Anda di halaman 1dari 5

PENGENDALIAN BAHAN BAKU KAYU LAPIS PADA PT.

ALBASIA
SEJAHTERA MANDIRI SALATIGA JAWA TENGAH

SKRIPSI

BAYU AJI OCTAVIAN


2016010049

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertumbuhan berbagai industri di Indonesia mengalami peningkatan yang
cukup pesat. Berbagai sektor industri biasa terjadi di setiap daerah di Indonesia.
Pertumbuhan yang pesat ini membuat perekonomian Indonesia tumbuh setiap
tahun. Dengan tumbuhnya banyak industri, suasana persaingan semakin ketat.
Penting bagi setiap industri untuk memiliki pola manajemen yang disiplin agar
dapat bertahan dalam persaingan di dunia industri. Salah satu cara untuk bertahan
adalah dengan menangani persediaan. Pengendalian persediaan cukup penting,
karena setiap persediaan melibatkan investasi rupiah yang besar pada akun aktiva
lancar. Ketika perusahaan menginvestasikan sebagian besar dana dalam
persediaan, maka akan menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan, dan
dapat menimbulkan Biaya Oppoturnitas (Asrori, 2010: 13). Logikanya, jika
persediaan di gudang berlebihan maka akan ada risiko kehilangan dan kerusakan
barang yang disimpan. Di sisi lain, terdapat hal yang sangat penting yaitu apabila
perusahaan tidak memiliki persediaan yang cukup dapat mengakibatkan
peningkatan biaya akibat kurangnya bahan baku sebagai persediaan.
Bahan baku merupakan prioritas utama dan merupakan hal yang vital bagi
suatu industri dalam proses produksinya. Pentingnya pengelolaan persediaan
bahan baku membuat perusahaan menerapkan berbagai metode dalam
pengelolaan bahan baku. Untuk melakukan proses pengadaan bahan baku,
perusahaan perlu membeli bahan baku. Hal utama yang menjadi penunjang efektif
bagi perusahaan dalam proses pembelian difokuskan pada prosedur dan metode
pembelian bahan yang baik dan sesuai dengan kondisi perusahaan. Oleh karena
itu perusahaan harus menentukan jumlah bahan baku yang optimal dengan
maksud agar jumlah pembelian dapat mencapai biaya persediaan yang seminimal
mungkin.
Produksi adalah aktivitas inti perusahaan manufaktur. Dalam proses
produksinya, perusahaan dituntut untuk dapat menghasilkan suatu produk yang
sesuai dengan keinginan konsumen. Untuk menjalankan proses produksi,
perusahaan membutuhkan bahan baku untuk diolah menjadi produk dengan nilai
tambah dan kualitas terbaik. Agar produksi dapat berjalan tepat waktu maka
perusahaan harus mampu menyediakan bahan baku yang dibutuhkan dalam proses
produksi. Tanpa adanya persediaan, perusahaan dihadapkan pada risiko bahwa
suatu saat perusahaan tidak akan dapat memenuhi permintaan konsumen yang
dibutuhkan secepatnya..
Dalam penelitian ini tempat yang menjadi bahan observasi dan
pengembangan adalah PT. Alibasia Sejahtera Mandiri Salatiga, Jawa Tengah. PT.
Alibasia Sejahtera Mandiri sendiri merupakan perusahaan manufaktur yang
bergerak di bidang pengolahan bahan baku kayu sengon berupa kayu bulat
menjadi barang jadi untuk triplek. Data Kementerian Perindustrian Republik
Indonesia tahun 2016 menunjukkan bahwa hingga saat ini Indonesia memiliki
kurang lebih 78 perusahaan yang bergerak di bidang industri kayu lapis. Meninjau
kualitas kualitas kayu lapis, kualitas diklasifikasikan dalam spesifikasi teknis kayu
Indonesia berdasarkan standar JAS (Standar Pertanian Jepang) untuk kayu lapis.
Pengendalian kualitas produk dilakukan oleh perusahaan untuk menjaga kualitas,
sehingga plywood yang dihasilkan memenuhi spesifikasi standar JAS. Standar
JAS merupakan suatu sistem standar industri yang dikelola oleh pemerintahan
Jepang (Kementrian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang). JAS adalah
sistem standar kualitas produk dan metode produksi pada makanan, minuman dan
produk kehutanan. JAS terbagi menjadi dua, yaitu: Pertama, JAS for production
Methods, merupakan standar yang ditujukan pada produk yang menerapkan
metode sistem produksi sertifikasi JAS.
Proses pengendalian bahan baku di PT. Alibasia Sejahtera Mandiri selama ini
belum menerapkan menggunakan metode yang tepat untuk menganalisis
pengendalian bahan baku kayu lapis. Perusahaan hanya membeli bahan baku
berdasarkan permintaan pasar atau sesuai dengan pemesanan konsumen. Hal ini
yang perlu dikontrol secara mendetail mengenahi pengadaan bahan baku dalam
jumlah yang relatif cukup besar, sehingga dengan hal itu akan menyababkan
pemborosan pada biaya penyimpanan.
Berdasarkan deskripsi latar belakang diatas maka peneliti hendak melakukan
penelitian dengan judul “Pengendalian Bahan Baku Kayu Lapis pada PT. Albasia
Mandiri Sejahtera Salatiga Jawa Tengah”

B. Rumusan Masalah
1. Berapa jumlah bahan baku yang optimal yang harus disediakan oleh PT.
Albasia Mandiri Sejahtera?
2. Berapa total biaya keseluruhan persedian bahan baku?
3. Berapa jumlah persedian minimum pada PT. Albasia Mandiri Sejahtera
dalam melakukan proses pemesanan?

C. Tujuan Penelitian
1. Meninjau dan mengetahui jumlah bahan baku yang optimal PT. Albasia
Mandri Sejahtera
2. Mengetahui total biaya persedian bahan baku
3. Untuk mengetahui jumlah persedian minimum pada PT. Albasia Mandiri
Sejahtera
4. Menganalisis kontrol atau pengendalian bahan baku kayu lapis di PT.
Albasia Mandiri Sejahtera

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan, dapat dijadikan bahan masukan,bahan pertimbangan dan
koreksi yang berkaitan dengan kebijakan dalam menentukan total biaya
persediaan.
2. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta
menerapkan ilmu yang dimiliki dalam dunia kerja sesungguhnya,
khususnya dalam hal pengendalian persediaan bahan baku perusahaan.
3. Bagi pembaca, dapat menjadi sumber informasi dan masukan yang dapat
digunakan dalam penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai