BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu dengan melakukan
pendekatan manajemen kebidanan.
1.2.2 Tujuan khusus
Dengan disusunnya laporan ini, mahasiswa diharapkan :
1. Mahasiswa dapat mengumpulkan data sampai analisa data.
2. Mahasiswa data mengidentifikasi diagnosa dan masalah
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial.
4. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kebutuhan segera
5. Mahasiswa dapat merencanakan asuhan kebidanan
6. Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan
7. Mahasiswa dapat mengevaluasi tindakan yang telah di lakukan
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup asuhan kebidanan dalam makalah ini pada masalah abortus
incomplete.
1.5 Pelaksanaan
Laporan ini merupakan hasil tugas praktek klinik kebidanan yang dilakukan pada
tanggal 18 Desember 2005 sampai tanggal 14 Januari 2006 di BPS Indah, Sidoarjo.
2.1.3 Pathofisiologi
Pada permulaan abortus terjadi perdarahan dalam desidua bersalis diikuti oleh
nekrosis jaringan sekitarnya. Hal ini menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian
atau seluruhnya sehingga menjadi benda asing dalam uterus, keadaan ini
menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan < 8
minggu hasil konsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena vili korialis belum
menembus desidua secara mendalam.
Pada kehamilan antara 8-14 minggu vili korialis menembus desidua lebih dalam
sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna, yang tidak dapat
menyebabkan banyak pendarahan. Pada kehamilan 14 minggu ke atas umumnya
yang mula-mula dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin disusul beberapa
waktu kemudian plasenta segera terlepas dengan lengkap.
Nekrosis Jaringan
Sekitarnya
2.1.7 Penanganan
Penilaian awal
Untuk penanganan yang memadai, segera lakukan penulaian dari :
• Keadaan umum pasien
• Tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik < 90
mmHg, nadi > 112x/menit)
• Bila syok disertai dengan massa lunak di adneksa, nyeri perut bawah, adanya
cairan bebas dalam kavum pelnis, pikiran kehamilan ektopik yang terganggu
• Tanda-tanda infeksi atau sepsis (demam tinggi, secret berbau pervagium, nyeri
perut bawah, dinding perut tegang, nyeri goyang portio, dehidrasi gelisah atau
pingsan)
• Tentukan melalui evaluasi medik apakah pasien dapat ditatalaksana pada fasilitas
kesehatan setempat atau dirujuk (setelah dilakukan stabilisasi)
Penanganan Spesifik
1. Abortus Imminens
• Tidak diperlukan pengobatan medik yang khusus atau terbaring secara total
• Anjurkan untuk tidak melakukan aktivitas fisik secara berlebihan atau melakukan
hubungan sexsual
• Bila perdarahan :
• Berhenti : lakukan asuhan antenatal terjadwal atau penilaian ulang bila terjadi
perdarahan lagi
• Terus berlangsung : nilai kondisi janin (uji kehamilan / USG) lakukan konformasi
kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik atau mola)
• Pada fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas, pemantauan hanya dilakukan
melalui gejala klinik dan hasil pemeriksaan ginekologik
2. Abortus Insipiens
• Lakukan prosedur evaluasi hasil konsepsi
Bila usia gestasi < 16 minggu, evakuasi dilakukan dengan peralatan Aspirasi Vakum
Manual (AVM) setelah bagian-bagian janin di keluarkan. Bila usia gestasi > 16
minggu, evakuasi di lakukan dengan prosedur dilatasi dan kuretase (D&K)
• Bila prosedur evakuasi tidak dapat segera dilaksanakan atau usia gestasi > 16
minggu, dilakukan tindakan pendahuluan dengan :
Infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml Ns dan RL tetes permenit, sesuai dengan
kondisi kontraksi uterus hingga terjadi pengeluaran hasil konsepsi
Ergometri 0.2 mg IM yang diulangi 15 menit kemudian
Misoprotol 400 mg per oral dan apabila masih diperlukan dapat diulangi dengan
dosis yang sama setelah 4 jam dari dosis awal.
