Anda di halaman 1dari 23

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL PERUMAHAN

AUDIENSI
HOUSING POLICY
RECOMMENDATION IN PREPARATION
FOR HOUSING GRAND DESIGN
2020 – 2045
GRAND DESIGN
PERUMAHAN ç ç
2020-2045

2
APA ITU GRAND DESIGN PERUMAHAN 2020-2045


MUATAN GRAND
Desain besar adalah sebuah dokumen yang memuat komitmen dan konsensus DESIGN
terhadap konsep penanganan suatu isu strategis dengan menggunakan pendekatan
kolaboratif dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan terkait. Desain besar
menjadi masukan/rujukan bagi Pemerintah (pusat dan daerah), organisasi masyarakat, BAB 1. PENDAHULUAN
lembaga usaha, dan lainnya, untuk menyusun rencana kegiatan jangka pendek, jangka BAB 2. KONDISI SAAT INI
menengah, dan jangka panjang.
- Baseline
KEDUDUKAN - Analisa & Masalah
BAB 3. VISI & MISI
- Target
RPJPN
BAB 4. KEBIJAKAN DAN
RTRWN STRATEGI
BAB 5. PETA JALAN (ROAD
Masukan
Desain Peta MAP)
Besar Jalan BAB 6. PEMANTAUAN &
Masuk RPJMN Renstra KL EVALUASI
an
Rencana Program Komitmen
Non-pemerintah: Global:
Swasta, SDGs, NUA,
masyarakat, LSM
PA dll
RKP Renja KL
KEBUTUHAN RUMAH 2020-2045
Dalam periode 2020-2045, berdasarkan status kepemilikan rumah, trend rumah tangga di Indonesia yang memiliki 2020 2045
rumah sebesar 73 % dari jumlah rumah tangga keseluruhan. Hal ini meggambarkan penurunan (sebelumnya 80%)
kepemilikan rumah akibat semakin sulitnya akses terhadap rumah milik. Sedangkan trend rumah tangga yang
belum memiliki rumah dengan kategori bebas sewa (backlog kepenghunian) meningkat menjadi 16 % dari total 72,79 Jumlah Rumah Tangga 88,71
rumah tangga, yang sebelumnya sebesar 8%.

60,04
Jumlah Ruta Memiliki 65,38
Rumah
90 88,71
86,06
83,10 % Ruta Memiliki
79,88 82 % 73 %
76,43 Rumah
72,79
75
75
65,40 65,38 % Ruta Belum Memiliki
63,74 64,85
62,12 17 % Rumah (Backlog 26 %
60,04
Kepemilikan)
(dalam juta)

v
50 % Ruta Belum Memiliki
50 Rmah & Bebas Sewa
8% 16 %
(Backlog
Kepenghunian)

23,33
60,04
Jumlah Ruta Memiliki 65,38
25 16,13 18,29 20,65 Rumah
12,75 14,30 14,49
10,22 12,18
8,62
12,75
Jumlah Backlog 23,33
Kepemilikan
6,36 7,34
00 Jumlah Backlog
2018 2020 2025 2030 2035 2040 2045 6,36 14,49
Kepenghunian
DATA SUSENAS: PROYEKSI:
Kepemilikan Rumah dan Kepemilikan Rumah
Status Rumah Tinggal Dan Status Rumah
Tinggal
FAKTOR EKSTERNAL

Kecenderungan Global dan


Lingkungan Strategis
Urbanisasi dan Kemajuan teknologi artificial
Perubahan Demografi intelligence dengan
algoritma neural system
di Indonesia adalah keniscayaan
Indonesia adalah negara besar yang teknologi maju dan yang
menempati urutan keempat dalam hal jumlah mungkin sekali akan
penduduk di dunia setelah China, India, dan menuju kepada peradaban
Amerika Serikat dengan pertumbuhan 1,2-1,4 baru.. Sektor perumahan
% setiap tahunnya. Jumlah Rumah Tangga di sebagai salah satu penentu
Indonesia pada tahun 2045 diperkirakan akan pertumbuhan ekonomi tidak
mencapai 90,45 juta rumah tangga. Hal ini terlepas dari perubahan
akan berdampak kepada semakin tingginya global yang didorong oleh
kebutuhan dan permintaan rumah akibat disrupsi teknologi.
tingginya pertumbuhan keluarga baru ± 800
Pada sektor keuangan global, Ekonomi Cina
ribu per tahun dan masih tingginya backlog.
kemungkinan akan lebih besar daripada ekonomi AS
sebelum tahun 2035, dan negara-negara EME
(pertumbuhan PDB yang cepat dinegara-negara
Tata Ruang, Perkotaan, Permukiman dan Perumahan berkembang/ Emerging Market Economies) terdepan,
termasuk Indonesia, akan mengambil alih ekonomi G7
Pertumbuhan dan perluasan kota yang tidak terkendali (Urban sprawl) khususnya di Pulau Jawa sebelum tahun 2040.
berdampak kepada terjadinya konurbasi kota-kota di pantai utara Jawa. Aglomerasi dan perluasan
perkotaan di pantai utara Jawa bertransformasi menuju mega region. Angka urbanisasi yang tinggi ini
akan berdampak pada masalah sosial, budaya, ekonomi, penurunan kondisi lingkungan dan kemiskinan.
Khususnya di negara berkembang, laju urbanisasi yang tidak diimbangi dengan penyediaan perumahan
yang memadai, telah menimbulkan dampak meningkatnya perumahan dan permukiman kumuh di
perkotaan.
ISU STRATEGIS PERUMAHAN
• Tingginya harga tanah di perkotaan • Rendahnya tingkat
• Nilai Komersial tanah yang terus keterjangkauan dan aksesibilitas Tata Kelola
naik mendorong developer masyarakat terhadap
pembiayaan primer • Inharmonisasi kebijakan dan • Peran Pemerintah Pusat • Peran Pemerintah Daerah sebagai
melakukan penguasaan tanah peraturan serta lemahnya belum optimal dalam ujung tombak pelaksanaan
• Permintaan yang tinggi • Pasar KPR belum di dukung
pendanaan jangka panjang koordinasi menciptakan iklim yang pembangunan perumahan
mengakibatkan tanah menjadi • Rendahnya kapasitas fiskal kondusif bagi yangterjangkau dan layak huni
komoditi spekulatif (maturity mismatch)
• Inefisiensi alokatif dan produktif dan kualitas belanja publik perumahan. Pemerintah belum optimal. Kapasitas
• Belum optimalnya peran intervensi pemerintah (pusat dan sebagai regulator dan kelembagaan pemerintah daerah
pemerintah dalam menyediakan pembiayaan pemerintah
(APBN/APBD) daerah) kolaborator belum belum sesuai dengan kebutuhan
tanah yang terjangkau melalui bank • Rendahnya efektivitas optimal dalam melakukan dalam menghadapi tantangan
tanah dan konsolidasi tanah intervensi kebijakan dan perannya pembangunan di masa depan.
Pembiayaan program pemerintah
Pertanahan • Terdegradasinya peran
perumnas sebagai lembaga
publik penyedia perumahan
Tipologi Rumah Akses Infrastruktur/ PSU yang berperan sebagai
supplier perumahan
• Missmatch supply & demand • Perumahan dikembangkan tidak
• Variasi tipe perumahan khususnya memperhatikan keterpaduan PSU
bagi MBR belum sesuai dengan tren khususnya perumahan swadaya dan
demografi (kebutuhan transitional perumahan skala kecil (cluster)
house utk komuter, public housing, • Bangkitan perumahan tidak diimbangi
multifamily house, komunitas, dll) penyediaan aksesibilitas dan PSU.
• Kebutuhan rumah pada tiap desil Data dan sistem informasi
• Tumbuhnya kawasan kumuh dan liar
blm sepenuhnya terwadahi perumahan
serta rumah tidak layak huni diperkotaan
• Belum ada kebijakan tenurial yang • Pengembangan hunian terintegrasi Kondisi data perumahan yang ada
mengisi gap antara sewa dan hak dengan sistem transportasi (TOD) blm saat ini belum valid dan berkualitas,
milik. optimal sehingga penyelenggaraan
pembangunan kurang berkualitas.

Kemiskinan Kepadatan Penduduk


Tingginya backlog: 2015 2020 Penghasilan rata-
Kemampuan
Layak ekonomi
Tipe masyarakat
MB Atas
Desil
D10
Penghasilan berdasar desil
12.700.000 <
12.750.170 unit (2020),
backlog penghunian 57,5 60,5 rata dibawah Rp
± jt
3,4
Layak finansial MB Menengah
MBR Atas
D9
D8
8.100.000
6.200.000
12.700.000
8.100.000
(2020) 5.435.955 unit. % % Layak ekonomi
MBR D7
D6
5.000.000
4.100.000
6.200.000
5.000.000
Kebutuhan rumah
akibat→ RT baru,
sekitar 786.480 unit
rumah/ thn
Jumlah tenaga kerja non
formal meningkat→ Non
fix income
60 % Tidak layak finansial

Tidak layak ekonomi


& finansial
MBR Bawah

Miskin
Sangat Miskin
D5
D4
D3
D2
D1
3.400.000
2.800.000
2.200.000
1.500.000
<
4.100.000
3.400.000
2.800.000
2.200.000
1.500.000
ISU STRATEGIS PERUMAHAN
HOUSING DEMAND KEY FACTOR/ DRIVING FORCES

Jumlah Ruta (2045)

88,718 PEMBIAYAAN

juta
Aspek Nilai TATA KELOLA
BACKLOG
INFRASTRUKTUR/ PSU
KELOMPOK
Backlog
Kepemilikan 12,75 juta SASARAN
Backlog Tren Demografi
Kepenghunian 6,36 juta thd Preferensi
Rumah
Rumah
Tangga Baru 740 ribu MANAJEMEN
Ruta Baru INFORMASI/ DATA DAN
(2021-2045) 15,92 juta EVALUASI
RTLH (2020) 29,45 juta
Populasi Urban ± 𝟕𝟐, 𝟖 %
2045 PENYEDIAAN TANAH
Total Kebutuhan Rumah (RT
baru+ Backlog dalam juta): PENYEDIAAN TANAH PEMBIAYAAN TATA KELOLA INFRASTRUKTUR/ PSU
• Kinerja pembiayaan • Rendahnya efektifitas
• Tanah menjadi faktor perumahan masih sangat kelembagaan perumahan • Akses infrastruktur/ PSU yang rendah terhadap
15,92 + 6,36 = penentu tingginya harga rendah dalam mendukung dalam meningkatkan perumahan mengakibatkan rendahnya kualita
rumah penyediaan rumahterjangkau penyediaan rumah untuk slingkungan perumahan.

22,29
• Tingginya kebutuhan tanah khususnya bagi MBR pemenuhan backlog
mengakibatkan • Pembiayaan perumahan MANAJEMEN INFORMASI/ DATA
meningkatnya nilai yang ada beresiko tinggi, dan
komersial tanah mahal • Data perumahan belum handal dalam mendukung
* Perkotaan dan
Perdesaan Juta penyelenggaran perumahan yang berkualitas
VISI Perumahan 2045

Perumahan bagi seluruh rakyat Indonesia


yang layak dan terjangkau pada lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan
berkelanjutan

100 tahun merdeka


Misi Perumahan Menuju Indonesia Emas Tahun 2045 adalah:
1. Memastikan seluruh rakyat Indonesia memiliki pilihan yang baik 4. Memfasilitasi dan mendorong terciptanya iklim
untuk bermukim dan bertempat tinggal pada lingkungan hidup yang kondusif di dalam penyelenggaraan
yang baik; perumahan dan permukiman;
2. Meningkatkan dan memfasilitasi keterjangkauan masyarakat 5. Melakukan pemberdayaan masyarakat dan para
khususnya masyarakat pada segmen berpenghasilan terbawah pelaku kunci lainnya menuju kemandirian dan
untuk memenuhi kebutuhannya akan perumahan; kemajuan di dalam penyelenggaraan perumahan
3. Mewujudkan sinkronisasi pembangunan perumahan, permukiman dan permukiman; dan
dan perkotaan secara terpadu dan berkelanjutan melalui 6. Mengembangkan kelembagaan dan tatakelola
peningkatan akses terhadap infrastruktur/ PSU dan perumahan secara kolaboratif menuju
pengembangan industri konstruksi dengan memanfaatkan terciptanya good governance bidang
perumahan.
SKENARIO PERUMAHAN 2020-2045
HOUSING SYSTEM FOR SUSTAINABLE URBANIZATION
PASOKAN MASSAL: REDEVELOPMENT:
RENTAL PUBLIC PENGEMBANGAN
HOUSING PERUMAHAN SWADAYA

Memasok Pemberdayaan
perumahan dalam Masyarakat dalam
Rumah
skala besar melalui Pembangunan kembali
pembangunan perumahan kumuh dan
Umum
publik bagi MBR RTLH serta perbaikan
lingkungan perumahan
TATA bagi MBR
KELOLA

Rumah
Swadaya
PEMBIAYAAN PERUMAHAN

72,8 %
Menyediakan skema pembiayaan
yang terjangkau dan mengurangi
beban biaya perumahan bagi MBR
berupa tunjangan tunai
Penduduk di Perkotaan (pembayaran sewa) atau
pada tahun 2045
barang (jasa perbaikan
dan pemeliharaan Rumah
perumahan) Komersial
Pada tahun 2035 hampir 90%
penduduk Jawa tinggal di perkotaan. Pembiayaan membangun di atas lahan sendiri
Konsentrasi penduduk perkotaan di
wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Rumah komunitas
Banten mencapai 76 juta orang.
SKENARIO PERUMAHAN 2020-2045
Mengembangkan sistem suplai rumah tiga tingkat yang disesuaikan dengan kelas yang dilayani, yaitu:

Kelompok berpendapatan Kelompok berpendapatan rendah dan menengah


terendah (D1-2 dan D 3-4)
di perkotaan dilayani
Rumah Rumah (D 3-4 dan D 5-7) dengan status rumah milik
(private) dilayani dengan rumah swadaya
dengan rumah dengan Umum Swadaya
harga sewa rendah Individu maupun komunitas berupa rumah milik landed/
rusun
Di perkotaan (10 metropolitan Berorientasi kepada penguatan kapasitas masyarakat
utama) dan IKN sebagai model • pembangunan perumahan
sebelum diaplikasikan ke kota- • redevelopment kawasan
kota lain • perbaikan rumah
• pengembangan perumahan komunitas
Juga menjadi hunian transit bagi
MBR sambil menyiapkan diri Perwujudan sistem pemberdayaan perumahan rakyat
untuk dapat membeli hunian (balai daya di tiap daerah yang terintegrasi dengan forum
milik sendiri ke depan PKP daerah)
Didukung oleh badan publik Di dukung oleh peran pemerintah daerah pembiayaan yang
pengembang perumahan dan
dikelola oleh BP3/BLUD, dan
Rumah adaptif, bantuan stimulant, dan kemitraan dengan badan
usaha
tunjangan perumahan/ subsidi Komersial
Berorientasi kepada peningkatan
stok rumah dan hunian berimbang
Berorientasi kepada peningkatan
Kelompok berpendapatan menengah dan sisi supply melalui regulasi dan sisi
tinggi (D 5-10) dengan status rumah milik demand melalui peningkatan
(private) dilayani dengan rumah komersial keterjangkauan masyarakat pada
dan diserahkan murni pada pasar. skema pembiayaan
SKENARIO PENGEMBANGAN RUMAH UMUM

2020 2045
Trend Rumah Desil 1-2
Kebutuhan
4,15 (Juta) Desil 1-2 (Juta)
A. Penyediaan Rumah
3,02
4 Umum Desil 1-2 juta
3,54
1,94 Jumlah ruta bebas sewa 3,80
3,80 • Skenario Dasar : Mewujudkan 300 ribu
rumah umum (60 ribu unit/ tahun) per 5
3,02
0,89 Jumlah ruta kontrak sewa 1,24
(dalam juta)

3 2,58
tahun
3,24
2,22 1,97 Kebutuhan rumah D 1-2 4,15
1,97
2,42
2,78
• Skenario Tinggi : Mewujudkan 600 ribu
Kebutuhan Rumah Umum Perkotaan
2
2,14
D 1-2 (asumsi ruta perkotaan 72,8 %) 3,02 rumah umum (120 ribu unit/ tahun) per 5
1,94
0,98
1,05 1,13 1,19 1,24
tahun,
0,89
1 Rp 1,50 jt Pendapatan Desil 1 Rp 4 jt
0
2020 2025 2030 2035 2040 2045 Rp 1,85 jt Pendapatan Desil 2 Rp 4,95

Kebutuhan
Trend Rumah Desil 3-4 Desil 3-4 3,75
B. Penyediaan Rumah
Umum Desil 3-4 juta
14,66 14,90 14,99 14,92 14,69 1,81 Jumlah ruta bebas sewa 4,02
14,27
15 v
v v v v v • Asumsi supply rusun : 10 ribu per tahun,
v 1,69 Jumlah ruta kontrak sewa 2,40
sehingga pada tahun 2045 hanya mampu
14,27 Jumlah ruta memilikirumah 14,69 menyediakan 250 ribu unit rusun
(dalam juta)

v
10
• Skenario Dasar : Mewujudkan 500 ribu
5,16
4,65 4,02 2,14 Jumlah Kebutuhan Rumah D 3-4 5,16
4,05 3,39 2,40
2,63
3,38
2,42
2,86 2,30 rumah umum (100 ribu unit/ tahun) di
2,17 Kebutuhan Rumah Umum Perkotaan
5 2,14
1,81
1,69
2,07
1,86
1,93
D 3-4(asumsi ruta perkotaan 72,8 %) 3,75 perkotaan per 5 tahun

Rp 1,5 jt Pendapatan Desil 3 Rp 6,7 jt • Skenario Tinggi : Mewujudkan 751 ribu


0
Rp 3,1 jt Pendapatan Desil 4 Rp 8,3 jt
rumah umum (150 ribu unit/ tahun) di
2020 2025 2030 2035 2040 2045 perkotaan per 5 tahun
melalui APBN dan APBD, PHLN, kolaborasi system
pembayaran kontrak (KPBU: Angsuran: AP,market: BOT,
campuran)
67.504
SKENARIO PENGEMBANGAN RUMAH KOMERSIAL
Trend Rumah Desil 5-10

31,46 31,97 32,11 2020 2045


29,46 30,61
28,05
30

(Juta) Desil 5-10 (Juta) Jumlah Kebutuhan


A.
Rumah Komersial
8,85 juta
(dalam juta)

20
2,6 Jumlah ruta bebas sewa 6,66
12,16 3,27 Jumlah ruta kontrak sewa 4,70 • Skenario Dasar : Mewujudkan 1
10
4,87 7,00 8,94
10,68
juta rumah komersial (200 ribu
3,27 3,60 3,92 28,05 Jumlah ruta memilikirumah 32,11
3,26
2,60
3,12 unit/ tahun) per 5 tahun
3,26 Kebutuhan rumah D 5-7 12,16
6,66
• Skenario Tinggi : Mewujudkan
1,77 juta rumah komersial (354
3,77 4,58 5,54 Kebutuhan Rumah Komersial Perkotaan
0 4,22 4,49 4,70
(asumsi ruta perkotaan 72,8 %) 8,85
2020 2025 2030 2035 2040 2045 ribu unit/ tahun) per 5 tahun.
• Catt: Supply rumah komersial oleh
REI (2018-20200 sebesar: 175 ribu
per tahun
Kebutuhan Penataan
34.000.000
32.186.368 RTLH dan Kumuh
B. Kawasan Kumuh dan
60.000 29,45
juta
Ha
32.000.000 31.070.580

30.000.000
29.452.639
RTLH RTLH
28.000.000 A. Jumlah RTLH (2020) : 29,45 juta • Skenario Dasar Peningkatan RTLH :
Peningkatan RTLH sebesar 16,89 juta,
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

B. Jumlah
1-4
RTLH MBR Bawah D : 16,89 juta
Jumlah RTLH yaitu 3,37 juta per 5 tahun (675 ribu per
10.000
9.000
8.912 • RTLH Perdesaan: 9,96 juta tahun)
8.000
7.000
• RTLH Perkotaan: 6,93 juta • Skenario Tinggi Peningkatan RTLH :
C. Jumlah RTLH MBR Bawah D
6.206
5.787
: 23,3 juta Peningkatan RTLH sebesar 16,89 juta,
6.000
5.000 4.572
1-6
yaitu 4,66 juta per 5 tahun (932 ribu per
4.000 3.427 3.607
3.271
3.000 2.024 1.928
2.516
2.191 • RTLH Perdesaan: 12,77 juta
tahun)
1.798 1.751 1.896
2.000 1.371 1.373 1.445
• RTLH Perkotaan: 10,53 juta
1.154 1.153
485 786 648 824 708 756 708 557 561
1.000 406
0 259 225 301 317
0
D. Luas Kawasan Kumuh : 63.923 Ha • Skenario Dasar Penataan
KALIMANTAN TENGAH
JAWA BARAT

PAPUA BARAT
BALI

JAMBI
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
DKI JAKARTA

SULAWESI TENGGARA
SULAWESI UTARA

SUMATERA UTARA
GORONTALO

KALIMANTAN TIMUR
KALIMANTAN SELATAN
BANTEN

SULAWESI SELATAN

SUMATERA SELATAN
BENGKULU

KEPULAUAN RIAU

RIAU

MALUKU
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

LAMPUNG
ACEH

JAWA TENGAH

SULAWESI TENGAH
KALIMANTAN BARAT

NUSA TENGGARA BARAT

SULAWESI BARAT

SUMATERA BARAT
MALUKU UTARA

PAPUA

KALIMANTAN UTARA
JAWA TIMUR

NUSA TENGGARA TIMUR

Kawasan Kumuh : Penataan


Kawasan Kumuh seluas 30.000 ha,
yaitu 6.000 ha per 5 tahun (1.200 ha
per tahun)
Luas Kawasan Kumuh
• Skenario Tinggi Penataan
Kawasan Kumuh: Penataan
Policy Framework

MAIN POLICY
National
Affordable
Housing Policy

NATIONAL

SUB POLICY
Perumahan Perumahan
AFFORDABLE Umum/ Swadaya/ Perumahan
Komersial
HOUSING National
Public housing
Self Help
Housing

HOUSING DELIVERY
1. Pertanahan 3. PSU/ 5. Manajemen
2. Pembiayaan Infrastruktur Pengelolaan data

SYSTEM
Perumahan 4. Teknologi dan dan sistem
konstruksi informasi
6. Tata Kelola

SUPPLY
Housing Demand According to the Target Group
DEMAND • Target Penyediaan Rumah
• Tren demografi dan Preferensi Kelompok Sasaran
Terhadap Rumah
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERUMAHAN 2020-2045

NO MODA PEYEDIAAN PERUMAHAN PUBLIC HOUSING SELF HELP HOUSING COMMERCIAL HOUSING
ISU STRATEGIS KEBIJAKAN STRATEGI
1 PERTANAHAN di Meningkatkan Pasokan Tanah Bagi Strategi 1.1
PERKOTAAN Penyediaan Perumahan dan Permukiman Pengendalian tanah melalui instrumen tata ruang untuk kepentingan penyediaan
perumahan
Strategi 1.2
Pengoptimalan Badan
Bank Tanah

Strategi 1.3
Peningkatan pasokan tanah melalui konsolidasi tanah untuk hunian vertikal (urban
renewal)

Strategi 1.4
Intensifikasi tanah bagi perumahan dan permukiman pada tanah yang dikuasai
pemerintah dan masyarakat dan badan usaha
Strategi 1.5
Formalisasi lahan informal
(Swadaya)
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERUMAHAN 2020-2045

NO ARAHAN KEBIJAKAN/ STRATEGI RECANA AKSI


1 Arah Kebijakan : Meningkatkan Pasokan Tanah Bagi Penyediaan Perumahan dan Permukiman
Strategi 1.1 • Meningkatkan koordinasi peyediaan Perumahan & Permukiman terintegrasi dengan transportasi
Pengendalian tanah melalui instrumen berdasarkan batasan fungsional dalam ekosistemnya
tata ruang • Melanjutkan dan meningkatkan pengendalian pemanfaatan tanah melalui penerapan hunian berimbang,
melalui kolaborasi Pengembang Besar dan Pengembang RS
• Mengalokasikan perumahan untuk MBR di kawasan-kawasan strategis pengembangan infrastruktur
• Mengoptimalkan pengendalian nilai tanah melalui penerapan land freezing.
• Mengembangkan program penyediakan lahan dalam skala Kawasan
Strategi 1.2
• Meningkatkan sinergi Lembaga/Badan yang terkait dengan penyediaan lahan dalam pembangunan
Pengoptimalan Badan Bank Tanah
Perumahan → Perumahan Bank Tanah dan BP3 → POKJA/FORUM
Strategi 1.3 • Melanjutkan dan mengembangkan program untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat di
Peningkatan pasokan tanah melalui Kawasan perkotaan sebagai bagian dari program Konsolidasi Tanah
konsolidasi tanah untuk hunian vertikal • Meningkatkan sinergi dan koordinasi antara Pemerintah (pusat dan daerah) dengan Masyarakat dan Badan
(peremajaan kota) Usaha
Strategi 1.4 • Melanjutkan dan meningkatkan intensifikasi lahan pemerintah (pusat dan daerah), BUMN/ BUMD, dan
Intensifikasi tanah bagi perumahan dan tanah desa.
permukiman pada tanah yang dikuasai • Melanjutkan dan meningkatkan intensifikasi lahan yang dimiliki oleh Badan Usaha dan Masyarakat melalui
pemerintah dan swasta/masyarakat insentif tata ruang (KLB dan alih fungsi) dan integrasi infrastruktur (Transportasi-TOD).
Strategi 1.5 • Mengembangkan sistem keamanan kepemilikan lahan untuk penduduk informal (kawasan) perkotaan,
Formalisasi lahan informal (Swadaya) melalui sistem tenurial informal dan penataan lahan informal
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERUMAHAN 2020-2045
NO MODA PEYEDIAAN PERUMAHAN PUBLIC HOUSING SELF HELP HOUSING COMMERCIAL HOUSING
ISU STRATEGIS
KEBIJAKAN STRATEGI

2 PEMBIAYAAN Mengembangkan Pembiayaan Perumahan Strategi 2.1


yang adaptif Pengembangan pasar pembiayaan primer melalui manajemen produksi dan produk
pembiayaan yang adaptif.
Pengembangan produk pembiayaan bersubsidi yang lebih efisien, adaptif dan tepat
sasaran.

Strategi 2.2
Pengembangan pasar pembiayaan sekunder melalui manajemen sekuritisasi dan produk
investasi yang menarik dan adaptif bagi investor

Strategi 2.3
Strategi 2.4
Pengembangan sistem
Pengembangan sistem
pembiayaan dengan
pembiayaan bagi
mekanisme KPBU yang
penyelenggaraan
efisien terhadap
perumahan swadaya
penggunaan anggaran
3 INFRASTRUKTUR Peningkatan dan keterpaduan PSU Strategi 3.1
DASAR/PSU (Infrastruktur Dasar) dalam Pengembangan Peningkatan keterpaduan PSU antara Perumahan dan Permukiman dengan
Perumahan dan Permukiman Perkotaan

Strategi 3.2
Peningkatan Pelayanan PSU di kawasan kumuh dan kawasan perumahan di
perdesaan

Strategi 3.3
Pengembangan hunian terintegrasi dengan sistem transportasi
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERUMAHAN 2020-2045
N
ARAHAN KEBIJAKAN/ STRATEGI RENCANA AKSI
O
2 Arah Kebijakan : Mengembangkan Pembiayaan Perumahan yang adaptif (affordable, accessible, available, dan sustainable)
Strategi 2.1 • Pengembangan produk Pembiayaan yang adaptif terhadap konsumen dan pasar.
Pengembangan pasar pembiayaan • Memperkuat peran SMF dalam penyediaan pembiayaan perumahan
primer melalui manajemen • Penggunaan single platform sehingga produk seragam sesuai jenis produknya.
produksi dan pemasaran KPR • Melakukan redesign terhadap produk subsidi oleh pemerintah kepada MBR
• Melakukan harmonisasi regulasi
Strategi 2.2 • Perwujudan infrastruktur investasi jangka panjang yang diminati oleh investor
Pengembangan pasar pembiayaan • Mendorong tumbuhnya pasar pembiayaan sekunder melalui pengembangan instrument pasar modal, yaitu:
sekunder melalui manajemen
pengembangan instrument perpetual dan melakukan aktivasi pasar sekunder.
sekuritisasi
3 Arah Kebijakan : Peningkatan dan keterpaduan PSU (Infrastruktur Dasar) dalam Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Strategi 3.1 • Melanjutkan dan meningkatkan pelayanan dan keterpaduan PSU pada kawasan-kawasan perumahan swadaya dan
Peningkatan keterpaduan PSU perumahan skala kecil yang tersebar secara acak (urban sprawl), khususnya di peri urban
antara Perumahan dan Kawasan • Mengembangkan pola bantuan stimulan penyediaan PSU bagi pengembangan perumahan MBR yang efektif dan
Permukiman dengan Perkotaan efisien
Strategi 3.2 • Melanjutkan dan meningkatkan pelayanan PSU di kawasan kumuh melalui program slum alleviation, urban
Peningkatan Pelayanan PSU di renewal, low-rise verticals for small-scale development, housing retrofit/vertical densification.
kawasan kumuh dan kawasan • Melanjutkan pengembangan infrastruktur dasar perumahan perdesaan, meningkatkan kualitas perumahan ,
perumahan perdesaan meningkatkan produktivitas dan daya saing desa untuk kemandirian ekonomi perdesaan.
Strategi 3.3 • Melanjutkan dan mengembangkan pola kemitraan pembangunan (PPP) dalam pengembangan hunian terintegrasi
Pengembangan hunian terintegrasi sistem transportasi
dengan sistem transportasi • Melanjutkan dan meningkatkan koordinasi lintas sektor dalam pembentukan kelembagaan pengelolaan.
• Mengembangkan mekanisme land value capture dalam meningkatkan penyediaan perumahan MBR yang
terintegrasi sistem transportasi, khususnya di kawasan TOD.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERUMAHAN 2020-2045
NO MODA PEYEDIAAN PERUMAHAN PUBLIC HOUSING SELF HELP HOUSING COMMERCIAL HOUSING
ISU STRATEGIS
KEBIJAKAN STRATEGI

4 TEKNOLOGI DAN Pengembangan Teknologi dan Industri Strategi 4.1


INDUSTRI konstruksi Pengembangan inovasi dan adopsi teknologi baru bagi pembangunan
KONSTRUKSI perumahan

Strategi 4.2
Pengembangan industri konstruksi yang tangguh dan berdaya saing

5 DATA PERUMAHAN Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Strategi 5.1


& PERMUKIMAN Perumahan (Satu Data Perumahan Penyusunan cetak biru pengelolaan data dan sistem informasi perumahan yang
Indonesia) terintegrasi

Strategi 5.2
Pembentukan forum data perumahan yang sinergi
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERUMAHAN 2020-2045
NO ARAHAN KEBIJAKAN/ STRATEGI RENCANA AKSI
4 Arah Kebijakan : Pengembangan Teknologi dan Industri konstruksi
Strategi 4.1 • Melanjutkan dan mengembangkan inovasi dalam proses menghasilkan produk baru yang sesuai
Pengembangan inovasi dan adopsi dengan persyaratan kelaikan (green bulding) namun tetap bisa terjangkau (affordable).
teknologi baru bagi pembangunan • Mengembangkan jaringan antar pelaku pembangunan perumahan, seperti antar Pemerintah,
perumahan Akademisi dan Badan Usaha dalam hal riset dan pengembangan perumahan.
Strategi 4.2 • Melanjutkan dan meningkatkan kompetensi SDM bidang konstruksi melalui sertifikasi pekerja
Pengembangan industri konstruksi konstruksi yang terdiri dari tenaga terampil bersertifikat yang merata di seluruh Indonesia
yang tangguh dan berdaya saing • Industrialisasi bahan bangunan yang masif dan kompetitif dengan prinsip pemerataan
pembangunan industri konstruksi di seluruh Indonesia
5 Arah Kebijakan : Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Perumahan
Strategi 5.1 • Melanjutkan dan mengembangkan sistem data perumahan yang sudah ada (HREIS) sehingga
Penyusunan cetak biru pengelolaan menjadi satu data perumahan Indonesia, termasuk kelengkapan data supply side, selain demand side
data dan sistem informasi perumahan yang akan menjadi alat pemantauan penyelenggaraan PKP.
yang terintegrasi • Membangun data perumahan berbasis wilayah
Strategi 5.2
Pembentukan forum data perumahan • Melakukan pembentukan forum data perumahan dilakukan sebagai wadah komunikasi, koordinasi
yang sinergi dan kesepakatan antar instansi baik di Pusat maupun Daerah, baik Pemerintah maupun non-
Pemerintah, menuju satu data perumahan Indonesia
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERUMAHAN 2020-2045
NO MODA PEYEDIAAN PERUMAHAN PUBLIC HOUSING SELF HELP HOUSING COMMERCIAL HOUSING

