A. SPESIFIKASI UMUM
1. LINGKUP PEKERJAAN
Jenis pekerjaan yang dilaksanakan adalah PERENCANAAN TEMPAT PARKIR KENDARAAN RODA
DUA, KOTA LANGSA
Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, RAB dan RKS yang menjadi
bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat ini.
Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan tersebut dibawah ini termasuk
segala perubahan dan tambahannya.
Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagaimana ketentuan dan syarat dalam
peraturan diatas, maka Kontraktor wajib mengikuti ketentuan peraturan-peraturan yang disebutkan diatas.
3. KETENTUAN UMUM
3.1. Kontraktor harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas Hak Paten, Lisensi, serta Hak Cipta yang melekat
pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan.
3.1. Apabila ada perbedaan antara Standar yang disyaratkan dengan Standar yang diajukan oleh Kontraktor,
Kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari
sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan Setuju atau Ditolak.
3.1. Dalam hal Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa Standar yang diajukan Kontraktor tidak menjamin
secara substansial sama atau lebih tinggi dari Standar yang disyaratkan, maka Kontraktor harus tetap
memenuhi ketentuan Standar yang disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
3.1. Spesifikasi ini disusun sedemikian rupa dimaksudkan agar calon penawar dapat menyusun penawarannya
yang realistis dan kompetitif, sesuai dengan kebutuhan Pemilik tanpa catatan dan persyaratan lain dalam
penawarannya.
3.1. Barang, bahan yang akan digunakan untuk Pelaksanaan pekerjaan harus mengutamakan produksi dalam
negeri.
3.1. Standar yang digunakan adalah Standar Nasional (SNI, SII, SKNI) untuk barang, bahan, dan
jasa/pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau revisi ASTM, BS, dll, yang padanannya secara substantif sama
atau lebih tinggi dari Standar Nasional.
15
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS) SPESIFIKASI TEKNIS
3.1. Standart satuan ukuran yang digunakan adalah MKS, sedangkan penggunaan standar satuan lain, dapat
digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.
3.1. Semua kegiatan yang perlu untuk Pelaksanaan pekerjaan, penyelesaian dan perbaikan harus dilakukan
sedemikian rupa dengan mematuhi ketentuan dan persyaratan kontrak agar tidak menimbulkan gangguan
terhadap kepentingan umum.
3.1. Kontraktor harus mengamankan dan membebaskan Pemilik dari kewajiban membayar ganti rugi yang
berkenaan dengan segala klaim, tuntutan hukum dalam bentuk apapun yang timbul dari atau sehubungan
dengan hal tersebut.
6. ALAT-ALAT PRODUKSI
Kontraktor harus menyediakan segala alat produksi yang diperlukan secukupnya untuk Pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan. Direksi boleh meminta kepada Kontraktor untuk menyediakan alat produksi
tambahan dan peralatan lain bilamana menurut pertimbangannya penting untuk Pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan Kontrak. Kontraktor harus menyediakan seluruh peralatan serta suku cadang dan harus
menjaga persediaan yang cukup untuk tidak memperlambat Pelaksanaan pekerjaan.
15
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS) SPESIFIKASI TEKNIS
7. MATERIAL PENGGANTI
Kontraktor harus berusaha mendapat material yang ditentukan, bilamana material yang ditentukan tidak
mungkin diperoleh dengan alasan yang dapat diterima, Kontraktor dapat menggunakan material pengganti,
tetapi harus terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Direksi. Harga satuan penawaran pada Daftar
Kuantitas dan Harga Pekerjaan tidak diperkenankan untuk dinaikkan akibat penggantian material.
8. PEKERJAAN PERSIAPAN
8.1. Lingkup Pekerjaan
8.1.1. Administrasi, Dokumentasi
8.1.2. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank
8.1.3. Perlengkapan K3
15
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS) SPESIFIKASI TEKNIS
8.3.2. Perlengkapan K3
- Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap
digunakan dilapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi
semua petugas dan pekerja dilapangan.
- Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas yang ada dibawah kekuasaan
Kontraktor
- Kontraktor wajib menyediakan air bersih, Kamar Mandi dan WC yang layak
dan bersih bagi semua petugas dan pekerja.
- Tidak diperkenankan, membuat penginapan didalam lapangan pekerjaan
untuk Pekerja, kecuali untuk penjaga keamana
- Kontraktor Pelaksana Wajib Menjaga Keselamatan seluruh personil yang terlibat
di dalamnya.
- Segala hal yang menyangkut jaminan social dan keselamatan para pekerja wajib
diberikan oleh Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
- Kontraktor harus menjamin keselamatan para pekerja (K3) sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam Peraturan Perburuhan atau persyaratan yang
diwajibkan untuk setiap bidang pekerjaan.
15
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS) SPESIFIKASI TEKNIS
B. SPESIFIKASI TEKNIS
1. PEKERJAAN TANAH
1.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah harus diperhitungkan jenis tanah
yang dijumpai dilapangan seperti tanah pasir, gambut, tanah keras (batuan), tanah liat dan lain
sebagainya, yaitu :
15
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS) SPESIFIKASI TEKNIS
2. PEKERJAAN PONDASI
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi seluruh pengerjaan lantai kerja, pondasi pasangan batu kali/batu gunung dan beton bertulang,
seperti yang tercantum dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.
2. Persyaratan bahan
Seluruh bahan yang digunakan untuk pondasi harus memenuhi persyaratan yang diuraikan dalam pasal
beton/beton bertulang.
3. Pedoman pelaksanaan
a. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran- pengukuran untuk as-as
pondasi sesuai dengan gambar konstruksi yang diminta persetujuan Direksi tentang kesempurnaan
galian.
b. Pemborong wajib melaporkan kepada Direksi bila ada perbedaan gambar konstruksi dengan
gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.
c. Dibawah dasar pondasi pasangan batu kali/gunung didasari dengan pasangan batu kosong
(Aanstamping) setebal 10 cm dan pasir urug setebal 5 cm.
d. Pondasi Tapak dibuat dari pasangan beton bertulang dengan adukan 1 Pc : 1½ Ps : 2½ Kr.
Pondasi tapak terletak di atas lantai kerja.
e. Lantai kerja 1:3:5 setebal 10 cm dan pasir urug setebal 5 cm.
f. Pedoman pelaksanaan, adukan harus memenuhi pedoman pada pasal 5.
3. Pelaksanaan
a. Galian
15
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS) SPESIFIKASI TEKNIS
Dasar untuk susunan batu digali sedalam yang dibutuhkan dan menurut bentuk yang diminta.
b. Penempatan
Susunan batu yang ditempatkan di bawah permukaan air harus didistribusikan sedemikian rupa
sehingga tebal minimum dan susunan bahan tersebut tidak kurang dari tebal yang diminta
atau yang disyaratkan. Batu yang ditempatkan diatas permukaan air disusun dengan tangan
disusun dengan saling menutup dan hubungannya dibuat sedemikian rupa sehingga cukup
kompak dan saling memegang. Batu-batu pada bagian akhir disusun tegak lurus dengan sloof.
Batu ditempatkan sedemikian rupa tegak lurus dengan pada sloof dengan pengakhiran yang
baik. Pasangan batu kosong harus dipadatkan dengan baik sebagaimana disyaratkan dan
permukaan akhir yang rapi dan kuat. Tebal pasangan batu kosong minimum 10 cm, diukur
secara tegak lurus pada sloof.
3. PEKERJAAN BETON
3.1 Lingkup Pekerjaan
Beton bertulang yang dipakai menggunakan Mutu Beton setara K-225, K-100 meliputi:
3.1.1. Pondasi tapak 85 x 85 cm
3.1.2. Kolom pedestal 35 x 35 cm
3.1.3. Lanta rabat beton; t = 7 cm
3.1.4. Ram beton; t = 7 cm
3.2 Bahan
3.2.1. Semen
Semen kecuali tercantum lain dalam spesifikasi harus digunakan Semen Portland type I
dengan persyaratan Standar Nasional Indonesia SNI No. 15-2049-1994 dan ASTM C-150-
84.
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak
diperkenankan pemakainnya sebagai bahan campuran.
Penyimpanan semen harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab
agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan
tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen
yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
3.2.2. Pasir
Pasir yang digunakan harus berupa butir-butir tajam, keras, serta mempunyai komposisi
butir dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI T-15.1919.03.
Pasir harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan subtansi-subtansi yang
merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung segala jenis subtansi tersebut lebih dari 5%.
3.2.3. Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI T-15.1919.03.
Penimbunan kerikil dan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak
tercampur, untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
3.2.4. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-
bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini
sebaiknya dipakai air bersih yang diminum.
3.2.5. Baja Tulangan
Baja tulangan harus memenuhi persyaratan Perhitungan Struktur Beton Bertulang disesuaikan
dengan SKSNI T-15-1991-03.
Kontraktor harus dapat memberi sertifikat dari pabrik besi beton yang menyatakan bahwa
kekuatan besi-besi tersebut sesuai dengan spesifikasi. Setiap pengiriman besi beton harus dapat
diambil minimal 3 (tiga) sample untuk dilakukan test uji tarik di laboratorium resmi atas perintah
direksi lapangan, untuk setiap jenis mutu baja 3 (tiga) sample.
Tulangan harus bersih dari kotoran-kotoran, karat, minyak, cat atau bahan lain yang dapat
mengurangi daya lekat antara beton dan tulangan.
15
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS) SPESIFIKASI TEKNIS
Ukuran-ukuran baja tulangan, sebelum dipakai harus diukur oleh Direksi dengan menggunakan
alat ukur diameter, bentuk harus bulat, tidak pipih serta tidak retak sewaktu dibengkokkan.
Apabila ukuran Direksi tidak sama dengan ukuran/faktur pasar maka yang dipakai adalah ukuran
Direksi.
Baja tulangan yang didatangkan ketempat pekerjaan harus merupakan barang baru dan disimpan
ditempat penyimpanan bahan terlindung. Direksi dapat menolak baja tulangan yang datang
sudah berkarat dan Kontraktor harus membawa keluar untuk diganti dengan yang baru.
Penyambungan/pemotongan, pembengkokan dan pemasangan harus sesuai dengan persyaratan
dalam Perhitungan Struktur Beton Bertulang Indonesia disesuaikan dengan SKSNI-15-1991-03.
15
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS) SPESIFIKASI TEKNIS
Pasir
• Pasir yang digunakan harus berupa butir-butir tajam, keras, serta mempunyai komposisi
butir dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI T-15.1919.03.
• Pasir harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan subtansi-subtansi yang
merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung segala jenis subtansi tersebut lebih dari
5%.
5. PEKERJAAN PLASTERAN
5.1.1. Lingkup Pekerjaan :
Meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan
pekerjaan Plesteran seperti yang tercantum dalam spesifikasi dan gambar.
5.1.2. Syarat-syarat :
a. Semua permukaan pasangan batu bata, kecuali bagian-bagian yang tidak perlu
diplester seperti yang tercantum dalam gambar.
b. Semua kolom, balok, dinding dan langit-langit dari beton.
5.1.3. Bahan-bahan :
a. Semen Portland ( PC tipe I ) seperti yang ditentukan dalam Pasal SII - 003 - 81, NI
8 - 1972
b. Agregates :
Pasir seperti yang tercantum dalam Pasal 4 kecuali bahwa pasir harus dicuci
dan kecuali apabila ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
Pasir untuk lapisan terakhir harus bersih dicuci dan jenis silikat putih.
c. Air bersih, bebas dari minyak-minyak, asam alkali dan barang-barang organik
lainnya.
5.1.4. Penyerahan dan penyimpanan :
15
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS) SPESIFIKASI TEKNIS
a. Bahan-bahan jadi harus dalam bungkus dan ikatan asli yang masih ada nama dan
merk dari pabrik.
b. Simpanlah bahan-bahan untuk plesteran, sehingga tidak kena tanah, jauh dari
tembok basah dan harus ditutup rapat sehingga tidak kena air.
5.1.5. Tata kerja :
a. Pemeriksaan permukaan yang akan diplester :
Periksa semua permukaan yang akan diplester dan pekerjaan yang
berhubungan sebelum melakukan pekerjaan plesteran. Berikan laporan kepada
Konsultan Pengawas semua kondisi yang tidak memungkinkan terlaksananya
pekerjaan tersebut dengan baik.
Bila Pelaksana mulai mengerjakan pekerjaan ini tanpa berhubungan/
melaporkan adanya hal-hal yang tidak memenuhi syarat kepada Konsultan
Pengawas Pelaksana bertanggung jawab sepenuhnya akan hasil pekerjaan
tersebut. Setiap perbaikan yang diperlukan untuk penyempurnaan pekerjaan
buruk sebelumnya, harus dikerjakan oleh Pelaksana tanpa adanya biaya
tambahan.
Persiapan dinding yang akan di plester
1. Semua siar dipermukaan dinding batu bata hendaknya dikerok
sedalam ± 10 mm.
2. Permukaan dinding beton yang diplesteran harus diketrik (dibuat kasar)
agar bahan plesterannya dapat mereket.
3. Semua pekerjaan yang akan diplesteran harus disikat sampai bersih dan
disiram air sebelum bahan plesterannya di tempelkan (permukaan
dindingnya harus dipelihara kelembabannya selama seminggu semenjak
penempelan plesterannya.
b. Mencampur plesteran
Ukurlah bahan-bahan dengan tepat dan campuran menurut proporsi yang
sesuai. Cara pengukuran harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Campurlah lebih dahulu bahan-bahan kering sebelum diberi air.
Pergunakan alat-alat pencampur mekanis dari type yang disetujui untuk segala
macam campuran plesteran
Campur plesteran dengan jumlah air yang sesuai sehingga diperoleh campuran
yang baik.
Tidak diizinkan untuk memakai kembali adukan yang sudah mengeras.
c. Proporsi plesteran :
Plesteran semen portland (pc)
Standar berdasarkan volume ; 1 bagian semen : 4 bagian pasir.
Transram berdasarkan volume ; 1 bagian semen : 2 bagian pasir.
Plesteran trassram dilakukan pada daerah 50 cm diatas dan dibawah
permukaan tanah atau pada daerah yang basah. Plesteran transram toilet harus
setinggi ± 1,5 m.
d. Penggunaan :
Permukaan beton ; tebal min. 0,05 cm dan max. 0,8 cm.
Permukaan batu bata; tebal min. 1,5 cm dan max. 2 cm.
Logam pelindung plesteran :
Tempelkan tepat pada pasangan batu bata dengan menggunakan baut-baut
pengikat sedemikian rupa sehingga lurus dan tidak miring. Logam pelindung
harus rata dengan plesteran sekitarnya.
e. Perawatan :
Jagalah agar permukaan yang baru diplester tetap basah selama 48 jam. Basahilah
secukupnya tiap-tiap plesteran, bila plesteran tersebut mulai mengeras, untuk
15
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS) SPESIFIKASI TEKNIS
7. PEKERJAAN ATAP
7.1. Lingkup Pekerjaan
- Pemasangan rangka atap dari pipa galvanis medium untuk parkir.
- Pemasangan penutup atap.
- Dan lain – lain sesuai dengan gambar kerja.
Bahan
- Rangka atap pipa galvanis medium Ø ”
- Atap seng spandek ; t = 0,30 mm
Persyaratan umum
- Pekerjaaan harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang sudah berpengalaman dibidangnya.
- Bahan – bahan yang digunakan harus dalam keadaan baru tanpa cacat serta bebas dari karat, lurus, tidak
terpuntir, serta memenuhi syarat toleransi sesuai dengan spesifikasi ini. Penyimpanan bahan harus
ditempatkan pada tempat yang kering, terlindung dan tidak berada di atas tanah.
- Pelaksanaan pekerjaan harus setara kelas satu (baik) semua ukuran harus tepat dan sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar kerja. Semua pekerjaan bebas dari puntiran, tekukan, tegangan paksa, dan
hubungan terbuka (kecuali dala gambar ditemukan lain). Semua detail hubungan /sambungan
dikerjakan dengan teliti dan hati – hati untuk menghasilkan kekuatan kontruksi seperti yang telah
direncanakan dan diperhitungkan.
- Semua rangka baja yang terpasang harus benar – benar berkualitas baik, tanoa cacat.
15
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS) SPESIFIKASI TEKNIS
Penutup atap
- Penutup atap parkir roda dua menggunakan atap Seng spandek ; t = 0,30 mm.
- Untuk penutup atap menggunakan seng spandekl ; t = 0,30 mm atau sesuai dengan gambar kerja
- Bahan yang dipasang harus mendapatkan persetujuan dari tim pengawas lapangan.
- Pemasangan seng spandek dan penutup atap lainnya harus lurus, rapi dan rapat, sehingga tidak
menimbulkan kebocoran.
- Sebelum bahan dipasang harus diseleksi terlebih dahulu, bahan yang cacat atau tidak sempurna
produksinya tidak terpasang. Bahan harus mendapat persetujuan dari tim pengawas lapangan.
8. PEKERJAAN FINISHING
- Seluruh pekerjaan diselesaikan secara baik serta rapi dan disesuaikan dengan rencana kerja dan syarat-
syarat (RKS). Pekerjaan yang tidak rapi dan kurang baik, harus diperbaiki sampai diperoleh hasil yang
memenuhi syarat.
- Setelah seluruh pekerjaan dikerjakan sesuai dengan rencana kerja dan syarat-syarat,maka seluruh
halaman harus dibersihkan dari sisa-sisa bahan dan diratakan sebaik mungkin.
- Pekerjaan yang belum jelas dan tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini (RKS) akan
dijelaskan pada berita acara Aanwijzing.
- Pada akhir pelaksanaan proyek, Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemilik gambar As Built
Drawing, yaitu gambar-gambar yang sesuai dengan Kontraktoran di lapangan yang harus diselesaikan
4 minggu setelah serah terima pekerjaan untuk pertama kali, dibuat 2 (dua) eksemplar dalam bentuk
kopian yang telah dibukukan.
- Pembayaran pekerjaan lain-lain ini didasarkan pada unit taksiran penawaran Kontraktor. Harga taksiran
ini sudah mencakup semua kebutuhan kontraktor sehingga bagian pekerjaan ini berjalan dengan baik
dan sempurna.
- Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati oleh Kontraktor dalam
melaksanakan pekerjaan ini.
Konsultan Perencana
CV. KUPULA INDAH CONSULTANT
RIZAL PRINALDI, ST
Direktur
15