KOLELITIASIS
Oleh:
Rani Ditafitri
1911901079
Pembimbing:
dr. Dharma Yogara,
Sp.B
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan kasus
yang berjudul “Kolelitiasis” yang diajukan sebagai persyaratan untuk mengikuti
kepaniteraan klinik senior bagian Ilmu Bedah RSUD Kota Dumai.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan kasus ini masih terdapat
banyak kekurangan serta jauh dari kesempurnaan akibat keterbatasan pengetahuan
dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas segala
kekurangan serta diharapkan kritik dan saran yang membangun dalam rangka
perbaikan penulisan laporan kasus. Semoga ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak
demi perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
2.1 KOLELITIASIS.............................................................................................2
2.1.1 Anatomi..........................................................................................................2
2.1.2 Fisiologi.........................................................................................................4
2.1.3 Definisi...........................................................................................................9
2.1.4 Epidemiologi..................................................................................................10
2.1.8 Diagnosis........................................................................................................16
2.1.10 Tatalaksana...................................................................................................18
2.1.11 Komplikasi...................................................................................................21
2.1.12 Prognosis......................................................................................................23
BAB V KESIMPULAN.........................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................35
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 KOLELITIASIS
2.1.1 Anatomi
a. Vesika Fellea
a. Sekresi Empedu
Empedu dibentuk oleh sel-sel hati ditampung di dalam
kanalikuli. Kemudian disalurkan ke duktus biliaris terminalis yang
terletak di dalam septum interlobaris. Saluran ini kemudian keluar dari
hati sebagai duktus hepatikus kanan dan kiri. Kemudian keduanya
membentuk duktus biliaris komunis. Pada saluran ini sebelum
mencapai doudenum terdapat cabang ke kandung empedu yaitu duktus
sistikus yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan empedu sebelum
disalurkan ke duodenum.
Empedu melakukan dua fungsi penting yaitu:
a. Hormonal:
b. Neurogen:
Empedu
Air 97,5 gr/dl 92 gr/dl
Garam Empedu 1,1 gr/dl 6 gr/dl
Bilirubin 0,04 gr/dl 0,3 gr/dl
Kolesterol 0,1 gr/dl 0,3-0,9 gr/dl
Asam Lemak 0,12 gr/dl 0,3-1,2 gr/dl
Lecithin 0,04 gr/dl 0,3 gr/dl
Na⁺ 145 mEq/L 130 mEq/L
K⁺ 5 mEq/L 12 mEq/L
Ca⁺⁺ 5 mEq/L 23 mEq/L
Cl ˉ 100 mEq/L 25 mEq/L
HCO₃ˉ 28 mEq/L 10 mEq/L
f. Bilirubin
Bilirubin yang terlepas dari eritrosit akan pecah menjadi heme dan
globin. Heme Bersatu membentuk rantai dengan empat inti pyrole
menjadi biliverdin yang segera berubah menjadi bilirubin bebas. Zat ini di
dalam plasma terikat erat oleh albumin. Sebagian bilirubin bebas diikat oleh
zat lain (konjugasi) yaitu 80% oleh glucuronide. Bila terjadi pemecahan sel
darah merah berlebihan misalnya pada malaria maka bilirubin yang
terbentuk sangat banyak.
2.1.3 Definisi
2.1.4 Epidemiologi
• Usia
Risiko untuk terkena kolelitiasis meningkat sejalan dengan
bertambahnya usia. Orang dengan usia > 40 tahun lebih cenderung
untuk terkena kolelitiasis dibandingkan dengan usia yang lebih muda. Di
Amerika Serikat, 20% wanita lebih dari 40 tahun mengidap batu
empedu. Semakin meningkat usia, prevalensi batu empedu semakin
tinggi. Hal ini disebabkan oleh:
Jenis Kelamin
Berat Badan
Makanan
- Supersaturasi kolesterol5
- Batu Pigmen
2.1.8 Diagnosis
a. Anamnesis
Ini sering terjadi pada malam hari dan dapat membangunkan orang
dari tidur.
Gejala batu empedu yang khas adalah kolik bilier, keluhan ini
didefinisikan sebagai nyeri di perut atas berlangsung lebih dari 30 menit
dan kurang dari 12 jam, biasanya lokasi nyeri di perut atas atau
epigastrium tetapi bisa juga di kiri dan prekordial. Timbulnya nyeri
kebanyakan perlahan-lahan, tetapi pada sepertiga kasus timbul tiba-tiba.
Gejala kolik ini terjadi jika terdapat batu yang menyumbat duktus
sistikus atau duktus biliaris komunis untuk sementara waktu, tekanan di
duktus biliaris akan meningkat dan peningkatan kontraksi peristaltik di
tempat penyumbatan mengakibatkan nyeri viscera di daerah epigastrium,
mungkin dengan penjalaran ke punggung yang disertai muntah.
b. Pemeriksaan Fisik
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah
Ultrasonography (USG)
Manfaat pemeriksaan radiologi intervensional, diantaranya :7,8
2.1.9 Komplikasi
2.1.10 Penatalaksanaan
3) Analgesik
4) Antibiotik, bila disertai kolesistitis.
5) Asam empedu (asam kenodeoksolat) 6,75-4,5 g/hari, diberikan
dalam jangka waktu lama. Asam ini mengubah empedu yang
mengandung banyak kolesterol (lithogenik bile) menjadi empedu
dengan komposisi normal.
b. Disolusi kontak
Meskipun pengalaman masih terbatas, infus pelarut kolesterol
yang poten (metil-ter-butileter (MTBE)) ke dalam kandung empedu
melalui kateter yang diletakkan per kutan telah terlihat efektif dalam
melarutkan batu empedu pada pasien-pasien tertentu.Prosedur ini invasif
dan kerugian utamanya adalah angka kekambuhan yang tinggi (50%
dalam 5 tahun).
2. Penatalaksanaan bedah
a. Kolesistektomi terbuka
Operasi ini merupakan standar terbaik untuk penanganan pasien
denga kolelitiasis simptomatik. Komplikasi yang paling bermakna yang
dapat terjadi adalah cedera duktus biliaris yang terjadi pada 0,2% pasien.
Angka mortalitas yang dilaporkan untuk prosedur ini kurang dari 0,5%.
Indikasi yang paling umum untuk kolesistektomi adalah kolik biliaris
rekuren, diikuti oleh kolesistitis akut.
b. Kolesistektomi laparaskopi
Dietetik
2.1.12 Prognosis
STATUS PASIEN
Kepala
Bentuk : Normocephalic
Rambut : Hitam, lebat, tidak mudah dicabut
Mata
Kelopak mata : Edema palpebra (-/-)
Konjungtiva : Konjungtiva anemis (-/-)
Sklera : Sklera ikterik (+/+)
Pupil : Isokor d = 2mm/2mm Refleks cahaya
(+/+) Gerakan bola mata : Dalam batas normal
Kornea : Normal, jernih.
Telinga : Bentuk normal, tidak ada keluar cairan dan
darah.
Hidung : Bentuk normal, simetris, napas cuping hidung
(-) dan Secret (-).
Mulut
Bibir : Bibir sianosis (-), kering (+)
Palatum : Utuh
Lidah : Atropi papil lidah (-), Tidak
kotor, Hiperemis (-)
Gigi : Karies (-), gigi berlubang (-)
Tenggorok : Faring tidak hiperemis, tonsil T1/T1
Leher : Simetris, tidak ada pembesaran KGB, tidak
ada struma
Thorax
Inspeksi : Statis: bentuk dada normal, simetris kiri dan
kanan. Ictus cordis tidak tampak.
Dinamis: Gerakan dinding dada simetris kiri
dan kanan, retraksi dinding dada (-)
Palpasi : Pulmo: Vocal fremitus sama kiri dan kanan
kesan normal.
Cor: Ictus cordis teraba di Spatium Inter Kosta
(SIK) V linea midclavicularis.
Perkusi : Pulmo: Sonor di seluruh lapangan paru.
Cor: Batas kanan jantung di linea parasternalis
dextra, batas jantung kiri di linea
midclavicularis sinistra.
Auskultasi : Pulmo: Suara nafas vesikuler (+/+) di apeks, suara
tambahan: Ronkhi (-/-) Wheezing (-/-)
Cor: Bunyi jantung I dan II reguler,
murmur (-), gallop (-)
Abdomen
InspeksI : Distensi (-)
Genitalia : Laki-laki
Anus : Ada
Ekstremitas
Superior : Akral hangat, sianosis (-), CRT <2 detik
Inferior : Pitting edema (-), akral hangat, sianosis (-),
CRT <2 detik
1.4.Pemeriksaan Penunjang
Tgl 04 September 2021
Darah Lengkap :
Golongan darah : “A”
Hb : 14.0 gr/dl
Leukosit : 45.700 103/mm3
Trombosit : 81.000 103/mm3
Eosinophil :1%
Basofil :0%
Netrofil batang: 0 %
Netrofil segmen: 87 %
Limfosit :7%
Monosit :5%
Jumlah eritrosit: 4.990.000 mm3
MCV : 79 fl
MCH : 28 pg
MCHC : 35 %
Hematokrit : 39 %
RDW : 13,6
Hemostasis :
Masa perdarahan : 3 Menit
Masa Pembekuan : 4 Menit
Diabetes
Glukosa Darah Stick: 45 mg/dl
Faal Hati
Bilirubin total : 7,0 mg/dl
Bilirubin direct : 5,7
mg/dl Bilirubin indirect : 1,3
mg/dl SGOT :237
mg/dl
SGPT : 394 mg/dl
Faal Ginjal
Ureum : 73 mg/dl
Kreatinin : 4,9 mg/dl
Imunoserologi
HBSAG : Negatif
Rapid antigen : Negatif
Elektrolit
Natrium : 136 mmol/L
Kalium : 3,3 mmol/L
Chlorida : 106 mmol/L
USG
Kesan kolelitiasis.
1.5.Diagnosis Kerja
Kolelitiasis
1.7. Penatalaksanaan
Inj meropenem 3x1
Inj ranitidin 2x1
Inj ketorolac 3x1
PCT 500mg 3x1
Follow up
Subjek Objek Assesment Perawatan
Tgl T: 36,5 oC Kolelitiasis - Inj. Meropenem
05/09/2021 TD:110/70 3x1
- Nyeri mmHg - Inj. Levofloxacin 1
perut N: 70x/menit x 500 mg
kanan atas RR: 24x/menit - Inj.Ketorolac 3x1
- Sulit - Inj. Ranitidin 2x1
BAK - Inj.Dexamethasone
2x50mg
- Paracetamol
500mg 3x1
- Inj.Omeprazole
1 gr 2x1
- Inj.Sucralfat 3x1
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut kanan atas sejak ±2
bulan yang lalu, keluhan semakin parah sejak ±2 minggu ini. Nyeri dirasakan
seperti tertusuk- tusuk, hilang timbul,terkadang nyeri dirasakan di ulu hati, dan
terasa menyesak. Mual, muntah dan demam dirasakan kadang-kadang. BAK
berwarna coklat tua, BAB dalam batas normal. Sebelumnya pasien sudah pernah
dirawat di RSUD 2 bulan yang lalu dan dari hasil USG ada batu di kandung
empedu.
Dari pemeriksaan fisik pasien tampak sakit sedang, gizi baik dan
composmentis. Tanda vital dalam batas normal. Pada palpasi abdomen di dapatkan
nyeri tekan di perut bagian kanan atas, Murphy Sign positif, nyeri ulu hati (+). Pada
perkusi didapatkan nyeri ketok di perut kuadran kanan atas.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil leukositosis, hipoglikemia,
bilirubin total, direct, indirect meningkat, SGOT SGPT meningkat, ureum kreatinin
meningkat. Dari hasil USG di dapatkan adanya batu di kandung empedu ukuran ±
3,6 mm. Kesan kolelitiasis.
BAB V
KESIMPULAN