ISU STRATEGIS KEBIJAKAN STRATEGI

6 TATA KELOLA Pengembangan kapasitas kelembagaan dan Strategi 6.1


tata kelola yang kolaboratif Melakukan pergeseran paradigma dalam penyelenggaraan PKP
Strategi 6.2
Memperkuat fungsi dan peran POKJA dan Forum PKP
Strategi 6.3
Penguatan Peran
Pemerintah Pusat sebagai
regulator dan enabler
Strategi 6.4
Peningkatan kapasitas
pemerintah daerah
sebagai ujung tombak
penyelenggaraan PKP di
Daerah
Strategi 6.5
Penguatan Peran Housing
Development Board (HBD)
Strategi 6.6
Meningkatkan kolaborasi
dalam penyelenggaraan
perumahan Swadaya
Strategi 6.7
Pemberdayaan
masyarakat perumahan
Swadaya melalui Balai
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERUMAHAN 2020-2045
N
ARAHAN KEBIJAKAN/ STRATEGI RENCANA AKSI
O
6 Arah Kebijakan 6: Pengembangan kapasitas kelembagaan dan tata kelola yang kolaboratif
Strategi 6.1 • Melakukan capacity building dalam pergeseran paradigma penyelenggaran PKP,
Melakukan pergeseran paradigma • dari pendanaan (budgeting) menjadi pembiayaan (financing)
dalam penyelenggaraan PKP • dari penyedia (provider) menjadi pengaktif (enabler) → enabling strategy
• dari government menjadi governance
• dari driven by regulation menjadi driven by mission
Strategi 6.2 • Meningkatkan dan membakukan peran POKJA dan Forum PKP untuk setiap tingkatan (Pusat, Provinsi dan
Memperkuat fungsi dan peran Kab/Kota) dalam setiap kesepakatan penyelenggaraan PKP
POKJA dan Forum PKP • Melakukan kesepakatan antar pihak dalam aspek yang berpengaruh terhadap penyelenggaraan PKP,
pertanahan dan tata ruang, peningkatan pendapatan masyarakat (livelihoods), teknologi dan bahan bangungan,
dsb
Strategi 6.3 • Melanjutkan dan meningkatkan sinergi dan integrasi pelaksanaan pembangunan di tingkat pusat serta
Penguatan Peran Pemerintah Pusat penguatan regulasi dan peningkatan kapasitas kelembagaan.
sebagai regulator dan enabler • Reformulasi program intervensi langsung pemerintah melalui program-program pembangunan
perumahan yang belum berkualitas dan dislokasi
Strategi 6.4 • Melanjutkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan peran pemerintah daerah agar sesuai dengan
Peningkatan kapasitas pemerintah kebutuhan dalam menghadapi tantangan pembangunan di masa depan, termasuk pergeseran
daerah sebagai ujung tombak paradigma.
penyelenggaraan PKP di Daerah • Melanjutkan dan meningkatkan peran pemerintah daerah dalam menciptakan keadilan ruang bagi
seluruh masayarakat dan memastikan kelompok MBR mendapatkan jaminan untuk bermukim.
Strategi 6.5 • Mendorong penguatan lembaga publik sebagai pengembang utama, melalui program-program
Penguatan Peran lembaga publik strategis.
penyedia perumahan yang • Merumuskan peran lembaga, kebutuhan penguatan kelembagaan, penataan hubungan hukum dan
berperan sebagai housing keuangan dengan entitas pemerintah pusat dan daerah.
development board (HBD)
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERUMAHAN 2020-2045
N
ARAHAN KEBIJAKAN/ STRATEGI RENCANA AKSI
O
6 Arah Kebijakan : Pengembangan kapasitas kelembagaan dan tata kelola yang kolaboratif
Strategi 6.6 • Melanjutkan peningkatan kemampuan (empowerment), baik peorangan maupun kelompok
Meningkatkan kolaborasi dalam (komunitas) dalam penyelenggaraan perumahan Swadaya, termasuk meningkatkan pedapatan
penyelenggaraan perumahan (livelihoods)
Swadaya • Pembentukan balai daya di setiap daerah yang terintegrasi dengan Pusat
• Melanjutkan dan mengoptimalisasi peran Badan Keswadayaan Masyarakat
Strategi 6.7 • Mengembangkan program-program kolaboratif dalam penyelenggaraan perumahan Swadaya dengan
Pemberdayaan masyarakat melibatsertakan Pemerintah dan Badan Usaha
perumahan swadaya
TERIMA
KASIH ç ç

23

Anda mungkin juga menyukai