Anda di halaman 1dari 7

GAMBARAN STATUS KARIES DAN POLA PEMELIHARAAN

KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA MAHASISWA


ASAL TERNATE DI MANADO

1
Radiah
2
Christy Mintjelungan
3
Ni Wayan Mariati

1
Kandidat Skripsi Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Studi Kedokteran Gigi
Universitas Sam Ratulangi Manado
3
Bagian Ilmu Prostodonsia Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: radiah_03@yahoo.co.id

Abstract: Caries status is a condition that describes a person's caries experience index is
calculated by DMF-T (Decayed missing filling theeth). Cariogenic food eating habits is the
habit of a person consumes food that can cause caries, measured using questionnaires. Dental
caries is one of the teeth and mouth disease most commonly found in the community. Factors
that may affect the severity of caries experience caries among other things, the use of fluoride,
the number of bacteria, saliva, age, sex, socio-economic and smoking. This research is a
descriptive study with cross-sectional observational study. The populations student from
Ternate city in Manado city is many 93 people. Based on the research status of caries, DMF-T
index average is 3.1, and based on WHO criteria middle category. The results also showed
patterns of oral health care are high category cariogenic foods and low category of non
cariogenicc foods , sometimes brushing your teeth after eating as much in middle category and
low categegory of students check their teeth to the dentist.
Keywords: status of caries, oral health care.

Abstrak: Status karies adalah suatu kondisi yang menggambarkan pengalaman karies seseorang
dihitung dengan indeks DMF-T (Deceyed missing filling theeth). Pola pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut merupakan tindakan untuk memelihara kesehatan gigi dan mulut agar terhindar
dari penyakit gigi dan mulut. Karies gigi merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang
paling sering dijumpai di masyarakat. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi keparahan karies
antara lain pengalaman karies, penggunaan fluor, jumlah bakteri, saliva, umur, jenis kelamin
sosial ekonomi dan merokok. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional
dengan pendekatan cross sectional study. Populasi yang diteliti yaitu mahasiswa asal kota
Ternate di kota Manado, berdasarkan survei awal berjumlah 93 orang. Berdasarkan hasil
penelitian status karies, indeks DMF-T rata-rata yaitu 3,1 dan berdasarkan kriteria WHO berada
pada kategori sedang. Hasil penelitian juga menunjukkan pola pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut responden yang terdiri dari kebiasaan mengonsumsi makanan kariogenik berada pada
kategori tinggi dan non kariogenik pada kategori rendah, menggosok gigi setelah makan berada
pada kategori sedang dan mahasiswa yang pernah ke dokter gigi dan frekuensi kunjungan ke
dokter gigi berada pada kategori rendah. Hasil penelitian kebersihan rongga mulut dengan
menggunakan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) pada gigi berjejal kedua rahang
menunjukkan bahwa sebagian besar 66,67% subjek penelitian memiliki kebersihan mulut baik

45
46 Jurnal e-GiGi (eG), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 45-51

dan hasil penelitian status gingiva dengan menggunakan indeks gingiva pada gigi berjejal kedua
rahang sebagian besar 65,22% subjek penelitian memiliki status gingiva inflamasi ringan.
Kata kunci: status karies, pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

Kesehatan merupakan faktor penting dalam Utara mencapai 39,8% dengan indeks DMF-
kehidupan manusia. Kesehatan gigi dan T 4,60.3 Data Dinas Kesehatan Sulawesi
mulut merupakan bagian dari kesehatan Utara tahun 2009, menunjukkan jumlah pen-
secara umum yang perlu diperhatikan oleh gunjung puskesmas dengan karies berkisar
masyarakat. Oleh karena itu kesehatan gigi 6407 orang atau sekitar 20%.4
dan mulut pun harus sangat diperhatikan. Upaya kesehatan gigi perlu ditinjau dari
Masalah kesehatan gigi dan mulut yang aspek lingkungan, pengetahuan, pendidikan,
sering terjadi yaitu karies. Karies merupakan kesadaran dan penanganan kesehatan gigi
suatu penyakit pada jaringan keras gigi, termasuk pencegahan dan perawatan. Na-
yaitu email, dentin dan sementum yang mun, sebagian besar mahasiswa asal kota
disebabkan aktivitas jasad renik yang ada Ternate yang ada di kota Manado meng-
dalam suatu karbohidrat yang diragikan. abaikan kondisi kesehatan gigi secara
Proses terjadinya karies dimulai dengan keseluruhan. Perawatan gigi dianggap tidak
adanya plak di permukaan gigi.1 terlalu penting, padahal sangat besar man-
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar faatnya dalam menunjang kesehatan dan
(Riskesdas) tahun 2007, kelompok umur 10- penampilan. Selain itu rasa takut, perawatan
24 tahun lebih banyak menderita karies yang memakan waktu lama dan biaya yang
yakni 66,8-69,5%. Keadaan ini menunjuk- cukup tinggi memungkinkan terjadinya
kan karies gigi banyak terjadi pada golongan resiko karies pada mahasiswa asal kota
usia produktif. Hal yang demikian dapat Ternate. Menjaga kebersihan gigi dan mulut
dilihat dari prevalensi rata-rata penduduk sangatlah penting, beberapa masalah mulut
Indonesia bermasalah gigi dan mulut dan gigi terjadi karena kita kurang menjaga
sebesar 23,4%. Prevalensi rata-rata karies kebersihan gigi dan mulut. Kesadaran
yang diukur dengan indeks DMF-T sebesar menjaga kebersihan mulut sangat perlu dan
4,85 yang berarti rata-rata penduduk merupakan obat pencegah terjadinya karies.
Indonesia telah mengalami kerusakan gigi Berdasarkan latar belakang diatas serta
sebanyak 5 gigi per orang. Selain itu, dilihat belum adanya penelitian yang dilakukan
dari jumlah penduduk Indonesia yang tidak serta tidak adanya data statistik mengenai
menyikat gigi yaitu sebanyak 22,8% dan status karies dan pola pemeliharaan kese-
dari 77,2 % yang menyikat gigi tersebut hatan gigi dan mulut pada mahasiswa asal
cuma 8,1 % yang menyikat gigi tepat pada kota Ternate di kota Manado maka peneliti
waktunya. Fakta yang terjadi 72,1% pendu- tertarik untuk melakukan penelitian menge-
duk Indonesia memiliki masalah karies dan nai status karies dan pola pemeliharaan
46,5% diantaranya tidak melakukan pera- kesehatan gigi dan mulut pada mahasiswa
watan terhadap karies yang dideritanya. asal kota Ternate di kota Manado.
Kesadaran orang dewasa untuk datang ke
dokter gigi kurang dari 7% dan pada anak- METODE PENELITIAN
anak hanya sekitar 4% kunjungan ke dokter Penelitian ini merupakan penelitian
gigi. selain itu, kebiasaan masyarakat suka deskriptif observasional dengan pendekatan
mengkonsumsi makanan kariogenik akan cross sectional study (potong lintang).
meningkatkan resiko terkena karies.2 Penelitian ini dilaksanakan di kota Manado
Data dari Riskesdas tahun 2007 juga pada bulan Mei-Juni 2012. Populasi yang
menunjukkan bahwa, Sulawesi Utara mem- diteliti yaitu mahasiswa asal kota Ternate di
punyai prevalensi masalah gigi dan mulut kota Manado, berdasarkan survei awal
yang mencapai 47,4% dengan indeks DMF- berjumlah 93 orang. Kriteria inklusi
T mencapai 5,01 dan di provinsi Maluku Mahasiswa kota Ternate bersedia menjadi
Radiah, Mintjelungan, Mariati; Gambaran Status Karies dan Pola... 47

