Review Tafsir Tarjuman-Dikonversi
Review Tafsir Tarjuman-Dikonversi
Diskursus Biografi, L
Banyak hal yang dilakukan oleh para akademisi dan ilmuan untuk menilai atau
mencermati sebuah karya tulis baik yang bersifat keagamaan maupun yang
bersifat umum. Terlebih Tafsir Tarjuman Al-Mustafad ini, yang memang sebuah
karya tafsir yang monumental dan merupakan salah satu tafsir nusantara yang
nilai keilmiahannya tidak diragukan lagi
Abd al-Rauf kemabli di Aceh tahun 1661 M. Pada waktu itu kerajaan Aceh
dipimpin oleh seorang Sultanah (ratu) bernama Sultanah Taj al-‘Alam Safiyyat
al-Din Syah sebagai ratu ke 14, kepemimpinan wanita di Aceh bahkan berlanjut
kepada tiga sultanah berikutnya
Hal-hal demikian membuat suasana semakin tidak terkendali, hal ini terbukti
dengan adanya pembunuhan dan banyak beberapa karya tulis yang dibakar
dan ini tidak terlepas dari suasana kekuasaan dan perkembangan politik pada
waktu itu, dan situasi ini yang juga menjadi sorotan penulis sebagai pe-resume
karya Tafsir Turjuman al-Mustafid
Menurut penulis, ada dua pendapat yang menjelaskan tentang sumber rujukan
penulisan Tafsir Turjuman al-Mustafid ini. Pertama, pendapat Snouck
Hurgronje yang diamini oleh Rinkes dan Voorhoeve, menyebutkan bahwa
Tarjuman al-Mustafid merupakan terjemahan dari tafsir al-Baidhawi. Kedua,
pendapat Petter Riddell dan Salman Harun, mereka menyatakan bahwa
Turjuman al-Mustafid merupakan terjemahan dari tafsi al-jalalain
Segmentasi cerita juga ikut mewarnai pemparan tafsir ini, kata penulis
Tafsir Turjuman al-Mustafid, sebagi salah satu tumpukan mutiara indah yang
keberadaannya mewarnai keindahan ilmu di Nusantara.
Sekian