Anda di halaman 1dari 17

SILABUS PEMBELAJARAN

 
Sekolah :  SMP 4 BAE KUDUS
Mata Pelajaran           : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester : VII / 2
Standar Kompetensi : 1. Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan
 
Kompetensi
Dasar Materi
Pokok Kegiatan pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber
Belajar
Teknik Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
1.1 Melaksanakan pengamatan objek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh
informasi gejala alam biotik dan a-biotik Makhluk hidup dan lingkungan o
Menelah beberapa gejala alam biotik
o Menelah beberapa gejala alam abiotik
o Menganalisis interaksi gejala abiotik dan biotik
o Menganalisis ketergantungan hewan dan manusia terhadap tumbuhan -
Membandingkan gejala alam kebendaan dan kejadian pada objek  abiotik melalui
pengamatan
- Membandingkan gejala alam kebendaan dan kejadian pada objek  biotik melalui
pengamatan Observasi
 
 
 
Tes Tulis Lembar observasi
 
 
PG Berikut ini manakah yang termasuk gejala alam kejadian pada objek biotik?
a. bau
b. tumbuh
c. warna
d. ukuran 2 x 40’ Buku siswa, lingkungan, LKS
❖ Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
1.2 Menganalisis data percobaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah
beraturan  serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Struktur, fungsi,
dan sistem kehidupan makhluk hidup o Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi
fotosintesis pada tumbuhan hijau
o Sistem pernafasan pada manusia
o Menganalisis penyakit/gangguan pada sistem pernafasan pada manusia
o Sistem pencernaan pada manusia o menganalisis penyakit/gangguan pada
sistem pencernaan pada manusia - Menemukan persamaan laju yang ditempuh
 
- Menunjukkan Konsep GLB dalam kehidupan  sehari-hari
- Mendefinisikan percepatan sebagai perubahan kecepatan setiap satuan waktu
 
- Menyelidiki  GLBB dipercepat beraturan
 
Tes tulis
 
 
Testulis
 
 
Tes tulis
 
 
 
 
Tes tulis
 
PG
 
 
isian
 
 
Uraian
 
 
 
 
Ciri GLB memiliki kecepatan ....
a. dipercepat
b. tetap
c. diperlambat
d. beraturan
Sebuah benda dilempar vertikal keatas merupakan GLBB .....
Tuliskan dalam lambang bahwa percepatan merupakan kecepatan setiap satuan waktu
Contoh Gerak lurus berubah beraturan dipercepat adalah .....
Seorang pengendara mobil melintas di jalan tol merupakan konsep .... 3 x 40’
Buku siswa, LKS, referensi
❖ Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
1.3 Menggunakan mikroskop dan peralatan pendukung lainnya untuk mengamati gejala-
gejala kehidupan Mikroskop o Mengidentifikasi bagian-bagian mikroskop
o Mengamati preparat jadi dengan menggunakan mikroskop
o Membuat  preparat basah - Mengenal bagian-bagian mikroskop
- Menggunakan mikroskop dengan benar (mengatur fokus, pencahayaan, menemukan objec
Mikropis) Tes unjuk kerja
Tes unjuk kerja Tes identifi-kasi
 
Uji petik kerja prosedur Tentukan dan sebutkan nama-nama bagian mikroskop!
 
Amati preparat basah atau preparat jadi yang sudah tersedia hingga ditemukan objek
yang dimaksud! 3 x 40’ Buku siswa, mikroskop, preparat
1.4 Menerapkan keselamatan kerja dalam melakukan pengamatan gejala-gejala alam
Keselamatan Kerja o Mencari informasi melalui referensi tentang
keselamatan kerja
o Studi pustaka tentang alat bahan-bahan yang berbahaya dalam pengamatan gejala
alam - Memegang, membawa dan memperlakukan alat dan bahan secara ama
 
- Mendeskripsikan bahan-bahan yang berbahaya dan yang dapat menimbulkan penyakit
 
- Mengindentifikasi simbol-simbol dalam Laboratorium Tes unjuk kerja
 
 
Tes tulis
 
 
 
 
Tes tulis uji petik kerja produk
 
PG
 
 
 
 
PG Lakukan dengan prosedur yang benar cara membawa dan memperlakuakan mikroskop!
Manakah bahan-bahan yang berbahaya dan yang dapat menimbulkan penyakit yang dapat
diitemukan di laboratirium?
a. air
b. asam sulfat
c.  alkohol
d.  larutan   glukose
 
Apakah arti simbol di bawah ini?

 
 
 
a. bahan yang mudah terbakar
b. bahan yang beracun
c. alat mudah pecah
d. alat mudah mengalami korosi 2 x 40 ’ Buku siswa, Carta bahan berbahaya
dan alat-alat praktektikum
❖ Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
 
 
SILABUS PEMBELAJARAN
 
Sekolah :  SMP 4 BAE KUDUS
Mata Pelajaran           : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester : VII / 2
Standar Kompetensi : 2. Memahami keanekaragaman makhluk hidup
Kompetensi
Dasar Materi
Pokok Kegiatan pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber
Belajar
Teknik Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
2.1 Mengindentifikasi ciri-ciri makhluk hidup Ciri-ciri makhluk hidup o Mengamati
ciri-ciri makhluk hidup
o Merumuskan karakteristik /ke khasan ciri makhluk hidup
o Mengamati perbedaan ciri tumbuhan, hewan dan manusia • Mengidentifikasi ciri-
ciri mahluk hidup
 
• Membuat laporan ciri-ciri makhluk hidup berdasar hasil observasi
 
• Membedakan ciri tumbuhan dan hewan Tes tertulis
 
 
Tes kinerja
 
 
 
Tes tertulis PG
 
 
Ter unjuk kerja produk
 
 
Uraian Berikut ini ciri yang bukan hanya dimiliki oleh mahluk hidup yaitu ...
a. tumbuh membesar
b. memerlukan sumber energi
c. memerlukan oksigen untuk pembakaran
d. beradaptasi terhadap lingkungan*
Pilihlah tiga  mahluk hidup yang ada di sekitar dan lidentifikasilah ciri-cirinya
minimum 4 ciri, dan buatlah laporannya!
Manakah di antara ciri-ciri mahluk hidup yang dapat dipakai untuk membedakan hewan
dan tumbuhan? 2 x 40’ Buku siswa, lingkungan, LKS
❖ Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
2.2 Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasrkan ciri-ciri yang dimiliki
Klasifikasi Makhluk hidup o Mengidentifikasi ciri-ciri khusus yang
dimiliki organisme
o Mengelompokkan organisme yang memliki persamaan ciri dalam satu kelompok tertentu
o Mencari informasi melalui referensi tentang dasar-dasar klasifikasi makhluk hidup
o Melakukan klasifikasi klsifikasi makhluk hidup berdasar ciri yang dimiliki •
Membedakan makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya berdasarkan ciri khusus
kehidupan yang dimilikinya
 
• Mendeskripsikan pentingnya dilakukan klasifikasi makhluk hidup
 
• Membuat perbandingan ciri-ciri khusus tiap kingdom dalam sistem 3 kingdom
 
• Mengklasifikasi beberapa mahluk hidup di sekitar berdasar ciri yang diamati
Ter tertulis
 
 
 
 
 
Tes tertulis
 
 
 
Tes tertulis
 
 
 
 
Tes unjuk kerja PG
 
 
 
 
 
Uraian
 
 
 
Uraian
 
 
 
 
Uji petik  kerja produk Ciri yang dengan mudah untuk membedakan antara kadal dan
katak yaitu
a. kepala
b. kulit
c. alat gerak*
d. ekor
Apa sajakah keuntungan yang dapat kita peroleh dengan adanya pengklasifikasian
makhluk hidup?
 
Buatlah tabel perbandingan untuk menunjukkan ciri-ciri khusus tiap kingdom dalam
sistem 3 kingdom berdasar sel penyusunnya!
 
Dari gambar hewan yang sudah tersedia klasifikasikan berdasar ciri yang dapat
diamati dan buatlah tabel klasifikasinya! 4 X 40’ Buku siswa, lingkungan, LKS
❖ Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
2.3 Mendeskripsikan keragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai dari tingkat
sel sampai organisme Organisasi Kehidupan o Melakukan pengamatan sel dan
jaringan dengan menggunakan mikroskop
o Melakukan identifikasi organ-organ pada manusia dan tumbuhan
o Mencari informasi melalui referensi tentang konsep sel, jaringan, organ dan
sistem organ • Mendeskripsikan keragaman tingkat sel berdasarkan hasil
pengamatan menggunakan mikroskop
• Mendeskripsikan keragaman tingkat jaringan menurut sel-sel penyusunnya
• Mendeskripsikan  keragaman tingkat organ dan sistem organ berdasarkan hasil
pengamatan
• Mengkaitkan hubungan antara sel, jaringan, organ dan sistem organ penyusun tubuh
Tes unjuk kerja produk
 
 
Tes tertulis
 
 
 
Tes tertulis
 
 
 
 
Tes tertulis Uji petik kerja produk
 
 
 
Uraian
 
 
 
Uraian
 
 
 
 
Uraian Deskripsikan keragaman bentuk sel berdasarkan hasil pengamatan preparat
awetan daun yang telah tersedia menggunakan mikroskop!
 
Deskripsikan karakteristik sel penyusun jaringan palisade pada daun!
 
Amatilah bunga ”Kembang Sepatu” dan kemukakan apa saja nama organ penyusunnya!
 
Kemukakan jaringan penyusun organ daun yang paling banyak mengandung klorofil!
4 X 40’ Buku siswa, preparat, LKS
❖ Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
 

 
 BAB 1 Makhluk hidup dan lingkungan

A. Gejala alam biotik

Mari kita perhatikan gambar di samping. Apa saja yang dapat anda amati dari gambar
tersebut? Kita akan sepakat bahwa paling kurang ada dua kelompok yang bisa diamati
yakni kelompok makhluk yang hidup (lingkungan biotik) dan kelompok makhluk yang tak
hidup (lingkungan abiotik).
Jika dicermati maka Anda akan melihat bahwa yang termasuk lingkungan biotik adalah
pohon, rerumputan, dan rusa. Sedangkan yang termasuk lingkungan abiotik adalah
tanah, air, dan batu-batuan. Isilah Tabel 1.1 berikut ini.
Sumber:www.ipapedia.web.id/2015/09/gejala-alam-biotik-dan-abiotik.html
Gambar 1.1. Ekosistem

Tabel 1.1 Contoh lingkungan biotik dan lingkungan abiotik.


No. Lingkungan Biotik No. Lingkungan Abiotik 11 22 33 44 55 66 77
Komponen biotik dan komponen abiotik mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat kita
amati. Ciri-ciri tersebut disebut gejala alam yang berdasarkan objeknya, gejala
alam dapat dibedakan menjadi dua gejala alam biotik dan gejala alam abiotik. Gejala
alam biotik meliputi hal-hal yang berkaitan dengan makhluk hidup, misalnya
fotosintesis, respirasi, pencernaan makanan, pertumbuhan makhluk hidup, dan lain-
lain.

B. Gejala alam abiotik

Gejala alam abiotik berkaitan dengan sifat fisik dan kimia di luar makhluk hidup,
contohnya hujan, pelapukan, erosi, ledakan, dan sebagainya. Beberapa karakteristik
atau sifat gejala alam abiotik antara lain: wujud, bentuk,
Gambar 1.1. Contoh Gejala Alam Abiotik pada Air
warna, ukuran, bau, rasa, struktur, dan tekstur. Selanjutnya kita cermati salah
satu
komponen abiotic seperti pada gambar. Air akan mengalami gejala alam berupa
menerima suhu tinggi sehingga terjadi penguapan yang menjadi awan. Apabila awan
sudah terkumpul, penurunan suhu akan menimbulkan pengembunan. Pengembunan akan
mengubah awan kembali menjadi air melalui hujan. Dengan demikian, gejala alam yang
diterima oleh air terdiri dari penaikan suhu, penguapan, terbentuk awan, penurunan
suhu, pengembunan, hujan, dan kembali menjadi air. Diskusikan dalam kelompok
bagaimana kejadian hujan asam sulfat pada suatu daerah!

C. Interaksi Peristiwa Alam Biotik dan Abiotik

Saling mempengaruhi antara alam biotik dan abiotik biasa disebut juga saling
ketergantungan. Banyak hal dalam kehidupan nyata sehari-hari yang menunjukkan
saling pengaruh tersebut. Biji yang diletakkan di atas tanah dapat tumbuh menjadi
mahkluk hidup (biotik), jika faktor abiotik temperatur sesuai dan tanah tempatnya
berada cukup. Keadaan akan berbeda jika temperatur sangat panas atau sangat dingin
serta tanah yang gersang maka kemungkinan biji tidak akan tumbuh dengan baik. Dalam
hal ini faktor abiotik sangat berpengaruh terhadap faktor alam biotik. Selanjutnya,
silahkan Anda mengisi tabel berikut ini dan tentukan faktor apa yang lebih
berpengaruh dalam interaksi biotik dan abiotik. Berikan tanda centang (V) pada
kolom yang sesuai.
Tabel 1.2. Pengaruh Alam Biotik dan Biotik
No.
1.
2. 3.
4.
5. 6. 7. 8. 9.
Gejala/ Peristiwa Aalam
Lumut tumbuh dibatuan sehingga terjadi pelapukan Fotosintesis pada tumbuhan
Respirasi pada manusia
Respon tumbuhan terhadap cahaya
Metamorfosis pada kupu-kupu Perkarataan pada besi Pengendapan lumpur di sungai
Mentega yang mencair
Benalu tumbuh di pohon lain
Biotik Abiotik Biotik Abiotik
Abiotik
Biotik
Biotik
Abiotik

D. Ketergantungan Manusia dan Hewan terhadap Tumbuhan Hijau

Tumbuhan hijau mampu melakukan fotosintesis menghasilkan oksigen. Selain digunakan


oleh tumbuhan, sebagian oksigen dilepaskan ke udara di lingkungan sekitarnya.
Oksigen dihirup oleh manusia dan hewan pada saat bernapas. Tanpa tumbuhan hijau,
oksigen lama-kelamaan akan habis jika digunakan terus oleh manusia dan hewan.
Namun, tumbuhan selalu menyediakan oksigen di alam. Jadi, manusia dan hewan
membutuhkan tumbuhan hijau agar oksigen tetap tersedia di alam. Tumbuhan hijau juga
merupakan sumber energi bagi hewan dan manusia, oleh sebab itu tumbuhan hijau
digolongkan sebagai makhluk hidup ototrof dan berperan
3

sebagai produsen. Selain manusia, hewan juga memperoleh sumber energi dari tumbuhan
hijau. Hewan herbivora (hewan pemakan tumbuhan) bergantung secara langsung kepada
tumbuhan. Apabila tidak ada tumbuhan, jenis-jenis hewan tersebut akan mati
kelaparan. Akibatnya, jumlah jenis-jenis hewan herbivora akan semakin berkurang.
Peristiwa ini akan menyebabkan hewan-hewan karnivora (hewan pemakan daging) menjadi
kekurangan bahan makanan. Jadi, hewan-hewan karnivora secara tidak langsung juga
bergantung kepada tumbuhan. Demikian juga untuk makhluk hidup golongan omnivora
(pemakan tumbuhan dan hewan lain). Gejala alam yang menggambarkan ketergantungan
hewan dan manusia terhadap tumbuhan hijau adalah adanya rantai makanan dan jaring-
jaring makanan dalam suatu ekosistem. Berikan satu contoh ekosistem.
Identifikasilah komponen-komponen biotik yang ada di dalamnya. Susunlah beberapa
rantai makanan yang terjadi di dalam ekosistem tersebut. Berdasarkan susunan
beberapa rantai makanan tersebut, gambarlah jaring- jaring makanan dalam ekosistem
tersebut.

BAB 2 Struktur, Fungsi, Dan sistem kehidupan Makhluk hidup

A. Fotosintesis pada tumbuhan

Dalam dunia tumbuhan proses produksi oksigen merupakan bagian dari proses
fotosintesis. Untuk dapat memahami proses tumbuhan menghasilkan oksigen, marilah
kita pelajari proses fotosintesis berikut ini. Fotosintesis adalah suatu proses
pembuatan makanan oleh tumbuhan menggunakan bahan berupa air dan karbon dioksida
dengan bantuan cahaya. Fotosintesis terjadi pada struktur sel daun yang disebut
kloroplas. Kloroplas mengandung klorofil, yaitu pigmen hijau yang berfungsi
menyerap energi dari cahaya. Proses sintesis dikenal juga sebagai “proses
asimilasi” atau proses penyusunan senyawa kompleks dan senyawa anorganik. Dalam
proses penyusunan tersebut diperlukan energi. Apabila energi diperoleh dari proses-
proses

kimia, misalkan pada bakteri maka proses tersebut kita namakan kemosintesis.
Sedangkan apabila energi yang diperlukan tersebut diperoleh dari energi cahaya,
kita sebut sebagai proses fotosintesis. Persamaan reaksi kimia pada proses
fotosintesis yaitu:
CO2 + 6 H2O + Energi matahari  C6 H12 O6 + 6 O2 klorofil
Terjadinya proses sintesis, diperlukan beberapa komponen bahan baku yang harus ada
gas yaitu CO2, H2O (air), cahaya matahari dan klorofil. Dalam proses fotosintesis
dihasilkan karbohidrat dan oksigen (O2).

1. Faktor CO2 (karbondioksida)


CO2 yang terdapat di dalam udara dengan kadar + 0,03 % per satuan volume. Gas CO2
akan masuk ke dalam uap air yang ada pada permukaan sel-sel jaringan pagar (sel
polisade) dan sel bunga karang. Jika kadar CO2 di udara meningkat, maka kecepatan
proses fotosintesis akan meningkat juga. Dalam keadaan matahari terik (intensitas
tinggi) tetapi CO2 rendah, maka proses fotosintesis akan terhambat.

2. Faktor H2O (air)


Air yang diperlukan untuk sintesis makanan oleh tumbuhan dapat diperoleh dari
tanah. Air dalam tanah yang umumnya mudah diserap oleh akar tumbuhan yaitu air
kapiler tanah. Air tersebut merupakan air yang terdapat diantara butir-butir tanah.
Jenis akar yang berfungsi mengambil air dan garam tanah, yaitu bulu-bulu akar atau
rambut-rambut akar.

3. Faktor Cahaya
Peran cahaya dalam proses fotosintesis sangat besar, yaitu sebagai sumber energi.
Menurut Planck dan Eisnteen cahaya terdiri atas partikel-partikel kecil yang
disebut foton, yaitu mempunyai sifat materi dan gelombang. Foton memiliki energi
yang dikenal sebagai kuantum. Cahaya matahari yang kita lihat yaitu merupakan
cahaya putih yang tersusun dari tujuh macam spectrum cahaya. Tidak semua spectrum
cahaya berperan dalam fotosintesis. Jika intensitas cahaya meningkat maka laju
fotosintesis juga meningkat. Tetapi jika intensitas cahaya melebihi kadar tertentu,
bahkan akan menghambat kegiatan fotosintesis.

4. Faktor Klorofil
Proses fotosintesis tidak dapat terjadi jika tidak ada klorofil. Klorofil adalah
pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan yang berperan dalam proses fotosintesis
tumbuhan dengan menyerap dan mengubah tenaga cahaya matahari menjadi tenaga kimia.
Klorofil terdapat dalam kloroplas. Kloroplas banyak kita jumpai di dalam daun. Pada
tanaman tinggi kita jumpai dua macam klorofil, yaitu (1) Klorofil- a dengan rumus
kimia C55 H72 O5 N4 Mg, warna hijau tua dan klorofil-b dengan rumus kimia C55 H70
O6 N4 Mg, warna hijau muda. Dua jenis klorofil tersebut paling kuat menyerap cahaya
merah (panjang gelombang 600-700 nm), yang paling sedikit diserap adalah cahaya
hijau (panjang gelombang 500-600 nm).
Dari reaksi fotosintesis di atas, dapat diketahui bahwa proses tersebut
menghasilkan karbohidrat dan oksigen. Sebagian gas oksigen hasil fotosintesis
digunakan untuk pernapasan tumbuhan. Sisanya dibebaskan ke udara. Oksigen tersebut
digunakan oleh makhluk hidup lainnya untuk bernapas. Diskusikan dalam kelompok,
gejala abiotik dan biotik yang dapat mengganggu proses fotosintesis.

B. Sistem Pernafasan pada Manusia

Udara bersih merupakan salah satu kebutuhan penting bagi manusia. Tanpa udara kita
tidak bisa hidup. Salah satu unsur dalam udara yang diperlukan oleh manusia adalah
oksigen (O2). Manusia menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Tumbuhan
melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan oksigen. Pernapasan artinya
menghirup dan menghembuskan napas. Oleh karena itu, bernapas diartikan sebagai
proses memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara
sisa dari dalam tubuh ke lingkungan. Sementara, respirasi (respiration) berarti
proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel sehingga
diperoleh energi. Saluran pernapasan manusia terdiri dari:
a. Nares Arterior yaitu saluran-saluran di dalam lubang hidung bermura di
vestidulum
(rongga hidung).
b. Rongga hidung merupakan tempat pertama dilalui udara dari luar.
c. Faring yaitu pipa berotot yang terletak dari dasar tengkorak sampai persambungan
esophagus.
d. Laring (pangkal tenggorokan).
e. Trakea (tersusun 16-20 tulang rawan).
f. Bronkus, terdiri dari bronkus kiri dan kanan.
g. Paru-paru, terdiri dari paru-paru kanan (3 gelambir) dan paru-paru kiri (2
gelambir).
Trakea atau batang tenggorakan kira- kira 9 cm trakea bercabang menjadi 2
bronkus ,trakea tersusun atas 16- 20 berupa cincin tulang rawan:
a. Pangkal tenggorokan berhubungan dengan faring dan trakea yang terdiri dari
tulang rawan yaitu jakun, epiglotis, dan tulang rawan krikoid.
b. Trakea atau batang tenggorokan tersusun atas 3 lapisan:
1) Lapisan luar terdiri atas jaringan ikat.
2) Lapiasan tengah terdiri atas otot polos dan cincin tulang rawan.
3) Lapisan dalam terdiri atas jaringan epitel bersilia yang merupakan tempat
pembunuhan makrofag yang tidak tersaring oleh bulu- bulu hidung dan
disalurkan ke alveolus.
c. Bronkus berjumlah satu pasang, yang satu menuju paru- paru kanan dan yang
stu lagi menuju paru- paru kiri`
Energi yang dihasilkan dari respirasi sangat menunjang untuk melakukan
beberapa aktifitas, misalnya, mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan dan
reproduksi. Oleh karena itu, kegiatan pernapasan dan respirasi sebenarnya saling
berhubungan.
Pertukaran gas pada pernafasan antara oksigen dan karbondioksida terjadi di dalam
alveoli terlihat pada gambar berikut:

sumber: http://dedisetiawan.com/mengenal-sistem-pernafasan-pada-manusia Gambar


2.1 Struktur pernafasan pada manusia

a. Pernapasan dada
Inspirasi: Udara masuk melalui hidung, kondisi otot-otot tulang rusuk berkontraksi
dan tulang rusuk terangkat, sehingga volume dada membesar dan tekanan udara dada
turun. Selanjutnya paru-paru mengembang jika tekanan udara lebih rendah dari
tekanan Atmosfer maka udara masuk ke paru-paru.
Ekspirasi: Otot-otot rusuk berelaksasi dan otot rusuk bagian dalam berkontraksi dan
tulang-tulang rusuk turun sehingga rongga dada menyempit jika tekanan udara dada
naik maka paru-paru mengecil dan jika tekanan paru-paru lebih tinggi dari Atmosfer
makau udara keluar dari paru-paru.

darah melalui difusi. Pada saat yang bersamaan, darah yang mengandung
karbondioksida akan dilepaskan ke udara. Proses pertukaran oksigen (O2) dan
karbondioksida (CO2) antara udara dan darah dalam alveolus dinamakan pernapasan
eksternal.
Saat sel darah merah (eritrosit) masuk ke dalam kapiler paru-paru, sebagian besar
CO2 yang diangkut berbentuk ion bikarbonat (HCO-3). Dengan bantuan enzim karbonat
anhidrase, karbondioksida (CO2) dan air (H2O) yang tinggal sedikit dalam darah akan
segera berdifusi keluar. Seketika itu juga, hemoglobin tereduksi, melepaskan ion-
ion hidrogen (H+) sehingga hemoglobin (Hb)-nya juga ikut terlepas. Kemudian,
hemoglobin akan berikatan dengan oksigen (O2) menjadi oksihemoglobin (disingkat
HbO2).

C. Penyakit yang ada di sistem pernafasan manusia

Sistem Respirasi
Inspirasi: Udara masuk melalui hidung kondisi diafragma menjadi datar dan rongga
dada membesar sehingga paru-paru mengembang, jika tekanan udara paru-paru turun
maka udara masuk paru-paru.
Ekspirasi: Diafragma kembali cembung dan rongga dada menyempit, jika tekanan udara
paru-paru naik maka udara kelur dari paru-paru.
Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida yang dimaksud yakni mekanisme pernapasan
eksternal dan internal.
1) Pernafasan Eksternal
Ketika kita menghirup udara dari lingkungan luar, udara tersebut akan masuk ke
dalam paru-paru. Udara masuk yang mengandung oksigen tersebut akan diikat

darah melalui difusi. Pada saat yang bersamaan, darah yang mengandung
karbondioksida akan dilepaskan ke udara. Proses pertukaran oksigen (O2) dan
karbondioksida (CO2) antara udara dan darah dalam alveolus dinamakan pernapasan
eksternal.
Saat sel darah merah (eritrosit) masuk ke dalam kapiler paru-paru, sebagian besar
CO2 yang diangkut berbentuk ion bikarbonat (HCO-3). Dengan bantuan enzim karbonat
anhidrase, karbondioksida (CO2) dan air (H2O) yang tinggal sedikit dalam darah akan
segera berdifusi keluar. Seketika itu juga, hemoglobin tereduksi, melepaskan ion-
ion hidrogen (H+) sehingga hemoglobin (Hb)-nya juga ikut terlepas. Kemudian,
hemoglobin akan berikatan dengan oksigen (O2) menjadi oksihemoglobin (disingkat
HbO2).

2) Pernafasan Internal
Berbeda dengan pernapasan eksternal, proses terjadinya pertukaran gas pada
pernapasan internal berlangsung di dalam jaringan tubuh. Proses pertukaran oksigen
dalam darah dan karbondioksida tersebut berlangsung dalam respirasi seluler.
Setelah oksihemoglobin (HbO2) dalam paru-paru terbentuk, oksigen akan lepas, dan
selanjutnya menuju cairan jaringan tubuh. Oksigen tersebut akan digunakan dalam
proses metabolisme sel. Proses masuknya oksigen ke dalam cairan jaringan tubuh juga
melalui proses difusi. Proses difusi ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan
oksigen dan karbondioksida antara darah dan cairan jaringan. Tekanan oksigen dalam
cairan jaringan lebih rendah dibandingkan oksigen yang berada dalam darah. Oleh
karena itu, oksigen dalam darah mengalir menuju cairan jaringan. Sementara itu,
tekanan karbondioksida pada darah lebih rendah daripada cairan jaringan. Akibatnya
karbondioksida yang terkandung dalam sel-sel tubuh berdifusi ke dalam darah.
Karbondioksida yang diangkut oleh darah dan sebagian kecil karbondioksida akan
berikatan bersama hemoglobin membentuk karboksi hemoglobin (HbCO2).

D. Sistem pencernaan pada manusia

Sistem pencernaan, atau sistem gastrointestinal, terdiri dari beberapa organ


pencernaan. Alat pencernaan manusia dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu organ
dalam saluran pencernaan dan organ pencernaan pelengkap.
Saluran pencernaan manusia, atau disebut juga dengan saluran gastrointestinal,
merupakan saluran yang memanjang dari mulut hingga ke anus. Saluran ini berfungsi
untuk mencerna, memecah, dan menyerap zat gizi makanan yang kemudian dialirkan
melalui peredaran darah.
Organ-organ saluran pencernaan meliputi mulut, esofagus (kerongkongan), lambung,
usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Sementara itu, organ-organ pencernaan
pelengkap adalah mulut, kantung empedu, kelenjar air liur, hati, dan pankreas.
Pencernaan di dalam tubuh kita sangat penting karena tubuh membutuhkan zat gizi
dari makanan serta cairan dari minuman untuk tetap berfungsi dengan normal. Zat
gizi dari makanan diperlukan untuk pembentukan energi, pertumbuhan, dan perbaikan
jaringan.
Nah, kali ini kita akan mengupas sistem pencernaan manusia mulai dari pengertian
hingga fungsi tiap-tiap organ. Jika Sobat Pintar sekarang duduk di kelas 11 MIPA,
ulasan ini sangat tepat untuk menemani kegiatan belajarmu pada materi sistem
pencernaan manusia.
Proses Pencernaan Manusia
Secara umum, proses pencernaan terdiri atas dua jenis, yaitu proses pencernaan
mekanis  dan kimiawi. Proses pencernaan mekanis merupakan proses pencernaan makanan
yang dilakukan dengan gerakan-gerakan seperti mengunyah, menelan, memompa,
menghancurkan, dan meremas makanan. Pencernaan mekanis bertujuan untuk mengubah
ukuran makanan menjadi lebih kecil.
Sedangkan, proses pencernaan kimiawi adalah proses pencernaan makanan yang
melibatkan enzim. Pencernaan kimiawi ini bertujuan untuk mengubah partikel makanan
yang kecil menjadi bentuk yang siap diserap oleh tubuh.
 
Organ Pencernaan Manusia
1. Mulut
Proses pencernaan dimulai di dalam mulut, tempat terjadinya pencernaan mekanis dan
kimiawi. Mulut berfungsi untuk mengunyah makanan menjadi lebih halus agar mudah
dicerna. Di dalam mulut terjadi pencernaan secara mekanis oleh gigi dan kimiawi
oleh enzim amilase.

Gambar Sistem Pencernaan Manusia: Rongga Mulut (sumber: www.dosenpendidikan.co.id)
Gigi memotong makanan menjadi potongan-potongan kecil. Potongan kecil makanan lalu
dibasahi oleh air liur sebelum lidah dan otot-otot lain mendorong makanan ke dalam
faring dan melanjutkannya ke dalam kerongkongan (esofagus).
Bagian luar lidah terdiri dari papilla, yakni tonjolan-tonjolan yang berfungsi
mencengkeram makanan dan mengenali rasa. Sementara itu, kelenjar ludah yang
terletak di bawah lidah dan dekat rahang bawah menghasilkan air liur ke dalam
mulut.
Air liur berperan penting untuk memecah makanan, melembabkannya, dan membuat
makanan lebih mudah untuk ditelan. Air liur juga memecah karbohidrat dengan salah
satu enzim pencernaan terpenting bagi manusia, yaitu enzim ptialin/amilase.
Gerakan lidah dan mulut mendorong makanan ke belakang tenggorokan. Pada
persimpangan antara tenggorokan dan kerongkongan, terdapat katup bernama epiglotis
yang mencegah makanan masuk ke dalam sistem pernapasan.

2. Kerongkongan
Esofagus (kerongkongan) adalah saluran yang menghubungkan mulut dengan lambung.
Saluran ini merupakan jalan bagi makanan yang telah dikunyah dari mulut menuju
proses pencernaan selanjutnya di dalam lambung. Kerongkongan dengan tenggorokan itu
berbeda loh, Sobat!

Gambar Skema Letak Kerongkongan (sumber: www.gurupendidikan.co.id)
Otot-otot kerongkongan memindahkan makanan dengan gerakan peristaltik. Ini adalah
kumpulan kontraksi dan relaksasi otot yang menimbulkan gerakan seperti gelombang
sehingga makanan terdorong masuk menuju lambung.
Pada ujung kerongkongan terdapat sfingter, atau otot-otot berbentuk cincin. Otot-
otot ini memungkinkan makanan untuk masuk ke lambung dan kemudian menutupnya untuk
mencegah makanan dan cairan naik kembali ke kerongkongan.
3. Lambung
Lambung adalah organ berbentuk huruf ‘J’ yang berukuran sekitar dua kepalan tangan.
Lambung terletak di antara esofagus dan usus halus pada perut bagian atas.

Gambar Lambung dalam Sistem Pencernaan (sumber: https://hellosehat.com/) 
Lambung memiliki tiga fungsi utama dalam sistem pencernaan manusia, yaitu menyimpan
makanan dan cairan yang tertelan, mencampur makanan dan cairan pencernaan yang
diproduksinya, serta perlahan-lahan mengosongkan isinya ke dalam usus kecil.
Hanya zat-zat tertentu yang dapat diserap langsung oleh lambung (zat gizi dari
makanan harus menjalani proses penguraian dahulu). Dinding otot lambung melakukan
proses pencernaan kimiawi dengan mencampur dan mengocok makanan bersama asam dan
enzim dalam getah lambung yang dihasilkan oleh sel kelenjar dinding lambung. Getah
lambung terdiri dari:
• Pepsin: enzim yang fungsinya memecah protein menjadi pepton
• Asam Klorida (HCl): asam yang berfungsi untuk membunuh kuman dan
bakteri pada makananan serta mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
Makanan diolah menjadi bagian-bagian kecil dalam bentuk setengah padat yang disebut
kim. Setelah proses pencernaan selesai, kim akan dilepaskan sedikit demi sedikit
melalui otot-otot berbentuk cincin yang disebut sfingter pilorus.
Sfingter pilorus terletak pada perbatasan antara lambung bawah dan bagian pertama
usus halus yang disebut duodenum (usus dua belas jari). Sebagian besar makanan baru
meninggalkan perut hingga empat jam setelah makan.
4. Hati, Pankreas, dan Empedu
Hati adalah organ pelengkap dalam sistem pencernaan karena akan membentuk cairan
empedu yang diperlukan dalam proses pencernaan lemak. Empedu tersebut lalu akan
ditampung di kantung empedu, sebelum digunakan di usus halus.

Gambar Hati, Kantong Empedu, dan Pankreas (sumber: www.informasi-pendidikan.com)
Kantung empedu berfungsi untuk menyalurkan empedu ke usus halus. Hati merupakan
organ yang akan menghasilkan empedu.
Pankreas berfungsi untuk memproduksi enzim pencernaan guna mencerna karbohidrat,
protein, dan lemak di usus halus. Selain itu, pankreas juga menghasilkan senyawa
bikarbonat yang akan menetralkan makanan dari lambung yang sifatnya asam, sehingga
tidak melukai dinding usus halus.
5. Usus Halus
Usus halus adalah saluran kecil selebar 2,5 cm dengan panjang sekitar 10 meter.
Usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu duodenum (usus dua belas jari), jejunum
(usus kosong), dan ileum (usus penyerapan).

Gambar Usus Halus (sumber: www.dosenpendidikan.co.id)
Duodenum (usus dua belas jari) berfungsi sebagai tempat pencernaan makanan secara
kimiawi. Caranya, makanan dari lambung yang masuk ke duodenum akan dinetralkan dulu
oleh senyawa bikarbonat dari pankreas. Lalu, makanan tersebut dicerna dengan
bantuan enzim amilase, lipase, dan tripsin dari pankreas, serta enzim maltase yang
dihasilkan usus halus sendiri.
Dinding bagian dalam usus halus penuh dengan tonjolan dan lipatan. Fungsi lipatan
usus halus adalah memaksimalkan pencernaan makanan dan penyerapan zat gizi. Saat
makanan meninggalkan usus halus, sekitar 90 persen zat gizi telah diserap untuk
diedarkan oleh darah.
Berikut proses yang terjadi pada usus dalam sistem pencernaan manusia.
• Proses penguraian makanan menjadi bentuk yang lebih kecil telah selesai
di sini. Kelenjar pada dinding usus mengeluarkan enzim yang memecah pati dan gula.
• Pankreas mengeluarkan enzim ke dalam usus kecil yang membantu memecah
karbohidrat, lemak, dan protein. Hati menghasilkan empedu, yang disimpan di kantong
empedu. Empedu membantu melarutkan lemak sehingga dapat diserap oleh tubuh.
• Usus halus menyerap nutrisi dari proses pencernaan. Dinding bagian
dalam dari usus kecil ditutupi oleh tonjolan yang disebut vili. Tonjolan-tonjolan
ini meningkatkan luas permukaan usus halus secara besar-besaran sehingga penyerapan
zat gizi lebih maksimal.
6. Usus Besar
Usus besar membentuk huruf ‘U’ terbalik di sekitar usus halus yang berlipat-lipat.
Saluran ini dimulai dari sisi kanan bawah tubuh dan berakhir di sisi kiri bawah.
Panjang usus besar sekitar 5 – 6 meter dan terdiri dari tiga bagian, yaitu sekum,
kolon, dan rektum.

Gambar Usus Besar, Rektum, dan Anus (sumber: www.dosenpendidikan.co.id)
Sekum adalah kantung pada bagian awal usus besar. Area ini menyalurkan hasil
pencernaan makanan yang telah diserap dari usus halus menuju usus besar. Kolon
adalah tempat cairan dan garam diserap dan memanjang dari sekum ke rektum.
Fungsi utama usus besar yaitu membuang air dan mineral elektrolit dari ampas
makanan yang tidak tercerna, lalu membentuk limbah padat yang dapat dikeluarkan.
Bakteri dalam usus besar membantu memecah bahan yang tidak tercerna tersebut.
Rektum dan Anus
Sisa isi usus besar yang telah menjadi feses kemudian disalurkan ke arah rektum.
Rektum adalah bagian akhir dari usus besar yang berfungsi sebagai tempat
penampungan feses sementara sebelum dikeluarkan dari tubuh.
Saat rektum sudah mulai penuh, otot-otot di sekelilingnya akan terangsang untuk
mengeluarkan feses. Inilah yang membuat Sobat merasa mulas dan ingin buang air
besar. Feses nantinya akan dikeluarkan melalui anus.
Anus merupakan bagian paling akhir dari saluran pencernaan manusia yang berbatasan
langsung dengan lingkungan luar. Fungsi anus tak lain adalah sebagai tempat
keluarnya feses. Otot-ototnya bisa berkontraksi di bawah kendali untuk mengatur
pengeluaran feses.
 
Enzim-Enzim dalam Sistem Pencernaan
Pada sistem pencernaan, terdapat beberapa enzim yang sangat berperan sehingga zat
gizi dalam makanan dapat tercerna dengan baik. Enzim-enzim tersebut terdapat pada
tabel berikut.

sumber: www.amongguru.com

E. Contoh Ganguan Sistem Pencernaan


Gangguan sistem pencernaan bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti bakteri pada
makanan, stres, atau infeksi. Macam-macam gangguan sistem pencernaan contohnya:
• Sariawan: disebabkan oleh luka tergigit, kekurangan vitamin C, dll.
• Gastritis: iritasi pada lapisan mukosa lambung
• Konstipasi (sembelit): kesulitan dalam proses defekasi (buang air
besar) karena feses menjadi keras dan kering
• Diare: feses yang bersifat cair atau encer karena adanya iritasi yang
disebabkan oleh infeksi atau bakteri
• Apendisitis: peradangan pada umbai cacing (appendix)
• Peritonitis: infeksi pada rongga perut
• Sirosis hati: radang pada hati
• Hemoroid (wasir): pembengkakan pada vena di daerah anus
• dll.

BAB 3
 

 
IPA dan Cara Kerja Ilmuwan
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) lahir dari olah karya budi manusia,
yakni setelah manusia memanfaatkan kemampuan indera dan akal-
pikirannya. Olah karya budi merupakan aktivitas berpikir, bersikap dan
pengembangan keterampilan. Aktivitas berpikir bertujuan untuk
mendapatkan pengetahuan yang benar. Lewat keterampilan menggunakan
alat ukur, baik peralatan ukur yang canggih maupun tidak; manusia dapat
memanfaatkan alat inderanya untuk mengoptimalkan kesadaran berpikir
dalam mengamati, mengalami, menyelidiki gejala benda dan gejala
kejadian. Seterusnya dengan menggunakan kemampuan olah pikir yang
dimilikinya yakni dengan melakukan penggabungan antara hasil
pengamatan indera dan penalarannya akan didapat pengetahuan yang
mantap.
Dalam sejarah perkembangan ilmu, IPA berkembang semenjak
manusia mengenal alam sekitar lewat berbagai kemampuan indera di atas,
dan memperoleh bentuk yang meyakinkan setelah para ahli
mengembangkan peralatan untuk melakukan pengamatan secara cermat.
Mulai abad 16, para ahli telah dapat menghasilkan peralatan yang dapat
digunakan untuk mengamati berbagai gejala alam dan sampai saat di
perbaiki.dikumpulkan.
Sebagai gambaran misalnya pada kelompok manusia yang
peradabannya masih primitif gejala erupsi gunung, gerhana matahari,
gerhana bulan mulanya merupakan gejala alam yang manakjubkan dan
cenderung dianggap keanehan bahkan mengarah pada kepercayaan
takhayul. Apabila terjadi gerhana maka aktivitas keseharian perlu dihentikan
untuk melakukan aktivitas ritual tertentu. Namun demikian setelah dilakukan
pencatatan tentang kejadian tersebut secara teratur gejala gerhana tersebut
merupakan peristiwa yang biasa dan dapat terjadi berulang setiap tahun.
Bahkan dengan telah ditemukan alat optis yang berupa teropong gejala
tersebut dapat dilakukan prediksi dengan tepat kapan akan terjadi lagi dan
daerah mana saja yang akan mengalami peristiwa tersebut. Hal yang sama
 juga dapat terjadi, misalnya kapan terjadinya peredaran komet
Halley
para
ahli astronomi telah dapat menduga dan melaporkan kejadiannya. Lewat
perekaman gambar dan pencatatan kejadian tersebut, lalu dapat dilakukan
peramalan terhadap gejala alam. Gambar 1.1 berikut meperlihatkan erupsi
gunung berapi. 
 
3
dijelaskan bermula dari fakta sampai diperoleh teori. Sebaliknya berpikir
deduktif lawan dari berpikir induktif yakni merupakan bentuk kemampuan
berpikir yang diawali dari gejala umum menuju pada gejala yang lebih
spesifik/khusus atau berpikir bermula dari teori menuju ke ramalan.
Verifikatif merupakan pola atau bentuk berpikir yang berusaha untuk
melakukan pencocokan atas peristiwa yang sudah terjadi dengan peristiwa
yang akan terjadi, yakni dari ramalan menuju fakta yang dapat dikumpulkan.
Sebagai gambaran misalnya pada kelompok manusia yang
peradabannya masih primitif gejala erupsi gunung, gerhana matahari,
gerhana bulan mulanya merupakan gejala alam yang manakjubkan dan
cenderung dianggap keanehan bahkan mengarah pada kepercayaan
takhayul. Apabila terjadi gerhana maka aktivitas keseharian perlu dihentikan
untuk melakukan aktivitas ritual tertentu. Namun demikian setelah dilakukan
pencatatan tentang kejadian tersebut secara teratur gejala gerhana tersebut
merupakan peristiwa yang biasa dan dapat terjadi berulang setiap tahun.
Bahkan dengan telah ditemukan alat optis yang berupa teropong gejala
tersebut dapat dilakukan prediksi dengan tepat kapan akan terjadi lagi dan
daerah mana saja yang akan mengalami peristiwa tersebut. Hal yang sama
 juga dapat terjadi, misalnya kapan terjadinya peredaran komet para ahli astronomi
telah dapat menduga dan melaporkan kejadiannya. Lewat perekaman gambar dan
pencatatan kejadian tersebut, lalu dapat dilakukan
peramalan terhadap gejala alam. Gambar 1.1 berikut meperlihatkan erupsi gunung
berapi

1.1 melaksanakan pengamatan objek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh
informasi gejala alam biotik dan a-biotik

Gejala alam adalah suatu fakta berupa objek atau fenomena yang menunjukkan segala
sesuatu  proses yang terjadi secara alami, yang terjadi pada benda-benda mati
(abiotik) ataupun pada mahluk hidup (biotic) secara invividual ataupun dalam konsep
ekosistem. Untuk memperoleh informasi gejala alam biotik dan abiotik dapat
dilakukan  melalui pelaksanaan pengamatan objek secara terencana dan sistematis,
sehingga selain memperoleh informasi konsep gejala alam, di dalamnya terjadi
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Komponen biotik yaitu segala sesuatu yang berupa makhluk hidup dan gejala
kehidupannya yang terjadi pada hewan dan tumbuhan secara individual atau komunitas.
Misalnya; perkecambahan, perbungaan, pertumbuhan dan perkembangan, kelahiran pada
hewan, adaptasi dan upaya-upaya mempertahankan hidup, kehidupan dan perilaku hidup
pada berbagai habitat. Sedangkan komponen abiotik yaitu segala sesuatu yang
terdapat disekitar makhluk hidup yang berupa makhluk tak hidup, seperti proses yang
terjadi air, udara, tanah, pasang surut, gunung berapi dan sebagainya. Demikian
juga dengan interaksi antara kedua komponen biotic dan abiotik tersebut.

B.     PELAKSANAAN
1.      Alat dan bahan: Dalam  pengamatan gejala alam biotik dan abiotik diperlukan
beberapa alat dan bahan yang ada di laboratorium, seperti mikroskop, kaca pembesar
(lup), termometer alkohol, higrometer, pH indikator universal, kaca benda dan
penutupnya, pipet tetes, gelas kimia.
2.      Pengamatan dapat dilakukan baik di alam maupun di laboratorium. Pengamatan
dilakukan untuk memperoleh informasi atau pengetahuan dari objek atau peristiwa
dengan menggunakan alat indera, secara kuantitatif ataupun kualitatif.
3.      Untuk mengembangkan kemampuan pengamatan secara sistimatis dan terencana,
hendaknya siswa diajak berdiskusi untuk merencanakan langkah-langkah pengamatan
terhadap suatu objek atau fenomena tertentu berdasarkan situasi dan kondisi di
lingkungan siswa. Misalnya untuk fenomena abiotik diantaranya, perubahan suhu dan
kelembaban udara sejalan dengan pertambahan waktu atau tempat yang berbeda, suhu
dan pH tanah,  pergerakan udara, atau sudut datang cahaya matahari sejalan dengan
perputaran bumi. Untuk daerah pantai mungkin dapat diamati peristiwa perbedaan
batas hempasan air ombak sejalan dengan pergeseran waktu.
4.      Selain itu, siswa juga melakukan pengamatan terhadap gejala alam biotik
dilakukan dengan cara mengidentifikasi jenis hewan dan tumbuhan yang terdapat di
sekitar tempat pengamatan dan mengamati fenomena yang terjadi pada objek yang
teramati yang alami ataupun tidak alami, misalnya: (1) peristiwa kelahiran pada
hewan (2) cara mencari makan dan pemangsaan pada hewan, (3) peristiwa berbuah,
berbunga dan kecambah tumbuhan (4) pengamatan adanya perbedaan  kehidupan dalam
perairan dan darat.
5.      Selama melakukan pengamatan, siswa mungkin mengalami beberapa kesulitan,
terutama dalam melakukan pengukuran faktor-faktor abiotik berupa cara menggunakan
peralatan yang digunakan untuk mengukur faktor-faktor abiotik tersebut.  Oleh
karena itu, guru harus menjelaskan mengenai kegunaan, cara penggunaan alat dan
keselamatan kerja.
6.      Kesulitan yang lain yaitu dalam mengidentifikasi jenis hewan dan tumbuhan
yang ada di sekitar tempat pengamatan. Hal ini dikarenakan siswa tidak mengenal dan
baru memperhatikan jenis hewan dan tumbuhan yang mereka temukan. Oleh sebab itu,
guru dapat membantu siswa dalam mengidentifikasi dan memberi tahu jenis hewan dan
tumbuhan yang mereka temukan. Di samping itu, dalam menentukan tempat pengamatan
mungkin di sekolah tertentu tidak terdapat kolam atau sawah. Untuk mengatasinya,
guru dapat mencari alternatif  tempat lain, misalnya kebun, padang rumput, danau,
ataupun tepian sungai yang terdapat di sekitar sekolah. Pengamatan tidak terbatas
pada objek yang makroskopis saja, dapat juga dilakukan terhadap setetes air yang
diperoleh dari kolam atau sawah, untuk menunjukkan adanya kehidupan di dalamnya.
Guru juga dapat memodifikasi penentuan tempat pengamatan dengan membandingkan
pengamatan di tempat terang dan teduh.
7.      Dari kegiatan praktikum yang dilakukan terdapat beberapa potensi
keterampilan proses sains yang dapat dikembangkan, diantaranya yang utama adalah
keterampilan mengobservasi, menggunakan alat dan bahan, serta keterampilan
berkomunikasi.
8.      Data dan analisis data: Bentuk data yang diperoleh yaitu data hasil
pengukuran faktor-faktor abiotik suhu dan  kelembaban tanah dan  udara,  yang
berupa data kuantitatif. Selain itu juga diperoleh data yang bersifat kualitatif
berupa hasil identifikasi jenis hewan dan tumbuhan yang ditemukan serta proses
alami yang ditemukan. Siswa hendaknya diajak untuk merencanakan format table untuk
menuliskan data, misalnya:
Contoh tabel hasil pengamatan faktor biotik dan abiotik
Gejala alam yang diamati Tempat :
Waktu Pengukuran ke- :
1 2 3 dst
Faktor Abiotik Suhu udara (oC)
Suhu tanah (oC)
Kelembaban udara
Sudut datang cahaya matahari
Arah angin
Contoh tabel pengamatan gejala alam biotik:
Fenomena Alami Tidak alami
Kelahiran
Pertumbuhan
Perkembangbiakan  tanaman
Dari data yang diperoleh, hendaknya guru membimbing untuk melakukan interpretasi
terhadap fenomena hubungan waktu dan tempat terhadap perbedaan faktor abiotik yang
disebabkan adanya perubahan sebagai hasil interaksi antara satu factor dengan
factor yang lainnya. Demikian juga dengan kecenderungan dari fenomena abiotik yang
terjadi pada proses pengamatan.
Dari analisis data terdapat beberapa potensi keterampilan proses sains yang dapat
dikembangkan, diantaranya: merencanakan dan melaksanakan suatu kegiatan penelitian,
observasi untuk mengumpulkan dan mengorganisir data,  menafsirkan pengamatan atau
interpretasi, seperti menghubung-hubungkan hasil pengamatan tentang interaksi
antara faktor abiotik yang satu dengan faktor abiotik yang lainnya, juga interaksi
antara faktor abiotik dengan faktor biotiknya. Selain itu, menemukan pola atau
keteraturan,  mengelompokkan (mengklasifikasi) dengan membedakan peristiwa gejala
alam alami yang tidak alam. Keterampilan meramalkan (prediksi) berdasarkan pola
gejala alam yang terbentuk. Keterampilan berkomunikasi seperti membuat dan membaca
tabel hasil pengamatan, mendiskusikan hasil pengamatan dan menjelaskan hasil
pengamatan tentang faktor biotik dan abiotik. Keterampilan menggunakan alat
pengukuran faktor abiotik dengan tepat dan benar juga merupakan keterampilan proses
sains yang dapat dikembangkan.

Anda mungkin juga menyukai