Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN TUGAS BESAR

MENGGAMBAR TEKNIK

Disusun Oleh :
Nama : RAHMAN HAFIZ
Nim : 18212010109

TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANTAKUSUMA
2020 / 2021
KATA PENGANTAR

Makalah ini berisikan dengan legiatan belajar tentang Pengenalan Gambar


Teknik, kegiatan belajar tentang Penyajian Gambar, dan kegiatan belajar tentang
Menginterpretasikan Gambar Teknik dan Rangkaian. Modul ini juga dilengkapi uji
kompetensi yang berada pada setiap kegiatan belajar dan evaluasi akhir untuk
mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa.
Makalah ini menginterpretasikan Gambar Teknik diharapkan bermanfaat bagi
mahasiswa dan dosen sebagai tambahan materi dalam pembelajaran
Menginterpretasikan Gambar Teknik. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan
modul ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik maupun saran sangat
diharapkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Pangkalan Bun, ....Januari 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Makalah ini digunakan untuk bidang keahlian teknik kendaraan ringan, yang
disusun dengan memperhatikan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik agar
mahasiswa dapat menguasai materi dan memahami serta dapat menerjemahkan
gambar teknik.
Gambar teknik merupakan bahasa teknik yaitu suatu alat untuk menyampaikan
informasi. Informasi yang disampaikan adalah dari seorang juru gambar atau orang
yang membuat gambar. Dari informasi tersebut nantinya dapat dipakai oleh teknisi
untuk membuat, mengerjakan atau membetulkan suatu alat.
Setelah mempelajari makalah ini mahasiswa diharapkan memahami tentang
fungsi, aturan-aturan dasar, penyajian benda-benda tiga dimensi, serta dapat membaca
dan menerjemahkan gambar teknik.

B. Prasyarat

Makalah Menginterpretasikan Gambar Teknik merupakan modul awal yang


tidak memerlukan prasyarat khusus bagi mahasiswa. Makalah ini diajarkan sebagai
dasar untuk mempelajari modul-modul Menggambar di tingkat yang lebih tinggi.
C. Tujuan

Setelah mempelajari pokok bahasan ini Mahasiswa diharapkan dapat:


1. Memahami gambar sebagai “Bahasa Teknik”.
2. Menyebutkan fungsi gambar teknik.
3. Menjelaskan sifat-sifat gambar.
4. Memahami dan membuat gambar sesuai dengan standar penyusunan pada kertas
gambar.
5. Memahami tentang skala gambar serta dapat mengaplikasikan fungsi skala
pada proses menggambar benda dari ukuran sebenarnya ke dalam kertas
gambar.
6. Mengetahui serta menggunakan alat-alat gambar.
7. Mengaplikasikan penggunaan garis berdasarkan jenisnya.
8. Memahami bentuk serta ukuran angka dan huruf.
BAB II
TEORI DASAR

1. 1. JENIS-JENIS GARIS
Dalam penggambaran teknik, digunakan beberapa jenis garis yang digunakan
sesuai dengan maksud dan

tujuannya. Pada dasarnya, jenis-jenis garis dibagi menjadi 3 bentuk :

1. Garis nyata, yaitu garis kontinu

2. Garis gores, yaitu garis pendek-pendek dengan jarak antara

3. Garis bergores, yaitu garis gores panjang dengan garis gores pendek diantaranya

Selain bentuk, harus diperhatikan juga ketebalan garis yang digunakan. Berdasarkan
tebalnya, garis dibagi menjadi dua jenis, yaitu garis tebal dan garis tipis, dengan masing-
masing kegunaannya. Di bawah ini adalah contoh dari penggunaan variasi garis dan tabel
keterangannya

Gambar 1
Contoh penggunaan variasi jenis garis
Tabel jenis-jenis garis dan penggunaannya




 2. PROYEKSI
Proyeksi 2 dimensi adalah penerjemahan suatu benda bentuk 3 dimensi kedalam
bentuk 2 dimensi, artinya benda tersebut digambarkan hanya dari salah satu sudut
pandang, dan oleh sebab itu gambar proyeksi 2 dimensi hanya memiliki dua komponen
ukuran , yaitu panjang dan lebar. Kekurangan satu elemen ukuran yang lain yaitu ukuran
tinggi dikompensasi dengan di buatkan proyeksi dari sudut pandang yang lain yang dapat
memperlihatkan ketinggian benda tersebut. Apabila benda yang hendak diproyeksikan
memiliki kerumitan yang tinggi, tidak menutup kemungkinan gambar proyeksi yang
dibuat menampilkan banyak sudut pandang. Gambar tampilan proyeksi 2 dimensi
diusahakan menampilkan sesedikit mungkin pandangan dengan memperhatikan faktor
kerapian dan kemudahan pembacaan gambar.

Konsep proyeksi

Mengapa kita membutuhkan lebih dari satu pandangan ?


Dalam pembuatan gambar teknik, ada kalanya satu pandangan tidak mencukupi untuk
menerjemahkan suatu benda ke dalam gambar proyeksi 2 dimensi. Perhatikan gambar
contoh di bawah;

Gambar 6. Pandangan depan suatu benda


Gambar 7. Alternatif bentuk

Pada gambar 6 terlihat bahwa semua bentuk benda tersebut memiliki gambar proyeksi
yang sama seperti gambar 3 (dilihat dari pandangan depan). Untuk mengetahui dengan
pasti bagaimana bentuk benda yang sebenarnya, kita harus menambah gambar proyeksi
tersebut dengan mengambil sudut  pandang yang lain, bisa 2 pandangan, 3 pandangan
atau lebih, tergantung dari tingkat kerumitan yang dimiliki oleh benda tersebut. Peraturan
dalam menentukan jumlah sudut pandang proyeksi adalah buatlah pandangan sesedikit
mungkin, dengan menampilkan seluruh informasi yang diperlukan, dengan catatan
keseluruhan gambar tersebut mudah dibaca semua orang (artinya lebih baik membuat
gambar 3 pandangan dengan kondisi yang mudah dibaca daripada membuat gambar 2
pandangan dengan kondisi yang sulit dibaca).

Gambar proyeksi

Dari gambar di atas terlihat bahwa untuk menerjemahkan benda 3d (gambar 7)


diperlukan paling sedikit 2 pandangan, bisa terdiri dari bermacam kombinasi pandangan,
bisa tediri dari pandangan depan + pandangan samping, atau pandangan depan +
pandangan atas, atau yang lainnya sepanjang semua informasi bentuk tercakup dalam
gambar proyeksi tersebut.
Penguasaan gambar proyeksi diperlukan terutama untuk membuat gambar teknik, bukan
untuk membaca gambar teknik, tetapi karena tingkat kesulitan dalam membuat gambar
berada di bawah  tingkat kesulitan membaca gambar, maka pelajaran proyeksi sebaiknya
dilakukan pada tahap awal pengajaran, untuk pendahuluan dalam pelatihan daya bayang
dalam pembacaan bentuk gambar  3 dimensi (perspektif).
Sudut pandang proyeksi
Konsep lay out (tata letak) dalam penggambaran gambar teknik terdapat dua macam
konsep, yang didasarkan pada sudut pandang gambar, yaitu :
1. Sudut pertama (1st angle) atau proyeksi Eropa

2. Sudut ketiga (3rd angle) atau proyeksi Amerika

Perhatikan gambar di bawah ;

Cara proyeksi berdasarkan kwadran

“Kamar-kamar” yang terbentuk dari potongan bidang proyeksi tersebut


disebut kwadran, yang berarti masing-masing kamar dinamakan kwadran pertama,
kwandran kedua sampai keempat, apabila benda diletakkan pada kwadran pertama dan
diproyeksikan pada bidang proyeksi di dalamnya, maka cara seperti ini disebut cara
pandang (cara proyeksi) kwadran pertama (atau sudut pertama), demikian juga halnya
apabila benda diletakkan pada kwadran ketiga dan diproyeksikan pada bidang-bidang
proyeksinya, maka cara tersebut dinamakan cara pandang sudut ketiga. Secara konsep,
proyeksi sudut kedua dan keempat pun bisa digunakan, tetapi pada prakteknya yang
sekarang ini digunakan hanyalah proyeksi sudut pertama dan ketiga.
Benda seperti yang tampak pada gambar 12a diletakkan di depan bidang-bidang
proyeksi seperti pada gambar 12b. Ia diproyeksikan pada bidang belakang menurut garis
penglihatan A, dan gambarnya adalah gambar pandangan depan. Tiap garis atau tepi
benda tergambar sebagai titik atau garis pada bidang proyeksi. Pada gambar 12b tampak
juga proyeksi benda pada bidang bawah menurut arah B, menurut arah C pada bidang
proyeksi sebelah kanan , menurut arah D pada bidang proyeksi sebelah kiri, menurut arah
E pada bidang proyeksi atas, dan menurut arah F pada bidang depan. Setelah terbentuk
semua proyeksi (gambar 12b), bentangkan semua bidang proyeksi menjadi bidang-bidang
2 dimensi (gambar 13a).

Gambar
12a                                                                               Gambar12b

Gambar 13a                                                                         Gambar 13b

Susunan gambar proyeksi harus sedemikian rupa sehingga pandangan depan A sebagai
patokan, pandangan atas B terletak dibawah, pandangan kiri C terletak di kanan,
pandangan kanan D terletak disebelah kiri, pandangan bawah E terletak diatas, dan
pandangan belakang F boleh ditempatkan disebelah kiri atau kanan. Hasil selengkap
dapat di lihat pada Gambar 13b.
Dalam gambar, garis-garis tepi yaitu garis-garis batas antara bidang-bidang proyeksi dan
garis-garis proyeksi tidak digambar.

Gambar proyeksi demikian disebut gambar proyeksi sudut pertama. Cara ini disebut juga
“Cara E” karena cara ini telah banyak dipergunakan dinegara-negara Eropa seperti
Jerman, Swiss, Prancis, Rusia dsb.

Cara proyeksi sudut ketiga


Benda yang akan digambar diletak dalam peti dengan sisi-sisi tembus pandang sebagai
bidang-bidang proyeksi, seperti pada gambar 14a. Pada tiap-tiap bidang proyeksi akan
tampak gambar pandangan dari benda menurut arah penglihatan, yang ditentukan oleh
anak panah.

Pandangan depan dalam arah A dipilih sebagai pandangan depan. Pandangan-pandangan


lain diproyeksikan pada bidang proyeksi lainnya menuerut gambar 14a, Sisi peti dibuka
menjadi satu bidang proyeksi lainnya menurut gabar 14b. Hasil lengkapnya dapat dilihat
pada gambar 14c. Dengan pandangan A sebagai patokan, pandangan atas B diletakkan di
atas, pandangan kiri C diletakkan di kiri, pandangan kanan D diletakkan di kanan,
pandangan bawah E diletakkan di bawah, dan pandangan belakang F dapat diletakkan di
kiri atau kanan. Susunan proyeksi demikian disebut gambar proyeksi sudut ketiga, dan
disebut juga “Cara A” karena cara ini telah dipakai di Amerika.Negara-negara lain yang
banyak mempergunakan cara ini adalah Jepang, Australia, Canada dsb.

Benda kerja                                                                             Hasil proyeksi


Susunan gambar hasil proyeksi

3. PERSPEKTIF
Gambar perspektif adalah gambar 3 dimensi yang merupakan hasil terjemahan dari
gambar 2 dimensi, jadi merupakan kebalikan dari gambar proyeksi. Membuat gambar
perspektif relatif lebih sulit dibandingkan dengan menggambar proyeksi. Kesulitan
pertama adalah menggabungkan seluruh pandangan yang ada sehingga kita bisa
membayangkan bentuk benda yang sebenarnya. Kesulitan kedua adalah, walaupun kita
sanggup membayangkan bentuk perspektif dari benda tersebut di pikiran kita, seringkali
kita kesulitan dalam menggambarkan bentuk tersebut di atas kertas. Menerjemahkan hasil
pembacaan kita ke atas kertas memang tidak mutlak harus dilakukan, tetapi akan sangat
membantu apabila kita sanggup melakukannya.

Kemampuan untuk membaca gambar (membayangkan perspektif) lebih banyak


diperlukan secara umum daripada kamampuan membuat gambar (membayangkan
proyeksi). Kemampuan membuat gambar diperlukan hanya terbatas utuk orang-orang
yang tugasnya memang membuat/mencipta gambar teknik, seperti misalnya drafter,
designer, atau copies. Tetapi kemampuan membaca gambar diperlukan oleh lebih banyak
orang yang tugasnya berkaitan dengan bidang engineering. Oleh karenanya pelatihan
gambar perspektif harus dilakukan secara intensif. Teori pada pokok bahasan perspektif
ini sangatlah sedikit (untuk tahap dasar), sehingga metoda pelatihan yang terbaik adalah
dengan dengan banyak mengerjakan latihan-latihan soal.  Di bawah ini adalah beberapa
contoh aplikasi gambar perspektif, pelajari dengan baik, kemudian kerjakan latihan soal-
soal pada halaman paling belakang Proyeksi Perspektif
Keterangan :             PD (pandangan depan), PS (pandangan samping), PA (pandangan
atas)

Contoh gambar perspektif

4. GAMBAR POTONGAN
Tidak jarang ditemui benda-benda dengan rongga–rongga didalamnya. Untuk
menggambarkan bagian–bagian ini dipergunakan garis gores, yang menyatakan garis–
garis tersembunyi. Jika hal ini dilaksanakan secara taat asas, maka akan dihasilkan
sebuah gambar yang rumit sekali dan susah dimengerti. Bayangkan saja jika sebuah
lemari roda gigi harus digambar secara lengkap! Untuk mendapatkan gambaran dari
bagian–bagian yang tersembunyi ini, bagian yang menutupi dibuang. Gambar demikian
disebut gambar potongan, atau disingkat dengan potongan.
Gambar pada gambar 16a memperlihatkan sebuah benda dengan bagian yang tidak
kelihatan. Bagian ini dapat dinyatakan dengan garis gores. Jika benda ini dipotong, maka
bentuk dalamnya akan lebih jelas lagi. Gambar 16b memperlihatkan cara memotongnya,
dan gambar 16c sisa bagian depan setelah bagian yang menutupi disingkirkan. Gambar
sisa ini diproyeksikan ke bidang potong, dan hasilnya disebut potongan (gambar 16d.
Gambarnya diselesaikan dengan garis tebal.
Dalam hal–hal tertentu bagian–bagian yang terletak di belakang potongan ini, tidak
perlu digambar. Hanya jika bagian ini diperlukan,  maka bagian di belakang potongan ini
digambar dengan garis gores.

Gambar 16. Penjelasan Mengenai Potongan

Cara–Cara Membuat Potongan


Potongan Dalam Satu Bidang
(1) Potongan Oleh Bidang Potong Melalui Garis Sumbu Dasar
Jika bidang potongan melalui garis sumbu dasar, pada umumnya garis potongnya dan
tanda tandanya tidak perlu dijelaskan pada gambar. Foto demikian disebut potongan
utama (gambar 17a)

(2) Potongan Yang Tidak Melalui Garis Sumbu Dasar


Jika diperlukan potongan yang tidak melalui sumbu dasar, letak bidang potongnya harus
dijelaskan pada garis potongnya (gambar 17b).

Gambar 17a                                        Gambar 17b

Potongan melalui garis sumbu dasar        Potongan tidak melalui garis sumbu dasar

Potongan Oleh lebih dari satu bidang


(1)   Potongan Meloncat
Untuk menyederhanakan gambar dan penghematan waktu, potongan–potongan dalam
beberapa bidang sejajar dapat disatukan. Pada gambar 18a diperlihatkan sebuah benda
yang dipotong menurut garis potong A-A. sebenarnya bidang potongannya terdiri atas
dua bidang, yang dalam hal ini akan disatukan. Potongan demikian dinamakan potongan
meloncat.
(2)   Potongan oleh dua bidang berpotongan
Bagian – bagian simetrik dapat digambar pada dua bidang potong yang saling
berpotongan. Satu bidang potong merupakan potongan utama, sedangkan bidang yang
lain menyudut dengan bidang pertama. Proyeksi pada bidang terakhir ini, setelah
diselesaikan menurut aturan-aturan yang berlaku, diputar hingga berhimpit pada bidang
proyeksi pertama. Gambar 18b menunjukkan bagaimana caranya membuat gambar
potongan demikian.

(3)   Potongan pada bidang berdampingan


Potongan pada pipa berbentuk seperti gambar 18c dapat dibuat dengan bidang–bidang
yang berdampingan melalui garis sumbunya.

gambar 18a
gambar 18b                                       gambar 18c
Pot. meloncat                   Pot.  dua bidang menyudut         Pot. bidang berdampingan

Potongan Separuh
Bagian–bagian simetrik dapat digambar setengahnya sebagai gambar potongan dan
setengahnya lagi sebagai pandangan (gambar 19). Dalam gambar ini garis–garis yang
tersembunyi tidak perlu digambar dengan garis gores lagi. Karena sudah jelas pada
gambar potongan.

Gambar 19. Potongan separuh

Potongan Setempat
Kadang–kadang diperlukan gambaran dari bagian kecil saja dari benda yang tersembunyi,
misalnya benda pada gambar 20a. Gambar–gambar 20b dan 20c  memperlihatkan
gambar  yang dipotong setempat dan potongan penuh. Potongan setempat juga dilakukan
pada bagian–bagian yang tidak boleh dipotong (gambar 20d).

gambar 20a                                                                          gambar 20b

gambar 20c.  Potongan penuh                                                 gambar 20d

Bagian-bagian yang tidak boleh dipotong


Ada beberapa jenis benda yang tidak diperboleh kan untuk dipotong, yaitu :

Baut, Paku keling, pasak, poros, sirip penguat, tidak boleh dipotong simbol memanjang.

Arsir
Untuk membedakan gambar potongan dari gambar pandangan, dipergunakan arsir, yaitu
garis tipis miring.

Kemiringan garis arsir adalah 45° terhadap garis sumbu, atau terhadap garis gambar.
Arsiran dari 2 bagian yang berbeda dan berimpit harus dibedakan pitch-nya.

5. PENUNJUKKAN UKURAN
Poin yang akan dipelajasi pada pokok bahasan ini antara lain :

1. Jenis ukuran (berdasarkan obyek yang di beri ukuran)


2. Datum
3. Peraturan-peraturan dalam memberikan ukuran
Untuk memudahkan pemahaman, jenis ukuran dibagi dua, yaitu ukuran bentuk dan
ukuran posisi.
Ukuran bentuk yaitu ukuran yang menunjukkan panjang dan lebar suatu obyek, termasuk
di dalamnya ukuran diameter, radius, dan lain-lain. Sedangkan ukuran posisi adalah
ukuran yang menunjukkan jarak obyek tersebut dari suatu bidan referensi tertentu
(datum). Contoh ukuran bentuk : Obyek kotak segi empat akan memiliki ukuran bentuk
panjang dan lebar, lingkaran akan memiliki ukuran bentuk diameter atau radius, segitiga
akan memiliki ukuran bentuk panjang dan tinggi atau panjang dan sudut, dan lain-lain.

Gambar
21. Contoh ukuran bentuk
Untuk memberikan ukuran posisi kita harus menentukan posisi datum terlebih
dahulu. Datum adalah bidang referensi. Datum ini bisa berupa titik sudut, garis, ataupun
bidang pada suatu benda. Penentuan datum ini didasarkan oleh hal-hal berikut ini :
1. Fungsi dari benda
2. Kemudahan pengerjaan
3. Kemudahan perakitan

Gambar 22. Contoh Datum

Aturan-aturan dalam pemberian ukuran :

1. Ukuran harus cukup jelas untuk bisa dibaca dengan mudah


2. Hindari pemberian ukuran ganda
3. Usahakan untuk menempatkan ukuran diluar area benda
4. Pastikan angka ukuran dan garis panahnya tidak ditabrak oleh garis yang lain
Gambar 23. Contoh cara penunjukkan ukuran yang benar

Hal penting yang lain dalam penunjukkan ukuran adalah penyederhanaan ukuran, artinya
penunjukkan ukuran dibuat sedemikian rupa hingga tidak memakan banyak area gambar
yang berarti membuat gambar menjadi lebih lapang dan mudah dibaca. Selain itu dengan
efisiensi ukuran, gambar benda yang ditampilkan bisa lebih besar (skala), dan pembacaan
akan lebih mudah. Penyederhanaan boleh dilakukan dengan tanpa mengurangi fungsi dari
ukuran itu sendiri.

Di bawah ini adalah contoh bentuk-bentuk penyederhanaan ukuran yang distandardkan


oleh ISO.

Gambar 24. Contoh gambar penyederhanaan ukuran


6. TOLERANSI
Pada Gambar Teknik, kita mengenal  ada beberapa 2 macam toleransi, antara lain

1. Toleransi bentuk dan Posisi

Yang dimaksudkan dengan toleransi bentuk dan posisi  adalah, batasan-batasan


penyimpangan bentuk atau posisi benda kerja yang diizinkan

2. Toleransi ukuran.

Yang dimaksud dengan toleransi ukuran adalah batasan-batasan penyimpangan ukuran


yang diperbolehkan pada suatu benda kerja.

Pada artikel ini kita hanya akan membahas Toleransi ukuran, yang memang banyak kita
lihat dan kita pakai sehari-hari. Toleransi ukuran terbagi lagi atas beberapa jenis:

 Toleransi Umum
 Toleransi Khusus
 Toleransi Suaian
Toleransi Umum
Toleransi umum, adalah besaran angka toleransi yang berlaku untuk semua ukuran yang
terdapat pada gambar, kecuali ukuran-ukuran yang telah dicantumi angka toleransi secara
khusus. Dengan kata lain, ukuran yang tidak diikuti oleh harga toleransi berarti mengikuti
harg atoleransi umum yang berlaku.

Contoh :
Gambar 25. Contoh toleransi umum

Toleransi Khusus
Toleransi khusus adalah toleransi di luar angka toleransi umum, dan diletakkan langsung
setelah angka nominalnya.

Gambar 26. Contoh toleransi khusus

Toleransi Suaian
Biasanya toleransi suaian dipakai pada benda kerja yang berpasangan, seperti misalnya
Poros dan As. Untuk toleransi ini biasanya menggunakan symbol Huruf, untuk lubang
biasanya menggunakan huruf Kapital / Huruf besar, sedangkan untuk poros
menggunakan huruf kecil.

Untuk mudahnya, toleransi suaian ini kita jelaskan dengan mengaplikasikannya pada
bentuk lubang dan poros yang berpasangan satu sama lain. Harga toleransi suaian yang
dicantumkan menentukan keadaan kelonggaran antara lubang dan poros tersebut.
Keadaan suaian dibagi menjadi 3 jenis :

 Suaian longgar (clearance fit)


Harga toleransi  yang menghasilkan keadaan longgar antara lubang dan poros
 Suaian luncur (sliding fit)
Harga toleransi yang menghasilkan keadaan luncur/halus antara lubang dan poros.m Pada
keadaan           ini, antara poros dan lubang nyaris tanpa kelonggaran, gap yang tercipta
antara lubang dan poros        berkisar antara 0.002-0.02mm (tergantung dari ukuran
nominal lubang-poros).

 Suaian sesak (interference fit)


Harga toleransi yang meghasilkan keadaan sesak antara lubang dan poros. Pada keadaan
ini ukuran poros lebih besar daripada ukuran lubang, yang memerlukan usaha tersendiri
untuk memasang poros ke lubang tersebut (menggunakan tenaga manusia dibantu alat
ketok, menggunakan mesin press, menggunakan metoda pemanasan lubang, dsb).

Ukuran yang menggunakan harga toleransi suaian mencantumkan angka nominal, simbol
toleransi dan angka toleransinya yang ditulis di dalam kurung (angka ini dituliskan hanya
apabila diperlukan, misalnya pihak pengguna gambar tidak memiliki table standar suaian
ISO).

Khusus pada gambar susunan, angka nominal dari benda harus mencantumkan harga
toleransi untuk kedua  benda, lubang maupun poros.

Gambar 27. Contoh penulisan angka toleransi


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Mata kuliah ini membahas 7 pokok bahasan yaitu: 

1) Dasar-dasar menggambar teknik, alat-alat gambar, jenis-jenis garis dan


penggunaannya, serta menggambar garis,

2) Gambar proyeksi (orthogonal, aksonometri),

3) Pemberian ukuran, skala gambar, gambar sistem perpipaan dan simbol-simbol


piping drawing,

4) Pemahaman cara mambaca gambar teknik meliputi PEFD (lambang lambang


gambar, pompa, HE, kran, dsb.),

Anda mungkin juga menyukai