ATUAN REAKS
SI CEPA
AT
PENANGGU
ULANGAN BENC
CANA
(S
SRC – PB)
P
B
BLUE PRINT
T
BADAN
N NASIONALL PENANGGULANGAN BEN
NCANA
(BNPB)
SRC-PB
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
a. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 13.600 pulau, terletak diantara 2 benua
(Asia dan Australia) dan diantara 2 lautan (lautan Hindia dan Lautan Pasifik), yang terbentang lebih dari 5000 km.
b. Berada pada pertemuan 3 lempeng utama dunia yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik, yang setiap waktu
dapat berpotensi menimbulkan bencana geologi yang meliputi gempa bumi, tsunami dan letusan gunung api. Indonesia
mempunyai 129 gunung api aktif.
c. Terletak di daerah khatulistiwa dengan kondisi topografi yang bervariasi dari dataran, pebukitan dan pegunungan yang
sangat rawan terhadap bencana hidrometeorologi, diantaranya angin topan, banjir, tanah longsor, kekeringan, dan
kebakaran lahan dan hutan
d. Penduduk Indonesia lebih dari 230 juta jiwa dengan aneka ragam suku bangsa dan budaya, menyebabkan Indonesia
memiliki kekuatan dan kerentanan terhadap konflik sosial.
e. Kemajuan teknologi dan industri yang pesat, disamping memberikan manfaat terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi
juga berpotensi terhadap ancaman bencana kegagalan teknologi dan industri.
f. Sebagai langkah antisipasi dan kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan terjadinya bencana di wilayah Indonesia,
diperlukan komitmen dari semua komponen bangsa: pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk secara bersama-sama
melaksanakan upaya-upaya sinergis dan terintegrasi dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada.
g. Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya bertanggungjawab dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana, sejak tahap sebelum, pada saat dan setelah terjadi bencana.
h. Pada saat terjadi bencana, seringkali Pemerintah Daerah yang terkena bencana mengalami kepanikan dan kesulitan dalam
melakukan upaya tanggap darurat dengan baik, oleh karena itu perlu dibantu oleh Satuan Penindak Awal Penanggulangan
Bencana yang berasal dari luar daerah yang terkena bencana.
i. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dibentuk suatu Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana, terutama dari
tingkat Nasional.
Pusat Gempa
G Gunung Api
A
2. Dasar
a. Undang-Undang No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana:
- Pasal 4 huruf a
- Pasal 5
- Pasal 6 huruf b, c dan d
- Pasal 48
b. Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2008 tentang Penyelengaraan Penanggulangan Bencana.
c. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana.
d. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Nonpemerintah
dalam Penanggulangan Bencana.
e. Sidang Kabinet yang dipimpin Presiden Republik Indonesia pada tanggal 5 November 2009 di Istana Negara, diantaranya
penetapan 15 (lima belas) prioritas kerja 100 (seratus) hari Kabinet, salah satunya adalah di bidang Kesiapsiagaan
Penanggulangan Bencana.
f. Arahan Presiden RI yang disampaikan pada Sidang Kabinet Indonesia Bersatu II tanggal 5 November 2009:
- Membentuk stand by force Penanggulangan Bencana, dengan karakteristik:
• Dilengkapi dengan Tim Medis, Tim Penanganan Listrik, Tim Penanganan Komunikasi, Tim Gerak Cepat
• Satuan dapat dikerahkan dalam hitungan jam
• Diangkut dengan pesawat Hercules
• Menggunakan satuan TNI/POLRI
• Dibawah komando BNPB
• Dibawah koordinasi Menko Kesra
- Segera membuat Blue Print dan gelar satuan
g. Rapat koordinasi terbatas tingkat Menteri bidang Kesejahteraan Rakyat yang dipimpin oleh Menko Kesra pada tanggal 10
November 2009, dan paparan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana tentang Rencana Pembentukan Satuan
Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (SRC PB) dalam rangka program 100 (seratus) hari kerja Kabinet Indonesia Bersatu
ke II.
3.
3 Tujuan
Pembentukaan Satuan Reaaksi Cepat Penanggulangan Bencana (SRC C-PB) dengan perkuatannya a, bertujuan untuk membanttu
pemerintah daerah dalam melakukan tin
ndakan awal tanggap darurat yang cepat, be
erupa bantuan manajemen, tteknis, peralata
an
dan dukung
gan logistik.
4.
4 Ruang Lingkup Tugas
Satuan Re eaksi Cepat Penanggulang gan Bencana a tingkat na asional merup pakan satuan n gabungan dari berbag gai
instansi/lem
mbaga/organisa
asi tingkat pussat yang dibe
entuk guna me emberikan dukkungan awal kepada daerah (provinsi da
an
kabupaten/kota) yang terkkena bencana, pada saat-saa
at awal tanggap
p darurat terutama pada periode panik.
B. KELEMBAGAAN/ORGANISASI
1. Prinsip
Konsep pembentukan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana dilandaskan pada prinsip-prinsip penanggulangan
bencana yang tercantum dalam UU No. 24 Tahun 2007 pasal 3 ayat (2).
Secara khusus, SRC PB ini akan menekankan pada empat prinsip utama, yaitu:
a. Kecepatan
Bahwa penanggulangan bencana harus dilaksanakan secara cepat, karena menyangkut penyelamatan jiwa manusia.
b. Profesional
Bahwa penanggulangan bencana harus dilaksanakan secara profesional dengan menggunakan standar kompetensi yang
berlaku dengan mengutamakan keselamatan.
c. Fleksibilitas
Bahwa SRC PB harus memberikan pelayanan yang konsisten, fleksibel dan mudah disesuaikan dengan kondisi yang ada
dalam mengelola kejadian bencana di lokasi, tanpa memandang faktor penyebab, ukuran, lokasi dan kompleksitas
bencana.
d. Akuntabilitas
Bahwa setiap tindakan yang dilaksanakan oleh SRC PB ini dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan
secara etik dan hukum.
2. Tugas dan Fungsi
SRC PB mempunyai tugas melaksanakan penindakan awal pada fase tanggap darurat yang meliputi kegiatan:
a. Pengkajian kerusakan dan kebutuhan secara cepat
b. Pengendalian situasi darurat bencana termasuk pembuka jalan (debottle necking)
c. Pencarian, penyelamatan & evakuasi
d. Pelayanan kesehatan, pengungsian dan hunian sementara
e. Penyaluran logistik dari titik penerimaan hingga ke sasaran
f. Pemulihan segera fungsi sarana & prasarana vital
g. Pengaturan bantuan dan relawan dalam dan luar negeri
h. Mengkoordinasikan dukungan pusat sesuai tugas reguler K/L
BLUE PRINT SATUAN REAKSI CEPAT PENANGGULANGAN BENCANA (SRC-PB) Halaman 5
SRC-PB
b. Operasi
yaitu mengendalikan seluruh kegiatan operasi penindakan awal tanggap darurat yang dilakukan untuk memastikan
komunikasi yang efektif antara SRC PB dengan BNPB dan pemerintah daerah serta sektor dan lembaga/organisasi
terkait di tingkat nasional, dan internasional sehingga operasi penanganan darurat bencana lebih optimal.
c. Perencanaan
yaitu mengumpulkan, mengevaluasi dan menyediakan menyebarkan informasi yang faktual dan aktual tentang bencana
serta memberikan rekomendasi bagi langkah-langkah tindakan yang akan diambil yang dituangkan dalam bentuk
dokumen perencanaan.
d. Logistik/Sumberdaya
yaitu menyiapkan sumberdaya (al. logistik bantuan pangan dan non pangan, personil, prasarana/sarana, peralatan dan
perlengkapan) yang diperlukan untuk pelaksanaan operasi tanggap darurat.tugas
e. Administrasi
yaitu memberikan dukungan pelayanan administrasi keuangan, perijinan, dokumentasi dan pelaporan terhadap
pelaksanaan kegiatan.
f. Komunikasi
yakni memastikan sistem komunikasi di daerah terkena bencana dapat berfungsi, sehingga semua informasi dan
perintah pelaksanaan dapat berjalan dengan baik. Disamping itu informasi kondisi mutahir penanganan bencana dapat
diberikan kepada lembaga/insatansi/organisasi terkait dan masyarakat secara faktual dan aktual.
3. Struktur Organisasi
SRC PB inii dibentuk berd
dasarkan Keputtusan Kepala BNPB,
B dengan struktur
s organissasi sebagai be
erikut:
Satuan Reaksi Cepat (SRC) dipimpin oleh seorang Komandan SRC-PB dibantu oleh seorang Wakil Komandan. Komandan dan
Wakil Komandan SRC PB di bantu oleh Unsur Staf dan Unsur Pelaksana.
a. Komandan SRC–PB:
bertanggungjawab atas seluruh kegiatan operasi bantuan darurat khususnya pengerahan dan pemanfaatan bantuan
nasional dan Internasional tanggap darurat pada tahap awal kejadian bencana di suatu daerah.
b. Wakil Komandan
Bertugas untuk membantu tugas-tugas Komandan SRC-PB dalam hal penyiapan kedalam.
c. Unsur Staf, terdiri atas:
1) Bidang Administrasi, dipimpin oleh Seorang Kepala Bagian, yang bertanggungjawab terhadap tata laksana,
perencanaan peningkatan kapasitas, adminintrasi, keuangan, perijinan, pencatatan, dokumentasi dan pelaporan
2) Bagian Informasi Dan Media, dipimpin oleh Kepala Bagian yang bertanggungjawa terhadap penyampaian informasi
penanganan bencana kepada publik
3) Tim Pendukung, merupakan personil di luar struktur yang diperlukan dalam menunjang operasi tangap darurat
yang terdiri dari personil penghubung (liaison officer), staf ahli, instruktur pelatihan, crew moda transportasi seperti
pesawat Hercules dan Kapal Laut (KRI) dan tenaga pendukung operasional perkantoran.
d. Unsur Pelaksana , terdiri atas:
1) Bidang Kaji Cepat, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, bertanggung jawab atas kegiatan pengumpulan, evaluasi
dan penggunaan informasi sesuai perkembangan situasi lapangan. Informasi yang sangat dibutuhkan secara umum
meliputi pemahaman informasi terkini, memprediksi kemungkinan peningkatan risiko/ancaman bencana,
menyiapkan strategi alternatif dan operasi pengendalian kejadian darurat yang sedang terjadi.
2) Bidang Operasi, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, bertanggungjawab atas manajemen operasi pencarian,
penyelamatan dan evakuasi, pemenuhan kebutuhan dasar yang meliputi pemenuhan kebutuhan pangan, sandang,
papan, air bersih, air minum, sanitasi, layanan kesehatan, perlindungan terhadap kelompok rentan serta pemulihan
psikososial dan pemulihan darurat fungsi-fungsi sarana dan prasarana vital. Selanjutnya pelaksanaan operasi
mengikuti rencana aksi yang disiapkan oleh bidang Perencanaan dan Kaji Cepat.
3) Bidang Sumberdaya, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, bertanggungjawab menyediakan dukungan sarana dan
prasarana, fasilitas, pelayanan, bahan-bahan dan personel untuk operasi bantuan penanganan darurat.
•Melakukan kajian tentang iklim dan cuaca di daerah bencana yang terkait dengan ancaman
Hydrometeorlogi.
• Melakukan kajian spesifik tentang kondisi bangunan yang runtuh di tempat bencana.
• Memberikan pertimbangan, saran dan pemecahan permasalahan dan cara mengatasi dalam
penanggulangan bencana.
b) Penghubung adalah wakil-wakil dari instansi/lembaga/organisai baik Nasional maupun Internasional yang
terkait dengan penanganan tangap darurat bencana yang sedang dilakukan. Fungsinya adalah untuk lebih
mengefektifkan koordinasi dengan instansi induknya.
c) Personil Bantuan Penanganan Angkutan Udara dan Laut di Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) dan Pangkalan
Angkatan Laut (Lanal) untuk distribusi bantuan termasuk crew Hercules dan Pesawat lainnya serta KRI
b. Unsur Pelaksana, terdiri atas:
1) Bidang Kaji Cepat Dan Perencanaan
a) Seksi Kaji Cepat , bertugas:
(1) Melakukan kajian dampak bencana serta kemampuan penanganan darurat secara cepat dan tepat melalui
identifikasi terhadap :
• Cakupan lokasi bencana
• Jumlah korban bencana
• Kerusakan sarana dan prasarana
• Gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta pemerintah
• Kemampuan sumber daya alam maupun buatan
(2) Melakukan kajian untuk menentukan kebutuhan dan tindakan yang tepat pada saat tangap darurat, serta
untuk mempersiapkan bantuan lanjutan jika diperlukan
b) Seksi Perencanaan bertugas:
(1) Memahami situasi terkini dari perkembangan kejadian bencana.
(2) Mengelompokkan dan menganalisis data primer dan data sekunder terkait dengan kejadian bencana serta
dampaknya
(3) Menyusun draft rencana tindak yang tepat untuk pelaksanaan operasi bantuan tanggap darurat
(4) Memprediksi kemungkinan ekskalasi/peningkatan risiko atau ancaman yang mungkin timbul akibat faktor-
faktor dinamika manusia dan alam
(5) Menyiapkan strategi dan alternatifnya untuk mengendalikan operasi penanganan tanggap darurat
(6) Melaporkan dan menjelaskan draft rencana tindak kepada Kepala SRC PB untuk ditetapkan menjadi
rencana operasi.
2) Bidang Operasi
Bidang operasi melaksanakan rencana operasi yang ditetapkan oleh Komandan SRC PB. Bidang Operasi terdiri dari 5
Seksi yang masing-masing memiliki tugas sebagai berikut :
a) Seksi Pencarian, Penyelamatan dan Evakuasi (SAR) bertugas:
(1) Mencari, menyelamatkan dan mengevakuasi korban ke tempat yang sudah ditentukan.
(2) Pencarian korban dapat dihentikan apabila setelah jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak dimulainya operasi
pencarian, tidak ada tanda-tanda korban akan ditemukan.
(3) Pencarian korban dapat dilanjutkan kembali dengan pertimbangan adanya informasi baru mengenai
indikasi keberadaan korban bencana.
(4) Pertolongan darurat diprioritaskan pada masyarakat yang mengalami luka parah dan kelompok rentan.
(5) Menyingkirkan dan/atau memusnahkan barang atau benda dilokasi bencana yang dapat membahayakan
jiwa.
(6) Menyingkirkan dan/atau memusnahkan barang atau benda yang dapat mengganggu proses
penyelamatan.
(7) Memerintahkan kepada pimpinan instansi/lembaga terkait untuk mematikan aliran listrik, gas, atau
menutup/membuka pintu air jika diperlukan untuk mencegah terjadinya peningkatan risiko bencana.
(8) Terhadap korban yang meninggal dunia dilakukan upaya identifikasi (disaster victim identification) dan
pemakaman yang selayaknya.
(9) Melaksanakan evakuasi untuk penyelamatan korban luka atau masyarakat yang berisiko terancam jiwanya
akibat ekskalasi ancaman bencana.
d) Seksi Transportasi
(1) Bersama Seksi perencanaan membuat analisa daerah operasi
(2) Bersama Seksi perencanaan menetapkan rute-rute yang efektif dan efisien
(3) Memilih dan menetapkan lokasi bahan bakar pendukung
(4) Memilih moda transportasi yang tepat berdasarkan kondisi lapangan dan memenuhi kebutuhan kapasitas
yang diperlukan
(5) Menetapkan pengatur penggunaan moda transportasi
(6) Memastikan semua peralatan transportasi yang akan digunakan dalam operasi tanggap darurat dapat
berfungsi dengan standard keselamatan yang berlaku
e) Seksi Pengaturan Personil dan Relawan
(1) Menyiapkan personil untuk bidang-bidang yang dibutuhkan sesuai rencana aksi.
(2) Menyiapkan personil khusus untuk pengaturan relawan asing
(3) Melaksanakan pendataan personil dan relawan baik lokal maupun internasional yang akan terlibat dalam
penanggulangan bencana.
C. PERSONIL
Untuk operasional, tim SRC PB dibagi menjadi dalam beberapa kelompok stand by yang berjumlah 75 orang dengan
komposisi sebagai berikut:
2. Perekrutan
Satuan Reaksi Cepat sebagai satuan penindak awal dari Pemerintah yang direkrut dari berbagai kekuatan/potensi sumberdaya
yang berasal dari gabungan instansi/lembaga organisasi yang terkait dengan penanggulangan bencana di dalam komando
Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Mekanisme perekrutan anggota SRC PB adalah sebagai berikut:
a. Setiap instansi/lembaga/organisasi mengidentifikasikan personil yang mempunyai dan memenuhi kualifikasi persyaratan
yang ditetapkan
b. Instansi/Lembaga/Organisasi mengirimkan nama-nama personil kepada BNPB sesuai jumlah yang diperlukan
c. Nama-nama personil yang ditunjuk oleh instansi/lembaga/organisasi ditetapkan sebagai Anggota Satuan Reaksi Cepat
Penanggulangan Bencana dengan keputusan Kepala BNPB
d. Setiap personil yang telah ditunjuk dan ditetapkan harus siap sewaktu-waktu apabila diberangkatkan dengan status di
bawah perintah (BP) dari BNPB.
D. DUKUNGAN
1. Peralatan/Perlengkapan
Peralatan/perlengkapan standard yang dipersiapkan untuk SRC PB dibagi dalam:
a. Peralatan Angkut:
1) Pesawat Hercules C-130 4 unit
2) Pesawat Be-200 2 unit
3) Pesawat CN 235/F-50 4 unit
4) Helikopter Puma/Bell 4 unit
5) Kapal Laut 2 unit
6) Mobil Kom. Komando 4 unit
7) Truck 10 unit
8) Ambulance 4 unit
9) Mobil Operasi (4 WD) 4 unit
10) Sepeda Motor Trail 10 unit
11) Speed Boat 4 unit
b. Peralatan Khusus:
1) Pencarian, Pertolongan dan Evakuasi :
a) Escavator
b) Binatang pencari/pelacak
c) Kompas
d) Peta
e) Global Positioning System (GPS)
f) Gas Detector (model sesuai peruntukan)
g) Label triase (hijau, kuning, merah, hitam)
h) Cat semprot portabel
i) Tenda
j) Kantong mayat
2. Basis Lokasi
Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana ini akan di tempatkan di 2 (dua) lokasi yaitu, Lanud Halim Perdana Kusuma
Jakarta dan Lanud Abdul Rahman Saleh Malang. Di setiap lokasi akan disiagakan masing-masing 550 orang personil, di mana
setiap hari akan disiapkan 75 orang di masing masing base ops yang siap diberangkatkan pada kesempatan pertama. Pada
kesempatan berikutnya akan diterbangkan regu yang lebih lengkap jika diperlukan sesuai dengan informasi terbaru dari
lapangan.
SRC PB
Wilayah Ba
arat
SRC PB
Wilayyah Timur
Batas Wila
ayah Kerja SRC -PB
Denah La
anud Halim PK Dena
ah Lanud ABD.. Rahman Saleh
E. ME
EKANISM
ME PENG
GERAHAN
N SRC-PB
B
Pengerahan
P SR
RC-PB dilakukan
n secara selek
ktif berdasarkan
n kondisi dan situasi bencan
na yang terjadi, seperti terlih
hat dalam baga
an
alir.
a
3. Pengakhiran (demobilisasi)
a. Melakukan review tentang personil dan perlengkapan yang telah dikerahkan.
b. Melakukan koordinasi untuk demobilisasi
c. Melaporkan kepada pemerintah daerah setempat tentang pelaksanaan tugas yang telah dilakukan
d. Menghitung kembali peratana dan bahan-bahan yang akan dibawa kembali.
e. Mengevaluasi terhadap kinerja yang telah dilakukan
f. Membuat laporan evaluasi
g. Membersihkan bekas tempat bekerja.
h. Setelah selesai menjalankan tugas tanggap darurat, segera kembali ke basis lokasi.
F. KETERLIBATAN INSTANSI/LEMBAGA/ORGANISASI
TERKAIT DALAM SRC-PB
Keterlibatan SRC-PB dengan berbagai instansi, lembaga, organisasi terkait dapat dikelompokkan dalam:
1. Lembaga/Instansi Utama Nasional
Instansi/Lembaga/Organisasi terkait yang utama dalam Satuan Reaksi Cepat ini diantaranya adalah:
n. Organisasi Relawan
- Menyiapkan relawan yang terlatih dengan berbagai spesialisasi keahlian tertentu (medis, SAR, dapur umum,
psikososial, dll).
- Menyiapkan dan membawa alat perlengkapan yang diperlukan
o. Perusahaan atau Lembaga Usaha Swasta Nasional
- Menyiapkan relawan yang terlatih dengan berbagai spesialisasi keahlian tertentu (medis, SAR, dapur umum,
psikososial, dll).
- Menyiapkan dan membawa alat perlengkapan yang diperlukan
G. PEMBINAAN
Untuk meningkatkan dan menjaga pengetahuan dan kemampuan personel SRC PB diperlukan pembinaan secara teratur dan
menerus. Untuk itu perlu disiapkan sarana dan prasaran pendukung pendidikan dan latihan yang memadai termasuk peralatan
standar.
Pelatihan akan dilaksanakan secara sistematik mulai dari pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan kemampuan dasar
perorangan, kemampuan spesifik setiap tim, seksi, bidang dan tingkat Satuan. Pendidikan terprogram ini akan dilaksanakan dengan
menggunakan instruktur yang berpengalaman baik dari dalam negeri maupun luar negeri, sehingga diharapkan akan terbentuk Tim
Inti yang memiliki standar internasional dalam penanganan kedaruratan bencana.
Idealnya SRC PB merupakan satuan Khusus dengan personel pilihan yang memiliki standar kompetensi yang terukur dan teruji.
Untuk itu setiap calon anggota SRC PB harus dipilih melalui suatu rangkaian pengujian yang obyektif berdasarkan kemampuan
intelektualitas dan stamina fisik yang memadai untuk penugasan mengatasi darurat bencana.
Pada setiap latihan akan dilakukan penilaian personel secara perorangan dan kelompok. Materi latihan dari setiap Seksi dan Bidang
disesuaikan dengan spesialisasi dan kompetensi masing-masing. Sendangkan untuk tingkat Satuan adalah latihan gabungan dari
setiap Bidang.
H. PEMBIAYAAN
Biaya operasional yang timbul akibat dari pembentukan kelembagaan, pembinaan dan pengerahan Satuan Reaksi Cepat
Penanggulangan Bencana ini akan dibiayai dari APBN melalui DIPA BNPB serta dana bantuan lainnya yang sah dan tidak mengikat.
ttd