Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nisa Herliani

NIM : P27901120069
Tingkat : II B
Prodi : D3 Keperawatan
Jenis Penugasan : Tugas Individu
TUGAS KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA
“Identifikasi Penerapan Ergonomi di Rumah Sakit atau Fasilitas Kesehatan”
Dosen Pengampu : Ibu Dewi Indah Sari, SKM,M.Kes,MKM

IDENTIFIKASI PENERAPAN ERGONOMI DI RUMAH SAKIT ATAU


FASILITAS KESEHATAN
Pengertian Ergonomi
Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari prilaku manusia dalam kaitannya
dengan pekerjaan mereka. Rumah sakit atau fasilitas kesehatan adalah suatu tempat
yang berguna untuk merawat orang sakit, rumah sakit dipenuhi oleh beberapa unsur
dan elemen yang saling bekerja sama demi berjalannya sistem rumah sakit. Sistem
rumah sakit terdiri komponen seperti tenaga medis, obat-obatan, energi, peralatan
transportasi, peralatan pengobatan, metode administrasi, dan pasien. Rumah sakit
termasuk dalam kategori industri jasa dimana rumah sakit menyediakan jasa
pengobatan dan jasa konsultasi.
Ergonomi berhubungan dengan lingkungan kerja manusia dan penggunaan
barang yang sesuai dengan pengguna. Di dalam rumah sakit terdapat peralatan kerja
yang bersinggungan dengan manusia seperti tempa tidur, ruang operasi, peralatan
untuk operasi, ventilator dan sebagainya yang semua di desain secara ergonomis
supaya pasien nyaman dan enak dalam menggunakan peralatan tersebut.
Peralatan operasi seperti gunting, pisau, jarum suntik, meja operasi dan tempat
tidur pasien. Semuanya di desain secara ergonomis supaya nyaman digunakan oleh
pasien, perawat dan dokter. Bagaimana dokter dan perawat bisa bekerja dengan
nyaman ketika peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan kondisi fisik dokter dan
perawat. Hal tersebut sangat berbahaya ketika dokter dan perawat terus mengambil
tindakan medis bagi pasien yang kritis.

Manfaat Penerapan Ergonomi Di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan


1. Membuat peralatan operasi lebih nyaman digunakan
2. Membuat meja dan fasilitas pasien lebih humanis
3. Meningkatkan nama baik dan keuntungan rumah sakit
4. Memberikan pengalaman berobat yang baik bagi pasien
5. Membuat pekerjaan lebih mudah dikerjakan
Penerapan Ergonomi Di Rumah Sakit
Dari hasil identifikasi yang dilakukan di rumah sakit didapat hasil yaitu ergonomi di
bagi menjadi kajian ergonomi yang diterapkan untuk pasien dan ergonomi di terapkan
pada pegawai (untuk struktural atau fungsional )
1. Anatomi
Pada aspek anatomi dan fisiologi tubuh pekerja upaya ergonomi yang
teridentifikasi di rumah sakit antara lain pemilihan tenaga kerja yang memenuhi
kriteria kesehatan dimana memiliki kondisi tubuh yang baik dan sehat secra
fisik maupun psikis.
2. Tempat dan kondisi lingkungan kerja
Tempat kerja adalah tempat manusia melakukan aktivitas pekerjaannya. Tempat
kerja haruslah sesuai dengan manusia. Kondisi lingkungan kerja yang perlu
diperhatikan yaitu cahaya, temperatur, kelembapan, sirkulasi udara, kebisingan,
getaran, bau-bauan, tata warna, dekorasi, musik tempat kerja, dan keamanan
ditempat kerja. Di rumah sakit karena sudah dalam tindakan pelayanan
kesehatan tingkat dua, maka didalamnya terdapat fasilitas yang kompleks guna
melayani masyarakat. Adapun tempat kerja meliputi ruang poli klinik, UGD,
ICU, Ruang operasi, rawat inap, ruang jenazah, apotek, laboratorium, ruang
peralatan, kantor, kantin, parkir, fasilitas pengolahan sampah medis dan ruang
diklat.
3. Anthropometri
Data anthropometri sangat bermanfaat dalam perencanaan peralatan kerja dan
penentuan ukuran maksimum atau minimum. Beberapa perancangan
anthropometri antara lain tinggi pintu, perancangan rak, tinggi genggaman
kopor, tinggi tempat duduk, ukuran handel, perancangan pengaman mesin,
perkakas, dan lain-lain. Di rumah sakit penerapan anthropometri sudah
dilakukan untuk beberapa fasilitas saja, antara lain pada ranjang rawat inap kelas
VIP yang sudah menggunakan ranjang yang bisa di sesuaikan namun masih
konvensional, ranjang ruang operasi sudah menggunakan yang lebih modern
yaitu dengan sistem digital atau elektrik untuk pengaturannya. Tetapi untuk
ranjang di kelas ekonomi belum di gunakan ranjang yang bisa disesuaikan denan
pasien sehingga pasien masih banyak yang merasa kurang nyaman.
4. Desain
Desain yang dimaksud adalah desain dari tempat kerja dimana dalam hal ini
harus disesaikan antara manusia dengan pekerjaannya. Terdapat pula nantinya
interaksi antar manusia dengan mesin atau yang dalam hal ini adalah alat-alat
kesehatan. Dari interaksi ini akan membutuhkan suatu display untuk penyalur
dari mesin ke manusia. Dengan tersalurnya informasi tersebut maka manusia
dapat menghasilkan kerja dan untuk pelaksanaannya dapat dilakukan
pengendalian-pengendalian. Sehingga aktivitas kerja dapat di ukur dan
keberhasilan kerja dapat dicapai. Di rumah sakit pada proses identifikasi yang
menjadi sampel ruang adalah ruangan hemodialisis. Pada ruangan ini belum
ergonomis karena beberapa pertimbangan antara lain ruang masih sempit,
kondisi tidak tenang, belum adanya ruangan khusus untuk pemenpatan alat dan
bahan untuk hemodialisa.
5. Kapasitas kerja dan beban kerja
Di rumah sakit beban kerja sudah disesuaikan dengan shif work dan kondisi
pegawai saat bekerja. Selain itu, adanya spesialisasi dan pemilihan tenaga kerja
yang sudah sesuai dengan spesialisasi pekerjaannya juga sudah dilaksanakan
sehingga pegawai tidak merasakan bebas kerja yang berlebih. Selain beban
pekerjaan, beban biasanya juga di sebabkan oleh lingkungan. Di rumah sakit
lingkungan kerja sudah ditata dengan baik yaitu dengan sudah adanya taman
yang asri dan pemilihan warna cat bangunan yang di sesuaikan dengan efeknya.
6. Kelelahan kerja di rumah sakit
Kelelahan kerja sudah di antisipasi dengan adanya pengadaan kantin, jam
istirahat, shift work dan cuti.
7. Shift work
Waktu kerja dikaitkan dengan efesiensi dan produktivitas dari tenaga kerja. Hal
terpenting pada waktu kerja adalah lamanya seseorang bekerja secara baik,
hubungan kerja dengan waktu istirahat, dan pembagian kerja selama pagi, siang
dan malam. Beberapa contoh shift work yang ada saat ini sistem tiga shift
perhari ( 8 jam kerja ) :
 Shift pagi (awal) jam 07.00 – 13.00
 Shift siang jam 13.00 – 19.00
 Shift malam jam 19.00 – 07.00
Pengaturan shift kerja akan berpengaruh terhadap physiological dan sosial. Shift
kerja dengan shift ( 12 jam kerja ) tidak di izinkan dan kalaupun ada itu harus
ada dua hari libur. Di rumah sakit masih menggunakan shift work seperti yang
di atas tersebut.
8. Peralatan kerja
Di rumah sakit peralatan yang digunakan sudah cukup modern khususnya untuk
alat hemodialisa. Penyesuaian dengan alat sudah di upayakan dengan cara
melaksanakan pelatihan untuk tenaga teknisi dan medis atau hemodialisa.
9. Keselamatan dan kesehatan kerja
Di rumah sakit sistem keselamatan dan kesehatan kerjanya sudah mengacu pada
peraturan-peraturan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah pusat, dan beberapa
hal yang lebih spesifik juga sudah mengacu pada peraturan daerah yang ada.

Anda mungkin juga menyukai