Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

ANATOMI DAN FISIOLOGI

SISTEM KARDIOVASKULAR DAN LIMFA

DOSEN PEMBIMBING:

Noor Nailis Sa'adah, M.Sc.

Diusulkan oleh :

Nelia Noronha Fernandes (07311740007004)

Gora Indiraja Shafa (07311840000008)

Arsy Huda Fathaniard (07311840000036)

Muhamad Farhan Junaldi (07311840000038)

Gabriela Zurliana Said (07311840000058)

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Suatu organisme atau maluk hidup memiliki bermacam-macam sistem


jaringan atau organ dalam tubuhnya, dimana sistem tersebut memiliki fungsi dan
peranan serta manfaat tertentu bagi mahluk hidup.  Sistem kardiovaskular, juga
dikenal sebagai sistem peredaran darah, adalah sistem dari tubuh yang terdiri dari
jantung, darah, dan pembuluh darah. Sistem kardiovaskular bertanggung jawab
untuk mengangkut darah. Mengingat sistem kardiovaskular menggerakkan darah
ke seluruh tubuh, sel-sel akan menerima oksigen dan nutrisi. Karbon dioksida dan
limbah lainnya dikeluarkan dari tubuh juga. Selain itu, sirkulasi tidak hanya
menjelaskan tentang sirkulasi darah saja tetapi juga ada sirkulasi cairan limfe
yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh dan pengaturan keseimbangan
cairan di ruang interstisial.
Pada tubuh manusia terjadi peperangan setiap waktu karena musuh-musuh
yang datang menyerang adalah bibit penyakit. Ada orang yang mudah sakit, ada
pula orang yang jarang sakit, ini ada kaitannya dengan sistem pertahanan tubuh
seseorang tersebut. Jaringan tubuh yang berperan penting dalam sistem
pertahanan tubuh manusia adalah jaringan darah dan jaringan limfa.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Didapat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana anatomi dari jantung dan fisiologinya ?
2. Bagaimana anatomi darah beserta pembuluh darah ?
3. Bagaimana anatomi dan fisiologi system kimfa pada tubuh ?
1.3 TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan dari makalah ini supaya pembaca mengetahhui dan mengenal
anatomi dan fisiologi dari sisetem kardiovaskular dan system limfa itu sendiri ,
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jantung

Jantung (bahasa Latin: cor) adalah sebuah rongga, rongga organ berotot
yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang
berulang. Darah menyuplai okisgen dan nutrisi pada tubuh, juga membantu
menghilangkan sisa-sisa metabolisme. Istilah kardiak berarti berhubungan
dengan jantung, dari kata Yunani cardia untuk jantung. Jantung adalah salah
satu organ manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah, terletak di
rongga dada agak sebelah kiri.

Pada manusia, jantung dibagi menjadi empat ruas: atrium atas kanan dan
kiri; dan ventrikel bawah kanan dan kiri. Pada umumnya atrium dan ventrikel
kanan disebut jantung kanan, dan sisanya disebut jantung kiri. Pada jantung yang
sehat darah mengalir satu arah melalui pembuluh darah. Terdapat sebuah kantung
pembungkus myang melindungi jantung, perikardium, yang juga mengandung
sedikit cairan. Dinding jantung tersusun atas tiga lapisan: epikardium,
miokardium, dan endokardium.

2.1.1 Struktur Jantung

Jantung adalah satu otot tunggal yang terdiri dari lapisan endothelium.
Jantung terletak di dalam rongga torakik, di balik tulang dada. Struktur jantung
berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri. Massanya kurang lebih 300 gram,
besarnya sebesar kepalan tangan. Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh
paru-paru, namun tertutup oleh selaput ganda yang bernama perikardium, yang
tertempel pada diafragma. Lapisan pertama menempel sangat erat kepada jantung,
sedangkan lapisan luarnya lebih longgar dan berair, untuk menghindari gesekan
antar organ dalam tubuh yang terjadi karena gerakan memompa konstan jantung.
Jantung dijaga di tempatnya oleh pembuluh-pembuluh darah yang meliputi daerah
jantung yang merata/datar, seperti di dasar dan di samping. Dua garis pembelah
(terbentuk dari otot) pada lapisan luar jantung menunjukkan di mana dinding
pemisah di antara serambi dan bilik jantung.

Batas-batas jantung:

o Kanan : vena cava superior (VCS), atrium kanan, vena cava inferior (VCI)
o Kiri : ujung ventrikel kiri
o Anterior : atrium kanan, ventrikel kanan, sebagian kecil ventrikel
o Kiri

o Posterior : atrium kiri, 4 vena pulmonalis

o Inferior : ventrikel kanan yang terletak hampir horizontal sepanjang


o diafragma sampai apeks jantung

o Superior : apendiks atrium kiri

Darah dipompakan melalui semua ruang jantung dengan bantuan keempat


katup yang mencegah agar darah tidak kembali ke belakang dan menjaga agar
darah tersebut mengalir ke tempat yang dituju. Keempat katup ini adalah katup
trikuspid yang terletak di antara atrium kanan dan ventrikel kanan, katup
pulmonal, terletak di antara ventrikel kanan dan arteri pulmonal, katup mitral
yang terletak di antara atrium kiri dan ventrikel kiri dan katup aorta, terletak di
antara ventrikel kiri dan aorta. Katup mitral memiliki 2 daun (leaflet), yaitu leaflet
anterior dan posterior. Katup lainnya memiliki tiga daun (leaflet) .8
Anatomi Luar : 

 Atrium dipisahkan dari ventrikel oleh sulkus koronarius yang mengelilingi


jantung. Pada sulkus ini berjalan arteri koroner kanan dan arteri
sirkumfleks setelah dipercabangkan dari aorta. Bagian luar kedua ventrikel
dipisahkan oleh sulkus inter-ventrikuler anterior disebelah depan, yang
ditempati oleh arteri desendens anterior kiri, dan sulkus interventrikuler
posterior di sebelah belakang, yang dilewati oleh arteri desendens
posterior.

 Perikardium :  

o Jantung dibungkus oleh jaringan ikat tebal yang disebut


perikardium, terdiri dari 2 lapisan yaitu perikardium viseral dan
parietal. Permukaan jantung yang diliputi oleh perikardium viseral
lebih dikenal sebagai epikardium, yang meluas sampai beberapa
sentimeter diatas pangkal aorta dan arteri pulmonal. Selanjutnya
jaringan ini akan berputar lekuk menjadi perikardium parietal,
sehingga terbentuk ruang pemisah yang berisi cairan bening agar
jantung mudah bergerak saat memompa darah. 

o Adanya perikardium ini menyebabkan jantung terfiksasi dalam


rongga dada dengan terbentuknya ligamen. perlekatan perikardium
parietal dengan manubrium sterni disebut ligamen
perikardiosternal superior, dan perlekatan pada prosesus xifoideus
sebagai ligamen perikardiosternal inferior. selanjutnya pada
kolumna vertebral disebut ligamen perikardiovertebral dan pada
diafragma sebagai ligamen perikardiofrenikus. Pada orang normal
jumlah cairan perikardium adalah sekitar 10-20 ml.

 Kerangka Jantung : 

o Jaringan ikat tersusun dengan kompak pada bagian tengah jantung


yang merupakan landasan ventrikel, atirum dan katup - katup
jantung. Bagian tengah badan jaringan ikat tersebut disebut
trigonum fibrosa dextra, yang mengikat bagian medial katup
trikuspid, mitral dan annulus aorta. jaringan ikat padat ini meluas
ke arah lateral kiri membentuk trigonum fibrosis sinistra

Anatomi Dalam : 

Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu atrium kanan dan kiri, serta ventrikel kanan dan
kiri, belahan kanan dan kiri dipisahkan oleh septum

 Atrium Kanan :

o Atrium Kanan terdiri atas rongga utama dan auricula. Pada


permukaan jantung, tempat pertemuan atrium kanan dan auricula
kanan terdapat sebuah sulcus vertikal yaitu sulkus terminalis,
yang pada permukaan dalamnya berbentuk rigi diebut crista
terminalis. Bagian utama atrium yang terletak posterior terhadap
crista terminalis berdinding licin pada masa embrio berasal dari
sinus venosus. Bagian atrium di anterior rigi berdinding kasar atau
trabekulasi oleh karena tersusun atas berkas-berkas serabut otot
yaitu musculi pectinati, yang berjalan dari crista terminalis ke
auricula dextra.

o  Muara pada Atrium Kanan :

 Vena Cava Superior bermuara ke bagian atas atrium


dextrum. Vena cava superior mengembalikan darah ke
jantung dari setengah bagian atas tubuh 

 Vena Cava Inferior bermuara ke bagian bawah atrium


dextrum. Vena cava inferior mengembalikan darah ke
jantung dari setengah bagian bawah tubuh 
 Sinus Coronarius mengalirkan sebagian besar darah dari
dinding jantung bermuara ke atrium dextrum, diantara vena
cava inferior dan ostium atrioventriculare dextrum. 

 Ostium Atriventriculare dextrum terletak anterior


terhadap venca cava inferior dan dilindungi oleh valva
tricuspidalis. Pada atrium dextrum juga terdapat fossa
ovalis dan annulus ovalis yang keduanya terletak di
septum interatriale yang memisahkan atrium kiri dan
kanan. . 

 Atrium Kiri :  

o Strukturnya sama seperti atrium dextrum, terdiri atas rongga utama


dan auricula. Dibelakang atrium sinistrum terdapat sinus obliquus
pericardii serosa dan pericardium fibrosa memisahkannya dari
esofagus. Bagian dalam atrium sinistrum licin, tetapi auricula
sinistra mempunyai rigi-rigi otot seperti auricula dextra.Muara
pada Atrium Sinistrum Empat venae pulmonales, dua dari masing-
masing paru-paru. 

 Ventrikel Kanan :  

o Ventriculus dexter berhubungan dengan atrium dexter melalui


ostium atrioventriculare dextrum dan truncus pulmonalis melalui
ostium trunci pulmonalis. Pada dinding ventriculus terdapat rigi-
rigi yang dibentuk oleh berkas-berkas otot disebut trabeculae
carneae. Trabeculae carneae terdiri atas tiga jenis. Pertama
musculi papillares, menonjol ke dalam melekat melalui basisnya
pada dinding ventrikel, puncaknya dihubungkan oleh tali-tali
fibrosa (chordae tendinae) ke cuspis valva tricuspidalis. Jenis
kedua melekat dengan ujungnya pada dinding ventrikel dan bebas
pada bagian tengahnya, salah satunya adalah trabecula
septomarginalis, menyilang rongga ventrikel dari septa ke dinding
anterior. Jenis ketiga hanya terdiri dari rigi-rigi yang menonjol. 

o Valva tricuspidalis terdiri atas tiga cuspis yang dibentuk oleh


lipatan endocardium disertai sedikit jaringan fibrosa. Basis cuspis
melekat pada cincin fibrosa rangka jantung, sedangkan ujung bebas
dan permukaan ventrikularnya dilekatkan pada chordae tendineae. 

o Valva trunci pulmonalis terdiri atas tiga valvula semilunaris.


Pinggir bawah dan samping setiap cuspis melengkung melekat
pada dinding arteri. Ketiga valvula semilunaris tersusun sebagai
berikut : satu terletak posterior (valvula semilunaris sinistra) dan
dua terletak anterior (valvula semilunaris anterior dan dextra). 

 Ventrikel Kiri :  
o Ventriculus sinister berhubungan dengan atrium sinistrum melalui
ostium atrioventriculare sinistrum dan dengan aorta melalui ostium
aorta. Terdapat trabeculae carnae, dua buah musculi papillares
yang besar, tetapi tidak terdapat trabecula septomarginalis. 

o Valva Bicuspid (mitralis) melindungi ostium atrioventriculare.


Terdiri atas dua cuspis, yang strukturnya sama dengan cuspis pada
valva tricuspidalis. Perlekatan chordae tendineae ke cuspis dan
musculi paillares sama seperti valva tricuspidalis. 

o Valva aorta melindungi ostium aortae. Satu cuspis terletak


dianterior (valvula semilunaris dextra) dan dua cuspis terltetak di
dinding posterior (valvula semilunaris sinistra dan posterior).
Dibelakang setiap cuspis dinding aorta menonjol membentuk sinus
aortae. Sinus aortae anterior tempat asal arteria coronaria dextra,
dan sinus posterior sinus posterior sinistra tempat asal arteri
coronaria sinistra.

 Katup Jantung :

 Katup Trikuspid :  

o Katup trikuspid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan.


Bila katup ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium
kanan menuju ventrikel kanan. Katup trikuspid berfungsi
mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium kanan dengan
cara menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan
namanya, katup trikuspid terdiri dari 3 daun katup. 

 Katup pulmonal : 

o Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam


ventrikel kanan melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis
bercabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang akan
berhubungan dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada pangkal
trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3
daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan
menutup bila ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan
darah mengalir dari ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis.

 Katup Mitral : 

o Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium
kiri menuju ventrikel kiri.. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid
menutup pada saat kontraksi ventrikel. Katup bikuspid terdiri dari
dua daun katup.
 Katup Aorta : 

o Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal
aorta. Katup ini akan membuka pada saat ventrikel kiri
berkontraksi sehingga darah akan mengalir keseluruh tubuh.
Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi,
sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri.

Otot Papilaris :

 Otot papilaris atau musculus papillaris terletak pada kedua dinding


ventrikel dibawah komisura dan merupakan proyeksi penonjolan trabekula
karneae, baik berbentuk tunggal atau ganda. Otot papilaris pada ventrikel
kiri terdiri dari bagian anterior dan posterior. Otot papilaris anterior
terletak pada komisura anterolateral, sedangkan otot papilaris posterior
pada komisura posteromedial. Penonjolan otot papilaris dalam ventrikel
kiri pada bagian 1/3 distal dan pertengahan ventrikel kiri. Di dalam
ventrikel kanan terdapat 3 macam otot papilaris yaitu otot papilaris
anterior yang terbesar, terletak dibawah komisura dan berhubungan
dengan trabekel septomarginal, otot papilaris posterior dan otot papilaris
septal yang kecil.

Chorda Tendineae :

 Katup Mitral dan trikuspid dihubungkan dengan otot papilaris oleh korda
tendineae, yaitu jaringan ikat kuat berbentuk tali pengikat yang melekat
pada ujung-ujung otot papilaris. di dalam ventrikel kiri, ditemukan korda
tendinea anterior yang melekat pada otot papilaris anterior menuju daun
katup mitral anterior dan posterior. korda tendineae posterior yang melekat
pada otot papilaris posterior menuju pinggi kedua daun katup mitral. Pada
saat sistol, tekanan ventirkel kiri akan menyebar ke permukaan daun katup
secara merata dan menyebabkan ketegangan pada seluruh serabut korda.
Bilamana terjadi disfungsi otot papilaris atau terputusnya tali korda, maka
akan terjadi insufisiensi katup.

2.1.2 Fisiologi Jantung


A. Siklus Jantung
Setiap detak jantung diikuti oleh fase istirahat yang singkat,yang
memungkinkan waktu untuk keempat ruang untuk berelaksasi dan bersiap
untuk detak jantung berikutnya. Periode antara awal satu detak jantung
dan awal berikutnya adalah siklus jantung tunggal. Siklus jantung, oleh
karena itu, Termasuk periode bergantian antara kontraksi dan relaksasi.
\Meskipun kita
menganggap jantung sebagai pompa, itu benar-benar empat pompa yang bekerja
berpasangan, dan dengan demikian detak jantung merupakan peristiwa rumit. Jika
keempat kamar dikontrak sekaligus, aliran darah normal tidak dapat terjadi.
Sebaliknya, kedua atrium berkontraksi lebih dulu, mendorong darah ke ventrikel,
dan kemudian dua ventrikel kontraksi, mendorong darah melalui paru-paru dan
sirkuit sistemik dan kemudian kembali ke atrium. Cara pacu jantung dan sistem
konduksi yang rumit dalam jantung biasanya menyediakan jarak yang diperlukan
antara kontraksi atrium dan ventrikel.

Untuk
setiap satu
ruang di jantung,
siklus jantung
bisa dibagi
menjadi dua
fase: sistol
dan
diastole. Selama sistol atau kontraksi, ruang berkontaksi dan mendorong darah ke
ruang yang berdekatan atau ke dalam batang arteri. Sistol diikuti oleh diastole
atau relaksasi. Selama diastole, ruang diisi dengan darah dan mempersiapkan
untuk kontraksi berikutnya. Pada contoh denyut jantung sebesar 75 denyut per
menit (bpm), urutan sistol dan diastole baik di atria atau ventrikel berlangsung
800 msec. Bagian ini memeriksa contoh siklus jantung — bagaimana dia memulai
dan berkoordinasi dan bagaimana tekanan yang dihasilkan oleh ruang kontrak
memindahkan darah ke satu arah. Untuk kenyamanan, kami akan menganggap
bahwa atria menentukan siklus jantung, dan itu termasuk satu siklus sistol atrium
dan diastole atrium. Ketika denyut jantung meningkat, semua fase dari siklus
jantung menjadi lebih pendek. Pengurangan terbesar terjadi dalam jumlah waktu
yang dihabiskan diastole. Ketika denyut jantung naik dari 75 bpm hingga 200
bpm, durasi sistol turun kurang dari 40 persen, tetapi durasi diastole jatuh hampir
75 persen.

Berikut adalah fase siklus jantung saat berdetak 75 bpm

a) Mulainya siklus jantung: Keempat kamar itu relaksasi, dan sebagian ventrikel
dipenuhi darah.

b) Sistol atrium: Atrium berkontrak, benar-benar mengisi ventrikel yang sedang


relaksasi dengan darah. Sistol atrium berlangsung 100 msec.
c) Diastole atrium: Diastole atrium dimulai dan berlanjut terus sampai awal dari
siklus jantung berikutnya.
d) Sistol ventrikel— fase pertama: Ventrikul berkontraksi mendorong katup
atrioventricular (AV) tertutup tetapi tidak membuat tekanan yang cukup untuk
membuka katup semilunar. Ini dikenal sebagai periode isovolumetric
contraction karena volume darah dalam ventrikel tidak bisa berubah sampai
katup itu terbuka.
e) Sistol ventrikel— fase kedua: dengan tekanan ventrikel meningkat dan
melebihi tekanan di aorta dan batang paru-paru, katup semilunar terbuka dan
darah dipaksa keluar dari ventrikel. Ini disebut sebagai ventricular ejection.
f) Diastole ventrikel — awal: Saat ventrikel relaksasi, tekanan mereka jatuh.
Darah mengalir kembali melawan katup semilunar dan memaksa mereka
tertutup.
g) Darah mengalir ke dalam atrium yang berelaksasi tetapi katup AV tetap
tertutup. Ini dikenal sebagai periode isovolumetric relaxation.
h) Diastole ventrikel— akhir: Semua ruang berelaksasi. Katup AV terbuka
sebagaimana tekanan dari darah di atrium melebihi tekanan ventrikel.
Ventrikel terisi secara pasif sekitar 70% dari volume akhir mereka.

B. Penyesuaian dalam Denyut Jantung dan Stroke Volume Mengatur Curah


Jantung
Tujuan dari regulasi kardiovaskular adalah mempertahankannya aliran
darah yang cukup ke jaringan vital. Indikator terbaik aliran darah perifer adalah
cardiac output (CO), jumlahnya darah yang dipompa oleh ventrikel kiri dalam
satu menit. Cardiac output tergantung pada dua faktor: denyut jantung dan stroke
volume. Stroke volume adalah jumlah darah yang dipompa keluar dari ventrikel
selama satu denyut jantung.
Perhitungan output jantung sangat mudah:
Anda mengalikan denyut jantung (HR) dengan rata-rata stroke volume (SV).
Misalnya, jika denyut jantung adalah 75 bpm dan Volume stroke adalah 80 mL /
beat:

Tubuh justru menyesuaikan output jantung sehingga jaringan periferal menerima


pasokan sirkulasi yang memadai di bawah berbagai kondisi. Bila perlu, denyut
jantung bisa meningkat hingga 250 persen, dan stroke volume dalam jantung yang
normal hampir bisa dua kali lipat.

Faktor yang memengaruhi denyut jantung:


a) Suhu Tubuh
Ketika suhu tubuh naik, denyut jantung meningkat; itu sebabnya hatimu
sepertinya berlomba kapan kamu demam. Setetes menurunkan suhu tubuh
denyut jantung; selama hati operasi, suhu tubuh mungkin diturunkan
secara artifisial.
b) Regulasi Saraf
stimulasi simpatik meningkatkan denyut jantung (HR); stimulasi
parasimpatis mengurangi HR .
c) Regulasi Hormon
Banyak hormon meningkatkan denyut jantung (khususnya, epinefrin dan
tiroid hormon).

Faktor yang memengaruhi stroke volume:


a) Venous Return
Venous return adalah jumlah darah vena dikirim ke jantung oleh sirkulasi
sistemik setiap menit. Volume darah, aktivitas otot, dan laju aliran darah
melalui kapiler perifer adalah faktor utama yang menentukan venous
return.

Filling time adalah durasi diastole ventrikel. Semakin lama waktu


pengisian, semakin banyak darah pada ventrikel ketika mereka mulai
berkontraksi. Semakin besar volume darah di ventrikel, maka memperkuat
kontraksi. Hubungan ini "lebih darah di lebih banyak darah keluar
"dikenal sebagai Starling's law of the heart. Kedua peningkatan waktu
pengisian dan peningkatan volume darah ventrikel menyebabkan suatu
peningkatan stroke volume.

Kontraksi otot mengompres urat dan membantu katup mengarahkan


venous blood menuju atrium kanan. Besar pengurangan dalam volume
darah disebabkan oleh pendarahan atau dehidrasi mengurangi aliran balik
vena. Perubahan dalam pola aliran perifer darah bisa meningkat atau
mengurangi vena kembali. Secara umum, ketika aliran balik vena
meningkat, SV meningkat; ketika aliran balik vena menurun, SV menurun.

b) Kontraktilitas
Kontraktilitas adalah jumlahnya tenaga yang dihasilkan selama kontraksi
ventrikel. Banyak obat-obatan dimaksudkan untuk mengurangi
kontraktilitas; contoh termasuk "beta-blocker" seperti propranolol atau
timolol dan calcium channel blockers seperti nifedipine atau verapamil.
stimulasi simpatik meningkat kontraktilitas;stimulasi parasimpatis
menurunkannya. Banyak hormon termasuk epinefrin, norepinefrin, dan
tiroid hormon meningkat kontraktilitas.

2.2 Sistem Kardiovaskular

Sistem kardiovaskular adalah sebuah sistem organ tubuh manusia yang


berguna sebagai sistem transportasi zat dari dan menuju sel. Selain itu, sistem
peredaran darah manusia juga berguna untuk keseimbangan suhu dan nilai pH
pada tubuh. Sistem peredaran darah manusia memiliki peran yang sangat penting
di dalam menjaga keberlangsungan proses metabolisme tubuh. Melalui sistem ini,
zat makanan hasil yang dihasilkan oleh sistem pencernaan mampu disalurkan ke
seluruh bagian tubuh.

Tidak hanya zat makanan, zat-zat lain seperti oksigen dan karbon dioksida
juga didistribusikan ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Pada sistem
pernapasan gas oksigen yang diperoleh melalui paru-paru akan disebarkan ke
seluruh tubuh. Sedangkan gas karbon dioksida yang merupakan gas sisa dari
proses metabolisme akan dibawa ke paru-paru melalui sistem peredaran darah
manusia.

Dalam sistem peredaran darah manusia, darah menjadi alat pengangkut atau
transportasi utama yang sangat penting bagi tubuh kita. Berikut beberapa fungsi
peredaran darah yang menunjukkan betapa pentingnya darah bagi manusia.

1. Berguna untuk mengangkut sari-sari makanan yang berasal dari usus ke


seluruh bagian tubuh manusia.

2. Berfungsi untuk mengangkut oksigen yang berasal dari organ pernapasan


paru-paru dan mendistribusikannya ke seluruh tubuh. Serta juga
mengangkut karbon dioksida dari seluruh tubuh menuju ke paru-paru.

3. Berfungsi untuk mengangkut hormon dari tempat produksinya menuju ke


bagian tubuh yang membutuhkannya.

4. Berguna untuk mengangkut zat-zat sisa hasil proses metabolisme sel


menuju ke organ ekskresi yaitu ginjal.

5. Bermanfaat untuk menjaga kestabilan temperatur tubuh agar tetap berada


diantara 36 derajat celcius  sampai 37 derajat celcius. Hal ini dikarenakan
temperatur tubuh manusia tidak dipengaruhi oleh lingkungannya. Namun
dapat dijaga melalui sistem peredaran darah. Caranya adalah dengan
menyebarkan energi panas dalam tubuh secara merata ke seluruh tubuh.

6. Darah juga berfungsi untuk membunuh kuman yang masuk ke dalam


tubuh kita.

Kerja sistem peredaran darah manusia dikendalikan oleh organ jantung yang
berguna untuk memompa darah agar mampu mengalir ke semua tubuh. Saat otot
jantung berelaksasi, jantung dalam keadaan mengembang, volumenya besar, dan
tekanannya kecil. Sehingga menyebabkan darah dari vena kava (darah kotor dari
tubuh), masuk ke dalam serambi kanan, katup AV terbuka dan darah terus masuk
ke dalam bilik kanan. Sementara itu di belahan jantung sebelah kiri, darah dari
vena pulmonalis (darah bersih dari paru-paru) masuk ke dalam bilik kiri. Saat otot
jantung berkontraksi jantung dalam keadaan mengerut. Darah yang telah ada
dalam bilik kanan dipompa masuk ke arteri pulmonalis. Waktu itu katup AV
menutup sedang katup ke arteri pulmonalis membuka.

Di bagian jantung sebelah kiri, darah di dalam bilik kiri dipompa masuk ke
aorta. Sementara itu, katup AV menutup, sedang katup ke aorta membuka.Pada
sistem peredaran darah manusia terkandung dua lintasan peredaran darah, yakni
peredaran darah besar dan peredaran darah kecil. Kedua peredaran darah ini
disebut peredaran darah ganda.

1. Peredaran Darah Besar/Panjang/Sistemik

Peredaran darah besar merupakan peredaran darah yang mengalirkan darah yang
kaya oksigen dari bilik kiri jantung lalu diedarkan ke semua jaringan tubuh.
Oksigen bertukar dengan karbon dioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang
banyak mengandung karbon dioksida melalui vena dibawa menuju serambi kanan
jantung.

2. Peredaran Darah Kecil/Pendek/Pulmonal

Peredaran darah kecil merupakan peredaran darah yang mengalirkan darah dari
jantung ke paru-paru dan lagi lagi ke jantung. Darah yang kaya karbon dioksida
dari bilik kanan dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolus paru-
paru darah selanjutnya bertukar dengan darah yang kaya akan oksigen yang lantas
akan dialirkan ke serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis.

Proses peredaran darah tergoda terhitung oleh kecepatan aliran darah, luas
penampang pembuluh darah, tekanan darah dan kinerja otot jantung, dan
pembuluh darah.

Pada kapiler terkandung spingter prakapiler menyesuaikan aliran darah ke kapiler:


Bila spingter prakapiler berkontraksi, kapiler akan tertutup dan aliran darah yang
melalui kapiler selanjutnya akan berkurang.

Bila spingter prakapiler berelaksasi maka kapiler-kapiler yang bercabang dari


pembuluh darah utama membuka dan darah mengalir ke kapiler.

Pada vena sekiranya otot berkontraksi maka vena akan terperas dan kelepak yang
terkandung terhadap jaringan akan bertindak sebagai katup satu arah yang
menjaga agar darah mengalir hanya menuju ke jantung.

Terdapat beberapa gangguan atau penyakit pada sistem peredaran darah.


Gangguan ini bisa terjadi pada darah, jantung, pembuluh darah, atau tekanan
darah.

1. Gangguan yang Berhubungan dengan Darah

a. Anemia

Anemia adalah keadaan tubuh yang kekurangan hemoglobin. Kadar Hb normal


adalah 12 –16 % dari sel darah merah. Jumlah sel darah merah normal 5
juta/mm3. Pada penderita anemia, kadar Hb kurang dari normal.

b. Leukemia

Leukemia adalah pertumbuhan sel-sel darah putih yang tidak normal. Jaringan
yang seharusnya membentuk sel darah merah justru membentuk sel-sel darah
putih. Akibatnya, jumlah sel darah putih melebihi normal sedangkan jumlah sel
darah merah menurun.

Leukemia disebut juga kanker darah. Banyaknya sel darah putih ini, menyebabkan
sel darah putih menjadi “ganas’’. Sel darah putih ini dapat memakan sel-sel darah
merah sehingga

penderita dapat mengalami anemia akut.

c. Thalasemia

Penyakit keturunan di mana tubuh tidak mampu memproduksi hemoglobin dan sel
darah merah. Akibatnya penderita mengalami anemia.

d. AIDS (Acquired Immunodefciency Syndrome)

Penyakit AIDS disebabkan oleh virus, yaitu HIV (Human Immunodefciency


Virus) yang menyerang sel darah putih

manusia. Pada pengidap penyakit AIDS, sel darah putihnya lebih cepat mati dan
tidak berfungsi.
Hal tersebut terjadi karena penyakit AIDS merupakan penyakit yang menyerang
sistem kekebalan tubuh sehingga kekebalan tubuh tidak berfungsi. Jika terkena
infeksi atau suatu penyakit yang ringan sekalipun, sistem kekebalan tubuhnya
tidak akan bekerja. Akhirnya penderita dapat mengalami kematian.

2. Gangguan yang Berhubungan dengan Jantung dan Pembuluh Darah

a. Penyakit Jantung

Penyakit jantung biasanya terjadi karena terganggunya kerja jantung ketika


memompa darah. Penyebabnya, antara lain kelebihan kolesterol. Kolesterol yang
berlebihan akan menyumbat pembuluh nadi sehingga menghambat aliran darah.

Penyebab lain adalah kegemukan (obesitas). Tubuh orang gemuk memiliki


banyak lemak dan darahnya banyak mengandung kolesterol sehingga rawan
penyumbatan pembuluh darah. Oleh sebab itu, kerja jantung menjadi lebih berat
dalam memompa darah. Pada kasus gagal jantung terjadi penurunan kerja atau
kontraksi jantung.

Akibatnya, volume darah dalam jaringan tubuh kurang karena jantung tidak bisa
memompa darah dalam

jumlah yang semestinya. Gejala umum orang yang berpenyakit jantung adalah
nyeri di bagian dada, sesak, dan cepat lelah.

b. Tekanan Darah Rendah

Penderita tekanan darah rendah memiliki tekanan darah yang berada di bawah
batas normal. Sehingga pengembalian darah ke jantung menjadi berkurang akibat
kerja jantung yang menurun.

Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti saat kita melakukan perubahan
posisi tubuh dari jongkok menjadi berdiri. Saat jongkok darah akan tertimbun di
pembuluh balik pada kaki sehingga membuat pengembalian darah ke jantung
menjadi lambat.

Selain itu, gangguan ini juga bisa disebabkan oleh berkurangnya volume darah
karena terjadi pendarahan atau muntaber. Gejala yang biasa dirasakan oleh
penderita adalah pusing, lesu, penglihatan berkunang-kunang, dan sering pingsan.

c. Tekanan Darah Tinggi

Gejala penyakit ini adalah tekanan darah di atas normal. Jantung penderita bekerja
lebih keras bahkan dapat
memecahkan pembuluh darah. Hingga saat ini belum diketahui secara pasti apa
yang menyebabkan hal itu, namun diduga berhubungan dengan kelebihan
kolesterol yang mengakibatkan menyempitnya pembuluh nadi.

Penyebab lain adalah faktor keturunan, stres, usia, kebiasaan merokok, dan
minuman yang mengandung alkohol.

d. Varises

Gejala varises berupa pembuluh balik yang melebar atau berkelok-kelok terutama
pada kaki. Penyebabnya adalah kaki terlalu berat menahan beban misalnya karena
hamil atau terlalu lama berdiri. Varises yang terjadi di daerah anus dinamakan
ambeien.

2.2 DARAH

2.2.1 Pengertian Darah


Darah adalah cairan tubuh pada manusia dan hewan lainnya yang
mengangkut senyawa penting seperti nutrisi dan oksigen ke dalam sel dan
mentranspor produk buangan metabolik dari sel. Darah ini sebenarnya adalah
campuran cairan dan sel, dan bahkan terdapat makronutrisi seperti protein dan ion
seperti sodium dalam darah ini. Semua komponen ini memainkan peran penting
untuk tubuh kita. Selain bertindak sebagai pengangkut senyawa penting untuk
tubuh dan membuang produk buangan dari sel, darah juga bertindak melindungi
tubuh dari invasi virus atau bakteri dan terhadap kerusakan sel. Sel darah putih,
bersama sistem kekebalan tubuh, bertindak sebagai pertahanan organisme dari
serangan virus atau bakteri yang menginvasi.

2.2.2 Fungsi Darah


Darah lebih tebal dari pada air, dan terasa sedikit lengket. Suhu dari darah
pada tubuh 38 derajat Celsius, lebih tinggi 1 derajat dari suhu tubuh. Berapa
banyak tubuh yang kita punya tergantung dari ukuran dan berat tubuh kita.
Seseorang dengan berat 70 kg, memiliki 5 sampai 6 liter darah di tubuhnya.
Secara umum, fungsi darah pada manusia dibagi menjadi 3, yaitu:
 Transportasi
Sebagai pengangkut, darah berfungsi;
 Pengangkut gas-gas terlarut (misalnya oksigen, karbon dioksida)
 Pengangkut produk limbah metabolisme (misalnya air, urea)
 Pengangkut hormon
 Pengangkut enzim
 Pengangkut nutrisi (seperti glukosa, asam amino, mikro-nutrisi (vitamin
& mineral), asam lemak, gliserol)
 Pengangkut protein plasma (terkait dengan pertahanan, seperti
pembekuan darah dan anti-tubuh)
 Pengangkut sel-sel darah (incl. Sel darah putih ‘leukosit’, dan sel-sel
darah merah ‘eritrosit’
 Regulasi
Darah membantu menjaga tubuh dalam keseimbangan. Contohnya,  darah
membuat suhu tubu terjaga, hal ini dilakukan melalui plasma darah, yang bisa
mengabsorbsi panas. Ketika pembuluh darah meluas, darah mengalir lebih lambat
dan hal ini menyebabkan panas hilang. Ketika suhu lingkungan turun, pemuluh
darah bisa mengerut agar kehilangan panas bisa ditekan.
 Proteksi
Jika pembuluh darah rusak (contohnya jika tangan berdarah), trombosit
bertindak sebagai penyumbat dalam area yang terluka, untuk mencegah
kehilangan darah lebih lanjut. Selain itu, sel darah putih dan senyawa messenger
lainnya memainkan peran penting dalam sistem kekebalan tubuh.

2.2.3 Struktur Darah


Darah terdiri dari banyak komponen (konstituen). termasuk:
 55% plasma
 45% Komponen, yaitu ‘Sel Darah’.

Dari jumlah tersebut, 99% adalah eritrosit (sel darah merah) dan 1% adalah
leukosit (sel darah putih) dan trombosit (platelet darah). Komponen utama darah
(yaitu jenis sel darah) terangkum dalam deskripsi dibawah ini:

 Struktur Plasma Darah
Plasma darah adalah cairan berwarna pucat yang berisi sel-sel darah yang
disebutkan dalam tiga sub-bagian di bawah ini. Itu adalah sekitar. 90% air,
seluruhnya berwujud massa karena zat terlarut. Zat-zat terlarut ini
termasuk makanan bagi sel-sel tubuh, sampah dan karbon dioksida (CO2)
dihapus dari tubuh, antibodi untuk melawan infeksi, hormon dan enzim
yang mengontrol proses tubuh.
 Struktur Sel Darah Merah (Eritrosit)

Sel darah merah (lebih formal disebut “eritrosit”)


memiliki bentuk fisik sel berbentuk cakram yang tidak memiliki inti ketika
dewasa. Mereka mengandung senyawa besi yang disebut hemoglobin yang
memberikan darah warna merah gelap.

 Struktur Sel Darah Putih (Leukosit)


Sel darah putih (lebih formal disebut “leukosit”) adalah sel darah yang
berwarna buram, yang berarti bahwa mereka tampak padat daripada
transparan, sehingga orang tidak dapat melihat melalui mereka. Ada
berbagai jenis sel darah putih, yang masing-masing memiliki struktur fisik
dan fungsi yang berbeda dalam sistem kekebalan tubuh.
 Struktur Trombosit Darah (Trombosit)
Trombosit darah (lebih formal disebut “trombosit”) adalah badan
berbentuk cakram sangat kecil yang tidak memiliki inti. Mereka memiliki
peran penting dalam pembekuan darah sehingga mereka berkumpul di
lokasi cedera.

2.2.4 Dasar Penggolongan Golongan Darah


Terdapat banyak golongan darah, namun yang terkenal di bidang medis
adalah golongan darah ABO dan Rhesus. Kedua golongan darah ini ditemukan
oleh Dr. Karl Landsteiner, seorang dokter dari Austria pada tahun 1900. Semula
Landsteiner menemukan golongan darah A, B, dan C. Golongan C ini kemudian
dinamakan golongan O. Pada tahun 1902 kolega Landsteiner, yaitu Alfred
Decastello dan Adriano Sturli menemukan golongan darah ke empat yaitu
golongan darah AB.
Dasar penggolongan darah ABO adalah adanya aglutinogen (antigen)
pada eritrosit serta adanya aglutinin (antibodi) di dalam plasma darah.
Aglutinogen berarti antigen yang digumpalkan, sedangkan aglutinin adalah jenis
antibodi yang menggumpalkan.

1. GOLONGAN DARAH SISTEM ABO

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan


antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut :
Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan
antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap
antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-
negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif
atau O-negatif.

Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel


darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum
darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat
menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif.

Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan


antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.
Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari
orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal.
Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah
kecuali pada sesama AB-positif.

Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan
golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan
golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan
golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.

Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di


dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan
darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B.
Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B,
golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.

Pemahaman mengenai aglutinogen dan aglutinin inilah yang mendasari


teknik transfusi darah. Dalam transfusi darah, orang yang memberikan darah
disebut donor, sedangkan yang menerima disebut resipien. Transfusi (pindahtuang
darah) ini harus memperhatikan masalah aglutinin-aglutinogen, sebab jika terjadi
inkompatibilitas (ketakcocokan) golongan darah, maka akan menyebabkan
terjadinya aglutinasi (penggumpalan) darah, dan bisa menyebabkan kematian sang
resipien.

