Anda di halaman 1dari 6

Nama : Hervina Krisdian

Mata Kuliah : REKAYASA OTOMOTIF I


Dosen Pengampu : A Hardi Wijaya, S.T.
Semester : V (Lima)
Program Studi : Teknik Mesin
Waktu : Pukul 11.00-12.00 WIB
Hari/Tanggal : Sabtu, 16 Januari 2021

1. Long Stroke
Langkah / stroke yang lebih besar daripada diameter / bore silinder-piston. Engine
dengan tipe ini memiliki karakteristik mampu mengeluarkan tenaga dan torsi yang
besar pada RPM rendah dan menengah. Sehingga beberapa motor yang ditujukan
untuk penggunaan harian dalam kemacetan kota atau medan berat biasanya
mengadopsi engine tipe ini. Engine tipe ini seringkali diterapkan pada motor yang
didesain memiliki akselerasi yang bagus pada RPM rendah. Tetapi engine ini juga
memiliki kekurangan, selain tenaga yang kecil pada RPM tinggi, juga memiliki
getaran yang tinggi dan umumnya akibat dari getaran tersebut suara mesin terdengar
lebih kasar atau lebih berisik.
Square Stroke
Square Stroke adalah perpaduan dari kedua tipe engine Over Bore dan Long Stroke.
Pada Square engine, panjang langkah / stroke dan diameter silinder-piston / bore
memiliki ukuran yang hampir sama. Engine tipe ini memiliki tenaga yang hampir
merata di semua tingkatan RPM baik di RPM rendah, menengah, maupun RPM
tinggi. Square engine banyak diaplikasikan pada motor sehari-hari yang memiliki
kemampuan universal untuk melahap semua medan baik dalam kota maupun
perjalanan ke luar kota.
short  stroke 
 short  stroke adalah mesin yang mempunyai langkah lebih pendek daripada diameter
silinder (Ex RX- King : Bore 58mm x Stroke 50mm). Mesin ini mempunyai daya gesek
(friksi) yang cukup kecil.
2. Teknologi VTEC
VTEC kepanjangan dari Variable Valve Timing and Lift Electronic Control
merupakan teknologi pada mesin mobil yang digunakan oleh Honda. Kelebihan dari
teknologi VTEC sendiri adalah mesin bersilinder kecil bisa tampil sebanding dengan
mesin bersilinder besar. Di sisi lain, VTEC juga diklaim mampu memberi tingkat
efisiensi bahan bakar yang lebih optimal serta dikenal ramah lingkungan.
Pada mesin VTEC, ketinggian pada bukaan katup diatur secara elektronik. Operasinya
terbilang sederhana yakni pada putaran rendah, satu katup terbuka dan katup lainnya
hanya terbuka sedikit. Hal ini terjadi supaya efek perputaran udara pada ruang bakar
menjadi lebih optimal sehingga akselerasi mesin terasa responsif dan terasa lebih
bertenaga.
Selama prosesnya, teknologi mesin VTEC terbagi menjadi tiga meliputi VTEC-E,
VTEC SOHC dan VTEC DOHC. Pada teknologi VTEC-E, bisa diamati pada Honda
Civic Ferio keluaran tahun 1996. Model ini menerapkan operasi bukaan 12 katup dan
pada kecepatan tinggi, katup lainnya juga ikut terbuka.
Sedangkan VTEC SOHC pernah diaplikasikan pada Honda City generasi pertama.
Bukaan katup masuk akan berbeda khususnya pada putaran sedang serta tinggi.
Sedangkan pada katup buang, durasinya tidak diatur.
Adapun pada VTEC DOHC, memiliki operasi serupa dengan SOHC. Perbedaannya
terletak pada bukaan katup buang yang diatur secara elektronik. Di sisi lain, perbedaan
juga diamati pada mode SOHC dan DOHC yang mana Cam DOHC terpisah menjadi dua.
KELEBIHAN VTEC KEKURANGAN VTEC

Meski diaplikasikan pada mesin Pengecekan oli harus berkala


bersilinder kecil, performa mesin
VTEC bisa menyamai mesin
bersilinder lebih besar

Konsumsi bahan bakar lebih irit Jika oli memiliki tekanan rendah maka
terjadi kebocoran hingga merusak O-
Ring pada komponen mesin mobil

Performa mesin terasa enteng karena -


bukaan katup gas buang semakin lancar

Performa mesin optimal baik pada -


putaran rendah ke tinggi

2. Teknologi VVT-I
Mungkin Anda sangat familiar dengan VVT-I. Pasalnya, teknologi mesin VVT-I ini
banyak diaplikasikan oleh mobil-mobil Toyota sejak tahun 1996. Dalam hal ini, VVT-I
mengandalkan Electronic Control Unit (ECU) untuk mengatur bukaan katup. Proses
tersebut juga disesuaikan dengan kecepatan mesin, posisi Throttle, volume udara yang
masuk hingga temperatur air
VVT-I akan terus memantau hal-hal tersebut dan kemudian disesuaikan dengan bukaan
katup mesin. Hal inilah yang kemudian menjadikannya lebih responsif, hemat bahan
bakar serta ramah lingkungan.

KELEBIHAN VVT-I KEKURANGAN VVT-I

Di setiap putaran dan injakan pedal gas, Kebutuhan oli meningkat setengah
VVT-I memberi performa sempurna liter daripada mesin konvensional
supaya proses pembakaran lebih optimal mengingat ukuran mesin yang lebih
dan irit bahan bakar besar

3. Teknologi I-DSI
Bagi Anda yang tahu Honda Jazz keluaran tahun 2003, Anda akan tahu teknologi
mesin I-DSI. Intelligent Dual Sequential Ignition System adalah kepanjangan dari I-DSI.
Teknologi ini banyak digunakan pada mobil Hatchback khususnya bertransmisi otomatis
Triptonic.
Selama prosesnya, I-DSI mengandalkan dua buah busi untuk setiap silinder mesin. Hal
ini sengaja dirancang supaya memaksimalkan proses pembakaran. Alhasil, sisa bahan
bakar tidak akan terbuang sia-sia sehingga memberi performa mesin lebih irit dan ramah
lingkungan. Bahkan karena saking sempurnanya proses pembakaran, asap dari knalpot
terlihat sangat sedikit sekali. Inilah yang menjadi andalan pada teknologi I-DSI.

4. Teknologi EFI
Sama halnya dengan I-DSI, teknologi Electronic Fuel Injection (EFI) lebih
menekankan dalam aspek bahan bakar. Jika I-DSI mengandalkan dua busi, EFI
menggunakan konfigurasi elektronik dalam proses pembakaran.
Dalam prosesnya, EFI merupakan penyemprotan bahan bakar yang diatur secara
elektronik supaya campuran udara dan bahan bakar sesuai dengan kebutuhan bahan bakar
dari mesin.
Banyak kita kenal bahwa teknologi EFI sering ditemui pada mobil-mobil Toyota. Namun
konsep serupa juga kerap kali didapati pada Brand lainnya dengan nama berbeda.
Terlepas dari itu semua, memang tak dipungkiri teknologi EFI memberi performa mesin
lebih irit bahan bakar dibanding mesin lainnya yang belum mendukung EFI.

5. DOHC dan SOHC


Di sisi lain, juga ada komponen mesin yang dikenal noken as. Terdapat dua hal yakni
Single OverHead Camshaft (SOHC) dan Double OverHead Camshaft (DOHC). Dalam
hal ini, noken as berfungsi untuk membuka katup isap dan katup buang pada proses
pembakaran bahan bakar.
SOHC sendiri memiliki bobot lebih ringan khususnya pada bagian belakang karena tidak
menggunakan Lifter dan Push Rod. Hal ini kemudian memberi performa mesin lebih
baik karena proses pembukaan katup pun lebih presisi meski berada di kecepatan tinggi.
DOHC memiliki keunggulan dalam hal suara mesin yang lebih halus dan bertenaga.
Poros-poros pada DOHC memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam mengatur katup isap
dan buang. Hal ini tentu berbeda dengan SOHC yang hanya mengandalkan satu poros
saja. Perbedaan ini tentu memberi performa mesin lebih maksimal dan akselerasi lebih
menggigit pada DOHC.
DOHC menggunakan dua noken as pada kepala silinder-nya. Keduanya memiliki fungsi
masing-masing yakni satu untuk membuka katup isap dan satu lagi untuk katup buang.
Sistem ini tidak menggunakan Rocker Arm sehingga proses kerjanya menjadi lebih
presisi khususnya pada putaran tinggi..
3. Transmisi Otomatis
Diantara kelebihan jenis yang otomatis adalah, pengoperasiannya lebih mudah dan
nyaman, sehingga tidak akan membuat pengemudi mudah lelah.
Selain itu, jenis ini juga lebih mudah dikendarai meskipun merupakan pengemudi yang
masih pada tahap belajar. Yang cukup penting juga, jenis ini masih memiliki harga jual
tinggi meskipun statusnya bekas.
Sedangkan untuk kekurangan jenis otomatis diantaranya tentu harga belinya masih cukup
tinggi. Selain itu, ketika digunakan di jalan yang menanjak, masih memiliki akselerasi
kurang jika dibandingkan dengan manual.
Jenis otomatis juga tidak memiliki engine brake yang bagus, sehingga harus lebih
berhati-hati ketika berada di jalanan menurun. Terakhir, konsumsi bahan bakarnya lebih
boros dan lebih sering memerlukan penggantian oli.
Jenis transmisi outomatic
1. Hydraulic Automatic Transmission
Pertama kali diperkenalkan dengan nama Hydra-Matic Transmission oleh Oldsmobile.
Cara kerja transmisi ini menggunakan torque converter yang mengubah tenaga mekanis
dari mesin menjadi energi kinetis dan menyalurkannya kepada driveshaft. Jenis transmisi
otomatik ini adalah yang paling umum, misalnya seperti pada Toyota Avanza.
2. Continuous Variable Transmision (CVT)
Jenis transmisi ini juga umum ditemui pada mobil-mobil keluaran terbaru. Prinsip
kerjanya adalah dengan menggantikan gigi konvensional dengan drum yang ukuran atau
rasionya selalu berubah dan disambungkan dengan belt. Karena rasio transmisi ini terus
berubah, transmisi CVT dapat menyesuaikan agar kerja mesin menjadi lebih sigap dan
ringan, hasilnya konsumsi BBM menjadi lebih efisien. Transmisi CVT ini banyak
ditemui pada city car seperti Honda Jazz atau Toyota Yaris.
3. Dual-Clutch Transmisison (DCT)
Transmisi otomatik jenis ini menggunakan kopling ganda yang dikendalikan oleh
komputer. Kedua kopling tersebut bertanggung jawab atas gigi yang berbeda, yaitu genap
dan ganjil. Alhasil setiap perpindahan gigi menjadi sigap dan halus karena transmisi
tersebut memiliki dua kopling yang bekerja dalam waktu yang bergantian sesuai dengan
gigi yang anda pilih. Transmisi otomatik jenis ini masih terbilang jarang namun tetap bisa
ditemui di Indonesia seperti pada VW Golf misalnya.
4. Automated Manual Transmission (AMT)
Apa jadinya jika transmisi manual digabungkan dengan transmisi otomatik? Itulah yang
terjadi dengan AMT. Transmisi ini sebenarnya adalah transmisi manual yang
dikendalikan secara otomatis oleh aktuator. Dengan prinsip kerja yang sama persis
dengan transmisi manual namun dikendalikan oleh komputer secara otomatis. Anda pun
bisa memilih untuk menggantinya secara manual namun dengan kopling yang dijalankan
oleh komputer atau sepenuhnya dikendalikan oleh komputer. Transmisi ini terdapat pada
mobil seperti Suzuki Ignis.
Kelebihan:
Mudah digunakan bagi pemula
Tidak membuat pengemudi cepat lelah, karena hanya menggunakan gas dan rem
Perpindahan gigi bisa diatur secara langsung
Sangat cocok ketika dibawa dalam jarak dekat terutama daerah perkotaan

