Anda di halaman 1dari 11

JASA KONSULTAN DETAIL ENGINEERING DESAIN

DAN PENDAMPINGAN TEKNIS


PEKERJAAN JASA KONSTRUKSI (DESIGN AND BUILT)
PEMBANGUNAN KONSTRUKSI JALAN UTAMA (MAIN ROAD)
PAKET 2: STA. 10+690 – STA. 27+000 JALAN TOL SEMARANG
DEMAK

LAPORAN ANALISA STRUKTUR


RELOKASI SALURAN PELAYARAN
DESA SIDOGEMAH KECAMATAN SAYUNG
KABUPATEN DEMAK

JULI 2020
Laporan Struktur Relokasi Saluran Pelayaran Rencana Teknik Akhir Tol Semarang-Demak

Namap Proyek / Pembangunan Jalan Tol Semarang Demak STA


Doc. No. : -
Divisi : 10=690 s/d 27+000
Tanggal Dokumen : 01 JULI 2020 Rev. No. : -
No. Of
Kontraktor : PP-WIKA KONSORSIUM -
Pages

RELOKASI SALURAN PELAYARAN


DESA SIDOGEMAH KECAMATAN SAYUNG
KABUPATEN DEMAK

Dokumen Rujukan
Nama Dokumen Deskripsi

Revisi No. Tanggal Deskripsi

Diajukan Oleh Disetujui Oleh Mengetahui


PERENCANA PELAKSANA BUJT
PT. WIRANUSANTARA PP-WIKA KSO PT. PPSD
BUMI
Tanda Tangan

Nama DIPO DHARSONO MAULANA ANDIKA DWI AGUS SUSANTO


Tanggal 01 Juli 2020 01 Juli 2020 01 Juli 2020

1
Laporan Struktur Relokasi Saluran Pelayaran Rencana Teknik Akhir Tol Semarang-Demak

KATA PENGANTAR

Berdasarkan Kontrak Perjanjian Kerjasama Jasa Konsultan Detail Engineering Desain dan
Pendampingan Teknis Pekerjaan Jasa Konstruksi (Design and Built) Pembangunan
Konstruksi Jalan Utama (Main Road) Paket 2: STA 10+690 – STA 27+000 Jalan Tol
Semarang Demak nomor 001/KONTRAK/PP-WNB/I/2020 tanggal 17 Januari 2020,
bersama ini kami sampaikan dokumen Laporan Analisa Struktur Relokasi Saluran
Pelayaran.

Laporan ini berisi tentang analisa stabilitas struktur dinding penahan tanah Rencana
Relokasi Saluran Pelayaran Desa Sidogemah Kecamatan Sayung Kabupaten Demak.
Laporan ini dikeluarkan oleh PT.Wira Nusantara Bumi dan akan digunakan sebagai dasar
perencanaan Teknik Akhir Jalan Tol Semarang – Demak Paket 2 (STA. 10+690 – STA.
27+000).

Akhir kata, Konsultan menyampaikan terima kasih kepada PP-WIKA Konsorsium yang
telah memberi kepercayaan kepada kami untuk melaksanakan pekerjaan Perencanaan
Teknik Akhir Jalan Tol Semarang – Demak Paket 2 (STA. 10+690 – STA. 27+000) ini, dan
juga kepada pihak-pihak yang telah membantu kelancaran proses penyusunan laporan
ini.

Semarang, Juli 2020

Dibuat oleh, Dilaporkan oleh,

Dr. Ir. Slamet Imam Wahyudi, DEA Dipo Dharsono 2

Hidrology Engineer Team Leader


Laporan Struktur Relokasi Saluran Pelayaran Rencana Teknik Akhir Tol Semarang-Demak

BAB-1 ANALISA STABILITAS STRUKTUR

1.1. Penjelasan Umum

Dinding penahan tanah adalah suatu bangunan yang dibangun untuk mencegah
keruntuhan tanah yang curam atau lereng yang dibangun di tempat dimana

kemantapannya tidak dapat dijamin oleh lereng itu sendiri. Ada beberapa tipe dinding
penahan tanah yaitu dinding gravitasi, dinding kantilever, dan dinding counterfort.

Dalam rencana relokasi pelayaran tipe dinding penahan tanggul saluran yang
digunakan adalaha tipe dinding penahan tanah kantilever. Berikut uraian singkatnya

1. Dinding penahan kantilever (Cantilever retaining Wall)


Dinding penahan tuipe kantilever dibuat dari beton bertulang tersusun dari suatu

dinding vertikal dan tapak lantai. Masing-masing berperan sebagai balok atau plat
kantilever. Stabilitas onstruksi diperoleh dari berat sendiri dinsing penahan dan berat

sendiri tanah diatas tumit tapak. Terdapat 3 bagian struktur yang berfungsi sebagai
kantilever, yaitu bagian dinding vertikal (steem), tumit tapak dan ujung kaki (toe).

Ketinggian dinding kantilever tidak lebih dari 6-7 meter. Dinding penahan tipe
kantilever relatif ekonomis dan muldah dalam pelaksanannya

1.2. Metodel Elemen Hingga PLAXIS

PLAXIS adalah program elemen hingga yang secara khusus digunakan untuk
menganalisis deformasi dan penurunan pada bidang geoteknik. Untuk setiap kasus yang

akan dianalisis, model geometri harus dibuat terlebih dahulu. Model geometri merupakan
representasi dua dimensi dari masalah tiga dimensi yang nyata di lapangan.

Pada PLAXIS 2D, setiap elemen pondasi didefinisikan oleh 15 nodal geometri.
Pemodelan dengan 15 nodal dipilih untuk setiap elemen agar memperoleh perhitungan

yang lebih akurat. Adapun terdapat dua bentuk pemodelan dari 3 dimensi ke dalam 2
dimensi dalam PLAXIS, yaitu bentuk plane strain dan bentuk axisymmetric.

3
Laporan Struktur Relokasi Saluran Pelayaran Rencana Teknik Akhir Tol Semarang-Demak

1. Regangan Bidang (Plane strain)

Model plane strain digunakan untuk geometri dengan potongan melintang yang
relatif seragam. Kondisi tegangan dan skema pembebanan dengan panjang tertentu

dan tegak lurus terhadap arah sumbu z juga harus relatif seragam. Perpindahan dan
regangan pada arah sumbu z diasumsikan nol. Namun demikian, tegangan normal

pada arah sumbu z tetap memiliki nilai.


2. Axi-simetri (Axisymmetric)

Model axisymmetric digunakan untuk struktur melingkar dengan potongan melintang


secara radial dan skema pembebanan yang relatif seragam di sekitar titik pusat

lingkaran di mana deformasi dan kondisi tegangan yang terjadi diasumsikan identik
dalam semua arah radial. Sumbu x merepresentasikan radius sementara sumbu y

merepresentasikan garis sumbu simetri.

Model geometri pada PLAXIS didasarkan pada pemodelan plane strain atau
axisymmetric. Terdapat tiga komponen utama model geometri pada PLAXIS, yaitu:

 Titik, menunjukkan awal dan akhir garis. Titik juga digunakan untuk menempatkan
angkur, gaya, dan lainnya.

 Garis, digunakan untuk menyatakan ikatan geometri, model, dan diskontinuitas pada
geometri seperti dinding, pelat, dan lainnya. Garis bisa mempunyai beberapa fungsi

dan material yang berbeda.


 Cluster, luasan area tertutup yang dibatasi penuh oleh garis. Dalam satu cluster

hanya terdapat satu material (homogen). Cluster dapat diaplikasikan sebagai lapisan
tanah.

 Proses simulasi pada PLAXIS terdiri dari 3 tahap, yaitu: input data, perhitungan, dan
output.

 Input data, membuat dan memodifikasi geometri model sehingga menghasilkan


model elemen hingga yang sesuai dengan kondisi sebenarnya.

