Anda di halaman 1dari 4

Lain-lain

Pelaksanaan Sistem Pemerintahan


Indonesia
by lee
6,223 Views
Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Indonesia– Sistem dapat diartikan suatu keseluruhan
yang terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional.
Pemerintahan dalam arti luas adalah pemerintah/ lembaga-lembaga Negara yang menjalankan
segala tugas pemerintah baik sebagai lembaga eksekutif, legislative maupun yudikatif.
Periodisasi Sistem Pemerintahan Indonesia
Tonggak ketatanegaraan pemerintahan Indonesia sebenarnya telah ada sejak sebelum
reformasi kemerdekaan. Namun secara formal, periode ketatanegaraan Indonesia itu dapat
dirinci sebagai berikut:

1. Periode berlakunya UUD 1945


2. Periode berlakunya konstitusi RIS
3. Periode berlakunya UUD Sementara
4. Periode berlakunya kembali UUD 1945
5. Periode Reformasi

 1.Sistem Pemerintahan Indonesia Periode UUD 1945


Pemerintah selama masa berlakunya UUD 1945 memiliki periode 18 Agustus 1945 sampai
dengan 17 Desember 1949. Bentuk negara adalah negara kesatuan dengan bentuk Republik
(Pasal 1, ayat 1 UUD 1945). UUD 1945 tidak menganut sistem pemisahan kekuasaan secara
umum seperti yang dijelaskan oleh Mountesquieu, namun prinsip pembagian kekuasaan. Jadi
ada kemungkinan kerjasama antara lembaga ke lembaga lainnya.
makalah Sistem Pemerintahan Indonesia
Dalam pemerintahan Indonesia terdapat lima lembaga yang bertugas untuk mengelola negara
indonesia diantaranya :

1. legislatif, dilakukan oleh DPR


2. Eksekutif, dilakukan oleh Presiden
3. Konsultatif, dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi
4. Eksaminatif, dilakukan oleh BPK, termasuk didalamnya fungsi insfektif dan auditatif.
5. Yudikatif, dilakukan oleh Mahkamah Agung

Namun pada kenyataannya segala bentuk cabang eksekutif, legislatif, dan yudikatif
dijalankan oleh satu lembaga atau Presidensi dibantu oleh KNIP (Komite Nasional Indonesia
Pusat). Selain instansi pemerintah selama periode 18 Agustus 1945 sampai dengan 27
Desember 1945 belum ditetapkan.
Ketika dekrit Pemerintah. X/1945 tanggal 14 November 1945 yang dikeluarkan oleh Wakil
Presiden, kekuasaan eksekutif dipindahkan dari Presiden ke Perdana Menteri. Demikian pula
KNIP dibentuk kekuasaan legislatif menuntut (DPR / MPR) dengan prinsip akuntabilitas
menteri untuk KNIP diakui secara resmi. Kemudian pemerintah Indonesia untuk sistem
parlementer.
2. Sistem Pemerintahan Indonesia Konstitusi RIS
Dalam konstitusi RIS, sistem pemerintahan Indonesia adalah parlementer, yaitu kabinet
bertanggung jawab kepada parlemen (DPR). Sehingga kabinet dapat membubarkan kabinet.
Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer adalah sebagai berikut:

1. Perdana Menteri bersama para menteri bertanggung jawab kepada parlemen


2. Pembentukan kabinet berdasarkan kepada kekuatan-kekuatan di dalam parlemen
3. Para kabinet, baik seluruhnya maupun sebagian mencerminkan kekuatan yang ada di
parlemen
4. Parlemen dapat membubarkan kabinet, dan kepala negara dapat membubarkan
parlemen dengan saran dari perdana menteri
5. Masa jabatan kabinet tidak ditentukan

Kedudukan kepala negara tidak dapat diganggu gugat dan tidak diminta pertanggung jawaban
atas jabatannya, karena yang bertanggung jawab adalah para menteri,, baik sendiri maupun
bersma-sama.
Kekuasaan negara terbagi ke dalam enam lembaga negara, yaitu sebagai berikut:

