1. Long Stroke
Langkah / stroke yang lebih besar daripada diameter / bore silinder-piston. Engine
dengan tipe ini memiliki karakteristik mampu mengeluarkan tenaga dan torsi yang
besar pada RPM rendah dan menengah. Sehingga beberapa motor yang ditujukan
untuk penggunaan harian dalam kemacetan kota atau medan berat biasanya
mengadopsi engine tipe ini. Engine tipe ini seringkali diterapkan pada motor yang
didesain memiliki akselerasi yang bagus pada RPM rendah. Tetapi engine ini juga
memiliki kekurangan, selain tenaga yang kecil pada RPM tinggi, juga memiliki
getaran yang tinggi dan umumnya akibat dari getaran tersebut suara mesin terdengar
lebih kasar atau lebih berisik.
Square Stroke
Square Stroke adalah perpaduan dari kedua tipe engine Over Bore dan Long Stroke.
Pada Square engine, panjang langkah / stroke dan diameter silinder-piston / bore
memiliki ukuran yang hampir sama. Engine tipe ini memiliki tenaga yang hampir
merata di semua tingkatan RPM baik di RPM rendah, menengah, maupun RPM
tinggi. Square engine banyak diaplikasikan pada motor sehari-hari yang memiliki
kemampuan universal untuk melahap semua medan baik dalam kota maupun
perjalanan ke luar kota.
short stroke
short stroke adalah mesin yang mempunyai langkah lebih pendek daripada diameter
silinder (Ex RX- King : Bore 58mm x Stroke 50mm). Mesin ini mempunyai daya gesek
(friksi) yang cukup kecil.
2. Teknologi VTEC
VTEC kepanjangan dari Variable Valve Timing and Lift Electronic Control
merupakan teknologi pada mesin mobil yang digunakan oleh Honda. Kelebihan dari
teknologi VTEC sendiri adalah mesin bersilinder kecil bisa tampil sebanding dengan
mesin bersilinder besar. Di sisi lain, VTEC juga diklaim mampu memberi tingkat
efisiensi bahan bakar yang lebih optimal serta dikenal ramah lingkungan.
Pada mesin VTEC, ketinggian pada bukaan katup diatur secara elektronik. Operasinya
terbilang sederhana yakni pada putaran rendah, satu katup terbuka dan katup lainnya
hanya terbuka sedikit. Hal ini terjadi supaya efek perputaran udara pada ruang bakar
menjadi lebih optimal sehingga akselerasi mesin terasa responsif dan terasa lebih
bertenaga.
Selama prosesnya, teknologi mesin VTEC terbagi menjadi tiga meliputi VTEC-E,
VTEC SOHC dan VTEC DOHC. Pada teknologi VTEC-E, bisa diamati pada Honda
Civic Ferio keluaran tahun 1996. Model ini menerapkan operasi bukaan 12 katup dan
pada kecepatan tinggi, katup lainnya juga ikut terbuka.
Sedangkan VTEC SOHC pernah diaplikasikan pada Honda City generasi pertama.
Bukaan katup masuk akan berbeda khususnya pada putaran sedang serta tinggi.
Sedangkan pada katup buang, durasinya tidak diatur.
Adapun pada VTEC DOHC, memiliki operasi serupa dengan SOHC. Perbedaannya
terletak pada bukaan katup buang yang diatur secara elektronik. Di sisi lain, perbedaan
juga diamati pada mode SOHC dan DOHC yang mana Cam DOHC terpisah menjadi dua.
KELEBIHAN VTEC KEKURANGAN VTEC
Konsumsi bahan bakar lebih irit Jika oli memiliki tekanan rendah maka
terjadi kebocoran hingga merusak O-
Ring pada komponen mesin mobil
2. Teknologi VVT-I
Mungkin Anda sangat familiar dengan VVT-I. Pasalnya, teknologi mesin VVT-I ini
banyak diaplikasikan oleh mobil-mobil Toyota sejak tahun 1996. Dalam hal ini, VVT-I
mengandalkan Electronic Control Unit (ECU) untuk mengatur bukaan katup. Proses
tersebut juga disesuaikan dengan kecepatan mesin, posisi Throttle, volume udara yang
masuk hingga temperatur air
VVT-I akan terus memantau hal-hal tersebut dan kemudian disesuaikan dengan bukaan
katup mesin. Hal inilah yang kemudian menjadikannya lebih responsif, hemat bahan
bakar serta ramah lingkungan.
Di setiap putaran dan injakan pedal gas, Kebutuhan oli meningkat setengah
VVT-I memberi performa sempurna liter daripada mesin konvensional
supaya proses pembakaran lebih optimal mengingat ukuran mesin yang lebih
dan irit bahan bakar besar
3. Teknologi I-DSI
Bagi Anda yang tahu Honda Jazz keluaran tahun 2003, Anda akan tahu teknologi
mesin I-DSI. Intelligent Dual Sequential Ignition System adalah kepanjangan dari I-DSI.
Teknologi ini banyak digunakan pada mobil Hatchback khususnya bertransmisi otomatis
Triptonic.
Selama prosesnya, I-DSI mengandalkan dua buah busi untuk setiap silinder mesin. Hal
ini sengaja dirancang supaya memaksimalkan proses pembakaran. Alhasil, sisa bahan
bakar tidak akan terbuang sia-sia sehingga memberi performa mesin lebih irit dan ramah
lingkungan. Bahkan karena saking sempurnanya proses pembakaran, asap dari knalpot
terlihat sangat sedikit sekali. Inilah yang menjadi andalan pada teknologi I-DSI.
4. Teknologi EFI
Sama halnya dengan I-DSI, teknologi Electronic Fuel Injection (EFI) lebih
menekankan dalam aspek bahan bakar. Jika I-DSI mengandalkan dua busi, EFI
menggunakan konfigurasi elektronik dalam proses pembakaran.
Dalam prosesnya, EFI merupakan penyemprotan bahan bakar yang diatur secara
elektronik supaya campuran udara dan bahan bakar sesuai dengan kebutuhan bahan bakar
dari mesin.
Banyak kita kenal bahwa teknologi EFI sering ditemui pada mobil-mobil Toyota. Namun
konsep serupa juga kerap kali didapati pada Brand lainnya dengan nama berbeda.
Terlepas dari itu semua, memang tak dipungkiri teknologi EFI memberi performa mesin
lebih irit bahan bakar dibanding mesin lainnya yang belum mendukung EFI.
Kekurangan:
Akselerasinya kurang baik ketika berjalan jauh
Sangat boros bahan bakar
Kecepatannya yang dihasilkan tidak setinggi mobil bertransmisi manual
Membutuhkan perawatan yang ekstra
Transmisi Manual
Di antara kelebihan jenis ini adalah memiliki akselerasi yang lebih baik dan menawarkan
kenyamanan yang lebih karena bisa disesuaikan dengan keinginan pengemudi. Selain itu,
yang manual juga bahan bakarnya lebih irit dan membutuhkan biaya perawatan yang
lebih murah.
Sedangkan di antara kekurangannya, bagi pengemudi pemula harus benar-benar hafal,
antara rem, kopling dan gas. Di samping itu, pengemudi akan lebih cepat lelah karena
pengoperasiannya yang lebih rumit dan kurang nyaman digunakan dalam kemacetan.
Jenis jenis transmisi manual
1. Sliding mesh
Transmisi sliding mesh merupakan jenis transmisi yang pertama kali digunakan pada
kendaraan. Perpindahan gigi pada gigi ini adalah dengan cara digeser. Namun seiring
dengan perkembangan zaman, transmisi jenis ini sudah tidak lagi digunakan karena
memiliki beberapa kelemahan diantaranya perpindahan gigi yang kasar sehingga
mengeluarkan bunyi yang kasar dan memerlukan waktu yang lama untuk berpindah gigi.
class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> sliding mesh
Prinsip kerja hubungan sliding mesh didasarkan pada hubungan antara 2 roda gigi yang
dapat digeser-geser. Hubungan ini umumnya hanya digunakan untuk jenis roda gigi
lurus. Cara kerja transmisi ini saat kecepatan 1 pada roda gigi D bertemu dengan roda
gigi C, sedangkan untuk kecepatan 2 adalah roda gigi A bertemu dengan roda gigi B.
Untuk posisi netral tidak ada roda gifi yang bertemu.
2. Constant mesh
Sesuai dengan namanya yaitu constant mesh yang berarti hubungan tetap, roda gigi yang
berhubungan tetap dan yang berpindah hanyalah hubnya. Sama seperti sliding mesh,
konsep kerja transmisi ini sudah tidak lagi digunakan karena perpindahan yang masih
kurang halus.
Cara kerja transmisi jenis constant mesh saat kecepatan 1 adalah roda gigi D dan C
terhubung, kemudian hub bergeser ke kanan. Sedangkan saat kecepatan 2 roda gigi A dan
B terhubung, kemudian hub bergeser ke kiri. Untuk posisi netral hub tidak
mencengkeram roda gigi B maupun C.
3. Synchromesh
Pada saat ini transmisi manual dengan tipe synchromesh merupakan yang paling banyak
digunakan karena perpindahan yang halus dan cepat. Hubungan synchromesh pada
dasarnya menggunakan perkaitan gigi tetap atau constant mesh. Ring synchromesh
hanyalah sebuah media penghubung yang membuat perkaitan gigi menjadi lembut. Selain
itu ring synchromesh mempunyai fungsi untuk pengereman pada saat terjadi pertukaran
kecepatan pada kendaraan. Penempatan ring synchromesh pada transmisi tipe ini
dirancang agar tidak terjadi hentakan pada saat kendaraan berpindah kecepatan
Kelebihan:
Ketika membeli mobil dengan bertransmisi manual, harga yang dibeli tidak terlalu mahal
dan ketika dijual harganya tidak cepat jatuh
Akselerasinya yang baik ketika berjalan jauh
Kecepatan yang dihasilkan sangat tinggi
Sangat hemat bahan bakar
Membutuhkan perawatan yang minim
gambar transmisi manual dalam sebuah kendaraan
Mobil dengan bertransmisi manual berharga tidak terlalu mahal
Kekurangan:
Sedikit melelahkan pengemudi karena harus bermain dengan kopling dan mengatur gigi
agar bisa mengatur kecepatan yang sesuai
Untuk pemula yang ingin belajar mobil agak mengalami sedikit kesusahan untuk
membawanya dan memerlukan banyak latihan.
Tidak cocok dibawa di perkotaan apalagi saat macet.