• Hasil konsepsi yang tersisa dalam kavum uteri dapat dikeluarkan dengan AVM
atau D&K (hati-hati resiko perforasi)
3. Abortus Inkomplit
• Tentukan besar uterus (taksir usia gestasi, kenali dan atasi setiap komplikasi
(perdarahan hebat, syok, infeksi / sepsis)
• Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yang disertai perdarahan hingga
ukuran sedang dapat dikeluarkan secara digital atau cuman ovum. Setelah itu
evaluasi perdarahan.
Bila perdarahan berhenti, beri ergometri 0.2 mg atau misoprostol 400 mg per
oral
Bila perdarahan terus berlangsung, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan AVM atau
D&K (pilihan tergantung dari usia gestasi, pembukaan serviks dan keberadaan
bagian janin)
• Bila tidak ada tanda-tanda infeksi, beri antibiotika profilaksis (sulbenisilin 2 g IM
atau sefukroksim 1 gr oral
• Bila terjadi infeksi, beri ampisilin 1 gr dan metronidazoi 500 mg setiap 8 jam
• Bila terjadi perdarahan hebat dan usia gestasi < 16 minggu, segera lakukan
evakuasi dengan AVM.
• Bila pasien tampak anemis, berikan sulfas ferrosur 600 mg per hari selama 2
minggu (anemia sedang) atau transfuse darah (anemia berat)
4. Abortus Komplit
• Apabila kondisi pasien baik, cukup diberi tablet ergometri 3 x 1 tablet per hari
untuk 3 hari
• Apabila pasien mengalami anemi sedang, berikan tablet sulfas ferrosur 600 mg per
hari selama 2 minggu disertai dengan anjuran mengkonsumsi makanan bergizi
(susu, sayuran segar, ikan daging, telur) untuk anemia berat, berikan transfuse
darah
• Apabila tidak terdapat tanda-tanda infeksi tidak perlu diberikan antibiotika, atau
apabila khawatir akan infeksi dapat diberi antibiotic profilaksis.
5. Abortus Infeksiosa
• Kasus ini beresiko tinggi untuk terjadi sepsis, apabila fasilitas kesehatan setempat
tidak mempunyai fasilitas yang memadai rujuk pasien ke rumah sakit
• Sebelum merujuk pasien lakukan restorasi cairan yang hilang dengan NS atau RL
melalui infus dan diberikan antibiotika (misalnya ampisilin 1 gr dan metronidazol
500 mg)
• Jika ada riwayat abortus tinggi, beri ATS dan TT
• Pada fasilitas yang lengkap, dengan perlindungan antibiotika berspektrum luas
dan upaya stabilisasi hingga pasien memadai dapat dilakukan pengosongan uterus
sesegera mungkin (lakukan secara hati-hati karena tingginya kejadian perporasi
pada keadaan ini)
6. Missed Abortion
Missed abortion seharusnya di tangani di rumah sakit atas pertimbangan :
• Plasenta dapat melekat sangat erat di dinding rahim, sehingga prosedur evakuasi
(kuretase) akan lebih sulit dan resiko perporasi lebih tinggi.
• Pada umumnya kanalpis servisis dalam keadaan tertutup sehingga perlu tindakan
dilatasi dengan batang lamanarla selama 12 jam.
• Tingginya kejadian komplikasi hipofibrinogenemia yang berlanjut dengan
gangguan pembekuan darah.
2.2 Konsep Asuhan Kebidanan pada Ny “S” GIII P10011 dengan Abortus Incomplete
I. PENGKAJIAN DATA
Tanggal :
Jam :
Tempat :
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Ibu : Nama Suami :
Umur : Umur :
Agama : Agama :
Suku : Suku :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan megeluarkan flek-flek darah kemudian disusul keluarnya darah
bergumpal-gumpal dari kemaluannya dan disertai rasa nyeri.
