Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENTINGNYA KEWARGANEGARAAN
BAGI WARGA NEGARA INDONESIA

Mata Kuliah : Kewiraan


Dosen Pengajar : Jessica A A Pangestu SE, MM

Disusun Oleh :
Kresna S Walewangko

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PIONEER MANADO 2020

1
KATA
PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan karuniaNyalah, Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kewiraan,
dengan judul “Pentingnya Kewarganegaraan Bagi Warga Negara Indonesia”. Dengan
membuat makalah ini kita bisa tahu Status kewarganegaraan adalah posisi keanggotaan
seseorang sebagai warga negara untuk tinggal dan berpartisipasi dalam suatu negara,yang
diakui oleh undang-undang atau peraturan yang berlaku di negara tersebut. Warga Negara
adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-
undangan. Kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga
negara.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

MAKALAH...............................................................................................................................1
PENTINGNYA KEWARGANEGARAAN
BAGI WARGA NEGARA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PIONEER MANADO 2020.......................................1
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................4
1.3 Tujuan.....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................5
2.1   Warga Negara dan Kewarganegaraan.....................................................................5
2.2   Unsur Dasar Pembentukan Negara.........................................................................6
2.3   Negara dan syarat kewarganegaraan.......................................................................8
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................9
3.2 Saran.......................................................................................................................9
REFERENSI.............................................................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rakyat merupakan satu dari beberapa syarat penting dalam keberlangsungan sebuah
negara, karena rakyat merupakan elemen penting yang membentuk negara. Yang dimaksud
dengan penduduk ialah seseorang yang berdomisili baik menetap maupun tinggal di dalam
sebuah wilayah negara. Seseorang yang secara hukum dan legalitas merupakan anggota dari
sebuah negara merupakan seorang warga negara. Istilah kewarganegaraan memiliki arti
yang menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dan warga
negara. Kewarganegaraan diartikan segala jenis hubungan dengan suatu negara yang
mengakibatkan adanya kewajiban negara itu untuk melindungi orang yang bersangkutan.
Pengertian kewarganegaraan dibedakan menjadi empat, yaitu; 1) Kewarganegaraan
dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum antara orang-orang dengan negara.
2) Kewarganegaraan dalam arti sosiologis ditandai dalam ikatan emosional. 3)
Kewarganegaraan dalam arti formil menunjukkan pada tempat kewarganegaraan itu
berdomisili. 4) Kewarganegaraan dalam arti materil menunjukkan pada akibat hukum dari
status kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban warga negara.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1. Apa yang berhubungan dengan warga Negara atau kewarganegaraan seseorang?

2. Bagaimana unsur dasar pembentukan suatu Negara?

3. Bagaimana suatu Negara memenuhi syarat kewarganegaraan?

1.3 Tujuan

Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan yang dicapai dalam makalah ini adalah:

1. Mengetahui seperti apa kewarganegaraan.

2. Meningkatkan rasa ingin tahu suatu perbedaan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Warga Negara dan Kewarganegaraan

Berhubungan dengan warga negara atau kewarganegaraan seseorang. Menurut


Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan warga negara adalah penduduk
sebuah negara atau bangsa yang berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya
mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga negara dari negara itu.
Kewarganegaraan merupakan salah satu unsur yang selalu dikaitkan dengan negara bangsa
(nation state). Akan tetapi sebagai akibat perubahan yang terjadi saat ini, relasi antara
kewarganegaraan dengan negara bangsa tertentu mulai dipersoalkan.
Sebagai akibat globalisasi yang memungkinkan terjadinya perpindahan orang atau
kelompok secara lebih mudah, fenomena migrasi menjadi semakin nyata yang menyebabkan
munculnya diaspora di berbagai negara. Menjadi tidak bermasalah apabila perpindahan
dengan maksud menetap yang diikuti dengan perpindahan kewarganegaraan hanya
menimbulkan akibat hilangnya salah satu kewarganegaraan.
Akan tetapi fenomena yang muncul adalah adanya tuntutan pemberlakukan dwi
kewarganegaraan. Tuntutan ini menimbulkan pertanyaan mengenai loyalitas dan kesetiaan
(loyalty and allegiance) yang biasanya melekat pada konsep kewarganegaraan. Pengertian
Warga Negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penduduk sebuah negara atau
bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya, yang mempunyai
kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara itu. Hikam 2000
mendefinisikan Warga Negara adalah anggota dari sebuah komunitas yang membentuk itu
sendiri.
Sebelum negara menentukan siapasiapa yang menjadi warga negara, terlebih dahulu
negara harus mengakui bahwa setiap orang berhak memilih kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak kembali sebagaimana
dinyatakan oleh Pasal 28E ayat (1) UUD 1945.
Pernyataan ini mengandung makna bahwa orang-orang yang tinggal dalam wilayah
negara dapat diklasifikasikan menjadi: 1) Penduduk, yaitu orang-orang yang memiliki
domisili atau tempat tinggal tetap di wilayah negara itu, yang dapat dibedakan warga negara
dan Warga Negara Asing (WNA). 2) Bukan penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal
dalam negara bersifat sementara sesuai dengan visa yang diberikan oleh negara (kantor
imigrasi) yang bersangkutan, seperti turis.
5
2.2   Unsur Dasar Pembentukan Negara
            
Salah satu unsur dasar pembentuk suatu negara adalah adanya penduduk di negara
tersebut. warga negara ini sendiri adalah penduduk yang secara sah tinggal di suatu negara
dan keberadaannya diakui secara hukum berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
Di Indonesia sendiri, status kewarganegaraan warga negara dijamin dan diakui oleh
pemerintah melalui Undang-Undang No.12 Tahun 2006. Dalam UU ini, disebutkan bahwa
yang warga negara Indonesia adalah orang-orang Indonesia asli dan bangsa lain yang sudah
disahkan oleh undang-undang.
Setelah menjadi warga negara, tentu saja terdapat hak dan kewajiban yang melekat
terhadap warga negara tersebut. Baik terhadap sesama warga negara ataupun terhadap
negara. Di dunia ini, terdapat dua asas yang kerap digunakan untuk menentukan
kewarganegaraan. Kedua asas tersebut adalah Ius Soli dan Ius Sanguinis. Dalam suatu
negara, untuk menetapkan status kewarganegaraan bagi warganya bisa berbeda-beda. Sebuah
negara menggunakan salah satu dasar hukum dari dua asas kewarganegaraan yang umum
berlaku, yaitu berdasarkan keturunan biologis (ius sanguinis) atau berdasarkan tempat
kelahiran (ius soli).
Dengan adanya negara yang menganut asas ius sanguinis dan ada pula negara yang
menganut asas ius soli, sehingga kerap kali menimbulkan masalah. Umumnya seseorang
memiliki satu kewarganegaraan (patride), dikarenakan adanya perbedaan tersebut, maka
muncul istilah bipatride, multipatride atau apatride.
Bipatride adalah orang yang memiliki kewarganegaraan ganda. Dua
kewarganegaraan tersebut bisa terjadi karena anak lahir di negara A yang menganut asas ius
soli (berdasarkan tempat kelahiran) namun orang tua anak tersebut merupakan warga negara
B yang menganut asas ius sanguinis (berdasarkan keturunan biologis).
Sebagai Contoh : “Sepasang suami istri warga negara Inggris yang menganut
asas ius sanguinis, tinggal cukup lama di Amerika Serikat yang menganut asas ius
soli karena tugas bekerja. Selama tinggal di Amerika Serikat, mereka melahirkan anak yang
bernama Alex. Karena Alex lahir di Amerika maka Alex mendapatkan kewarganegaraan
Amerika sesuai dasar hukum ius soli. Namun Alex pun mendapatkan kewarganegaraan
Inggris karena orangtua Alex adalah warga negara Inggris, sesuai asas ius sanguinis. 
Dengan demikian Alex memiliki dua kewarganegaraan atau kewarganegaraan ganda
(Bipatride) yaitu warga negara Amerika dan Inggris.”
Sedangkan, Apatride adalah seseorang yang tidak memiliki kewarganegaraan. Hal ini
bisa terjadi kepada orang tersebut yang lahir di negara yang memiliki asas berbeda. Anak
6
yang lahir di negara B dengan menganut asas ius sanguinis (berdasarkan keturunan biologis)
namun kedua orangtuanya bukan warga negara B maka negara B tidak dapat memberikan
kewarganegaraan.
Sebagai contoh : “Sepasang suami istri warga Amerika yang menganut asas ius
soli bekerja cukup lama di Inggris yang menganut asas ius sanguinis. Selama tinggal di
Inggris, lahirlah si Johny. Karena orang tua Johny bukan warga Inggris maka Johny tidak
mendapatkan kewarganegaraan Inggris. Namun, Johny pun tidak mendapatkan warga
negara Amerika karena tidak lahir di Amerika meskipun orangtuanya berasal dari Amerika.
Dengan demikian Johny tidak memiliki kewarganegaraan (apatride). Bagaimana agar
Johny bisa mendapatkan kewarganegaraan? Harus melakukan naturalisasi yaitu dengan
memohon menjadi warga negara untuk mendapatkan status kewarganegaraan. Johny bisa
mengajukan ke negara Inggris atau Amerika”
Untuk menentukan kewarganegaraan. Kedua asas tersebut adalah Ius Soli dan Ius
Sanguinis. Ius Soli berasal dari bahasa latin yang artinya law of the soil atau peraturan tanah
kelahiran. Artinya, seseorang yang lahir di negara Ius Soli memperoleh kewarganegaraannya
berdasarkan tempat orang tersebut dilahirkan.
Jika seseorang lahir di negara yang menganut asas kewarganegaraan Ius Soli, maka
dia akan secara otomatis menjadi warga negara dari negara tersebut. Disini, status
kewarganegaraan orangtuanya tidak memiliki pengaruh. Berbeda dengan asas Ius Soli yang
didasarkan pada tempat kelahiran, asas Ius Sanguinis merupakan asas pemberian
kewarganegaraan yang sesuai dengan keturunannya. Artinya, seseorang yang lahir dari
orangtua yang memiliki kewarganegaraan negara yang menganut Ius Sanguinis, maka secara
otomatis anak tersebut akan memiliki kewarganegaraan yang sama dengan orangtua nya.
Ius Sanguinis sendiri berasal dari bahasa latin yang artinya rule of blood atau hukum
berdasarkan garis keturunan/hubungan darah. Lokasi dimana anak tersebut lahir tidak begitu
dipedulikan oleh negara-negara yang menganut konsep Ius Sanguinis. Yang terpenting
adalah hubungan darah anak tersebut dengan orang tuanya. Jika orangtuanya memiliki
kewarganegaraan negara A yang menganut Ius Sanguinis, maka anak tersebut otomatis
memiliki kewarganegaraan A juga.
Berikut ini adalah beberapa poin-poin penting menyangkut aspek Ius Sanguinis dalam hal
pemberian kewarganegaraan.
1. Negara yang menganut asas Ius Sanguinis umumnya merupakan negara yang
menganggap ras dan keturunan itu penting.
2. Jika diperhatikan, asas Ius Sanguinis cukup populer di negara-negara dengan sejarah
kekaisaran yang berada di Eropa dan Asia Timur.
7
3. Tujuan dari asas Ius Sanguinis adalah untuk mempertahankan dan melestarikan suatu
garis keturunan agar tidak hilang.
4. Penggunaan asas Ius Sanguinis dalam menentukan status kewarganegaraan
mengakibatkan munculnya kelompok etnis yang menjadi mayoritas di suatu negara.
5. Penduduk negara yang menganut asas Ius Sanguinis mempunyai peluang lebih besar
untuk membangun komunitas etnisnya di negara-negara lain. Contohnya adalah
komunitas Chinatown dan Little India yang tersebar di hampir semua negara.
Secara umum, negara-negara yang menganut asas Ius Sanguinis adalah negara yang sangat
memperhatikan ras dan kekerabatan darah. Umumnya, negara-negara ini memiliki sejarah feodal atau
kekaisaran yang cukup mengakar dalam sejarahnya.

2.3   Negara dan syarat kewarganegaraan

Berdirinya suatu negara harus memenuhi beberapa syarat, yaitu harus ada wilayah
tertentu, ada rakyat yang tetap dan pemerintahan yang berdaulat. Tanpa adanya wilayah
tertentu adalah tidak mungkin untuk mendirikan suatu negara dan begitu pula adalah
mustahil untuk menyebutkan adanya suatu negara tanpa rakyat yang tetap. Warga negara
mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap negara dan sekaligus mempunyai hak-hak yang
wajib diberikan dan dilindungi oleh negara.
Pentingnya status kewarganegaraan karena kewarganegaraan adalah bukti formal
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap yang mengikat individu tersebut dengan suatu
wilayah yang berkekuasaan dan setiap warga negara berhak memperoleh
perlindungan, kehidupan dan peradilan yang mutlak. Permasalahan kewarganegaraan adalah
suatu permasalahan pokok yang mendasar tentang bagaimana seseorang hidup pada suatu
wilayah negara dimana pada masing- masing negara itu memiliki aturan hukum sendiri.
Setiap negara yang berdaulat berhak untuk menentukan sendiri syaratsyarat untuk
menjadi warga negara. Terkait dengan syarat-syarat menjadi warga negara dalam ilmu tata
negara dikenal adanya dua asas kewarganegaraan, yaitu asas ius-sanguinis dan asas ius-soli.
Ketentuan-ketentuan yang mengatur persoalan kewarganegaraan di Indonesia tercantum
dalam Undang-Undang. Kewarganegaraan Indonesia yaitu Undang-Undang Nomor 62
Tahun 1958 yang kemudian diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Indonesia sebagai negara yang pada dasarnya menganut prinsip ‘’ius sangius’’
mengatur kemungkinan warganya untuk mendapatkan status kewarga negaraan melalui
prinsip kelahiran. Semua warga negara khususnya di indonesia memiliki hak dan kewajiban
sebagai warga negara yang sama. Memperoleh suatu kewarganegaraan merupakan Hak
asasi dari umat manusia yang menjadi bagian dari suatu negara untuk mempertahankan
kedudukannya dimata hukum dan ikut berpartisipasi dalam hal bernegara.
Kewarganegaraan ganda merupakan salah status bernegara yang dimiliki seseorang
akibat adanya perkawinan campuran dengan warga negara asing. Di indonesia
sendiri, mengenal adanya asas kewarganegaraan terbatas yang diciptakan untuk melindungi
anak dari hasil perkawinan campuran untuk melindungi anak tersebut dimata hukum dan
negara.

3.2 Saran
Pemerintah harus terbuka dan membuka ruang kepada masyarakat berperan serta
dalam pembangunan nasional tanpa membeda-bedakan sara, gender budaya dan lain
sebagainya Hal ini juga mengingatkan kita sebagai warga negara terutama warga negara
Inodnesia yang menikah dengan warga negara asing dan memiliki anak untuk segera
mengurus status kewarganegaraan anaknya dan warga Indonesia yang betempat tinggal di
luar negeri setidaknya melaporkan ke inginannya untuk tetap menjadi warga negara
Indonesia kepada duta besar Indonesia di negara yang ditinggalinya minmal 1 kali dalam 5
tahun sehingga dia tidak kehilangan status kewarganegaraan Indonesia nya seperti yang
tercantum UU no. 12 tahun 2006.

9
REFERENSI

- https://id.wikipedia.org/wiki/Kewarganegaraan
- https://www.academia.edu/28325278/
Dwi_Kewarganegaraan_dan_Politik_Hukum_Kewarganegaraan_Indonesia
- https://www.kanal.web.id/pengertian-bipatride-multipatride-dan-apatride
- http://staffnew.uny.ac.id/upload/197408092008121001/pendidikan/
A.8.2.MATERI+KWN+(2).pdf

10

Anda mungkin juga menyukai