 Perhitungan, proses perhitungan dilaksanakan setelah selesai membuat permodelan.


Pada tahap perhitungan perlu dilakukan pemilihan tipe perhitungan yang sesuai.

1.3. Parameter Tanah

4
Laporan Struktur Relokasi Saluran Pelayaran Rencana Teknik Akhir Tol Semarang-Demak

Untuk keperluan analisa stabilitas tanggul saluran pelayaran berikut parameter

tanah yang digunakan adalah:

Tabel 1.1 Input Parameter Tanah Untuk Stabilitas Struktur Tanggul Saluran

No Deskripsi Simbol Satuan Nilai


Parameter Tanah Timbunan
Berat volume tanah (sat) γm kN/m3 15.00
1 Berat volume tanah (unsat) γd kN/m3 16.00
Sudut geser dalam efektif Ø Derajat 8.00
Kohesi tanah C kg/m2 23.00

Parameter Tanah Pondasi


Berat volume tanah (sat) γm kN/m3 9.159
2 Berat volume tanah (unsat) γd kN/m3 15.24
Sudut geser dalam efektif Ø Derajat 3.549
Kohesi tanah C kg/cm2 14.71

Mini pile : Segitiga (Triangle) 28x28x28 cm


EA: 9.19 x 105 kN/m
EI: 2.35 x 106 kNm2/m
W: 0.922 kN/m/m

Batas Pemodelan:
1. Kondisi pasang elevasi +1.67
2. Kondisi surut elevasi +0.38

1.4. Desain Tanggul Saluran Pelayaran

Gambar 1.2 Tipikal Desain Saluran pelayaran

5
Laporan Struktur Relokasi Saluran Pelayaran Rencana Teknik Akhir Tol Semarang-Demak

Gambar 1.3 Desain Tanggul Penahan Tanah

1.5. Desain Model PLAXIS

Gambar 1.4 Desain Model Dinding Penahan Tanah

1.6. Output Model PLAXIS

A. Kondisi Air Pasang (HWL +1.67)

6
Laporan Struktur Relokasi Saluran Pelayaran Rencana Teknik Akhir Tol Semarang-Demak

Gambar 1.5 Flow Field & Phreatic Line Kondisi Air Pasang

Gambar 1.6 Arah Total Displacement Pada Struktur Kondisi Air Pasang

7
Laporan Struktur Relokasi Saluran Pelayaran Rencana Teknik Akhir Tol Semarang-Demak

Dari gambar diatas dapat dilihat arah displacement pada kondisi air pasang

yaitu ke arah kanan (dalam saluran). Total displacement yang terjadi sebesar 0.013
meter. Lebih jelas dapat dilihat pada gambar kontur total displacement berikut.

Gambar 1.7 Kontur Total Displacement Saat Kondisi Air Pasang

Angka keamanan yang didapat pada stabilitas struktur yaitu 1.566 pada
kondisi air pasang (HWL +1.67).

B. Kondisi Air Surut (LWL +0.38)

8
Laporan Struktur Relokasi Saluran Pelayaran Rencana Teknik Akhir Tol Semarang-Demak

Gambar 1.8 Flow Field & Phreatic Line Kondisi Air Surut

Gambar 1.9 Arah Total Displacement Pada Struktur Kondisi Air Surut

Dari gambar diatas dapat dilihat arah displacement pada kondisi air surut

yaitu ke arah kanan (dalam saluran). Total displacement yang terjadi sebesar 0.014
meter. Lebih jelas dapat dilihat pada gambar kontur total displacement berikut.

9
Laporan Struktur Relokasi Saluran Pelayaran Rencana Teknik Akhir Tol Semarang-Demak

Gambar 1.10 Kontur Total Displacement Saat Kondisi Air Surut


Angka keamanan yang didapat pada stabilitas struktur yaitu 1.565 pada
kondisi air pasang (HWL +1.67).

10

Anda mungkin juga menyukai