Kekurangan:
Akselerasinya kurang baik ketika berjalan jauh
Sangat boros bahan bakar
Kecepatannya yang dihasilkan tidak setinggi mobil bertransmisi manual
Membutuhkan perawatan yang ekstra

Transmisi Manual
Di antara kelebihan jenis ini adalah memiliki akselerasi yang lebih baik dan menawarkan
kenyamanan yang lebih karena bisa disesuaikan dengan keinginan pengemudi. Selain itu,
yang manual juga bahan bakarnya lebih irit dan membutuhkan biaya perawatan yang
lebih murah.
Sedangkan di antara kekurangannya, bagi pengemudi pemula harus benar-benar hafal,
antara rem, kopling dan gas. Di samping itu, pengemudi akan lebih cepat lelah karena
pengoperasiannya yang lebih rumit dan kurang nyaman digunakan dalam kemacetan.
Jenis jenis transmisi manual
1. Sliding mesh
Transmisi sliding mesh merupakan jenis transmisi yang pertama kali digunakan pada
kendaraan. Perpindahan gigi pada gigi ini adalah dengan cara digeser. Namun seiring
dengan perkembangan zaman, transmisi jenis ini sudah tidak lagi digunakan karena
memiliki beberapa kelemahan diantaranya perpindahan gigi yang kasar sehingga
mengeluarkan bunyi yang kasar dan memerlukan waktu yang lama untuk berpindah gigi.
class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> sliding mesh
Prinsip kerja hubungan sliding mesh didasarkan pada hubungan antara 2 roda gigi yang
dapat digeser-geser. Hubungan ini umumnya hanya digunakan untuk jenis roda gigi
lurus. Cara kerja transmisi ini saat kecepatan 1 pada roda gigi D bertemu dengan roda
gigi C, sedangkan untuk kecepatan 2 adalah roda gigi A bertemu dengan roda gigi B.
Untuk posisi netral tidak ada roda gifi yang bertemu.
2. Constant mesh
Sesuai dengan namanya yaitu constant mesh yang berarti hubungan tetap, roda gigi yang
berhubungan tetap dan yang berpindah hanyalah hubnya. Sama seperti sliding mesh,
konsep kerja transmisi ini sudah tidak lagi digunakan karena perpindahan yang masih
kurang halus.
Cara kerja transmisi jenis constant mesh saat kecepatan 1 adalah roda gigi D dan C
terhubung, kemudian hub bergeser ke kanan. Sedangkan saat kecepatan 2 roda gigi A dan
B terhubung, kemudian hub bergeser ke kiri. Untuk posisi netral hub tidak
mencengkeram roda gigi B maupun C.
3. Synchromesh
Pada saat ini transmisi manual dengan tipe synchromesh merupakan yang paling banyak
digunakan karena perpindahan yang halus dan cepat. Hubungan synchromesh pada
dasarnya menggunakan perkaitan gigi tetap atau constant mesh. Ring synchromesh
hanyalah sebuah media penghubung yang membuat perkaitan gigi menjadi lembut. Selain
itu ring synchromesh mempunyai fungsi untuk pengereman pada saat terjadi pertukaran
kecepatan pada kendaraan. Penempatan ring synchromesh pada transmisi tipe ini
dirancang agar tidak terjadi hentakan pada saat kendaraan berpindah kecepatan
Kelebihan:
Ketika membeli mobil dengan bertransmisi manual, harga yang dibeli tidak terlalu mahal
dan ketika dijual harganya tidak cepat jatuh
Akselerasinya yang baik ketika berjalan jauh
Kecepatan yang dihasilkan sangat tinggi
Sangat hemat bahan bakar
Membutuhkan perawatan yang minim
gambar transmisi manual dalam sebuah kendaraan
Mobil dengan bertransmisi manual berharga tidak terlalu mahal
Kekurangan:
Sedikit melelahkan pengemudi karena harus bermain dengan kopling dan mengatur gigi
agar bisa mengatur kecepatan yang sesuai
Untuk pemula yang ingin belajar mobil agak mengalami sedikit kesusahan untuk
membawanya dan memerlukan banyak latihan.
Tidak cocok dibawa di perkotaan apalagi saat macet.

Anda mungkin juga menyukai