PENDAHULUAN
Gemelli adalah kehamilan dengan dua atau lebih janin. Kehamilan ganda
bisa dihasilkan dari dua ovum yang dibuahi dua sperma (dizigot) atau hanya dari
satu ovum yang dibuahi satu sperma (monozigot). Pada kehamilan kembar
monozigot karena berasal dari satu sperma dan satu ovum, maka jenis kelamin
dari janin biasanya juga sama. Dan pada kehamilan kembar dizigot, karena berasal
dari pembuahan dua ovum oleh dua sperma maka jenis kelamin bisa sama atau
berbeda tergantung dari kromosom yang dikandung oleh masing-masing sperma.
Kehamilan ganda dapat berupa kehamilan ganda/gemeli (2 janin), triplet (3 janin),
kuadruplet (4 janin), Quintiplet (5 janin) dan seterusnya dengan frekuensi
kejadian yang semakin jarang. Hukum Hellin menyatakan bahwa perbandingan
2
antara kehamilan ganda dan tunggal adalah 1: 89, untuk triplet 1 : 89 , untuk
3
kuadruplet 1 : 89 , dan seterusnya. Diagnosis gemelli dapat ditegakkan dari :
riwayat dan pemeriksaan fisik, yaitu riwayat keluarga dengan kehamilan kembar,
atau pemakaian obat-obatan pemacu ovulasi; pemeriksaan fisik (usia kehamilan
tidak sesuai dengan besar uterus, palpasi bagian-bagian janin, detak jantung
janin), pemeriksaan ultrasonografi dimana akan terlihat kantung janin lebih dari
satu,pemeriksaan radiologi akan terlihat lebih dari satu janin, pemeriksaan tes
biokimia akan didapatkan jumlah HCG di plasma dan urine lebih tinggi daripada
jumlah pada kehamilan tunggal.1,2
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Kehamilan kembar atau multipel ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau
lebih. Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan ganda/ gemelli (2 janin),
triplet (3 janin), kuadruplet (4 janin), Quintiplet (5 janin) dan seterusnya
dengan frekuensi kejadian yang semakin jarang sesuai dengan hukum Hellin.1
2. Epidemiologi
Kembar terjadi pada 1% dari semua kehamilan dengan dua pertiga (70%)
adalah dizigot dan sepertiga (30%) adalah monozigot. Insiden dari kembar
bervariasi menurut :
• Kelompok etnik (1:50 kehamilan ras Afrika, 1 : 80 kehamilan pada ras
Caucasia, 1:50 kehamilan pada ras Asia dan paling sedikit pada ras
Mongoloid)
• Usia maternal (2% setelah 35 tahun). Paling tinggi pada wanita yang
berusia 37 tahun, dimana terjadi stimulasi hormonal yang maksimal
• Paritas (2% setelah kehamilan keempat)
• Metode konsepsi (20% dengan induksi ovulasi)
• Riwayat keluarga
Insidensi kembar monozigot sama pada semua kelompok etnis dan tidak
berbeda oleh usia maternal, paritas maupun metode konsepsi yaitu 3,4/1000
kelahiran. Insidensi untuk kehamilan kembar menurut Hukum Hellin adalah
n-1 2
1 dalam 80 kehamilan, misalnya gemelli 1: 80 kehamilan, triplet 1:80 ,
3
kuadriplet 1 : 80 , dan seterusnya.3
2
gonadotropin yang dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan
menyebabkan kehamilan dizigotik. Faktor – faktor tersebut dan mungkin pula
faktor lain dengan mekanisme tertentu menyebabkan matangnya 2 atau lebih
folikel de Graaf atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu folikel.
Kemungkinan pertama dibuktikan dengan ditemukannya 21 korpora lutea
pada kehamilan kembar. Pada fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan
kembar, jika telur – telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu dan jika
semua embrio yang kemudian dimasukkan ke dalam rongga rahim ibu
tumbuh berkembang lebih dari satu. Pada kembar yang berasal dari satu telur,
faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit sekali
mempengaruhi terjadinya kehamilan kembar itu. Diperkirakan di sini
sebabnya ialah faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum
blastula terbentuk, menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2
korion, dan 2 plasenta seperti pada kehamilan kemar dizigotik. Bila faktor
penghambat terjadi setelah blastula tetapi sebelum amnion terbentuk, maka
akan terjadi kehamilan kembar dengan 2 amnion, sebelum primitive streak
tampak, maka akan terjadi kehamilan kembar dengan 1 amnion. Setelah
primitive streak terbentuk, maka akan terjadi kembar dempet dalam berbagai
bentuk.
Faktor – faktor yang menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de
Graaf atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu folikel :
1. Ras
Ras Afrika – Amerika memiliki kecenderungan untuk kehamilan
kembar paling besar dibandingkan ras lain.
2. Usia
Kejadian kehamilan kembar mulai dari pubertas di mana aktivitas
ovarium minimal, dan mencapai puncaknya pada usia 37 tahun. Dari
penelitian – penelitian disimpulkan bahwa wanita berusia lebih dari 30
tahun mempunyai kesempatan lebih besar mendapatkan hasil konsepsi
ganda.
3
3. Paritas
Wanita yang telah hamil satu kali atau lebih sebelumnya, terutama
kehamilan kembar meningkatkan risiko hamil kembar.
4. Hereditas
Riwayat kehamilan kembar pada keluarga meningkatkan kemungkinan
untuk kehamilan kembar, genotip ibu jauh lebih penting daripada ayah
dan pada umumnya terbatas pada kehamilan dizigotik.
5. Faktor – faktor lain
Induksi ovulasi dengan menggunakan preparat gonadotropin (FSH +
chorionic gonadotropin) atau klomifen, akan meningkatkan secara
nyata kemungkinan ovulasi ovum yang jumlahnya lebih dari satu, yang
jika dibuahi akan menghasilkan janin kembar. Obat klomid dan hormon
gonadotropin yang dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi
dilaporkan menyebabkan kehamilan dizigotik. Tekhnologi reproduksi
yang berkembang, seperti in vitro fertilization (IVF) dan tekhnik –
tekhnik lain menghasilkan telur multipel yang kemudian dibuahi dan
dikembalikan ke dalam uterus memiliki kemungkinan kehamilan
kembar yang tinggi.11
4. Klasifikasi
4
i. Kembar Monozigotik
Kembar monozigotik atau identik, muncul dari suatu ovum tunggal
yang dibuahi yang kemudian membagi menjadi dua struktur yang
sama, masing-masing dengan potensi untuk berkembang menjadi suatu
individu yang terpisah.
Hasil akhir dari proses pengembaran monozigotik tergantung
pada kapan pembelahan terjadi, dengan uraian sebagai berikut:
• Apabila pembelahan terjadi didalam 72 jam pertama setelah
pembuahan, maka dua embrio, dua amnion serta dua chorion akan
terjadi dan kehamilan diamnionik dan di chorionik. Kemungkinan
terdapat dua plasenta yang berbeda atau suatu plasenta tunggal
yang menyatu
• Apabila pembelahan terjadi antara hari ke-4 dan ke-8 maka dua
embrio akan terjadi, masing-masing dalam kantong yang terpisah,
dengan chorion bersama, dengan demikian menimbulkan
kehamilan kembar diamnionik, monochorionik
• Apabila terjadi sekitar 8 hari setelah pembuahan dimana amnion
telah terbentuk,maka pembelahan akan menimbulkan dua embrio
dengan kantong amnion bersama, atau kehamilan kembar
monoamnionik, monochorionik
• Apabila pembuahan terjadi lebih belakang lagi, yaitu setelah
lempeng embrionik terbentuk, maka pembelahannya tidak lengkap
dan terbentuk kembar yang menyatu.