3. Riwayat masuk RB
Ibu masuk RB karena mengeluh mengeluarkan flek-flek darah dan kemudian keluar
darah bergumpal-gumpal dari kemaluannya serta ibu merasa nyeri
4. Riwayat Kesehatan yang lalu
Mungkin ibu pernah mengalami abortus incomplete
5. Riwayat kesehatan keluarga
Mungkin dalam keluarga ada yang pernah mengalami abortus incomplete
6. Riwayat Haid
Terjadi amenorea karena hamil
7. Riwayat Perkawinan
Taa
8. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu
Kemungkinan pada riwayat ini ibu pernah mengalami abortus incomplete sehingga
ibu harus dilakukan tindakan curettage
9. Riwayat Penyakit Sekarang
• Ibu mengalami amenorea
• Ibu terbukti hamil
• Ibu mengeluarkan darah bergumpal-gumpal dari vagina
• Ibu merasakan nyeri yang hebat pada perut bagian bawah ibu
10. Riwayat KB
Taa
11. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi : kurangnya asupan nutrisi saat dan sebelum hamil
b. Pola istirahat : kurangnya kebutuhan istirahat ibu
c. Pola Eliminasi : taa
d. Pola Kebersihan : taa
e. Pola Seksual : terlalu sering melakukan hubungan seksual
f. Kebersihan lain : mungkin ibu pecandu alcohol
12. Pola Psikososial
a. Psikologis : cemas dengan keadaannya
b. Sosial : terjadi gangguan konsep diri
13. Latar Belakang Budaya
Kebiasaan selamatan 3 bulanan dan 7 bulanan
14. Pola Spiritual
Taa
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 100/60 mmHg (Normalnya 110/70 120/80 mmHg)
Nadi : Normal (antara 70-90 x / menit)
Suhu : Normal ( antara 36-370 C)
RR : Normal (antara 16-24 x /menit)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Muka : pucat
Mata : konjungtiva pucat
Bibir : pucat
Genetalia : terdapat bercak darah
b. Palpasi
Perut : TFU belum teraba
c. Auskultasi
Perut :DJJ belum terdengar
3. Pemeriksaan Dalam
Tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam sebab akan mengakibatkan infeksi
Masalah : Cemas
DS : Ibu cemas dengan keadaannya dan berharap ke hamilannya dapat
dipertahankan
DO : Ibu banyak bertanya tentang keadaannya
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
• Potensial Abortus Complete
• Potensial Infeksi
• Potensial Anemi
• Potensial Syok
V. INTERVENSI
Diagnosa : GIII P10011 usia kehamilan 8-10 minggu dengan abortus Incomplete
Tujuan : ibu dapat memahami tentang keadaannya
Kriteria hasil : * Ibu mengerti penyebab keluarnya darah dari kemaluannya
• Ibu dapat kooperatif
• Ibu bersedia di Curretage
• TTV normal
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ Ibu dan keluarga dapat kooperatif dalam tindakan
2. Beri penjelasan kepada ibu tentang keadaannya saat ini dan tindakan yang akan
dilakukan
R/ Penjelasan yang cukup dapat mengurangi kecemasan ibu
3. Lakukan pemasangan infus dan grojog
R/ Pengganti cairan tubuh yang hilang
4. Berikan format inform concent untuk persiapan curretage
R/ Perlindungan hukum bagi pertugas
5. Lakukan observasi KU dan TTV
R/ Deteksi dini adanya kelainan
6. Lakukan persiapan curettage dan obat-obatan
R/ Mempermudah tindakan sesuai dengan prosedur
7. Lakukakan kolaborasi dengan dokter dalam curretage
R/ Fungsi Dependent
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal :
Jam :
Diagnosa : GIII P10011 UK 8-10 minggu dengan Abortus Incomplete Implementasi
dilaksanakan sesuai Intervensi
VII. EVALUASI
Tanggal :
Jam :
Diagnosa : GIII P10011 UK 8-10 minggu dengan Abortus Imcomplete
S : Ibu mengatakan sudah di curettage
O : Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
TD : 100/60 mmHg (antara 110/70 – 120/80 mmHg)
Nadi : Normal ( antara 70-90 x / menit)
Suhu : Normal (antara 36-370C
RR : Normal ( antara 16-24 x / menit)
A : GII P10011 UK 8-10 minggu dengan Post Curretage
P : * Observasi KU dan TTV
* Observasi kesadaran
Masalah : Cemas
S : Ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi
O : Ibu sudah kelihatan tenang
A : Masalah teratasi
P : Hentikan rencana
Catatan Perkembangan
Tanggal :
Jam :
1. KU Baik
2. Kesadaran Composmentis
3. TTV Baik
4. UC Baik
5. Perdarahan sedikit
6. Kecemasan berkurang
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama Ibu : Ny “S” Nama Suami : Tn “M”
Umur : 31 tahun Umur : 38 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kasendari-Sidoarjo Alamat : Kasendari-Sidoarjo
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengeluarkan flek-flek darah sejak seminggu yang lalu, dan sejak
sore tadi mengeluarkan darah bergumpal-gumpal, ibu mengatakan saat ini hamil ke-
3, usia kehamilan 2 bulan.