Donor universal dan resipien universal. Donor universal (golongan O)


adalah golongan darah yang bisa mendonorkan darahnya ke semua golongan
darah, karena tidak memiliki aglutinogen. Sedangkan resipien universal (golongan
AB) adalah golongan darah yang bisa menerima darah dari semua golongan,
karena tidak memiliki aglutinin. Jadi O bisa menjadi donor ke semua golongan,
dan AB bisa menjadi resipien dari semua golongan.
2. GOLONGAN DARAH FAKTOR RHESUS

Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan


memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis

Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner.


Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya
memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan
sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini
seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah
yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih
dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan
darah B.

Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan.


Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan
produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini
terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan karena
faktor Rh dapat memengaruhi janin pada saat kehamilan.

2.2.5 Sel Darah Putih dan Jenisnya.


Sel darah putih, leukosit (bahasa Inggris: white blood
cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah
putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit
infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Berdasarkan jenisnya, sel
darah putih dibagi menjadi dua yaitu;
 Granular
a. Neutrofil Neutrofil (Polimorf), sel ini berdiameter 12–15 µm memilliki inti
yang khas padat terdiri atas sitoplasma pucat di antara 2 hingga 5 lobus dengan
rangka tidak teratur dan mengandung banyak granula merah jambu (azuropilik)
atau merah lembayung. Granula terbagi menjadi granula primer yang muncul
pada stadium promielosit, dan sekunder yang muncul pada stadium mielosit dan
terbanyak pada neutrofil matang. Kedua granula berasal dari lisosom, yang
primer mengandung mieloperoksidase, fosfatase asam dan hidrolase asam lain,
yang sekunder mengandung fosfatase lindi dan lisosom. (Hoffbrand, A.V &
Pettit, J.E, 1996)
b. Eosinofil Sel ini serupa dengan neutrofil kecuali granula sitoplasmanya
lebih kasar dan berwarna lebih merah gelap (karena mengandung protein basa)
dan jarang terdapat lebih dari tiga lobus inti. Mielosit eosinofil dapat dikenali
tetapi stadium sebelumnya tidak dapat dibedakan dari prekursor neutrofil.
Waktu perjalanan dalam darah untuk eosinofil lebih lama daripada untuk
neutropil. Eosinofil memasuki eksudat peradangan dan nyata memainkan
peranan istimewa pada respon alergi, pada pertahanan melawan parasit dan
dalam pengeluaran fibrin yang terbentuk selama peradangan. (Hoffbrand, A.V
& Pettit, J.E, 1996)
c. Basofil Basofil hanya terlihat kadang-kadang dalam darah tepi normal.
Diameter basofil lebih kecil dari neutrofil yaitu sekitar 9-10 µm. Jumlahnya 1%
dari total sel darah putih. Basofil memiliki banyak granula sitoplasma yang
menutupi inti dan mengandung heparin dan histamin. Dalam jaringan, basofil
menjadi “mast cells”. Basofil memiliki tempat-tempat perlekatan IgG dan
degranulasinya Universitas Sumatera Utara dikaitan dengan pelepasan histamin.
Fungsinya berperan dalam respon alergi. (Hoffbrand, A.V & Pettit, J.E, 1996)
 Agranular
a. Monosit Rupa monosit bermacam-macam, dimana ia biasanya
lebih besar daripada leukosit darah tepi yaitu diameter 16-20 µm
dan memiliki inti besar di tengah oval atau berlekuk dengan
kromatin mengelompok. Sitoplasma yang melimpah berwarna biru
pucat dan mengandung banyak vakuola halus sehingga memberi
rupa seperti kaca. Granula sitoplasma juga sering ada. Prekursor
monosit dalam sumsum tulang (monoblas dan promonosit) sukar
dibedakan dari mieloblas dan monosit. (Hoffbrand, A.V & Pettit,
J.E, 1996)
b. Limfosit Sebagian besar limfosit yang terdapat dalam darah
tepi merupakan sel kecil yang berdiameter kecil dari 10µm. Intinya
yang gelap berbentuk bundar atau agak berlekuk dengan kelompok
kromatin kasar dan tidak berbatas tegas. Nukleoli normal terlihat.
Sitoplasmanya berwarna biru-langit dan dalam kebanyakan sel,
terlihat seperti bingkai halus sekitar inti. Kira-kira 10% limfosit
yang beredar merupakan sel yang lebih besar dengan diameter 12-
16µm dengan sitoplasma yang banyak yang mengandung sedikit
granula azuropilik. Bentuk yang lebih besar ini dipercaya telah
dirangsang oleh antigen, misalnya virus atau protein asing.
(Hoffbrand, A.V & Pettit, J.E, 1996)
2.2.6 Trombosit dan Proses Pembekuan Darah
Trombosit atau yang memiliki nama lain platelet atau keping darah
merupakan sel-sel berbentuk oval kecil yang dibuat di sumsum tulang. Trombosit
berfungsi membantu dalam proses pembekuan darah. Trombosit berperan penting
saat terjadi luka atau kebocoran pada pembuluh darah. Saat pembuluh darah
pecah, maka trombosit akan berkumpul pada daerah tersebut dan membantu
menutup kebocoran tersebut.
Jumlah trombosit normal dalam tubuh manusia yaitu sekitar 150.000 –
400.000 trombosit per mikro-liter darah. Keadaan dimana seseorang memiliki
jumlah trombosit di bawah 150.000 atau kurang dari normal disebut
Trombositopenia, sedangkan jika jumlah trombosit lebih tinggi dari 400.000
disebut Trombositosis.
Masa hidup trombosit dalam darah hanya sekitar 5-9 hari. Trombosit yang
tua dan rusak akan dihilangkan dari aliran darah oleh limpa dan digantikan oleh
trombosit baru.

 Proses Kerja Trombosit


Proses kerja trombosit dalam penyumbatan luka terdiri dari beberapa tahapan,
diantaranya yaitu:

 Adhesi Trombosit

Adhesi Trombosit adalah pelekatan antar trombosit dengan jaringan endotel


dan jaringan yang cedera sehingga luka pada pembuluh darah tertutup. Proses
pelekatan ini akan menyebabkan terjadinya interaksi antara permukaan trombosit
dan jaringan cedera sehingga meningkatkan daya lekat trombosit dan memanggil
faktor koagulasi lainnya.

 Agregasi Trombosit

Agregasi trombosit adalah kemampuan trombosit melekat satu sama lain


untuk membentuk sumbatan. Trombosit yang melekat pada jaringan saat proses
adhesi akan membuat trombosit lainnya menlekat padanya sehingga sumbatan
menutup luka tersebut. Akan tetapu, pembekuan sumbatan tersebut tidak boleh
berlebih karena akan berbahaya dan mentebabkan seluruh pembuluh darah
tersumbat.

 Pembebasan Trombosit

Pembebasan trombosit adalah reaksi untuk membentuk sumbatan atau


koagulasi trombosit yang stabil. Proses tersebut dipicu oleh pelepasan isi granula
trombosit, seperti ADP, kolagen, epinefrin dan lain sebagainya. Pelepasan
terseebut membuat trombosit berubah dari bentuk piringan menjadi bulat.

 Fusi Trombosit
Fusi trombosit adalah reaksi gabungan trombosit yang bersifat irreversibel
atau tidak bisa kembali. Proses tersebut disebabkan karena tingginya kadar ADP
dan komponen lain yang keluar akibat reaksi pelepasan. Komposisi fibrin akan
memperkuat jaringan baru yang terbentuk pada daerah luka

2.2.7 Pengertian Pembuluh Darah


Pembuluh darah adalah salah satu bagian dari sistem sirkulasi pada tubuh
untuk membawa darah dari jantung yang terikat dengan oksigen ke organ tubuh,
serta mengembalikan kembali darah yang telah dipakai dan terikat dengan karbon
dioksida ke jantung untuk diambil lagi oksigen di paru-paru. Bagi orang awam,
pembuluh darah sering disebut dengan sebutan “urat”. Ada beberapa jenis
pembuluh darah di tubuh manusia, seperti arteri, arteriol (arteri kecil), kapiler
(pembuluh darah kecil di jaringan dan sel), venula (vena kecil), dan vena. Ke
semua jenis pembuluh darah ini merupakan satu kesatuan dalam menjalankan
fungsi sistem sirkulasi. Ibarat selang air yang mendistribusikan air keluar, maka
pembuluh darah juga seperti itu, tetapi yang didistribusikan adalah darah.

3. Struktur dan Jenis Pembuluh Darah

Seperti yang telah disebutkan di atas, terdapat beberapa macam jenis


pembuluh darah di dalam tubuh manusia. Pembuluh darah dibagi ke dalam tiga
bagian besar, yaitu :
1. Arteri
Arteri adalah pembuluh darah yang meninggalkan jantung. Fungsi dari arteri
adalah mendistribusikan darah yang kaya oksigen ke kapiler sehingga dapat
memperdarahi organ-organ tubuh. Darah meninggalkan jantung dari aorta menuju
ke arteri. Pembuluh darah arteri memiliki dinding yang kuat. Selain itu,
dindingnya juga bersifat elastis, sehingga mampu menahan tekanan yang kuat dari
jantung, sehingga pembuluh darah arteri tidak mudah robek. Letak pembuluh
arteri agak ke dalam tubuh bila dibandingkan dengan jenis pembuluh darah vena.
Hanya di beberapa bagian tertentu yang letaknya agak ke tepi, seperti di leher,
pergelangan tangan, dan pelipis. Pembuluh arteri ikut berdenyut mengikuti
denyutan jantung. Aliran darah yang berada di dalam arteri pun sangat cepat,
karena berasal langsung dari jantung. Pembuluh darah arteri hanya memiliki satu
katup di pangkal berbatasan dengan bilik kiri jantung, atau biasa disebut dengan
valvula semilunar. Pembuluh darah arteri dibedakan lagi menjadi 3 bagian yang
memiliki perbedaan pada letak dan ukurannya. Akan tetapi, fungsinya tetap sama.
Ke-3 arteri tersebut adalah :
a) Arteri Elastik
Arteri elastik merupakan pembuluh darah arteri yang memiliki ukuran
yang besar di tubuh. Contoh arteri-arteri elastik seperti aorta (arteri yang berada di
dekat jantung dan menyambut darah langsug dari jantung) dan trunkus pulmonalis
(pembuluh arteri yang mengalirkan darah dari bilik kanan jantung), serta cabang-
cabang utamanya seperti aorta abdominalis, dan lain-lain. Arteri jenis ini memiliki
dinding yang tersusun dari jaringan ikat elastik yang banyak, sehingga ketika
arteri ini mampu menahan tekanan yang tinggi dari darah saat dipompa oleh
jantung. Sifat elastik yang dimiliki juga sangat membantu dalam melebarkan dan
mengerutkan diameter pembuluh di saat-saat tertentu.
b) Arteri Muskular
Sesuai dengan namanya, arteri jenis ini terletak di dekat otot-otot tubuh
ataupun dekat dengan organ-organ tubuh. Contohnya adalah arteri radialis, arteri
komunis, arteri brachialis, dan lain-lain. Penyusun arteri ini adalah jaringan otot
polos.
c) Arteriol
Arteri ini merupakan pipa terakhir dari arteri yang menghubungkan
langsung dengan kapiler-kapiler dalam tubuh. Arteri jenis ini memiliki satu
sampai dengan lima lapis jaringan otot polos.

