Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Abstrak
Mesin Frais merupakan salah satu mesin yang sangat diandalkan oleh industri manufaktur dalam membuat
berbagai produk dengan bentuk yang kompleks, dan memiliki tuntutan kualitas yang tinggi baik secara geometri
maupun tingkat kekasaran/kehalusan permukaannya. Alumunium alloy adalah salah satu material yang banyak
digunakan sebagai bahan baku untuk membuat produk tersebut seperti dies, mould, jig dan fixture. Oleh karena
itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat kekasaran permukaan hasil proses milling terhadap
pengaruh variasi kecepatan putar alat potong (spindle speed), kecepatan gerak potong (feed rate), dan kedalaman
potong (Depth Of Cut). Hasil dari proses milling akan diuji kekasaran permukaannya dengan alat uji kekasaran
permukaan produknya menggunakan endmill HSS Ø16 mm sehingga diketahui pengaruhnya terhadap tingkat
kekasaran permukaan yang dihasilkan dari proses milling tersebut. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan pada
material alumunium alloy bahwa faktor yang sangat mempengaruhi tingkat kekasaran permukaan pada proses
milling adalah putaran spindel, kecepatan gerak potong, dan kedalaman pemakanan dan telah ditentukan
parameter seting untuk kedalaman 0,5 mm dengan nilai kekasaran yang terendah yaitu sebesar 3,722 μm, dengan
kecepatan spindel 2270 rpm dan kecepatan gerak potong 681 mm/menit. Sedangkan untuk kedalaman pemakanan
1 mm nilai kekasaran terendahnya adalah 4,873 μm dengan kecepatan putar dan gerak potong sama dengan
kedalaman pemakanan 0,5 mm. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa permukaan produk semakin halus
dengan kedalaman pemakanan yang kecil dan kecepatan putar alat potong yang tinggi.
Kata kunci: Kecepatan Putar Alat Potong, Kedalaman Pemakanan, Proses Milling.
Abstract
The Frais Machine is one of the most reliable machines use by the manufacturing industry for various products.
This machine can meet the needs of production for various products with complex shapes especially essend tools
such as dies, molds, jigs and fixtures that which have high quality demands both geometry and the level of surface
roughness / smoothness. Therefore, research was needed to find out the surface roughness of Frais process as the
result spindel speed of vaned, feed rate, and depth of cut. The alumunium alloy specimenss from frais proses with
HSS Ø 16 mm endmill were tested for their surface roughnessvalves. level resulting from the Frais process could
be . From the results of tests that have been done on aluminum material that factors that greatly affect the level of
surface roughness in the frais process is spindel rotation, cutting speed velocity, and the depth of cut. For the
depth of cut of 0,5 mm, the minimum 0f 2270 rpm surface roughness measured was 3,722 μm with the spindle
speed rpm and feed rate of 681 mm/minute. While for the depth cut of 1 mm surface roughness measured was
4,873 μm at the same spindle speed and feed rate as the depth of cut of 0,5 mm. Thus, it can be concluded that the
surface is smoother with lower depth of cut and higher spindle speed and feed rate.
TABEL I
VARIASI KECEPATAN ALAT POTONG (SPINDLE SPEED)
(rpm)
A B
NO
H L H L
1 4540 2270 5440 2720
2 2920 1460 3500 1750
3 1860 930 2220 1110 Gambar 5: Alumunium alloy
4 1100 550 1460 660
5 540 273 650 325
6 350 175 420 210 TABEL II
7 220 110 270 135
8 132 66 160 80 KOMPOSISI KIMIA ALUMUNIUM ALLOY
keterangan : TABEL V
Cs = Kecepatan potong (m/menit) VARIASI SPINDLE SPEED, FEED RATE, CUTTING SPEED,
d = Diameter alat potong (mm) DAN DEPTH OF CUT PADA MATERIAL ALUMUNIUM ALLOY
n = Putaran spindel (rpm) MENGGUNAKAN ENDMIL HSS Ø16 MM
Spindel Cuting Depth Of
Dimana diketahui diameter alat potong yang di Feed rate
N0 Speed Speed Cut
gunakan adalah 16 mm, dan kecepatan potong yang (mm/menit)
(rpm) (m/menit) (mm)
digunakan pada alumunium alloy pada proses 1 1460 396 73
pemakanan halus pada kisaran 70-120 m/min yang di 2 1750 525 87
dapat dari tabel II. 0,5 mm
3 1860 558 93
4 2273 681 114
• Perhitungan kecepatan gerak potong (Feed 5 1460 396 73
Rate) 6 1750 525 87
1 mm
7 1860 558 93
Kecepatan gerak potong (feed rate) adalah jarak
8 2273 681 114
sayatan dalam satu menit yang di hitung dari besarnya
sayatan pergigi (𝑆𝑧 atau 𝐹𝑧 ) dikalikan dengan jumlah
Dari tabel V, dapat terlihat nilai–nilai variasi yang
mata potong dan dikalikan putaran pisau frais dalam
akan dilakukan pada proses milling untuk diuji nilai
satu menit. Dapat dirumuskan sebagai berikut [4]:
kekasaran permukaannya. Pada gambar di bawah ini
dapat kita lihat proses milling yang telah dilakukan
𝑆 = 𝑆𝑧 . 𝑍. 𝑛 (2)
.
TABEL VI
HASIL PENGUKURAN KEKASARAN
DENGANKEDALAMAN PEMAKANAN 0,5 MM
Nilai
Spindle Cutting
Feed rate Kekasaran
N0 Speed Speed
(mm/menit) Permukaan
(rpm) (m/menit)
(μm)
Gambar 7: Uji Kekasaran Gambar 8: Grafik Tingkat Nilai Kekasaran Permukaan dengan
Kedalaman Pemakanan 0,5 mm
Nilai
Spindel Cuting
Feed rate Kekasaran
N0 Speed Speed
(mm/menit) Permukaan
(rpm) (m/menit)
(μm)