3. Riwayat Masuk RB
Ibu masuk RB tanggal 18 Desember 2005 jam 19.00 WIB dengan keluhan
mengeluarkan flek-flek darah sejak seminggu yang lalu pada tanggal 5 Desember
2005, lalu jam 18.00 WIB tanggal 18 Desember 2005 mengeluarkan darah
bergumpal-gumpal dari kemaluannya.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun, dan menahun
(DM, hipertensi), tidak pernah dioperasi. Namun ibu dulu pernah di curettage
karena mengalami penyakit seperti ini.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular (TBC,
hepatitis), menurun (DM, hipertensi), menahun (jantung), serta tidak ada yang
mempunyai keturunan kembar.
6. Riwayat Haid
Menarche : usia 13 tahun
Siklus : 8-30 hari (teratur)
Amenorea : 2 bulan
Lama : 7 hari
Keluhan saat haid : tidak ada
Fluor Albus : tidak ada
HPHT : 3-10-2005
TP : 10-7-2006
7. Riwayat Perkawinan
Nikah :1 kali
Lama nikah : 4 tahun
Umur pertama nikah, suami : 34 tahun
Umur pertama nikah, istri : 27 tahun
8. Riwayat kehamilan, persalinan, Nifas yang lalu dan sekarang
NO
Kehamilan Persalinan Nifas KB
Suami UK Penyulit Jenis Sex BBL Umur ASI Penyulit
2 9bln
2bln -
Abortus Spt B L
- 3600gr 3½th 2th -
Hamil ini
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit (teratur)
Suhu : 35.40C (axilla)
RR : 24 x/menit (teratur)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
o Kepala dan rambut: Kepala lonjong, rambut tidak rontok, tidak ada kelainan
o Muka : Muka pucat, terdapat cluasma gravidarum
o Mata : Sklera tidak ikterus, conjungtiva pucat.
o Hidung : Tidak ada polip, tidak ada secret
o Telinga : Simetris, bersih, tidak ada secret yang keluar
o Mulut dan bibir : Bersih, bibir pucat, bibir kering
o Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran vena
jugularis.
o Dada dan payudara : Simetris, pernapasan normal, terdapat hiperpigmentasi pada
areola mammae. Putting susu menonjol.
o Ketiak : bersih, tidak ada kelainan
o Abdomen : terdapat linea nigra dan striae gravidarum
o Genetalia : Tidak ada oedem, tidak ada avarices, terdapat bercak darah.
o Anus : Normal, tidak terdapat haemoroid
o Ekstremitas : Simetris, tidak ada oedem pada ekstremitas atas dan bawah
b. Palpasi
• Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan tidak ada pembesaran vena
jugularis
• Payudara : Simetris, tidak ada benjolan yang abnormal, ASI belum keluar,
konsistensi kenyal.
• Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
• Perut : TFU belum teraba, adanya respon nyeri, nyeri tekan perut di atas sympisis.
• Ekstremitas : turgor baik, tidak ada oedem pada ekstremitas atas dan bawah.
c. Auskultasi
o Dada : wheezing (-), pernapasan 24x / menit
o Perut : Bising usus (+), DJJ belum terdengar
d. Perkusi
Ekstremitas : Reflek hammer +/+
3.5 INTERVENSI
Diagnosa : GIII P10011 Usia kehamilan 8-10 minggu dengan Abortus Incomplete
Tujuan : Ibu dapat memahami tentang keadaannya
Kriterian Hasil :
• Ibu mengerti tentang penyebab keluarnya darah dari kemaluannya
• Ibu dapat kooperatif
• Ibu bersedia dilakukan curettage
• TTV normal
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ Ibu dan keluarga dapat kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan
2. Beri penjelasan kepada ibu tentang keadaannya saat ini dan tindakan yang akan
dilakukan
R/ Penjelasan yang cukup mengurangi kecemasan ibu
3. Lakukan pemasangan infus dan grojog
R/ Pengganti cairan tubuh untuk mengembalikan keadaan ibu
4. Berikan format inform concent untuk persiapan curettage
R/ Perlindungan hukum bagian petugas kesehatan dan keputusan ada di tangan
pasien
5. Lakukan observasi KU dan TTV
R/ Sebagai parameter deteksi dini adanya komplikasi
6. Lakukan persiapan curettage dan obat-obatan
R/ Mempermudah tindakan sesuai dengan prosedur
7. Lakukan kolaborasi dalam tindakan curettage dengan dokter
R/ Fungsi dependent
Intervensi :.
1. Jelaskan pada ibu tentang keadaannya
R/ Ibu mengerti dengan keadaannya
2. Anjurkan pada ibu untuk berdo’a pada Tuhan Yang Maha Esa
R/ Berdo’a dapat mengurangi kecemasan ibu
3. Berikan support mental pada ibu
R/ Kecemasan ibu berkurang
3.6 IMPLEMENTASI
Diagnosa : GIII P10011 usia kehamilan 8-10 minggu dengan Abortus Incomplete
Implementasi :
Jam 19.05 WIB : Melakukan pendekatan kepada ibu dengan melakukan pengkajian
dan menjelaskan kehamilannya tidak dapat dipertahankan sehingga harus
dikeluarkan
Jam 19.10 WIB : Menjelaskan pada ibu penyebab dari keluarnya darah dari
kemaluannya disebabkan karena ada sisa jaringan di dalam kandungan
Jam 19.15 WIB : Melakukan pemasangan infus RL dan grojog
Jam 19.20 WIB : Memberikan format inform concent pada keluarga (suami) dengan
mengisi identitas serta tanda tangan yang berarti persetujuan atas tindakan
curettage yang akan dilakukan
Jam 19.25 WIB : Melakukan observasi KU dan TTV
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg (teratur)
Suhu : 35,4º C (axilla)
Pernapasan : 24x / menit (teratur)
Jam 19.30 WIB : Melakukan persiapan alat dan obat : 1 bak Instrumen :
Terdiri dari : tampon, 1 tenakulum, 2 klem ovum, 1 set sendok kuret, 1 cuman, 1
sonde uterus, 2 spekulum sims atau L, 1 kateter karet, kemudian obat yang
disiapkan 1 ampul pethidin dan gentamicin per IV
Jam 19.40 WIB : kolaborasi dengan tim medis (dokter) untuk tindakan curettage
EVALUASI
Tanggal : 18 Desember 2005
Jam : 20.00 WIB
Diagnosa : GIII P10011 usia kehamilan 8-10 minggu dengan Abortus Incomplete
S : Ibu mengatakan sudah dilakukan curettage pada tanggal 18 Desember 2005 jam
19.00 WIB
O : Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80x / menit
Suhu : 36º C
RR : 24x / menit
Ada bercak darah sehabis curettage
A : GIII P10011 UK 8-10 minggu post curettage
P : * Observasi KU dan TTV ibu
* Observasi kesadaran ibu
Catatan perkembangan
Tanggal : 18 Desember 2005
Jam : 21.00 WIB
S : * Ibu mengatakan sudah melakukan curettage
* Ibu merasakan lebih baik
O : Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/90 mmHg
Nadi : 80x / menit
RR : 24x / menit
Suhu : 36º C
Kontraksi usus : Baik
Perdarahan : Sedikit di softex
A : Masalah teratasi
P : * Anjurkan ibu untuk minum obat analgesic dan vitamin
* Anjurkan ibu untuk istirahat
* Anjurkan ibu untuk periksa jika mengalami keluhan
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dengan adanya laporan Asuhan Kebidanan pada Ny “S” GIII P10011 dengan Abortus
Incomplete di Bps Indah, Sidoarjo yang telah penulis selesaikan, dapat disimpulkan
bahwa Asuhan Kebidanan pada Ny “S” dengan Abortus Incomplete sesuai dengan
teori yang ada. Dengan diberikannya tindakan yang baik dan benar, diharapkan
infeksi pada ibu dapat dicegah.
5.2 Saran
Setelah tersusunnya laporan ini, penulis menyarankan agar isi dari laporan ini dapat
DAFTAR PUSTAKA