Anda di halaman 1dari 17

BAB III

PERAWATAN SISTEM PENDINGIN (Radiator) MESIN BUS


DI PT SAFARI DHARMA SAKTI

3.1 Prinsip pendinginan mesin


Selama mesin bekerja akan menimbulkan panas dan panas mesin harus
dibatasi jangan sampai terjadi panas yang berlebihan ( over heating ). Untuk itu
mesin membutuhkan pendinginan. Umumnya cara mendinginkan dengan istilah
menyerap panas mesin adalah menggunakan fluida cair atau biasa disebut juga
dengan coolant. Fluida tersebut dialirkan pada tempat khusus atau mantel
mengelilingi silinder. Karena air atau fluida cair tersebut menyerap panas dari
hasil pembakaran, maka temperatur fluida tersebut dapat digunakan kembali. Jadi
proses ini meruoakan siklus tertutup. Fluida cair perlu ditambah bila ketersediaan
fluida cair atau air pendingin untuk menjaga kekurangan.

Gambar 3.1

Sistem aliran air pendingin pada mesin

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Fluida cair yang telah mengalami kenaikan temparaturtersebut didinginkan
diradiator. Dengan demikian, radiator dapat juga disebut sebagai alat penukar
panas ( heat exchanger ), namun tipenya ialah compact heat exchanger.

Gambar 3.2

Konstruksi radiator

Gambar diatas ialah bentuk umum dari radiator mobil. Perpindahan panas
terjadi dalam tiga cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Pada radiator
perpindahan panas lebih didominasi dengan cara konveksi. Perpindahan panas
konveksi sendiri dapat dibagi menjadi dua yaitu konveksi bebas ( free convection)
dan konveksi paksa (forced convection), pada radiator forced convection lebih
tepat. Perpindahan panas konveksi lebih cepat dari pada konduksi.

Fluida atau air yang temperaturnya meningkat akan didinginkan di radiator


dengan menggunakan udara sebagai media pendinginnya (aplikasi ini mirip
dengan air cooler, yang menggunakan udara sebagai media pendinginnya). Untuk
membantu dan mempercepat pembuangan panas, di bagian belakang radiator
dipasang kipas (cooling fan) yang mengisap angin lewat kisi-kisi (istilah lainnya
ialah atau extended surface tube).

Dengan dua persamaan di atas kita dapat melihat variable apa saja yang
dapat memengaruhi proses perpindahan panas pada radiator. Fin atau sirip akan

http://digilib.mercubuana.ac.id/
memengaruhi nilai A (area perpindahan panas); dengan semakin besar A maka
makin banyak panas yang dapat diserap atau dilepas. Kecepatan fan dalam
mengisap udara juga berpengaruh terhadap besarnya panas yang
dibuang/ditransfer. Temperature udara pendingin sangat bervariasi tergantung
tempat, untuk iklim tropis seperti di Indonesia mungkin range temperaturnya
sekitar 28 - 32 derajat C. jika AT pada persamaan pertama bernilai kecil, maka
jalan untuk meningkatkan perpindahan panas ialah dengan menaikan M dan Cp
(heat capacity). Fan, pompa, dapat menaikkan nilai M, sementara Cp tergantung
dari jenis fluida yang digunakan. Heat Capacity atau Cp didefinisikan sebagai
panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperature system sebesar 1 derajat.
Satuan umum (dalam SI) Cp ialah kJ/Kg K, berarti disini terdapat panas yang
diserap oleh fluida. Dengan semakain besarnya nilai Cp, maka Q yang dapat
diserap akan semakin besar pula. Dengan AT yang sama, namun dengan nilai Cp
yang berbeda, maka akan menghasilkan nilai Q yang berbeda pula oleh karna itu
pemilihan jenis coolant menjadi sangat penting. Di samping itu coolant yang baik
tidak hanya dapat atau mampu menyerap panas dengan baik, tetapi juga tidak
menyebabkan korosi maupun scaling.

Proses-proses perpindahan panas rentan terhadap pembentukan scaling,


korosi, maupun fouling. Penggunaan air sebagai coolant mungkin akan
memberikan dampak atau resiko terhadap area perpindahan panas. Apalagi jika air
tersebut tidak memenuhi standar sebagai media pendingin, misalnya kandungan
iOn Ca2, Ma2 yang tinggi, dapat menyebabkan scalling jika area perpindahan
panas semakin kecil, ditambah terjadinya kebocoran pada pipa atau tube coolant
yang menyebabkan hilangnya sebagian massa coolant, sehingga mengakibatkan
mesin menjadi lebih panas (over heat). Kualitas coolant juga
membantu/mempercepat dalam proses pendinginan mesindan perlu dilakukan
pengecekan rutin level fluida coolant pada reservoirnya. Sirkulasi air harus
melalui pipa-pipa pipih dan antara kisi-kisi radiator jangan sampai tersumbat oleh
lumpur atau karat, karena akan sangat mengganggu system perpindahan panas
pada mesin.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.2. Sistem Pendingin Air Pada Mesin

Panas yang disebabkan dari proses pembakaran bahan bakar dan udara
didalam ruang bakar dan nsilinder akan mengakibatkan panas pada blok silinder
dan kepala silinder. Akibat panas yang terus meningkat maka panas harus
dibatasi, mengingat sifat logam yang bila semakin panas, kekuatannya akan makin
turun. Guna menjaga operasi mesin tetap handal dan optimal, maka sistem
pendingin mesin mutlak diperlukan. Sistem pendingin mesin ada dua jenis yaitu,
sistem pendingin udara dan sistem pendingin air. Pada mesin mobil banyak
menggunakan sistem pendingin air, karena sistem pendingin air lebih cepat
menyerap panas dan efektif menyerap panas. Panas yang ditimbulkan sebagian
dan ruang bakar. Oleh karena itu di bagian luar dinding silinder dan ruang bakar.
Oleh karena itu di bagian luar dinding silinder dan ruang bakar dibuat mantel-
mantel air (water jacket). Panas yang diserap oleh air pendingin pada water jacket
selanjutnya akan menyebabkan naiknya temperature air pendingin tersebut.
Apabila air pendingin tersebut tetap berada pada mantel air, maka air akan
cenderung mendidih dan menguap. Hal tersebut dapat dihindari dengan jalan
mengganti air tersebut dengan iar yang masih dingin, sedangkan air yang telah
panas harus dialirkan keluar mantelnya, mengalir ke kepala silinder dan
selanjutnya ke radiator untuk didinginkan. Sirkulasi air tersebut ada dua macam
yaitu sirkulasi alam atau thermo siphon dan sirkulasi dengan tekanan.

Pada mesin mobil dipilih sistem pendingin air dengan sirkulasi tekanan
(forced circulation). Untuk selanjutnya akan dibahas sistem kerja pendingin air
dengan sirkulasi tekanan. Konstruksi sistem pendingin air lebih rumit disbanding
sistem pendingin udara sehingga biaya produksinya lebih mahal. Secara rinci
keunggulan sistem pengingin air dan antara lain:

http://digilib.mercubuana.ac.id/
1) Temperatur seluruh mesin lebih seragam sehingga kemungkinan distrosi kecil.

2) Ukuran kipas relative lebih kecil sehingga tenaga yang diperlukan kecil.

3) Mantel air dan air dapat meredam getaran.

4) Kemungkinan overheating kecil, walaupun dalam kerja yang berat.

5) jarak antara silinder dapat diperdekat sehingga mesin lebih ringkas.

Disisi lain sistem pendingin air mempunyai kerugian yaitu:

1) Bobot mesin lebih berat (karena adanya air, radiator, dsb.).

2) Waktu pemanasan lebih lama.

3) Pada temperature rendah diperlukan antifreeze.

4) Kemungkinan terjadinya kebocoran air sehingga mengakibatkan overheating.

5) Memerlukan kontrol yang lebih rutin.

Adapun konstruksi sistem pendingin air dengan sirkulasi tekanan dapat


dilihat pada gambar . Sistem pendingin air dilengkapi dengan water jacket, pompa
air, radiator, thermostat, kipas, dan selang karet. Masing-masing komponen
pendingin tersebut akan dibahas pada uraian tersendiri.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.3

Konstruksi sistem pendingin air

Gambar 3.4

Sistem aliran air pendingin pada blok mesin

Pada saat mesin ,asih dingin, air hanya bersirkulasi di sekitar mesin akrena
thermostat masih menutup. Dalam hal ini thermostat berfungsi untuk membuka

http://digilib.mercubuana.ac.id/
dan menutup saluran air dari mesin ke radiator. Air mendapat tekanan dari pompa
air, tetapi tekanan tersebut tidak mampu menekan thermostat menjadi terbuka.
Untuk mencegah timbulnya tekanan yang berlebihan akibat proses pemompaan,
maka pada sistem pendingin dilengkapi dengan sluran by pass, sehingga air yang
bertekanan akan kembali melalui saluran by pass tersebut.

Gambar 3.5

Sirkulasi air pendingin saat mesin dingin

Pada saat mesin panas, thermostat membuka sehingga air yang telah panas
di dalam water jacket (yan telah menyerap panas dari mesin), kemudian
disalurkan ke radiator untuk didinginkan dengan kipas pendingin dan aliran udara
dengan adanya gerakan maju dari kendaraan. Air pendingin yang sudah dingin
kemudian ditekan kembali ke water jacket oleh pompa air.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.3. Komponen Sistem Pendingin Air

Berbeda dengan sisitem pendingin udara, pada sistem pendingin air jumlah
komponennya lebih banyak. Pada umumnya komponen sistem pendingin air
diatas: radiator, pompa air, thermostat, kipas pendingin. Ada juga sistem
pendingin air yang dilengkapi dengan kopling fluida.

3.3.1 Radiator

Radiator berfungsi untuk mendinginkan cairan pendingin yang


telah panas setelah melalui saluran water jacket. Bagian – bagian radiator
antara lain: tangki air bagian atas ( upper water tank), tangki air bagian
bawah (lower water tank) dan inti radiator (radiator core). Cairan
pendingin masuk ke tangki air bagian atas melalui selang atas. Pada tangki
air bagian atas dilengkapi dengan lubang pengisisan air dan saluran kecil
yang menuju ke tangki cadangan. Pada tangki air bagian bawah dilengkapi
dengan lubang pengurus untuk mengeluarkan air pendingin pada saat
mengganti cairan pendingin. Inti radiator terdiri atas pipa-pipa (tube) yang
dapat dilalui air dari tangki atas ke tangki bawah. Disamping itu juga
dilengkapi dengan sirip-sirip pendingin (fin) yang berfungsi untuk
menyerap panas dari air pendingin. Biasanya radiator terletak di depan
kendaraan sehingga radiator dapat didinginkan oleh gerakan kendaraan
tersebut.

Gambar 3.6
Konstruksi radiator dan
komponennya
8

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Ada tiga jenis inti radiator yang perbedaannya tergantung bentuk sirip-
sirip pendinginnya, yaitu tipe plat (flat fin type) dan tipe lakukan (corrugated fin
type) seperti terlihat pada gambar. Beberaoa kendaraan modern menggunakan
radiator versi terbaru yaitu tipe “SR” (Single Row Type). Pada bagian atas tangki
radiator dilengkapi dengan lubang pengisisan dan tutup radiator. Dalam hal ini
tutup radiator tidak hanya berfungsi untuk mencegah agar air pendingin tidak
tumpah, tetapi berfungsi untuk mengatur arus lalu lintas air pendingin dari
radiator ke tangki cadangan dan sebaliknya, dengan demikian jika tutup radiator
rusak, maka tidak dapat diganti dengan sembarang tutup.Pada tutup radiator
dilengkapi dengan dua buah katup yaitu katup relief dan katup vakum.
Apabila volume air pendingin bertambah saat temperaturnya naik, maka
tekanannya juga bertambah. Bila tekanan air pendingin mencapai 0,3 – 1,0
kg/cm2 pada 110-120 C, maka relief valve terbuka dan membebaskan kelebihan
tekanan melalui pipa overflow sehingga sebagian air pendingin masuk ke dalam
tangki cadangan. Pada saat temperature air pendingin berkurang setelah mesin
berhenti, maka dalam radiator terjadi kevacuman. Akibatnya vacuum valve akan
terbuka secara otomatis untuk menghisap udara segar mengganti kevacuman
dalam radiator. Kemudian
diikuti dengan cairan pendingin pada tekanan atmosfer apabila mesin
sudah benar-benar dingin.

3.3.2 Pompa Air ( Water Pump)

Pompa air (water pump) berfungsi memompa air pendingin dan


mensirkulasikan air dari water jacket ke radiator dengan cara menekan
cairan pendingin. Pada umumnya pompa air yang digunakan ialah jenis
pompa sentrifugal. Pompa air ditempatkan di bagian depan blok silinder
dan digerakan oleh tali kipas atau fan belt.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.3.3 Thermostat

Pada uraian terdahulu telah dijelaskan bahwa apabila air pendingin


masih dalam keadaan dingin, maka air hanya bersirkulasi dalam water
jacket. Apabila temperatur air pendingin telah panas maka air akan
mengalir ke radiator untuk didinginkan. Komponen yang mengatur arus
lalu lintas air dari water jacket ke radiator dan sebaliknya adalah
thermostat. Dalam hal ini thermostat berfungsi sebagai katup yang
tugasnya membuka akan menutup saluran yang menghubungkan antara
water jacket, dan radiator.

Gambar 3.7
Prinsip kerja thermostat

10

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Letak thermostat ada dua macam yaitu thermostat yang letaknya di
saluran air masuk (water inlet) dan thermostat yang letaknya di saluran air
keluar (water outlet).
1. Thermostat yang letaknya di saluran air keluar

Apabila temperature air masih rendah, maka thermostat menutup aliran air
pendingin ke radiator. Air pendingin dipompa oleh pompa air langsung ke blok
mesin dan kepala silinder. Selanjutnya melalui sirkuit by pass kembali ke pompa
air. Pada saat temperature air pendingin telah panas, maka thermostat membuka
sehingga cairan pendingin mengalir melalui thermostat ke radiator untuk
didinginkan dan selanjutnya air kembali ke pompa air. Disamping itu air juga
mengalir melalui sirkuit by pass.

2. Thermostat yang dipasang di saluran air masuk

Apabila temperatur air masih rendah, thermostat menutup saluran dan by pass
valve membuka air pendingin dipompa ke blok silinder melalui kepala silinder,
selanjutnya kembali ke pompa air melalui sirkuit by pass.
Pada saat temperature air pendingin menjadi tinggi, maka thermostat
membuka saluran air dan by pass valve menutup. Air yang telah panas mengalir
ke radiator untuk didinginkan, selanjutnya melalui thermostat kembali ke pompa
air. Thermostat dirancang untuk mempertahankan agar temperature cairan
pendingin dalam batas yang diijinkan. Pada umumnya efisiensi operasi mesin
yang tertinggi apabila temperaturnya kira-kira pada 80-90 C. kerja thermostat
tergantung dari suhu, apabila suhunya naik maka thermostat membuka dan
sebaliknya. Hal tersebut dapat terjadi karena dalam thermostat terdapat wax yang
volumenya akan berubah apabila suhunya juga berubah. Perubahan volume akan
menyebabkan silinder bergerak turun atau naik, mengakibatkan katup membuka
atau menutup. Pada thermostat juga dilengkapi dengan jiggle valve yang
digunakan untuk mengalirkan air pada saat menambahkan cairan pendingin ke
dalam sistem. Thermostat bekerja secara otomatis berdasarkan temperature mesin

11

http://digilib.mercubuana.ac.id/
dan air radiator, bila temperatir masin dingin thermostat menutup jika temperature
panas thermostat membuka.

3.3.4 Kipas Pendingin (Cooling Fan)

Kipas pada sistem pendingin digunakan untuk membantu proses pendinginan


yang sudah dilakukan radiator. Pada proses pendingin, radiator didinginkan oleh
udara luar, tetapi pendinginnya belum cukup bila kendaraan tidak bergerak. Kipas
pendingin ditempatkan di bagian belakang radiator. Penggerak kipas pendingin
ialah mesin itu sendiri melalui belt atau motor listrik.
1. Kipas pendingin yang digerakan mesin
Kipas pendingin jenis ini digerakan terus menerus oleh poros engkol
melalui tali kipas (fan belt). Kecepatan kipas berubah sesuai dengan kecepatan
mesin.

Gambar 3.8
Kipas pendingin yang digerakan mesin

Putaran kipas belum cukup besar apabila mesin masih berputar lambat,
tetapi apabila mesin berputar dengan kecepatan tinggi, kipas pun berputar dengan
kecepatan tinggi pula. Hal tersebut akan menambah tahanan sehingga kehilangan
tenaga dan menimbulkan bunyi pada kipas. Untuk mencegah hal tersebut maka
biasanya antara pompa air dan kipas pendingin dipasang sebuah kopling fluida.

12

http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Kipas pendingin yang digerakan motor listrik
Berputarnya kipas pendingin yang digerakan oleh motor listrik terjadi pada
saat temperature air pendingin paans. Temperatur air pendingin dikirimkan ke
motor listrik melalui sinyal yang terdapat pada kepala silinder. Pada saat
temperature meningkat pada suatu tingkat yang ditetapkan, sinyal tersebut
merespon motor relay untuk menggerakan motor listrik yang kemudian
menggerakan kipas pendingin. Dengan demikian kipas akan bekerja pada saat
yang dibutuhkan, sehingga temperature mesin dapat dicapai lebih cepat.
Disamping itu juga membantu mengurangi suara bising yang ditibulkan kipas
pendingin.

Gambar 3.9
Kipas pendingin yang digerakkan motor listrik

Berputarnya kipas pendingin apabila temperature mesin melebihi 93


derajat C. hal tersebut diatur oleh coolant temperature switch yang dipasang pada
saluran air keluar dari mesin ke radiator dan relay dari motor listrik. Apabila kunci
kontak pada posisi on, mesin berputar dan temperature air pendingin dibawah 93
derajat C seperti terlihat pada gambar di atas. Coolant temperature switch pada
keadaan ini titik kontaknya dalam keadaaan tertutup sehingga arus listrik mengalir
melalui kunci kontak, relay, titik kontak coolant temperature switch dank e massa.
Arus listrik yang mengalir pada relay akan

13

http://digilib.mercubuana.ac.id/
menyebabkan titik kontak pada relay terbuka sehingga arus listrik yang ke
motor listrik tidak mengalir dan kipas tidak berputar. Apabila temperatur air
pendingin melebihi 93 derajat C, titik kontak pada coolant temperatureswitch akan
terbuka yang selanjutnya akan menyebabkan relay tidak beekerja dan titik
kontaknya saling berhubungan. Pada keadaan ini arus listrik akan mengalir dari
baterai ke motor listrik melalui kunci kontak dan titik kontak relay sehingga motor
berputar dengan kipas yang selanjutnya mengalirkan udara melalui inti radiator.

3.4 Jenis-Jenis Perawatan

Perawatan dapat dibagi menjadi dua jenis perawatan, yaitu perawatan


terencana dan perawatan tidak terencana. Berikut ini adalah bagan klasifikasi jenis
perawatan. Perawatan terencana yaitu perawatan dengan cara mengadakan
tindakan-tindakan pencegahan secara sistematis dan terencana sehingga dapat
dihindari kerusakan unit mesin secara mendadak yang dapat mengganggu proses
produksi. Perawatan terencana terdiri dari:
1. Perawatan pencegahan (preventive maintenance) merupakan suatu
kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin
untuk mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan pada sebuah fasilitas,
baik mesin atau peralatan, selama proses produksi berlangsung.

2. Perawatan korektif (corrective maintenance) merupakan jenis


perawatan yang dilakukan untuk menentukan tindak lanjut apa yang
dibutuhkan untuk mencegah terulangnya kembali kegagalan.

3. Improvement Maintenance yaitu kegiatan yang dilakukan dengan cara


modifikasi atau penambahan peralatan baru untuk meningkatkan
kinerja atau kapasitas suatu peralatan.

Perawatan yang tidak direncanakan adalah kondisi dimana


perawatan terjadi ketika suatu unit mengalami kerusakan secara
mendadak. Adapun jenis perawatan yang tidak direncanakan ini,
disebut dengan breakdown maintenance.

14

http://digilib.mercubuana.ac.id/
1. Breakdown Maintenance merupakan perawatan yang dilakukan
setelah peralatan atau mesin mengalami kerusakan secara
mendadak sehingga tidak dapat dioperasikan. Akibat dari kejadian
tersebut antara lain:

a. Volume pekerjaan akan menjadi besar.

b. Suku cadang yang mengalami kerusakan menjadi banyak.

c. Kehilangan waktu produksi.

Breakdown maintenance yang terjadi diharapkan seminimal


mungkin, ini terjadi bila planned maintenance sudah berjalan
dengan baik. Pada kondisi tertentu, bila antara planned
maintenance dan breakdown maintenance tercapai presentase yang
tepat maka biaya pemeliharaan menjadi minimum.

3.5 Prosedur Perawatan

Sebelum melakukan pemeliharaan terhadap aset atau fasilitas yang


digunakan dalam produksi, sebaiknya terlebih dahulu telah disusun rencana akan
hal-hal atau kegiatan apa saja yang akan dilakukan terhadap mesin tertentu.
Corder (1992) memaparkan prosedur yang harus dilalui dalam melakukan
kegiatan pemeliharaan, antara lain:

1. Menentukan apa yang akan dipelihara. Hal ini meliputi pembuatan


daftar sarana, penyusunan bahan-bahan yang menyangkut pembiayaan,
karena ini merupakan aset fisik yang memerlukan pemeliharaan dan
merupakan satu-satunya alasan yang bisa dipertanggungjawabkan
dalam meminta pengeluaran biaya.
2. Menentukan bagaimana aset atau sarana tersebut dipelihara. Membuat
jadwal pemeliharaan bagi setiap mesin atau peralatan yang telah
ditentukan. Sistem ini dapat dimulai dengan melakukan pemeliharaan
terencana bagi beberapa mesin „kunci‟ dan kemudian diikuti oleh

15

http://digilib.mercubuana.ac.id/
mesin lain sampai tercapai tingkat pemeliharaan ekonomis yang
optimum.
3. Setelah mempersiapkan jadwal pemeliharaan, selanjutnya adalah
menyusun spesifikasi pekerjaan yang dihimpun dari jadwal
pemeliharaan. Spesifikasi ini dipersiapkan terpisah untuk masing-
masing kegiatan dan frekuensi pemeriksaan.
4. Membuat perencanaan mingguan. Rencana ini dibuat bersama-sama
dengan bagian produksi, biasanya dengan seksi perencanaan dan
kemajuan produksi. Pengaturan pemberhentian pabrik untuk
pemeriksaan pemeliharaan pencegahan terencana dan reparasi adalah
persyaratan dasar yang mutlak.
5. Membuat dan mengisi blangko laporan pemerikasaan yang diikutkan
bersama spesifikasi perkerjaan pemeliharaan. Setelah pemeliharaan
selesai, blangko ini dikembalikan ke mandor pemeliharaan untuk
diperikasa dan ditandatangan sebelum akhirnya dikembalikan ke
kantor perencana pemeriksaan.

Untuk memudahkan pelaksanaan maintenance, maka kegiatan maintenace


yang dilakukan berdasarkan pada Pemeliharaan Dengan Pesanan (Maintenance
Work Order atau Work Order System), Sistem Daftar Pengecekan (Check List
System), dan Rencana Triwulan. Work Order System yaitu kegiatan maintenance
yang dilaksanakan berdasarkan pesanan dari bagian produksi maupun bagian-
bagian lain. Check List System merupakan dasar atau schedule yang telah dibuat
untuk melakukan kegiatan maintenance dengan cara pemeriksaan terhadap mesin
secara berkala. Rencana kerja kegiatan maintenance per triwulan dilaksanakan
berdasarkan pengalaman-pengalaman atau catatan-catatan sejarah mesin, yaitu
kapan suatu mesin harus dirawat atau diperbaiki (Prawirosentono, 2000).

Menurut Walley (1987), kegiatan perawatan sulit untuk di ukur, ini


dikarenakan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Beranekaragamnya keterampilan yang digunakan, dibagian-bagian
pabrik yang berbeda, pekerjaannya juga tidak sama.

16

http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Pekerjaannya tampak berulang.
3. Banyak tugas terdapat di tempat-tempat dan posisi yang jauh dari
ideal. Kerja luar sering digunakan. Tugas perbaikan di tempat ini biasa
berurusan dengan soal kebisingan dan kotor.
4. Penyeliaan langsung sering merupakan masalah. Banyak pekerjaan
dilaksanakan pada waktu yang sama di berbagai bagian yang berbeda
dalam pabrik, sehingga penyeliaan pun sulit dilaksanakan.
5. Tugas cenderung mempunyai kadar pekerjaan yang tidak menentu.

3.6 Biaya Perawatan

Biasanya makin tinggi nilai pabrik, makin tinggi pula biaya perawatannya.
Umur pabrik, ketrampilan para peratornya, perlunya terus menjalankan pabrik
tersebut memiliki peranan yang besar dalam menentukan pentingnya perawatan
dan biaya yang dapat dibenarkan (Walley,1987). Biaya pemeliharaan preventif
terdiri atas biaya-biaya yang timbul dari kegiatan pemeriksaan dan penyesuaian
peralatan, penggantian atau perbaikan komponen-komponen, dan kehilangan
waktu produksi yang diakibatkan kegiatan-kegiatan tersebut. Biaya pemeliharaan
korektif adalah biaya-biaya yang timbul bila peralatan rusak atau tidak dapat
beroperasi, yang meliputi kehilangan waktu produksi, biaya pelaksanaan
pemeliharaan, ataupun biaya panggantian peralatan (Handoko,1987)

17

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai