Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERENCANAAN PENDIDIKAN
“Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah administrasi
pendidikan”
Dosen Pengampu: Drs. Mukhtaridi Sudin, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 5
Citra Melisa Putri (1801010019)
Fajri Khofifatus Solihah (2001011038)
Rika Seftiani (1801010090)
Sawali Fahrizal Kurnia (1801010096)

Kelas E
Semester 3

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO (IAIN METRO)
2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah swt yang telah melimpahkan rahmad,
hidayah dan karunianya kepada kami sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya.
Sholawat serta salam kami curahkan kepada nabi besar kita Nabi Muhammad yang
selalu kita nantikan syafaatnya di yaumil akhir kelak.
Makalah dengan judul “Perencanaan Pendidikan” telah selesai dengan bantuan
seluruh anggota kelompok dan juga bantuan dari teman teman dengan menyarankan
referensi buku yang telah ditentukan dan motivasi.
Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Mukhtaridi Sudin, M.Pd yang telah
membimbing kami di kelas Administrasi Pendidikan ini dan kepada teman teman
sekalian yang telah membantu kami.
Kami sebagai penyusun berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan
ilmu tentang administrasi pendidikan untuk dikehidupan sehari hari.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Metro, 03 oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................i


KATA PENGANTAR ....................................................................................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang........................................................................................................1
B. Rumusan masalah..................................................................................................1
C. Tujuan ...................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Bpengertian perencanaan.......................................................................................2
B. Tujuan perencanaan ..............................................................................................3
C. Pendekatan perencanaan .......................................................................................4
D. Prinsip-prinsip perencanaan .................................................................................5
E. Jenis dan lingkup perencanaan .............................................................................6
F. Tahapan perencanaan ............................................................................................7
BAB III PENUTUP
A. .................................................................................................................................13
B. .................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUN

A. Latar Belakang
perencanaan pendidikan adalah suatu proses penyusunan gambaran kegiatan
pendidikan di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahan/tujuan pendidikaan
yang telah ditetapkan. Pada definisi tersebut dinyatakan bahwa perencanaan ditujukan
untuk merubah masa depan. Masa depan pendidikan yang diinginkan adalah pendidikan
berkualitas yang disiasati secara terstruktur dan terprogram melalui perencanaan sejak
awal sehingga masa depan bukanlah hasil dari kebetulan semata.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian perencanaan pendidikan?
2. Apakah tujuan perencanaan pendidikan?
3. Apa saja pendekatan perencanaan pendidikan?
4. Apa saja prinsip-prinsip perencanaan pendidikan?
5. Sebutkan apa saja jenis dan lingkup perencanaan pendidikan?
6. Sebutkan apa saja tahap perencanaan pendidikan?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian perencanaan pendidikan
2. Dapat mengetahui tujuan perencanaan pendidikan
3. Dapat mengetahui pendekatan perencanaan pendidikan
4. Dapat mengetahui prinsip-prinsip perencanaan pendidikan
5. Dapat mengetahui jenis dan lingkup perencanaan pendidikan
6. Dapat mengetahui tahap perencanaan pendidikan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERENCANAAN PENDIDIKAN


Perencanaan adalah suatu kegiatan untuk menetapkan aktivitas yang berhubungan
dengan jawaban pertanyaan 5W1H yaitu apa (what) yang akan dilakukan, mengapa (why)
hal tersebut dilakukan, siapa (who) yang melakukannya, dimana (where) melakukannya,
kapan (when) dilakukan, dan bagaimana (how) melakukannya. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut berkaitan dengan tujuan-tujuan yang akan dirumuskan, teknik dan metode yang
dipergunakan, dan sumber yang diperdayakan untuk mencapai tujuan tersebut. Kuffman
(1972) mendefinisikan perencanaan sebagai suatu proses penentuan tujuan atau sasaran yang
hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlakukan untuk mencapai tujuan
itu seefisien dan seefektif mungkin. Dengan demikian perencanaan adalah aktivitas
menetapkan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan teknik/metode yang terpilih.
Depdiknas (2006) mendefinisikan perencanaan pendidikan sebagai suatu proses
penyusunan gambaran kegiatan pendidikan di masa depan dalam rangka untuk mencapai
perubahan/tujuan pendidikaan yang telah ditetapkan. Pada definisi tersebut dinyatakan
bahwa perencanaan ditujukan untuk merubah masa depan. Masa depan pendidikan yang
diinginkan adalah pendidikan berkualitas yang disiasati secara terstruktur dan terprogram
melalui perencanaan sejak awal sehingga masa depan bukanlah hasil dari kebetulan semata.
Koontz (1972) menyerahkan perencanaan sebagai suatu proses intelektual yang menentukan
secara sadar tindakan yang akan ditempuh dan mendasarkan keputusan-keputusan pada
tujuan yang hendak dicapai, informasi yang tepat waktu dan dapat dipercaya, serta
memperhatikan perkiraan keadaan yang akan datang Menurut Coombs (1982), perencanaan
pendidikan merupakan kegiatan rasional dari analisis sistematis proses perkembangan
pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien. Adapun Albert
Waterston (1975),menyatakan bahwa perencanaan pendidikan merupakan suatu investasi
pendidikan yang dapat dijalankan dan kegiatan-kegiatan pembangunan yang daidasari
kepada pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial.

2
Dengan demikian, perencanaan pendidikan adalah proses menetapkan keputusan
yang berkaitan dengan tujuan-tujaun yang akan dicapai, sumber-sumber yang akan
diberdayakan, teknik atau metode yang dipilih secara tepat untuk melaksanakan tindakan
selama kurun waktu tertentu agar penyelengaraan system pendidikan dapat dilaksanakan
secara efektif, efisien dan bermutu.1

B. TUJUAN PERENCANAAN
Masa yang akan datang tidak dapat dideskripsikan secara pasti, namun demikian kita
perlu mengestimasi kemungkinan yang akan terjadi di masa depan dengan membaca
kecenderungannya di masa kini. Perencanaan yang terumus dengan baik dengan
mempertimbangkan apa yang sudah dicapai, membaca apa yang sedang terjadi dan
memproyeksikan kecenderungan yang terjadi di masa depan kemungkinan perencanaan
tersebut menjadi alat perubah yang memiliki tingkat kepastian tinggi dengan resiko yang
minimal. Depdiknas (2006) menjelaskan bahwa perencanaan pendidikan di lingkup sekolah
bertujuan untuk :
1) Menjamin agar perubahan/tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat dicapai
dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil.
2) Mendukung koordinasi antar pelaku sekolah
3) Menjamin tercapainya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antarpelaku sekolah,
antarsekolah dan dinas pendidikan kabupaten/kota, dan antar waktu menjamin
keterkaitan dan konsistensi antar perencanaan, pengangguran, pelaksanaan dan
pengawasan
4) Mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat
5) Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berekadilan dan
berkelanjutan.
Perencanaan yang baik dilakukan untuk mencapai : 1) “protective benefits” yaitu
menjaga agar tujuan-tujuan, sumber teknik/metode memiliki relevansi yang tinggi dengan
tuntutan masa depan sehingga dapat mengurangi resiko keputusan; 2) “positive benefits”

1
Prof. Dr. H. Engkoswara, M.Ed,Administrasi Pendidkan.(Bandung:Alfabet CV,2012) h.132

3
yaitu produktivitas dapat meningkat sejalan dengan dirumuskannya rencana yang
komperhensif dan tepat.

C. PENDEKATAN PERENCANAAN
Berdasarkan besaran organisasi, perencanaan pendidikan memiliki skop dari ukuran
mikro (sekolah), meso (kabupaten/kota/provinsi), dan makso (nasional) pada tiap jenis,
jenjang dan satuan pendidikan. Dalam perumusannya, perencanaan pendidikan dapat
menggunakan pendekatan perencanaan tenaga kerja, pendekatan permintaan sosial,
pendekatan nilai baik dan pendekatan biaya-efektivitas.
1. Pendekatan perencannan tenaga kerja ; diarahkan agar tercapai lulusan yang memiliki
skills yang dibutuhkan dunia kerja dan perkembangan zaman. Contoh perencannan
pendidikan yang mengarah pada pendekatan tenaga kerja adalah program life skills di
sekolah dan Broad Based Education.
2. Pendekatan permintaan sosial, bahwa perencanaan pendidikan mengakomodasi aspirasi
dan tuntutan yang berkembang di masyarakat dalam berbagi dimensi kehidupan seperti
moral, sosial, ekonomi, dan lain lain. Contoh perencanaan perencanaan pendidikan yang
mengarah pada pendekatan ini adalah pendidikan inklusi, wajar 9 tahun.
3. Pendekatan Nilai Baik, bahwa pendidikan adalah sosial oriented, namun dalam
prakteknya tetap mempertimbangkan nilai efisiensi dalam pengertian mengurangi
pemborosan dan meningkatkan nilai tambahan. Pendekatan ini bermaksud agar hasil
yang pendidikan memiliki produktivitas dan kualitas yang tinggi dengan menciptakan
program-program yang relevan dengan tuntutan masyarakat dan terpakai dalam
perkembangan zaman. Contohnya PSG ( pendidikan system ganda ), program MBS,
dana lainnya.
4. Pendekatan sistem, bahwa perencanaan pendidikan difokuskan pada organisasi sebagai
sistem yang memiliki komponen-komponen yang saling terkait. Pendekatan sistem
adalah derivasi dari istilah analisis sistem dengan mengaplikasikan cara berpikir sistem
dalam melihat sesuatu objek yang kita hadapi. Merencanakan sistem pendidikan tidak
hanya berfokus pada perbaikan input pendidikan atau proses, dan output secara parsial
tapi seluruh komponen dan langkah sistemik harus menjadi kajian dan sasaran. Contoh

4
perencanaan sekolah efektif. Program peningkatan mutu pada setiap jenis dan jenjang
pendidikan.2

D. PRINSIP-PRINSIP PERENCANAAN
Depdikans (2006) merinci prinsip perencanaan pendidikan yaitu :
1. Memperbaiki hasil pendidikan
2. Membawa perubahan yang lebih baik (peningkatan/pengembangan)
3. Demand driven
4. Menyeluruh
5. Keterkaitan dengan (RPS, Rrencana Pendidikan Dinas Provinsi,Renstrada,Repetada, dan
sebagainya)
6. Partisipasi
7. Keterwakilan
8. Data driven
9. Realistis sesuai dengan hasil analisis SWOT
10. Mendasarkan pada hasil review dan evaluasi
11. Keterpaduan
12. Trasparansi
13. Keterkaitan serta kesepadanan dengan rencana-rencana instansi terkait.
Sedangkan Banghart dan Trull (1973:10-11) mengungkapkan dimensi sebagi prinsp
perencanaan pendidikan sebagai berikut:
1. Signifikansi, derajat signifikansi dipengaruhi oleh kepentingan sosial yang ada dalam
tujuan pendidikan, untuk mencapai tujuan ini, planner harus menentukan pedoman dan
kriteria evaluasi keputusan yang telah dibuat dan telah ditetapkan tujuannya.
2. Feasibility, rencana yang dibuat harus ditetapkan petunjuknya dan didasarkan pada
situasi analisis dan produser yang sesuai. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
keberadaan perencanaan, dimana segala kemungkinan dapat saja terjadi dan
mempengaruhi perencanaan yang telah ditetapkan. Keadaan politik, fisibilitas teknik,
estimasi biaya, dan beberapa aspek lain merupakan aspek aspek yang memerlukan
pertimbanagan realistik

2
Ibid., hlm 133

5
3. Relevansi, peningkatan penggunaan teknologi dan teknik perencanaan yang canggih
telah memperluas konsep relevansi. Perencanaan tekanan utama pada proses yang sesuai
dengan pencapaian tujuan. Konsep relevansi merupakan hal yang sangat penting dalam
mengimplementasikan rencana pendidikan. Hal yang harus dipecahkan meliputi realisme
keorganisasian, derajat relevansi yang berkaitan dengan proses, jaminan bahwa rencana
itu akan lebih mengkhususkan pada pemecahan masalah selaras dengan waktu dan
cakupan perencanaan.
4. Kepastian, perhitungan yang tepat harus diidentifikasi dengan memperhitungkan segala
penyimpangan untuk dijadikan bahan pertimbangan
5. Penghematan, prinsip ini menyatakan bahwa rencana harus direncang dalam kerangka
yang sederhana dan meningkatkan kepekaan untuk mengidentifikasi interaksi antar
komponen.
6. Adaptabilitas, rencana pendidikan hendaknya merupakan hal dinamis. Suatu
perencanaan yang lengkap, devisi dalam perencanaan sedapat mungkin dikurangi hingga
tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai melalui proses yang bervariasi
7. Waktu, merupakan faktor penting, perhatian siklus alami pada aspek aspek yang
rencanakan
8. Monitoring, meliputi penetapan kriteria pendidikan untuk melihat apakah yang
direncanakan sudah dilaksanakan secara efisien atau belum
9. Subject matter, substansi apa yang sedang direncanakan dikembangkan oleh McClure
seperti : tujuan dan sasaran, program dan layanan, sumber daya manusia, sumber daya
fisik, financial, struktur pemerintahan, sosial.3

E. JENIS DAN LINGKUP PERENCANAAN


Jenis perencanaan menurut Djam’an Satori (1999) adalah terdiri atas:
1) Perencanaan dimulai pada tingkat organisasi yang paling atas ke bawah (top down
planning)
2) Perencanaan dimulai pada tingkat organisasi yang paling bawah ke atas (bottom-up
down planning)
3) Diagonal-horizontal planning

3
Ibid., hlm 134-135

6
4) Rolling plan
5) Gabungan Top-down dan bottom-up planning
6) Perencanaan strategis
7) Perencanaan operasional
Sedangkan lingkup perencanaan terdiri dari perencanaan mikro, messo, dan makro.
1. Perencanaan mikro adalah suatu perencanaan pada level operasional ditujukan secara
khusus untuk memperbaiki kemampuan dan kinerja individu atau kelompok kecil
individu. Sehingga lingkup perencanaannya relative lebih spesifik. Silabus, rencana
pengajaran adalah contoh dari perencanaan mikro
2. Perencanaan messo adalah suatu perencanaan level organisasi oprasional dan menengah
ditujukan secara khusus untuk memperbaiki kinerja organisasi atau satuan pendidikan
seperti rencana sekolah dan rencana pengembangan mutu SD,SMP,SMA/SMK Dinas
Pendidikan kab/kota. Rencana sekolah seperti rencana kerja tahunan dan RPS.
3. Perencanaan makro adalah suatu perencanaan pada level top organisasi yang menjadi
rujukan perencanaan messo dan mikro. Perencanaan makro ditujukan secara khusus
untuk memperbaiki organisasi secara luas. Contoh perencanaan makro adalah
perencanaan strategi Departemen Pendidikan Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota.4
F. TAHAPAN PERENCANAAN
Tahapan yang dikembangkan Banghart dan Trull (1973) adalah :
a. Tahap perencanaan
1. Menentukan masalah perencanaan pendidikan, mencakup: (1) gambaran ruang
lingkup permasalahan; (2) mempelajari apa yang telah terjadi; (3) menetapkan apa
yang ada dan yang seharusnya ada/kenyataan dan harapan; (4) sumber sumber dan
keterbatasannya; (5) mengembangkan bagian-bagian perencanaan dan prioritasnya.
2. Analisis Masalah Perencanaan, mencakup: (1) mengkaji permasalahan dan sub
masalah; (2) pengumpulan dan tabulasi data; (3) meramalkan dan memproyeksikan.
3. Konsep dan desain perencanaan, mencakup : (1) identifikasi kecenderungan yang
ada; (2) merumuskan tujuan umum dan khusus; (3) menyusun rencana..
4. Evaluasi rencana, mencakup : (1) simulasi rencana; (2) evaluaasi rencana; (3)
memilih rencana.

4
Ibid., hlm 135-136

7
5. Spesifikasi/merumuskan rencana,mencakup: (1)merumuskan masalah; (2) menyusun
hasil rumusan dalam bentuk final plan draf atau rencana akhir.
6. Implementasi rencana, mencakup : (1) persiapan rencana oprasional; (2) persetujuan
dan pengesahan rencana; (3) mengatur aparat organisasi.
7. Balikan pelaksanaan rencana, mencakup: (1) monitoring rencana; (2) evaluasi
pelaksanaan rencanan; (3) mmengadakan penyesuaian, perubahan atau merancang
yang perlu dirancang lagi, bagaimana perancangannya dan oleh siapa.
Tahapan perencanaan yang disusun oleh tim peningkatan mutu SMP Depdiknas
(2006) adalah sebagai berikut:
1. Melakukan analisis lingkngan strategis.
2. Melakukan analisis situasi untuk mengetahui status situasi pendidikan saat ini.
3. Memformulasikan pendidikan yang diharapkan di masa mendatang.
4. Mencapai kesenjangan antara butir 2 dan 3
5. Berdasarkan hasil butir 4 disusunlah rencana strategis dan rencana operasional.
6. Melakukan rencana pengembangan pendidikan kabupaten/kota.
7. Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan rencana dan melakukan evaluasi
terhadap hasil rencana pendidikan .
Perencanaan strategic berisi aktivitas berikut :
1. Merumuskan visi,misi dan nilai lembaga.
2. Analisis lingkungan strategis
3. Faktor – faktor kunci keberhasilan (critical success factors/csf)
4. Tujuan dan sasaran
5. Strategi (kebijakan, program, kegiatan).
6. Evaluasi kinerja
1. Merumuskan Visi, Misi dan Nilai lembaga
a. Visi adalah gambaran masa depan yang ideal yang dibentuk anggota organisasi
berdasarkan visi pribadi/individu. Visi merupakan pernyataan yang mengandung
gambaran masa depan yang menantang dari keadaan yang diinginkan dan untuk
menjamin kelangsungan hidup dan perkembangan organisasi. Pernyataan tersebut
menunjukan arah kemana tujuan pendidikan dibawa dan seperti apa keadaan yang
diinginkan. Visi yang dilengkapi dengan petunjuk waktu akan lebih efisien bagi

8
organisasi melakukan perubahan perubahan dalam memberdayakan organisasi.
Contoh: visi pendidikan Jawa Barat: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Menjadi
Akselerator Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Manajemen Pendidikan
Yang Berkualitas Guna Mendukung Visi Jawa Barat 2010

PE VISI MISI NILAI Analisis Internal


R
E
Analisis Eksternal
N
C
A
Stratejik
N Faktor Kunci
Tujuan Asumsi
A Analysis &
Keberhasilan
Strategik
A Choices
N K
S I
T Kebijakan N
Program Kegiatan
R E
A RJ
T A
E M
J AN
Establish Monitor
I AJ
Accountability & Implementation &
K E
Implementation Provide Feed Back
M
Plan
E
N

b. Misi merupakan rumusan umum mengenai tindakan (upaya upaya) yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi, Misi yang jelas akan sangat membantu

9
pencapaian hasil yang efektif, bermutu, akuntabel dan mampu memberikan kepuasan
masyarakat, termasuk didalamnya efisien penggunaan anggaran. Pernyataan misi
harus menunjukkan secara jelas arti penting eksistensi, organisasi, karena misi
mewakili alas an dasar berdirinya organisasi. Dengan demikian misi ini haruslah
menyatakan: (a) menunjukkan dengan jelas apa yang dianggap penting dan bidang
kegiatan utamanya; (b) mengandung secara eksplisit apa yang akan dicari dan
kegiatan spesifik yang harus dilakukan untuk mencapainya, dan (c) keterlibatan
masyarakat yang luas terhadap bidang utama yang digeluti organisasi. Contoh misi
pendidikan Jawa Barat: Membangun Koordinasi Dan Sinergitas Antar Unit Unit,
Dan Institusi Dalam Manajemen Pendidikan di Jawa Barat Yang Terintegrasi
Berdasarkan Tugas, Fungi, dan Peran Masing-Masing.
c. Nilai menjelaskan bagaimana cara kita melakukan tugas masing-masing untuk
mencapai misi organisasi. Nilai ini harus dijabarkan sepenuhnya dalam sikap dan atau
perilaku sehari hari, karena nilai nilai individu dan organisasi sangat menentukan
tercapainya visi maupun misi. Terhaadap sekurang kutangnya 13 (tiga belas) makna
nilai bagi organisasi, yaitu togetherness, empathy, assit, maturity, willingness,
organizational, respect, kindness, integrity, innovative, flexibility, wisdom, ethies,
responsibility, dan sense of belongin. Contoh niali organisasi : (1) kedisiplinan,
maksudnya bahwa seluruh personil harus taat pada aturan dan tata tertib yang berlaku
di dalam organisasi; (2) kreativitas, maksudnya bahwa seluruh personil harus
memiliki kemampuan/daya cipta yang bersifat inovasi dalam melaksanakan tugasnya;
(3) kerjasama, maksudnya bahwa seluruh personil harus saling bantu membantu
secara trasparan dalam melaksanakan tugasnya; (4) kebersamaan, maksudnya bahwa
seluruh personil harus memiliki semangat dan motivasi untuk melakukan tugasnya
secara bersama-sama agar dapat memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,
kreativitas, kerjasama, kebersamaan.
2. Analisis Lingkungan Strategis
a. Analisis Lingkunagn Internal (ALI), berupa pencermatan dan identifikasi terhadap
kondisi internal organisasi, menyangkut organisasi, biaya operasional, efektivitas
organisasi, sumber daya manusia, sarana dan prasarana maupun dana yang tersedia.
Pencermatan dilakukan dengan mengelompokkan atas hal-hal yang merupakan

10
kekuatan (strength) atau kelemahan (weakness) organisasi dalam rangka mewujudkan
tujuan dan sasaran.
b. Analisis Lingkungan Eksternal (ALE), berupa pencermatan dan identifikasi terhadap
kondisi lingkungan di luar organisasi yang dapat terdiri dari lingkungan ekonomi,
teknologi, sosial, budaya, politik, ekologi, dan keamanan. Pencermatan ini akan
menghasilkan indikasi mengenai peluang (opportunities) dan tantangan (threats)
organisasi dalam mewujudkan tujuan dan sasaran organisasi.
3. Faktor – faktor kunci keberhasilan (Critical Success Fasktors/ CSF)
Faktor Kunci Keberhasilan (FKK) atau critical success faktor merupakan faktor-faktor
yang sangat mempengaruhii keberhasilan maupun kegagalan pencapaian misi organisasi.
Penetuan FKK ldilakukan melalui beberapa tahapan:
a. Meningkatkan kajian dengan visi, misi dan yang langsung dengan tugas pokok dan
fungsi organisasi
b. Menginvestarisasi perkiraan masalah yang timbul dalam melaukan misi organisasi
c. Menganalisis masalah-masalah yang ada dengan menggunakan pendekatan isu
strategi krisis (critical strategy issue) yaitu dengan menghitung bobot dampak
masalah yang telah diidentifikasikan ( ringan, sedang dan berat) dan selanjutnya
dianalisis kepentingannya untuk penentuan FKK.
4. Tujuan dan Sasaran
a. Tujuan mengandung usaha untuk melaksanakan tindakan atau rumusan mengenai apa
yang diinginkan pada kurun waktu tertentu. Dengan demikian, tujuan harus
menegaskan mengenai sesuatu secara smart (specific, measurable, attainable,
realistic, dan time bounding) atau ( khusus, dapat diukur dapat diwujudkan, realistis,
dan berjangka waktu tertentu)
b. Sasaran organisasi adalah rumusan spesifik mengenai apa yang diinginkan pada
kurun waktu tertentu. Sasaran merupakan focus tindakan, di samping hal-hal yang
bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapaat diwujudkan juga harus dapat
menyatakan alokasi aanggaran dan sumber-sumber yang akan mendukung
pelaksanaannya, sasaran dilaksanakan dalam jangaka pendek, untuk selanjutnya
keberhasilan organisasi diukur dengan menyesuaikan tujuan jangka panjang dengan
critical strategy issue (CSI)

11
5. Strategi (Kebijakan,Program,Kegiatan)
a. Strategi organisasi merupkan suatuu persyaratan mengenai arah dan tindakan yang
diinginkan pada waktu yang akan datang mencakup langkah-langkah berisiskan
program-program indikatif dan tindakan-tindakan manajemen untuk mewujudkan visi
dan misi.
b. Program adalah instrument kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh sekolah untuk mencapai tujuan.
c. Kegiatan adalah satuan aktivitas yang dilaksanakan untuk mengimplementasikan
program. Satuan kegiatan menjadi alokasi untuk Rencana Analisi Biaya (RAB).
6. Evaluasi Kinerja
Dapat berubah pemantauan dan evaluasi yang memberikan umpan balik terhadap
keberlangsungan atau masa depan rencana.5

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

5
Ibid., hlm 136-139

12
1. Perencanaan adalah sebuah proses untuk menentukan tujuan atau sasaran yang akan
dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang digunakan untuk mencapai tujuan secara
seefisien dan seefektif mungkin. Jadi perencanaan adalah aktivitas menetapkan tujuan-
tujuan, sumber-sumber, dan teknik/metode yang terpilih.
2. Tujuan Perencanaan pendidikan adalah menjamin agar perubahan/tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan dapat dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil,
mendukung koordinasi antar pelaku sekolah, menjamin tercapainya integrasi,
sinkronisasi, dan sinergi baik antarpelaku sekolah, antarsekolah dan dinas pendidikan
kabupaten/kota, dan antar waktu menjamin keterkaitan dan konsistensi antar
perencanaan, pengangguran, pelaksanaan dan pengawasan, mengoptimalkan partisipasi
warga sekolah dan masyarakat, menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara
efisien, efektif, berekadilan dan berkelanjutan.
3. Pendekatan perencanaan pendidikan meliputi, Pendekatan perencannan tenaga kerja,
Pendekatan permintaan sosial, Pendekatan Nilai Bai, Pendekatan system.
4. Prinsip-prinsip perencanaan pendidikan ada dua pendapat, pendapat pertama dari
Depdikans (2006) merinci prinsip perencanaan pendidikan yaitu: Memperbaiki hasil
pendidikan, membawa perubahan yang lebih baik (peningkatan/pengembangan), Demand
driven, menyeluruh, keterkaitan dengan (RPS, Rrencana Pendidikan Dinas Pr
vinsi,Renstrada,Repetada, dan sebagainya), partisipasi, keterwakilan, Data driven,
realistis sesuai dengan hasil analisis SWOT, mendasarkan pada hasil review dan evaluasi,
keterpaduan, trasparansi, keterkaitan serta kesepadanan dengan rencana-rencana instansi
terkait. Sedangkan menurut Banghart dan Trull (1973:10-11) mengungkapkan dimensi
sebagi prinsip perencanaan pendidikan sebagai berikut: signifikansi, feasibility, relevansi,
kepastian, penghematan, adaptabilitas, waktu, monitoring, subject matter.
5. Jenis dan lingkup perencanaan pendidikan menurut Djam’an Satori (1999) terdiri atas:
Perencanaan dimulai pada tingkat organisasi yang paling atas ke bawah (top down
planning), perencanaan dimulai pada tingkat organisasi yang paling bawah ke atas
(bottom-up down planning), diagonal-horizontal planning rolling plan, gabungan Top-
down dan bottom-up planning, perencanaan strategis, perencanaan operasional.
Sedangkan lingkup perencanaan terdiri dari perencanaan mikro, messo, dan makro.

13
6. Tahapan perencanaan pendidikan, Tahapan yang dikembangkan Banghart dan Trull
(1973) adalah menentukan masalah perencanaan pendidikan perencanaan dan
prioritasnya, analisis Masalah Perencanaan, konsep dan desain perencanaan, evaluasi
rencana, mencakup, spesifikasi/merumuskan rencana,implementasi rencan
Tahapan perencanaan yang disusun oleh tim peningkatan mutu SMP Depdiknas (2006)
adalah melakukan analisis lingkngan strategis, melakukan analisis situasi untuk
mengetahui status situasi pendidikan saat ini.memformulasikan pendidikan yang
diharapkan di masa mendatang, Mencapai kesenjangan antara butir 2 dan 3,berdasarkan
hasil butir 4 disusunlah rencana strategis dan rencana operasional, melakukan rencana
pengembangan pendidikan kabupaten/kota, melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan
rencana dan melakukan evaluasi terhadap hasil rencana pendidikan, perencanaan
strategic.

B. Saran
Makalah ini masih jauh kata sempurna karena keterbatasan penulis. Jadi, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk membuat makalah yang lebih baik lagi.
Semua saran dan kritik kami tampung untuk mengevaluasi hasil tulian kami.

14
DAFTAR PUSTAKA

Engkoswara, M.Ed.Administrasi Pendidkan.Bandung:Alfabet CV, 2012.

15

Anda mungkin juga menyukai