2. Vena
Pembuluh vena merupakan pembuluh darah yang bertugas membawa
darah yang berasal dari kapiler menuju ke jantung. Pembuluh vena memiliki
dinding yang tipis bila dibandingkan dengan arteri, namun tetap memiliki sifat
elastis. Vena yang paling besar yang terletak di dekat jantung disebut dengan vena
kafa. Vena kafa sendiri dibagi menjadi dua berdasarkan letak dan fungsinya yang
berbeda, yaitu :
a) Vena Kafa Superior, yaitu vena kafa yang membawa darah ke jantung dari
bagian tubuh atas
b) Vena Kafa Inferior, yang bertugas membawa darah ke jantung dari bagian
tubuh bawah.
Vena terletak di bagian tubuh agak ke tepi. Pembuluh vena tidak memiliki aliran
darah secepat arteri, karena vena tidak membawa darah yang berasal langsung
dari jantung. Karena tidak mempunyai tekanan yang besar, maka pembuluh vena
memiliki banyak katup yang berfungsi mencegah agara aliran darah tidak kembali
lagi ke kapiler. Selain vena kafa, pembuluh vena juga terbagi lagi menjadi :
a) Vena Pulmonalis
Vena pulmonalis merupakan pembuluh vena yang bertugas untuk
emmbawa darah segar yang telah terikat dengan oksigen ke dalam jantung.
Terdapat dua vena pulmonalis, yaitu vena pulmonalis dextra yang membawa
darah dari paru-paru kanan ke jantung, serta vena pulmonalis sinistra yang
membawa darah dari paru-paru kiri ke jantung.
b) Vena Cutanea
Cutanea berarti kulit. Sesuai dengan namanya, vena jenis ini berada di
bawah kulit, yang biasanya ditusuk saat seseorang diambil darah untuk melakukan
cek gula darah, kolesterol dan lain-lain.
c) Deep Vein
Vena ini terletak berdekatan dengan arteri dan tidak tampak dengan mata
telanjang jika dilihat dari luar.
d) Venula
Sama halnya seperti arteriol, venula merupakan vena dengan ukuran
terkecil dan bertanggung jawab terhadap distribusi darah ke kapiler.

3. Kapiler
Pembuluh kapiler merupakan kelanjutan dari pembuluh arteri yang
bertugas untuk mendistribusikan dan memberi makanan berupa darah yang kaya
oksigen ke organ-organ tubuh tempat kapiler tersebut berada. Setelah kapiler
memberi darah yang kaya oksigen tersebut, maka kapiler juga akan mengambil
dan menyerap sampah-sampah sisa metabolism seperti karbon dioksida sehingga
dapat dialirkan melalui vena kembali ke jantung. Terdapat beberapa jenis kapiler
di dalam tubuh manusia, yaitu :
a) Vas Capillare Continuum
Jenis kapiler ini adalah kapiler terbanyak yang ada dalam tubuh. Dinding
kapiler ini tersusun atas banyak jaringan endotel.

b) Vas Capillare Fenestratum


Perbedaan dengan vas capillare continuum terletak pada adanya pori-pori
(fenestra) dalam kapiler jenis ini. Biasanya kapiler ini terletak di kelenjar
endokrin, usus halus, dan glomerulus ginjal.
c) Vas Capillare Sinusoideum
Biasanya kapiler ini terletak di hati, limpa, dan sumsum tulang. Membrane
basalis kapiler ini tidak terbentuk secara sempurna, dan mempunyai diameter
yang 4lebar serta terdapat celah di antara sel endotelnya.

Fungsi Pembuluh Darah


Secara umum, pembuluh darah ialah ibarat sebuah pipa panjang yang
menyalurkan air ke tempat yang akan dituju. Begitu juga dengan pembuluh darah
yang bertugas untuk mengalirkan darah k eorgan-organ di seluruh tubuh. Fungsi
pembuluh darah juga dapat dibedakan berdasarkan jenis-jenis dari pembuluh
arteri dan vena, yaitu :
 Arteri berfungsi untuk mengangkut atau mengalirkan darah dari jantung ke
seluruh tubuh, serta mengangkut oksigen ke organ-organ tubuh.
 Arteriola berfungsi untuk mengangkut darah dari arteri ke kapiler, dan
juga
sebagai regulator (pengaturan) utama aliran darah dan tekanan darah.
 Kapiler berfungsi untuk memasok darah dari arteriola ke organ-organ
tubuh,
dan membuang sampah hasil metabolism organ tubuh.
 Venula berfungsi sebagai mengalirkan darah yang kembali dari organ
tubuh
kembali ke jantung.
 Vena berfungsi untuk mengangkut darah ke jantung dari venula serta
mengangkut darah yang kaya akan karbon dioksida.

Perbedaan Arteri dan Vena

 Letak arteri lebih dalam (tidak tampak dari luar tubuh) daripada pembuluh
vena.
 Dinding pembuluh arteri lebih tebal dan elastis daripada pembuluh vena
 Aliran darah pada arteri bergerak meinggalkan jantung, sedangkan vena
mendekati jantung.
 Denyut arteri dapat kita raba dan terasa pada bagian-bagian tertentu
Karena memiliki tekanan yang kuat, daripada pembuluh vena.
 Hanya terdapat satu katup di pembuluh arteri, sedangkan di vena banyak.
 Jika terjadi luka dan pembuluh darah robek, maka darah di arteri akan
memancar dengan kuat, tidak begitu dengan vena.
 Darah yang dibawa oleh arteri berisi darah bersih dengan kandungan
oksigen, sedangkan vena berisi darah kotor yang mengandung karbon
dioksida.
Struktur Pembuluh Darah
1. Tunika Intima
Tunika intima adalah lapisan paling dalam dari pembuluh darah yang
terdiri dari selapis sel endotel yang membatasi permukaan dalam pembuluh.
Terdapat lapisan subendotel yang berada dibawah lapisan endotel. Lapisan ini
berperan dalam kontraksi pembuluh darah.
2. Tunika Media
Lapisan ini berada di atas tunika intima dan merupakan lapisan tengah dari
pembuluh darah. Tunika media tersusun atas serat otot polos yang melingkar.
Tunika media dipisahkan oleh membrane lamina elastik interna yang mengandung
serat elastik dan berpori, sehingga zat-zat dapat masuk melalui pori tersebut.
Sedangkan yang membatasi tunika media dengan tunika adventitia adalah lamina
elastik eksterna.
3. Tunika Adventitia
Merupakan lapisan terluar daripada pembuluh darah dan mengandung
banyak jaringan ikat kolagen terutama kolagen tipe 1 dan jaringan elastik.
4. Anastomosis Arteriovenosa
Merupakan penyambungan langsung antara arteri dengan vena.
Anastomosis arteriovenosa tersebar di seluruh tubuh dan biasanya terdapat di
pembuluh-pembuluh kecil, seperti di kuku, jari, dan telinga. Anastomosis ini
dipersarafi oleh sistem saraf otonom (simpatis dan parasimpatis). Anastomosis
arteriovenosa juga perperan dalam sistem pengaturan suhu (termoregulator).
5. Vasa Vasorum
Vasa Vasorum merupakan pembuluh darah kecil yang memberikan suplai
metabolit untuk sel-sel di tunika media dan tunika adventitia pembuluh darah
besar, baik arteri maupun vena.

Kelainan Pembuluh Darah


1. Karatoid Arteri
Penyakit ini dalam bahasa medisnya disebut juga dengan stenosis arteri.
Penyakit ini terjadi karena adanya penyempitan dua arteri utama yang membawa
darah ke otak. Banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang terkena penyakit
ini, seperti tingginya kadar kolesterol sehingga timbul plak-plak kolesterol di
dinding pembuluh darah, usia tua sehingga pembuluh darah menjadi tidak elastis,
serta gaya hidup tidak sehat yang sering mengkonsumsi makanan cepat saji dan
jarang berolahraga.
2. Aterosklerosis
Penyakit ini disebabkan oleh adanya penumpukan plak kolesterol dan
lemak secara terus menerus di dinding pembuluh darah. Dengan adanya plak ini,
maka pembuluh darah akan mengeras dan tersumbat, yang akan mengakibatkan
terganggunya suplai darah sehingga dapat mengakibatkan kematian
3. Buerger Disease
Penyakit ini timbul karena adanya peradangan yang terjadi di dinding
pembuluh darah arteri yang diikuti dengan pengerasan dinding pembuluh arteri
kecil menengah di tangan atau kaki, sehingga pembuluh arteri itu tersumbat.
Gejala penyakit ini berupa kaki dan tangan terasa sakit, muncul luka yang sulit
sembuh.
4. Deep Vein Trombhosis
Yaitu Penyakit yang timbul karena adanya pembekuan darah di pembuluh
vena besar di wilayah pinggul ataupun kaki. Penyakit ini juga dapat berkembang
menjadi pulmonary emblisme yang dapat menyerang paru-paru. Penyakit ini
dapat menyebabkan kematian.
5. Lympedhema
Lympedhema terjadi karena factor adanya penumpkan cairan limpa dalam
jumlah yang terlalu banyak di daerah lengan dan juga kaki.
6. Diseksi Aorta
Sesuai dengan namanya, penyakit ini menimpa pembuluh aorta dimana
terjadinya pengelupasan lapisan dinding aorta dari lapisan-lapisan berikutnya.
Penyakit ini merupakan penyakit serius yang harus segera ditangani.
2.4 Sistem Limfatik

A.       Pengertian Sistem Limfatik Manusia

Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi


mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal
dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan
sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui
proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem
sirkulasi.  Sistem saluran limfe berhubungan erat dengan sistem sirkulasi darah.
Darah meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena.

Susunan limfa mirip dengan plasma tetapi dengan kadar protein yang labih
kecil. Kelenjar-kelenjar limfe menambahkan limfosit pada limfe sehingga jumlah
sel itu sangat  besar didalam saluran limfe. Didalam limfe tidak terdapat sel lain.
Limfe dalam salurannya digerakkan oleh kontraksi otot disekitarnya dan dalam
beberapa saluran limfe dalam salurannya digerakkan oleh kontraksi otot
disekitarnya dan dalam beberapa saluran limfe yang gerakannya besar itu dibantu
oleh katup.

Sistem limfatik ini berfungsi untuk absorbsi zat-zat makanan dari traktus
gastrointestinal, bertanggung jawab  untuk absorbs lemak, dan salah satu mekanis
pertahanan tubuh terhadap infeksi. (Syaifuddin, 2009).

Sistem limfatik manusia terdiri dari dua bagian penting yaitu :


1.      Pembuluh limfa

2.      Jaringan dan organ limfa

B.     Fisiologi Sistem Limfatik Manusia

Sistem limfatik manusia terdiri atas :

1.       Saluran Limfe

Saluran limfa adalah cairan bening menyerupai plasma yang tidak mengandung


protein plasma dan memiliki kompetensi yang serupa dengan cairan interstisial.
Limfe mengangkut protein plasma yang meresap kedasar kapiler dan kembali
kedalam aliran darah. Limfe juga membawa partikel yang lebih besar, missal
bakteri dan sisa sel dari jaringan yang rusak, kemudian difiltrasi dan dihancurkan
oleh nodus limfe. Limfe mengandung limfosit, yang bersirkulasi didalam sistem
limfatik dan memungkinnya menjaga area tubuh yang berbeda. Dilakteal usus
halus, lemak diabsorbsi kedalam limfatik yang membuat limfe disebut
dengan kili, tampak seperti susu. Membran serosa yang paling lebar adalah
peritoneum, memran serosa bertalian erat dengan sistem saluran limfe. Lipatannya
yang banyak itu membawa saluran limfe dan pembuluh darah. Membran ini
dilapisi oleh endotelium, dan didalamnya terdapat banyak lubang-lubang halus.
Lubang-lubang ini disebut stomata, mereka berhubungan dengan pembuluh limfe
dan dengan demikian menghindarkan limfe berkumpul dalam ruang serosa.

2.       Pembuluh  Limfe

Pembuluh limfa merupakan bagian penting dalam sistem peredaran limfa.


Peredaran limfa adalah peradaran terbuka. Limfa dari jaringan akan masuk
kekapiler limfa. Kapiler limfa akan bergabung dengan kapiler limfa yang lain
membentuk pembuluh limfa. Pembuluh limfa akan terkumpul di pembuluh limfa
dada. Limfa akhirnya akan kembali kesistem peradaran darah. Aliran limfa dalam
pembuluh limfa dipengaruhi oleh kerangka otot rangka. Disepanjang pembuluh
limfa terdapat buku limfa yang disebut dengan nodus limfa yang berbentuk
bulatan kecil.

Semua cairan limfa berasal dari daerah kepala, leher, dada , paru-paru,
jantung dan lengan kanan terkumpul dalam pembuluh-pembuluh limfa dan
bersatu menjadi pembuluh limfa kanan disebut juga dengan duktus limfatikus
dekster.Pembuluh limfa bermuara dipembuluh vena dibawah tulang selangka
kanan. Cairan limfa yang berasal dari bagian selain yang bermuara dipembuluh
limfa kanan akan bermuara pada pembuluh limfa dada yang disebut
dengan duktus toraksikus yang bermuara ditulang selangka kiri.
Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih
banyak katup sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian merjan.
Pembuluh limfe yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan
terdiri hanya atas selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai jalinana
halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe didalam jaringan
berbagai organ. Sejenis pembuluh limfe khusus, disebut lakteal dijumpai dalam
vili usus kecil. Kelenjar limfe berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan
terdapat disepanjang pebuluh limfe. Kerjanya sebagai penyaring dan dijumpai
ditempat-tempat terbentuknya limfosit. Kelompok-kelompok utama terdapat
didalam leher, axila, torax, abdomen, dan lipatan paha. Sebuah kelenjar limfe
mempunyai pinggiran yang cembung dan yang cekung. Pinggiran yang cekung
disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri atas jaringan fibrus, jaringan otot, dan
jaringan kelenjar. Disebelah luar, jaringan limfe terbungkus oleh kapsul fibrus.
Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan fibrus, yaitu trabekulae, masuk
kedalam kelenjar dan membentuk sekat-sekat. Runagan diantaranya berisi
jaringan kelenjar, yang mengandung banyak sel darah putih
atau limfosit. Pembuluh limfe aferen menembus kapsul dipinggiran yang
cembung dan menuangkan isinya kedalam kelenjar. Bahan ini bercampur dengan
benda-benda kecil daripada limfe yang banyak sekali terdapat didalam kelenjar
dan selanjutnya campuran ini dikumpulkan pembuluh limfe aferen yang
mengeluarkan melalui hilum. Arteri dan vena juga masuk dan keluar kelenjar
melalui hilum.

Saluran limfe terdapat dua batang saluran limfe yang utama, duktus


torasikus dan batang saluran kanan. Duktus torasikus bermula sebagai
reseptakulum khili atau sisternakhili didepan vertebra lumbalis. Kemudian
berjalan ke atas melalui abdomen dan torax menyimpang kesebelah kiri kolumna
vertebralis, kemudian bersatu dengan vena-vena besar disebelah bawah kiri leher
dan menuangkan isinya kedalam vena-vena itu. Duktus torasikus mengumpulkan
limfe dari semua bagian tubuh, kecuali dari bagian yang menyalurkan limfenya ke
duktus limfe kanan. Duktus limfe kanan  ialah saluran yang  jauh lebih kecil dan
mengumpulkan limfe dari sebelah kanan kepala dan leher, lengan kanan dan dada
sebelah kanan, dan menuangkan isinya kedalam vena yang berada disebelah
bawah kanan leher. Hampir semua jaringan tubuh memiliki pembuluh limfatik,
kecuali sistem saraf pusat, tulang, dan sebagian besar lapisan superfisial
kulit. Suatu infeksi pembuluh limfe dan kelenjar dapat meradang, yang tampak
pada pembengkakan kelenjar yang sakit diketiak atau lipat paha dalam hal sebuah
jari tangan atau jari kaki terkena infeksi.

Adapun fungsi pembuluh limfa yaitu :

1.      Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan kedalam sirkulasi darah


2.      Mengangkut limfosit dan kalenjar limfe ke sirkulasi darah

3.      Membuat lemak yang sudah diemulsi dari susu ke sirkulasi  darah

4.      Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme

5.      Menghasilkan zat antibodi untuk melindungi terhadap kelanjutan infeksi

Organ-Organ dan Jaringan Sistem Limfatik

      Organ-organ limfoid mencakup sumsum merah, nodus limfa, limpa, timus dan
tonsil. Organ limfoid ini berperan untuk mengumpulkan dan menghancurkan
mikroorganisme penginfeksi lain di dalam jaringan limfoid.

Organ limfoid yaitu :

a.   Sumsum merah

      Sumsum merah mencakup jaringan yang menghasilkan limfosit. Saat


dilepaskan dari sumsum merah, sel-sel limfosit masih identik. Perkembangan
selanjutnya apakah akan menjadi sel B atau sel T tergantung pada tempat
pematangannya. Sel B mengalami pematangan disumsum merah, sedangkan sel T
mengalami pematangan ditimus. Kedua jenis limfosit tersebut bersirkulasi di
seluruh tubuh dan limfa, kemudian terkonsentrasi dalam limpa, nodus limfa dan
jaringan limfatik.

b.            Nodus Limfa (kalenjar limfa)

      Nodus limfa merupakan organ yang berbentuk kacang atau oval yang terletak
sering berkumpul disepanjang pembuluh limfe. Limfe mengalir melalui sejumlah
nodus biasanya 8-10 nodus sebelum kembali ke sirkulasi vena. Nodus ini
memiliki berbagai ukuran yaitu sebagian berukuran kecil seperti kepala peniti dan
yang paling besar berukuran sebesar almond.

            Sebuah kelenjar limfe mempunyai pinggiran yang cembung dan yang
cekung. Pinggiran yang cekung disebuthilum. Sebuah kelenjar terdiri atas
jaringan fibrus, jaringan otot, dan jaringan kelenjar. Disebelah luar, jaringan limfe
terbungkus oleh kapsul fibrus. Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan
fibrus, yaitu trabekulae, masuk kedalam kelenjar dan membentuk sekat-sekat.
Ruangan diantaranya berisi jaringan kelenjar, yang mengandung banyak sel darah
putih atau limfosit.