1. Presiden
2. Menteri-menteri
3. Senat
4. Dewan pewakilan Rakyat (DPR)
5. Mahkamah Agung Indonesia
6. Dewan Pengawasan Keuangan

Diantara badan-badan tersebut, terdapat hubungan kerjasama antara lain sebagai berikut:

1. Kekuasaan pembentukan undang-undang dijalankan oleh pemerintah, DPR dan senat


2. Kekuasaan menjalankan undang-undang atau penyelenggara negara oleh pemerintah
3. Kekuasaan mengadili undang-undang, yaitu pengadilan negeri, pengadilan tinggi dan
Mahkamah Agung.

3. Sistem Pemerintahan Indonesia UUDS 1950


Indonesia sistem pemerintahan pada tahun 1950 UUDS adalah sistem pemerintahan
parlementer seperti validitas RIS konstitusi. Dasar hukum meliputi:

1. Pasal 45: Presiden adalah Kepala Negara


2. Pasal 83 Ayat 1. Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat pemerintah,
baik bersama-sama untuk seluruh atau sebagian bagian individual
3. Pasal 84; presiden berhak membubarkan DPR
4. Pembubaran DPR dibawa oleh ketentuan terpilihnya kembali harus dilakukan dalam
waktu 30 hari.

Pada saat berlakunya Undang Dasar Sementara 1950, pemerintah Indonesia menjadi tidak
stabil karena sistem multipartai, setiap partai yang bersangkutan atau kelompok. Jadi sistem
demokrasi parlementer dan aturan menjadi tidak sehat. Selain listrik alat kelengkapan
dikendalikan oleh lembaga negara yang bersangkutan tanpa dikoordinasikan oleh pemerintah
pusat. Peralatan ilmiah Sementara Konstitusi negara pada tahun 1950 adalah sebagai berikut:

1. Presiden dan wakil presiden


2. Menteri-menteri
3. Dewan Perwkilan Rakyat
4. Mahkamah Agung
5. Dewan Pengawas Keuangan

4. Sistem Pemerintahan IndonesiaBerlakunya Kembali UUD 1945


Mengingat kondisi politik pada masa berlakunya UUDS semakin memanas, pada tanggal 22
April 1959 Presiden Soekarno menyampaikan amanat kepada Badan Konstitusional untuk
kembali ke UUD 1945. Namun untuk mengembalikan UUD 1945 secara murni menjadi
perdebatan bagi anggota kelompok konstitusional.
Kelompok Pertama. Anggota konstituante mau menerima saran untuk kembali kepada UUD
1945 secara utuh.
Kelompok Kedua. Anggota konstituante mau menerima untuk kembali kepada UUD 1945
dengan sayart amandemen pada sila pertama Pancasila pada pembukaan UUD 1945 harus di
ubah dengan sila pertama Pancasila seperti tercantum dalam piagam Jakarta.
Perdebatan diantara dua kelompok kontituante tidak mencapai kesepakatan dan titik temu
walaupun telah melalui berbagai macam usaha. Sedangkan wewenang untuk membentuk ada
di tangan konstituante.
Presiden yang dalam UUDS 1950 memmiliki wewenang untuk membubarkan Dewan
Perwakilan Rakyat, akhirnya membubarkan Dewan konstituante karena dianggap tidak
mampu bekerja dengan baik. Bubarnya badan konstituante tersebut secara otomatis tidak ada
lembaga yang bertugas untuk membentuk UU. Keadaan seperti ini yang mendorong Presiden
mengajukan konsep Demokrasi Terpimpin untuk dapat kembali kepada UUD 1945.
Peristiwa di atas dikenal dengan sebutan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Dan sejak itulah
berlaku kembali UUD 1945 dengan konsep demokrasi terpimpin, yang tentunya tidak sesuai
dengan UUD 1945. Keadaan seperti ini tetap berjalan sampai diangkatnya Jenderal Soeharto
sebagai pengemban Super Semar. Peranan Super Semar untuk mengambil segala tindakan
dalam menjamin keamanan dan ketentraman serta setabilitas jalannya pemerintah, menjadi
puncak sejarah hitam Presiden Soekarno. Dengan ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966
dikukuhkan dengan masa berlaku sampai terbentuknya MPR RI hasil pemilu.
Oleh karena pemilu 5 Juli 1968 tertunda hingga 5 Juli 1971 dan telah dikeluarkannya
ketetapan MPRS No. XXX III/MPRS/1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintah
Negara dari tangan Presiden Soekarno, maka demi teriptanya stabilitas politik, ekonomi dan
hukum maka dikeluarkan ketetapan MPRS NO. XI.IV/MPRS/1968 tentang Pengangkatan
pengemban Ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966, Jenderal soeharto diangkat menjadi
Presiden Republik Indonesia hingga terpilihnya Presiden oleh MPR hasil pemilu dan
dimulailah masa orde baru.
Pada masa Orde Baru, sistem pemerintahan Indonesia menitikberatkan pada spek kesetabilan
politik dalam rangka menunjang pembangunan nasional melalui upaya-upaya sebagai
berikut:

