Anda di halaman 1dari 11

PERSEPSI TINGKAT KENYAMANAN PENGUNJUNG TERHADAP

DESAIN PENCAHAYAAN ALAMI PADA JACOB KOFFIE HUIS DEPOK

VISITORS PERCEPTION OF COMFORT LEVEL ON NATURAL


LIGHTING DESIGN AT JACOB KOFFIE HUIS DEPOK

Silfester Rettob
Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Gunadarma
Silfesterrettob@gmail.com

Abstrak
Pemilihan tema dan gaya sangat berpengaruh pada suasana interior kafe yang berdampak pada
psikologis pengunjung yang datang. Teknik Pencahayaan adalah faktor yang cukup penting untuk
perancangan desain interior kafe. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui persepsi tingkat
kenyamanan pengunjung terhadap desain pencahayaan alami pada Jacob Koffie Huis Depok. Dari
hasil penilaian banyak hal yang ditetapkan guna memanfaatkan cahaya alami sebagai elemen pokok
pada interior kafe yang ada, hal ini dimulai dari pemanfaatan cahaya alami sampai dengan cahaya
buatan. Pada pencahayaan alami pada dasarnya didukung dari tempat kafe tersebut, dan juga
pencahayaan buatan dilihat dari kemampuan perancang dalam merekayasa cahaya buatan sehingga
tidak hanya bernilai estetika lebih yang dapat ditonjolkan tetapi juga bernilai fungsi pada kegiatan
yang terjadi pada kafe tersebut.
Kata Kunci: cahaya alami, kafe, pencahayaan, tingkat kenyamanan,

Abstract
The choice of theme and style are very influential on the interior atmosphere of the cafe which affects
the psychological of visitors who come. Lighting techniques is an important factor in designing
interior cafes. The purpose of this study is to determine the perception of the comfort level of visitors
to the design of natural lighting in Jacob Koffie Huis Depok. The result of this research shows many
things have been determined to utilize natural light as the main element in the café interior, it starts
from the use of natural light to artificial light. In natural lighting is basically supported from the cafe,
and also artificial lighting seen from the designer's ability to engineer artificial light so that not only
more aesthetic value can be highlighted but also the function value in the activities that occur at the
cafe.
Keywords: cafe, comfort level, lighting, natural light.

PENDAHULUAN milenial. Ketertarikan pada sebuah kafe dapat


Seiring dengan perkembangan zaman, dilihat kesesuaiannya pada pandangan pertama
desain kafe mengalami banyak sekali perubahan dari fungsi kafe tersebut yang kemudian dapat
untuk mengimbangi gaya pergaulan generasi beragam.

86 Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol.17 No.2 Desember 2018


Namun sesuai dengan fenomena yang kafe, 2) sebagai masukan untuk kajian ilmiah
terjadi remaja pada jaman sekarang ini lebih maupun studi lanjutan dalam upaya mengatasi
suka untuk duduk di tempat yang menarik permasalahan pencahayaan di suatu kafe.
perhatian seperti meja, kursi, tata pencahayaan
lampu, dan juga makanan dan minuman yang METODE PENELITIAN
dimakannya yang menarik walau rasa dari Metode yang dipakai pada penelitian ini
minuman dan makanan pada kafe tersebut adalah metode Analisa deskriptif-kuantitatif
terkesan biasa saja. Akan tetapi tidak semua yang mana dipilih 30 orang secara acak dan
fasilitas bisa menunjang kegiatan tersebut kemudian diberi kuesioner, melalui langkah-
dengan baik. Tanpa pemanfaatan cahaya yang langkah tersebut dilakukan untuk mencari
baik, maka kegiatan yang terjadi di dalam kafe informasi secara detail terhadap kenyamanan
akan terganggu. pengunjung, hal pertama adalah penetapan
Pencahayaan merupakan sebuah elemen kasus, kemudian melakukan kajian literatur dari
penting dalam desain interior ruangan. Dalam berbagai buku. sumber dan website, dan juga
hal tata cahaya yang baik pada dasarnya selalu melakukan pengamatan secara langsung,
dihadapkan pada dua unsur, yang adalah cahaya pengolahan data, analisa data, dan pengambilan
alami dan cahaya buatan. Kedua hal tersebut kesimpulan, juga studi literatur yang digunakan
selalu dianggap untuk menjadi pertimbangan guna mengetahui efektivitas pencahayaan pada
bagi para desainer interior ataupun arsitek dalam kenyamanan pengguna bangunan tersebut.
merancang suatu bangunan serta ruangan- Adapun hasil dari data penelitian ini yang
ruangan yang ada supaya terlihat baik dari segi berupa kuesioner responden digunakan guna
estetika dan fungsional. mengetahui tingkat kenyamanan pengunjung
Berdasarkan pemaparan di atas maka kafe. Dalam pengumpulan data ini peneliti
dibutuhkan suatu studi dalam bentuk melakukan survey langsung ke lokasi penelitian
eksperimen untuk mengetahui pengaruh dan kemudian membandingkan dengan hasil
pencahayaan yang mampu menyesuaikan dari wawancara dan kuesioner yang diberikan
cahaya alami dengan ketentuan yang ada, kepada pengunjung kafe Jacob Koffie Huis
sehingga penulis tertarik melakukan penelitian tersebut.
dengan tema Persepsi Tingkat Kenyamanan
Pengunjung Terhadap Desain Pencahayaan Persepsi Pengunjung Terhadap Jenis Desain
Alami Pada Jacob Koffie Huis Depok. Pencahayaan Alami
Tujuan penelitian adalah untuk Pada grafik 1 menunjukkan adanya
mengetahui persepsi tingkat kenyamanan ketertarikan responden untuk memilih distribusi
pengunjung terhadap desain pencahayaan alami cahaya yang telah dicantumkan pada kuesioner.
pada Jacob Koffie Huis Depok. Sebuah Dan juga dalam grafik terlihat skor dari distribusi
penulisan harus memberikan hasil yang cahaya didasari tingkat kenyamanannya. Skor
tertinggi adalah 90 yang mana diperoleh
bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri serta
pencahayaan indirect lighting. Yang artinya
pembacanya. Adapun manfaat penulisan ini adalah cukup memuaskan bagi para pengunjung
adalah: 1) untuk lebih mengetahui aspek-aspek untuk betah dan berlama-lama di ruangan
apa saja yang kemudian harus diperhatikan tersebut, adapun beberapa ruangan yang sering
dalam perancangan pencahayaan pada sebuah dijadikan tempat untuk sekedar berkumpul.

Rettob, Persepsi Tingkat Kenyamanan… 87


https://doi.org/10.35760/dk.2018.v17i2.1947
Chart Title
100
80
60
40
20
0
DIRECT GENERAL SEMI DIRECT SEMI INDIRECT
LIGHTING DIFFUSE LIGHTING INDIRECT LIGHTING
LIGHTING LIGHTING

Series 1 Series 2 Series 3 Series 4 Series 5

Gambar 1. Pilihan Responden

Warna pada grafik tersebut menjelaskan: mengatakan bahwa perkembangan teknologi


Biru : Sangat Tidak Nyaman sumber cahaya buatan memberikan kualitas
Coklat : Tidak Nyaman pencahayaan buatan yang memenuhi kebutuhan
Abu-abu : Biasa manusia. Hal ini terbukti dari banyaknya jenis
Ungu : Nyaman cahaya buatan (lampu) yang dapat digunakan
Merah : Sangat Nyaman oleh manusia saat ini.
Apabila pada zaman dahulu manusia
Jenis-Jenis Pencahayaan hanya menggunakan lampu untuk menerangi
Menurut Santoso, peran pencahayaan aktivitasnya, saat ini lampu juga digunakan
tidak lagi sekedar memberi penerangan tetapi sebagai sarana untuk mencapai kenyamanan
juga menonjolkan estetika dan atmosfer yang berkaitan akan respons manusia terhadap
ruangan, memanjakan mata, bahkan dapat estetika. Darmasetiawan dan Puspakesuma
mempengaruhi citra interior maupun arsitektur (1991) mengklarifikasikan pencahayaan sebagai
bangunan. Desain pencahayaan atau lighting berikut.
kini semakin penting dalam rancangan dan Pencahayaan Alami
pengerjaan proyek. Kesadaran akan peran tata Pencahayaan alami merupakan sumber
lampu pada bangunan juga didukung oleh cahaya yang berasal dari sinar matahari. Sinar
perkembangan teknologi yang menghasilkan alami mempunyai banyak keuntungan, selain
efek dramatis yang ditimbulkan oleh arah menghemat energi listrik juga baik untuk
jatuhnya cahaya, perbedaan warna cahaya dan kesehatan. Untuk mendapati pencahayaan alami
letak armatur lampu. Pencahayaan buatan yang baik pada suatu ruangan diperlukan adanya
adalah pencahayaan yang bersumber dari jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca
sumber cahaya yang tidak alami (matahari). sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas lantai.
Pada cuaca yang kurang baik dan malam hari, Faktor-faktor yang mana perlu
pencahayaan buatan sangat dibutuhkan untuk diperhatikan untuk memperoleh pencahayaan
menunjang aktivitas manusia. Lechner (2001)

88 Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol.17 No.2 Desember 2018


alami agar terlihat baik diantaranya adalah Grondzik dan Kwok (2010) dapat dibedakan
keberagaman kadar cahaya matahari, distribusi menjadi lima macam, yaitu: 1) Distribusi
dari terangnya cahaya, efek pada lokasi, Pencahayaan Secara Langsung (Dircet
pantulan cahaya, jarak antar bangunan, letak Lighting). Pada sistem pencahayaan yang secara
geografis, dan fungsi bangunan. langsung, sebanyak 90-100% cahaya diarahkan
secara langsung ke benda-benda yang perlu
Pencahayaan Buatan diterangi. 2) Distribusi Pencahayaan Semi
Pencahayaan buatan merupakan Langsung (Semi Direct Lighting). Pada sistem
pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber pencahayaan semi langsung, sebanyak 60-90%
cahaya selain cahaya alami. Pencahayaan buatan cahaya diarahkan pada benda-benda yang perlu
juga diperlukan bila posisi ruangan sulit diterangi, sedangkan sisanya akan dipantulkan
dijangkau oleh pencahayaan alami atau saat ke langit-langit dan dinding. 3) Distribusi
pencahayaan alami tidak mencukupi. Fungsi Pencahayaan Difus (Genera Diffuse Lighting).
pokok pencahayaan buatan baik yang diterapkan Pada sistem pencahayaan disfus, sebanyak 40-
secara tersendiri maupun yang dikombinasikan 60% cahaya diarahkan kepada permukaan yang
dengan pencahayaan alami adalah sebagai perlu diterangi, selebihnya lagi menerangi
berikut; Menciptakan lingkungan yang mana langit-langit dan dinding kemudian dipantulkan.
memungkinkan penghuni melihat lebih detail 4) Pencahayaan Semi Tidak Langsung (Semi
dan juga terlaksananya tugas serta kegiatan Indirect Lighting). Pada sistem pencahayaan
visual secara mudah dan tepat. Mempermudah semi tidak langsung, sebanyak 60-90% cahaya
penghuni agar berjalan dan bergerak secara diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian
mudah dan aman. Tidak menimbulkan atas dan sisanya ke bawah. Dengan demikian
pertambahan suhu udara yang berlebihan pada langit-langit perlu perhatian lebih dengan
tempat kerja. Memberikan pencahayaan dengan dilakukannya pemeliharaan yang baik.5)
intensitas yang tetap menyebar secara merata, Pencahayaan Tidak Langsung (Indirect
tidak berkedip, tidak menyilaukan, dan tidak Lighting). Pada sistem pencahayaan tidak
menimbulkan bayang-bayang. Meningkatkan langsung, sebanyak 90-100% cahaya diarahkan
lingkungan visual yang nyaman dan ke langit-langit dan dinding bagian atas
meningkatkan prestasi. Seberapa jauh kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh
pencahayaan buatan akan digunakan, baik untuk ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat
menunjang dan melengkapi pencahayaan alami. dijadikan sumber cahaya, maka diperlukan
Tingkat pencahayaan yang diinginkan, baik pemeliharaan yang baik.
untuk pencahayaan tempat kerja yang mana Menurut Indrani (2010), syarat-syarat
sering memerlukan visual tertentu atau hanya bagi penataan cahaya lampu yang baik, antara
sekedar untuk pencahayaan umum. Warna yang lain: 1) Nyaman, artinya tidak menimbulkan
akan dipergunakan dalam ruangan serta efek keletihan pada mata. 2) Efisien, artinya tidak
warna dari cahaya. membuang-buang sinar dengan percuma, sesuai
kebutuhan. 3) Sesuai, artinya cocok dengan
Pengelompokan Distribusi Pencahayaan atmosfer ruang yang diciptakan.
Berdasarkan cara distribusi cahayanya,
pencahayaan menurut ILO (1998) serta

Rettob, Persepsi Tingkat Kenyamanan… 89


https://doi.org/10.35760/dk.2018.v17i2.1947
Sistem Pencahayaan dilihat dari Aspek permukaan Tekstur memiliki dua jenis licin
Desain dan kasar. Tekstur licin dapat merefleksikan
1) Bukaan Cahaya: Pencahayaan ruang sinar yang jatuh pada permukaan bidang.
pada bangunan pada umumnya didapat dari Sedangkan tekstur kasar, cenderung menyerap
atas (lubang atap) atau dari samping (lubang/ sinar dan sebagian kecilnya dipantulkan.
jendela). pada kenyataannya cahaya yang
didapat dari atap sangat beragam tergantung HASIL DAN PEMBAHASAN
pada fungsi bangunan dan bentuk bangunan itu Objek Penelitian
sendiri 2) Orientasi Bukaan Cahaya: Bentuk Coffee shop atau kedai kopi terus
bangunan biasanya yang dianjurkan adalah bermunculan di Depok. Kali ini ada Jacob
memanjang ke arah Utara Selatan dengan Koffie Huis yang sedang populer. kedai kopi ini
bidang Timur dan Barat sekecil mungkin, ramai diperbincangkan di media sosial. Lokasi
biasanya untuk mengurangi panas matahari ke Jacob Koffie Huis ada di Jalan Kemuning, tidak
dalam bangunan. 3) Dimensi Ruang Meliputi jauh dari lampu merah Apotik yang kerap
Luas, Tinggi, dan Kedalaman Ruang: Ruangan dijadikan patokan warga Depok. Bangunannya
dengan dimensi yang terkesan luas diharuskan sedikit masuk ke dalam gang, bukan dipinggir
untuk memiliki bukaan cahaya yang cukup besar jalan, tapi mudah dikenali karena bentuknya
supaya pencahayaan alami bisa diterima secara rumah besar dan berwarna putih.
optimal. Kedalaman ruang berpengaruh pada
efek pencahayaan dalam ruang Semakin jauh
suatu ruangan terhadap bukaan jendela, maka
semakin kurang penerangan yang diterima.
Material Interior Ruang dan Furnitur
Meliputi Warna dan Tekstur. Warna merupakan
energi radiasi yang mana melahirkan unsur
estetika dan unsur visual yang memiliki dua
jenis yaitu warna gelap dan terang
dipengaruhi oleh dua jenis cahaya Tekstur
adalah pola struktur tiga dimensi yang mana Gambar 1. Lokasi Penelitian

Gambar 2. Tampak Depan Bangunan

Penelitian dilakukan di Kafe Jacob Koffie Pancoran Mas Depok, Jawa Barat. Peneliti
Huis yang berlokasi di Jl. Kemuning No.1 memilih kafe tersebut karena kafe ini memiliki

90 Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol.17 No.2 Desember 2018


konsep kedai kopi “homey’ yang dimaksudkan lain seperti pada dinding dan furnitur. Pada
untuk memberikan kenyamanan terbaik bagi kafe ini penggunaan hanging lamp yang
pengunjung yang datang. Dapat dilihat pada sederhana namun menonjol dapat menarik
Gambar 2. perhatian pengunjung, serta penggunaan
Sumber pencahayaan alami dari kafe wall washer juga menambah pencahayaan
ini tidak saja bersumber pada lampu yang lebih seimbang dan fokus, bisa dilihat pada
menempel di atas plafon, tapi juga dari gambar di bawah.
lampu-lampu yang dari bagian bangunan

Gambar 3. Wall Washer

Series 1
300
250
200
150
100
50
0
DIRECT LIGHTING GENERAL SEMI DIRECT SEMI INDIRECT INDIRECT
DIFFUSE LIGHTING LIGHTING LIGHTING
LIGHTING

Series 1

Gambar 4. Tingkat Kenyamanan Berdasarkan Kuesioner

Grafik 2 menunjukkan tingkat kenyamanan dipaparkan pada grafik 1 mengenai pilihan


dari kelima sistem distribusi pencahayaan didasari responden kemudian disederhanakan dengan
skor pada masing-masing responden seperti cara menjumlahkan skor seperti grafik 2. Hasil
yang telah dijelaskan pada metode penelitian penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut.
(Tabel 1). Sebelum melihat grafik 2 sudah Menurut responden pencahayaan ini cenderung

Rettob, Persepsi Tingkat Kenyamanan… 91


https://doi.org/10.35760/dk.2018.v17i2.1947
nyaman. Berdasarkan Grafik 1, respons nyaman yang mana merupakan batas aman dalam tingkat
lebih dominan dibanding lainnya. Dapat dilihat kenyamanan.
skor indirect lighting menyentuh angka 200

Gambar 5. Direct Lighting

General Diffuse Lighting sangat nyaman. Pada grafik 2 terlihat skor


Pencahayaan ini dapat diartikan general diffuse lighting melebihi angka 200
nyaman Berdasarkan pada Grafik 1, sistem yang dapat diartikan memiliki tingkatan
pencahayaan ini mempunyai respons yang nyaman.
cukup imbang antar respons nyaman dan terlihat

Gambar 6. General Diffuse Lighting

Semi Direct Lighting memilih biasa dan tidak nyaman. Respons tidak
Pada pencahayaan ini cenderung tidak nyaman
nyaman menurut responden. Pada Grafik 1 pun paling banyak diperoleh pada pencahayaan
dapat dilihat bahwa responden cenderung ini. Serta pada Grafik 2 menunjukkan pencahayaan
ini menempati tingkatan paling akhir.

92 Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol.17 No.2 Desember 2018


Gambar 7. Semi Direct Lighting

Semi Indirect Lighting Indirect Lighting


Adapun cara pemberin cahaya ini cukup Jenis pendistribusi cahaya yang
tidak nyaman. Kebanyakan para responden terbilang paling nyaman. Pada grafik 1
memilih biasa hingga sangat tidak nyaman responden kebanyakan memilih sangat nyaman.
terlihat pada grafik 1. Lalu pada grafik 2 sistem Hasil ini merupakan hasil terbanyak dibanding
pencahayaan ini memiliki tingkatan tidak lainnya pada grafik 1. Kemudian pada grafik 2
nyaman. juga menunjukkan bahwa adanya pencahayaan
inilah yang sangat nyaman.

Gambar 8. Semi Direct Lighting

Rettob, Persepsi Tingkat Kenyamanan… 93


https://doi.org/10.35760/dk.2018.v17i2.1947
Gambar 9. Indirect Lighting

Dari data yang diperoleh dapat jajarkan Direct Lighting sebagai pencahayaan yang
bahwa distribusi cahaya yang paling nyaman nyaman. Sementara Semi Indiret dan Semi
menurut responden yang telah mengisi Direct kurang cocok digunakan karena tidak
kuesioner dapat dilihat di Tabel 2. Indirect nyaman membangun keintiman serta privasi
Lighting dan General Diffuse Lighting berbeda dalam bercengkerama. Sehingga dari hasil
tipis. Hal ini dapat menunjukan keduanya adalah pengukuran intensitas cahaya dan kuesioner
area favorit responden. Adapun kecenderungan respon pengunjung yang disebar, didapatkan
responden yang memilih jenis pencahayaan hasil 3 desain ruangan sebagai berikut.

Tabel 1. Urutan Distribusi Cahaya Ternyaman Hingga Tidak Nyaman


NO SISTEM DISTRIBUSI CAHAYA SKOR
1. Indirect Lighting 220
2. General Diffuse Lighting 210
3. Direct Lighting 200
4. Semi Indirect Lighting 155
5. Semi Direct Lighting 141

Tipe Desain 1 abu-abu berjok empuk. Sementara satunya lagi


Yang menjadi favorit pengunjung terutama anak berfasilitaskan sofa biru serta berhiaskan parade
muda, adalah ruangan tengah yang menampung foto lawas Kedua area ini disukai anak muda
lebih banyak orang dan desainnya berbeda yang mengadakan acara pribadi kecil-kecilan
dengan ruangan lainya. Satu sudut dipercantik seperti bridal shower, tanpa mengganggu pengunjung
kutipan dinding dan lampu gantung menyerupai lain karena jarak antar meja yang tidak rapat,
sangkar, memuat 6 bangku termasuk bangku bisa terlihat di bawah.

94 Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol.17 No.2 Desember 2018


Gambar 10. Ruang tengah
Tipe Desain 2 ditata secara berdekatan dan dibuat nyaman
Pada desain ruangan ini pengunjung untuk sekedar bercengkerama atau mengerjakan
disuguhkan dengan ruangan yang lebih intim, tugas dan sebagainya, pun dapat dilihat pada
bisa dilihat dari peletakan kursi dan meja yang gambar di bawah.

Gambar 11. Ruang dalam

Tipe Desain 3
Kami paling senang mengobrol atau sejenak dari Margonda yang hiruk-pikuk. Di
mengerjakan tugas di balik jendela depan belakang area duduk yang nyaman buat kami,
rumah. Pemandangan halaman, dengan tanaman kursi kuning berlengan dengan latar hitam
dan pohon, menyejukkan dan melarikan kita bertuliskan nama kafe sudut yang jadi incaran
buat berswafoto.

Rettob, Persepsi Tingkat Kenyamanan… 95


https://doi.org/10.35760/dk.2018.v17i2.1947
Gambar 12. Ruang luar

SIMPULAN Coffee Shop Sebagai Gejala Gaya Hidup


Dalam penelitian ini dapat simpulkan Baru Kaum Muda.
bahwa penerapan atau pemanfaatan pencahayaan Hari Widiyantoro, Edy Muladi, Christy
pada kafe Jacob Koffie Huis Depok ini sudah Vidiyanti (2017). Analisis Pencahayaan
cukup memenuhi standar khusus sistem dan juga Terhadap Kenyamanan Visual Pada
Pengguna Kantor.
desain pencahayaan kafe yang baik dan benar, http://www.hdii.or.id/aksesori.php
dari segi estetika, sistem dan fungsinya. Kafe ini
http://www.okefood.com/read/2010/08/25/299/
dapat memanfaatkan dengan baik pencahayaan
366555/dibelai-renyahnya-belgian-
alami (sinar matahari) dengan banyaknya
waffledi-brussels-springs
bukaan jendela dan sistem outdoor kafe. Selain http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&s
itu kafe ini menggunakan berbagai armatur
ubmit.x=0&submit.y=0&qual=high&fna
lampu yang unik dan menarik. Dengan
me=/ jiunkpe/s1/desi/2009/jiunkpe-ns-
pencahayaan yang baik, maka suasana yang s1-2009-41405071-12436-dome-
nyaman dapat tercipta dan suasana yang nyaman
chapter2.pdf
menjadi pertimbangan konsumen untuk
Ganslandt, Rudiger, Harald Hofmann.(1992).
membeli produk. Pencahayaan sangat Handbook Of Interior Lighting. Erco
berpengaruh terhadap psikologis, terutama
Edition. Germany.
kenyamanan yang didapat para pengunjung. Karlen, Mark, James Benya.(2007). Dasar-
Dampak psikologis dari pencahayaan kafe ini
Dasar Desain Pencahayaan. Jakarta:
termasuk dalam standar yang baik, sehingga
Penerbit Erlangga.
pengunjung akan merasa nyaman dan tertarik Panero, Julius, AIA, ASID, Martin Zelnik.
untuk mengunjungi.
(2003). Dimensi Manusia dan Ruang
Interior. Jakarta: Penerbit Erlangga.
DAFTAR PUSTAKA Nur Laela Latifah, Deki Ahmad Anugrah,
Darmasetiawan, Christian, dan Lestari Miqyassyara Diandra, Ayunani, Karin
Puspakesuma. (1991). Teknik Wiyana Garini (2013). Kajian Sistem
Pencahayaan dan Tata Letak Lampu Jilid Pencahayaan yang Mempengaruhi
1 Pengetahuan Dasar. Jakarta: PT. Kenyamanan Visual pada Ruang A dan
Gramedia Widiasarana Indonesia. Ruang Sayap GaleriSelasar
Elly Herlyana Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta. (2012) Fenomena

96 Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol.17 No.2 Desember 2018

Anda mungkin juga menyukai