) Emylia Yuki v s
2.) Ramzy Syukur Bachtiar
3.) Tri Annaja B
4.) Wildan Nur`hikmah
Tugas : Menganalisis Isi, Sistematika, dan Kebahasaan Proposal
2) LATAR BELAKANG :
Rendahnya minat membaca di perpustakaan pada kalangan pelajar SMAN 3 TARUNA
ANGKASA minat dan budaya baca menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh SMAN 3
TARUNA ANGKASA. Ketertarikan membaca oleh kalangan siswa menjadi faktor utama dalam
membudayakan kebiasaan membaca. Menurut Farida Rahim (2008:28) mengemukakan bahwa
minat baca ialah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Minat
baca terkandung unsur perhatian, kemauan, dorongan dan rasa senang untuk membaca.
Perhatian bisa dilihat dari perhatiannya terhadap kegiatan membaca, mempunyai kemauan
yang tinggi untuk membaca, dorongan dan rasa senang yang timbul dari dalam diri maupun dari
pengaruh orang lain. Semua itu merupakan aktivitas yang dilakukan dengan penuh ketekunan
dan cenderung menetap.
Di SMAN 3 TARUNA ANGKASA, minat membaca ini masih memprihatinkan, terlihat dari
Perilaku siswanya yang tidak bisa lepas dari alat digital. Dalam survei The Political and Economy
Risk country (PERC), sebuah lembaga konsultan di Singapura, pada akhir 2001 menempatkan
Indonesia di urutan 12 dari 12 negara di Asia yang diteliti mengenai minat baca. Dan juga
berdasarkan data UNESCO di tahun 2012 indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001.
Jadi setiap 1.000 orang hanya ada satu orang yang punya minat baca. Data itu menggambarkan
betapa rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak Sekolah. Sedangkan
Soeatminah (1991: 73-75) mengatakan bahwa minat baca seseorang dipengaruhi oleh berbagai
faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam
diri seseorang, yaitu pembawaan/bakat, jenis kelamin, tingkat pendidikan, keadaan kesehatan,
dan keadaan jiwa serta kebiasaan. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri
seseorang, yaitu buku/ bahan bacaan, kebutuhan anak, factor lingkungan (lingkungan keluarga
dan lingkungan sekolah).
Maka dari itu kami sebagai peneliti akan mengadakan sebuah gerakan yang disebut
gerakan literasi sekolah (GLS). Gerakan ini bertujuan agar siswa siswi memiliki minat baca di
perpustakaan sehingga dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa. Oleh sebab itu,
semakin tinggi minat baca masyarakat maka semakin tinggi juga sumber daya manusia tersebut
dan dapat tumbuhmenjadi bangsa yang maju. Minat baca dapat diperoleh mulai usia dini yaitu
melalui kebiasaan melakukan kegiatan membaca. Dengan banyak membaca
maka akan memiliki kemampuan berbicara yang sistematis dan logis dengan
alur pikiran yang runtut.
3) Sistematika Proposal :
a) Latar Belakang,
Rendahnyaminat membaca di perpustakaan pada kalangan pelajar SMAN 3
TARUNA ANGKASA minat dan budaya baca menjadi salah satu masalah yang dihadapi
oleh SMAN 3TARUNA ANGKASA.Ketertarikan membaca oleh kalangan siswa menjadi
faktorutama dalam membudayakan kebiassaan membaca.Maka dari itu kami sebagai
peneliti akan mengadakan sebuah gerakan yang di sebut Gerakan Literasi Sekolah
(GLS).Gerakan ini bertujuan agar siswa memiliki minat baca di perpustakaan sehingga
dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa. Dan juga
berdasarkan data UNESCO di tahun 2012 indeks minat baca di Indonesia baru mencapai
0,001. Jadi setiap 1.000 orang hanya ada satu orang yang punya minat baca. Data itu
menggambarkan betapa rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak
Sekolah.
d) Metode,
Menggunakan Metode deskriptif.
e) Pelaksana Kegiatan,
1.) Penanggung Jawab : EMYLIA YUKI(06)
WILDHAN NUR(29)
TRI ANNAJA(27)
RAMZY SYUKUR(22)
2.) Susunan Personalia : ( TIDAK ADA )
f) Fasilitas Yang Tersedia,
1.) Sarana :
LAPTOP
2.) Peralatan :
Platform berupa perpustakaan online, video simulasi, serta program
onine lainnya.
4) Kebahasaan Proposal
a) Pernyataan Argumentatif,
Penelitian Gewin (2020) menyatakan bahwa banyak universitas di
seluruh dunia telah menunda atau membatalkan berbagai kegiatan seperti
campus event, seminar, konferensi, kompetisi olahraga dan kegiatan lainnya.
Universitas telah bergerak cepat untuk mentransisikan berbagai program agar
pembelajaran tetap berlangsung.
b) Pernyataan Persuasif,
Menanggapi hal tersebut, UNESCO (2020) merekomendasikan
penggunaan program pembelajaran jarak jauh (distance learning) dan membuka
aplikasi serta platform pendidikan yang dapat digunakan sekolah atau perguruan
tinggi untuk menjangkau pelajar dan mahasiswa dari jarak jauh.