DISUSUN OLEH:
NIM : 8216191004
KELAS : A
SASTRA INDONESIA
karena berkat limpahan rahmat dan hidayanya penulis dapat menyelesaikan tugas
“Makalah” ini dengan tepat waktu dan baik. Adapun tugas ini diajukan untuk memenuhi
salah satu tugas dari mata kuliah, yang mana tujuan dari tugas ini adalah membahas
makalah tentang Analisis Tesis yang Berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Cerita
Pendek Berbasis Pendidikan Karakter Pada Siswa Kelas XI Sma Negeri 1 Pangkalan Susu” Tahun
Ajaran 2020, sehingga dapat menambah pemahaman pembacanya. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah yang telah memberikan
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan tugas ini, masih terdapat kesalahan, baik
dari segi penyusunan maupun penggunaan tata bahasa yang kurang lengkap. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kebaikan
tugas ini.
Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan dan yang
Penulis,
FAISAL FAHRI
NIM. 8216191004
I
DAFTAR ISI
2
COVER
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................I
DAFTAR ISI............................................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................5
II
3
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................................................25
BAB IV PENUTUP................................................................................................................................39
A. Simpulan..............................................................................................................................................39
B. Saran....................................................................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................40
LAMPIRAN TESIS
BAB I III
4
PENDAHULUAN
Tesis merupakan karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian mandiri
untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Magister. Penulisan tesis harus mengikuti standar yang
baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmiah. Untuk itu perlu disusun buku panduan yang berisikan
panduan dalam penyusunan dan format dalam melakukan penulisan usulan penelitian dan tesis. Dalam
tesis terdapat bab 1 yang berisi pendahuluan dan latar belakang masalah.
Ketika menulis tesis, latar belakang merupakan komponen yang penting. latar belakang
diperlukan ketika kamu ingin menulis tesis. dengan menuliskan latar belakang yang kuat, karya tulis
ilmiah mu akan lebih kompeten dan tidak mudah terbantahkan. menurut Dr Ratna Puspitasari, M.Pd.
dalam karyanya berjudul latar belakang permasalahan dalam penelitian menyatakan bahwa latar
belakang masalah adalah informasi yang tersusun sistematis berkenaan dengan fenomena dan masalah
problematik yang menarik untuk di teliti.
Latar belakang masalah adalah bagian yang menjelaskan topik penelitian yang ingin dibahas
dan mengapa kamu memilih topik itu.
Contohnya, dalam membuat makalah kamu harus menjelaskan mengapa kamu harus membuat karya
ilmiah itu. Kalau dalam proposal acara, mengapa kamu harus mengadakan acara itu. Dengan begitu,
para pembaca akan paham dengan maksud dan tujuan kamu menulis karya ilmiah. Selain itu tulis latar
belakang dengan sebaik mungkin sehingga meningkatkan minat pembaca karya ilmiah mu.
Menurut Sugiyono (1999:302) yang menyebutkan bahwa latar belakang masalah berisi tentang
sejarah /alur/ peristiwa yang sedang terjadi pada proyek penelitian. Namun dalam proyek penelitian
tersebut benar-benar ada masalah atau penyimpangan-penyimpangan yang bisa dilihat dari standar
keilmuan atau peraturan yang ada.
Biasanya, latar belakang juga membahas penelitian sebelumnya yang topiknya serupa. Dari situ
kita bisa juga menulis apa saja yang belum dibahas dalam penelitian sebelumnya, dan apa saja
perbedaan yang ada antara penelitian sebelumnya dan penelitian sekarang.
Dalam karya ilmiah termaksud tesis, tidak ada patokan seberapa panjang latar belakang penelitian, hal
ini bergantung pada seberapa panjang masalah yang akan dijabarkan. Agar lebih memahami cara
menyusun latar belakang yang baik.
Dalam penulisan karya ilmiah, tidak jarang banyak penulis yang kebingungan dalam menulis
latar belakang. Latar belakang mencakup banyak informasi, dan membutuhkan uraian yang panjang,
hal ini bisa menghilangkan minat pembaca karya ilmiah termaksud tesis.
Supaya karya ilmiah kamu tidak membosankan, coba tulislah sebuah cerita yang membangun tentang
topik pilihanmu. Namun, pastikan cerita yang kamu tulis tidak melebar ke topik yang lainnya, sehingga
pembaca akan mengerti cerita dan masalah yang akan kamu bahas. Untuk menulis latar belakang yang
5
efektif, harus menghindari beberapa kesalahan umum dalam menulis latar belakang antara lain,
menuliskan latar belakang haruslah sistematis, jangan menulisnya secara acak, jangan menulis secara
ambigu, pusatkan tema yang dibahas
Langkah pertama dalam penelitian ialah menentukan apa yang akan diteliti. Hal yang ingin
diteliti bisa muncul dari pertimbangan teoritis. Tidak ada pedoman yang baku yang dapat digunakan
untuk membantu peneliti memilih masalah penelitiannya.
Tesis merupakan salah satu tulisan hasil penelitian. Sebagai sebuah hasil penelitian, tesis
diharapkan memenuhi kaidah metodologi penelitian secara tepat dan di dalam tesis terdapat
pendahuluan dan latar belakang masalah yang belum lengkap dan perlu dilakukan perbaikan. Oleh
karena itu, dalam makalah ini penulis akan mengkaji ketepatan kaidah dari isi Bab I Tesis Berjudul
“Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Cerita Pendek Berbasis Pendidikan Karakter Pada Siswa
Kelas XI Sma Negeri 1 Pangkalan Susu” Tahun Ajaran 2020.
a) Apakah latar belakang masalah dalam tesis sudah menguraikan apa, mengapa, dan bagaimana
b) Apakah ada data yang memperkuat bahwa masalah tersebut dalam tesis perlu diteliti?
c) Apakah identifikasi masalah dalam tesis sudah dirumuskan sesuai uraian dari latar belakang
masalah?
d) Apakah pembatasan masalah dalam tesis sudah dirumuskan berdasarkan identifikasi masalah?
f) Apakah tujuan penelitian dalam tesis sudah runtut sesuai dengan latar belakang masalah?
g) Apakah manfaat penelititan dalam tesis sudah runtut sesuai dengan latar belakang masalah?
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk melatih penulis menganalisis ketepatan isi
Bab I sebuah tesis. Proses ini penulis lakukan agar penulis mampu menyusun tesis yang tepat dan
6
BAB II
KAJIAN TEORETIS
Menurut Sugiyono (2009:52) masalah diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya
dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan,
antara rencana dengan pelaksana.
Sedangkan Menurut Roger Kaufman, Masalah adalah suatu kesenjangan yang perlu ditutup
antara hasil yang dicapai pada saat ini dan hasil yang diharapkan. masalah penelitian adalah sesuatu hal
atau kejadian yang dijadikan sebuah penelitian dengan mempertimbangkan beberapa hal dalam
menentukan suatu masalah dalam penelitian sehingga memperoleh jawaban yang diinginkan.
Banyaknya masalah penelitian yang sering ditemukan, seringkali membuat seorang peneliti
harus memilih masalah penelitian yang paling layak diantara beberapa masalah tersebut antara lain:
1) Masalah masih baru (Baru” dalam hal ini adalah masalah tersebut belum pernah diungkap atau
diteliti oleh orang lain dan topik masih hangat di masyarakat,)
2) Aktual (Aktual berarti masalah yang diteliti tersebut benar-benar terjadi di masyarakat.)
3) Memadai. (Masalah penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya, tidak terlalu luas, tetapi juga
tidak terlalu sempit)
4) Sesuai dengan kemampuan peneliti. (Seseorang yang akan melakukan penelitian harus
mempunyai kemampuan penelitian dan kemampuan di bidang yang akan diteliti)
Stonner (1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila
terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan
kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi.
7
Di dunia ini yang tetap hanya perubahan, namun sering perubahan itu tidak diharapkan oleh
orang-orang tertentu, karena akan dapat menimbulkan masalah. Orang yang biasanya menjadi
pemimpin pada bidang pemerintahan harus berubah ke bidang pendidikan. Hal ini pada awalnya tentu
akan muncul masalah
2) Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan.
Suatu rencana yang telah ditetapkan, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan tujuan dari rencana
tersebut, maka tentu ada masalah. Mungkin masih ingat bahwa pada era orde baru direncanakan pada
tahun 2000 Bangsa Indonesia akan tinggal lantas tetapi ternyata tidak, sehingga muncul masalah.
Dalam suatu organisasi sekolah yang tadinya tenang tidak ada masalah, ternyata setelah ada
pihak tertentu yang mengadukan produk maupun pelayanan yang diberikan, maka timbul masalah
dalam organisasi itu.
Adanya saingan atau kompetisi sering dapat menimbulkan masalah besar, bila tidak dapat
memanfaatkan untuk kerja sama. Dalam proposal penelitian, setiap masalah harus ditunjukkan dengan
data. Misalnya penelitian tentang SDM, maka masalah SDM, harus ditunjukkan dengan data. Masalah
SDM misalnya, jumlah SDM yang terbata, jenjang pendidikan yang rendah, kompetensi dan
produktivitas yang masih rendah. 5. Tanpa menunjukkan data, maka masalah yang dikemukakan dalam
penelitian tidak akan dipercaya.
Menurut Suriasumantri bahwa Identifikasi masalah ialah tahap permulaan dari penguasaan
masalah di mana objek dalam suatu jalinan tertentu bisa kita kenali sebagai suatu masalah. Sedangkan
Amien Silalahi berpendapat bahwa Identifikasi masalah merupakan usaha untuk mendaftar sebanyak-
banyaknya pertanyaan terhadap suatu masalah yang sekiranya bisa ditemukan jawabannya.
Masalah yang dikaji dalam studi atau penelitian harus dipilih dengan cermat. Identifikasi
masalah bukanlah tugas yang mudah. Terdapat beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang peneliti
dalam menganalisis situasi yang bermasalah (Van Dalen, 1973), antara lain:
1) Akumulasi fakta yang terkait dengan masalah tersebut.
2) Mengamati fakta untuk relevansinya.
3) Untuk mengungkapkan kesulitan utama, periksa hubungan antara fakta.
8
4) Penjelasan untuk penyebab kesulitan.
5) Memastikan relevansi penjelasan ini dengan masalah melalui pengamatan & analisis.
6) Menelusuri hubungan di antara penjelasan dan juga hubungannya dengan fakta.
7) Mempertanyakan asumsi yang mendasari analisis masalah.
Menurut Husaini (2008:26) menjelaskan bahwa “Pembatasan Masalah adalah usaha untuk
menetapkan batasan dari masalah penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini bertujuan untuk
mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup masalah
penelitian dan faktor mana saja yang tidak termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian”
Pembatasan masalah berkaitan dengan pemilihan masalah dari berbagai masalah yang telah
diidentifikasikan .Dengan demikian masalah akan dibatasi menjadi lebih khusus ,lebih sederhana dan
gejalanya akan lebih muda kita amati karna dengan pembatasan masalah maka seorang peneliti akan
lebih focus dan terarah sehingga tau kemana akan melangkah selanjutnya dan apa tindakan selanjutnya
(Tahir,2011:19).
”Batasan masalah adalah ruang lingkup masalah atau membatasi ruang lingkup masalah yang
terlalu luas / lebar sehingga penelitian lebih bisa fokus untuk dilakukan. Hal ini dilakukan agar
pembahasan tidak terlalu luas kepada aspek-aspek yang jauh dari relevan sehingga penelitian
bisa lebih fokus untuk dilakukan. Dari sekian banyak masalah tersebut dipilihlah satu atau dua
masalah yang akan dipermasalahkan, tentu yang akan diteliti (lazim disebut dengan batasan
masalah). Batasan masalah jadinya berati pemilihan satu atau dua masalah dari beberapa
masalah yang sudah teridentifikasi”.
Batasan masalah itu dalam arti lain sebenarnya menegaskan atau memperjelas yang menjadi
masalah. Dengan kata lain, merumuskan pengertian dan menegaskannya dengan dukungan data-data
hasil penelitian pendahuluan seperti apa “sosok” masalah tersebut. Misal, jika yang dipilih mengenai
“prestasi kerja karyawan yang rendah” dipaparkanlah (dideskripsikanlah) “kerendahan” prestasi kerja
itu seperti apa (misalnya kehadiran kerja seberapa rendah, keseriusan kerja seberapa rendah, kuantitas
hasil kerja seberapa rendah, kualitas kerja seberapa rendah).
Idealnya: (1) membatasi (memilih satu atau dua) masalah yang akan diteliti (pilih satu atau dua
dari yang sudah diidentifikasi), (2) menegaskan pengertiannya, dan (3) memaparkan data-data yang
memberikan gambaran lebih rinci mengenai “sosoknya.”. Seperti dalam contoh : Jadi, jika masalahnya
berupa “prestasi kerja karyawan yang rendah” (yang dipilih dari, misalnya: kreativitas kerja yang
rendah, kemampuan berinisiatif yang rendah, kerja sama (kolegialitas) yang rendah, loyalitas yang
rendah, dan lainnya), maka yang akan diteliti (dipilih, dibatasi) tentu mengenai kerendahan prestasi
kerja karyawan, bukan mengenai faktor penyebab rendahnya prestasi kerja karyawan, atau upaya
memotivasi karyawan. Jika yang jadi masalah kekurangan fasilitas (sarana prasarana) pendidikan,
maka yang disebutkan (dituliskan) adalah bahwa yang akan diteliti (dipilih, dibatasi) adalah masalah
kekurangan fasilitas, bukan pengelolaan fasilitas (Amel,2010).
9
2.5 RUMUSAN MASALAH
Menurut Sugiyono (2015:288) menyatakan bahwa “Rumusan masalah
merupakan bentuk pertanyaan yang dapat memandu peneliti untuk mengumpulkan data di lapangan”.
Antara masalah dan rumusan masalah mempunyai kaitan yang sangat erat, karena setiap rumusan
masalah yang dibuat seorang peneliti haruslah sesuai dengan masalah yang ada.
Rumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu dipecahkan atau pertanyaan yang
perlu dijawab dengan penelitian.Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci
mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah”
(Tahir,2012:20)
“Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian, yang umumnya disusun dalam
bentuk kalimat tanya, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi arah kemana
sebenarnya penelitian akan dibawa, dan apa saja sebenarnya yang ingin dikaji / dicari
tahu oleh si peneliti”.
Berdasarkan pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam merumuskan masalah penelitian, antara lain adalah :
1) Kalimat Tanya Rumusan masalah disusun menggunakan kalimat tanya yang menjelaskan kaitan
kemungkinan keterkaitan antara dua variabel yang akan di teliti.
2) Menyatakan Variabel yang Diteliti variabel yang akan diteliti dinyatakan secara tegas dalam
rumusan masalah dan variabel yang dimaksud haruslah berupa konsep psikologi (minimal pada
salah satu variabel)
3) Menjadi Tujuan Penelitian
4) Dapat dijawab menggunakan metode penelitian yang tersedia
5) Rumusan masalah hendaknya singkat dan bermakna
Masalah perlu dirumuskan dengan singkat dan padat tidak berbelit-belit yang dapat
membingungkan pembaca. Masalah dirumuskan dengan kalimat yang pendek tapi bermakna.
6) Rumusan masalah hendaknya dalam bentuk kalimat Tanya
Masalah akan lebih tepat apabila dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan, bukan kalimat
pernyataan
7) Rumusan masalah hendaknya jelas dan kongkrit
Rumusan masalah yang jelas dan kongkrit akan memungkinkan peneliti secara eksplisit dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan: apa yang akan diselidiki, siapa yang akan diselidiki, mengapa
diselidiki, bagaimana pelaksanaannya, bagaimana melakukannya dan apa tujuan yang diharapkan.
8) Masalah hendaknya dirumuskan secara operasional
10
Sifat operasional dari rumusan masalah, akan dapat memungkinkan peneliti memahami variabel-
variabel dan sub-sub variabel yang ada dalam penelitian dan bagaimana mengukurnya.
9) Rumusan masalah hendaknya mampu member petunjuk tenang memungkinkannya pengumpulan
data di lapangan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam masalah
penelitian tersebut.
10) Perumusan masalah haruslah dibatasi lingkupnya, sehingga memungkinkan penarikan
simpulan yang tegas. Kalau disertai rumusan masalah yang bersifat umum, hendaknya disertai
penjabaran-penjabaran yang spesifik dan operasional” (Amel:2010).
Menurut Sugiyono 1999:302 yang menyebutkan bahwa latar belakang masalah berisi tentang
sejarah / alur / peristiwa yang sedang terjadi pada proyek penelitian. Namun dalam proyek penelitian
tersebut benar-benar ada masalah atau penyimpangan-penyimpangan yang bisa dilihat dari standar
keilmuan atau peraturan yang ada.
Sedangkan menurut (Huesin Umar, 2001:238) menyebutkan bahwa isi latar belakang masalah
adalah sebuah informasi tentang suatu masalah dan atau peluang yang dapat dipermasalahkan agar
ditindaklanjuti lewat penelitian, termasuk hal-hal yang melatarbelakanginya
Dalam menuliskan latar belakang, ada beberapa komponen yang harus dipenuhi oleh penulis. Dari
komponen ini diharapkan akan meningkatkan minat pembaca penelitian kamu. Selebihnya dari latar
belakanglah akan ditentukan apakah kita mampu dalam menyajikan atau menyampaikan sebuah logika.
Selain itu di sini bisa terlihat apakah kamu mampu dalam menyampaikan pikiran kamu melalui sebuah
tulisan. Berikut adalah beberapa komponen dari latar belakang yaitu:
Tuliskan hipotesis dari masalah yang kamu bahas dalam latar belakang.
11
Dalam menulis sebuah hipotesis karya ilmiah, harus dibangun berdasarkan argumentasi kuat yang pada
umumnya sudah dijabarkan terlebih dahulu di latar belakang masalah.
Secara garis besar, isi dari latar belakang dalam karya tulis ilmiah adalah :
2) Analisis
Berisi analisis terhadap permasalahan yang ada sampai jelas.
Setiap penelitian senantiasa berorientasi pada tujuan. Tanpa adanya tujuan yang jelas maka
arah penelitian yang dilakukan tidak terarah karena tidak tahu apa yang ingin dicapai dalam penelitian
tersebut. MenurutArikunto (2013:97) menyatakan bahwa “Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat
yang menunjukan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai.
Sedangkan Beckingham (1974) berpendapat Tujuan penelitian adalah ungkapan “mengapa”
penelitian itu dilakukan. Tujuan dari suatu penelitian dapat untuk mengidentifikasi atau
menggambarkan suatu konsep atau untuk menjelaskan atau memprediksi suatu situasi atau solusi untuk
suatu situasi yang mengindikasikan jenis studi yang akan dilakukan.
12
3) Memberikan kontribusi, yaitu untuk memastikan bahwa sains yang ada memberikan kontribusi
atau menciptakan nilai tambah.
4) Analitis, studi harus ditunjukkan dan dijelaskan dengan menggunakan metode ilmiah, dan ada
hubungan kausal antara variabel-variabelnya.
5) Penelitian pada umumnya bertujuan untuk menemukan ilmu yang baru, mengembangkan
pengetahuan yang sudah ada dan yang terakhir untuk menguji pengetahuan yang ada.
13
2.9 MEMILIH DAN MENGIDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN
penelitian hendaknya dilakukan dalam lingkup bidang keahlian peneliti. Lingkup bidang keahlian
tersebut mungkin sangat luas dan dapat dibagi atas beberapa bagian. Permasalahan yang akan diteliti
menurut Kerlingger (dalam Hidayat, 2013: 31) hendaknya dapat memenuhi tiga kriteria penting, yaitu:
2. Sebaiknya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang jelas dan tidak meragukan.
Tidak hanya itu, Nana Syaodih (2010:274) juga mengemukakan bahwa pemilihan masalah atau
fokus penelitian hendaknya memperhatikan tiga hal, yaitu: 1. Apakah masalah atau fokus penelitian
yang dipilih cukup esensial, atau menduduki urutan penting diantara masalah-masalah yang ada. 2.
Apakah masalah tersebut cukup urgent atau mendesak untuk dipecahkan. 3. Kalau masalah tersebut
Sementara itu, Juliansyah Noor (2020: 26) mengatakan bahwa beberapa pertimbangan yang umum
yang juga digunakan antara lain: 1. Apakah masalah yang dipilih merupakan masalah yang dapat
menghasilkan penghargaan atau pengakuan orang lain. 2. Tersedianya bantuan finansial dan tenaga
peneliti, karena setiap masalah yang dipilih selalu mempunyai akibat terhadap dua aspek tersebut.
