Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATERI 4 DASAR PUBLIC

RELATIONS

Oleh :

NAMA : DANIEL DASTRA YOGIE

NIM : 19240749

PRODI : S1 Ilmu Komunikasi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO


A. PENGERTIAN CITRA

Image atau Citra didefinisikan sebagai a picture of mind, yaitu suatu gambaran yang ada
di dalam benak seseorang. Citra dapat berubah menjadi buruk atau negatif, apabila kemudian
ternyata tidak didukung oleh kemampuan atau keadaan yang sebenarnya. Bill Canton
mengatakan bahwa citra adalah kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan;
kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi.

Menurut Philip Henslowe, citra adalah kesan yang diperoleh dari tingkat pengetahuan
dan pengertian terhadap fakta (tentang orang-orang, produk atau situasi). Kemudian Rhenald
Kasali juga mendefinisikan citra sebagai kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu
kenyataan. Pemahaman itu sendiri timbul karena adanya informasi.

Sedangkan Frank Jefkins mengartikan citra sebagai kesan, gambaran atau impresi yang
tepat (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya) mengenai berbagai kebijakan, personel,
produk, atau jasa-jasa suatu organisasi atau perusahaan. Citra adalah seperangkat ide dan kesan
seseorang terhadap suatu obyek tertentu. Sikap dan tindakan seseorang terhadap suatu obyek
akan ditentukan oleh citra obyek tersebut yang menampilkan kondisi terbaiknya (Ruslan). Suatu
perusahaan harus melakukan analisis citra (image analysis) dalam mengetahui sejauhmana
peranan PR dalam perusahaan tersebut. Analisis citra tersebut terdiri dari analisis terhadap
khalayak sasaran yang memerlukan penilaian (tanggapan), peserta/publik tentang citra
perusahaan, citra program, pelayanan jasa, penampilan pemberian pelayanan, dan para
pesaingnya. Power menyebutkan citra perusahaan adalah citra keseluruhan dari kesatuan dari
citra merek produk (product brand image), citra merek perusahaan (corporate brand image) dan
citra pemimpin perusahaan. Citra dapat berbentuk positif dan negatif. Citra positif dapat
terbentuk apabila publik mendapatkan informasi yang baik mengenai suatu perusahaan dan
begitu sebaliknya untuk citra negatif.
B. JENIS-JENIS CITRA

Lima jenis citra (image) yang dikemukakan oleh Frank Jefkins dalam buku Public
Relations, yakni:

1. Citra bayangan (mirror image). Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-
anggota organisasi––biasanya adalah pemimpinnya––mengenai anggapan pihak luar tentang
organisasinya. Citra yang dianut oleh orang dalam mengenai luar(eksternal) terhadap
organisasinya. Hanya merupakan pandangan atau pengalaman seseorang terhadap organisasi atau
perusahaan, citra ini timbul karena kurangnya informasi, pengetahuan dan pemahaman yang
dimiliki oleh kalangan dalam organisasi mengenai pendapat pihak luar, jadi hanya berupa ilusi.
Jadi citra bayangan cenderungan pada persepsi positif.

Contoh :

PT. Pertamina telah banyak dikenal publik sebagai perusahaan minyak di


Indonesia. Saat mengalami krisis tangki minyak yang bocor. Untuk menanggapi krisis tersebut
pemimpin Direktur PT. Pertamina langsung bertemu dengan publik untuk memberikan
konfirmasi terhadap krisis yang dihadapi perusahaan ini.

2. Citra yang berlaku (current image). Adalah suatu citra atau pandangan yang
dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Image atau pandangan dari eksternal
perusahaan terhadap perusahaan, image yang terbentuk di public eksternal ini ditentukan dari
informasi yang mereka dapat mengenai perusahaan, atau hanya sekedar ilusi. Image ini lebih
cenderung pada image negative perusahaan (informasi atau pengalaman terbatas).

Contoh:

Contoh dari citra yang berlaku adalah kepolisisan di Indonesia, citra kepolisian di
Indonesia sudah cenderung pada negative. Ditambah lagi kasus polri dan KPK yang membuat
citra kepolisisan ini memburuk. Memburuknya citra kepolisisan di mata public ini karena
kurangnya informasi masyarakat terhadap masalah yang dihadapi, ditambah lagi pengalaman
masyarakat dengan kepolisian selalu buruk, misalnya terkena denda tilang
3. Citra yang diharapkan (wish image). Adalah suatu citra yang diinginkan oleh
pihak manajemen. Suatu citra yang dibentuk sesuai dengan keingininan perusahaan atau
organisasi. Citra yang diharapkan cenderung pada hal yang baik atau kesesuaian denga
publiknya. Sehingga dapat menarik respon masyarakat yang lebih luas. Citra harapan ini adalah
citra yang selalu diingikan setiap perusahaan. Walaupun untuk pencapaiannya sangat sulit.
Perusahaan juga harus mengetahui bagaimana proses public mendapatkan informasi kenyataan
tentang perusahaan sehingga tidak terjadi miskomunikasi.

Contoh:

PT Djarum adalah salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia. Rokok saat ini masih
banyak mengalami pertentangan karena ada anggapan bahwa rokok itu haram untuk dikonsumsi
oleh masyarakat muslim. Ini merupakan salah satu isu yang mengancam perusahaan PT Djarum.
walaupun isu yang kontra terhadap PT Djarum ini banyak namun tidak menghalangi perusahaan
ini tetap berjalan, salah satu cara untuk membangun citra harapan adalah dengan mengadakan
program CSR (Corporate Social Responsibility/ Tanggung Jawab Sosial Perusahaan). Dengan
berbagai program CSR yang diadakan perusahaan ini masyarakat akan melihat PT. Djarum
sebagai perusahaan yang turut membangun negeri seperti teks linenya, jadi masyarakat lebih
memandang PT Djarum dari sisi positif dengan berbagai program CSR yang dijalankan,
dibanding sisi negatifnya.

4. Citra perusahaan (corporate image). Adalah citra dari suatu organisasi secara
keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya.Citra perusahaan merupakan
citra secara keseluruhan yang dipandang dari kinerja internal perusahaan yang meliputi sejarah,
visi& misi perusahaan, kualitas pelayanan, keberhasilan, hingga tanggung jawab sosial yang
dijalankan perusahaan. Melalui hal tersebut public akan mengetahui gambaran pesan yang akan
disampaikan dari perusahaan tersebut.
Contoh:

Perusahaan maskapai penerbangan Air Asia, sebagai maskapai baru pasti membutuhkan
image yang baik sehingga dapat menarik konsumen atau penumpang agar mau menggunakan
jasa penerbangan Air Asia. Citra Air asia sekarang ini yang diusung adalah armadanya yang
selalu baru dengan pilot yang sudah mempunyai jam terbang panjang. Dengan teks line ini maka
dapat menarik konsumen dari kalangan yang berpengalaman atau menengah keatas, walaupun
sebelumnya Air Asia selalu mengusung promo untuk menarik penumpang menengah kebawah.

5. Citra majemuk (multiple image). Banyaknya jumlah pegawai (individu), cabang,


atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat memunculkan suatu citra yang
belum tentu sama dengan organisasi. Image yang bermacam-macam dari public terhadap
perusahaan akibat penyampaian, sikap, maupun tingkah laku yang berbeda dari setiap individu
(karyawan) yang mewakili perusahaan tersebut dengan tujuan perusahaan. Image ini dapat
dibentuk dengan melalui pakaian seragam, warna mobil, simbol, pelatihan staf, bentuk
bangunan, papan nama, dll.

Contoh:

Produk Yamaha, image dari perusahaan adalah Yamaha semakin didepan. Namun citra
yang dimiliki produk ini cukup banyak, image ini timbul dari konsumen maupun karyawan. Bila
dari karyawan atau perusahaan di mata public produk Yamaha adalah sebagai produk yang
onderdilnya mudah didapat, bila dilihat dari konsumen yang kebanyakan anak muda maka
produk Yamaha dapat dikatakan sebagai Motor anak muda. Selain dua image yang muncul di
tengah masyarakat ada banyak image lainnya, seperti sebagai motor injeksi pertama, sehingga
image produk Yamaha menjadi citra majemuk.

C. MANFAAT MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN (CORPORATE IMAGE)

Citra perusahaan dipandang sebagai salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi
efektivitas pemasaran. Oleh karena itu sangat layak kalau citra dipandang sebagai salah satu aset
terpenting yang dimiliki oleh perusahaan atau organisasi.
Menurut Zinkhan ada beberapa alasan yang mendasari pentingnya perusahaan
membangun dan mengelola citra perusahaan yaitu :

Ø dapat merangsang penjualan

Ø dapat membangun nama baik perusahaan

Ø membangun identitas bagi karyawannya

Ø mempengaruhi investor dan lembaga-lembaga keuangan

Ø memajukan hubungan baik dengan suatu komunitas, dengan pemerintah, dengan


tokoh masyarakat dan dengan para opinion leaders

Ø mendapatkan posisi dalam persaingan.

D. MEMPERBAIKI DAN MEMPERTAHANKAN CITRA

Membangun citra perusahaan membutuhkan proses yang panjang, karena citra


merupakan semua persepsi yang dibentuk oleh konsumen, dengan cara memproses informasi
dari berbagai sumber sepanjang waktu. Seorang Humas harus memiliki sikap mental yang baik,
luwes tetapi lugas, jeli, suka belajar, mempunyai pergaulan yang baik dengan internal dan
eksternal perusahaan, serta notabene dekat dengan pimpinan.

Ketika membangun citra perusahaan, perusahaan dapat membedakan dirinya dari


perusahaan kompetitor dengan reputasi yang baik. Relations atau PR mengacu pada sebuah
konsep yaitu proses komunikasi dua arah antara perusahaan dengan publiknya (internal maupun
eksternal). Rumanti mengungkapkan PR adalah untuk menumbuhkan dan mengembangkan
hubungan baik secara teratur antara organisasi dan publiknya. PR membantu manajemen dalam
penyampaian informasi dan tanggap terhadap opini publik dan secara efektif memantau berbagai
perubahan. Suhandang dalam Putri menyebutkan bahwa titik berat kegiatan PR adalah
kepentingan dan kepercayaan publiknya.
Effendy dalam Redjeki menyatakan bahwa PR memiliki tugas dan tanggung dan
tanggung jawab membina hubungan dengan publik-publiknya, meliputi hubungan (dengan
publik) internal (karyawan, pemegang saham dan pemasok) dan hubungan (dengan publik)
eksternal (konsumen, pelanggan, komunitas, instansi pemerintah dan kalangan pers).

Apabila citra telah rusak maka perlu dilakukan hal-hal berikut :

v Penelitian (Research)

Meneliti apa penyebab dari rusaknya cita, sebesar apa pengaruhnya di masyarakat,
keterkaitan pihak dalam atau pihak luar, dll.

v Perencanaan (Planning)

Setelah mendapatkan hasil laporan yang berupa data dan fakta dari penelitian, PR
kemudian menyusun rencana kerja. Dalam hal ini rencana kerja disusun tidak berdasarkan pada
keinginan yang dipaksakan dan irrasional. Perencanaan yang baik bersifat rasional, flexible, dan
berkelanjutan.

Ø Mengubah citra.

Ø Membentuk citra baru.

Ø Memberitahukan kegiatan penelitian.

Keberhasilan perencanaan tergantung pada keterampilan dan efisiensi praktisi PR. Salah
satu faktor yang bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan dari perncanaan tersebut adalah
pembentukkan opini, sikap, dan citra.

v Pelaksanaan (Action)

:• Publisitas, merupakan komunikasi kepada publik melalui media massa atau langsung
face to face, dan tidak memerlukan suatu bayaran, baik dari pihak komunikator (PR) maupun
dari pihak media massa yang bersangkutan.

• Periklanan (Advertising), Iklan yang terus menerus yang ditayangkan dapat


mempengaruhi pola perilaku,pandangan, serta kepercayaan masyarakat.
• Demonstrasi adalah sesuatu yang bisa mempercepat pengaruh terhadap khalayak
sasaran serta meningkatkan citra.

• Propaganda, Propaganda merupakan kegiatan persuasif untuk mempengaruhi seseorang,


suatu kelompok, atau orang banyak dengan dasar-dasar psikologis agar menerima suatu ide yang
pada waktu tertetu belum tentu di terima.

• Pameran , salah satu cara yang menarik untuk menanamkan citra positif pada
perusahaan adalah dengan melakukan pameran. Tujuan utama dari pameran adalah mengundang
publik untuk mengenal, melihat, dan mengerti akan hal-hal mengenai perusahaan, terutama
sekali hasil dari produksinya

• Sales Promotion. Di samping untuk meningkatkan citra perusahaan, promosi dilakukan


bertujuan untuk meningkatkan penjualan dengan memberikan rangsangan atau bujukan yang
membangkitkan pembelian barang dan jasa.

• House Organ ( Penerbitan Majalah Perusahaan/lembaga ). Agar pencitraan yang sudah


dicapai tetap bertahan maka diberikanlah informasi kepada pihak khlayak atau pihak eksternal
melalui majalah khusus yang diterbitkan oleh perusahaan, dan biasa disebut house organ.

• Open House, memperkenalkan citra perusahaan dapat juga dilaksanakan dengan cara
mengundang dan menerima tamu untuk keperluan pencitraan tersebut. Tujuan utamanya adalah
agar dikenal dan populernya perusahaan dikalangan masyarakat.

v Penilaian (Evaluation)

Penilaian ini tahap dimana pemeriksaan terhadap program dan rencana yang dapat
dilakukan. Tahap ini berguna untuk mengetahui permasalahan yang harus diperhatikan lebih
lanjut.

Anda mungkin juga menyukai