Anda di halaman 1dari 12

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS) SPESIFIKASI TEKNIS

A. SPESIFIKASI UMUM

1. LINGKUP PEKERJAAN

Jenis pekerjaan yang dilaksanakan adalah PERENCANAAN TEMPAT PARKIR KENDARAAN RODA
DUA, KOTA LANGSA

Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, RAB dan RKS yang menjadi
bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat ini.

2. PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN

Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan tersebut dibawah ini termasuk
segala perubahan dan tambahannya.

2.1. Keppres No. 80 tahun 2003 beserta lampiran-lampiran lainnya.


2.1. Peraturan-peraturan umum mengenai Pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau Algemene voor
warden voor de uit voering bij aanneming van openbare werken (AV) 1941.
2.1. Surat Edaran bersama Bappenas dan Dirjen Anggaran No. 351/D.VI/01/1997 dan SE - 39/A/21/01997
tanggal 20 Januari 1997.
2.1. Keputusan Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum No. 295/KPTS/CK/1997 tanggal 1 April
1997 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
2.1. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991), SK SNI T-15.1919.03
2.1. Tata cara pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995
2.1. Peraturan Muatan Indonesia NI. 8 dan Indonesian Loading Code 1987 (SKBI-1.2.53.1987)
2.1. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja
2.1. Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 tahun 1972
2.1. Tata cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991
2.1. Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang bersangkutan dengan
permasalahan bangunan.
2.1. PPBBI-1980 (Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia)
2.1. Peraturan Cat lndonesia/NI-4 (PTI-1961).

Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagaimana ketentuan dan syarat dalam
peraturan diatas, maka Kontraktor wajib mengikuti ketentuan peraturan-peraturan yang disebutkan diatas.

3. KETENTUAN UMUM

3.1. Kontraktor harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas Hak Paten, Lisensi, serta Hak Cipta yang melekat
pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan.
3.1. Apabila ada perbedaan antara Standar yang disyaratkan dengan Standar yang diajukan oleh Kontraktor,
Kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari
sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan Setuju atau Ditolak.
3.1. Dalam hal Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa Standar yang diajukan Kontraktor tidak menjamin
secara substansial sama atau lebih tinggi dari Standar yang disyaratkan, maka Kontraktor harus tetap
memenuhi ketentuan Standar yang disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
3.1. Spesifikasi ini disusun sedemikian rupa dimaksudkan agar calon penawar dapat menyusun penawarannya
yang realistis dan kompetitif, sesuai dengan kebutuhan Pemilik tanpa catatan dan persyaratan lain dalam
penawarannya.
3.1. Barang, bahan yang akan digunakan untuk Pelaksanaan pekerjaan harus mengutamakan produksi dalam
negeri.
3.1. Standar yang digunakan adalah Standar Nasional (SNI, SII, SKNI) untuk barang, bahan, dan
jasa/pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau revisi ASTM, BS, dll, yang padanannya secara substantif sama
atau lebih tinggi dari Standar Nasional.

15
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS) SPESIFIKASI TEKNIS

3.1. Standart satuan ukuran yang digunakan adalah MKS, sedangkan penggunaan standar satuan lain, dapat
digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.
3.1. Semua kegiatan yang perlu untuk Pelaksanaan pekerjaan, penyelesaian dan perbaikan harus dilakukan
sedemikian rupa dengan mematuhi ketentuan dan persyaratan kontrak agar tidak menimbulkan gangguan
terhadap kepentingan umum.
3.1. Kontraktor harus mengamankan dan membebaskan Pemilik dari kewajiban membayar ganti rugi yang
berkenaan dengan segala klaim, tuntutan hukum dalam bentuk apapun yang timbul dari atau sehubungan
dengan hal tersebut.

4. PROGRAM PELAKSANAAN DAN LAPORAN

4.1. LAPORAN BULANAN KEMAJUAN PEKERJAAN


Sebelum tanggal sepuluh setiap bulan atau pada waktu yang telah ditetapkan Direksi, Kontraktor harus
menyerahkan 5 (lima) salinan Laporan Kemajuan Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi,
yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang terdahulu. Laporan sekurang
kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
4.3.1. Prosentase total pekerjaan yang telah dilaksanakan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada
bulan laporan dan prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya.
4.3.1. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang telah diselesaikan, disertai dengan prosentase rencana
yang diprogramkan, dan diberi keterangan mengenai kemajuan pekerjaan.
4.3.1. Jadwal rencana kegiatan mendatang yang akan dilaksanakan dalam waktu dua bulan berturut-
turut dengan perkiraan tanggal permulaan dan penyelesaian.

4.1. LAPORAN HARIAN


Kontraktor harus membuat laporan harian atau laporan periodik atas setiap bagian pekerjaan yang diminta
Direksi dan dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi. Laporan dimaksud harus memuat, tetapi tidak
dibatasi, data-data berikut :
Keadaan cuaca, jumlah tenaga staf dan buruh yang dipekerjakan serta keterampilannya, jumlah bahan-
bahan di tempat pekerjaan, jumlah bahan yang sedang dipesan, kemajuan pekerjaan, persiapan pekerjaan
dan peralatan serta data-data percobaan laboratorium, kecelakaan dan informasi yang lain yang berkaitan
erat dengan kemajuan pekerjaan.

4.1. RAPAT BERSAMA UNTUK MEMBICARAKAN KEMAJUAN PEKERJAAN


Rapat tetap antara Direksi dan Kontraktor diadakan seminggu sekali pada waktu yang telah disetujui oleh
kedua belah pihak. Maksud dari pada rapat ini membicarakan pekerjaan yang sedang dilakukan,
pekerjaan yang diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat
segera diselesaikan.

5. BAHAN-BAHAN DAN ALAT YANG HARUS DISEDIAKAN KONTRAKTOR


Kontraktor harus menyediakan seluruh alat produksi dan material yang dibutuhkan untuk Pelaksanaan
pekerjaan kecuali bila disebutkan tersendiri di dalam Kontrak. Jika tidak ditentukan lain, segala peralatan
dan material yang membutuhkan bagian pekerjaan baru dan harus disesuaikan dengan standar menurut
dokumen lelang. Bahan-bahan yang akan digunakan untuk Pelaksanaan pekerjaan harus mengutamakan
produksi dalam negeri.
Apabila disebabkan karena sesuatu hal sehingga bahan yang dimaksud tidak dapat diperoleh di dalam
negeri, maka Kontraktor dapat melakukan pemesanan dari luar negeri setelah mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Pemberi Pekerjaan. Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi, bilamana bermaksud untuk
mensuplai peralatan dan material yang tidak sesuai dengan standar sebagai tersebut di atas dan harus
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi.

6. ALAT-ALAT PRODUKSI
Kontraktor harus menyediakan segala alat produksi yang diperlukan secukupnya untuk Pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan. Direksi boleh meminta kepada Kontraktor untuk menyediakan alat produksi
tambahan dan peralatan lain bilamana menurut pertimbangannya penting untuk Pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan Kontrak. Kontraktor harus menyediakan seluruh peralatan serta suku cadang dan harus
menjaga persediaan yang cukup untuk tidak memperlambat Pelaksanaan pekerjaan.

15
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS) SPESIFIKASI TEKNIS

7. MATERIAL PENGGANTI
Kontraktor harus berusaha mendapat material yang ditentukan, bilamana material yang ditentukan tidak
mungkin diperoleh dengan alasan yang dapat diterima, Kontraktor dapat menggunakan material pengganti,
tetapi harus terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Direksi. Harga satuan penawaran pada Daftar
Kuantitas dan Harga Pekerjaan tidak diperkenankan untuk dinaikkan akibat penggantian material.

8. PEKERJAAN PERSIAPAN
8.1. Lingkup Pekerjaan
8.1.1. Administrasi, Dokumentasi
8.1.2. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank
8.1.3. Perlengkapan K3

8.2. Persyaratan bahan


8.2.1. Administrasi & dokumentasi
Untuk Administrasi & dokumentasi meliputi foto kemajuan pekerjaan.
8.2.2. Untuk perlengkapan K3 digunakan berupa antara lain ;
- kaca mata pelindung
- Masker
- Helm pengaman
- Pelindung telinga
- Sarung tangan
- Sepatu pelindung
- Rompi safety
8.2.3. Untuk Bahan bouwplank dipakai tiang kayu meranti 5/7 atau sejenisnya dan papan meranti
ukuran 2/20 cm atau sejenisnya.
8.2.4. Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampung, air harus memenuhi kualitas
yang ditentukan dalam PBI 1991.
8.2.5. Untuk lalat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak dorong dan lain-lain
digunakan bahan kayu setempat.

8.3. Pedoman Pelaksanaan


8.3.1. Administrasi & dokumentasi meliputi
- Untuk memantau kemajuan pelaksanaan dilapangan, maka setiap minggu harus
menyerahkan salinan laporan kemajuan pekerjaan atau tengah bulanan dalam bentuk
yang bisa dimengerti oleh TPP, yang menggambarkan secara detail kemajuan
pekerjaan selama bulan atau tengah bulan terdahulu.
- Laporan tersebur berisi antara lain;
- Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada bulan
laporan dan prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya.
- Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan, bahan dilapangan yang digunakan
untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan dipindahlan dari
lapangan.
- Daftar tenaga kerja setempat.
- Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilakukan selama masa laporan.
- Jumlah volume pekerjaan.
- Besarnya pembayaran yang terakhir diterima beserta laporan
pertanggungjawabanya.
- Kontraktor harus menyerahkan photo berwarna kepada Direksi mengenai kemajuan
pekerjaan (dengan ukuran tidak kurang 8 cm x 12 cm) pada lokasi yang telah
ditentukan Direksi selama masa Kontrak. Photo diambil pada waktu awal dan
selesainya Kontraktoran pekerjaan, serta pada waktu yang ditentukan oleh Direksi.
Photo yang harus diserahkan kepada Direksi dilampirkan pada laporan kemajuan
bulanan dan masing-masing sebanyak 5 (lima) rangkap. Tanggal dan penjelasan dari
tiap photo perlu dicantumkan. Biaya pembuatan photo tidak akan dibayar terpisah
dan dianggap termasuk dalam harga satuan untuk tiap pekerjaan pada Biaya
Kuantitas Pekerjaan.

15
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS) SPESIFIKASI TEKNIS

8.3.2. Perlengkapan K3
- Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap
digunakan dilapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi
semua petugas dan pekerja dilapangan.
- Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas yang ada dibawah kekuasaan
Kontraktor
- Kontraktor wajib menyediakan air bersih, Kamar Mandi dan WC yang layak
dan bersih bagi semua petugas dan pekerja.
- Tidak diperkenankan, membuat penginapan didalam lapangan pekerjaan
untuk Pekerja, kecuali untuk penjaga keamana
- Kontraktor Pelaksana Wajib Menjaga Keselamatan seluruh personil yang terlibat
di dalamnya.
- Segala hal yang menyangkut jaminan social dan keselamatan para pekerja wajib
diberikan oleh Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
- Kontraktor harus menjamin keselamatan para pekerja (K3) sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam Peraturan Perburuhan atau persyaratan yang
diwajibkan untuk setiap bidang pekerjaan.

8.3.3. Pemasangan Bouwplank


Tiang Bouwplank harus terpasang kuat. Papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya
dan dipasang waterpass (timbang air) dengan sudut-sudutnya harus siku.

15
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS) SPESIFIKASI TEKNIS

B. SPESIFIKASI TEKNIS
1. PEKERJAAN TANAH
1.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah harus diperhitungkan jenis tanah
yang dijumpai dilapangan seperti tanah pasir, gambut, tanah keras (batuan), tanah liat dan lain
sebagainya, yaitu :

1.1.1. Pek. Galian Pondasi.


1.1.2. Pengurugan kembali bekas galian
1.1.3. Urugan Pasir Urug
1.1.4. Pengurugan dengan timbunan tanah

1.2. Pedoman Pelaksanaan


1.2.1. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan sumbu ke sumbu
selesai diperiksa dan disetujui Direksi. Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang
tertera dalam gambar. Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik,
telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka Kontraktor secepatnya memberitahukan kepada
Direksi atau kepada instansi yang berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya. Kontraktor
bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang diakibatkan pekerjaan galian
tersebut. Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala, maka kontraktor
wajib melaporkannya kepada Pemerintah Daerah setempat.
Galian untuk saluran air dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja dan
gambar detail.
Untuk kondisi tanah yang mudah longsor Kontraktor harus memasang turap kayu pengaman
yang cukup kuat. Turap didalam bangunan harus dibongkar setelah pondasi selesai.
1.2.2. Galian diluar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang disyaratkan dalam gambar.
Penggalian tanah ini dimaksudkan untuk mendapatkan kontur tanah yang disyarat dalam Site
Plan.
1.2.3. Bila ternyata penggalian memebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar, maka
Kontraktor harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan pasir urug.
1.2.4. Pengurugan bekas galian pondasi, dan galian saluran air diurug lapis demi lapis dengan
ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk lapisan
tersebut, menggunakan alat tumbuk yang baik. Setelah lapisan pertama padat kembali seperti
diatas. Demikian seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi tertutup
kembali.
1.2.5. Pengurugan dengan tanah timbunan dibawah lantai dilakukan lapis demi lapis hingga ketebalan
10 cm dibawah lantai, ditumbuk hingga padat. Lapisan-lapisan urugan untuk ditumbuk ini dibuat
maksimal 10 cm, dan ditumbuk 5 kali tiap bidang tumbukan pada tiap-tiap lapis tersebut.
1.2.6. Dibawah lantai diurug dengan pasir pasangan dan dipadatkan. Pengurugan dan pemadatan ini
dilakukan dengan menyiram air hingga jenuh, kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk
pemadatan. Hasil akhir harus mendapat persetujuan Direksi atas kesempurnaan pengurugan dan
pemadatan.
1.2.7. Dibawah pondasi, dan dibawah saluran air diurug dengan pasir pasangan setebal 10 cm dan
dipadatkan.
1.2.8. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran untuk dasar pondasi sesuai
dengan gambar konstruksi dan dimintakan persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.
1.2.9. Dibawah dasar pondasi didasari dengan pasir pasang setebal 5 cm dan dipadatkan, sebagai lantai
kerja.
1.2.10. Di atas pasir dipasang pasangan batu kosong (aanstamping). Lapisan ini juga harus dipadatkan,
dengan menyiram air diatasnya, sehingga pasir akan mengisi rongga-rongga batu kali tersebut.
Tebal lapisan dibuat sesuai dengan gambar detail pondasi.
1.2.11. Untuk tanah yang berdaya dukung lebih kecil 0,5 kg/cm2, dibawah pondasi dipasang cerucuk
kayu gelam/kelukup yang ditumbuk hingga mencapai kedalaman tanah keras.
1.2.12. Pekerjaan penimbunan kembali terdiri dari pekerjaan penimbunan tanah serta pemadatannya
yang dilaksanakan di daerah-daerah atau bagian-bagian pekerjaan sesuai ketentuan-ketentuan
yang tercantum pada gambar pelaksanaan yang mencakup kedudukan kemiringan bagian-bagian