1. Konsef dwi fungsi ABRI


2. “Menggolkarkan” pemerintah hingga ke akar-akarnya
3. Kekuasaan ditangan eksekutif
4. Pengangkatan kabinet melalui lembag-lembaga perwakilan rakyat
5. Konsef massa mengambang
6. Pengendalian pers nasional

Terbukti bahwa selama 32 tahun Orde Baru, Golkar selalu menjadi single priority dan
Presiden Soeharto selalu terpilih melalui aklamasi.
5. Sistem Pemerintahan Indonesia Periode Reformasi
Pada dasarnya peralihan pemerintahan dari masa Orde Baru ke masa reformasi tidak
langsung begitu saja bisa terealiasi. Akan tetapi dimasa tersebut terdapat masa transisi
kepemerintahan yang ditandai dengan jatuh bangunnya pemimpin pemerintahan ataupun
anggota kabinetnya.
Pada akhirnya mulailah terbentuk pemerintahan yang stabil yang ditandai dengan
pembenahan struktur kenegaraannya sendiri. Pembenahan itu antara lain sebagai berikut:

1. Dibentuknya paket UU di bidang politik (UU Susduk/MPR/DPR/DPRD, UU No. 3


Tahun 1999 tentang Pemiluhan Umum
2. UU No. 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik dan Golongan Karya
3. UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
4. UU No. 25 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah
5. Dilakukannya amandemen UUD 1945 oleh MPR melalui Panitia Ad-Hoc 1 MPR RI.

Sistem politik
Dalam amandemen UUD 1945, ada beberapa ketentuan mengenai pelaksanaan sistem
pemerintahan presidensial. Selain sistem ini dikelola oleh mekanisme memperkuat presiden
dan wakil presiden secara langsung. Ketentuan-ketentuan dalam sistem Indonesia adalah
sebagai berikut:
Pelaksanaan Sistem kepemerintahan Indonesia

1. Presiden memiliki hak untuk menagih DPR


2. Presiden dan wakil presiden memegang jabatan selama lima tahun dan dapat diangkat
kembali dalam posisi yang sama untuk satu masa jabatan.
3. Menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
4. DPR memegang kekuasaan membentuk undang-undang untuk
5. Presiden dan wakil presiden tidak bertanggung jawab untuk perakitan terdiri dari dua
kamar, DPR dan Dewan Perwakilan Daerah.
6. Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat di pasang dan diusulkan oleh
partai politik atau kelompok partai politik peserta pemilu.

ref :http://anaajat.blogspot.com/2012/10/pelaksanaan-
sistem-pemerintahan-negara.html

Anda mungkin juga menyukai