1064 2384 2 PB
1064 2384 2 PB
ABSTRACT
Toona sureni Merr is generally planted by farmers as small scale private forest and community forestry
(agroforestry). The wood can be used as a quality cabinets, furniture, panels, carvings, musical instruments,
cigars box, and veneer. The high rate utilization of timber and non-timber will cause problems on species
scarcity and genetic erosion. The ex-situ conservation needs attention, especially in provisioning good
quality of seeds and maintaining genetic diversity. The aim of this research is to find out effect of arbuscular
mycorrhyzal fungal inoculation (Glomus sp1. and Glomus sp2) on growth of three-month-old T. sureni
seedlings in nursery. The experimental design was a completely randomize design with three treatments, e.g.
control, Glomus sp1. and Glomus sp2. Results showed that inoculation with Glomus sp1. and Glomus sp2.
to growth of T. sureni seedlings ncreased height, stem diameter, root dry weight, shoot dry weight, and
total dry weight by 27, 16, 46, 108, 89% and 6, 3, 36, 96, 77%, respectively, compared to control.
Key words : Glomus, Toona sureni, seedling, plant growth
ABSTRAK
Toona sureni Merr umumnya ditanam oleh para petani sebagai hutan rakyat dan hutan kemasyarakatan
(agroforestry). Kayunya dapat digunakan sebagai lemari yang berkualitas, furnitur, panel, ukiran, alat
musik, bok cerutu dan vinir. Tingginya laju pemanfaatan kayu dan nir kayu akan menimbulkan permasalahan
yang berakibat pada terjadinya kelangkaan dan mendorong terjadinya erosi genetik. Untuk itu konservasi
ex-situ perlu mendapat perhatian terutama dalam penyediaan bibit unggul dan menjaga keragaman
genetiknya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang besarnya pengaruh
inokulasi fungi mikoriza arbuskula terhadap pertumbuhan bibit T. sureni umur tiga bulan di persemaian.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan tiga perlakuan yaitu Glomus
sp1., Glomus sp2. dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi Glomus sp1. dan Glomus sp2.
dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi, diameter, berat kering akar, berat kering pucuk dan berat kering
total berturut-turut sebesar 27, 16, 46, 108, 89% dan 6, 3, 36, 96, 77% dibandingkan dengan kontrol.
Kata kunci : Glomus, Toona sureni, fungi mikoriza arbuskula
315
Vol. 11 No. 3, Desember 2014 : 315-323
penghambat pertumbuhan, insektisida subur dan asam sangat tepat, karena tanah
dan anti feedant terhadap larva sutera tersebut pada umumnya dicirikan dengan
(Dinata, 2005). Suren juga dikenal oleh bahan organik yang rendah, top soil yang
masyarakat Indonesia sebagai tanaman tipis dan kandungan unsur hara yang
herbal. Bagian kulitnya digunakan untuk rendah termasuk unsur P (Setiadi, 1999).
menyembuhkan berbagai penyakit, Peranan FMA yang merupakan bio-
misalnya oleh Suku Bali untuk mengobati fertilizer pada tanah kurang subur
penyakit kencing manis (diabetes tersebut di atas sangat penting terutama
mellitus), Suku Samawa (Nusa Tenggara untuk tanaman-tanaman kehutanan baik
Barat) untuk menyembuhkan penyakit pada tingkat pembibitan maupun pada
gondok, Suku Jawa untuk mengobati tingkat penanaman di lapang yang sangat
penyakit demam dan Suku Rejang minim input teknologi seperti pengapuran
Lebong (Bengkulu) untuk mengobati dan pemupukan. Peranan FMA sangat
sakit perut atau mules (Sangat et al., penting untuk meningkatkan baik
2000). pertumbuhan bibit maupun tanaman di
Eksploitasi kayu suren yang terus lapang antara lain: membantu peningkat-
menerus pada habitat alaminya tanpa an penyerapan unsur hara makro terutama
disertai upaya pengembangan budidaya unsur P dan unsur-unsur lainnya, seperti
skala luas akan memberi andil N, K, Ca, Mg (Sieverding, 1991). Selain
kesenjangan suplai dan demand akan itu FMA dapat meningkatkan ketahanan
kayu suren (Anonim, 2014) dan tanaman terhadap penyakit patogen akar
kemerosotan kualitas, kuantitas pada yang menyerang perakaran bibit atau
level genetik, jenis maupun ekosistem. tanaman (Linderman, 1994; Siddiqui dan
Persebaran T. sureni di Indonesia lebih Pichtel, 2008; Li et al., 2000 dan Li et al.,
sempit dibandingkan dengan T. sinensis 2004); dan meningkatkan ketahanan
Roem (Jayusman et al., 2007). tanaman terhadap cekaman akan air
Sehubungan dengan hal tersebut, maka (Sieverding, 1991; Siddiqui dan Pichtel,
kegiatan konservasi ex-situ T. sureni 2008).
dipandang perlu untuk dilaksanakan Penelitian aplikasi FMA pada tanaman
untuk mendukung konservasi genetik. suren masih sangat jarang, karena itu
Dalam pembangunan konservasi ex-situ perlu diuji coba jenis-jenis FMA yang
tersebut diperlukan bibit yang sehat dan potensial. Tujuan penelitian ini adalah
vigor yang bagus. Kondisi bibit seperti untuk memperoleh informasi tentang
itu dapat tercapai dengan pemberian pengaruh aplikasi inokulasi FMA Glomus
Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) pada sp1. dan Glomus sp2. terhadap pertum-
saat penyapihan (overpin) kecambah buhan (tinggi, diameter dan berat kering),
suren. serapan unsur N, P, K dan kolonisasi akar
Suren merupakan salah satu tanaman bibit tanaman T. Sureni umur tiga bulan
yang banyak ditanam oleh para petani di di persemaian. Hasil penelitian ini
pedesaan. Tanaman suren juga sering diharapkan dapat menunjang keberhasil-
ditanam sebagai salah satu tanaman an konservasi ex-situ tanaman T. sureni.
dalam pembangunan Hutan Kemasya-
rakatan (HKm) dan Hutan Rakyat (HR).
Kondisi tanah baik di kawasan HKm II. BAHAN DAN METODE
maupun di hutan rakyat pada umumnya
kurang subur dan mempunyai keasaman A. Lokasi dan Waktu Penelitian
yang rendah, sehingga perlu adanya input Penelitian dilaksanakan di Persemaian
teknologi untuk meningkatkan keber- PT Megah Cemerlang Sukses Sindo,
hasilan tumbuh dan kualitas tanaman. Dusun Kebon, Desa Sedeng, Kecamatan
Penggunaaan FMA pada tanah kurang
316
Pengaruh Inokulasi Fungi Mikoriza Arbuskula .…(R.S.B. Irianto)
terinfeksi dan spora (rata-rata 75 spora/5 uji lanjut dengan uji Tukey (Sall et al.,
g inokulan, sedangkan Glomus sp2. juga 2005).
mengandung propagul miselia, akar
terinfeksi dan spora (rata-rata 50 spora/5
g inokulan). III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Pengamatan Pertumbuhan
A. Pertumbuhan Tinggi dan Diameter
Variabel pertumbuhan bibit tanaman Bibit
suren yang diamati, yaitu tinggi, diame-
Bibit suren yang diinokulasi dengan
ter batang dan berat kering bibit. Variabel
Glomus sp1. dapat meningkatkan secara
lain yang diukur adalah persentase
signifikan pertumbuhan tinggi bibit
kolonisasi akar dan kandungan unsur N,
suren umur tiga bulan sebesar 27% dan
P dan K jaringan tanaman.
diameter sebesar 16% dibandingkan
Akar bibit tanaman suren direndam
dengan kontrol, sedangkan perlakuan
dalam larutan 10% KOH (w/v), kemudi-
inokulasi Glomus sp2. tidak memberikan
an direndam dengan larutan 10% HCl
perbedaan yang nyata (Tabel 1).
(Brundrett et al., 1996). Akar-akar terse-
Hasil perlakuan inokulasi FMA
but kemudian diwarnai dengan 0,05%
Glomus sp1. pada penelitian ini
tripan blue. Persentase kolonisasi akar
memberikan hasil yang sama dengan
dihitung dengan metode Giovannetti dan
penelitian yang dilakukan oleh Kurniaty
Mosse (1980).
dan Damayanti (2011) pada parameter
4. Rancangan Penelitian dan Analisis pertumbuhan diameter bibit tanaman
Data suren umur lima bulan, sedangkan pada
Rancangan penelitian yang digunakan parameter pertumbuhan tinggi memberi-
dalam penelitian di persemaian ini kan hasil yang berbeda. Hal ini diduga
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) karena jumlah bahan organik pupuk
dengan tiga perlakuan, yaitu Glomus kandang yang digunakan pada penelitian
sp1., Glomus sp2. dan kontrol, jumlah ini sedikit, yaitu 5% (v/v), sedangkan
ulangan lima dan setiap ulangan terdiri pada penelitian Kurniaty dan Damayanti
dari 10 bibit. (2011) bahan organik yang ditambahkan
Irawan (2013, Komunikasi personal) sebanyak 66,6% (v/v) yang terdiri dari
dan Siregar (2013, Komunikasi personal) arang sekam padi (33,3%, v/v) dan
menyatakan bahwa penelitian persemaian kompos sabut kelapa (33,3%, v/v), serta
ini walaupun dilaksanakan di lapang pupuk P dalam bentuk SP 36.
masih dapat menggunakan RAL dengan Penambahan bahan organik yang tinggi
alasan sebagai berikut: ukuran dan pupuk P dapat menghambat
persemaian bibit suren di lapang sangat kolonisasi akar (Sainz et al., 1998), yang
kecil. Dalam praktek ukuran bedeng di selanjutnya akan mengurangi aktivitas
lapang, yaitu 4 m x 1,2 m, ukuran ini di FMA (Marschner dan Dell, 1994). Smith
lapang termasuk ukuran kecil. Kondisi et al. (2004) menyatakan bahwa
sinar matahari, suhu, kelembaban dan simbiosis FMA akan berperan pada tanah
penyiraman yang diterima setiap unit yang memiliki kandungan unsur hara
percobaan sama. Selain itu, media bibit yang rendah.
juga sama pada setiap unit percobaan. Peningkatan pertumbuhan tinggi dan
Data dianalisis dengan analisis sidik diameter sebesar 27% dan 16% tersebut
ragam (anova) dengan bantuan program di atas diduga berhubungan dengan pe-
statistika JMP Start Statistics 10, apabila ningkatan persentase kolonisasi akar
analisis sidik ragam menunjukkan bibit suren yang diinokulasi dengan
perbedaan yang nyata, maka dilanjutkan Glomus sp1. sebesar 14% dibandingkan
318
Pengaruh Inokulasi Fungi Mikoriza Arbuskula .…(R.S.B. Irianto)
Tabel (Table) 1. Pengaruh aplikasi FMA terhadap pertumbuhan tinggi, diameter dan kolonisasi akar
bibit suren umur tiga bulan di persemaian (The effect of AMF application to height
increment and stem diameter and root colonization of three-month-old T. sureni seedlings
in nursery)
Tinggi Kolonisasi akar
Jenis FMA Diameter (Diameter)
(Height) (Root colonization)
(AMF) (mm)
(cm) %
29.18 a 2.77 a 94.16 a
Glomus sp1.
(27) (16) (14)
24.48 b 2.46 b 90.42 a
Glomus sp2.
(6) (3) (10)
23.06 b 2.39 b 82.25 a
Kontrol (Control)
(0) (0) (0)
Keterangan (Remaks):
1. Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata pada taraf p =
0.05 berdasarkan uji Tukey (Numeric followed by the same letters are not significantly different at p <
0.05 according to Tukey test)
2. Angka dalam tanda kurung adalah persentase peningkatan suatu variabel pengamatan dibandingkan
dengan kontrol (Numeric in the parenthesis is percentage of variable increment compared to control)
dengan kontrol. Pada bibit tanaman yang yang dijadikan sebagai daerah serapan
tidak mendapat perlakuan inokulasi (kon- tersebut, maka peluang hifa-hifa eksternal
trol) tetap terkolonisasi/terinfeksi oleh yang muncul dari akar-akar bibit tanaman
FMA kontaminan/indigen yang sangat suren untuk mengabsorbsi unsur-unsur
tinggi, yaitu sebesar 82,25%. Infektifitas hara dan air semakin besar dibandingkan
FMA kontaminan/indigen pada tanaman dengan bibit tanaman suren tanpa
kontrol sangat tinggi, namun efektifitas- mikoriza.
nya terhadap proses fisiologis pada bibit
tanaman rendah dibandingkan dengan B. Berat Kering Bibit dan Serapan
efektivitas FMA Glomus sp1., seperti ter- Unsur Hara
lihat pada hasil peningkatan pertumbuhan Perlakuan inokulasi FMA Glomus sp1.
tinggi, diameter dan berat kering total pa- dan Glomus sp2. dapat meningkatkan
da kontrol yang lebih kecil dan berbeda berat kering total bibit tanaman suren
nyata dibandingkan dengan bibit yang umur tiga bulan secara signifikan dengan
mendapat perlakuan inokulasi Glomus peningkatan sebesar 89% dan 77%
sp1. Janos (2007) menyatakan bahwa efe- dibandingkan dengan kontrol (Tabel 2).
ktifitas FMA ditentukan oleh peningkatan Penelitian yang dilakukan oleh Kurniaty
pertumbuhan tanaman seperti tinggi, dan Damayanti (2011) dengan FMA
diameter dan berat kering tanaman. Glomus sp. pada bibit tanaman suren
Persentase kolonisasi yang besar umur lima bulan tidak memberikan
tersebut mengindikasikan bahwa pada perbedaan yang nyata pada variabel berat
akar terdapat banyak hifa eksternal yang kering bibit, namun pada perlakuan
muncul dari akar-akar bibit tanaman interaksi antara Glomus sp. dan pupuk P
(Habte, 2003), panjang hifa eksternal bisa memberikan perbedaan yang sangat
mencapai delapan cm dari akar serabut nyata. Kecenderungan yang hampir sama
(Sieverding, 1991). Hattingh et al. terjadi pada bibit Acacia mangium yang
(1973), Rhodes dan Gendermann (1975) diinokulasi dengan G. aggregatum, G.
dan Entry et al. (2002) mengemukakan occultum dan G. mosseae dapat
bahwa hifa-hifa eksternal berperan dalam meningkatkan berat kering pucuk dan
meningkatkan volume tanah dapat berat kering bibit A. mangium umur
dijadikan sebagai daerah serapan. sembilan bulan di persemaian (Ghosh
Dengan semakin, besarnya volume tanah dan Verma, 2006).
319
Vol. 11 No. 3, Desember 2014 : 315-323
Tabel (Table) 2. Pengaruh aplikasi FMA terhadap berat kering akar (BKA), berat kering pucuk (BKP) dan
berat kering total (BKT) bibit tanaman suren umur tiga bulan terhadap FMA (The effect of
AMF application to root dry weight, shoot dry weight and total dry weight of three-month-
old T. sureni in nursery)
Berat kering akar Berat kering pucuk Berat kering total
Jenis FMA
(Root dry weight) (Shoot dry weight) (Total dry weight)
(AMF)
(g) (g) (g)
0.27 a 0.87 a 1.14 a
Glomus sp1.
(46) (108) (89)
0.25 ab 0.82 a 1.07 a
Glomus sp2.
(36) (96) (77)
0.18 b 0.42 b 0.60 b
Kontrol (Control)
(0) (0) (0)
Tabel (Table) 3. Pengaruh aplikasi FMA terhadap serapan unsur N, P, dan K bibit suren umur tiga bulan di
persemaian (The effect of AMF application to N, P, and K uptake of three-month-old T.
sureni seedlings in nursery)
Serapan unsur hara (mg/bibit)
(Nutrient uptake (mg/seedling))
Jenis FMA
N (mg/bibit) P (mg/bibit) K (mg/bibit)
(AMF)
(mg/seedling) (mg/seedling) (mg/seedling)
320
Pengaruh Inokulasi Fungi Mikoriza Arbuskula .…(R.S.B. Irianto)