Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setelah perjuangan panjang melawan penjajahan Belanda dan Jepang,
akhirnya kemerdekaan berhasil diraih bangsa Indonesia. Proklamasi yang
dibacakan Ir. Soekarno kepada seluruh rakyat Indonesia menjadi suatu simbol
kemenangan dan keberhasilan Indonesia dalam mencapai kemerdekaan. Berita
tentang proklamasi kemerdekaan disebarluaskan di seluruh penjuru negeri
Indonesia, dan mendapat sambutan yang bahagia oleh segenap rakyat Indonesia.
Dalam perkembangannya menjadi negara baru, Indonesia masih mengalami
berbagai hambatan dan permasalahan untuk memperjuangkan kemerdekaan.
Pergolakan terjadi di mana-mana, keadaaan Bala tentara Dai Nippon yang
masih utuh dan lengkap sebagai tentara penduduk Jepang di Indonesia dalam
Perang Dunia II melawan Sekutu acuh atau malahan tidak mau mengakui
kemerdekaan Indonesia.(Tashadi, dkk, 1987 : 79)
Selain adanya pergolakan kedatangan Sekutu juga memberikan suatu
ancaman bagi Indonesia yang masih baru. Berdasakan perjanjian Wina yang
berintikan tentang kesepakatan Sekutu mengenai pengembalian wilayah-wilayah
yang diduduki jepang kepada pemilik Koloni sebelumnya.
Kemerdekaan Indonesia juga secara langsung tidak diakui oleh Panglima
tertinggi Sekutu di Asia Tenggara SEAC ( South East Asia Command)
Laksamana Lord Louis Mountbatten, yang bermarkas di Singapura, Ia
membantah perihal berdirinya Negara Republik Indonesia serta memerintahkan
kepada panglima tentara Jepang di Indonesia untuk membubarkan Republik
Indonesia serta menangkapi pemimpin-pemimpin RI untuk diserahkan ke
Sekutu.( Disdjarahdam VI/Siliwangi, 1979: 25).
Usai hal itu tentara Sekutu AFNEI ( Allianced Force Netherlands East Indies)
dibawah pimpinan Sir Philip Christison, tiba di Indonesia dengan tujuan
mengungsikan tawanan perang serta melucuti dan mengembalikan tentara
Jepang. Pada awalnya AFNEI diterima baik oleh pihak Indonesia, akan tetapi
1
Pendaratan AFNEI ternyata ini juga diboncengi oleh tentara NICA (Netherlands
Indies Civil Administration) yang hendak menguasai kembali Indonesia.
Berkaitan dengan hal tersebut, pada tanggal 5 Oktober 1945, Presiden Soekarno
mengeluarkan maklumat tentang pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR)
dengan tujuan memperkuat keamanan umum.
Selain dibentuknya TKR untuk menjaga keamanan umum, para rakyat juga
mengangkat senjata, membantu TKR untuk melawan Sekutu yang diboncengi
NICA (Netherland Indies Civil Administration). Rakyat Membentuk suatu badan
Kelaskaran atapun tentara kerakyatan yang keanggotaanya berasal dari rakyat
sendiri. Posisi laskar-laskar atau badan-badan perjuangan adalah sebagai tenaga
politik dan militer karena mereka menganut perjuangan rakyat bersenjata dan
perjuangan rakyat semesta (A.H. Nasution, 1968: 13).
Salah satu laskar rakyat yang ada di Yogyakarta adalah Pemberontakan
Rakyat Indonesia (PRI) Mataram. PRI Mataram ini lahir dan terbentuk di tengah
suasana perjuangan rakyat yang ingin memperjuangkan kemerdekaannya.
Markas PRI Mataram Sendiri adalah di rumah H. Zein di jalan Suryobrantan 24.
Di rumah ini, PRI Mataram menjalankan roda organisasi dan mengadakan
pertemuan-pertemuan. Pemuda yang tergabung dalam PRI Mataram adalah
Soetardjo, Soejitno, Soendjoto, Salim, Turmudzi. (Affandi, 37-39:1997).
PRI Mataram terlibat dalam banyak pertempuran di wilayah-wilayah
Indonesia. Ketika terlibat dalam pertempuran di wilayah Magelang terjadi suatu
pengejaran oleh pasukan Sekutu hingga membuat pasukan PRI Mataram becerai
berai. Terjadi suatu perselisihan antara pemimpin PRI Mataram, para pemimpin
menghendaki PRI Mataram hendak mundur dari pertempuran, akan tetapi
Soetardjo dengan semangatnya tetap ingin melaksankan pertempuran hingga ke
Ambarawa. Akibat hal tersebut Soetardjo dan pasukannya memisahkan diri dari
PRI Mataram dan membentuk TRM Mataram serta melanjutkan pertempuran
di Ambarawa. Sejak masa kolonialisme Belanda, Ambarawa merupakan tempat
yang strategis. Ambarawa memiliki benteng pertahanan serta dengan mudah
menghubungkan Semarang, Magelang, dan Jogjakarta. Dengan latar belakang

2
tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang TRM dalam
pertempuran Ambarawa.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana terbentuknya TRM (Tentara Rakyat Mataram)
2. Peran TRM dalam mempertahankan kemerdekaan di Ambarawa
1.3 Tujuan Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini untuk menambah penjelasan tentang:
1. Menjelaskan tebentuknya Tentara Rakyat Mataram
2. Menjelaskan berlangsungnya Pertempuran Ambarawa
3. Menjelaskan Peran TRM di Pertempuran Ambarawa
1.4 Manfaat Penelitian
Dalam diakukannya penelitian tentang PRI Mataram pada Pertempuran
Ambarawa memberikan manfaat yaitu:
A. Manfaat Akademis
1. Penelitian ini dapat memberikan memperkaya penelitian tentang Sejarah
Politik, Sejarah Militer, serta Sejarah Indonesia Baru.
2. Penelitian ini juga dapat menjadi acuan dalam penelitian
selanjutnya mengenai tema yang berhubungan.
B. Manfaat Praktis
1. Menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap masyarakat Indonesia
2. Menumbuhkan rasa bangga terhadap masyarakat Ambarawa bahwa
Ambarawa pernah menjadi tempat terjadinya Persitiwa Sejarah.

Anda mungkin juga menyukai