Artikel Jurnal Rizka
Artikel Jurnal Rizka
Theriska4205@gmail.com
imelda.rahmayunia@gmail.com
Abstrak
Senam yoga merupakan intervensi holistik yang menggabungkan postur tubuh (asanas), teknik
pernafasan (pranayamas) dan meditasi (Kondza, 2009). Intervensi senam yoga umumnya efektif
dalam mengurangi berat badan, tekanan darah, kadar glukosa dan kolesterol tinggi (Yang, 2007),
serta fikiran, relaksasi fisik dan emosional (Quigley dan Dean 2000). Berdasarkan hasil survey
yang diperoleh dari kuisioner yang dibagikan,diperoleh 112 respondens dan didapat sekitar
52,2% yang belum pernah melakukan yoga dan 47,8% yang sudah pernah melakukan senam
yoga.(Aini et al., 2016)
Abstract
Yoga is a holistic intervention that combines body postures (asanas), breathing techniques (pranayamas)
and meditation (Kondza, 2009). Yoga exercise interventions are generally effective in reducing body
weight, blood pressure, high glucose and cholesterol levels (Yang, 2007), as well as mind, physical and
emotional relaxation (Quigley and Dean 2000). Based on the survey results obtained from the distributed
questionnaires, 112 respondents were obtained and it was found that around 52.2% had never done yoga
and 47.8% had ever done yoga.(Aini et al., 2016)
No Variabel F %
.
1 Jenis Kelamin
Laki-laki 28,3%
Perempuan 71,7%
2 Pengetahuan tentang
istilah Terapi
Komplementer
Tahu 83%
Tidak Tahu 10,7%
Mungkin Tahu 6,3%
Dari 113 responden yang menanggapi menanggapi terdapat 10,7% responden
terdapat 71,7% responden perempuan. Dan mengatakan tidak tahu, 6,3% mengatakan
28,3% responden berjenis kelamin laki-laki. mungkin tahu. Dan 83% responden
Selain itu, dari 113 responden yang mengatakan tahu.
2. Umur respondens
Dari 113 respondens yang mengisi kuisioner untuk pengisian kuisioner ini, umur 20 tahun
ini berumur mulai dari 17 – 23 tahun. Dan menjadi nomor 2 terbanyak, diikuti umur 19
umur 18 tahun menjadi peringkat teratas tahun, dan selebihnya merata.
Disini mayoritas respondens menjawab dalam seminggu dan itu ada sekitar 42,7%
melakukan yoga 1 atau 2 kali dalam respondens yang menjawab 2 atau 3 kali.
seminggu itu lebih ideal. Sedangkan Dan sisanya sekitar 7,3% respondens
menurut yang saya baca dari beberapa jurnal menjawab idealnya melakukan yoga itu
idealnya melakukan yoga itu 2 atau 3 kali setiap hari
Dari 112 jawaban terdapat 98,2% yoga itu bermanfaat dan sisanya sekitar
respondens yang mengatakan kalau senam
1,8% respondens mengatakan bahwa senam
yoga itu tidak bermanfaat.
Dari 113 jawaban terdapat sekitar 99,1% penenang alami yang diproduksi otak yang
respondens mengatakan bahwa kuisioner melahirkan rasa nyaman dan meningkatkan
yang dibagikan itu bermanfaat dan sisanya kadar endorphin dalam tubuh untuk
atau sekitar 0,9 respondens mengatakan mengurangi tekanan darah tinggi. Olahraga
bahwa kuisioner tersebut tidak bermanfaat. terbukti dapat meningkatkan kadar
endorphin empat sampai lima kali dalam
PEMBAHASAN darah.Sehingga, semakin banyak melakukan
Senam yoga merupakan intervensi holistik senam maka akan semakin tinggi pula kadar
yang menggabungkan postur tubuh (asanas), bendorphin. Ketika seseorang melakukan
teknik pernafasan (pranayamas) dan senam, maka b-endorphin akan keluar dan
meditasi (Kondza, 2009). Intervensi senam ditangkap oleh reseptor di dalam
yoga umumnya efektif dalam mengurangi hipothalamus dan sistem limbik yang
berat badan, tekanan darah, kadar glukosa berfungsi untuk mengatur emosi.
dan kolesterol tinggi (Yang, 2007), serta Peningkatan b-endorphin terbukti
fikiran, relaksasi fisik dan emosional berhubungan erat dengan penurunan rasa
(Quigley dan Dean 2000). Senam yoga nyeri, peningkatan daya ingat, memperbaiki
juga menstimulasi pengeluaran hormon nafsu makan, kemampuan seksual, tekanan
endorfin. Endorphin adalah neuropeptide darah dan pernafasan (Sindhu, 2006). Lansia
yang dihasilkan tubuh pada saat merupakan usia yang beresiko tinggi
relaks/tenang. Endorphin dihailkan di otak terhadap penyakit-penyakit degeneratif,
dan susunan syaraf tulang belakang. seperti Penyakit Jantung Koroner (PJK),
Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat hipertensi, diabetes militus, gout (rematik)
dan kanker. Salah satu penyakit yang sering kelompok kontrol. Latihan senam yoga
dialami oleh lansia adalah hipertensi. dilakukan 2 kali seminggu selama 1 bulan.
Menurut Ridwan (2009, hlm.2), prevalensi
hipertensi ringan sebesar 68,4% (diastolik Pada uji statistik Paired Sample Test
95-104 mmHg), hipertensi sedang sebesar menunjukkan ada pengaruh Senam Yoga
28,1%(diastolik 105-129 mmHg), hipertensi terhadap keseimbangan lansia dengan nilai
berat sebesar 3,5% (diastolik sama ataulebih p-value 0.0001 (p<0,05) . Dari uji statistik
besar dengan 130 mmHg). Hipertensi pada independen sample test menunjukan ada
lansia dapat dicegah atau diobati. Ada perbedaan keseimbangan setelah diberikan
berbagai cara untuk mengobati hipertensi, Senam Yoga pada kelompok perlakuan dan
antara lain dengan mengkonsumsi obat- kelompok kontrol dimana nilai p-value
obatan penurun tekanan darah, pengaturan 0.0001(p<0.05). Kesimpulan ini adalah
pola makan, olahraga, mengurangi stres, Senam Yoga dapat membantu meningkatkan
menghindari alkohol, merokok (Kowalski, keseimbangan lanjut usia.
2010, hlm.287). Tekanan Darah
Salah satu faktor yang mempengaruhi Tekanan darah merupakan tenaga yang
keseimbangan adalah usia. Seiring digunakan oleh darah terhadap setiap
bertambahnya usia terjadi penurunan fungsi satuandarah dinding pembuluh darah. Bila
propioseptif yang berpengaruh pada orang mengatakan bahwa tekanan dalam
keseimbangan. Ganggauan keseimbangan satuan pembuluh darah adalah 50 mmHg, ini
merupakan faktor resiko untuk instabilitas berarti bahwa tenaga yang digunakan
dan jatuh. Latihan yang teratur seperti tersebut akan cukup untuk mendorong suatu
Senam Yoga dapat meningkatkan kolom air raksa ke atas setinggi 50 mm
keseimbangan. Peningkatan keseimbangan (Guyton, 2001). Lebih terperinci lagi
lansia dikarenakan Senam Yoga dapat dijelaskan bahwa tekanan darah (BP= Blood
meningkatkan fungsi propioseptif. Tujuan Pressure) yang dinyatakan dalam millimeter
penelitian ini adalah mengetahui pengaruh (mm) merkuri (Hg) adalah besarnya tekanan
Senam Yoga terhadap keseimbangan lansia. yang dilakukan oleh darah pada dinding
(Thew et al., 2015) arteri (Mc Gowan, 1997). Saat berdenyut,
Penelitian ini menggunakan metode jantung memompa darah ke dalam
eksperimen semu dengan pendekatan Pre pembuluh darah dan tekanan meningkat
test -post test design. Subyek penelitian yang kemudian disebut tekanan darah
diambil secara purposive sampling sistolik. Saat jantung rileks, tekanan darah
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi turun hingga tingkat terendahnya, yang
pada lansia di Posyandu Ngudi Waras. disebut tekanan diastolik (Mc Gowan, 1997)
Subyek penelitian berjumlah 20 orang yang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
berusia 60 tahun keatas dan berjenis kelamin Tekanan darah
wanita, yang terdiri dari 10 orang sebagai
kelompok perlakuan dan 10 orang sebagai
Tekanan darah seseorang tidak konstan tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah
sepanjang hari karena dipengaruhi oleh pada saat tidur malam hari yang dapat
banyak faktor , seperti usia, stress, medikasi, mencapai 80-90 mmHg sistolik dan 40-60
variasi diurnal, dan jenis kelamin (Potter & mmHg diastolik (Kusmana, 2002).
Perry, 1997).
e. Jenis Kelamin
a. Usia Secara klinis tidak ada perbedaan yang
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir signifikan dari tekanan darah pada anak laki-
setiap orang mengalami kenaikan tekanan laki atau perempuan. Setelah pubertas, pria
darah (Potter dan Perry, 1997). Tekanan cenderung memiliki tekanan darah yang
sistolik terus meningkat sampai usia 80 lebih tinggi, sedangkan setelah menopause
tahun, sedangkan tekanan diastolik terus wanita cenderung memiliki tekanan darah
meningkat sampai usia 55-60 tahun yang lebih tinggi dari pada pria pada usia
kemudian berkurang secara perlahan atau tersebut (Potter dan Perry, 1997).
bahkan menurun drastis (Anonim, 2010).
Pengaruh usia terhadap tekanan darah dapat Peningkatan tekanan darah pada lansia juga
dilihat dari aspek pembuluh darah yaitu merupakan pengaruh dari proses penuaan
semakin bertambah usia akan menurunkan yang menyebabkan terjadinya perubahan
elastisitas pembuluh darah arteri perifer dan penurunan fungsi pada sistem
sehingga meningkatkan resistensi atau kardiovaskuler, seperi katup jantung akan
tahanan pembuluh darah perifer. menebal dan menjadi kaku, kehilangan
Peningkatan tahanan perifer akan elastisitas pembuluh darah, dan
meningkatkan tekanan darah (Guyton, meningkatnya resistensi pembuluh darah
2001). perifer sehingga tekanan darah meningkat
(Mubarak, 2006). Tekanan darah tinggi
b. Stress (hipertensi) merupakan salah satu factor
Rasa cemas, takut, nyeri, dan stres emosi resiko penting yang biasa dimodifikasi, yang
meningkat stimulasi saraf otonom simpatik menyebabkan terjadinya penyakit arteri
yang meningkatkan volume darah, curah koronaris (coronary artery disease) dan
jantung, dan tekanan vascular perifer. Efek stroke. Selain tekanan darah tinggi, factor
stimulasi saraf bagian simpatik ini dapat resiko lain yang juga menyebabkan
meningkatkan tekanan darah (Potter dan terjadinya penyakit jantung, diantaranya
Perry, 1997). makanan berkolesterol, kebiasaan merokok,
aktivitas fisik yang kurang, kegemukan,
c. Medikasi diabetes, kebiasaan asupan garam
Banyak medikasi yang secara langsung berlebihan, kebiasaan minum alkohol,
maupun tidak langsung mempengaruhi rangsangan kopi yang berlebihan, dan faktor
tekanan darah, seperti antihipertensi, dan keturunan (Smeltzer dan Bare,2010)
analgesik narkotik yang dapat menurunkan
tekanan darah (Potter dan Perry, 1997). SENAM YOGA
DAFTAR PUSTAKA