Anda di halaman 1dari 21

STRATEGI KOMUNIKASI GURU TPA DALAM PEMBINAAN AKHLAK MURID

(STUDI KASUS TPA NURUL HIDAYAH AL-WALID PONTIANAK UTARA)

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH:

ANDI RISALDI
NIM: 11731028

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI

PONTIANAK

2021/2022
A. Latar belakang

Sebuah Perjalanan hidup manusia pasti akan mengalami suatu masa, yang disebut

dengan masa remaja. Dimana pada masa itu banyak terjadi berbagai macam goncangan

jiwa sebagai proses menuju kedewasaan. Darimasa itulah timbul suatu dorongan yang

akan membawa ke suatu perkembangan, baik perkembangan itu menuju ke arah positif

ataupun kearah negatif, hal ini tergantung dari pengaruh lingkungan di sekitarnya yang

akan membentuk. Manusia dalam menjalani hidupnya di dunia selalu bergulat dengan

dua kecenderungan yaitu positif dan negatif. Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa

ingin berhubungan dengan makhluk lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya,

bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu inilah yang

membuat manusia perlu berkomunikasi.

Faktor agama adalah hal yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian

lebih-lebih anak yang labil, karena pada sifatnya masih belum terarah, Agama yang

ditanamkan sejak kecil kepada anak-anak, sehingga merupakan bagian dari unsur-unsur

kepribadiannya, akan cepat bertindak menjadi pengendali dalam menghadapi segala

keinginan-keinginan dan dorongan-dorongan yang timbul karena keyakinan terhadap

agama yang menjadi bagian dari kepribadian itu, akan tetapi sikap dan tingkah laku

seseorang secara otomatis dari dalam.

Proses perkembangan yang dialami anak-anak akan menimbulkan permasalahan

bagi mereka sendiri dan bagi mereka yang berada didekat dengan lingkungan hidupnya.

Dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat pada era global saat ini
terasa sekali pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat, khususnya dalam bidang

pendidikan, sosial dan budaya.

Melihat fenomena yang ada pada saat sekarang ini , banyak sekali kita dapati

tingkah laku anak-anak yang bertentangan dengan norma-norma ajaran agama Islam,

seperti mabuk-mabukan, perkelahian, perkosaan, bahkan sudah ada yang menjerumus

kearah pembunuhan. Sehingga mengakibatkan para orang tua mengalami kebingungan

dalam mendidik anak-anaknya. Supaya tidak ikut terjerumus dalam hal-hal yang seperti

itu, mereka menginginkan mendidik anak-anaknya dengan metode pendidikan Islam.

Untuk mewujudkan tujuan dan cita-cita para orang tua dan anak supaya berkepribadian

tinggi dan berbudi pekerti yang luhur, diperlukan adanya pendidikan yang khusus yang

dapat memberikan sentuhan yang membangkitkan semangat mereka dalam segala bidang.

Tanpa adanya pendidikan tesebut maka sulit cita-cita bangsa akan tercapai, khususnya

manusia yang bertaqwa kepada Allah Swt dan berbudi pekerti luhur.

Pembinaan akhlak adalah dasar dari setiap pendidikan yang merupakan pondasi

sebagai benteng dari pengaruh perkembangan zaman yang tidak lepas dari budaya luar

yang menyesatkan.

Kata akhlak itu sendiri berasal dari bahasa arab khuluq yang jamaknya akhlak.

Menurut bahasa akhlak artinya, perangai, tabiat dan agama. Secara sempit pengertian

akhlak dapat di artikan kumpulan kaidah untuk menempuh jalan yang baik, jalan yang

sesuai, untuk menuju akhlak, dengan pandangan tentang kebaikan dan keburukan.

Dengan demikian, maka pembinaan akhlak sangatlah penting dalam membangun

kecerdasan dan perilaku anak sejak dini.


Akhlak adalah masalah yang penting, maka dalam membimbing dan membina

akhlak murid, guru dituntut dapat berperang aktif karena murid adalah masa yang

merupakan masa transisi dan membimbing sekaligus membina murid yang mempunyai

perbedaan dengan membimbing anak normal pada umumnya.

Dari fenimena diatas dapat dapat kita lihat bahwa akhlak pelajar untuk saat ini

sangat memprihatinkan. tingkah laku dari seorang pelajar sekarang tidak mencerminkan

bahwa mereka adalah sorang pelajar yang terdidik. Oleh karnanya akhlak menjadi

fondasi bagi mereka karakter diri. akhlak lah yang menjadi pembeda manusia dengan

makhluk yang lainnya.

Seperti yang di firmankan Allah SWT dalam Al-qur’an (QS.Al-Ahzab:21).

‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِ ْي َرسُوْ ِل هّٰللا ِ اُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ْن َكانَ يَرْ جُوا هّٰللا َ َو ْاليَوْ َم ااْل ٰ ِخ َر َو َذ َك َر هّٰللا َ َكثِ ْير ًۗا‬

Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu

(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan

yang banyak mengingat Allah.

Akhlak manusia secara umum dapat dibentuk dalam diri setiap insan, karna Allah

dan Rosulnya memerintahkan kita untuk berakhlak mulia dan menjahui akhlak tercela.

Akhlak dapat dibentuk berdasarkan asumsi manusia bahwa akhlak adalah hasil dari usaha

pembinaan, tidak dengan sendirinya.

Pendidikan pelajar saat ini tidak sepenuhnya terwujudkan, akan tetapi banyaknya

pristiwa yang tidak diinginkan terjadi dimasyarakat, bahwa pelajar saat ini banyak

mengalami kemerosotan akhlak, hal ini disebabkan adanya teknologi yang semakin
canggih dan pesat. Peran guru di TPA Nurul Hidayah Al-Walid dalam penanaman

akhlak, karna guru sangat berpengaruh besar dalam pengetahuan serta karakter muridnya.

Pada umumnya proses pembelajaran merupakan suatu komunikasi yang dilakukan

dengan tatap muka antara guru dan murid dalam kelas termasuk kedalam komunikasi

kelompok, akan tetapi guru bisa mengubahnya menjadi komunikasi interpersonal yaitu

dengan menggunakan metode dialog dan diskusi. Adapun Proses perubahan tingkah laku

dan ucapan tersebut terjadi melalui komunikasi. Maka dari itu tugas guru di TPA Nurul

Hidayah Al-walid selain memberikan pelajaran kepada murid juga membimbing serta

membina akhlak mereka dengan memperaktekkan akhlakul karimah serta budi peketi

yang baik.

Melihat peran guru di TPA Nurul Hidayah Al-Walid sangat besar kepada murid

maka peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul “STRATEGI KOMUNIKASI GURU

TPA DALAM PEMBINAAN AKHLAK MURID (STUDI KASUS TPA NURUL

HIDAYAH AL-WALID PONTIANAK UTARA).

B. Fokus Penelitian
Dari Latar Belakang diatas peneliti dapat memformulasikan pertanyaan besar

sebagaimana fokus penelitian yaitu Strategi Komunikasi Guru dalam Pembinaan Akhlak

murid di TPA Nurul Hidayah Al-walid. Sedangkan Sub fokus dari penelitian ini

diantaranya:

1. Bagaimana Strategi Komunikasi Guru dalam membina akhlak murid di TPA Nurul

Hidayah Al-Walid Pontianak Utara?

2. Kegiatan apa saja yang dilakukan guru dalam pembinaan akhlak murid di TPA Nurul

Hidayah Al-Walid Pontianak Utara?


3. Apa saja hambatan guru dalam proses pembinaan akhlak murid di TPA Nurul

Hidayah Al-Walid Pontianak Utara?

C. Tujuan Penelitian
Dari Fokus Penelitian diatas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai diantaranya:

1. Untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi guru dalam pembinaan akhlak

Murid di TPA Nurul Hidayah Al-Walid Pontianak Utara.

2. Untuk Mengetahui Kegiatan apa saja yang diklakukan guru dalam pembinaan akhlak

murid di TPA Nurul Hidayah Al-Walid Ponyianak Utara.

3. Mengetahui apa saja hambatan guru dalam proses pembinaan akhlak murid di TPA

Nurul Hidayah Al-Walid.

D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan diatas dapat ditarik manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Secara Teoritis
penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai khazanah ilmu pengetahuan islam yakni
sebagai bahan bacaan ataupun rujukan, khususnya yang berkaitan dengan strategi
komunikasi guru dalam pembinaan akhlak murid.
2. Secara praktis
Dari penelitian ini Peneliti berharap dapat dijadikan acuan bagi pendidik dalam
mendidik akhlak murid-muridnya.dan dapat dijadikan pengetahuan dan pemahaman
bagi peneliti tentang strategi komunikasi guru TPA dalam pembinaan akhlak murid.
3. Secara akademis, dapat menambah khazanah keperpustakaan tentang strategi
komunikasi di Fakultas Ushuludin Adab dan dakwah IAIN Pontianak.
E. Kajian kepustakaan
1. Penelitian Terdahulu

a. Skripsi saudari Kamaria tahun 2016 mahasiswa jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam dengan judul “Strategi Komunikasi Guru Agama Islam terhadap

Pembinaan Akhlak Islamiah di SMA Negeri 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa”.

Penelitian ini difokuskan pada Bentuk-Bentuk Strategi Komunikasi Guru Agama

Islam terhadap Pembinaan Akhlak Islamiah Siswa di SMA Negeri 2

Sungguminasa Kabupaten Gowa. Dalam lingkup ini pembahasannya menjelaskan

tentang bagaimana bentuk-bentuk Strategi Komunikasi Guru Agama Islam

terhadap Pembinaan Akhlak Islamiah di SMA Negeri 2 Sungguminasa Kabupaten

Gowa. Jika dilihat dari persamaan dan perbedaannya, persamaannya adalah

strategi komunikasi membina akhlak anak sedangkan perbedaannya dari segi

metode dan pendekatan yang digunakan.

b. Skripsi Rian jumari (2020) Program Studi Komunikasi dan Penyiran Islam Negri

pontianak, dengan judul Penelitian “Strategi Komunikasi guru dalam pembinaan

Akhlak siswa laki SMPIT Nurul Wahdah Pontianak”. Penelitian ini difokuskan

pada penerapan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa serta

kondisi lingkungan, maka tujuan pembelajaran akan mudah dicapaioleh guru

terutama dalam pembinaan akhlak. Penelitian ini mengunakan metode pendekatan

kualitatif dengan metode diskriptif hasil dari penelitian ini strategi komunikasi

yang digunakan para guru dan juga kepala sekolah di SMPIT Nurul Wahdah

Pontianak yaitu Komunikasi interpersonal dan juga komunikasi kelompok. Dari

segi perbedaan dan persamannya yaitu persamaannya dari segi strategi


komunikasi pembinaan akhlak, sedangkan dari perbedaannya adalah dari segi

spesifikasi objek penelitiannya.

c. Skripsi Andeka putra (2017), Skripsi berjudul Strategi Komunikasi Dalam

Menyosialisasi program generasi berencana(Genre), Studi kasus di BKKBN

Provinsi Bengkulu). Permasalah pada penelitian ini adalah bagaiman strategi

komunikasi BKKBN Provinsi dalam menyosialisasi program Genre dan

bagaimana faktor pendukung dang penghambat peranan BKKBN provinsi

Bengkulu dalam menyosialisasikan program Genre. Dalam penelitian ini Andeka

Putra mengunakan metode pemelitian kualitatif. Dari hasil penelitian menunjukan

bahwa strategi dilakukan oleh BKKBN yaitu, perumusan strategi, implemmentasi,

tahap evaluasi. Faktor pendukung program genre yaitu kesiapan dari

komunikator, bahan materi yang akan disosialisasikan ,anggaran yang sudah

disiapkan, memiliki kerja suatu antar instansi yang berkaitan dengan remaja.

Sedangkan penelitian yang dilakukan penulis tentang Strategi Komunikasi

Pembinaan Akhlak Murid di TPA Nurul Hidayah Al-Walid Pontianak Utara.

2. Kajian Teori
a. Strategi
Strategi bisa diartikan sebagai rencana menyeluruh dalam mencapai suatu

target meskipun tidak ada jaminan akan keberhasilannya. Didalam dunia

komunikasi strategi diartikan sebuah rencana untuk mencapai tujuan komunikasi.


Tujuan komunikasi dalam hal ini bermacam-macam, tergantung pada medan

komunikasi yang disentuhnya. (Yusuf 2010: 228)

Sedangkan Menurut Tike (2009) bahwa komunikasi adalah suatu cara

yang ditempuh dalam penyampaian pesan yang erat kaitannya dengan

perencanaan dan manajmen untuk mencapai sasaran tertentu. Strategi tidak hanya

menunjukkan satu jalan saja, melainkan strategi harus mampu menunjukkan

bagaimana taktik oprasionalnya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia strartegi dapat diartikan sebagai

rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.

Penyusunan strategi harus menggunakan metode maupun teknik-teknik tertentu

sehingga kebijaksaan yang dihasilkan akan optimal.

b. Komunikasi

Komunikasi atau dalam bahasa inggrisnya communication berasal dari bahasa

latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama,

maqsudnya adalah sama makna.

Jadi, ketika dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk

percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan

makna mengenai apa yang sedang diperbincangkan atau dipercakapkan.

Pengertian komunikasi diatas sifatnya dasariah, dalam arti bahwa dalam

komunikasi minimal harus mempunyai kesamaan makna antara dua belah pihak

yang terlibat, dikatakan minimal karna kegiatan komunikasi yang dilakukan tidak

hanya informatif, yakni agar orang lain bersedia mengerti dan tahu, tapi juga
persuasif, agar bisa menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu

kegiatan atau lain sebagainya.

Untuk memahami komunikasi sehinga dapat efektif, para peminat komunikasi

sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam

karyanya, The Structure and Function of Communication in Society.

Lasswell mengatakan bahwacara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah

menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says what In Wich To Whom With

What Effect?

Paradigma Lasswell diatas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur

sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu yakni:

- Komunikator (communicator, source, sender)

- Pesan (Message)

- Media (Channel media)

- Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipien)

- Efek (effect, impact, influence)

(Effendy:2013)

Jadi secara umum komunikasi dapat diartikan sebagai penyampaian ide

atau gagasan dari satu pihak kepada pihak lain dengan harapan agar terjadi saling

mengerti dan mempengaryhi diantara keduanya, sikap dan perasaan dapat

seseorang atau kelompok dapat dipahami melalui komunikasi dengan

menggunakan bahasa atau kata-kata yang dimengerti oleh keduanya.(sayadi

2014:25)
c. Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi adalah paduan dari perencanaan komunikasi (communication

planning) dan manajemen (manageent communication) untuk mencapai suatu

tujuan, dalam pencapaian tu juan tersebut strategi komunikasi harus dapat

menunjukkan bagaimana oprasionalnya secara taktis harus dilakukan, artinya

bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu, tergantung pada situasi dan

kondisi.(Effendy 1993:29).

d. Akhlak

Kata akhlak berasal dari bahasa arab jamak dari khuluqun yang menurut bahasa

berarti budi pekerti, perangkai tingkah laku atau tebiat. Kata tersebut mengandung

segi segi persesuaian dengan perkataan khalqun yang berarti kejadian, yang erat

hubungannya dengan khaliq yang berarti pencipta dan juga demikian dengan

makhluqun yang berarti diciptakan. Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai

media yang memungkinkan adanya hubungan baik antara khaliq dengan makhluk

(A.Mustofa: 1997:11)

Abdullah (2007:3) mengatakan bahwa akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq

(khuluqun) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku,atau tabi’at. Akhlak

disamakan dengan kesusilaan, sopan santun. khuluq merupakan gambaran sifat

batin manusia, gambaran bentuk lahiriah manusia, seperti raut wajah, gerak

anggota badan dan seluruh tubuh. Akhlak diartikan sebagai ilmu tata karma, ilmu

yang berusaha mengenal tingkah laku manusia, kemudian memberi nilai kepada

perbuatan baik atau buruk sesuai norma-norma dan tata susila. Sementara secara

etimologi akhlak mengandung beberapa pengertian yang berbeda-beda, namun

intinya sama yaitu tentang perilaku manusia.


Menurut Imam Abu Hamid Al-Ghazali dalam Ali Abdul Halim Mahmud

(1995:28) kata al khalaq “fisik” dan ‘al-khuluq’ akhlak adalah dua kata yang

dipakai secara bersamaan seperti redaksi bahasa arab ini, fulaan husnu al-khalq

wa al-khuluq yang artinya ‘si fulan baik lahirnya juga batinnya’ sehingga yang

dimaqsud kata al-khalaq adalah bentuk lahirnya’ sedangkan al-khuluq adalah

bentuk batinnya. Jadi kata al-khuluq merupakan suatu sifat yang terpatri dalam

jiwa, yang darinya terlahirperbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memikirkan

dan merenung terlebih dahulu. Jika sifat yang tertanam darinya terlahir dari

perbuatan-perbuatan baik dan terpuji, maka sifat tersebut dinamakan akhlak yang

baik, sedangkan jika terlahir perbuatan-perbuatan buruk, maka sifat tersebut

dinamakan akhlak yang buruk.

e. Pembinaan

Kata pembinaan secara istilah merupakan kata kerja dari membina, yang diartikan

secara harfiah yaitu membangun secara mendalam. Pembinaan secara umum

merupakan suatu bentuk bantuan dalam usaha meningkatkan kemampuan untuk

mencapai kinerja yang maksimal. (Susanto 2016:125)

Pembinaan perlu dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip manajmen sumber daya

manusia sebagai berikut:

1. Perencanaan

2. Pengorganisasian

3. Pengarahan

4. Pengawasan
Baharudin (2009:21) Pembinaan akhlak anak dalam buku Abdullah Nasih Ulwan

(1995:437) mengatakan bahwa untuk mempersiapkan anak dalam segi moral,

mental, dan spritualnya, agar ia dapat menjadi manusia yang soleh umat dan

agama, menjadi individu yang bermanfaat dalam keluarga dan masyarakat ada

beberapa hal seperti:

1. Membangkitkan minat anak untuk mencari nafkah dengan cara yan paling

baik.

2. Memelihara persiapan naluri anak yang kodrati.

3. Memberi kesempatan kepada anak untuk beriman

4. Mengadakan kerja sama antar masijid, rumah dan sekolah.

5. Memper erat hubungan antara pendidik dan anak

6. Merealisasikan metode pendidikan siang dan malam

7. Menyediakan prasarana kultural yang bermanfaat bagi anak

8. Membangkitkan minat anak untuk aktif membaca

9. Menumbuhkan rasa tanggung jawab anak terhadap islam

10. Memperdalamjiwa jihad dalam jiwa anak

f. Guru/Ustadz

Guru adalah sosok yang rela meluangkan waktunya untuk mendidik dan

mengajarkan muridnya. Guru/Ustadz adalah sumber belajar utama, karna tanpa

adanya seorang guru, maka pembelajaran tidak akan bisa berlangsung secara

maksimal. Seseorang bisa belajar sendiri, akan tetapi tanpa adanya bimbingan dari

guru juga hasilnya tidak akan maksimal. Seseorang yang disebut sebagai

Guru/ustadz bukan orang yang hanya memiliki kualifikasi keguruan secara formal
yang diperoleh melalui jenjang pendidikan, namun jika ada orang yang

mempunyai kompetensi keilmuan tertentu dan dapat menjadikan orang lain

pandai dalam hal kognitif, efektif dan psikomotorik maka mereka juga bisa

disebut Guru/ustadz. (Naim 2011:1)

F. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Metode

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan

menggunakan metode diskriftif seperti yang dikatakan Bogdan dan Taylor yang

dikutip Moleong(2007:4) mendifinisikan bahwa penelitian kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang nantinya dapat menghasilkan data diskrptif berupa kata-kata tertulis

maupun lisan dari orang orang maupun perilaku yang nantinya diamati. Maka dalam

hal ini peneliti berusaha mengetahui bagaimana pelaksanaan strategi komunikasi

yang digunakan dalam pembinaan akhlak pada murid di Tpa nurul Hidayah Al-Walid.

2. Data dan Sumber Data

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber atau

informan yng akan diteliti, baik yang dilakukan melalui wawancara, observasi,

dan dokumentasi serta yang lainnya. Dalam hal ini yang akan menjadi sumber

ataupun informan adalah kepala TPA Nurul Hiadayah Al-Walid Pontianak Utara.

2. Data Skunder

Data Sekunder yang dimaksud adalah pustaka yang memiliki relavansi yang bisa

menunjang penelitian ini seperti buku, majalah, koran, skripsi, dan yang lainnya

yang dapat dijadikan pelengkap data yang berhubungan dengan penelitian ini.
3. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Ibrahim (2015:79) yang dimaksud pengumpulan data adalah suatu hal

yang sangat penting untuk dilakukan saat penelitian. Suatu penelitian dikatakan

berhasil apabila dapat dikumpulkan. Dan jika tidak bisa didapatkan atau dikumpulkan

maka penelitianbisa dikatakan tidak berhasil. Pentingnya pengumpulan data dalam

suatu penelitian yang mengharuskan peneliti untuk mampu merencanakan dengan

baik terhadap penelitian yang dilakukannya. Adapun teknik dan alat yang dilaukan

dalam penelitian ini adalah:

a. Oservasi

Menurut Sutrisni hadi (1986) yang dikutip oleh Sugiyono (2013:145) menurutnya

Observasi merupakan sesuatu yang kompleks, yakni suatu proses yang tersusun

dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua yang terpenting diantaranya

adalah proses pengamatan dan ingatan. Kemudian Sugiono membagi observasi

menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non participant

observation (observasi non partisipan). Dalam penggunaan non partisipan dalam

penelitian ini dikarnakan dalam penelitian ini peneliti tidak ikut serta dalam

kegiatan, akan tetapi hanya berperan mengamati kegiatan tersebut. Kalaupun

peneliti ikut dalam kegiatan tersebut, itu hanya dalam lingkup yang terbatas sesuai

kebutuhan peneliti untuk memperoleh data yang memang benar-benar valid.

Teknik ini dilakukan agar peneliti fokus dalam melakukan pengamatan terhadap

objek yang akan diamati sehingga nantinya observasi yang dihasilkan sesuai

dengan kondisi yang diamati.


b. Wawancara

Menurut moleong (1996:135) wawancara adalah percakapan dengan maqsud

tertentu yang dilakukan oleh pewawancara (interview) yang mengajikan

pertanyaan dan yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan tersebut.tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan data

yang valid yang tidak didapatkan hanya dengan observasi.dalam penelitian ini

peneliti akan memberikan pertanyaan melalui wawancara untuk mendapatkan

informasi tentang strategi komunikasi guru dalam pembinaan akhlak murid di

TPA Nurul Hidayah Al-Walid Pontianak Utara.panduan wawancara yang akan

peneliti lakukan adalah garis besar dari permasalahan yang akan ditanyakan

dalam wawancara, dalam hal ini peneliti akan mewawancarai guru yang

mengajar, kepala TPA dan murid di TPA Nurul Hidayah Al-Walid Pontianak

Utara.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur

sebagai pilihan. Karna ingin mengetahui lebih dalam tentang bagaimana strategi

komunikasi guru dalam pembinaan akhlak murid di TPA Nurul Hidayah Al-

Walid Pontianak Utara.

c. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2013:201) kata dokumentasi asal katanya dokumen yang

artinya barang-barang tulis. Dalam dokumentasi ini peneliti akan mencari tahu

tentang benda benda tulis dan lain sebagainya. Dalam hal ini berkaitan dengan

strategi komunikasi guru dalam pembinaan akhlak murid di TPA Nurul Hidayah

Al-Walid Pontianak utara, maka teknik dokumentasi yang akan digunakan untuk
mengumpulkan dokumen internal berupa profil, visi-misi, moto, tujuan daln lain

sebagainya.

4. Teknik Analisis Data

Menurut Ibrahim (2015:103) analis data dapat diartikan sebagai proses menyikapi

data, menyusun, memilah dan mengolahnya kedalam satu susunan sistematis dan

bermakna.

Dalam sebuah penelitian analisis data sangat penting, karna analisis data sebagai

salah satu unsur dalam penelitian. Berdasarkan teknik pengumpulan data sebelumnya,

maka dalam hal ini peneliti menggunakan teknik analisis data model interaktif. Proses

analisis data dalam hal ini diantaranya: reduksi data, display data, dan verifikasi data

serta penarikan kesimpulan.

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah sebuah data yang diperoleh dan ditulis dalam bentuk

laporan atau data yang terprinci. Laporang yang dilakukan dan disusun

berdasarkan data yang diperoleh,direduksi, dirangkum dan dipilih hal hal yang

pokok serta difokuskan pada hal hal yang penting. Maka dalam hal ini peneliti

akan menerapkan teknik analisis data dengan reduksi data dalam penelitian

“Strategi Komunikasi Guru dalam pembinaan Akhlak Murid di TPA Nurul

Hidayah Al-Walid Pontianak”. Peneliti memfokuskan data yang berkaitan dengan

komunikasi yang digunakan, kegiatan pelaksanaan serta evaluasi yang dilakukan

Guru dalam pembinaan akhlak Murid.


b. Dispaly Data (Penyajian Data)

Display data yang dilakukan dalam penelitian ini berupa uraian singkat.

Dengan hubungan kategori dan sejenisnya. Yang biasa digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif.

Dalam hal ini peneliti dapat menyajikan berdasarkan vokusnya yakni bagaimana

komunikasi yang digunakan, kegiatan pelaksanaan, evaluasi pada strategi

komunikasi Guru dalam pembinaan akhlak murid di TPA Nurul Hidayah Al-

Walid Pontianak utara.

c. Verifikasi

Menurut Ibrahim (2015:110) pada tahap ini, peneliti dapat melakukan konfirmasi

dalam rangka mempertajam data serta memperjelas pemahaman yang telah dibuat

sebelum peneliti sampai kesimpulan akhir. Didalam keseluruhan analisis pada

penelitiankualitatif telah dilaksanakn mulai dari pengumpulan data dilapangan.

Hasil dari verifikasi data merupakan kesimpulan akhir dari penelitian ini.

5. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam pengumpulan data tentunya tidak selamanya terkumpul, tidak selamanya

memiliki kebenaran yang sesuai dengan fokus penelitian bahkan mungkin biasa jadi

kekurangan dan ketidak lengkapan, maka dari itu diperlukan pemeriksaan keabsahan

data agar data dalam penelitian benar-benar meemiliki kredibiliatas yang tinggi.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil tiga dari enam penelitian yang ditawarkan

oleh Sugiyono sebagai berikut:

a. Perpanjang Pengamatan (meningkatkan ketekunan)


Dalam perpanjangan pengamatan yang dimaksud yakni peneliti kembali

kelapangan melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang

telah ditemui maupun orang baru, teknik ini bisa digambarkan bahwa peneliti

turun lagi ke lokasi untuk menguji kredebilitas data yang sudah diperoleh tentang

strategi guru dalam pembinaan akhlak murid di TPA Nurul Hidayah Al-Walid

Pontianak Utara. Namun teknik ini dilakukan jika masa penelitian sudah habis.

b. Tringulasi

tringulasi dapat diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dan

berbgai waktu. Data yang dihasilkan oleh peneliti sehingga menghasilkankan

kesimpulan, selanjutnya diminta kesepakatan dengan berbagai sumber data yang

didapat.

c. Mengadakan Member chek

Mimber chek adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada

pemberi data. Tujuan mimber chek adalah untuk mengetahui seberapa jauh data

yang sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.apabila data yang yang

ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti data tersebut valid, sehingga

semakin dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai

penafsiran yang tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti harus

melakukan diskusi dengan pemberi data.


G. Rencana Daftar Pustaka

Abdullah Yatimin. 2007. Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: Amzah.

Arikunto, Suharsimi. (2015). Dasar-dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktek, Jakarta:

Reneka Cipta.

Ali Abdul Halim Mahmud.(1995) Akhlak Mulia. Jakarta: reneka cipta.

A.Mostofa. `(1997). Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia.

Baharuddin. (2009). Komunikasi Orang tua dalam Pembinaan Akhlak Anak Remaja.

Pontianak: STAIN Press.

Deddy Mulyana. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda Karya.

Effendy, Onong uchjana.(2013). Komunikasi teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Effendy, Onong Uchjana. (1993). Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Effendy, Onong Uchjana. (2011). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Ibrahim. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Kamaria. (2016). Strategi Komunikasi Guru Agama Islam terhadap Pembinaan Akhlak

Islamiah di SMA Negeri 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa (Makassar: University

Press).
Moleong, Lexy j. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya.

Naim, Ngainun. (2011). Menjadi Guru Inspiratif. Memberdakan dan mengubah jalan

Hidup Siswa. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Sayadi, Wajidi. (2014). Perspektif Hais tentang Komunikasi Dakwah. Pontianak: Top

Media

Susanto, Ahmad. (2016). Manajman Peningkatan Kinerja Guru. Jakarta: Prenada Media

Sugiyono.(2013). Metode Penelitian pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D). Bandung: CV Alfabeta.

Tike Afifuddin. (2009). Dasar-dasar Komunikasi. Yogyakarta: kota kembang.

Yusuf, Pawit M.(2010). Komunikasi Intruksional teori da Praktik. Jakarta:Gra Ka

Offshet.

Anda mungkin juga menyukai