Pengantar Bisnis 1
Pengantar Bisnis 1
Bisnis dapat diartikan sebagai usaha (aktivitas) yang terorganisir untuk menghasilkan barang atau
jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat. Bisnis juga dapat diartikan sebagai organisasi yang
menghasilkan atau menjual barang atau jasa dengan tujuan untuk mendapatkan laba.
Setiap bisnis dimulai dari ide (gagasan) seseorang atau beberapa orang, mengenai barang/jasa yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar yang ditargetkan. Setelah dinilai
kelayakannya, ide tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan berberapa aktivitas bisnis yang
terorganisir dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Tujuan utama bisnis adalah mendapatkan laba. Laba adalah selisih pendapatan dan biaya. Laba
merupakan imbalan yang diterima pemilik bisnis dari risiko mengorbankan uang dan waktu
mereka. Laba merupakan pendorong orang-orang untuk memulai dan mengembangkan bisnis. Ada
beberapa jenis laba yaitu laba kotor, laba bersih sebelum bunga dan pajak. Laba setelah bunga dan
laba setelah bunga dan pajak. Jenis-jenis laba, diilustrasikan laporan keuangan sebagai berikut:
Laporan Laba/Rugi RpXXX
Penjualan RpXXX
Harga pokok penjualan RpXXX -
Laba kotor RpXXX
Biaya administrasi dan penjualan RpXXX -
Laba bersih sebelum bunga dan pajak RpXXX
Bunga pinjaman RpXXX
Laba sebelum pajak RpXXX
Pajak RpXXX -
Laba setelah bunga dan pajak RpXXX
Laba merupakan tujuan keuangan. Ada beberapa tujuan keuangan yaitu penjualan. Dari ilustrasi
di atas penjualan masih harus dikurangi dengan berbagai biaya sebelum menjadi hak pemilik
bisnis. Oleh karena itu laba merupakan tujuan utama bisnis.
Selain laba ada beberapa tujuan lain, misalnya pangsa pasar (pasar yang kuasi oleh perusahaan),
kualitas, reputasi perusahaan. Tujuan laba memang sangat penting bagi pemegang saham, namun
tujuan laba sulit dicapai bila perusahaan mengabaikan kualitas dan reputasi perusahaan. Sebagai
contoh tujuan PT Ultrajaya TBK adalah:
1. Mempertahankan posisinya sebagai market leader di bidang industri minuman UHT
2. Meningkatkan perolehan laba bersih
3. Menyediakan bahan baku berkualitas tinggi
Sektor bisnis:
1. Sektor/industri primer, mengambil manfaat dari alam, seperti pertanian, perkebunan,
pertambangan, perikanan.
2. Sektor industri sekunder, mengubah bentuk dan sifat barang, seperti manufaktur.
3. Sektor industri tersier yaitu jasa atau pelayanan, seperti jasa perhotelan, perbankan.
Menurut Klasifikasi Baku Usaha Indonesia tahun 2015, bisnis dikelompokkan sebagai berikut:
1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas Dan Udara Dingin
5. Pengelolaan Air, Pengelolaan Air Limbah, Pengelolaan dan Daur Ulang Sampah, dan
Aktivitas Remediasi
6. Konstruksi
7. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
8. Pengangkutan dan Pergudangan
9. Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum
10. Informasi dan Komunikasi
11. Aktivitas Keuangan dan Asuransi
12. Real Estate
13. Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha
Tanpa Hak Opsi,
14. Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha lainnya
15. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
16. Pendidikan
17. Aktivitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial
18. Kesenian, Hiburan dan Rekreasi
19. Aktivitas jasa lainnya
20. Aktivitas Rumah Tangga sebagai Pemberi Kerja, Aktivitas yang Menghasilkan Barang dan
Jasa oleh Rumah Tangga yang Digunakan untuk Memenuhi Kebutuhan Sendiri
21. Aktivitas Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya
Klasifikasi menurut skala usaha (kekayaan bersih dan penjualan per tahun)
1. Usaha Mikro,
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan
yang memenuhi krietia memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000 (lima puluh
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan
tahunan paling banyak Rp300.000.000 (tiga ratus juta rupiah).
2. Usaha Kecil
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000 (dua
miliar lima ratus juta rupiah).
3. Usaha Menengah
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000
(sepuluh miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000 (dua miliar lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp50.000.000.000 (lima puluh miliar rupiah).
4. Usaha Besar
Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari Usaha Menengah, yang meliputi
usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan
kegiatan ekonomi di Indonesia.
Dunia Usaha adalah usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar yang
melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia dan berdomisili di Indonesia.
Adapun tantangan lain bisnis sekarang dan yang akan datang adalah
1. Tantangan produktivitas, dunia bisnis harus meningkatkan produktivitasnya karena mereka
mengahadapi pasar luas yang makin berkembang. Untuk meningkatkan produktivitas dapat
dilakukan dengan memperbarui mesin dengan mesin yang lebih modern, melakukan research
and development, mengembangan sumber daya manusia, dengan produktivitas tinggi, biaya
produksi per unit produk akan turun, dan daya saing makin tinggi.
2. Tantangan kualitas, konsumen lebih senang produk yang tahan lama sehingga kualitas
produk perlu diperbaiki.
3. Tantangan global, persaingan global semakin meningkat, oleh sebab itu produktivitas dan
kualitas produk harus ditingkatkan agar dapat menghadapi persaingan global.
4. Teknologi informasi, meningkatkan akses informasi bagi produsen dan konsuemen, serta
kemudahan hubungan antara produsen dan konsumen, sehingga muncul sistem bisnis yang
menggunakan media internet.