5
Tabel 1. Hubungan antara waktu segmentasi dan keadaan ketuban
pada kehamilan kembar monozigotik
Saat segmentasi Keadaan ketuban
0 – 72 jam Diamniotik, dichorionik
4 – 8 hari Diamniotik, dichorionik
9 – 12 hari Monoamniotik, monochorionik
13 hari Monoamnitoik, monochorionik
dan kemungkinan terjadinya
kembar siam
5. Patofisiologi
Kehamilan kembar dibagi menjadi dua. Monozigot, kembar yang berasal
dari satu telur dan dizigot, kembar yang berasal dari dua telur. Kembar
dizigot berarti dua telur matang dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh
sperma. Akibatnya, kedua sel telur itu mengalami pembuahan dalam
waktu bersamaan. Sedangkan kembar monozigot berarti satu telur yang
dibuahi sperma, lalu membelah dua. Masa pembelahan inilah yang akan
berpengaruh pada kondisi bayi kelak.
Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0 – 72
jam, 4 – 8 hari, 9 – 12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama,
akan terjadi diamniotik yaitu pada uterus memiliki dua selaput ketuban,
dan dikorionik atau uterus memiliki dua plasenta. Sedangkan pada
pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi uterus hanya memiliki
satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat
6
banyak makanan, sementara bayi lainnya tidak. Akibatnya, perkembangan
bayi bisa terhambat. Lalu pada pembelahan ketiga, selaput ketuban dan
plasenta masing-masing hanya satu, namun janin masih dapat membelah
dengan baik.
7
pembelahan tersebut, pembelahan pertama merupakan yang terbaik karena
calon janin dapat membelah dengan sempurna. Namun, keempat
pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor yang mempengaruhi
waktu pembelahan dan mengapa bisa membelah tidak sempurna biasanya
dikaitkan dengan infeksi, kurang gizi dan masalah lingkungan.
8
ujung bagian tali pusat yang menuju ke plasenta harus diikat dengan teliti
untuk menghindarkan perdarahan berasal dari janin yang lain.
Pada kehamilan kembar monozigotik, bila terdapat peredaran darah
yang tidak seimbang karena anastomosis pembuluh darah, pada hamil
muda dapat terjadi berbagai anomaly. Jantung janin yang satu, karena
peredaran darah yang lebih sempurna, menguasai jantung serta system
peredaran darah janin yang lain melalui pembuluh – pembuluh darah yang
beranastomosis, dengan akibat bahwa janin yang terakhir terganggu
pertumbuhannya dan menjadi suatu monstrum yang dinamakan
akardiakus. Akardiakus asefalus adalah monstrum yang hanya terdiri atas
panggul dan ekstremitas bawah. Akardiakus akornus adalah monstrum
tanpa badan. Akardiakus amorfus adalah monstrum tanpa bentuk yang
terdiri atas jaringan ikat yang mengandung berbagai alat rudimenter dan
diliputi kulit. Bila tidak keseimbangan terjadi pada kehamilan yang lebih
tua, dapat terjadi sindroma trasnfusi fetal. Pada janin yang mendapat darah
lebih banyak terdapat hidramnion, polisitemia, edema dan pertumbuhan
janin yang baik. Janin kedua kecil, menderita anemia, dehidrasi,
oligohidramnion dan mikokardia.
Bila segmentasi terhambat dan baru terjadi primitive streak
terbentuk (lebih kurang 13 hari setelah fertilisasi), maka pemisahan
mudigah tidak sempurna, sehingga terjadilah kembar dempet (kembar
siam). Kembar siam sangat jarang dijumpai, yaitu 1:70.000 persalinan.
Kembar siam dapat dibagi atas beberapa jenis sesuai lokasi anatomis, yaitu
torakopagus (40%), sifo-omfalopagus (35%), pisopagus (18%), iskiopagus
(6%), dan kraniopagus (12%).
Pada kehamilan kembar dizigotik janin dapat juga mengalami
kelainan. Kadang – kadang satu janin meninggal dan yang lainnya tumbuh
terus sampai matur. Janin yang mati dapat diresorbsi sama sekali atau
masih ditemukan dalam uterus.7,9
9
7. Tanda dan Gejala Kehamilan Gemelli
Gejala klinik kehamilan gemelli adalah sebagai berikut:
a. Pada kehamila kembar distensi usus berlebihan, sehingga melewati
batas toleransinya dan seringkali terjadi partus prematurus. Usia
kehamilan semakin pendek dan semakin banyaknya janin pada
kehamilan kembar
b. Mual dan muntah berat
c. Pada palpasi abdomen didapatkan 3 atau lebih bagian tubuh yang besar
d. Pada auskultasi didapatkan lebih dari satu denyut jantung yang
terdengar jelas dan berbeda lebih dari 10 denyut/menit
e. Riwayat kehamilan kembar dalam keluarga
f. Keluhan kehamilan lebih sering terjadi dan lebih berat
g. Ukuran uterus lebih besar dari yang diharapkan
h. Kenaikan berat badan ibu berlebihan
i. Polihidramnion
j. Riwayat ART (Assisted Reproductive Technology)
10
9. Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis, perlu dilakukan pemeriksaan dengan
berhubungan dengan dugaan kehamilan ganda, yaitu :
a. Anamnesis
Anamnesis yang dibutuhkan dalam menegakkan diagnosis kehamilan
kembar adalah riwayat adanya keturunan kembar dalam keluarga,
telah mendapat pengobatan infertilitas, adanya uterus yang cepat
membesar: fundus uteri > 4 cm dari amenorea, gerakan anak yang
terlalu ramai dan adanya penambahan berat badan ibu menyolok yang
tidak disebabkan obesitas atau edema.
b. Pemeriksaan fisik
- pada pemeriksaan pertama dan ulang terdapat kesan uterus yang
cepat membesar
- Teraba lebih banyak gerakan-gerakan janin
- Teraba banyak bagian-bagian kecil janin
- Teraba 3 bagian besar janin
- Teraba 2 balotemen
- Terdengar 2 DJJ pada dua tempat yang agak berjauhan dengan
perbedaan 10 denyut per menit atau lebih.
c. Pemeriksaan USG
Berdasarkan pemeriksaan USG dapat terlihat 2 bayangan janin atau
lebih dengan 1 atau 2 kantong amnion. Diagnosis dengan USG sudah
setelah kehamilan 6-8 minggu dapat menentukan diagnosis akurat
jumlah janin pada uterus dari jumlah kantong gestasional yang
terlihat.1, 6
11
Gambar 3. Hasil pemeriksaan USG pada janin kembar
d. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan dengan rotgen sudah jarang dilakukan untuk
mendiagnosa kehamilan ganda karena cahaya penyinaran.
11. Komplikasi
Dibandingkan dengan kehamilan tunggal, kehamilan multipel lebih
mungkin terkait dengan banyak komplikasi kehamilan. Komplikasi
obstetrik yang sering didapatkan pada kehamilan kembar meliputi
polihidramnion, hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan ketuban pecah
dini, presentasi janin abnormal, dan prolaps tali pusat. Secara umum,
komplikasi tersebut dapat dicegah dengan perawatan antenatal yang baik.
Komplikasi pada ibu:
a. Anemia
12
b. Hipertensi
c. Partus prematurus
d. Atonia uteri
e. Perdarahan pasca persalinan
13
kali lebih tinggi pada bayi kembar dua dan 30 kali lebih sering pada
bayi kembar tiga dibandingkan dengan janin tunggal. Bayi kedua pada
kehamilan kembar memiliki resiko asfiksia saat lahir/dpresi napas
perinatal lebih tinggi.
d. Infeksi Streptococcus group B
Infeksi onset cepat Streptococcus group B pada bayi berat lahir
rendah adalah 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang
dilahirkan tunggal dengan berat badan yang sama.
e. Vanishing Twin Syndrome
Kemajuan teknologi ultrasonografi memungkinkan dilakukannya
studi sonografik pada awal gestasi yang memperlihatkan bahwa insiden
kembar trimester pertama jauh lebih tinggi daripada insiden kembar
saat lahir. Kehamilan kembar sekarang diperkirakan terjadi pada 12
persen di antara semua konsepsi spontan, tetapi hanya 14 persen di
antaranya yang bertahan sampai aterm.