15
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS) SPESIFIKASI TEKNIS

dan dimensi-dimensi. Penimbunan harus dilaksanakan dalam bentuk lapisan-lapisan dengan


ketebalan maksimum 20 cm, dan didapatkan sesuai dengan instrukri Direksi. Bahan timbunan
harus bebas dari kotoran-kotoran, tumbuhan-tumbuhan, batu-batuan atau bahan lain yang dapat
merusak pekerjaan.
1.2.13. Material untuk urugan yang didapat dan dengan macam yang disetujui oleh Konsultan Pengawas
akan dihamparkan pada lapisan-lapisan horizontal dengan tebal yang sama meliputi lebar yang
ditentukan oleh ahli dan sesuai dengan kedudukan kemiringan, bagian-bagian dan ukuran seperti
yang tercantum pada gambar pelaksanaan. Lapisan dari material lepas selain dari material batu-
batuan, tebalnya harus tidak lebih dari 20 cm. dalam hal ini pemborong tidak dibatasi untuk
menghampar dan memadatkan material bukan batu-batuan dengan tebal lapisan-lapisan yang
diinginkan. Kepadatan yang maksimum, material lepas harus segera dipadatkan hingga dicapai
kepadatan seperti yang ditentukan. Harus diusahakan agar lebar urugan harus dapat menampung
alat pemadatan yang dipergunakan, bila perlu lorong asli urugan tanah lama dipotong
secukupnya.

2. PEKERJAAN PONDASI
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi seluruh pengerjaan lantai kerja, pondasi pasangan batu kali/batu gunung dan beton bertulang,
seperti yang tercantum dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.

2. Persyaratan bahan
Seluruh bahan yang digunakan untuk pondasi harus memenuhi persyaratan yang diuraikan dalam pasal
beton/beton bertulang.

3. Pedoman pelaksanaan
a. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran- pengukuran untuk as-as
pondasi sesuai dengan gambar konstruksi yang diminta persetujuan Direksi tentang kesempurnaan
galian.
b. Pemborong wajib melaporkan kepada Direksi bila ada perbedaan gambar konstruksi dengan
gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.
c. Dibawah dasar pondasi pasangan batu kali/gunung didasari dengan pasangan batu kosong
(Aanstamping) setebal 10 cm dan pasir urug setebal 5 cm.
d. Pondasi Tapak dibuat dari pasangan beton bertulang dengan adukan 1 Pc : 1½ Ps : 2½ Kr.
Pondasi tapak terletak di atas lantai kerja.
e. Lantai kerja 1:3:5 setebal 10 cm dan pasir urug setebal 5 cm.
f. Pedoman pelaksanaan, adukan harus memenuhi pedoman pada pasal 5.

2.1 PASANGAN BATU KOSONG


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan susunan batu kosong (baik tanpa siar) mulai dari menyiapkan
bahan pemasangan menurut spesifikasi ini dan spesifikasi pekerjaan lainnya yang ada
hubungannya dengan pekerjaan ini, dimana bentuk, ukuran dan tempat menurut gambar rencana
atau petunjuk Direksi.
2. Bahan
Bahan untuk susunan batu ini dapat dipakai batu yang ada disekitarnya atau dari sumber material
dimana bentuknya mendekati bulat.
Batu harus segar (bersih), keras, awet dan padat serta tahan terhadap pengaruh cuaca dan air.
Material untuk pelindung sloof, bahu jalan akhir dan timbunan dan sebagainya, dibutuhkan batu
dengan beratnya berkisar dari minimum 10 kg sampai maksimum 70 kg dan tidak kurang dari 50%
batu itu beratnya lebih dari 30 kg. Batu untuk dasar dan pelindung pondasi batu kali/gunung
berkisar minimum 20 kg sampai maksimum 100 kg dan tidak kurang 60% batu tersebut
mempunyai berat lebih dari 40 kg. Potongan-potongan keras yang terdiri dari patahan beton dan
bongkaran jembatan, kepala gorong-gororng dan konstruksi lainnya dapat dipakai sebagai bahan
pengganti asal disetujui oleh Direksi.

3. Pelaksanaan
a. Galian

15
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS) SPESIFIKASI TEKNIS

Dasar untuk susunan batu digali sedalam yang dibutuhkan dan menurut bentuk yang diminta.

b. Penempatan
Susunan batu yang ditempatkan di bawah permukaan air harus didistribusikan sedemikian rupa
sehingga tebal minimum dan susunan bahan tersebut tidak kurang dari tebal yang diminta
atau yang disyaratkan. Batu yang ditempatkan diatas permukaan air disusun dengan tangan
disusun dengan saling menutup dan hubungannya dibuat sedemikian rupa sehingga cukup
kompak dan saling memegang. Batu-batu pada bagian akhir disusun tegak lurus dengan sloof.
Batu ditempatkan sedemikian rupa tegak lurus dengan pada sloof dengan pengakhiran yang
baik. Pasangan batu kosong harus dipadatkan dengan baik sebagaimana disyaratkan dan
permukaan akhir yang rapi dan kuat. Tebal pasangan batu kosong minimum 10 cm, diukur
secara tegak lurus pada sloof.

3. PEKERJAAN BETON
3.1 Lingkup Pekerjaan
Beton bertulang yang dipakai menggunakan Mutu Beton setara K-225, K-100 meliputi:
3.1.1. Pondasi tapak 85 x 85 cm
3.1.2. Kolom pedestal 35 x 35 cm
3.1.3. Lanta rabat beton; t = 7 cm
3.1.4. Ram beton; t = 7 cm

3.2 Bahan
3.2.1. Semen
 Semen kecuali tercantum lain dalam spesifikasi harus digunakan Semen Portland type I
dengan persyaratan Standar Nasional Indonesia SNI No. 15-2049-1994 dan ASTM C-150-
84.
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak
diperkenankan pemakainnya sebagai bahan campuran.
 Penyimpanan semen harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab
agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan
tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen
yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
3.2.2. Pasir
 Pasir yang digunakan harus berupa butir-butir tajam, keras, serta mempunyai komposisi
butir dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI T-15.1919.03.
 Pasir harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan subtansi-subtansi yang
merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung segala jenis subtansi tersebut lebih dari 5%.
3.2.3. Kerikil
 Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI T-15.1919.03.
 Penimbunan kerikil dan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak
tercampur, untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
3.2.4. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-
bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini
sebaiknya dipakai air bersih yang diminum.
3.2.5. Baja Tulangan
Baja tulangan harus memenuhi persyaratan Perhitungan Struktur Beton Bertulang disesuaikan
dengan SKSNI T-15-1991-03.
Kontraktor harus dapat memberi sertifikat dari pabrik besi beton yang menyatakan bahwa
kekuatan besi-besi tersebut sesuai dengan spesifikasi. Setiap pengiriman besi beton harus dapat
diambil minimal 3 (tiga) sample untuk dilakukan test uji tarik di laboratorium resmi atas perintah
direksi lapangan, untuk setiap jenis mutu baja 3 (tiga) sample.
Tulangan harus bersih dari kotoran-kotoran, karat, minyak, cat atau bahan lain yang dapat
mengurangi daya lekat antara beton dan tulangan.

15
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS) SPESIFIKASI TEKNIS

Ukuran-ukuran baja tulangan, sebelum dipakai harus diukur oleh Direksi dengan menggunakan
alat ukur diameter, bentuk harus bulat, tidak pipih serta tidak retak sewaktu dibengkokkan.
Apabila ukuran Direksi tidak sama dengan ukuran/faktur pasar maka yang dipakai adalah ukuran
Direksi.
Baja tulangan yang didatangkan ketempat pekerjaan harus merupakan barang baru dan disimpan
ditempat penyimpanan bahan terlindung. Direksi dapat menolak baja tulangan yang datang
sudah berkarat dan Kontraktor harus membawa keluar untuk diganti dengan yang baru.
Penyambungan/pemotongan, pembengkokan dan pemasangan harus sesuai dengan persyaratan
dalam Perhitungan Struktur Beton Bertulang Indonesia disesuaikan dengan SKSNI-15-1991-03.

3.2.6. Bekesting (Cetakan Beton)


Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang dari hasil beton yang diinginkan
oleh pihak perencana.
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir
konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan
oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan.
Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan didalam pasal 5.1. SK SNI
T-15.1919.03.

3.2.7. Mutu Beton


Mutu beton yang digunakan adalah K–125 dan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.

3.3 Pedoman Pelaksanaan


3.3.1. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat ini, maka sebagai pedoman tetap
dipakai SK SNI T-15.1919.03.
3.3.2. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada perbedaan yang didapat
didalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
3.3.3. Adukan beton
Semua pekerjaan adukan beton harus menggunakan molen beton (concrete mixer) sehingga hasil
campuran yang diperoleh akan lebih sempurna.
3.3.4. Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Selama pengecoran
berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penuangan. Untuk dapat sampai
ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang tidak membebani
tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh
Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang
mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang memperlambat
proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari
ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.
3.3.5. Sambungan Beton (Construction Joint)
Permukaan sambungan beton harus bersih dan dibuat kasar dengan mengupas seluruh
permukaan sampai didapat permukaan beton yang padat dengan menyemprot air pada
permukaan beton selama 2 – 4 jam sejak beton dituang. Sambungan beton harus diusahakan
semaksimal mungkin berbentuk garis tegak atau horizontal. Bila sambungan beton tegak
diperlukan, tulangan harus menonjol sedemikian rupa sehingga didapatkan struktur yang
monolit. Sedapat mungkin dihindarkan sambungan beton horizontal, walaupun ada prosedurnya.
Sambungan beton harus disetujui oleh direksi.
3.3.6. Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelebaban untuk paling sedikit 14
(empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut :
 Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton.
 Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak mengikuti
bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang
tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah
Direksi. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko Kontraktor.

4. PEKERJAAN DINDING PASANGAN

15
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS) SPESIFIKASI TEKNIS

4.1. Lingkup pekerjaan


Meliputi seluruh pengerjaan dinding, pasangan dinding bataco seperti yang tercantum dalam
gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.

4.2. Bahan yang digunakan


 Untuk pas. Dinding menggunakan material bataco uk. 10x15x30 cm.
 Semen
• kecuali tercantum lain dalam spesifikasi harus digunakan Semen Portland type I dengan
persyaratan Standar Nasional Indonesia SNI No. 15-2049-1994 dan ASTM C-150-84.
• Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak
diperkenankan pemakainnya sebagai bahan campuran.
• Penyimpanan semen harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab
agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm
dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari
semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.

 Pasir
• Pasir yang digunakan harus berupa butir-butir tajam, keras, serta mempunyai komposisi
butir dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI T-15.1919.03.
• Pasir harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan subtansi-subtansi yang
merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung segala jenis subtansi tersebut lebih dari
5%.

4.3. Penjelasan pekerjaan


 Untuk pasangan dinding dipakai spesi 1 PC : 4 Ps. Untuk trasraam dipakai spesi 1 PC : 3 Ps.
 Ketinggian trasraam dari permukaan sloof minimal adalah 30 cm. Kecuali kamar mandi
termasuk daerah rawa atau mengandung air, maka ketinggian trasraam adalah 1.5 m.
 Ketinggian per-hari dalam pemasangan dinding batu bata/batako untuk menjaga kekuatan
dinding batu bata/batako adalah 1.5 m.
 Bidang dinding yang luasnya lebih besar 12 m² harus ditambahkan kolom praktis dengan
tulangan besi minimal 4 Ø 12 mm, beugel Ø 6 dengan jarak 15 cm.
 Bagian pasangan batu bata/batako yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
(kolom) harus diberi penguat stek-stek Ø 10 mm, jarak 50 cm, yang terlebih dahulu ditanam
dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata
sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali ditentukan lain.

5. PEKERJAAN PLASTERAN
5.1.1. Lingkup Pekerjaan :
Meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan
pekerjaan Plesteran seperti yang tercantum dalam spesifikasi dan gambar.

5.1.2. Syarat-syarat :
a. Semua permukaan pasangan batu bata, kecuali bagian-bagian yang tidak perlu
diplester seperti yang tercantum dalam gambar.
b. Semua kolom, balok, dinding dan langit-langit dari beton.

5.1.3. Bahan-bahan :
a. Semen Portland ( PC tipe I ) seperti yang ditentukan dalam Pasal SII - 003 - 81, NI
8 - 1972
b. Agregates :
 Pasir seperti yang tercantum dalam Pasal 4 kecuali bahwa pasir harus dicuci
dan kecuali apabila ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
 Pasir untuk lapisan terakhir harus bersih dicuci dan jenis silikat putih.
c. Air bersih, bebas dari minyak-minyak, asam alkali dan barang-barang organik
lainnya.
5.1.4. Penyerahan dan penyimpanan :

15
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS) SPESIFIKASI TEKNIS

a. Bahan-bahan jadi harus dalam bungkus dan ikatan asli yang masih ada nama dan
merk dari pabrik.
b. Simpanlah bahan-bahan untuk plesteran, sehingga tidak kena tanah, jauh dari
tembok basah dan harus ditutup rapat sehingga tidak kena air.
5.1.5. Tata kerja :
a. Pemeriksaan permukaan yang akan diplester :
 Periksa semua permukaan yang akan diplester dan pekerjaan yang
berhubungan sebelum melakukan pekerjaan plesteran. Berikan laporan kepada
Konsultan Pengawas semua kondisi yang tidak memungkinkan terlaksananya
pekerjaan tersebut dengan baik.
 Bila Pelaksana mulai mengerjakan pekerjaan ini tanpa berhubungan/
melaporkan adanya hal-hal yang tidak memenuhi syarat kepada Konsultan
Pengawas Pelaksana bertanggung jawab sepenuhnya akan hasil pekerjaan
tersebut. Setiap perbaikan yang diperlukan untuk penyempurnaan pekerjaan
buruk sebelumnya, harus dikerjakan oleh Pelaksana tanpa adanya biaya
tambahan.
 Persiapan dinding yang akan di plester
1. Semua siar dipermukaan dinding batu bata hendaknya dikerok
sedalam ± 10 mm.
2. Permukaan dinding beton yang diplesteran harus diketrik (dibuat kasar)
agar bahan plesterannya dapat mereket.
3. Semua pekerjaan yang akan diplesteran harus disikat sampai bersih dan
disiram air sebelum bahan plesterannya di tempelkan (permukaan
dindingnya harus dipelihara kelembabannya selama seminggu semenjak
penempelan plesterannya.
b. Mencampur plesteran
 Ukurlah bahan-bahan dengan tepat dan campuran menurut proporsi yang
sesuai. Cara pengukuran harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
 Campurlah lebih dahulu bahan-bahan kering sebelum diberi air.
 Pergunakan alat-alat pencampur mekanis dari type yang disetujui untuk segala
macam campuran plesteran
 Campur plesteran dengan jumlah air yang sesuai sehingga diperoleh campuran
yang baik.
 Tidak diizinkan untuk memakai kembali adukan yang sudah mengeras.
c. Proporsi plesteran :
Plesteran semen portland (pc)
 Standar berdasarkan volume ; 1 bagian semen : 4 bagian pasir.
 Transram berdasarkan volume ; 1 bagian semen : 2 bagian pasir.
Plesteran trassram dilakukan pada daerah 50 cm diatas dan dibawah
permukaan tanah atau pada daerah yang basah. Plesteran transram toilet harus
setinggi ± 1,5 m.
d. Penggunaan :
 Permukaan beton ; tebal min. 0,05 cm dan max. 0,8 cm.
 Permukaan batu bata; tebal min. 1,5 cm dan max. 2 cm.
 Logam pelindung plesteran :
Tempelkan tepat pada pasangan batu bata dengan menggunakan baut-baut
pengikat sedemikian rupa sehingga lurus dan tidak miring. Logam pelindung
harus rata dengan plesteran sekitarnya.
e. Perawatan :
Jagalah agar permukaan yang baru diplester tetap basah selama 48 jam. Basahilah
secukupnya tiap-tiap plesteran, bila plesteran tersebut mulai mengeras, untuk

15
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS) SPESIFIKASI TEKNIS

mencegah kerusakan. Lindungilah plesteran dari penguapan yang berlebihan


selama udara panas dan kering.
f. Penambalan :
Sesudah pekerjaan selesai dilakukan, penambalan dan pelaburan yang dibutuhkan,
tambalkan sebaik-baiknya agar tambalan tidak tampak. Pekerjaan yang sudah
selesai harus bersih dan tidak ada kerusakan.
g. Perlindungan untuk pekerjaan lain :
Tutuplah pekerjaan lain dengan kantung semen atau yang lain. Singkirkan sisa-sisa
plesteran yang masuk dalam lubang-lubang yang disiapkan untuk panel listrik.

6. PEKERJAAN PEMBESIAN / ALUMUNIUM


6.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang tercantum dalam pasal-pasal ini, terdiri dari penyediaan bahan, tenaga ahli,
perlengkapan bantu lainnya yang diperlukan serta pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan
pembuatan pagar. Tempat pelaksanaan pekerjaan pagar pembatas sisi udara ataupun sisi darat
sebagaimana yang tertera dalam gambar layout. Halaman tanah dan pengukuran diserahkan pada
pelaksana pemborong dalam keadaan sesuai pada saat Pemberi Tugas menyerahkan.

6.2. Bahan yang digunakan


Untuk tiang digunakan Pipa besi Galvanis medium Ø 2”; t = 4 mm, galvanis medium Ø 3”; t = 3,6
mm, ,Plat baja ; t = 9 mm, 2,5 mm dan corak dan bentuk seperti terdapat dalam gambar.

6.3. Cara pelaksanaan


- Semua kolom pedestal tapak harus ditanam Baut Angkur Ø 14 Mor 14 sesuai dengan dimensi dan
kedalaman dan pada jarak yang ditentukan dalam gambar rencana. Jarak antar tiang tidak boleh
lebih dari 3 m dan ditanam baut angkur sedalam 30 cm dalam kolom pedestal beton (kolom).
- Baseplat( plat baja ); t = 9 mm dilas ke pipa besi galvanis agar tidak terlepas pada saat tiang pagar
galvanis medium dipasang.
- Pemasangan tiang galvanis medium harus dikaitkan (dirapatkan) dengan baut angkur supaya
bagian atas dari baseplat tiang diperkuat dengan mur baut.
- Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan hasil pekerjaan, dan harus memasang pagar
sedemikian rupa sehingga hasilnya baik dan sempurna.

7. PEKERJAAN ATAP
7.1. Lingkup Pekerjaan
- Pemasangan rangka atap dari pipa galvanis medium untuk parkir.
- Pemasangan penutup atap.
- Dan lain – lain sesuai dengan gambar kerja.

Bahan
- Rangka atap pipa galvanis medium Ø ”
- Atap seng spandek ; t = 0,30 mm

Persyaratan umum
- Pekerjaaan harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang sudah berpengalaman dibidangnya.
- Bahan – bahan yang digunakan harus dalam keadaan baru tanpa cacat serta bebas dari karat, lurus, tidak
terpuntir, serta memenuhi syarat toleransi sesuai dengan spesifikasi ini. Penyimpanan bahan harus
ditempatkan pada tempat yang kering, terlindung dan tidak berada di atas tanah.
- Pelaksanaan pekerjaan harus setara kelas satu (baik) semua ukuran harus tepat dan sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar kerja. Semua pekerjaan bebas dari puntiran, tekukan, tegangan paksa, dan
hubungan terbuka (kecuali dala gambar ditemukan lain). Semua detail hubungan /sambungan
dikerjakan dengan teliti dan hati – hati untuk menghasilkan kekuatan kontruksi seperti yang telah
direncanakan dan diperhitungkan.
- Semua rangka baja yang terpasang harus benar – benar berkualitas baik, tanoa cacat.

15
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS) SPESIFIKASI TEKNIS

Persyaratan pelaksanaan pekerjaan


- Kontruksi kerangka atap parkir berupa pipa galvanis Ø 3”.
- Untuk gording menggunakan pipa galanis Ø 2”
- Untuk pemasangan komponen lain sesuai dengan gambar kerja.
- Semua perlengkapan atau pekerjaan lain yang diperlukan untuk kesempurnaan dan keharusan kontruksi
walaupun secara khusus tidak tercantum dalam gambar harus tetap dipasang dan dilaksanakan.
- Pembuatan dan penyetelan rangka atap diambil ukuran – ukuran sesungguhnya ditempatkan pekerjaan
(tidak hanya dari gambar –gambar kerja). Sehingga kedudukan rangka atap benar – benar tepat pada
struktur penyangganya.
- Untuk semua pekerjaan kerangka atap dari pipa galvanis medium Ø 3” & 2”
- Untuk penutup atap menggunakan spandek; t = 0,30 mm

Kontruksi Gording/ pipa galvvanis


- Untuk gording/ pipa galvvanis medium menggunaka galvanis medium Ø 2” pada parkir kendaraan dua
sesuai dengan gambar kerja.
- Bahan yang digunakan harus bahan baru dan bebas dari karat.
- Penyambungan batang harus di atas balok penyangga.

Penutup atap
- Penutup atap parkir roda dua menggunakan atap Seng spandek ; t = 0,30 mm.
- Untuk penutup atap menggunakan seng spandekl ; t = 0,30 mm atau sesuai dengan gambar kerja
- Bahan yang dipasang harus mendapatkan persetujuan dari tim pengawas lapangan.
- Pemasangan seng spandek dan penutup atap lainnya harus lurus, rapi dan rapat, sehingga tidak
menimbulkan kebocoran.
- Sebelum bahan dipasang harus diseleksi terlebih dahulu, bahan yang cacat atau tidak sempurna
produksinya tidak terpasang. Bahan harus mendapat persetujuan dari tim pengawas lapangan.

8. PEKERJAAN FINISHING
- Seluruh pekerjaan diselesaikan secara baik serta rapi dan disesuaikan dengan rencana kerja dan syarat-
syarat (RKS). Pekerjaan yang tidak rapi dan kurang baik, harus diperbaiki sampai diperoleh hasil yang
memenuhi syarat.
- Setelah seluruh pekerjaan dikerjakan sesuai dengan rencana kerja dan syarat-syarat,maka seluruh
halaman harus dibersihkan dari sisa-sisa bahan dan diratakan sebaik mungkin.
-  Pekerjaan yang belum jelas dan tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini (RKS) akan
dijelaskan pada berita acara Aanwijzing.
- Pada akhir pelaksanaan proyek, Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemilik gambar As Built
Drawing, yaitu gambar-gambar yang sesuai dengan Kontraktoran di lapangan yang harus diselesaikan
4 minggu setelah serah terima pekerjaan untuk pertama kali, dibuat 2 (dua) eksemplar dalam bentuk
kopian yang telah dibukukan.
- Pembayaran pekerjaan lain-lain ini didasarkan pada unit taksiran penawaran Kontraktor. Harga taksiran
ini sudah mencakup semua kebutuhan kontraktor sehingga bagian pekerjaan ini berjalan dengan baik
dan sempurna.
- Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati oleh Kontraktor dalam
melaksanakan pekerjaan ini.

Konsultan Perencana
CV. KUPULA INDAH CONSULTANT

RIZAL PRINALDI, ST
Direktur

15

Anda mungkin juga menyukai