Anda di halaman 1dari 11

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Manajemen Persediaan

Manajemen inventaris adalah teknik yang sangat berguna dalam pengelolaan perusahaan
yang bersifat konkrit yaitu bagaimana merumuskan cara berpikir yang jelas, konkrit, dan
jernih,mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengaktualisasian, dan pengendalian sistem
perusahaan. Setiap perusahaan manufaktur,selalu membutuhkan perbekalan. Tanpa inventaris,
lalu perusahaan akan dihadapkan pada risiko yang dihadapi perusahaan terkadang tidak dapat
memenuhi kebutuhan pelanggan. pada prinsipnya, pengelolaan inventaris sekaligus memudahkan
memperlancar jalannya operasi perusahaan yang harus dijalankansecara berurutan untuk
menghasilkan barang juga mengirimkannya ke konsumen atau pelanggan.

1. Pengertian Persediaan

Demikian dikatakan Suyadi Prawirosentono (2000: 65) bahwa persediaan adalah bagian
dari kekayaan perusahaan manufaktur yang digunakan dalam serangkaian proses produksi yang
diolah menjadi barang setengah jadi dan akhirnya menjadi barang jadi. Inventaris adalah sumber
daya yang menganggur (sumber ide) menunggu untuk diproses lebih lanjut. yang dimaksud
dengan pengolahan lebih lanjut berupa kegiatan produksi dalam sistem manufaktur, aktivitas
pemasaran pada sistem distribusi atau aktivitas konsumsi makanan di sistem rumah tangga
(Nasution, 2003: 103). Sedangkan menurut Ronald Ballau (2004: 326) persediaan adalah
persediaan bahan baku, komponen, barang dalam proses, barang jadi yang muncul di banyak
poin di seluruh saluran produksi dan logistik perusahaan.
Berdasarkan definisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa persediaan adalah barang
atau bahan yang digunakan dalam proses produksi adalah disimpan dan dipelihara di area
persediaan agar selalu siap digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Persediaan
menurut Assauri (2004: 171) dibagi menjadi:
a. Persedian Bahan Baku (Raw Material Stock)
Yaitu barang berwujud yang digunakan dalam proses industri, yang diperoleh dari
sumber alam atau dibeli dari perusahaan yang memproduksi bahan baku untuk
perusahaan yang membutuhkannya
b. Inventaris suku cadang produk atau suku cadang yang dibeli (Purchashed
Part/Componen Stock).
Yaitu persediaan suku cadang produksi atau suku cadang yang dibelidari perusahaan
lain, yang bisa langsung dirakit dengan bagian lain tanpa melalui proses produksi
sebelumnya.
c. Persediaan bahan – bahan
Yaitu persediaan bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk membantu
berhasilnya proses produksi atau yang dipergunakan dalam bekerjanya suatu
perusahaan, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen dari barang jadi.
d. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses (work in process/progress
stock)
Yaitu persediaan barang yang keluar dari tiap-tiap bagian dalam suatu pabrik atau
bahan-bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi diproses kembali untuk
kemudian menjadi barang jadi.
e. Persediaan barang jadi (finished goods stock)
Yaitu persediaan barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap
dijual pada pelanggan atau perusahaan lain.

