Anda di halaman 1dari 8

Nama : Annisa Qurottul Aini

NPM : 2013022043

Prodi : Pendidikan Fisika

Kelas : A

“INSTRUMENTASI FISIKA”

Pertanyaan :

1. Tuliskan secara singkat terkait fungsi dan prinsip kerja alat ukur massa
2. Photo atau videokan cara penggunaan berbagai macam alat ukur dan sajikan bersama
pembacaan dan penulisan hasil pengukuran
3. Tuliskan cara mengkalibrasi alat ukur massa
4. Tuliskan secara jelas tingkat ketelitian dan ketepatan pengukuran pada alat ukur massa
5. Tuliskan cara menentukan sumber kesalahan pada pengukuran alat ukur massa
6. Tunjukkan bagaimana cara menghitung kesalahan atau penyimpangan pada alat ukur
massa
7. Tunjukkan cara menentukan angka penting pada pengukuran alat ukur massa.

Jawaban :

1. Berikut beberapa fungsi dan prinsip kerja alat ukur massa :


a. Neraca Sama Lengan
Fungsi : Alat ukur massa satu ini akan sering kita jumpai pada toko-toko emas, yang
digunakan untuk mengukur massa emas. Neraca ini memiliki dua piringan dan anak
timbangan, di mana fungsi piringan untuk meletakkan benda yang akan diukur
massanya, dan anak timbangan sebagai pembanding satuan besarannya.
Prinsip kerja : Cara mengukur massa benda menggunakan neraca sama lengan yaitu
dengan meletakkan anak timbangan pada piringan pertama, dan meletakkan benda
yang akan diukur pada piringan kedua.
b. Neraca Ohaus
Fungsi : untuk mengukur massa benda atau logam yang digunakan dalam praktik
laboratorium.
Prinsip kerja : sekedar membanding massa benda yang akan diukur dengan anak
timbangan. Ada juga yang mengatakan prinsip kerja massa seperti prinsip kerja tuas
c. Neraca Pegas
Fungsi : Neraca pegas merupakan salah satu pengukur massa yang digunakan di
laboratorium fisika, karena kemampuannya untuk mengukur benda yang ringan,
menentukan massa benda yang diukurnya neraca pegas mengukur ketegangan pegas,
yang sebenarnya adalah tekanannya
Prinsip kerja : Cara mengetahui ukuran massa benda sama halnya ketika
menggunakan alat ukur suhu, yaitu dengan melihat angka yang ditunjukkan pada
skala. Ada dua skala pada neraca pegas, yaitu skala N (newton) dan skala g (gram).
Skala N berfungsi untuk mengetahui berat benda, sedangkan skala g berfungsi untuk
mengetahui massa benda.

2. Cara penggunaan berbagai macam alat ukur massa serta pembacaan dan penulisan hasil
pengukuran :
a. Neraca Sama Lengan

Gambar 2.1.

1) Setarakan neraca sama lengan dengan cara memutar tuas penyangga timbangan
serta melihat jarum timbangan yang menunjukkan skala ke angka 0

Gambar 2.2.
2) Letakkan 2 buah kertas perkamen pada masing-masing piring timbangan dan
setarakan kembali, dengan keadaan piring timbangan dalam posisi diam

Gambar 2.3.

3) Lalu letakkan zat atau massa suatu benda yang akan diukur di bagian kanan dan
letakkan anak timbangan (satuan gram) yang kira-kira massanya mendekati
zat/benda yang diukur tersebut di bagian kiri

Gambar 2.4.

4) Kemudian lihatlah apakah berat benda yang diukur sudah setara dengan anak
timbangan. Jika sudah massa benda yang diukur dapat diketahui dari massa anak
timbangan yang diletakkan dibagian kiri. Jika belum letakkan kembali anak
timbangan yang lain.

b. Neraca Ohaus
Gambar 2.5.

1) Kalibrasikan terlebih dahulu hingga mencapai titik kesetimbangan 0

Gambar 2.6.

2) Setelah itu letakkan benda yang akan diukur massanya pada piring timbangan

Gambar 2.7.

3) Lalu geser-geser skala nya dari yang terbesar hingga terkecil, sampai
mendapatkan hasil massa nya

Gambar 2.8.

4) Kemudian hitung lah massa nya dengan cara menjumlahkan angka yang tertera
pada masing-masing skala
c. Neraca Pegas

Gambar 2.9.

1) Siapkan neraca pegas dan logam untuk diukur massanya

Gambar 2.10.

2) Lalu gantungkan beban ke pengait pegas

Gambar 2.11.

3) Kemudian lihatlah perubahan skala pada neraca


3. Cara mengkalibrasi beberapa alat ukur massa :
a. Neraca Sama Lengan :
Amati terlebih dahulu kedudukan seimbang kedua piringan (cawan gantung). Jika
sudah seimbang, maka siap untuk digunakan. Bila belum seimbang, putarlah sekrup
kedua ujung lengan neraca sampai kedua piringan dalam keadaan seimbang.
b. Neraca Ohaus :
dengan memutar tombol kalibrasi pada ujung neraca ohauss sehingga titik
kesetimbangan lengan atau ujung lengan tepat pada garis kesetimbanagn , namun
sebelumnya pastikan semua anting pemberatnya terletak tepat pada angka nol di
masing-masing lengan.
c. Neraca Pegas :
dengan cara memutar sekrup yang ada di bagian atas dinamometer tanpa beban
hingga garis penunjuk skala menunjukan pada skala nol.

4. Tingkat ketelitian dan ketepatan :


a. Neraca Sama Lengan :
Neraca sama lengan memiliki tingkat ketelitian sebesar 0,001 gram.
b. Neraca Ohaus :
Ketelitian neraca ohauss mencapai 0,01 gram.
c. Neraca Pegas :
Batas ketelitian atau nilai skala terkecil pada neraca pegas berbeda-beda, namun
biasanya yang sering digunakan di laboratorium adalah 0,1 N.

5. Sumber kesalahan pada pengukuran alat ukur massa


a. Kesalahan pengukuran karena alat ukur
b. Kesalahan pengukuran karena benda ukur
c. Kesalahan pengukuran karena faktor si pengukur
d. Kesalahan Karena Kondisi Manusia
e. Kesalahan Karena Metode Pengukuran yang Digunakan
f. Kesalahan Karena Pembacaan Skala Ukur
g. Kesalahan karena faktor lingkungan
6. Cara menghitung kesalahan/penyimpangan pada alat ukur massa
A. Menghitung kesalahan pada pengukuran tunggal, pengukuran tunggal adalah
pengukuran yang dilakukan hanya sekali saja. Dalam pengukuran ini kita harus
menghitung kesalahan mutlak dan kesalahan relatif hasil pengukurannya, maka ;
Kesalahan Mutlak ;
Satuan
Dengan :
X = hasil pengukuran
x = hasil pembacaan pada alat ukur
∆x = nilai penyimpangan
Nilai penyimpangan ∆x biasanya ditentukan : ½ x skala terkecil alat ukur. Nilai
penyimpangan ini disebut juga nilai kesalahan mutlak.
Kesalahan relatif ; Kesalahan relatif sering disebut juga atau dinyatakan dengan
persen kesalahan relatif didefinisikan sebagai kesalahan mutlak dibagi hasil
pembacaan dikali 100 %.

Makin kecil kesalahan relative maka ketelitian semakin besar


B. Menghitung besar kesalahan pada pengukuran berulang
Hasil pengukuran tunggal tidak menjamin diperolehnya harga sebenarnya ( ), ini
disebabkan nilai pembacaan (x) mengandung kesalahan mutlak sebesar (∆x). Dengan
melakukan pengukuran secara berulang maka akan diperoleh atau diharapkan kita
akan mengetahui nilai se benarnya ( ) Harga rata-rata dan deviasi standar

̅

Dimana :
∑ adalah jumlah seluruh harga sample =
adalah jumlah ulangan pengukuran
̅ adalah harga rata-rata aritmatik
Harga ̅ ini tidak tepat dengan atau harga ̅ agak menyimpang dari
7. Menentukan angka penting pada pengukuran alat ukur massa
Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran yang terdiri
dari sejumlah angka pasti dan satu angka taksiran.
Setiap hasil dari pengukuran akan menghasilkan sejumlah angka pasti dan satu angka
taksiran, sehingga apabila alat ukur yang kita gunakan sangat peka maka akan banyak
angka penting yang didapat atau dinyatakan. Angka yang diperoleh dari hasil pengukuran
dinamakan angka tidak eksak dan angka yang diperoleh dari hasil membilang atau
mencacah dinamakan angka eksak misal 1000 rupiah, 30 butir 18 buah, 25 ekor dan lain-
lain.
Aturan menyatakan banyaknya angka penting :
a. Semua angka bukan nol adalah angka penting, misal ;
123,35 meter (lima angka penting)
4,75 gram (tiga angka penting)
b. Semua angka nol yang terletak diantara angka bukan nol termasuk angka penting,
misal ;
1003 (empat angka penting)
20,003 (lima angka penting)
c. Angka nol disebelah kanan angka bukan nol termasuk angka penting, kecuali ada
penjelasan khusus misalnya garis dibawah angka, misal ;
800 (tiga angka penting)
27,50 (empat angka penting)
276,17090 (lima angka penting)
d. Semua angka nol yang digunakan untuk menentukan letak desimal bukan angka
penting, misal ;
0,03 (satu angka penting)
0,2457 ( empat angka penting)
0,00035 (dua angka penting)

Anda mungkin juga menyukai