MENGGAMBAR TEKNIK
Disusun Oleh :
Nama : RAHMAN HAFIZ
Nim : 18212010109
TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANTAKUSUMA
2020 / 2021
KATA PENGANTAR
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Makalah ini digunakan untuk bidang keahlian teknik kendaraan ringan, yang
disusun dengan memperhatikan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik agar
mahasiswa dapat menguasai materi dan memahami serta dapat menerjemahkan
gambar teknik.
Gambar teknik merupakan bahasa teknik yaitu suatu alat untuk menyampaikan
informasi. Informasi yang disampaikan adalah dari seorang juru gambar atau orang
yang membuat gambar. Dari informasi tersebut nantinya dapat dipakai oleh teknisi
untuk membuat, mengerjakan atau membetulkan suatu alat.
Setelah mempelajari makalah ini mahasiswa diharapkan memahami tentang
fungsi, aturan-aturan dasar, penyajian benda-benda tiga dimensi, serta dapat membaca
dan menerjemahkan gambar teknik.
B. Prasyarat
1. 1. JENIS-JENIS GARIS
Dalam penggambaran teknik, digunakan beberapa jenis garis yang digunakan
sesuai dengan maksud dan
3. Garis bergores, yaitu garis gores panjang dengan garis gores pendek diantaranya
Selain bentuk, harus diperhatikan juga ketebalan garis yang digunakan. Berdasarkan
tebalnya, garis dibagi menjadi dua jenis, yaitu garis tebal dan garis tipis, dengan masing-
masing kegunaannya. Di bawah ini adalah contoh dari penggunaan variasi garis dan tabel
keterangannya
Gambar 1
Contoh penggunaan variasi jenis garis
Tabel jenis-jenis garis dan penggunaannya
2. PROYEKSI
Proyeksi 2 dimensi adalah penerjemahan suatu benda bentuk 3 dimensi kedalam
bentuk 2 dimensi, artinya benda tersebut digambarkan hanya dari salah satu sudut
pandang, dan oleh sebab itu gambar proyeksi 2 dimensi hanya memiliki dua komponen
ukuran , yaitu panjang dan lebar. Kekurangan satu elemen ukuran yang lain yaitu ukuran
tinggi dikompensasi dengan di buatkan proyeksi dari sudut pandang yang lain yang dapat
memperlihatkan ketinggian benda tersebut. Apabila benda yang hendak diproyeksikan
memiliki kerumitan yang tinggi, tidak menutup kemungkinan gambar proyeksi yang
dibuat menampilkan banyak sudut pandang. Gambar tampilan proyeksi 2 dimensi
diusahakan menampilkan sesedikit mungkin pandangan dengan memperhatikan faktor
kerapian dan kemudahan pembacaan gambar.
Konsep proyeksi
Pada gambar 6 terlihat bahwa semua bentuk benda tersebut memiliki gambar proyeksi
yang sama seperti gambar 3 (dilihat dari pandangan depan). Untuk mengetahui dengan
pasti bagaimana bentuk benda yang sebenarnya, kita harus menambah gambar proyeksi
tersebut dengan mengambil sudut pandang yang lain, bisa 2 pandangan, 3 pandangan
atau lebih, tergantung dari tingkat kerumitan yang dimiliki oleh benda tersebut. Peraturan
dalam menentukan jumlah sudut pandang proyeksi adalah buatlah pandangan sesedikit
mungkin, dengan menampilkan seluruh informasi yang diperlukan, dengan catatan
keseluruhan gambar tersebut mudah dibaca semua orang (artinya lebih baik membuat
gambar 3 pandangan dengan kondisi yang mudah dibaca daripada membuat gambar 2
pandangan dengan kondisi yang sulit dibaca).
Gambar proyeksi
Gambar
12a Gambar12b
Susunan gambar proyeksi harus sedemikian rupa sehingga pandangan depan A sebagai
patokan, pandangan atas B terletak dibawah, pandangan kiri C terletak di kanan,
pandangan kanan D terletak disebelah kiri, pandangan bawah E terletak diatas, dan
pandangan belakang F boleh ditempatkan disebelah kiri atau kanan. Hasil selengkap
dapat di lihat pada Gambar 13b.
Dalam gambar, garis-garis tepi yaitu garis-garis batas antara bidang-bidang proyeksi dan
garis-garis proyeksi tidak digambar.
Gambar proyeksi demikian disebut gambar proyeksi sudut pertama. Cara ini disebut juga
“Cara E” karena cara ini telah banyak dipergunakan dinegara-negara Eropa seperti
Jerman, Swiss, Prancis, Rusia dsb.
3. PERSPEKTIF
Gambar perspektif adalah gambar 3 dimensi yang merupakan hasil terjemahan dari
gambar 2 dimensi, jadi merupakan kebalikan dari gambar proyeksi. Membuat gambar
perspektif relatif lebih sulit dibandingkan dengan menggambar proyeksi. Kesulitan
pertama adalah menggabungkan seluruh pandangan yang ada sehingga kita bisa
membayangkan bentuk benda yang sebenarnya. Kesulitan kedua adalah, walaupun kita
sanggup membayangkan bentuk perspektif dari benda tersebut di pikiran kita, seringkali
kita kesulitan dalam menggambarkan bentuk tersebut di atas kertas. Menerjemahkan hasil
pembacaan kita ke atas kertas memang tidak mutlak harus dilakukan, tetapi akan sangat
membantu apabila kita sanggup melakukannya.
4. GAMBAR POTONGAN
Tidak jarang ditemui benda-benda dengan rongga–rongga didalamnya. Untuk
menggambarkan bagian–bagian ini dipergunakan garis gores, yang menyatakan garis–
garis tersembunyi. Jika hal ini dilaksanakan secara taat asas, maka akan dihasilkan
sebuah gambar yang rumit sekali dan susah dimengerti. Bayangkan saja jika sebuah
lemari roda gigi harus digambar secara lengkap! Untuk mendapatkan gambaran dari
bagian–bagian yang tersembunyi ini, bagian yang menutupi dibuang. Gambar demikian
disebut gambar potongan, atau disingkat dengan potongan.
Gambar pada gambar 16a memperlihatkan sebuah benda dengan bagian yang tidak
kelihatan. Bagian ini dapat dinyatakan dengan garis gores. Jika benda ini dipotong, maka
bentuk dalamnya akan lebih jelas lagi. Gambar 16b memperlihatkan cara memotongnya,
dan gambar 16c sisa bagian depan setelah bagian yang menutupi disingkirkan. Gambar
sisa ini diproyeksikan ke bidang potong, dan hasilnya disebut potongan (gambar 16d.
Gambarnya diselesaikan dengan garis tebal.
Dalam hal–hal tertentu bagian–bagian yang terletak di belakang potongan ini, tidak
perlu digambar. Hanya jika bagian ini diperlukan, maka bagian di belakang potongan ini
digambar dengan garis gores.
Potongan melalui garis sumbu dasar Potongan tidak melalui garis sumbu dasar
gambar 18a
gambar 18b gambar 18c
Pot. meloncat Pot. dua bidang menyudut Pot. bidang berdampingan
Potongan Separuh
Bagian–bagian simetrik dapat digambar setengahnya sebagai gambar potongan dan
setengahnya lagi sebagai pandangan (gambar 19). Dalam gambar ini garis–garis yang
tersembunyi tidak perlu digambar dengan garis gores lagi. Karena sudah jelas pada
gambar potongan.
Potongan Setempat
Kadang–kadang diperlukan gambaran dari bagian kecil saja dari benda yang tersembunyi,
misalnya benda pada gambar 20a. Gambar–gambar 20b dan 20c memperlihatkan
gambar yang dipotong setempat dan potongan penuh. Potongan setempat juga dilakukan
pada bagian–bagian yang tidak boleh dipotong (gambar 20d).
Baut, Paku keling, pasak, poros, sirip penguat, tidak boleh dipotong simbol memanjang.
Arsir
Untuk membedakan gambar potongan dari gambar pandangan, dipergunakan arsir, yaitu
garis tipis miring.
Kemiringan garis arsir adalah 45° terhadap garis sumbu, atau terhadap garis gambar.
Arsiran dari 2 bagian yang berbeda dan berimpit harus dibedakan pitch-nya.
5. PENUNJUKKAN UKURAN
Poin yang akan dipelajasi pada pokok bahasan ini antara lain :
Gambar
21. Contoh ukuran bentuk
Untuk memberikan ukuran posisi kita harus menentukan posisi datum terlebih
dahulu. Datum adalah bidang referensi. Datum ini bisa berupa titik sudut, garis, ataupun
bidang pada suatu benda. Penentuan datum ini didasarkan oleh hal-hal berikut ini :
1. Fungsi dari benda
2. Kemudahan pengerjaan
3. Kemudahan perakitan
Hal penting yang lain dalam penunjukkan ukuran adalah penyederhanaan ukuran, artinya
penunjukkan ukuran dibuat sedemikian rupa hingga tidak memakan banyak area gambar
yang berarti membuat gambar menjadi lebih lapang dan mudah dibaca. Selain itu dengan
efisiensi ukuran, gambar benda yang ditampilkan bisa lebih besar (skala), dan pembacaan
akan lebih mudah. Penyederhanaan boleh dilakukan dengan tanpa mengurangi fungsi dari
ukuran itu sendiri.
2. Toleransi ukuran.
Pada artikel ini kita hanya akan membahas Toleransi ukuran, yang memang banyak kita
lihat dan kita pakai sehari-hari. Toleransi ukuran terbagi lagi atas beberapa jenis:
Toleransi Umum
Toleransi Khusus
Toleransi Suaian
Toleransi Umum
Toleransi umum, adalah besaran angka toleransi yang berlaku untuk semua ukuran yang
terdapat pada gambar, kecuali ukuran-ukuran yang telah dicantumi angka toleransi secara
khusus. Dengan kata lain, ukuran yang tidak diikuti oleh harga toleransi berarti mengikuti
harg atoleransi umum yang berlaku.
Contoh :
Gambar 25. Contoh toleransi umum
Toleransi Khusus
Toleransi khusus adalah toleransi di luar angka toleransi umum, dan diletakkan langsung
setelah angka nominalnya.
Toleransi Suaian
Biasanya toleransi suaian dipakai pada benda kerja yang berpasangan, seperti misalnya
Poros dan As. Untuk toleransi ini biasanya menggunakan symbol Huruf, untuk lubang
biasanya menggunakan huruf Kapital / Huruf besar, sedangkan untuk poros
menggunakan huruf kecil.
Untuk mudahnya, toleransi suaian ini kita jelaskan dengan mengaplikasikannya pada
bentuk lubang dan poros yang berpasangan satu sama lain. Harga toleransi suaian yang
dicantumkan menentukan keadaan kelonggaran antara lubang dan poros tersebut.
Keadaan suaian dibagi menjadi 3 jenis :
Ukuran yang menggunakan harga toleransi suaian mencantumkan angka nominal, simbol
toleransi dan angka toleransinya yang ditulis di dalam kurung (angka ini dituliskan hanya
apabila diperlukan, misalnya pihak pengguna gambar tidak memiliki table standar suaian
ISO).
Khusus pada gambar susunan, angka nominal dari benda harus mencantumkan harga
toleransi untuk kedua benda, lubang maupun poros.
PENUTUP
KESIMPULAN