Audiensi GD Perumahan 2020-2045
Audiensi GD Perumahan 2020-2045
AUDIENSI
HOUSING POLICY
RECOMMENDATION IN PREPARATION
FOR HOUSING GRAND DESIGN
2020 – 2045
GRAND DESIGN
PERUMAHAN ç ç
2020-2045
2
APA ITU GRAND DESIGN PERUMAHAN 2020-2045
“
MUATAN GRAND
Desain besar adalah sebuah dokumen yang memuat komitmen dan konsensus DESIGN
terhadap konsep penanganan suatu isu strategis dengan menggunakan pendekatan
kolaboratif dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan terkait. Desain besar
menjadi masukan/rujukan bagi Pemerintah (pusat dan daerah), organisasi masyarakat, BAB 1. PENDAHULUAN
lembaga usaha, dan lainnya, untuk menyusun rencana kegiatan jangka pendek, jangka BAB 2. KONDISI SAAT INI
menengah, dan jangka panjang.
- Baseline
KEDUDUKAN - Analisa & Masalah
BAB 3. VISI & MISI
- Target
RPJPN
BAB 4. KEBIJAKAN DAN
RTRWN STRATEGI
BAB 5. PETA JALAN (ROAD
Masukan
Desain Peta MAP)
Besar Jalan BAB 6. PEMANTAUAN &
Masuk RPJMN Renstra KL EVALUASI
an
Rencana Program Komitmen
Non-pemerintah: Global:
Swasta, SDGs, NUA,
masyarakat, LSM
PA dll
RKP Renja KL
KEBUTUHAN RUMAH 2020-2045
Dalam periode 2020-2045, berdasarkan status kepemilikan rumah, trend rumah tangga di Indonesia yang memiliki 2020 2045
rumah sebesar 73 % dari jumlah rumah tangga keseluruhan. Hal ini meggambarkan penurunan (sebelumnya 80%)
kepemilikan rumah akibat semakin sulitnya akses terhadap rumah milik. Sedangkan trend rumah tangga yang
belum memiliki rumah dengan kategori bebas sewa (backlog kepenghunian) meningkat menjadi 16 % dari total 72,79 Jumlah Rumah Tangga 88,71
rumah tangga, yang sebelumnya sebesar 8%.
60,04
Jumlah Ruta Memiliki 65,38
Rumah
90 88,71
86,06
83,10 % Ruta Memiliki
79,88 82 % 73 %
76,43 Rumah
72,79
75
75
65,40 65,38 % Ruta Belum Memiliki
63,74 64,85
62,12 17 % Rumah (Backlog 26 %
60,04
Kepemilikan)
(dalam juta)
v
50 % Ruta Belum Memiliki
50 Rmah & Bebas Sewa
8% 16 %
(Backlog
Kepenghunian)
23,33
60,04
Jumlah Ruta Memiliki 65,38
25 16,13 18,29 20,65 Rumah
12,75 14,30 14,49
10,22 12,18
8,62
12,75
Jumlah Backlog 23,33
Kepemilikan
6,36 7,34
00 Jumlah Backlog
2018 2020 2025 2030 2035 2040 2045 6,36 14,49
Kepenghunian
DATA SUSENAS: PROYEKSI:
Kepemilikan Rumah dan Kepemilikan Rumah
Status Rumah Tinggal Dan Status Rumah
Tinggal
FAKTOR EKSTERNAL
Miskin
Sangat Miskin
D5
D4
D3
D2
D1
3.400.000
2.800.000
2.200.000
1.500.000
<
4.100.000
3.400.000
2.800.000
2.200.000
1.500.000
ISU STRATEGIS PERUMAHAN
HOUSING DEMAND KEY FACTOR/ DRIVING FORCES
88,718 PEMBIAYAAN
juta
Aspek Nilai TATA KELOLA
BACKLOG
INFRASTRUKTUR/ PSU
KELOMPOK
Backlog
Kepemilikan 12,75 juta SASARAN
Backlog Tren Demografi
Kepenghunian 6,36 juta thd Preferensi
Rumah
Rumah
Tangga Baru 740 ribu MANAJEMEN
Ruta Baru INFORMASI/ DATA DAN
(2021-2045) 15,92 juta EVALUASI
RTLH (2020) 29,45 juta
Populasi Urban ± 𝟕𝟐, 𝟖 %
2045 PENYEDIAAN TANAH
Total Kebutuhan Rumah (RT
baru+ Backlog dalam juta): PENYEDIAAN TANAH PEMBIAYAAN TATA KELOLA INFRASTRUKTUR/ PSU
• Kinerja pembiayaan • Rendahnya efektifitas
• Tanah menjadi faktor perumahan masih sangat kelembagaan perumahan • Akses infrastruktur/ PSU yang rendah terhadap
15,92 + 6,36 = penentu tingginya harga rendah dalam mendukung dalam meningkatkan perumahan mengakibatkan rendahnya kualita
rumah penyediaan rumahterjangkau penyediaan rumah untuk slingkungan perumahan.
22,29
• Tingginya kebutuhan tanah khususnya bagi MBR pemenuhan backlog
mengakibatkan • Pembiayaan perumahan MANAJEMEN INFORMASI/ DATA
meningkatnya nilai yang ada beresiko tinggi, dan
komersial tanah mahal • Data perumahan belum handal dalam mendukung
* Perkotaan dan
Perdesaan Juta penyelenggaran perumahan yang berkualitas
VISI Perumahan 2045
Memasok Pemberdayaan
perumahan dalam Masyarakat dalam
Rumah
skala besar melalui Pembangunan kembali
pembangunan perumahan kumuh dan
Umum
publik bagi MBR RTLH serta perbaikan
lingkungan perumahan
TATA bagi MBR
KELOLA
Rumah
Swadaya
PEMBIAYAAN PERUMAHAN
72,8 %
Menyediakan skema pembiayaan
yang terjangkau dan mengurangi
beban biaya perumahan bagi MBR
berupa tunjangan tunai
Penduduk di Perkotaan (pembayaran sewa) atau
pada tahun 2045
barang (jasa perbaikan
dan pemeliharaan Rumah
perumahan) Komersial
Pada tahun 2035 hampir 90%
penduduk Jawa tinggal di perkotaan. Pembiayaan membangun di atas lahan sendiri
Konsentrasi penduduk perkotaan di
wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Rumah komunitas
Banten mencapai 76 juta orang.
SKENARIO PERUMAHAN 2020-2045
Mengembangkan sistem suplai rumah tiga tingkat yang disesuaikan dengan kelas yang dilayani, yaitu:
2020 2045
Trend Rumah Desil 1-2
Kebutuhan
4,15 (Juta) Desil 1-2 (Juta)
A. Penyediaan Rumah
3,02
4 Umum Desil 1-2 juta
3,54
1,94 Jumlah ruta bebas sewa 3,80
3,80 • Skenario Dasar : Mewujudkan 300 ribu
rumah umum (60 ribu unit/ tahun) per 5
3,02
0,89 Jumlah ruta kontrak sewa 1,24
(dalam juta)
3 2,58
tahun
3,24
2,22 1,97 Kebutuhan rumah D 1-2 4,15
1,97
2,42
2,78
• Skenario Tinggi : Mewujudkan 600 ribu
Kebutuhan Rumah Umum Perkotaan
2
2,14
D 1-2 (asumsi ruta perkotaan 72,8 %) 3,02 rumah umum (120 ribu unit/ tahun) per 5
1,94
0,98
1,05 1,13 1,19 1,24
tahun,
0,89
1 Rp 1,50 jt Pendapatan Desil 1 Rp 4 jt
0
2020 2025 2030 2035 2040 2045 Rp 1,85 jt Pendapatan Desil 2 Rp 4,95
Kebutuhan
Trend Rumah Desil 3-4 Desil 3-4 3,75
B. Penyediaan Rumah
Umum Desil 3-4 juta
14,66 14,90 14,99 14,92 14,69 1,81 Jumlah ruta bebas sewa 4,02
14,27
15 v
v v v v v • Asumsi supply rusun : 10 ribu per tahun,
v 1,69 Jumlah ruta kontrak sewa 2,40
sehingga pada tahun 2045 hanya mampu
14,27 Jumlah ruta memilikirumah 14,69 menyediakan 250 ribu unit rusun
(dalam juta)
v
10
• Skenario Dasar : Mewujudkan 500 ribu
5,16
4,65 4,02 2,14 Jumlah Kebutuhan Rumah D 3-4 5,16
4,05 3,39 2,40
2,63
3,38
2,42
2,86 2,30 rumah umum (100 ribu unit/ tahun) di
2,17 Kebutuhan Rumah Umum Perkotaan
5 2,14
1,81
1,69
2,07
1,86
1,93
D 3-4(asumsi ruta perkotaan 72,8 %) 3,75 perkotaan per 5 tahun
20
2,6 Jumlah ruta bebas sewa 6,66
12,16 3,27 Jumlah ruta kontrak sewa 4,70 • Skenario Dasar : Mewujudkan 1
10
4,87 7,00 8,94
10,68
juta rumah komersial (200 ribu
3,27 3,60 3,92 28,05 Jumlah ruta memilikirumah 32,11
3,26
2,60
3,12 unit/ tahun) per 5 tahun
3,26 Kebutuhan rumah D 5-7 12,16
6,66
• Skenario Tinggi : Mewujudkan
1,77 juta rumah komersial (354
3,77 4,58 5,54 Kebutuhan Rumah Komersial Perkotaan
0 4,22 4,49 4,70
(asumsi ruta perkotaan 72,8 %) 8,85
2020 2025 2030 2035 2040 2045 ribu unit/ tahun) per 5 tahun.
• Catt: Supply rumah komersial oleh
REI (2018-20200 sebesar: 175 ribu
per tahun
Kebutuhan Penataan
34.000.000
32.186.368 RTLH dan Kumuh
B. Kawasan Kumuh dan
60.000 29,45
juta
Ha
32.000.000 31.070.580
30.000.000
29.452.639
RTLH RTLH
28.000.000 A. Jumlah RTLH (2020) : 29,45 juta • Skenario Dasar Peningkatan RTLH :
Peningkatan RTLH sebesar 16,89 juta,
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
B. Jumlah
1-4
RTLH MBR Bawah D : 16,89 juta
Jumlah RTLH yaitu 3,37 juta per 5 tahun (675 ribu per
10.000
9.000
8.912 • RTLH Perdesaan: 9,96 juta tahun)
8.000
7.000
• RTLH Perkotaan: 6,93 juta • Skenario Tinggi Peningkatan RTLH :
C. Jumlah RTLH MBR Bawah D
6.206
5.787
: 23,3 juta Peningkatan RTLH sebesar 16,89 juta,
6.000
5.000 4.572
1-6
yaitu 4,66 juta per 5 tahun (932 ribu per
4.000 3.427 3.607
3.271
3.000 2.024 1.928
2.516
2.191 • RTLH Perdesaan: 12,77 juta
tahun)
1.798 1.751 1.896
2.000 1.371 1.373 1.445
• RTLH Perkotaan: 10,53 juta
1.154 1.153
485 786 648 824 708 756 708 557 561
1.000 406
0 259 225 301 317
0
D. Luas Kawasan Kumuh : 63.923 Ha • Skenario Dasar Penataan
KALIMANTAN TENGAH
JAWA BARAT
PAPUA BARAT
BALI
JAMBI
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
DKI JAKARTA
SULAWESI TENGGARA
SULAWESI UTARA
SUMATERA UTARA
GORONTALO
KALIMANTAN TIMUR
KALIMANTAN SELATAN
BANTEN
SULAWESI SELATAN
SUMATERA SELATAN
BENGKULU
KEPULAUAN RIAU
RIAU
MALUKU
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
LAMPUNG
ACEH
JAWA TENGAH
SULAWESI TENGAH
KALIMANTAN BARAT
SULAWESI BARAT
SUMATERA BARAT
MALUKU UTARA
PAPUA
KALIMANTAN UTARA
JAWA TIMUR
MAIN POLICY
National
Affordable
Housing Policy
NATIONAL
SUB POLICY
Perumahan Perumahan
AFFORDABLE Umum/ Swadaya/ Perumahan
Komersial
HOUSING National
Public housing
Self Help
Housing
HOUSING DELIVERY
1. Pertanahan 3. PSU/ 5. Manajemen
2. Pembiayaan Infrastruktur Pengelolaan data
SYSTEM
Perumahan 4. Teknologi dan dan sistem
konstruksi informasi
6. Tata Kelola
SUPPLY
Housing Demand According to the Target Group
DEMAND • Target Penyediaan Rumah
• Tren demografi dan Preferensi Kelompok Sasaran
Terhadap Rumah
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERUMAHAN 2020-2045
NO MODA PEYEDIAAN PERUMAHAN PUBLIC HOUSING SELF HELP HOUSING COMMERCIAL HOUSING
ISU STRATEGIS KEBIJAKAN STRATEGI
1 PERTANAHAN di Meningkatkan Pasokan Tanah Bagi Strategi 1.1
PERKOTAAN Penyediaan Perumahan dan Permukiman Pengendalian tanah melalui instrumen tata ruang untuk kepentingan penyediaan
perumahan
Strategi 1.2
Pengoptimalan Badan
Bank Tanah
Strategi 1.3
Peningkatan pasokan tanah melalui konsolidasi tanah untuk hunian vertikal (urban
renewal)
Strategi 1.4
Intensifikasi tanah bagi perumahan dan permukiman pada tanah yang dikuasai
pemerintah dan masyarakat dan badan usaha
Strategi 1.5
Formalisasi lahan informal
(Swadaya)
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERUMAHAN 2020-2045
Strategi 2.2
Pengembangan pasar pembiayaan sekunder melalui manajemen sekuritisasi dan produk
investasi yang menarik dan adaptif bagi investor
Strategi 2.3
Strategi 2.4
Pengembangan sistem
Pengembangan sistem
pembiayaan dengan
pembiayaan bagi
mekanisme KPBU yang
penyelenggaraan
efisien terhadap
perumahan swadaya
penggunaan anggaran
3 INFRASTRUKTUR Peningkatan dan keterpaduan PSU Strategi 3.1
DASAR/PSU (Infrastruktur Dasar) dalam Pengembangan Peningkatan keterpaduan PSU antara Perumahan dan Permukiman dengan
Perumahan dan Permukiman Perkotaan
Strategi 3.2
Peningkatan Pelayanan PSU di kawasan kumuh dan kawasan perumahan di
perdesaan
Strategi 3.3
Pengembangan hunian terintegrasi dengan sistem transportasi
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERUMAHAN 2020-2045
N
ARAHAN KEBIJAKAN/ STRATEGI RENCANA AKSI
O
2 Arah Kebijakan : Mengembangkan Pembiayaan Perumahan yang adaptif (affordable, accessible, available, dan sustainable)
Strategi 2.1 • Pengembangan produk Pembiayaan yang adaptif terhadap konsumen dan pasar.
Pengembangan pasar pembiayaan • Memperkuat peran SMF dalam penyediaan pembiayaan perumahan
primer melalui manajemen • Penggunaan single platform sehingga produk seragam sesuai jenis produknya.
produksi dan pemasaran KPR • Melakukan redesign terhadap produk subsidi oleh pemerintah kepada MBR
• Melakukan harmonisasi regulasi
Strategi 2.2 • Perwujudan infrastruktur investasi jangka panjang yang diminati oleh investor
Pengembangan pasar pembiayaan • Mendorong tumbuhnya pasar pembiayaan sekunder melalui pengembangan instrument pasar modal, yaitu:
sekunder melalui manajemen
pengembangan instrument perpetual dan melakukan aktivasi pasar sekunder.