subjek penelitian, bersifat kooperatif selama seminggu), rendah (3-1 hari seminggu),
pengambilan data, Terdaftar dan aktif sangat rendah (tidak pernah).
sebagai mahasiswa disalah satu perguruan Kategori tindakan menggosok gigi atau
tinggi di Kota Manado. Mahasiswa yang berkumur setelah makan; Baik (ya), sedang
tidak bersedia menjadi subjek dalam (kadang-kadang), buruk (tidak pernah).
penelitian ini dan mahasiswa yang tidak Kategori kunjungan ke dokter gigi; Baik
hadir pada saat penilitian dimasukkan dalam (ya), buruk (tidak pernah).
kriteria eksklusi. Teknik pengambilan Instrument yang digunakan dalam
sampel yang digunakan ialah total sampling, penelitian yaitu formulir pemeriksaan indeks
yakni mengambil seluruh jumlah mahasiswa DMF-T dan kuesioner. Alat dan bahan yang
yang memenuhi kriteria inklusi. Variabel digunakan yaitu Alat diagnostik, alkohol,
penelitian ini yaitu status karies dan pola betadine dan kapas.
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Pengumpulan data dilakukan melalui
Status karies adalah suatu kondisi yang Pertimbangan etik Permohonan ijin
menggambarkan pengalaman karies sese- penelitian ini diperoleh dari paguyuban
orang yang dihitung dengan menggunakan MAHKOTA (Mahasiswa Kota Ternate) dan
indeks DMF-T (Decayed missing filling para mahasiswa yang akan dijadikan subjek
theeth) menurut Klein H, Palmer CE dan penelitian melalui informed consent.
Knutson JW. Data primer diperoleh dari hasil
Indeks DMF-T ialah indeks yang pemeriksaan DMF-T (Decayed Missing
digunakan pada gigi permanen untuk Filling-Teeth) dan hasil dari kuesioner yang
menunjukkan banyaknya gigi yang terkena dibagikan oleh peneliti.
karies. D (Decayed): Lubang pada gigi Data sekunder diperoleh dari profil
akibat dekalsifikasi jaringan email gigi yang paguyuban MAHKOTA (Mahasiswa Kota
terlihat keputih-putihan atau kecoklatan Ternate) yang meliputi data jumlah maha-
dengan ujung sonde terasa menyangkut pada siswa asal kota Ternate di Manado. Data
kavitas. M (Missing) : Hilangnya gigi yang diperoleh diolah dan dianalisis kemu-
permanen karena telah tanggal atau dicabut, dian disajikan dalam bentuk tabel distribusi
maupun karies gigi permanen yang frekuensi.
diindikasikan untuk pencabutan, seperti jika
mahkota gigi tidak ada atau hanya tinggal
HASIL PENELITIAN
akar. F (Filling): Tambalan atau tumpatan
pada gigi permanen baik secara tetap Mahasiswa asal kota Ternate yang
maupun berupa tambalan sementara. berada di kota Manado merupakan
Kategori DMF-T menurut WHO antara mahasiswa yang berdomisili di kota Ternate
lain; sangat rendah (0,8-1,1), rendah (1,2- yang kemudian melanjutkan studi di
2,6), sedang (2,7-4,4), tinggi (4,5-6,5), perguruan-perguruan tinggi yang ada di kota
sangat tinggi (>6,6). Manado. Mahasiswa-mahasiswa ini diorga-
Pola pemeliharaan kesehatan gigi dan nisir oleh sebuah organisasi yang disebut
mulut merupakan tindakan untuk meme- MAHKOTA (Mahasiswa Kota Ternate).
lihara kesehatan gigi dan mulut agar Jumlah mahasiswa asal kota Ternate
terhindar dari penyakit gigi dan mulut. saat ini mencapai 137 orang namun respon-
Tindakan tersebut berupa mengurangi den pada penelitian ini berjumlah 90 orang.
konsumsi makanan kariogenik, banyak Karakteristik responden menurut jenis kela-
mengonsumsi sayur dan buah, menggosok min menunjukkan bahwa mahasiswa laki-
gigi sesudah makan dan kunjungan rutin laki berjumlah 51 orang (56,7%) dan
kedokter gigi setiap 6 bulan sekali. mahasiswa perempuan berjumlah 39 orang
Kategori frekuensi mengonsumsi (43,3%).
makanan kariogenik dan non kariogenik. Pemeriksaan status karies dilihat dari
Tinggi (setiap hari), sedang (4-6 hari jumlah gigi yang berlubang, jumlah gigi
yang hilang dan jumlah gigi yang ditambal.
48 Jurnal e-GiGi (eG), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 45-51

Kemudian hasil jumlah dari komponen yaitu pada kategori status karies sedang
DMF dibagi dengan jumah responden yakni terdapat 38 responden (42,2%).
sehingga didapatkan rata-rata indeks DMF- Pola pemeliharaan kesehatan gigi dan
T. mulut dapat dilihat dari jenis makanan yang
dikonsumsi, frekuensi makan makanan yang
bersifat kariogenik, menyikat gigi setelah
Laki-laki makan dan kunjungan ke dokter gigi.

Perempuan Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan


kategori mengonsumsi makanan kariogenik
dan non kariogenik.
Makanan Non
Gambar 1. Karakteristik responden berdasarkan Kategori Kariogenik Kariogenik
jenis kelamin. n % n %
Tinggi 41 45,6 0 0
Sedang 36 40,0 0 0
Tabel 1. Distribusi masing-masing komponen Rendah 13 14,4 90 100
DMF-T dan indeks rata-rata DMF-T Sangat rendah 0 0 0 0
Jumlah Presentase Jumlah 90 100 90 100
Komponen DMF
(n) (%)
D (Decayed) 175 61,4
M (Missing) 76 26,7 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat
F (Filling) 34 11,9 bahwa jumlah responden yang mengon-
Jumlah 285 100 sumsi makanan kariogenik pada kategori
tinggi terdapat 41 responden (45,6%), kate-
gori sedang terdapat 36 responden (40,0%),
Hasil pemeriksaan DMF-T pada kategori rendah terdapat 13 orang (14,4%)
mahasiswa asal kota Ternate di kota dan sangat rendah tidak terdapat responden.
Manado yaitu indeks D (Decayed) ber- Jumlah responden yang mengonsumi makan
jumlah 175 (61,4%), M (Missing) berjumlah non kariogenik pada kategori tinggi tidak
76, dan F (Filling) berjumlah 34. Hasil terdapat responden, pada kategori sedang
penelitian juga menunjukkan indeks DMF-T juga tidak ada responden dan tidak ada
rata-rata untuk seluruh responden yaitu 3,1. responden juga pada kategori sangat rendah.
Berdasarkan kriteria dari WHO, indeks ini Kategori rendah terdapat 90 responden
berada pada kategori status karies sedang. (100%).

Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan


kategori status karies kategori tindakan menggosok gigi atau
berkumur setelah makan.
Presentase
Status Karies Jumlah (n)
(%) Kategori Jumlah Presentase
Sangat rendah 17 18,9 (n) (%)
Rendah 19 21,1 Baik 3 3,3
Sedang 38 42,2 Sedang 87 96,7
Tinggi 14 15,6
Buruk 0 0
Sangat tinggi 2 2,2
Jumlah 90 100 Total 90 100

berdasarkan kategori status karies dalam


perhitungan DMF-T responden menurut Dari tabel 5 dapat di ketahui bahwa
kriteria WHO, kategori yang paling tinggi tindakan menggosok gigi atau berkumur
setelah makan yang terdapat pada kategori
Radiah, Mintjelungan, Mariati; Gambaran Status Karies dan Pola... 49

baik sebanyak 3 responden (3,3%), yang Peningkatan status karies sangat erat
terdapat pada kategori sedang sebanyak 87 kaitannya dengan bertambahnya umur
responden (96,7%) dan tidak ada responden seseorang. Pengaruh umur terhadap status
pada kategori buruk. karies gigi disebabkan oleh beberapa hal
yaitu berkurangnya produksi air ludah dan
Tabel 5. Distribusi responden berdasarkan lebih lama terpapar makanan dan minuman
kategori kunjungan ke dokter gigi manis dalam proses pengunyahan yang
Kategori Jumlah Presentase dapat menyebabkan kerusakan gigi semakin
(n) (%) banyak dan semakin parah. Hal inilah yang
Baik 36 40 mengindikasikan indeks decayed pada ma-
Buruk 54 60 hasiswa asal kota Ternate di kota Manado
Total 90 100 sangat tinggi yakni 175 gigi (61,4%).
Dalam penelitian juga menunjukkan
bahwa status karies dalam perhitungan
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat DMF-T menurut kriteria WHO, paling
bahwa terdapat 36 responden (40%) pada tinggi berada pada kategori sedang yaitu
kategori baik dan pada kategori buruk terdapat 38 responden (42,2%), sedangkan
sebanyak 54 responden (60%). yang paling rendah terdapat pada kategori
sangat tinggi yaitu 2 responden (2,2%).
Pendapat ini diperkuat dengan penelitian
BAHASAN Hawkins dan kawan-kawan yang menga-
Hasil penelitian yang menggunakan takan bahwa pendidikan kesehatan yang
indeks DMF-T pada mahasiswa asal kota diberikan harus diikuti dengan pelatihan
Ternate di kota Manado menunjukkan sehingga untuk meningkatkan kesadaran
indeks yang paling tinggi yaitu indeks D tersebut dibutuhkan pendidikan kesehatan
(Decayed) dengan jumlah 175 gigi (61,4%). yang mencakup adanya proses komunikasi,
Banyaknya jumlah gigi yang mengalami motivasi dan instruksi yang memadai.7
karies mungkin karena usia yang semakin Berdasarkan hal tersebut, penulis berpen-
bertambah maka kemungkinan terjadinya dapat bahwa kategori sedang pada maha-
karies semakin meningkat. Menurut pene- siswa asal kota Ternate di kota Manado,
litian dari Sihombing tentang karakteristik mungkin saja dikarenakan mahasiswa ku-
penderita karies gigi di RSUD Dr. Pirngadi rang memiliki kesadaran untuk menerapkan
Medan, usia >14 tahun mengakibatkan kebiasaan yang baik dalam memelihara
waktu paparan makanan yang mengandung kebersihan gigi dan mulut sehari-hari.
gula dan bersifat kariogenik terhadap gigi Mahasiswa kota Ternate yang melan-
semakin lama, apabila tidak didukung oleh jutkan studi di perguruan tinggi yang ada di
kebersihan gigi dan mulut akan mudah kota Manado memungkinkan terjadinya
mengalami demineralisasi sehingga karies perubahan gaya hidup karena perpindahan
dapat terbentuk. Penelitian tersebut juga dari kota kecil ke kota besar yang dapat
menunjukkan proporsi terbesar karies gigi menyebabkan resiko terjadinya karies,
didapati pada pelajar atau mahasiswa yakni selain itu jauh dari orang tua menyebabkan
42,1%.5 Gigi molar merupakan gigi yang kesehatan diri sendiri kurang diperhatikan
paling sering mengalami karies karena gigi karena telah disibukkan dengan kegiatan
ini paling sering digunakan untuk mengu- perkuliahan dan kegiatan kemahasiswaan
nyah makanan sehingga terjadi penumpuk- lainnya, sehingga dapat terjadinya resiko
kan sisa-sisa makanan yang dapat menye- karies.
babkan karies. Letaknya di bagian belakang Secara umum pola pemeliharaan
yang susah untuk dibersihkan sendiri dan kesehatan gigi dan mulut mahasiswa asal
memiliki banyak pit dan fisur sehingga plak kota Ternate di kota Manado dari hasil
dan bakteri mudah menumpuk pada gigi ini penelitian yang dilakukan dapat dilihat
dan dapat menyebabkan karies.6 bahwa sebagian besar mahasiswa setiap hari
50 Jurnal e-GiGi (eG), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 45-51

mengonsumsi makanan kariogenik. Data Hasil penelitian diketahui bahwa


penelitian menunjukkan bahwa jumlah tindakan menggosok gigi atau berkumur
responden yang mengonsumsi makanan setelah makan paling banyak pada kategori
kariogenik setiap hari terdapat 41 responden sedang yaitu sebanyak 87 orang (96,7%).
(45,6%) dan terdapat pada kategori tinggi. Mahasiswa lebih banyak menjawab kadang-
Pada saat ini makanan kariogenik memiliki kadang menggosok gigi atau berkumur
berbagai macam bentuk, rasa dan warna setelah makan mungkin disebabkan rasa
sehingga mahasiswa kota Ternate memiliki kurang peduli terhadap kesehatan gigi dan
ketertarikan untuk mengonsumsi makanan mulut mereka. Makanan yang bersifat
tersebut. Penelitian ini didukung oleh pene- kariogenik bila dikonsumsi lebih dari 5
litian Barus yang bahwa adanya hubungan menit di dalam mulut akan lebih beresiko
yang signifikan antara frekuensi mengon- menyebabkan karies karena semakin lama
sumsi makanan kariogenik dengan timbul- makanan ini menempel pada gigi akan
nya karies gigi. Hasil penelitian oleh Siagian menghasilkan asam yang lebih banyak pula
di Medan tahun 2008 juga menunjukkan yang jika dibiarkan akan menimbulkan plak
bahwa masyarakat yang sering mengkon- yang menyebabkan karies gigi.8 Menurut
sumsi makanan kariogenik ternyata paling Machfoedz kebiasaan makan makanan yang
banyak menderita karies.7 bersifat kariogenik sebenarnya tidak akan
Makanan yang manis dan lengket akan menjadi masalah bila sesudah mengonsumsi
melekat pada permukaan gigi dan terselip di makanan tersebut segera dibersihkan paling
dalam celah-celah gigi sehingga merupakan tidak dengan berkumur-kumur.6 Penelitian
makanan yang paling merugikan kesehatan ini di dukung oleh penelitian Barus yang
gigi.6 Kerugian ini terjadi akibat proses menyatakan bahwa ada hubungan yang ber-
metabolisme oleh bakteri yang berlangsung makna antara tindakan pemeliharaan kese-
lama sehingga menurunkan pH mulut untuk hatan gigi dan mulut dengan karies gigi.7
waktu lama. Sukrosa yang terkandung Menyikat gigi atau berkumur setelah makan
dalam makanan kariogenik ini merupakan secara teratur merupakan faktor yang sangat
substrat bagi mikroorganisme plak yang penting untuk mempertahankan kebersihan
akan menghasilkan asam dan menyebabkan mulut dan gigi agar terhidar dari karies.
demineralisasi jaringan keras gigi.7 Semakin Selain itu, hasil penelitian menunjuk-
sering responden mengkonsumsi kariogenik kan kurangnya kesadaaran mahasiswa untuk
ini, maka akan semakin lama proses demi- memeriksakan giginya ke dokter gigi.
neralisasi tanpa diikuti dengan proses remi- Berdasarkan hasil penelitian frekuensi
neralisasi secara sempurna sehingga terben- kunjungan kedokter gigi dalam setahun
tuk lesi yang lama-kelamaan akan terbentuk hanya 40% mahasiswa yang memeriksakan
karies. giginya ke dokter gigi, sedangkan 60%
Dari data penelitian juga menunjukkan mahasiswa tidak pernah melakukan
semua responden memilih frekuensi 1-3 kunjungan ke dokter gigi. Sering kita jumpai
hari dalam seminggu yakni berada pada seseorang yang datang berobat ke dokter
kategori rendah. Mengonsumsi buah-buahan gigi dalam keadaan terlambat, sehingga
sehabis makan sama dengan pembersihan dapat diindikasikan bahwa tingkat kesadaran
gigi secara alami, karena hal ini dapat mahasiswa kota Ternate pada umumnya
mengurangi terjadinya karies gigi.7 Di mana untuk berobat sedini mungkin masih belum
makanan yang perlu pengunyahan yang baik dapat dilaksanakan. Untuk meningkatkan
akan meningkatkan kebersihan mulut. kesadaran mahasiswa tentang pentingnya
Mengonsumsi buah dan sayur yang berserat perawatan kesehatan gigi dan mulut, dokter
dan sedikit karbohidrat sebagai penghambat gigi sebaiknya memberikan penjelasan yang
terjadinya karies. Buah-buahan yang ber- mudah dimengerti dan dipahami. Beberapa
serat dan berair akan bersifat membersihkan faktor yang dapat menghambat mahasiswa
dan karena harus dikunyah maka dapat untuk melakukan perawatan kesehatan gigi
merangsang sekresi saliva. dan mulut yakni takut akan rasa sakit, waktu
Radiah, Mintjelungan, Mariati; Gambaran Status Karies dan Pola... 51

perawatan yang lama, rasa tidak nyaman UCAPAN TERIMA KASIH


dan biaya yang cukup tinggi. Penulis mengucapkan terima kasih
Dari teori dan dukungan penelitian di kepada drg. drg. Vonny N. S. Wowor MKes
atas penulis berasumsi bahwa status karies (Dosen penguji I) dan, P.S Anindita, Sp
dengan indeks DMF-T 3,1 yang merupakan Orto (Dosen penguji II) atas masukan yang
kategori sedang menurut WHO, artinya rata- telah diberikan kepada penulis. Penulis juga
rata setiap mahasiswa kota Ternate telah
mengucapkan terima kasih kepada semua
mengalami kerusakan gigi sebanyak 3 gigi pihak yang telah membantu penulis dalam
per orang mungkin dipengaruhi oleh tinggi
menemukan ide dalam penulisan karya tulis
kebiasaan mahasiswa mengonsumsi makan- ini.
an yang bersifat kariogenik, jarang mengon-
sumsi buah-buahan yang berserat dan
mengandung banyak air. Selain itu, dimung- DAFTAR PUSTAKA
kinkan juga kurangnya kesadaran memerik- 1. Jose O. Cortes G, Carlo E, Solis M, Juan
sakan kesehatan gigi dan mulutnya ke P, Jorge A et al. Dental caries’ experience,
dokter gigi merupakan penyebab terjadinya prevalence and severity in Mexican
karies pada mahasiswa asal kota Ternate di adolescents and young adults. Mexico: Sauld
kota Manado. Publica; 2009. p.83-84.
2. Pintauki S. Hamada T. Menuju gigi dan
mulut sehat: pencegahan dan pemeliharaan.
SIMPULAN DAN SARAN Medan: USU Press; 2008. h. 4-24. Available
Berdasarkan hasil penelitian, maka from: URL: http://repository.usu.ac.id/
dapat disimpulkan bahwa, Status karies 3. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara.
berdasarkan indeks DMF-T rata-rata untuk Rekapitulasi laporan bulanan data kesakitan
90 orang responden yaitu 3,1, yang artinya (LB-1) Kab/Kota se-provinsi Sulut. Sulawesi
Utara, 2008.
rata-rata responden memiliki 3 gigi karies.
Berdasarkan kriteria dari WHO, indeks ini 4. Riset Kesehatan Dasar. Laporan kesehatan
gigi dan mulut; 2007.
berada pada kategori status karies sedang
5. Sihombing J. Karakteristik penderita karies
dan pola pemeliharaan kesehatan gigi dan yang berobat di RSU Dr. Pringadi Medan.
mulut responden yang terdiri dari kebiasaan Medan: USU Press; 2008. h.1-12. Available
mengonsumsi makanan kariogenik berada from URL: http://repository.usu.ac.id/
pada kategori tinggi dan non kariogenik 6. M Paula, Petersen PE. Diet, nutrition and
pada kategori rendah, menggosok gigi the prevention of dental diseases. Denmark:
setelah makan berada pada kategori sedang Public Health Nutrition. 2004.
dan mahasiswa yang pernah ke dokter gigi 7. Barus D. Hubungan kebiasaan makan dan
dan frekuensi kunjungan ke dokter gigi pemeliharaan kesehatan gigi dengan karies
berada pada kategori rendah. Saran Bagi gigi pada anak SD 060935 di jalan pintu air
mahasiswa kota Ternate diharapkan dapat II simpang gudang kota medan tahun 2008.
meningkatkan kesadaran akan kesehatan Medan. USU Press; 2009.h.57-61. Available
gigi dan mulut sebagai suatu tindakan from URL: http://repository.usu.ac.id/
preventif terhadap terjadinya karies dengan 8. Moreira RS. Epidemiology of dental caries
in the world. Brazil: In Tech; 2008.p.149-150
memeriksakan gigi ke dokter gigi setiap 6
bulan sekali.

Anda mungkin juga menyukai