            Pembuluh limfe aferen menembus kapsul dipinggiran yang cembung dan


menuangkan isinya kedalam kelenjar. Bahan ini bercampur dengan benda-benda
kecil daripada limfe yang banyak sekali terdapat didalam kelenjar dan selanjutnya
campuran ini dikumpulkan pembuluh limfe aferen yang mengeluarkan melalui
hilum. Arteri dan vena juga masuk dan keluar kelenjar melalui hilum. Kerjanya
sebagai penyaring dan dijumpai ditempat-tempat terbentuknya
limfosit.    Kelompok-kelompok utama terdapat didalam  leher, axila, torax,
abdomen, dan lipatan paha. Nodus limfa diselubungi jaringan ikat longgar yang
membagi nodus menjadi nodulus-nodulus. Tiap nodulus mengandung ruang-ruang
(sinus) yang berisi limfosit dan makrofag. Saat cairan limfa melewati sinus maka
makrofag akan memakan bakteri dan mikroorganisme.

Fungsi nodus limfe adalah sebagai berikut :

1.      Filtrasi dan fagositosis

Cairan limfe difiltrasi oleh jaringan retikular dan limfoid saat melalui
nodus limfe. Materi yang mengendap adalah mikroba, fagosit yang hidup dan
mati yang berisi mikroba yang dimakan, sel dari tumor ganas, sel jaringan yang
rusak, serta partikel yang dihirup. Materi organik dihancurkan di nodus limfe oleh
makrofag dan antibodi. Sebagian partikel anorganik yang diinhalasi tidak dapat
dihancurkan di nodus limfe oleh fagositosis.  Sebagian partikel ini tetap   di
dalam  makrofag dan tidak menyebabkan sel terbunuh atau rusak.

2.      Proliferasi limfosit

Limfosit T dan B teraktivasi memperbanyak diri di nodus limfe. Antibodi


yang dihasilkan oleh limfosit B terensitisasi masuk kelimfe dan darah lalu
mengaliri ke nodus.

c.       Limpa

Limpa adalah organ limfoid terbesar. Limpa ialah sebuah kelenjar bewarna


ungu tua yang terletak disebelah kiri abdomen di daerah hipogastrium kiri
dibawah iga kesembilan sepuluh dan sebelas. Limpa berdekatan paada fundus dan
permukaan luarnya menyentuh diafragma. Limfa menyentuh ginjal kiri, kelokan
kolon dan kiri atas, dan ekor pankreas.

Limpa terdiri atas jaringan struktur jaringan ikat. Di antara jalinan-jalinan


itu terbentuk isi limpa atau pulpa yang terdiri atas jaringan limfe dan sejumlah
besar sel darah. Limpa dibungkus oleh kapsul yang terdiri atas jaringan kolagen
dan elastik dan beberapa serabut otot halus. Serabut otot halus ini berperan
seandainya ada sangan kecil bagi fungsi limpa manusia. Dari kapsul itu keluar
tajuk-tajuk yang disebut trabekulae yang masuk kedalam jaringan limpa dan
membaginya dalam beberapa bagian.

Pembuluh darah limpa masuk dan keluar melalui hilum yang berada di
permukaan dalam. Pembuluh-pembuluh darah itu menuangkan isinya langsung
kedalam pulpa sehingga darahnya dapat bercampur dengan unsur-unsur limpa dan
tidak seperti pada organ-organ lain yang dipisahkan oleh pembuluh darah. Disini
tidak terdapat sistem kapiler biasa, tetapi darah langsung berhubungan dengan sel-
sel limpa. Darah yang mengalir dalam limpa dikumpulkan lagi dalam sebuah
sinus yang bekerja seperti vena dan yang menghantarkan darahnya kedalam
cabang-cabang vena. Cabang-cabang ini bersatu dan  membentuk vena limpa.
Vena ini membawa darahnya dari limpa masuk peredaran gerbang dan diantarkan
ke hati.

Adapun fungsi limpa, yaitu :

1.      Fagositosis

Leukosit, trombosit, dan mikroba difagositosis dilimpa. Tidak seperti nodus limfe,
limpa tidak memiliki limpatik aferen yang masuk sehingga limpa tidak terpapar
penyakit yang disebarkan oleh limfe.

2.      Cadangan darah

Limpa mengandung 350 ml darah dan dalam merespons terhadap stimulus


simpatik dapat dengan cepat mengembalikan volume ini ke sirkulasi, misal pada
pendarahan.

3.      Respons imun

Limpa mengandung limfosit B dan T yang diaktivasi oleh keberadaan antigen,


missal pada infeksi. Proliferasi limfosit saat infeksi yang serius dapat
menyebabkan pembesaran limpa (splenomegali).

4.      Eritropoiesis

Limpa dan hati merupakan tempat memproduksi sel darah janin yang penting.
Selain itu, limpa juga dapat memenuhi fungsi pada orang dewasa pada saat
dibutuhkan.

d.      Timus

Timus adalah tempat dimana limfosit berkembang menjadi sel T. Kalenjar


timus berada dibagian atas mediastinum di belakang sternum dan memanjang
keatas hingga dasar leher. Berat kalenjar ini sekitar 10-15 gram pada saat lahir dan
tumbuh hingga pubertas, selanjutnya akan mengalami atrofi. Berat maksimum
timus saat pubertas adalah 30-40 gram. Timus sekresikan hormon timopoietin
yang menyebabkan kekebalan pada sel T. Timus berbeda dengan organ limfoid
lainnya karena hanya berfungsi untuk tempat pematangan limfosit T. Selain itu
juga, karena timus adalah satu-satunya organ limfoid yang tidak memerangi
antigen secara langsung.

e.       Tonsil

Tonsil adalah organ limfoid yang paling sedarhana. Kedua tonsil terdiri


juga atas jaringan limfe. Letaknya antara dua tiang fauses (lengkung langit-langit)
dan mendapat persediaan limfosit melimpah didalam cairan yang ada
permukaannya dan yang ada didalam sela-sela tonsil.

Sejumlah besar jaringan limfoid masuk kedalam formasi limpa, membran serosa,
dan dalam kulit usus halus. Di dalam usus mereka ditampung didalam
mukosa(selaput lendir). Di beberapa tempat dijumpai beberapa nudulus jaringan
limfe. Khilus sentralis didalam vilus berhubungan dengan pembuluh limfe dalam
jaringan submukosa. Dari sini limfe keluar dan akhirnya sampai di reseptakulum
khili. Tonsil terdapat dimulut dan tenggorokan, Tonsil juga berfungsi untuk
melawan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas dan faring. Oleh karena itu
antigen dihancurkan dengan ditelan dan diinhalasi.

D.    Fungsi  Sistem Limfatik Manusia

Adapun fungsi sistem limfatik manusia adalah sebagai berikut :

1.      Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan kedalam sirkulasi darah.

2.      Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.

3.      Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi
darah. Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini adalah saluran lakteal.

4.      Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk


menghindarkan penyebaran organisme itu dari tempat masuknya

5.      Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat antibodi untuk


melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi.

E. Penyakit Pada Sistem Limfatik Manusia

1. Limfadenopati

Ini adalah suatu kondisi dimana kelenjar getah bening menjadi bengkak atau
membesar, biasanya karena infeksi di dekatnya. Pembengkakan kelenjar getah
bening di leher, misalnya, dapat disebabkan oleh infeksi tenggorokan. Setelah
infeksi diobati, pembengkakan biasanya hilang. Jika beberapa kelompok kelenjar
getah bening di seluruh tubuh bengkak, yang dapat menunjukkan penyakit yang
lebih serius yang perlu diselidiki lebih lanjut oleh dokter.

2. Limfadenitis

Juga disebut adenitis, peradangan ini dari kelenjar getah bening yang disebabkan
oleh infeksi pada jaringan di node. Infeksi dapat menyebabkan kulit yang melapisi
kelenjar getah bening membengkak, memerah, dan terasa hangat dan lembut saat
disentuh. Infeksi ini biasanya mempengaruhi kelenjar getah bening di leher, dan
biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri yang dapat dengan mudah diobati
dengan antibiotik.

3. Limfoma

Kanker ini dimulai dalam kelenjar getah bening ketika limfosit mengalami
perubahan dan mulai berkembang biak di luar kendali. Kelenjar getah bening
membengkak, dan sel-sel kanker mendesak sel-sel sehat dan dapat menyebabkan
tumor (pertumbuhan padat) di bagian lain dari tubuh. Splenomegali (pembesaran
limpa). Pada orang yang sehat, limpa biasanya cukup kecil sehingga tidak dapat
dirasakan ketika Anda menekan pada perut. Tapi penyakit tertentu dapat
menyebabkan limpa membengkak beberapa kali ukuran normal. Biasanya, hal ini
disebabkan infeksi virus, seperti mononukleosis. Namun dalam beberapa kasus,
penyakit yang lebih serius seperti kanker dapat menyebabkan ia berkembang.
Dokter biasanya memberitahu seseorang dengan pembesaran limpa untuk
menghindari olahraga seperti sepak bola untuk sementara waktu karena limpa
bengkak rentan terhadap pecah (meledak). Dan jika pecah, dapat menyebabkan
sejumlah besar kehilangan darah.

4. Tonsilitis

Tonsilitis disebabkan oleh infeksi amandel, jaringan limfoid di belakang mulut di


bagian atas tenggorokan yang biasanya membantu untuk menyaring bakteri.
Ketika amandel terinfeksi, mereka menjadi bengkak dan meradang, dan dapat
menyebabkan sakit tenggorokan, demam, dan kesulitan menelan. Infeksi juga bisa
menyebar ke daerah tenggorokan dan sekitarnya, menyebabkan rasa sakit dan
peradangan. Seorang anak dengan infeksi amandel berulang mungkin perlu untuk
menghilangkannya (tonsilektomi).

Anda mungkin juga menyukai