Anda di halaman 1dari 11

PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG DAN TIANG BOR

PADA PEKERJAAN PEMBUATAN ABUTMENT


JEMBATAN LABUHAN MADURA

Rizqi Annizaar1, Suroso2, Harimurti3


Mahasiswa1, Dosen2

Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Jl. MT. Haryono no. 167, Malang, 65145, Indonesia

Telp.: +62341587710, 587711; Fax: +62341551430

Web address: http://teknik.ub.ac.id; e-mail: teknik@ub.ac.id

Abstrak
Perencanaan pondasi bertujuan untuk membandingkan besarnya jumlah biaya yang dibutuhkan dalam pekerjaan
pembuatan pondasi untuk abutment jembatan Labuhan Madura. Sehingga nantinya dari dua jenis pondasi dapat
dipilih untuk digunakan. Perencanaan pondasi ini menggunakan perhitungan kapasitas dukung ultimit cara statis.
Yang mana cara ini dihitung dengan menggunakan teori-teori mekanika tanah. Dimana parameter-parameter
tanah yang digunakan adalah: φ, c, cd, dan γ pada kondisi tak terdrainase. Berdasarkan hasil penyelidikan tanah
diketahui bahwa jenis tanah di dominasi oleh tanah pasir. Sehingga untuk estimasi kapasitas dukung tiang
diperoleh dari data pengujian di lapangan, seperti pengujian SPT. Dari perencanaan didapat jumlah tiang untuk
tiang pancang adalah 70 buah (Qijin = 556,6786 kN/tiang) dengan estimasi biaya adalah Rp.1.974.102.300,- dan
untuk tiang bor adalah 56 buah (Qijin = 684,1668 kN/tiang) dengan estimasi biaya adalah Rp. 9.460.902.248,-.
Sehingga pondasi tiang pancang memiliki jumlah biaya yang lebih ekonomis.

Kata kunci: Abutment, Pondasi, Tiang Pancang, Tiang Bor

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banjir merupakan salah satu kerusakan perkerasan jalan pada ruas yang
masalah yang sangat sering terjadi di ruas selalu tergenangi banjir.
jalan yang ada di Indonesia termasuk di Untuk menanggulangi hal tersebut
ruas jalan Sreseh – Pamekasan, Kabupaten salah satu solusi yang dilakukan adalah
Sampang, Madura. Saat banjir terjadi pada dengan merencanakan suatu jalan baru
ruas jalan Sreseh – Pamekasan, ruas jalan yang nantinya akan difungsikan sebagai
tersebut tidak dapat dilalui akibat dari Jalan Lingkar Selatan di Pulau Madura.
genangan banjir. Selain tidak dapat dilalui, Jalan yang direncanakan tersebut akan
banjir juga menjadi penyebab utama dari melalui DAS Sungai Baliga yang terletak

1
di desa Labuhan sehingga pada 1.3 Batasan Masalah
perencanaan jalan tersebut perlu pula Batasan masalah dalam penelitian
direncanakan sebuah jembatan yang akan ini dibutuhkan agar pembahasan tidak
melintasi sungai tersebut. Jembatan keluar dari tujuan awal yang ingin dicapai.
tersebut akan diberi nama Jembatan Batasan masalah dalam penelitian ini
Labuhan karena letaknya tersebut. adalah sebagai berikut :
Jembatan Labuhan yang memiliki 1. Penelitian dilakukan hanya sampai
lebar total 20 meter tersebut menurut tahap perencanaan.
perencanaannya akan dibangun secara 2. Data yang digunakan adalah data
bertahap. Sehingga diperlukan pemilihan survei yang diperoleh dari konsultan
pondasi yang akan digunakan pada perencana yang telah ditunjuk untuk
jembatan tersebut agar dapat menahan melaksanakan pekerjaan perencanaan
beban yang dipikulnya. Yang mana Jalan Lingkar Selatan di Pulau Madura.
nantinya pemilihan tipe pondasi ini 3. Perencanaan pembebanan
didasarkan pada aspek keuntungan dari menggunakan RSNI T – 02 – 2005 dan
segi kecepatan dan kemudahan dalam PPPJJR 1987.
pelaksanaan, kekuatan, biaya pemeliharaan 4. Struktur yang direncanakan adalah
dan biaya konstruksi yang minimum. pondasi pada Abutment pada titik B5
Pemilihan tipe pondasi yang akan Jembatan Labuhan.
kita gunakan diperlukan karena kondisi
tanah pada lokasi pembangunan Jembatan
Labuhan bukan merupakan tanah keras. 1.4 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Hasil dari uji SPT (Standart Penetration Tujuan yang ingin dicapai oleh
Test) yang dilakukan pada lokasi tersebut penulis untuk pembaca dalam penelitian
belumlah mencukupi standar yang telah ini adalah sebagai berikut :
ditetapkan yaitu percobaan SPT akan 1. Mengetahui bagaimana merencanakan
dihentikan setelah didapatkan harga SPT ≥ pondasi tiang pancang pada Jembatan
60 sebanyak 3 (tiga) kali berturut – turut. Labuhan.
2. Mengetahui bagaimana merencanakan
pondasi tiang bor pada Jembatan
1.2 Rumusan Masalah Labuhan
Dalam penelitian ini, dibuat suatu 3. Mengetahui besarnya biaya yang
rumusan masalah yang digunakan sebagaai dibutuhkan untuk masing – masing
pertanyaan penelitian (research question). jenis pondasi yang akan direncanakan
Adapun rumusan masalah dalam penelitian untuk Jembatan Labuhan.
ini adalah sebagai berikut : 4. Mengetahui keekonomisan dan
1. Bagaimana merencanakan pondasi keefisienan dari jenis pondasi yang
tiang pancang Jembatan Labuhan? akan direncanakan untuk Jembatan
2. Bagaimana merencanakan pondasi Labuhan.
tiang bor pada Jembatan labuhan? Penelitian ini nantinya diharapkan
3. Stabilkah pondasi yang direncanakan dapat memberi banyak manfaat bagi para
untuk Jembatan Labuhan? pembaca, antara lain adalah :
4. Berapa besar biaya yang dibutuhkan 1. Menjadi referensi yang berguna bagi
dari setiap jenis pondasi yang akan para akademisi dan praktisi teknik
direncanakan untuk Jembatan sipil.
Labuhan? 2. Menjadi referensi bagi penelitian
5. Jenis pondasi manakah yang paling selanjutnya.
ekonomis dan efisien untuk konstruksi
pekerjaan Jembatan Labuhan?

2
2. TINJAUAN PUSTAKA  Dapat melimpahkan beban ke lapisan
tanaah pendukung yang kuat.
2.1 Pembebanan Jembatan  Dapat menahan gaya angkat.
Pedoman pembebanan untuk  Dapat menahan gayaa horizontal.
perencanaan jembatan jalan raya  Dapat memadatkan tanah pasir lepas.
merupakan dasar dalam menentukan  Dapat mengurangi bahaya erosi.
beban-beban dan gaya-gaya untuk  Dapat menahan beban melalui gesekan
perhitungan tegangan-tegangan yang antara tanah dan pondasi
terjadi pada setiap bagian jembatan jalan Tiang pancang yang biasa
raya. digunakan adalah tiang pancang pracetak
 Beban Primer yaitu tiang dari beton yang dicetak di suatu
Yang termasuk dalam beban primer tempat dan kemudian diangkut ke lokasi
dalam pembebanan jembatan adalah rencana bangunan. Keuntungan
sebagai berikut : pennggunaan tiang pancang ini antara lain
a. Beban Mati :
Beban mati merupakan beban yang a. Bahan tiang dapat diperiksa sebelum
diakibatkan oleh berat sendiri dari pemancangan.
masing – masing elemen jembatan. b. Prosedur pelaksanaan tidak dipengarui
b. Beban Hidup oleh air tanah.
Beban hidup yang bekerja pada c. Tiang pancang dapat dipancang sampai
jembatan harus ditinjau lagi dalam : kedalaman yang dalam.
 Beban “T” d. Pemancangan tiang dapat menambah
 Beban “D” kepadatana tanah granuler.
 Beban pada trotoir, kerb, dan Kerugian pemakaian tiang pancang
sandaran pracetak, antara lain :
 Beban Kejut a. Penggembungan permukaan tanah dan
 Beban Sekunder gangguan tanah akibat pemancangan
 Beban angin dapat menimbulkan masalah.
 Gaya Rem b. Kepala tiang kadang-kadang pecah
 Gaya Akibat Gempa akibat pemancangan.
c. Pemancangan sulit, bila diameter
2.2 Pondasi terlalu besar.
Pondasi secara umum dapat d. Pemancangan menimbulkan gangguan
dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok suara, getaran, dang deforms tanah
besar sebagai berikut : yang dapat menimbulkan kerusakan
1. Pondasi Dangkal (Shallow Foundation) bangunan di sekitarnya.
 Pondasi telapak (Spread Footing) e. Banyaknya tulangan dipengaruhi oleh
 Pondasi rakit (Raft/mat tegangan yang terjadi pada waktu
Foundation) pengakuan dan pemancangan tiang.
2. Pondasi Dalam (Deep Foundation)
 Pondasi tiang (Pile Footing) 2.3.1 Daya Dukung Tiang
 Pondasi sumuran (Well Footing) Daya dukung tiang adalah
 Pondasi kaison (Caisson Footimg) kemampuan atau kapasitas tiang dalam
mendukung/memikul beban. Dalam
2.3 Pondasi Tiang Pancang beberapa literatur digunakan istilah pile
Pondasi tiang digunakan untuk capacity atau pile carrying capacity.
mendukung struktur/bangunan bila lapisan
kuat terletak sangat dalam. Alasan memilih 2.3.2 Daya Dukung Ultimit Cara Statis
untuk menggunakan pondasi tiang antara Daya dukung ultimit netto tiang
lain : (Qu) adalah jumlah dari tahanan ujung
3
bawah ultimit (Qb) dengan tahanan gesek untuk z ≤ zc dan sama dengan tekana
ultimit (Qs) antara dinding tiang dan tanah vertikal kritis untuk z ≥ zc
disekitarnya dikurangi dengan berat sendiri  Daya Dukung Terhadap Gaya Tarik
tiang (Wp). Bila dinyatakan dalam Untuk menghitung kapasitas tarik
persamaan, maka : tiang digunakan metode Coyle dan
Qu = Qb + Qs – Wp Castello (1981).
Dimana : Ta = + (0,9 x Wtiang)
Wp = berat sendiri tiang (kN)
Dimana :
Qu = kapasitas dukung ultimit netto (kN)
Qs = daya dukung gesek batas
Qb = tahanan ujung bawah ultimit (kN)
Wtiang = berat tiang yang tertanam dalam
Qs = tahanan gesek ultimit (kN)
tanah
 Daya Dukung Terhadap Gaya
2.3.3 Daya Dukung Tiang Pada Tanah
Lateral
Non Kohesif/Granuler
Kapasitas momen tiang didasarkan
 Daya Dukung/Tahanan Ujung Batas
dari momen pengangkatan tiang.
Pada tanah granuler tidak
Sedangkan kapasitas tanah pendukung
mempunyai kohesi (c = 0) dan diameter
didasarkan pada rumus berikut ini:
tiang relative kecil dibandingkan dengan
M max =
panjangnya sehingga suku persamaan cb .
Nc = 0 dan 0,5 . γd . Nγ dapat diabaikan Dimana :
sehingga : : Berat volume tanah (saturated)
Qb = Ab . pb . Nq lapisan tanah asli
Dimana : d : Diameter tiang pancang
Qb = daya dukung ujung batas. l : Panjang tiang dibawah pile cap
Ab = luas penampang ujung. Kp : Koefisien tekanan tanah pasif
pb = tekanan overburden. : Sudut geser
Nq = faktor daya dukung.
 Daya Dukung/Tahanan Gesek Batas f = 0,82√
Daya dukung/tahanan geser satuan
qs atau fs terjadi bila tegangan geser Dimana :
sepanjang tiang – tanah melebihi kuat
geser. Hal ini memerlukan perpindahan Hu =
(displacement) hanya 5 – 10 mm. Tahanan
geser batas antara tiang dengan tanah non
kohesif (pasir) dapat ditulis berdasarkan  Efisiensi Tiang
persamaan umum diatas. Tanah non Menurut Vesic (1976), pada tiang
kohesif/granular adalah lolos air maka yang dipancang pada tanah granuler,
analisis didasarkan tinjauan tegangan kapasitas kelompok tiang lebih besar
efektif. daripada jumlah kapasitas masing-masing
Qs = Σ As. Kd. tg δ. Po tiang didalam kelompoknya. Keadaan ini
Dimana : menyebabkan efisiensi kelompok tiang
As = luas selimut tiang cenderung lebih besar dari 1 (>100%).
Kd = koefisien tekanan tanah yang
bergantung pada kondisi tanah 2.4 Pondasi Tiang Bor
Jika tiang pancang dipasang dengan
δ = 2/3 x Ø = sudut gesek antara dinding
cara dipukul ke dalam tanah, tiang bor
tiang dan tanah
dipasang ke dalam tanahh dengan cara
Po = tekanan vertikal efektif rerata di
mengebor tanah terlebih dahulu,baru
sepanjang tiang yang besarnya sama
kemudian dimasukkan tulangan yang telah
dengan tekanan overburden efektif
dirangkai ke dalam lubang bor dan
4
kemudian dicor beton. Keuntungan yang disarankan oleh Reese dan O’Neill
pemakaian tiang bor dibanding tiang (1989) :
pancang adalah : β = 1,5 – 0,245 √ dengan 0,25 ≤ β ≤ 1,2
1. Pemasangan tidak menimbulkan atau
gangguan suara dan getaran. β= (1,5 – 0,245√ ) untuk N60 ≤ 15
2. Mengurangi kebutuhan beton dan
tulangan dowel pada pelat penutup Dimana :
tiang (pile cap). fs = tekanan gesek satuan (kN/m2)
3. Kedalaman tiang dapat divariasikan. po = tekanan overburden di tengah-tengah
4. Diameter tiang memungkinkan dibuat lapisan tanah (kN/m2)
besar. δ = sudut gesek antara tanah dan tiang
5. Tidak ada resiko kenaikan muka tanah. Sehingga :
6. Penulangan tidak dipengaruhi oleh Qs = As. β. Po
tegangan pada waktu pengangkutan
dan pemancangan 2.4.2 Daya Dukung Aksial Tiang
Kerugiannya : Daya dukung aksial tiang terdiri
1. Pengecoran tiang bor dipengaruhi oleh dari daya dukung ujung dasar tiang dan
kondisi cuaca. daya dukung gesek permukaan keliling
2. Pengecoran beton agak sulit bila tiang, dikurangi berat sendiri tiang dengan
dipengaruhi air tanah karena mutu rumusan :
beton tidak dapat dikontrol dengan Qu = Qb + Qs - W
baik. Qijin = –W
3. Pengeboran dapat mengakibatkan Dimana :
gangguan kepadatan, bila tanah berupa Qu = Daya dukung batas tiang
pasir atau tanah yang berkerikil. Qb = Daya dukung batas dasar tiang
4. Air yang mengalir ke dalam lubang bor Qs = Daya dukung batas gesekan tiang
dapat mengakibatkan gangguan tanah, F = Faktor keamanan tiang (F = 3)
sehingga mengurangi kapasitas dukung W = Berat sendiri
tiang.
2.5 Penurunan
2.4.1 Daya Dukung Tiang Pada Tanah Kondisi tanah yang didominasi
Non Kohesif/Granuler oleh tanah pasir sehingga penurunan yang
 Daya Dukung Ujung Tiang terjadi adalah penurunan segera (elastic).
Daya dukung ujung tiang untuk Penurunan segera terjadi pada tanah
tanah granuler berdasarkan metode Poulos berbutir kasar dan tanah berbutir halus
dan Davis (1980) : kering (tidak jenuh) terjadi segera setelah
Qb = Ab.pb’.Nq beban bekerja. Penurunan ini bersifat
Dimana : elastis, dalam praktek sangat sulit
pb’ = tekanan vertikal efektif pada ujung diperkirakan besarnya penurunan ini.
tiang (kN/m2) Penurunan segera ini banyak diperhatikan
Nq = faktor kapasitas dukung pada fondasi bangunan yang terletak pada
Ab = luas dasar tiang bor tanah granuler atau tanah berbutir kasar
Qb = daya dukung ujung tiang (Herman, 2014).
 Daya Dukung Gesek Tiang Penurunan segera kelompok tiang
Tahanan gesek satuan tiang bor adalah :
dalam pasir dinyatakan oleh :
fs = β. po Sg(e)=√
β = K. tg δ Penurunan total pondasi dibawah
Atau koefisien β juga dapat beban vertikal Qw :
dihitung dengan menggunakan persamaan
5
Se = Se(1) + Se(2) + Se(3) primer dapat diperoleh sumber pihak
Se(1) = Penurunan elastic tiang pertama atau yang terlibat langsung dalam
Se(2) = Penurunan pondasi oleh beban pada permasalahan yang akan dibahas.
ujung tiang 2. Data Sekunder
Se(3) = Penurunan pondasi oleh beban Data sekunder adalah data yang
sepanjang tiang didapat oleh peneliti dari sumber yang
( ) sudah ada. Data sekunder biasanya
Se(1)
digunakan sebagai pendukung dari data
Qwp = Beban pada titik tiang dibawah primer yang kita miliki.
kondisi beban kerja
Qws = Beban oleh resisten friksi dibawah 3.2 Spesifikasi Bangunan
kondisi beban kerja Perencanaan jembatan (viaduct)
Ap = Area cross section tiang pada tugas akhir ini adalah alternatif model
L = Panjang tiang desain pondasi Jembatan Labuhan. Data
Ep = modulus elastisitas material tiang teknis jembatan yang direncanakan adalah
Pada perencanaan struktur atau sebagai berikut :
bangunan membutuhkan perkiraan  Tipe jembatan : beton prategang
besarnya penurunan maksimum dan  Klasifikasi jalan : kelas I A
perbedaan penurunan yang masih diijinkan  Lebar jembatan : 20 meter
untuk terjadi. Jika penurunan berjalan  Panjang bentang : 40 meter
lambat maka semakin besar kemungkinan  Jumlah bentang : 2 buah
struktur/bangunan untuk menyesuaikan
 Jumlah gelagar utama : 11 buah
diri terhadap penurunan yang terjadi tanpa
 Jarak gelagar utama : 1,7 meter
adanya kerusakan struktur akibat pengaruh
rangkak.  Tinggi jembatan : 7 meter
Tabel 2.12 Batas penurunan maksimum
Skempton dan MacDonald (1995) 3.3 Peraturan Yang Digunakan
Batas Untuk perencanaan dalam tugas
Jenis pondasi penurunan akhir ini mengacu pada peraturan sebagai
(mm) berikut :
Pondasi terpisah pada a. Standar pembebanan untuk
tanah lempung 65 jembatan menggunakan RSNI T –
Pondasi terpisah pada 02 2005 dan PPPJJR 1987.
tanah pasir 40 b. Ketentuan dan standar spesifikasi
Pondasi rakit pada umum 2010 revisi III dan software
tanah lempung 65 – 100 AHS (Analisa Harga Satuan) tahun
Pondasi rakit pada 2014.
tanah pasir 40 - 65
3.4 Tahap Kegiatan Perencanaan
Secara umum, tahap kegiatan
yang akan dilakukan dalam perencanaan
3. METODOLOGI PENELITIAN ini adalah sebagai berikut :
a. Perhitungan gaya-gaya yang bekerja
3.1 Metode Pengumpulan Data pada jembatan.
Data yang digunakan dalam b. Perencanaan abutment jembatan
penulisan tugas akhir ini dibagi menjadi c. Kontrol kestabilan abutment yang
dua, yaitu : direncanakan
1. Data Primer d. Perencanaan tiang pancang
Data primer dibutuhkan untuk diolah e. Perencanaan tiang bor
lebih lanjut lagi dalam penelitian ini. Data f. Penurunan yang terjadi

6
g. Menghitung dan membandingkan
rencana anggaran biaya untuk
masing-masing pondasi yang 4.3.3 Stabilitas Terhadap Daya
direncanankan. Dukung Tanah
qu = c’2NcFcdFci + qNqFqdFqi +
γB’NγFγdFγi
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
qu = (0,4 x 6,489 x 1,231 x 0,869) + (2954
4.1 Pembebanan Jembatan
x 1,568 x 1,084 x 0,869) + (0,5 x
Dari perhitungan Staadpro untuk
1400 x 3,6667 x 1 x 0,349)
pembebanan jembatan yang terdiri dari
= 4455,5602 kg/m2
pembebanan struktur atas dan
pembebanan struktur bawah didapatkan max/min = ( ) < ijin
Vu maksimal = 609376 kg = ( )
4.2 Perencanaan Abutment max = 3347,13025 < 4455,5602 ( OK )
Dari perhitungan pembebanan FS =
direncanakan abutment dengan : = 1,331158 < 3 ( TIDAK OK )
R = 610876 kg
H = 15303 kg 4.4 Perencanaan Pondasi Tiang
265
215

20 35 20 100 60 250
Pancang
q1
q2.Ka q1.Ka
q2
85

RA
4.4.1 Kapasitas Dukung Ijin Tiang
215

W1
T7
200

Terhadap Gaya Desak


20

W2
70
571

W3
34

T1 T2
55

T5
T6 W4
a. Tahanan Gesek (Qs)
751

80

P4 P3 W6
W7
Untuk tahanan gesek menggunakan
252

T8 W5 T12 T11
131

P2

T9
persamaan:
Qs = Σ As .Kd . tg δ . po
60

60

T10
P1
T4
W8 W10
120

120

T3 P5

?.H.Ka
290
W9

100 310
Z
?.H.Kp
?.H.Kp
Dimana :
700

As = luas selimut tiang


Kd = koefisien tekanan tanah yang
Dari pembebanan abutment bergantung pada kondisi tanah
diatas didapatkan : δ = 2/3 x Ø = sudut gesek antara dinding
1. Gaya vertikal (V) = 3813220,60 kg tiang dan tanah
2. Gaya horisontal (H) = 375537,053 po = tekanan vertikal efektif rerata di
kg sepanjang tiang yang besarnya sama
3. Momen (M) = 29023455,56 kg dengan tekanan overburden efektif
untuk z ≤ zc dan sama dengan tekana
4.3 Kontrol Kestabilan Abutment vertikal kritis untuk z ≥ zc
4.3.1 Stabilitas Terhadap Guling
δ
fs
SF = = Lap Kedala K
ϕ
(tian
g
Kd As
Po
(kN/
As.Kd
tanδ.P
(kN
isan man d tan δ (m2) /m2
beto m2) o (kN)
)
= 17,3984 > 2 ( OK ) n)

3,33 0,05 3,76 0,21


1 0-2 1 5 14 3,0717
3 823 8 94
4.3.2 Stabilitas Terhadap Geser
1 0,21 18,8 352,47 4,00
2 2-12 1 12 88
> 1,5 8 26 4 37 54

1 8,66 0,15 33,9 764,89 5,16


3 12-30 1 148
> 1,5 3 67 24 12 19 82

0,88902 < 1,5 ( TIDAK OK ) Qs


1120,4
373
5,16
82

7
Hu = x γ’ x d x L2 x Kp
= x 14 x 0,6 x 302 x 1,5805
b. Tahanan Ujung (Qb) = 17922,87 kN
Tahanan Ujung dihitung Untuk mencari nilai f, digunakaan
menggunakan persamaan: persamaan :
Qb = Ab x pb x Nq , dengan :
f = 0,82√
Qb = tahanan ujung ultimit (kN)
pb = tekanan vertikal efektif pada ujung
tiang (kN/m2) = 0,82√
Nq = faktor kapasitas dukung = 30,1287
Ab = luas dasar tiang (m2) Sehingga untuk nilai Mu :
Jadi : Hu =
Qb = x π x D2 x po x Nq
= x 3,14 x 0,62 x 148 x 1,568 17922,87 =
= 65,5813 kN 2 Mu = 362982,387
Daya dukung ijin tiang terhadap Mu = 181491,1935 kNm
daya desak (Qa) adalah: Sehingga:
Qa = + - Wtiang Ha =
Dimana : =
Wtiang = γ x x π x D2 x L = 11948,58 kN/tiang
2
= 25 x x 3,14 x 0,6 x 30
= 212,14 kN 4.4.4 Kebutuhan Tiang Pancang
Maka Jumlah tiang yang digunakan atau
dibutuhkan :
Qa = – 212,14
n=
= 556,6768 kN/tiang
=
4.4.2 Kapasitas Dukung Ijin Terhadap = 68,4995 ≈ 69 tiang
Gaya Tarik Dalam perencanaan digunakan 70
Untuk menghitung kapasitas tarik tiang, dengan ketentuan :
tiang digunakan metode Coyle dan  Jarak antar tiang (Shorizontal) = 1,5 m
Castello (1981).  Jarak antar tiang (Svertikal) = 1,5 m
Ta = + (0,9 x Wtiang)  Jarak tiang ke tepi poer (horizontal) =
= + (0,9 x 212,14) 0,75 m
 Jarak tiang ke tepi poer (vertikal) =
= 415,01346 kN/tiang
0,5 m
Sehingga jumlah tiang pancang
4.4.3 Kapasitas Dukung Ijin
dalam arah :
Terhadap Gaya Lateral
Horizontal = 14 buah
Kapasitas tanah pendukung
Vertikal = 5 buah
didasarkan pada rumus berikut ini:
M max = γ’ x d x L3 x Kp
4.4.5 Efisiensi Tiang
= 14 x 0,6 x 303 x 1,5805
Menurut Vesic (1976), pada tiang
= 358457,4 kNm
yang dipancang pada tanah granuler,
Untuk tiang ujung jepit yang kaku,
kapasitas kelompok tiang lebih besar
keruntuhan tiang akan berupa translasi,
daripada jumlah kapasitas masing-masing
beban lateral ultimit dinyatakan oleh :
8
tiang didalam kelompoknya. Keadaan ini Kapasitas dukung ijin dihitung
menyebabkan efisiensi kelompok tiang menggunakan persamaan:
cenderung lebih besar dari 1 (>100%). Qijin = – Wp

4.5 Perencanaan Tiang Bor = - 211,95


4.5.1 Daya Dukung Ujung Tiang (Qb) = 684,1668 kN/tiang
Daya dukung ujung tiang untuk Jadi, jumlah tiang bor yang
tanah granuler berdasarkan metode Poulos dibutuhkan adalah :
dan Davis (1980) : n = Pv/ Qijin
Qb = Ab.pb’.Nq = 38132,206/684,1668
= 0,2826 . 148 . 1,568 = 55,7352 ≈ 56 buah
= 65,5813 kN/tiang
4.6 Penurunan Yang Terjadi
4.5.2 Daya Dukung Gesekan Tiang Kondisi tanah dominasi oleh tanah
(Qs) pasir sehingga penurunan yang terjadi
Tahanan gesek satuan tiang bor adalah penurunan segera (elastic).
dalam pasir dinyatakan oleh : Penurunan total pondasi dibawah
fs = β. po beban vertikal Qw :
β = K. tg δ Se = Se(1) + Se(2) + Se(3)
Atau koefisien β juga dapat Se(1) = Penurunan elastic tiang
dihitung dengan menggunakan persamaan Se(2) = Penurunan pondasi oleh beban pada
yang disarankan oleh Reese dan O’Neill ujung tiang
(1989) : Se(3) = Penurunan pondasi oleh beban
β = 1,5 – 0,245 √ dengan 0,25 ≤ β ≤ 1,2 sepanjang tiang
atau a. Penurunan Elastic Tiang
( )
β= (1,5 – 0,245√ ) untuk N60 ≤ 15 Se(1)
( )
Po Se(1) = 0,2899 mm
Kedala As As.β.P
z β (kN/ fs
man (m2)
m2)
o (kN) b. Penurunan Pondasi Oleh Beban Ujung
0-2 1 0 3,768 14 0 0
Tiang
306,71
Se(2)= (1- )
2-12 7 0,185 18,84 88 16,2
52 8
Se(2)= (1-0,35^2)0,85 = 5,3011
2 0,377 33,91 1892,1 55,7
12-30 148
1 2 539 96 mm
2198,8 55,7
c. Penurunan Pondasi Oleh Beban
Qs 691 96 Sepanjang Tiang
Se(3) = ( ) (1 – μs2) Iws
4.5.3 Kapasitas Dukung Ultimit
Se(3) = ( ) (1 – 0,352) 4,47
Kapasitas dukung ultrimit dihitung
menggunakan persamaan: = 1,1663 mm
Wp = 0,25 . π . d2 . L . γ Sehingga:
= 0,25 . 3,14 . 0,62 . 30 . 25 Se = 0,2899 + 5,3011 + 1,1663
= 211,95 kN = 6,7573 mm
Sehingga: Jadi penurunan kelompok tiang adalah:
Qu = Qb + Qs - Wp Sg(e)=√
= 65,5813 + 2198,8691 – 211,95
= 2052,5004 kN/tiang Sg(e)=√

4.5.4 Kapasitas Dukung Ijin = 21,3685 mm < 40-65 mm (OK)


9
1120,4373 kN/tiang. Kapasitas dukung
4.7 Rencana Anggaran Biaya ijin tiang terhadap daya desak adalah
Lingkup pekerjaan pemasangan sebesar 556,6768 kN/tiang, kapasitas
tiang pancang (driven pile) dan bore pile dukung ijin tiang terhadap gaya lateral
jembatan didasarkan pada Analisis Harga adalah sebesar 11948,58 kN/tiang, dan
Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang kapasitas dukung ijin tiang terhadap
Pekerjaan Umum (Kementerian Pekerjaan gaya tarik adalah sebesar 415,01346
Umum, 2012). kN/tiang. Pada perencanaan pondasi
Berdasarkan perbandingan pada tiang bor didapatkan jumlah tiang yang
perhitungan harga satuan pekerjaan digunakan adalah 56 buah tiang.
diperoleh biaya seluruh jenis pekerjaan Dimana daya dukung batas dasar tiang
pemasangan tiang pancang jembatan adalah sebesar 65,5813 kN/tiang, dan
Labuhan, total anggaran biaya pekerjaan daya dukung batas gesekan tiang
struktur bawah jembatan yang adalah 2198,8691 kN/tiang. Untuk
menggunakan tiang pancang adalah Rp Qijin untuk pondasi tiang bor adalah
1.974.102.300,- sedangkan jika sebesar 684,1668 kN/tiang.
menggunakan bore pile sebesar Rp 4. Penurunan yang terjadi pada pondasi
9.460.902.248,-. Bisa disimpulkan bahwa adalah penurunan segera (elastic)
biaya pekerjaan pondasi tiang pancang dimana penurunan yang terjadi adalah
lebih murah daripada biaya pekerjaan sebesar 21,3685 mm.
pondasi bore pile dengan selisih harga Rp. 5. Berdasarkan perbandingan pada
7.486.799.948,-. perhitungan harga satuan pekerjaan
diperoleh biaya seluruh jenis pekerjaan
5. KESIMPULAN DAN SARAN pemasangan tiang pancang adalah
5.1 Kesimpulan sebesar Rp 1.974.102.300,- sedangkan
1. Perencanaan pondasi tiang pancang jika menggunakan tiang bor diperoleh
menggunakan perhitungan kapasitas total biaya sebesar Rp 9.460.902.248,-.
dukung ultimit cara statis. Yang mana Dari hasil perbandingan biaya ini dapat
cara ini dihitung dengan menggunakan dillihat bahwa penggunaan pondasi
teori-teori mekanika tanah. Dimana tiang pancang dapat menghemat biaya
parameter-parameter tanah yang sebesar Rp 7.486.799.948,-
digunakan adalah : φ, c, cd, dan γ pada
kondisi tak terdrainase. 5.2 Saran
2. Perencanaan pondasi tiang bor pada Untuk pekerjaan pondasi pada
daya dukung ujung menggunakan pekerjaan abutment Jembatan Labuhan
metode Poulos dan Davis (1980) dan Madura ini sebaiknya menggunakan
daya dukung gesekan tiang pondasi tiang pancang. Walaupun dengan
menggunakan teori yang disarankan Qijin tiang pancang = 556,6786 kN/tiang dan
oleh Reese dan O’Neill (1989). jumlah tiang yang lebih banyak yaitu 70
3. Pada perencanaan pondasi tiang buah tiang sedangkan Qijin tiang bor =
pancang didapatkan jumlah tiang yang 684,1668 kN/tiang dan jumlah tiang yang
digunakan adalah 70 buah tiang. lebih sedikit yaitu 56 buah tiang namun
Dimana susunan tiang untuk arah x pondasi tiang pancang memiliki estimasi
adalah sebanyak 14 buah dengan jarak biaya yang lebih murah dalam
antar tiang adalah 1,5 m dan untuk arah pelaksanaannya daripada pondasi tiang
y adalah sebanyak 5 buah dengan jarak bor. Dengan penghematan biaya yang
antar tiang adalah 1,5 m. Dimana daya cukup besar yaitu Rp 7.486.799.948,-
dukung batas dasar tiang adalah maka pondasi tiang pancang lebih
sebesar 65,5813 kN/tiang, dan daya memungkinkan untuk digunakan pada
dukung batas gesekan tiang adalah abutment Jembatan Labuhan Madura.
10
DAFTAR PUSTAKA

Angi, Ronal. 2013. Perencanaan Pondasi Herman. 2014. Bahan Ajar: Mekanika
Tiang Pancang dan Tiang Bor. Tanah II – Penurunan. Diakses 4
Diakses 20 Juni 2015. Juni 2015.
https://www.scribd.com/doc/14563 http://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/Baha
3792/Perencanaan-Pondasi-Tiang- nAjar/Herman/Penurunan.pdf
Pancang-Dan-Tiang-Bor
Kementerian Pekerjaan Umum. 2012.
Braja M., Das. 2007. Principles of Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Foundation Engineering 7th (AHSP) Bidang Pekerjaan Umum.
Edition. Stamford: Global Jakarta: PU.
Engineering.
Mulya, Ari. 2013. Perhitungan Bore Pile.
Braja M., Das. 1988. Mekanika Tanah
Diakses 13 juni 2015.
Jilid I. Diterjemahkan oleh : Noor
https://www.scribd.com/doc/15122
Endah Mochtar dkk Jakarta:
6676/Perhitungan-Bore-Pile
Erlangga.

Departemen Pekerjaan Umum. 1987. Putro, G.A. 2011. “Perencanaan Pondasi


Pedoman Perencanaan Tiang Bor Pada Proyek Gedung
Pembebanan Jembatan Jalan Raya. Menara Palma”. Program Sarjana.
Jakarta : PU. Universitas Gunadarma. Depok

Hardiyatmo, H.C. 2011. Analisa dan Suroso dkk. 2007. Buku Ajar Teknik
Perancangan Fondasi II. Pondasi. Malang : Jurusan Teknik
Yogyakarta : Gadjah Mada Sipil Fakultas Teknik Universitas
University Press. Brawijaya.

11

Anda mungkin juga menyukai