2. Alasan Menyimpan Persediaan


Ada beberapa alasan perusahaan menyimpan persediaan. Menurut Nahmias (2001:
193) alasan menyimpan persediaan diantara yang lain:
a. Skala ekonomi
Dengan asumsi perusahaan memproduksi satu baris barang serupa maka mungkin
akan lebih hemat jika menghasilkan jumlah item yang relatif besar di masing-
masing produksi berjalan dan simpan untuk digunakan di masa depan. Demikian
juga perusahaan akan membayar dengan cicilan biaya set-up tetap di sejumlah
besar unit.
b. Ketidakpastian (Uncertainty)
Ketidakpastian adalah motivasi utama perusahaan menyimpan persediaan.
Terutama ketidakpastian permintaan luar. Ketidakpastian lain yang menjadi
alasannya adalah ketidakpastian dalam lead time, meskipun ada permintaan
Namun, hal-hal yang akan datang dapat diprediksi secara akurat Perusahaan perlu
menyimpan stok untuk menjamin kelancaran pergerakan produksi atau kelanjutan
penjualan ketika lead time tidak pasti. Selain ketidakpastian pasokan tenaga kerja,
harga sumber bahan baku, dan biaya modal juga merupakan alasan perusahaan
menabung persediaan.
c. Spekulasi
Jika nilai suatu barang atau sumber daya alam diharapkan meningkat, lebih
ekonomis membeli daam jumlah banyak dengan harga saat ini dan simpan item
untuk digunakan di masa depan.
d. Transportasi
Stok pipa ada karena waktu transportasi adalah hal yang positif. Satu
kekurangannya memproduksi lepas pantai akan meningkatkan waktu transportasi
dan untuk mengatasinya dengan menggunakan pipa.
e. Kelancaran
Perubahan pada pola permintaan atas produk bisa dalam bentuk determinasi atau
random. Memproduksi atau menyimpan persediaan dalam mengantisipasi puncak
permintaan (peak demand) bisa membantu mengurangi penyebab gangguan dari
perubahan tingkat produksi.
f. Logistik
Beberapa kendala tertentu bisa ada dalam pembelian, produksi, atau distribusi dari
item yang memberi kekuatan pada sistem untuk memelihara persediaan (maintain
inventory) pada salah satu kasus dimana itemnya harus dibeli pada jumlah yang
kecil.
g. Biaya Pengendalian
Dalam sistem ini banyak persediaan tidak tertahan dalam tingkat inventaris yang
sama. Biaya pengendalian bisa menjadi rendah bagi perusahaan dalam jangka
panjang memelihara persediaan barang yang lebih murah dari luangkan waktu
untuk menyimpan salinan pekerjaan detail untuk item ini.
3. Fungsi Persediaan
Menurut Heizer, Render (2001: 314) adalah sebagai berikut:
a. Untuk menyediakan stok barang sesuai pesanan memenuhi permintaan yang
diantisipasi yang akan timbul darikonsumen
b. Untuk memasangkan produksi dengan distribusi. Sebagai contoh, jika permintaan
produk tinggi hanya di musim panas, perusahaan dapat membantu persediaan selama
musim dingin, sehingga biaya kekurangan dan stok bisa habis dihindari. Begitu juga
saat perusahaan memasok berfluktuasi, kemungkinan persediaan bahan baku ekstra
diperlukan untuk "memasangkan" proses produksi.
c. Untuk memanfaatkan jumlah yang didiskon, karena pembelian dalam jumlah besar
secara substansial dapat dilakukan biaya produk yang lebih rendah.
d. Untuk melindungi nilai terhadap inflasi dan perubahan harga.
e. Untuk menghindari kekurangan stok yang bisa terjadi karena cuaca, kekurangan
pasokan, masalah kualitas, dan pengiriman yang tidak tepat. "Safety stock" bisa
mengurangi risiko kekurangan stok.
f. Agar operasi tetap berjalan dengan baik dengan menggunakan "pekerjaan dalam
proses" di persediaan. Ini karena butuh waktu untuk memproduksinya barang dan
karena selama proses berlangsung, akumulasi persediaan.

4. Biaya-biaya Persediaan
Kuantitas stok paling optimal ekonomis, dalam arti tidak terlalu banyak, yaitu
pemborosan atau biaya yang tidak perlu terlalu sedikit, artinya masih ada bahaya
kehabisan stok bahan baku. Menurut Heizer, Render (2001: 319)
a. Biaya Penyimpanan (Holding Cost)
adalah biaya yang dihasilkan dari ketersediaan. Biaya penyimpanan adalah biaya
terkait dengan penyimpanan atau pelestarian inventaris sepanjang waktu. Karena
itu biayanya penyimpanan juga termasuk biaya yang berkaitan dengan gudang,
misalnya biaya asuransi, personel tambahan, Bunga.
b. Biaya pemesanan (Ordering Cost)
Biaya pemesanan adalah biaya terkait dengan menempatkan pesanan dan tanda
terima Biaya ini termasuk biaya pengiriman, formulir, pemrosesan pesanan,
tenaga kerja dan sebagainya.
c. Biaya Pemasangan (Setup Cost)
Biaya pemasangan adalah biaya untuk menyiapkan mesin atau proses untuk
memproduksimemesan. Manajer operasi dapat mengurangi biayapesanan dengan
pengurangan biaya instalasi dan dengan menggunakan semacam prosedur yang
efisien pembayaran elektronik dan pemesanan. Sedangkan menurut Ristono
(2009: 21) ada empat biaya persediaan:
1) Biaya Pembelian
Biaya pembelian adalah harga per unit jika barang yang dibeli dari pihak
luar, atau dengan biaya produksi per unit apakah itu diproduksi di
perusahaan atau bisa dikatakan juga bahwa biaya pembelian adalah
semuanya biaya yang digunakan untuk membeli suku cadang
2) Biaya pemesanan atau biaya persiapan (Order Cost atau set up cost)
Biaya pemesanan adalah biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan
pesanan dari pemasok. Besar kecilnya biaya pemesanan sangat tergantung
pada frekuensi pemesanan, semakin sering memesan maka biaya yang
dikeluarkan semakin besar dan sebaliknya. Biaya pemesanan termasuk :
a) Biaya persiapan pesanan, antara lain biaya telepon, biaya surat
menyurat.
b) Biaya penerimaan barang, seperti biaya pembongkaran dan
pemsukan ke gudang, biaya penerimaan barang, biaya
pemeriksaan barang.
c) Biaya proses – proses pembayaran seperti biaya pembuatan cek,
pengiriman cek.
d) Biaya pengiriman pesanan ke gudang.
3) Ongkos Simpan (carrying cost atau holding cost)
Ongkos Simpan adalah biaya yang dikeluarkan untuk berinvestasi
dalam inventaris dan pemeliharaan, serta dalam berinvestasi dalam
fasilitas penyimpanan inventaris fisik. Besar kecilnya biaya penyimpanan
tergantung dari jumlah rata-rata barang yang disimpan di gudang.
Semakin banyak stok rata-rata, semakin besar biaya tabungan, dan
sebaliknya. Ini termasuk biaya penghematan, termasuk:
a) Biaya sewa atau penggunaan Gudang
b) Biaya pemeliharaan barang
c) Biaya pemanasan atau pendingin, bila untuk menjaga ketahanan
barang yang dibutuhkan faktor pemanas atau pendingin.
4) Biaya kekurangan persediaan (Stock Out Cost)
Biaya kekurangan persediaan adalah konsekuensi ekonomi dari
kekurangan eksternal dan dari dalam perusahaan. Kekurangan di luar
terjadi ketika pesanan konsumen tidak bisa terpenuhi. Sedangkan
kekurangan dari dalam terjadi ketika departemen tidak dapat
mematuhinya kebutuhan departemen lain. Biaya ini timbul karena
terjadinya persediaan yang lebih kecil dari jumlahnya yang dibutuhkan.

B. Pengertian Pengendalian Persediaan


Dalam sebuah perusahaan, kelancaran operasional haruslah didukung oleh beberapa
kegiatan penting. Kontrol inventaris merupakan salah satu kegiatan penting dari rangkaian
kegiatan - aktivitas yang terkait erat satu sama lain di seluruh operasi produksi perusahaan sesuai
dengan yang telah direncanakan sebelumnya, kuantitas, kualitas, dan biaya.
Kontrol Persediaan ini juga sangat penting untuk semua jenis perusahaan karena kegiatan ini
dapat membantu mencapai suatu tingkatan efisiensi penggunaan dalam persediaan. Pengertian
pengendalian persediaan menurut Rangkuti (2001: 25) pengendalian persediaan adalah sebuah
fungsi manajemen yang dapat diselesaikan dengan metode kuantitatif. Sedangkan menurut
Assauri (2004: 176) adalah satu kegiatan dari urutan kegiatan yang berkaitan erat satu sama lain
orang lain dalam seluruh operasi produksi perusahaan menurut apa terlebih dahulu baik waktu,
kuantitas, kualitas, dan biaya.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian persediaan adalah salah satu
aktifitas untuk menetapkan besarnya persediaan dengan memperhatikan keseimbangan antara
besarnya persediaan yang disimpan dengan biaya yang timbul.
C. Tujuan Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan yang dilakukan oleh a perusahaan pasti memiliki tujuan tertentu.
Tujuan pengendalian persediaan menurut Assauri (2004: 177) adalah:
1. Berhati-hatilah untuk tidak membiarkan perusahaan kehabisan persediaan sehingga
dapat menyebabkan terhentinya proses produksi.
2. Menjaga formasi persediaan perusahaan tidak terlalu besar atau dibesar-besarkan,
sehingga menimbulkan biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu besar.
3. Jaga agar pembelian kecil dapat dihindari karena ini akan mengakibatkan biaya
pemesanan yang besar.
Dari informasi diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pengendalian persediaan adalah
untuk mendapatkan kualitas dan jumlah bahan yang tepat tersedia pada waktu yang tepat dibayar
dengan biaya minimum untuk mendapatkan keuntungan atau kepentingan perusahaan. Dengan
kata lain pengendalian persediaan untuk menjamin terdapatnya persediaan pada tingkat yang
optimal agar produksi dapat berjalan dengan lancar dan biaya persediaan adalah minimal.
a. Pengertian Bahan Baku
Setiap perusahaan yang menghasilkan suatu produk membutuhkan bahan baku.
Dimana bahan baku merupakan bahan yang tidak terpisahkan bagi produk begitu. Cara
pengadaan bahan baku dapat diperoleh dari sumber - sumber alam atau perusahaan lain
yang memproduksi bahan mentah untuk perusahaan lain yang menggunakannya,
misalnya kertas dan tinta yang merupakan bahan baku perusahaan percetakan Book.
Bahan mentah adalah sejumlah barang yang dibeli pemasok (supplier) dan akan
digunakan atau diolah menjadi produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan.
Menurut Ristono (2009 : 5) terdapat dua macam kelompok bahan baku, yaitu: 1)
Bahan baku langsung yaitu bahan yang membentuk dan merupakan bagian dari barang
jadi yang biayanya dengan mudah ditelusuri dari biaya barang jadi barang jadi tersebut.
Jumlah bahan baku langsung bersifat variabel artinya sangat tergantung atau dipengaruhi
oleh besar kecilnya volume produksi atau perubahan output. 2) Bahan baku tidak
langsung adalah bahan – bahan yang di pakai dalam proses produksi, tetapi sulit
menentukan biayanya pada setiap barang jadi.
b. Arti Penting Bahan Baku
Perusahaan perlu menimbun bahan mentah karena bahan mentah tidak bisa tersedia
setiap saat. Bahan baku merupakan elemen penting dalam perusahaan karena jika tidak
ada itu akan menyebabkan proses produksi terhenti. Oleh Oleh karena itu, perusahaan
harus memelihara persediaan bahan baku. Karena ada berapa banyak hal yang
menyebabkannya perusahaan harus memelihara persediaan bahan baku antara lain
menurut Ahyari (1992: 1):
1. Bahan baku yang digunakan untuk pelaksanaan proses produksi perusahaan-
perusahaan ini tidak bisa dibeli atau diimpor secara individual dalam jumlah unit
dibutuhkan dan kapan bahan tersebut akan digunakan dalam proses produksi.
2. Jika ada kondisi yang membutuhkan bahan baku tidak ada di perusahaan, atau
perusahaan tidak punya persediaan bahan baku, sedangkan bahan baku dipesan
belum datang, maka proses produksi bisa lancar terganggu dan mengakibatkan
terganggunya proses produksi.
Dengan memperhatikan hal – hal di atas, dapatlah disimpulkan bahwa bahan baku dan
persediaan sangatlah penting dalam proses produksi. Tetapi dalam menyelenggarakan persediaan
bahan baku jangan terlalu besar atau pun terlalu kecil. Apabila persediaan bahan baku terlalu
besar menurut Ahyari ( 1992: 2) akan mengakibatkan:
a) Biaya penyimpanan bahan baku menjadi tinggi.
b) Penyelenggaraan bahan baku yang terlalu besar, maka perusahaan harus
menyiapkan dana yang besar pula, sehingga dana untuk pembayaran dan investasi
lain akan berkurang.
c) Apabila perusahaan mempunyai persediaan bahan bakuyang terlau besar, maka
apabila terjadi penurunan harga, perusahaan juga akan mengalami kerugian.
Sedangkan apabila perusahaan menyelenggarakan bahan baku yang jumlah terlalu kecil
juga akan mengalami kerugian menurut Ahyari (1992 : 3) adalah sebagai berikut:
a) Persediaan bahan baku dalam jumlah kecil sering kali tidak dapat memenuhi
kebutuhan untuk proses produksi, perusahaan akan melakukan pembelian
mendadak dengan jumlah yang kecil dan harga beli yang tinggi.
b) Persediaan bahan baku yang rata – rata kecil akan mengakibatkan frekuensi
pembelian menjadi tinggi, sehingga biaya pesanan akan semakin tinggi pula.
c) Apabila perusahaan sering kehabisan bahan baku, maka proses produksi akan
terhambat, ini akan berakibat pada kualitas dan kuantitas produk yang akan
dihasilkan.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Faktor - faktor yang mempengaruhi suplai bahan mentah terdiri dari berbagai jenis
dan saling berhubungan satu faktor dengan faktor lainnya. Menurut Ahyari (1992: 4)
Faktor yang Mempengaruhi Pasokan Material standar meliputi:
1. Perkiraan konsumsi
bahan baku Sebelum perusahaan membeli bahan mentah, maka perusahaan harus
membuat pengaturan yang sesuai perkiraan bahan baku yang mendukung proses
produksi.
2. Harga bahan baku
Jumlah nominal yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk beli bahan mentah
tersebut.
3. Biaya persediaan
Jadi dalam mengatur suplai bahan baku perusahaan tidak akan bebas biaya
pengiriman akan ditanggung.
4. Kebijakan Pembelian
Berapa banyak uang yang bisa Anda belanjakan ini berdampak pada investasi
dalam persediaan bahan baku ini melalui kebijakan pengeluaran yang diterapkan
di Usaha.
5. Pemakaian bahan baku
Pemakaian bahan baku dari perusahaan – perusahaan pada peiode yang lalu untuk
keperluan proses produksi akan dapat dipergunakan sebagai salah satu dasar
pertimbangan dalam penyelenggaraan bahan baku.
6. Waktu tunggu ( leadtime)
Yang dimaksud dengan waktu tunggu adalah merupakan tenggang waktu yang
diperlukan antara saat pemesanan bahan baku dengan datangnya bahan baku yang
diselenggarakan.
7. Model Pembelian Bahan Baku
Pemilihan model pembelian yang akan digunakan perusahaan disesuaikan dengan
situasi dan kondisi dari persediaan bahan baku yang bersangkutan.
8. Persediaan pengaman (safety stock)
Pada umumnya untuk menanggulangi adanya kekurangan atau kehabisan bahan
baku, maka perusahaan akan mengadakan persediaan pengaman.
9. Pembelian kembali
dalam penyelenggaraan persediaan bahan baku tidak cukup dilaksanakan hanya
sekali saja, tetapi akan dilaksanakan berulang secara berkala.
Sedangkan menurut Ristono (2009: 6) faktor penentu Skala suplai bahan baku atau bahan
penolong yaitu:
a) Kuantitas atau kuantitas yang dibutuhkan, yaitu kuantitas atau kuantitas yang
diharapkan Menjaga kelangsungan proses produksi.
b) Kontinuitas produksi tidak berhenti, tingkat yang dibutuhkan Pasokan bahan baku
tinggi dan sebaliknya.
c) Sifat bahan baku atau bahan penolong, apakah mudah rusak (Produk tahan lama)
atau tahan lama (produk tahan lama). artikel Yang tidak tahan lama tidak bisa
disimpan lama, jadi Bahan baku yang dibutuhkan diklasifikasikan sebagai bukan
milik Tahan lama, tidak membutuhkan banyak tempat penyimpanan banyak.
Adapun bahan bakunya dengan ciri khas Tahan lama dan tidak akan merugikan
perusahaan Penyimpanan massal.
Daftar Pustaka

Ahyari, Agus, 1992. Efisiensi Persediaan Bahan “ Buku Pegangan untuk Perusahaan -

Perusahaan Kecil dan Menengah”. Edisi II, BPFE, Yogyakarta.

Assauri, Sofyan, 1993. Management Produksi dan Operasi. Edisi 4, BPFE UI , Jakarta.

Handoko, T. Hani, 1999. Dasar – dasar Manajemen Produksi dan Operasi .BPFE, Yogyakarta.

Heizer, Jay. 2005. Manajemen Operasi. Edisi ke tujuh, Salemba Empat, Jakarta. Nasution,

Arman. Hakim dan Yudha Prasetyawan, 2008. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Graha

Ilmu, Yogyakarta.

Rangkuti, Freddy, 2002. Manajemen Persediaan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Ristono, Agus, 2009. Manajemen Persediaan Edisi Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai