). Sedangkan obyek formalnya yaitu seperti usaha
anak untuk menjadi manusia yang beradab serta semua yang dibicarakan dari
ilmu pendidikan baik dasar-dasar yang memberikan landasan kepada usaha
tersebut, pedoman-pedoman bagaimana usaha tersebut dilakukan, dan
memberikan arah kemana usaha tersebut dtuju.
 Tentang Metode
Dalam mengadakan penelitian-penelitian diperlukan metode-metode yang
ilmiah yitu metode yang dapt dipertanggungjawabkan, dikontrol, dan dapat
dibuktikan kebenarannya. Ilmu pendidikan telah menggunakan metode-metode
ilmiah dalam penyelidikannya di antaranya ialah : metode observasi, metode
angket, metode eksperiment, dan juga metode testing.
Oleh karena Ilmu Pendidikan dalam penyelidikannya selalu menggunakan
metode yang ilmiah, maka ditinjau dari segi metode, ilmu pendidikn telah
memenuhi syarat sebagai ilmu.
 Tentang Sistematika
Dalam menguraikan ilmu pengetahuan diuraikan dengan jalan berpikir dan
kecenderungan masing-masing. Sehingga tidak dapat dituntut suatu sistemtika
tertentu, tetapi tidak berarti ilmu pendidikan tidak menggunakan sistmatika.
Dengan menggolongkan berbagai masalah dan pembahasan masalah demi
masalah dalam ilmu pendidikan, telah menunjukkan bahwa ilmu pendidikan
menggunkan sistematika serta memenuhi syarat sistematika.
Dari bukti-bukti tersebut dapat diketahui bahwa Ilmu Pendidika memenuhi
syarat pokok sebagai suatu ilmu pengetahuan yng berdiri sendiri. Ilmu
pendidikan juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (praktis) serta
berkembang mengikuti perkembangan-perkembangan ilmu pengetahuan yang
lain guna mendapatkan penemun-penemuan baru.

7
C. Sifat-Sifat Ilmu Pendidikan
Ilmu pendidikan sendiri membahas berbagai macam hal, baik bersifat teori,
msalah segi pelaksanaan, pedoman, prinsip, dan sebagainya. Maka dari itu dapat
diketahui sifat-sifat Ilmu pendidikan sebagai beikut :
 Bersifat Empiris
Ilmu pendidikan bersifat empiris karena obyeknya dapat dijumpai dalam
dunia pengalaman.
 Bersifat Rokhaniah
Bersifat rokhaniah sebab situasi pendidikan berdasarkan atas tujuan manusia
tidk membiarkan pada keadaan alamnya, namun memandangnya sebagai
makhluk susila dan ingin membawanya kearah manusia susila berbudaya.
 Bersifat Historis
Dikarenakan memberikan uraian teoritis tentang sistem pendidikan
sepanjang jaman dengan mengingat latas belakang kebudayaan dan filsafat yang
berpengaruh pada jaman-jaman tertentu.
 Bersifat Deskriptif
Ilmu pendidikan bersifat deskriptif karena ilmu pendidikan itu
menampakkan suatu penjelasan atau deskriptif.
 Bersifat Teoritis
Ilmu pendidikan bersifat teoritis yaitu dlam ilmu pendidikan mengandung
perenungan, dimana perenungan itu merupakan segi teoritis dari pendidikan
dalam praktek. Ilmu pendidikan teoritis tertuju pada penyusunan persoalan dan
pengetahuan sekitar pendidikan secara ilmiah, bergerak dari praktek ke
penyusunan teori dan penyusunan sistem pendidikan. Contoh yang termasuk
pendidikan teoritis yaitu latar belakang filsafat.
 Bersifat Praktis
Bersifat praktis yang artinya segala sesuatu untuk dilaksanakan. Dimana,
teori-teori, pedoman, prinsip yang telah dibuat dalam ilmu pendidikan teoitis
nantinya tidak hanya diketahui dan direnungkan saja, tetapi juga dilaksanakan
dalam praktek pendidikan. Teori mendahului praktek.

8
 Bersifat Normatif
Bersifat normatif maksudnya dalam mendidik seorang pendidik perlu
mempengaruhi anak didik agar mampu menyesuaikan diri dan memiliki sifat-
sifat tabiat, nilai-nilai, serta norma-norma yang sesuai dengan norma-norma
susila. Tanpa adanya sifat ini, pendidikan bukanlah pendidikan lagi.
D. Obyek-Obyek Ilmu Pendidikan
Dalam pendidikan banyak segi-segi dan pihak-pihak yag terlibat baik secara
langsung maupun tidak langsung. Adapun  obyek yang penting dan wajib ada
dalam ilmu pendidikan yaitu :
 Anak didik : Pihak yang menjadi obyek pokok
dari pendidikan.
 Pendidik : Pihak yang merupakan subyek
dari pelaksanaan pendidikan.
 Materi pendidikan : Bahan-bahan atau pengalaman-
pengalaman belajar yang disusun menjadi suatu kuikulum.
 Metodologi pengajaran  : Cara-cara bagaimana menyajikan
materi pendidikan kepada anak didik.
 Evaluasi pendidikan : Cara-cara bagaimana
mengadakan penilaian tehadap hasil belajar murid.
 Alat-alat pendidikan : Langkah-langkah atau tindakan
guna menjaga kelangsungan pekerjan mendidik.
 Milieu tau lingkungan sekitar : Keadaan yang turut berpengaruh
terhadap hasil pendidikan.
 Dasar dan tujuan pendidikan : Landasan yang menjadi
fundament dari segala kegiatan pendidikan, dank e arah mana anak didik
dibawa.

E. Kegunaan Ilmu Pendidikan


Kegunaan dapat diartikan sumbangan positif yang diberikan kepada manusia
dan lingkungan pendidikannya. Berdasarkan tujuan ilmu pendidikan yaitu untuk
menciptakan manusia yang beriman dan bertakwa, kegunaan ilmu pendidikan
adalah :
 Menambah wawasan keilmuan yang berkaitan dengan eksistensi Allah
SWT. dan seluruh ciptaan-Nya kepada anak didik

9
 Menguatkan iman dn memperkaya pandangan anak didik tentang sumber
kehidupan manusia dan sumber ilmu pengetahuan
 Menjadi jihad di jalan Allah SWT. Karen mengembangkan ilmu
pendidikan merupakan ibadah
 Membeikan ketrampilan hidup
 Mencerdaskan anak didik
 Membentuk akhlak mulia
 Membentuk manusia yng memiliki kepedulian social
 Mengembangkan lembaga pendidikan yang bonafide
Selain dari urian di atas kegunaan ilmu pendidikan meliputi tiga aspek
penting, yaitu
a. Kegunaan teoritis yitu mengembangkan teori ilmu pendidikan
b. Mengompompromisasikan pendekatan pendidikan timur dan barat dan
pendidikan nasional di Indonesia
c. Mewujudkan anak didik yang berakhlakul kharimah, beriman dan
berbudi luhur atau bertakwa kepada Allah SWT.

F. Landasan Keilmuan
Landasan keilmuan kegiatan pendidikan Johann Friedrich Herbart (1776-
1841) misalnya, mengemukakan bahwa kegiatan pendidikan memerlukan
landasan keil-muan, sebab tujuan utama kegiatan pendidikan
adalah menghasilkan seorang pribadi “ baik” Kebaikan itu harus didasarkan
pada ilmu pengetahuan. Kegi-atan pendidikan mempunyai peran utama
didalam pembentukan moral dan watak.
Ada lima jenis idea yang dapat dijadikan landasan pendidikan moral,
yaitu :
a) Idea tentang kebebasan batin, yang mengacu pada tindakan yang
berda-sarkan pada keyakinan seseorang.
b) Idea tentang kesempurnaan,yang me-ngacu pada keselarasan dan
integrasi tingkah laku.
c) Idea tentang kebajikan, dimana sese-orang memperhatikan
kesejahteraan orang lain.
d) Idea tentang keadilan, dimana sese-orang seseorang bersikap adil
dengan anggota-anggota kelompoknya.
e) Idea tentang balas jasa, yang mengacu pada hadia dan hukuman
yang sesuai dengan tingkah laku tertentu.
10
Herbart percaya bahwa jika akal seseorang dilatih dengan baikdan
jiwa diisi dengan idea-idea kebaikan, maka orang tersebut akan
menggunakan pengetahuan untuk membimbing tingkah lakunya. Jadi
seseorang yang hidup dan bertindak sesuai dengan pengetahuannya adalah
akan menjadi orang yang bermoral tinggi. Prinsip-prinsip pendidikan
Herbart tersebar diberbagai negara Eropa dan diterima secara bersemangat di
Amerika Serikat. Semula pemikiran dibidang kegiatan pendidikan pada
umunya didasarkan pada penelitian folosofis. Kemudian pada abad 19 dan
sejak awal abad 20 kegiatan pendidikan dipelajari dari sudut ilmu pengetahuan.
Kegiatan pendidikan merupakan suatu realitas sosial. Berbeda dengan
realitas sosial sehari-hari yang umunya berlangsung secara wajar, maka
bagian besar dari kegiatan pendidikan adalah kegiatan terprogram. Kegiatan
pendidikan memer-lukan suatu landasan, sebab kegiatan pendidikan
merupakan peristiwa sosial, gejala rohanidan tindakan manusia dalam
hubunganya dengan alam, manusia dan sistim nilai.
Unsur material kegiatan pendidikan tersebut pada umumnya terhimpun
dalam satuan tindak mendidik yang secara mikro dikenal sebagai situasi
pendidikanatau secara makro dikenal sebagai sebagai kegiatan
pendidikan terprogramatau program-program kegiatan pendidikan. Landasan
kegiatan pendidikan tersebut berguna untuk meletakan manusia pada posisi
yang wajar, bahkan semestinya mengingat manusia adalah makhluk yang
selalu hidup didalam konteks hubungan dengan alam, manusia, dan
nilai secara sistemik. Analisis tentang kegiatan pendi-dikan menunjukan
bahwa kegiatan pendi-dikan secara makro program kegiatan yang dapat
dipelajari secara filosofis, keilmuan, bahkan dari wawasan seni atau misi
agama.
Kegiatan pendidikan adalah realitas sosial yang dapat ditemukan
didalam masyarakat setiap hari. Sebagai suatu realitas sosial, maka
kegiatan pendidikan tersebut dapat diamati, dapat dicampuri dengan
sengaja oleh peneliti, dapat dijadikan lahan eksperimentasiatau dapat
direflektir secara filosofis. Edmund Husser (1858-1983) misalnya
mengenalkan pene-muan metode fenomenologi dalam pemi-kiran
filosofisdan memunculkan aliran filsafat yang dikenal sebagai aliran
feno-menologi.
Dengan metode fenomenologi tersebut, maka husseri bermaksud mele-
takan filsafat sebagai disiplin fikir keilmuan. Analisis keilmuan berdasarkan

11
metode fenomenologi meliputi tiga tahap penting yang berupa reduksi
fenomeno-logis, reduksi eidetis dan reduksi transen-dental-fenomenologis.
Pemikiran fenome-nologis kemudian juga digunakan dibidang ilmu yang
l;ain seperti didalam psikologi, sosiologi bidang pendidikan,dan yang lain.
Dengan mengunakan metode fenomenologi tersebut, M. Langevald dan
Nic. Perquin misalnya mengemukakan suatu cabang ilmu baru yaitu
paedagogiek atau ilmu. Mendidik sebagai ilmu yang otonom, berbeda
dengan filsafat pendidikan, psikologi, sosiologi, antropologi dan ilmu-ilmu
lain. Penegasan bahwa paedagogiek atau ilmu mendidik sebagai ilmu
yang otonom berarti bahwa dalam bidang pendidikan maka
paedagogiek bertindak sebagai pengintegrasi analisis kegiatan,
sedangkan ilmu yang lain adalah memberi informasi tentang kegiatan
pendidikan berdasarkan sudut pandang keilmuanya.
Hal ini sebenarnya wajar, tetapi akan menimbulkan iklim kesangsian
tentang sifat otonomi paedagogiek dari sudut pandang ilmu-ilmu lain
berkenaan dengan analisis kegiatan pendidikan. Sistim Pendidikan dalam
Masyarakat Kegiatan pendidikan sebagai realitas sosial dapat dipelajari
dari berbagai sudut pandang keilmuan dan berbagai pende-katan. Sejak
tahun 1920 an dan sesudah perang dunia ke-2 muncul suatu pendekatan yang
dikenal sebagai pendekatan sistim. Ahli biologi yang bernama Ludwig
von Bertalanfy pada tahun 1920 mengemukakan suatu disiplin yang disebut
Teori Umum Sistim.
Suatu sistim adalah suatu kumpulan dari unsur-unsur yang dalam
keadaan berinteraksi dan merupakan suatu kebu-latan. Kemudian tiori
umum sistim ini dijadikan model konseptual untuk meneliti kegiatan
pendidikan. Kegiatan pendidikan adalah realitas sosial dalam masyarakat
sebagai suatu satuan kegiatan, kegiatan pendidikan dipengaruhi oleh dan
mempengaruhi komponen-komponen ma-syarakat. Dalam rangka
memahami sistim pendidikan dalam masyarakat, marilah kita perhatikan
pandangan Talcott Parsons dengan menggunakan asumsi-asumsi sebagai
berikut :
a) Sistim memiliki suatu ketertiban dan bagian-bagian yang saling
tergantung.
b) Sitim berkecenderungan untuk meme-lihara ketertiban diri atau
suatu keseimbangan.

12
c) Sistim mungkin bersifat statis atau terlibat dalam suatu proses
perubahan yang teratur.
d) Sifat dari salah satu bagian sistim adalah bahwa bagian-bagian
sistim mempunyai pengaruh terhadap bagian sistim yang lain.
e) Sistim memelihara ikatan dengan alam sekitarnya.
f) Alokasi dan integrasi merupakan dua buah proses yang
fundamental yang mengakibatkan keseimbangan sistim.
g) Sistim berkecenderungan untuk meme-lihara diri sendiri termasuk
memelihara ikatan, hubungan bagian-bagian dengan keseluruhan, kontrol
alam sekitar dan kecendrungan berubah dari dalam sistim sendiri.
Sistem Pendidikan NasionalPelaksanaan pendidikan nasional ber-
landaskan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencer-daskan kehidupan bangsa, yang
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan Formal Pendidikan formal adalah pendidikan dasar, pendidikan
menengahdan pendidikan tinggi. Jenis pendidikannya mencakup
pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan dan
khusus. Penjabaran dari pengertian tersebut akan dijelaskan sebagai berikut ;
xPendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang
melandasi jenjang pendi-dikan menengah. Setiap warga negara yang berusia
tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib
belajar bagi setiap warga negara yang berusia 6 (enam) tahun pada jenjang
pendidikan dasar tanpa memungut biaya. Pendidikan dasar berbentuk:
a) Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk
lain yang sederajat.
b) Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs)atau
bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan
menengah terdiri atas pendidikan menengah umum, pendidikan menengah
kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk:
13
a) Sekolah Menengah Atas (SMA).
b) Madrasah Aliyah (MA).
c) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)dan
d) Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan Tinggi Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan
setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan dip-
loma, sarjana, magister, spesialis dan doktor yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk: akademi, politeknik,
sekolah tinggi, institut atau universitas. Perguruan tinggi berkewajiban
menyelenggarakan pendidi-kan, penelitian dan pengabdian kepada masya-
rakat. Perguruan tinggi dapat menyeleng-garakan program akademik,
profesidan/atau vokasi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Salma, Dewi P., Siregar, Evelin. 2004, Mozaik Teknologi


Pendidikan.Jakarta : Prenada Media Dimyati, Muhammad.
1998,
Landasan Kependidikan. Jakarta :Depdikbud Dikti
http://www.depdiknas

15

Anda mungkin juga menyukai