Pada sebagian kasus, seluruh kehamilan lenyap, tetapi pada banyak
kasus, satu janin yang meninggal atau sirna (vanish) dan kehamilan
berlanjut sebagai kehamilan tunggal. Pada 21-63% konsepsi kembar
meninggal atau sirna (vanish) pada trimester kedua. Keadaan ini dapat
menyebabkan kelainan genetik atau kelainan neurologik/defek neural
tube pada janin yang tetap bertahan hidup.
14
f. Kelainan Kongenital/Akardia/Rangkaian Perfusi Balik Arteri pada
Janin Kembar (twin reverse-arterial-perfusion/TRAP)
Pada plasenta monokorionik, vaskularisasi janin biasanya
tergabung, kadang-kadang amat kompleks. Anastomosis vaskular pada
plasenta monokorionik dapat dari arteri ke arteri, vena ke vena atau
arteri ke vena. Biasanya cukup berimbang dengan baik sehingga tidak
ada salah satu janin yang menderita.
Pada TRAP terjadi pirau dari arteri ke arteri plasenta, yang
biasanya diikuti dengan pirau vena ke vena. Tekanan perfusi pada salah
satu kembar mengalahkan yang lain, yang kemudian mengalami
pembalikan aliran darah dari kembarannya. Darah arteri yang sudah
terpakai dan mencapai kembar resipien cenderung mengalir ke
pembuluh-pembuluh iliaka sehingga hanya memberi perfusi bagian
bawah tubuh dan menyebabkan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan tubuh bagian atas. Gangguan atau kegagalan
pertumbuhan kepala disebut akardius asefalus. Kepala yang tumbuh
parsial dengan alat gerak yang masih dapat diidentifikasi disebut
akardius mielasefalus. Kegagalan pertumbuhan semua struktur disebut
akardius amorfosa.
15
g. Twin-to-twin Transfusion Syndrome
Darah ditransfusikan dari satu kembaran (donor) ke dalam vena
kembaran lainnya (resipien) sedemikian rupa sehingga donor menjadi
anemik dan pertumbuhannya terganggu, sementara resipien menjadi
polisitemik dan mungkin mengalami kelebihan beban sirkulasi yang
bermanifestasi sebagai hidrops fetalis. Menurut ketentuan, terdapat
perbedaan hemoglobin 5 g/dl dan 20% berat badan pada sindrom ini.
Kematian kembar donor dalam uterus dapat mengakibatkan trombus
fibrin di seluruh arteriol yang lebih kecil milik kembar resipien. Hal ini
kemungkinan diakibatkan oleh transfusi darah yang kaya tromboplastin
dari janin donor yang mengalami maserasi. Kembar yang bertahan
hidup mengalami koagulasi intravaskular diseminata.
h. Kembar Siam
Apabila pembentukan kembar dimulai setelah cakram mudigah dan
kantung amniom rudimenter sudah terbentuk dan apabila pemisahan
cakram mudigah tidak sempurna, akan terbentuk kembar siam/kembar
dempet. Terdapat beberapa jenis kembar siam, yaitu:
16
1. Thoracopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian dada (30-40%).
Jantung selalu terlibat dalam kasus ini. Bila jantung hanya satu,
harapan hidup baik dengan atau tanpa operasi adalah rendah.
2. Omphalopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian perut (34%).
Umumnya masing-masing tubuh memiliki jantung masing masing,
tetapi kembar siam ini biasanya hanya memiliki satu hati, sistem
pencernaan, dan organ-organ lain.
3. Xyphopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian xiphoid cartilage.
4. Pyopagus (iliopagus), bila bersatu di bagian belakang (19%).
5. Cephalopagus/craniopagus, bila bersatu di bagian kepala dengan
tubuh terpisah.
17
i. Intra Uterine Growth Retardation (IUGR)
Pada kehamilan kembar, pertumbuhan dan perkembangan salah
satu atau kedua janin dapat terhambat. Semakin banyak jumlah janin
yang terbentuk, maka kemungkinan terjadinya IUGR semakin besar.1,2,8
12. Tatalaksana
Penanganan pada kehamilan kembar terbagi atas :
A. Antepartum
1. Diet dan pola makan yang baik, wanita dengan kehamilan normal
mengalami peningkatan 25-35 pounds setelah 9 bulan, pada
kehamilan kembar mengalami peningkatan 35-45 pounds, kehamilan
triplet peningkatan 50-60 pounds. The American College of
Obstetricians and Gynecologists merekomendasikan bahwa wanita
dengan kehamilan kembar untuk mengkonsumsi lebih 300
kalori/hari dari pada wanita dengan hamil normal (total sekitar 2700-
2,3
2800 kalori/hari)
2. Suplemen besi dan asam folat, pemberian tablet Fe pada saat
prenatal sekurangnya 30 mg, anemia defisiensi besi adalah yang
paling sering dijumpai dan dapat meningkatkan risiko persalinan
preterm
3. Mengurangi aktivitas dan perbanyak istirahat. Kehamilan kembar
dapat membuat keadaan tidak nyaman karena uterus yang menjadi
lebih besar, istirahat akan membantu meningkatkan energi
4. Pemeriksaan antenatal dapat dilakukan antara lain:
- Pemeriksaan kehamilan setiap 2 minggu pada usia kehamilan 34 –
36 minggu
- Pemeriksaan kehamilan setiap minggu pada usia kehamilan >36
minggu
- Pertumbuhan janin dipantau dengan USG setiap 3 - 4 minggu yang
dimulai pada usia kehamilan 20 minggu
18
- Pengetahuan mengenai kehamilan preterm, yaitu persalinan yang
dimulai sebelum berakhirnya usia kehamilan 37 minggu. Hal ini
akan menyebabkan lahir prematur, masalah yang paling sering
dijumpai pada kehamilan kembar, yang akan menyebabkan
gangguan pernafasan pada bayi. Terapi steroid yang disuntikkan
akan membantu paru-paru bayi bekerja lebih baik.
- Perhatikan pergerakan bayi terutama setelah umur kehamilan 32
minggu, melalui detak jantung janin yang berespon terhadap
gerakannya (nonstress test)
5. Ultrasound obstetrik setiap 3-4 minggu setelah diagnosis.
Dengan tujuan:
• Menentukan kemungkinan adanya gangguan pertumbuhan fetus,
salah satu janin lebih kecil dari pada janin yang lainnya kembar
ini disebut discordant. Ultrasound digunakan untuk melihat
pertumbuhan dan cairan amnion pada masing-masing janin.
• Evaluasi kelainan kongenital.
• Deteksi kembar siam.
• Perbandingan berat janin.
• Mengetahui presentasi fetus.
• Deteksi dini adanya twin-twin transfusion.6,10
6. Non stress test setelah 32 minggu
• Mengetahui keadaan janin
• Memperkirakan adanya penekanan pada tali pusat.10
7. Konsultasi perinatologi
B. Intrapartum
Sebaiknya dilakukan di kamar operasi dan sudah disiapkan
pemeriksaan cross-match serta dihadiri ahli anestesi, ahli kebidanan dan
ahli anak.
19
Gambar 8. Jenis dan frekuensi letak serta presentasi kehamilan
kembar
20
d. Jika hamil kembar 3 atau lebih : section caesarea
e. Pada kembar premature:
• Vertex-vertex : partus per vaginam
• Vertex-non vertex : Umumnya section caesarea
• Non vertex-vertex atau non vertex-non vertex : section
caesarea
• Kembar 3 atau lebih : section caesarea
f. Pada locking twins : segera lakukan section caesarea
Ada tiga tipe :
• Kollisi; adanya kontak antara bagian janin sehingga tidak bisa
memasuki pintu atas panggul.
• Kompaksi; adanya engagement dari bagian terbawah kedua
janin secara bersamaan sehingga menghambat turunnya bagian
terbawah.
• Interlocking; adanya kontak antara dagu kedua janin pada bayi
A presentasi bokong dan bayi B presentasi vertex dan kedua
janin saking berhadap-hadapan.
21
C. Post partum
Awasi segera terjadinya perdarahan post partum oleh karena atonia
uteri sekunder.
22
2,3
c. Adanya prolapsus tali pusat
Presentasi Verteks
1. Jika kepala belum masuk pintu atas panggul, masukkan kepala secara
manual (dengan bantuan tangan di abdomen), jika memungkinkan
2. Pecahkan ketuban dengan klem kokher jika ketuban belum pecah
3. Periksa DJJ antara kontraksi uterus untuk menilai keadaan janin
4. Jika his tidak adekuat setelah kelahiran bayi I, berikan infus oksitosin
dengan cara cepat untuk menimbulkan his yang baik (≥ 3 x 40”/10’)
5. Jika janin tidak lahir dalam dua jam dengan his yang baik, atau terdapat
tanda-tanda gawat janin (DJJ < 110x / menit), lakukan section
cesarea.2,3
Presentasi Bokong
Jika taksiran berat badan janin tidak lebih besar dari janin pertama dan
serviks tidak mengecil rencanakan partus spontan.
1. Jika his tidak ada atau tidak adekuat setelah kelahiran janin I, beri infus
oksitosin dengan cara cepat untuk menimbulkan his yang baik ( 3x
40”/10’).
23
2. Pecahkan ketuban dengan klem kokher jika ketuban belum pecah dan
bokong sudah turun.
3. Periksa DJJ diantara 2 kontraksi uterus. Jika DJJ anormal (DJJ < 110 x /
menit), lakukan section cesarea.
Letak Lintang
1. Jika selaput ketuban utuh, lakukan versi luar
2. Jika versi luar gagal dan pembukaan lengkap dan selaput ketuban masih
utuh lakukan versi dalam dan lanjutkan dengan ekstraksi.
a. Dengan memakai sarung tangan yang telah didisinfeksi tingkat
tinggi, masukkan satu tangan ke dalam uterus dan raihlah kaki
janin.
b. Secara perlahan tarik janin ke bawah.
4. Jika versi luar gagal dan versi dalam (internal cephalic version) tidak
dianjurkan atau gagal segera lakukan seksio sesarea
5. Berikan oksitosin 10 unit IM atau ergometrin 0,2 mg IM. Dalam
waktu 1 menit setelah bayi terakhir lahir dan teruskan penanganan aktif
kala III untuk mengurangi perdarahan paska persalinan. 2,3
14. Prognosis
Bahaya bagi ibu pada kehamilan kembar lebih besar daripada kehamilan
tunggal karena lebih seringnya terjadi anemia, pre-eklampsia dan
eklampsia, operasi obstetrik, dan perdarahan postpartum.
Kematian perinatal anak kembar lebih tinggi daripada anak
kehamilan tunggal. Prematuritas merupakan sebab utama. Selain itu, juga
24
lebih sering terjadi pre-eklampsia dan eklampsia, hidramnion, kelainan
letak, prolapsus funikuli dan operasi perdarahan serebral dan kemungkinan
adanya kelainan bawaan pada bayi.
Kematian anak kedua lebih tinggi daripada yang pertama karena
lebih sering terjadi gangguan sirkulasi plasenta setelah anak pertama lahir,
lebih banyaknya terjadi prolapsus funikuli, solusio plasenta, serta kelainan
letak pada janin kedua.
Kematian anak pada kehamilan monozigotik lebih besar daripada
kehamilan dizigotik karena pada yang pertama dapat terjadi lilitan tali
pusat antara janin pertama dan kedua.1,2
25
DAFTAR PUSTAKA
26