sekuritisasi
3 Arah Kebijakan : Peningkatan dan keterpaduan PSU (Infrastruktur Dasar) dalam Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Strategi 3.1 • Melanjutkan dan meningkatkan pelayanan dan keterpaduan PSU pada kawasan-kawasan perumahan swadaya dan
Peningkatan keterpaduan PSU perumahan skala kecil yang tersebar secara acak (urban sprawl), khususnya di peri urban
antara Perumahan dan Kawasan • Mengembangkan pola bantuan stimulan penyediaan PSU bagi pengembangan perumahan MBR yang efektif dan
Permukiman dengan Perkotaan efisien
Strategi 3.2 • Melanjutkan dan meningkatkan pelayanan PSU di kawasan kumuh melalui program slum alleviation, urban
Peningkatan Pelayanan PSU di renewal, low-rise verticals for small-scale development, housing retrofit/vertical densification.
kawasan kumuh dan kawasan • Melanjutkan pengembangan infrastruktur dasar perumahan perdesaan, meningkatkan kualitas perumahan ,
perumahan perdesaan meningkatkan produktivitas dan daya saing desa untuk kemandirian ekonomi perdesaan.
Strategi 3.3 • Melanjutkan dan mengembangkan pola kemitraan pembangunan (PPP) dalam pengembangan hunian terintegrasi
Pengembangan hunian terintegrasi sistem transportasi
dengan sistem transportasi • Melanjutkan dan meningkatkan koordinasi lintas sektor dalam pembentukan kelembagaan pengelolaan.
• Mengembangkan mekanisme land value capture dalam meningkatkan penyediaan perumahan MBR yang
terintegrasi sistem transportasi, khususnya di kawasan TOD.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERUMAHAN 2020-2045
NO MODA PEYEDIAAN PERUMAHAN PUBLIC HOUSING SELF HELP HOUSING COMMERCIAL HOUSING
ISU STRATEGIS
KEBIJAKAN STRATEGI
Strategi 4.2
Pengembangan industri konstruksi yang tangguh dan berdaya saing
Strategi 5.2
Pembentukan forum data perumahan yang sinergi
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERUMAHAN 2020-2045
NO ARAHAN KEBIJAKAN/ STRATEGI RENCANA AKSI
4 Arah Kebijakan : Pengembangan Teknologi dan Industri konstruksi
Strategi 4.1 • Melanjutkan dan mengembangkan inovasi dalam proses menghasilkan produk baru yang sesuai
Pengembangan inovasi dan adopsi dengan persyaratan kelaikan (green bulding) namun tetap bisa terjangkau (affordable).
teknologi baru bagi pembangunan • Mengembangkan jaringan antar pelaku pembangunan perumahan, seperti antar Pemerintah,
perumahan Akademisi dan Badan Usaha dalam hal riset dan pengembangan perumahan.
Strategi 4.2 • Melanjutkan dan meningkatkan kompetensi SDM bidang konstruksi melalui sertifikasi pekerja
Pengembangan industri konstruksi konstruksi yang terdiri dari tenaga terampil bersertifikat yang merata di seluruh Indonesia
yang tangguh dan berdaya saing • Industrialisasi bahan bangunan yang masif dan kompetitif dengan prinsip pemerataan
pembangunan industri konstruksi di seluruh Indonesia
5 Arah Kebijakan : Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Perumahan
Strategi 5.1 • Melanjutkan dan mengembangkan sistem data perumahan yang sudah ada (HREIS) sehingga
Penyusunan cetak biru pengelolaan menjadi satu data perumahan Indonesia, termasuk kelengkapan data supply side, selain demand side
data dan sistem informasi perumahan yang akan menjadi alat pemantauan penyelenggaraan PKP.
yang terintegrasi • Membangun data perumahan berbasis wilayah
Strategi 5.2
Pembentukan forum data perumahan • Melakukan pembentukan forum data perumahan dilakukan sebagai wadah komunikasi, koordinasi
yang sinergi dan kesepakatan antar instansi baik di Pusat maupun Daerah, baik Pemerintah maupun non-
Pemerintah, menuju satu data perumahan Indonesia
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERUMAHAN 2020-2045
NO MODA PEYEDIAAN PERUMAHAN PUBLIC HOUSING SELF HELP HOUSING COMMERCIAL HOUSING
23