FAAL
FAAL
PEMBAHASAN
A. KESADARAN DAN GELOMBANG OTAK
Pengertian Kesadaran
Kesadaran merupakan kemampuan individu mengadakan hubungan
dengan lingkungannya serta dengan dirinya sendiri (melaluipancainderanya) dan
mengadakan pembatasan terhadap lingkungannya serta terhadap dirinya sendiri
(melaluiperhatian) .Secara harfiah, kesadaran sama artinya dengan mawas diri
(awareness). Kesadaran juga bisa diartikan sebagai kondisi dimana seorang
individu memiliki kendali penuh terhadap stimulus internal maupun stimulus
eksternal.Namun, kesadaran juga mencakup dalam persepsi dan pemikiran yang
secara samar-samar disadari oleh individu sehingga akhirnya perhatiannya
terpusat.
Ada dua macam kesadaran, yaitu:
1. Kesadaran Pasif
Kesadaran pasif adalah keadaan dimana seorang individu bersikap
menerima segala stimulus yang diberikan pada saat itu, baik stimulus internal
maupun eksternal.
2. Kesadaran Aktif
Kesadaran aktif adalah kondisi dimana seseorang menitikberatkan pada
inisiatif dan mencari dan dapat menyeleksi stimulus-stimulus yang diberikan.
Bentuk-Bentuk Kesadaran
1. Kesadaran normal,suatu bentuk kesadaran yang ditandai individu sadar
tentang diri dan lingkungannya sehingga daya ingat, perhatian, dan
orientasinya mencakup ruang, waktu, dan orang dalam keadaan baik.
2. Kesadaran yang menurun, suatubentukkesadaran yang
berkurangsecarakeseluruhan, kemampuanpersepsi, perhatian
dan pemikiran, Tingkat menurunnya kesadaran :
a. Amnesia, menurunnya kesadaran ditandai dengan hilangnya ingatan atau
lupa tentang suatu kejadian tertentu.
b. Apatis, menurunnya kesadaran ditandai dengan acuh tak acuh terhadap
stimulus yang masuk.
c. Somnolensi, menurunya kesadaran ditandai dengan mengantuk (rasa
malas, daningintidur)
d. Sopor, menurunnya kesadaran ditandai dengan hilangnya ingatan,
orientasi,dan pertimbangan
e. Semi Koma, penurunan kesadaran yang tidak memberikan respon terhadap
verbal, dan tidak dapat dibangunkan sama sekali, reflek kornea dan pupil
masih baik & respon terhadapnyeri tidak kuat
f. Koma, penurunan kesadaran yang sangat dalam, tidak ada gerakan spontan
dan tidak ada respon terhadap rangsang nyeri
3. kesadaran yang tinggi adalah bentuk kesadaran dengan respon yang meninggi
terhadap rangsangan.
4. Kesadaran waktu tidur, suatu bentuk kesadaran yang ditandai dengan
menurunnya kesadaran secara reversibel, biasanya disertai posisi berbaring
dan tidak bergerak
5. Kesadaran waktu disosiasi, suatu bentuk kesadaran ditandai dengan keadaan
memisahkan sebagian tingkah laku atau kejadian dirinya secara psikologik
dan kesadaran. Bentuk disosiasi, meliputi :
a. trance, yaitu keadaan kesadaran tanpa reaksi yang jelas terhadap
lingkungan yang biasanya dimulai dengan mendadak.
b. Contoh :Kesurupan, permainan kuda kepang, dan tari keris.
c. Senjakala histerik atau histerical twilight state, yaitu kehilangan ingatan
atas dasar psikologik ditandai kesadaran menurun dan menyempit.
d. Fugue, yaitu suatu periode penurunan kesadaeran dengan pelarian secara
fisik dari suatu keadaan yang menimbulkan banyak stres (ada keinginan
besar untuk mengembara)
e. serangan histerik, yaitu suatu penampilan emosional yang jelas, dengan
unsur menarik perhatian dan kelihatannya tidak ada kontak dengan
lingkungan.
6. Hipnotis ialah kesadaran yang sengaja diubah melalui sugesti.
Teori kesadaran Menurut Carl G Jung
Kesadaran menurut Jung terdiri dari 3 sistem yang saling berhubungan
yaitu kesadaran atau biasa disebut ego, ketidaksadaran pribadi (personal
unconsciousness) dan ketidaksadaran kolektif (collective unconscious)
1. Ego
Ego merupakan jiwa sadar yang terdiri dari persepsi, ingatan, pikiran dan
perasaan-perasaan sadar. Ego bekerja pada tingkat conscious Dari ego
lahir perasaan identitas dan kontinyuitas seseorang. Ego seseorang adalah
gugusan tingkah laku yang umumnya dimiliki dan ditampilkan secara
sadar oleh orang-orang dalam suatu masyarakat. Ego merupakan bagian
manusia yang membuat dia sadar pada dirinya.
2. Personal Unconscious
Personal Unconsciousini merupakan wilayah yang berdekatan dengan ego.
Terdiri dari pengalaman-pengalaman yang pernah disadari tetapi dilupakan
dan diabaikan dengan cara represidan supresi. Pengalaman-pengalaman
yang kesannya lemah juga disimpan kedalam personal unconscious.
Penekanan kenangan pahit kedalam personal unconscious dapat dilakukan
oleh diri sendiri secara mekanik namun bisa juga karena desakan dari
pihak luar yang kuat dan lebih berkuasa.
3. Collective Unconscious
Merupakan gudang bekas ingatan yang diwariskan dari masa lampau
leluhur seseorang yang tidak hanya meliputi sejarah ras manusia sebagai
sebuah spesies tersendiri tetapi juga leluhur pramanusiawi atau nenek
moyang binatangnya. Collective unconscious terdiri dari beberapa pola
dasar, yang merupakan ingatan ras akan suatu bentuk pikiran universal
yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Bentuk pikiran ini menciptakan gambaran-gambaran yang berkaitan
dengan aspek-aspek kehidupan, yang dianut oleh generasi terentu secara
hampir menyeluruh dan kemudian ditampilkan berulang-ulang pada
beberapa generasi berikutnya.
Gelombang otak diukur dengan dua cara yaitu amplitudo dan frekuensi.
Amplitudo adalah besarnya daya impuls listrik yang diukur dalam satuan micro
volt.Frekuensi adalah kecepatan emisi listrik yang diukur dalam cycle perdetik
atau hertz. Frekuensi impuls menentukan jenis gelombang otak yang
dihasilkan.Gelombang-gelombang otak yang telah dikenal adalah gelombang beta,
alfa, theta, dan delta.
Pengukuran gelombang otak manusia dapat dilakukan dengan
menggunakan alat pengukur gelombang yang bernama Electro Encephalograph
(EEG) dan Brain Mapping.EEG digunakan untuk memeriksa getaran, frekuensi,
sinyal atau gelombang otak yang kemudian dikelompokkan menjadi beberapa
kondisi kesadaran.Sementara Brain Mapping bekerja untuk pemeriksaan fisik,
seperti untuk mengetahui gangguan, kerusakan atau cacat otak (tumor, pecahnya
pembuluh darah, benturan kepala, dan sebagainya).
Berikut adalah empat gelombang otak yang telah dikenal:
1. Gelombang Beta
Gelombang beta adalah gelombang otak yang memiliki frekuensi paling
tinggi di antara 3 gelombang otak lainnya dan terbagi menjadi; beta rendah 12-15
Hz, beta sedang 16-20 Hz, dan beta tinggi 21-40 Hz. Gelombang beta dihasilkan
pada proses berpikir aktif secara sadar. Gelombang beta ini bisa saja ‘menghilang’
saat kita memfokuskan pikiran. Gelombang beta ini dibutuhkan untuk fungsi
menyadari terhadap apa yang sudah, sedang dan akan dilakukan, juga berguna
dalam berpikir kreatif. Jadi pada kondisi gelombang beta ini seseorang berada
pada kondisi sadar aktif.
Gelombang beta membantu kita untuk fokus dan konsentrasi. Dalam
kondisi beta ini juga kita akan lebih mudah dalam proses analisa, penyusunan
informasi, ide-ide, dan kreatifitas.
2. Gelombang Alfa
Gelombang alfa memiliki frekuensi gelombang yang lebih lambat
dibandingkan beta, yaitu 8-12 Hz. Pada kondisi alfa berarti seseorang berada pada
kondisi santai atau rileks. Pada kondisi ini pula seseorang bisa lebih dapat
merasakan sensasi dengan lima indera dan apa yang terjadi atau dilihat dalam
pikirannya. Kondisi alfa ini dikenal juga sebagai “gerbang” bawah sadar. Karena
ia menjadi penghubung antara pikiran sadar dan bawah sadar. Gelombang alfa
biasa juga dihasilkan ketika seseorang bermeditasi ringan.
3. Gelombang Theta
Gelombang theta mempunyai frekuensi gelombang sebesar 4-8 Hz.
Gelombang ini dihasilkan oleh pikiran bawah sadar.Gelombang theta muncul
ketika seseorang dalam keadaan tidur ringan, saat terjadi episode tidur REM, atau
sangat mengantuk. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kita bisa saja
memunculkan kondisi pada kondisi theta dengan cara bermeditasi hingga tahap
yang sangat dalam. Semua pengalaman meditatif dapat dirasakan pada kondisi
theta, misalnya keheningan, ketenangan, kedalaman, dan puncak kebahagiaan.
Gelombang theta ini juga diduga berhubungan dengan mekanisme
pelepasan stres dan proses mengingat kembali. Dalam keadaan ini diibaratkan
otak sedang mereplay semua aktivitas yang dilakukan seharian penuh, menata
ulang ingatan sekaligus menempatkannya ke gudang penyimpanan. Karena itulah
dikatakan bahwa tidur adalah satu langkah penting yang dianjurkan sebagai
rangkaian proses mengingat yang lebih baik.
4. Gelombang Delta
Gelombang delta merupakan gelombang otak yang paling lambat, yaitu
memiliki frekuensi sekitar 0,1-4 Hz. Delta merupakan frekuensi dan pikiran
semisadar. Otak dapat menghasilkan gelombang delta pada saat tidur lelap, yang
bertujuan untuk memulihkan kondisi fisik.Pada orang tertentu, saat dalam kondisi
sadar, delta dapat muncul bersama dengan gelombang lainnya. Dalam keadaan
itu, delta bertindak sebagai “radar” yang mendasari kerja intuisi, empati, dan
tindakan yang bersifat insting.
B. TIDUR – JAGA
Definisi Tidur
Masa tidur
Masa tidur dikawal oleh jam sirkadian, melalui homeostasis dan keinginan
(bagi manusia). Jam sirkadian ini, iaitu suatu alat dalaman yang menjaga masa,
berubah-ubah suhu dan mengawal enzim ini, berfungsi seiring dengan adenosina,
iaitu neurotransmiter yang menghalang kebanyakan proses badan yang dikaitkan
dengan kebangkitan. Adenosina dihasilkan sepanjang siang, dan tahap adenosina
yang tinggi akan menyebabkan rasa mengantuk. Bagi haiwan jaga siang, rasa
mengantuk berlaku apabila unsur sirkadian menyebabkan keluarnya hormon
melatonin dan pengurangan suhu badan teras secara beransur-ansur.Pengaturan
masa ini dipengaruhi oleh kronotaip seseorang.Ritma sirkadian itulah yang
menentukan pengaturan masa terbaik bagi satu episod tidur yang distrukturkan
dengan betul dan berpulih.[4]
Selama malam hari, seseorang melalui dua stadium tidur yang saling
bergantian, yaitu tidur paradoksikal atau tidur Rapid Eye Movement(REM) dan
tidur gelombang lambat atau tidur Non-Rapid Eye Movement(NREM).
Keseluruhan tidur yang terjadi ialah tidur gelombang lambat yang dialami pada
jam pertama tidur setelah bangun selama berjam-jam sedangkan tidur
paradoksikal terjadi pada 25% dari waktu tidur yang berulang secara periodik
setiap 90 menit. Tipe tidur ini umumnya disertai dengan mimpi (Guyton, 2006).
NREM terdiri daripada empat tahap, menurut piawaian AASM 2007 AASM:
Di Tahap N1, otak beralih dari gelomabng alfa (biasa untuk orang yang
terjaga, berfrekuensi 8 hingga 13 Hz) kepada gelombang teta (frekuensi 4
hingga 7 Hz). Kadang-kadang tahap ini bergelar somnolens atau "tidur
mengantuk". Sentakan mengejut turut dikaitkan dengan permulaan tidur
pada tahap N1. Sesetengah orang juga mengalami halusinasi hipnagogi
pada tahap ini yang boleh menjadi agak menyusahkan. Di tahap N1, orang
itu sedikit kehilangan tona otot dan kesedaran terhadap persekitaran
luaran.
Tahap N2 disifatkan oleh "spindel tidur" (12 hingga 16 Hz) dan "K-
kompleks." Di tahap ini, kegiatan otot yang disukat melalui
elektromiografi (EMG) menurun dan kesedaran terhadap persekitaran
luaran lenyap. Tahap ini mengisi 45 hingga 55% jumlah masa tidur.
Di Tahap N3, gelombang delta atau ritma delta (0.5 hingga 4 Hz) mengisi
kurang 50% dari jumlah corak gelombang. Ini dianggap sebahagian
daripada tidur nyenyak atau SWS dan nampaknya berfungsi terutamanya
sebagai peralihan ke tahap N4. Inilah tahapnya apabila berlakunya
ketakutan malam, kencing malam, jalu dan tidur bercakap.
Di Tahap N4, gelombang delta mengisi lebih 50% semua corak
gelombang. Tahap N3 dan N4 adalah tahap-tahap tidur yang paling lena;
N4 menyerupai N3 cuma lebih lena lagi, iaitu sifat-sifat tidur lena seperti
gelombang delta makin ketara.[3]
Tidur REM dan NREM tahap 3 dan 4 dipacu secara homeostatik, yaitu
jika seseorang atau mana-mana haiwan kehilangan mana-mana satu tahap ini,
maka ia berbalik apabila tidur tanpa gangguan dicapai semula. Ini menandakan
bahawa semua tahap ini adalah penting kepada fungsi proses tidur.
Tidur REM , ditandai dengan hilangnya ketegangan otot batang tubuh, dan
EEG desinkronisasi (cepat dan gelombang tidak teratur). Aktivitas serebral
(misalnya, konsumsi oksigen, aliran darah, dan perangsangan neural) meningkat
pada banyak struktur otak, dan secara umun terjadi peningkatan pada aktivitas
sistem saraf otonom (misalnya pada tekanan darah, denyut nadi dan pernafasan).
Selain itu, selalu dijumpai juga ereksi klitoris atau penis dengan tingkatan
tertentu, serta ditemukan juga pergerakan bola mata secara cepat dengan kondisi
mata tertutup( bola mata di bawah kelopak mata). Juga ditemukan korelasi yang
sangat kuat antara tidur REM dengan mimpi (Pinel, 2009). Fungsi dari tidur
gelombang lambat adalah untuk memberi waktu kepada otak untuk beristirahat,
sedangkan fungsi dari tidur REM adalah untuk perkembangan otak dan proses
pembelajaran ( Carlson, 2005).
Tidur adalah proses aktif, bukan sekedar tidak terjaga. Tingkat aktivitas
otak keseluruhan tidak berkurang selama tidur.Selama stadium-stadium tidur
tertentu, penyerapan oksigen oleh otak bahkan meningkat melebihi tingkat terjaga
normal.Siklus tidur-jaga adalah variasi siklis normal dalam kesadaran mengenai
keadaan sekitar. Berbeda dengan keadaan terjaga, orang yang sedang tidur tidak
secara sadar waspada akan dunia luar, tetapi tetap memiliki pengalaman kesadaran
dalam batin seperti mimpi. Selain itu, mereka dapat dibangunkan oleh rangsangan
eksternal, misalnya bunyi alarm (Sherwood, 2001).
2) Kontrol sistem saraf dari keadaan bangun Ada sedikit lima sistem neuron
berbeda yang penting dalam mengatur keadaan bangun (terjaga) yaitu : sitem
asetilkolinergik dari area peribrachial pons dan basal forebrain, sistem
noradrenergik dari locus coeruleus, sistem serotonergik dari raphe nuclei, neuron
histaminergic dari nukleus tuberomammilary dan sistem hipocretinergik dari
lateral hipotalamus (Carlson, 2005).
Tidur tipe gelombang lambat terjadi ketika neuron di ventrolateral preoptic
area (VLPA) aktif.Neuron-neuron ini menginhibisi neuronneuron histaminergic
dari nukleus tuberomammilary, neuron noradrenergik dari locus coeruleus, dan
neuron-neuron serotonergik dari raphe nuclei. Sedangkan, VLPA diinhibisi oleh
area yang merangsang keadaan bangun d\i otak, sehingga akan terjadi hubungan
timbal balik (flip-flop) yang akan membuat kita sadar atau jatuh tertidur.
Akumulasi dari adenosine juga dapat menginisiasi tidur dengan cara menghambat
neuron-neuron acetilkolinergik di basal forebrain dan mengaktifkan neuron-
neuron VLPA. Adenosine juga terbukti menghambat sistem hipocretinergik yang
berfungsi menbuat orang dalam keadaan terjaga (Carlson, 2005).
Induksi
Tekhnik Induksi Progressive Relaxation adalah pintu untuk memasuki
kondisi Sleep Hipnosis.Secara tradisional, keadaan ini diinterpretasikan sebagai
sebuah metode untuk membuat subjek berada dalam keadaan ‘hypnotic kerasukan
(trance). Bagaimanapun para pencetus teori ‘nonstate’ memiliki pandangan yang
berbeda, yaitu mempertinggi harapan klien, menegaskan peran mereka,
memfokuskan perhatian, dan lain sebagainya. Ada banyak variasi teknik induksi
yang berbeda-beda menggunakan hipnotisme. Bagaimanapun, metode yang paling
berpengaruh adalah metode ‘fiksasi mata’ (eye-fixation) Braid, yang dikenal juga
dengan mana “Braidisme”. Ada banyak variasi pendekatan fiksasi mata yang ada,
termasuk induksi yang digunakan pada Stanford Hypnotic Susceptibility Scale
(SHSS), pendekatan yang paling banyak digunakan secara luas pad lapangan
hipnotisme.
Deskripsi asli Braid terhadap induksinya adalah sebagai berikut: “Ambil
objek yang terang (saya biasanya menggunakan tempat lanset saya) antara ibu
jari, telunjuk, serta jari tengah tangan kiri, pegang dengan jarak 8 hingga 15 inci
dari mata, pada posisi seperti ini, di atas dahi yang dapat menyebabkan tegangan
antara mata dan alis, serta memampukan pandangan pasien terfiksasi pada objek
tersebut.Pasien harus dapat mengerti bahwa pandangan matanya harus tetap
terfiksasi terhadap objek tersebut, dan pikirannya terpusat pada satu objek. Dapat
diamati, bagaimana penyesuaian pandangan mata, pertama-tama pupil akan
berkontraksi dan kemudian berdilatasi, dan setelah mencapai lama yang
maksimal, dapat terlihat gerakan bergelombang, bila jari telunjuk dan jari tengah
tangan kanan, diacungkan dan diarahkan dari benda mendekati kedua mata,
sehingga objek akan menjauh dari mata, yang sering terjadi, kelopak mata akan
tertutup secara tidak sadar dengan gerakan bergetar.
Jika tidak terjadi, atau pasien menggerakkan bola matanya, menimbulkan
keinginannya untuk memulai kembali, berikan pengertian kepadanya bahwa dia
boleh menutup mata kita jari digerakkan lagi mendekati mata, tetapi
pandangannya harus tetap terfiksasi, pada posisi yang sama, dan pikirannya
terfiksasi pada satu ide yaitu pada benda yang dipegang di atas kedua matanya.
Umumnya akan ditemukan, bahwa kelopak mata akan tertutup dengan gerakan
bergetar, atau menutup secara spasmodik.” Braid sendiri kemudian menyatakan
bahwa teknik induksi hipnotis tidak diperlukan untuk setiap kasus dan
kebanyakan peneliti kemudian menemukan bahwa pada umumnya tidak banyak
berguna daripada yang diperkirakan sebelumnya terhadap efek sugesti hipnotik.
Banyak variasi dan alternatif dari teknik hipnotis asli telah berkembang.
Bagaimanapun, sekitar 100 tahun setelah Braid memperkenalkan metode tersebut,
peneliti lain masih menyatakan: 9 dari 10 teknik hipnotik yang aman adalah posisi
bersandar, relaksasi otot, dan fiksasi pandangan disertai dengan penutupan mata.
Praktik hipnosis
Praktik-praktik hipnotis pada awalnya dikenal sebagai teknik meditasi dari
Timur (oriental). Praktik-praktik hipnotis yang dilakukan kini memiliki kesamaan
dengan berbagai bentuk meditasi yoga oleh agama Hindu dan praktik-praktik
spiritual kuno, seperti yang dideskripsikan oleh tulisan Persia kuno tentang
berbagai macam ritual agama dan ritual penyembuhan yang dilakukan di Timur.
Dalam tulisannya di "Kekuatan Pikiran di atas Kekuatan Jasmani", walaupun
James Braid menentang dalil-dalil kepercayaan pada fenomena ini, namun
tulisannya menunjukkan bahwa meditasi dari Timur menghasilkan efek-efek
hipotisme dalam kesendirian, tanpa hadirnya seseorang yang menghipnotis,
sehingga ia melihatnya sebagai bukti bahwa hipnotisme terdapat dalam praktik-
praktik kuno meditasi dan bukan dari teori-teori moderen maupun praktik aliran
mesmerisme.
Proses hipnotis
proses terjadinya hipnotis syarat hipnosis:
Dengan keyakinan induksi hipnosis dapat dijalankan dan induksi itu sendiri ada
bermacam-macam.
Pertama, membawa kesadaran seseorang ke posisi setengah sadar
memasuki alam bawah sadar pasien.
ke dua, dilakukan pendalaman, tujuanya agar klien lebih rilek, memasuki
alam bawah sadarnya lebih dalam lagi, dan membuat kondisi klien sangat
fokus.
ke tiga, diberikan sugesti yang sesuai tujuan, kalau hipnosis panggung
biasanya sugesti yang diberikan itu bersifat entertaintment, tapi kalau
dalam hipnosis kesehatan, penyembuhan (hipnoterapi), sugesti yang
diberikan bertujuan untuk penyembuhan.
langkah terakhir adalah mengakhiri hipnotis, dan membawa klien ke posisi
sadar dengan sugesti tertentu.
Begitu dilakukan induksi, maka gelombang otak subyek secara cepat turun
ke alpha, dan setelah dilakukan teknik deepening, otak subyek menunjukkan
gelombang theta.Diyakini oleh para ilmuan bahwa apabila otak memproduksi
gelombang otak theta yang dominan, maka sedang terjadi aktifitas pikiran bawah
sadar. Sekarang anda sudah tahu bahwa seorang dalam kondisi trance hypnosis
gelombang otaknya adalah antara alpha dan theta. Pertanyaannya, apakah
gelombang otak alpha dan theta hanya terjadi pada kondisi trance hypnosis saja?
Ternyata tidak. Secara alami anda memasuki kondisi alpha dan theta setiap
akan tidur dan bangun tidur. Ketika anda sudah merasa sangat rileks, tenang, dan
hampir tertidur, tapi anda masih menyadari keberadaan anda, maka seperti itulah
kondisi hypnosis. Ketika anda terjaga dari tidur, dan masih malas untuk beranjak
dari tempat tidur karena masih ingin melanjutkan tidur lagi, maka seperti itulah
kondisi hypnosis.Bedanya ketika anda akan tidur yaitu anda hanya mengalami
kondisi alpha-theta dalam beberapa menit saja, kemudian gelombang otak anda
turun ke delta (tanda bahwa tubuh dan pikiran anda beristirahat total).
Gejala Psikosis
Orang dengan psikosis mungkin memiliki satu atau lebih dari berikut ini:
halusinasi, delusi, atau gangguan berpikir, seperti yang dijelaskan di bawah ini.
Halusinasi
Sebuah halusinasi didefinisikan sebagai persepsi sensorik tanpa adanya
rangsangan eksternal.Mereka berbeda dari ilusi, atau distorsi persepsi, yang
merupakan persepsi dari rangsangan eksternal.
Halusinasi dapat terjadi pada salah satu dari lima indra dan mengambil
hampir semua bentuk, yang mungkin termasuk sensasi sederhana (seperti lampu,
warna, rasa, dan bau) dengan pengalaman lebih bermakna seperti melihat dan
berinteraksi dengan hewan sepenuhnya terbentuk dan orang-orang, mendengar
suara, dan memiliki sensasi taktil kompleks.
Halusinasi pendengaran, terutama pengalaman mendengar suara-suara,
adalah fitur umum dan sering menonjol dari psikosis.Suara halusinasi mungkin
berbicara tentang, atau, orang, dan mungkin melibatkan beberapa pembicara
dengan personas berbeda.Halusinasi auditori cenderung sangat menyedihkan
ketika mereka merendahkan, memerintah atau dibicarakan di.Namun, pengalaman
mendengar suara-suara tidak perlu selalu menjadi salah satu yang negatif.
Satu penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar orang yang mendengar
suara-suara yang tidak membutuhkan bantuan psikiater.The Mendengar Suara
Gerakan telah kemudian telah diciptakan untuk mendukung pendengar suara,
terlepas dari apakah mereka dianggap memiliki penyakit mental atau tidak.
Gangguan Psikosis
Pada psikosis ini penderita sudah tidak dapat menyadari apa penyakitnya,
karena sudah menyerang seluruh keadaan netral jiwanya. Ciri-cirinya meliputi :
1. Disorganisasi proses pemikiran
2. Gangguan emosional
3. Disorientasi waktu, ruang
4. Sering atau terus berhalusinasi
Dapat diperoleh gambaran tentang psikosis yang intinya sebagai berikut:
1. Psikosis merupakan gangguan jiwa yang berat, atau tepatnya penyakit jiwa,
yang terjadi pada semua aspek kepribadian.
2. Bahwa penderita psikosis tidak dapat lagi berhubungan dengan
realitas,penderita hidup dalam dunianya sendiri.
3. Psikosis tidak dirasakan keberadaannya oleh penderita. Penderitatidak
menyadari bahwa dirinya sakit.
4. Usaha menyembuhkan psikosis tak bias dilakukan sendiri olehpenderita
tetapi hanya bisa dilakukan oleh pihak lain.
5. Dalam bahasa sehari-hari, psikosis disebut dengan istilah gila.
Pengobatan Psikosis
Pengobatan psikosis tergantung pada penyebab atau diagnosis atau
diagnosis (seperti skizofrenia, gangguan bipolar dan / atau substansi
keracunan).Pengobatan lini pertama bagi banyak gangguan psikotik adalah obat
antipsikotik (injeksi lisan atau intramuskular), dan kadang-kadang diperlukan
rawat inap.
Ada bukti yang berkembang bahwa terapi perilaku kognitif dan terapi
keluarga dapat efektif dalam mengelola gejala psikotik. Bila pengobatan lain tidak
efektif untuk psikosis, terapi electroconvulsive (ECT) (alias terapi kejut) kadang-
kadang digunakan untuk meringankan gejala yang mendasari psikosis karena
depresi.
Epilepsi
Epilepsi adalah suatu gangguan pada sistem saraf otak manusia karena
terjadinya aktivitas yang berlebihandari sekelompok sel neuron pada otak
sehingga menyebabkan berbagai reaksi pada tubuh manusia mulai dari bengong
sesaat, kesemutan, gangguan kesadaran, kejang-kejang dan atau kontraksi otot.
Penyakit ini tidak seperti penyakit lain yang dapat disembuhkan dalam
jangka waktu tertentu dengan sempurna dan dengan bantuan obat alami untuk
epilepsy. Nasib penderita penyakitepilepsi ini sangat bergantung pada persepsi
penderita itu sendiri, orang tua atau keluarga penderita serta masyarakat di
sekitarnya dan doktrer yang merawatnya. Oleh sebab itu seorang penderita
penyakit epilepsy harus menjalani hidup yang teratur dan sehat, selalu memiliki
pandangan yang positif, adanya dukungan dari keluarga dan lingkungan
menanamkan pengrtian yang kuar pada penderita epilepsy untuk menghargai diri
sendiri serta menjalani sistem pengobatan yang baik yang sudah ditetapkan dokter
yang merawatrnya.
Pada penderita epilepsy terkadang sinyal-sinyal sel saraf otak tidak
beraktivitas sebagaimana mestinya. Hal ini terjadi karena bebagai unsure, antara
lain diduga karena pernah terjadi trauma di kepala, adanya kerusakan pada otak
dalam proses kelahira, stroke, dan tumor otak. Epilepsy atau ayan merupakan
gangguan yang terjadi bila impuls elektrik terganggu.Epilepsy ini merupakan
sebuah gangguan yang terjadi di sistem saraf manusia yang disebabkan adanya
aktivitas kelompok sel neuron yang terlalu berlebihan hingga akhirnya terjadi
berbagai reaksi pada diri orang yang menderita.Epilepsy sebenarnya terjadi karena
lepasnya muatan listrik yang berlebihan dan mendadak pada otak sehingga
penerimaan serta pengiriman impuls dari otak ke bagian-bagian lain dalam tubuh
terganggu.