Beberapa kriteria penting yang telah disebutkan diatas sebagai pertimbangan peneliti dalam
mengidentifikasi permasalahan yang ditemui, baik dalam teori maupun di lapangan. Penelitian masalah
terutama dari hasil penelitian terdahulu, tidak dimaksudkan untuk mengulangi apa yang telah diteliti
olah orang lain, tetapi mungkin melanjutkan penelitian tersebut, memperluas, memperdalam, mencari
penyebab atau meneliti variabel lainnya yang belum diteliti. Pemilihan masalah yang didukung data,
14
untuk menunjukkan bahwa pemilihan tersebut bukan karangan atau rekayasa, tetapi kenyataan yang
Noor (2020:28) mengatakan bahwa identifikasi berarti memerinci masalah hingga dapat diketahui
dengan jelas. Ia juga mengatakan bahwa identifikasi masalah sebaiknya disertai dengan data yang
mendukung. Setelah diidentifikasi , masalah penelitian harus dirumuskan. Perumusan masalah biasanya
disusun dalam bentuk pertanyaan yang nantinya akan membentuk pertanyaan penelitian. Selaras
dengan pendapat diatas, Nana (2010: 273) mengatakan bahwa identifikasi masalah tidak mungkin
dilakukan dalam lingkup bidang yang luas, dalam lingkup sub bidang pun mungkin saja masih terlalu
luas. Identifikasi masalah dalam bidang yang terlalu luas sangat sulit, tidak terfokus, dan mungkin
kurang bermanfaat. Bila sub bidangnya agak sempit identifikasi bisa dilakukan dalam salah satu
subbidang atau. Tidak hanya itu. Ia juga mengatakan bahwa dalam mengidentifikasi masalah sebaiknya
menggunakan sumber, baik sumber resmi, pernyataan resmi dari pemegang kebijakan, kesimpulan
seminar atau kenyataan faktual. Kedua pendapat diatas mempertegas bahwa jika mengidentifikasi
masalah maka diperlukan adanya data, data yang bisa digunakan seperti hasil penelitian terdahulu serta
artikel-artikel yang berhubungan dengan materi yang akan diteliti. Setelah diidentifikasi barulah
Menurut Nasution (1996:16) Kriteria lain yang bersifat ilmiah yang perlu diperhatikan, agar
masalah penelitian itu memberikan sumbangan kepada perkembangan pengetahuan antara lain:
1. Masalah hendaknya bertalian dengan konsep-konsep yang pokok atau hubungan antara konsep-
konsep yang pokok.
2. Masalah itu hendaknya mengembangkan atau memperluas cara mentes suatu teori.
4. Masalah itu hendaknya memanfaatkan konsep-konsep, teori, atau data dan teknik dari disiplin-
disiplin yang bertalian.
5. Masalah itu hendaknya dituangkan dalam desain yang cermat dengan uraian yang teliti
mengenai variabel-variabelnya serta menggunakan metode-metode yang paling sesuai.
Cara Mencari masalah penelitian yang benar yang diungkapkan oleh Notoatmodjo (2002), meliputi:
15
1. Masalah masih baru.
2. Aktual.
3. Praktis.
4. Memadai.
Bab Landasan Teori memuat tinjauan pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir,
dan hipotesis.
A. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka memuat uraian sistematis tentang teori dan temuan-temuan hasil
penelitian terdahulu yang gayut dengan permasalahan penelitian. Teori yang disampaikan harus
memuat landasan teori yang akan digunakan sebagai acuan utama dalam melakukan pendekatan
masalah penelitian. Paparan tinjauan pustaka juga harus mengungkapkan pendekatan masalah
penelitian secara teoritis (theoretical approach) sebagai dasar penyusunan kerangka berpikir dan
penarikan simpulan secara deduktif menjadi sebuah hipotesis penelitian. Temuan-temuan hasil
peneliti terdahulu yang digunakan sebagai sumber rujukan harus memenuhi standar ilmiah dan
kemutakhiran (recently) dari sumber berkala penelitian, jurnal ilmiah, dan publikasi hasil
penelitian. Teknik pengutipan (parafrase) harus dilakukan secara hati-hati dan benar agar
terhindar dari tindakan plagiasi. Semua sumber pustaka yang digunakan juga harus disebutkan,
baik dalam teks karangan maupun daftar pustaka, dengan sistem nama dan tahun. Cara penulisan
sumber pustaka pada teks maupun daftar pustaka disajikan pada bagian 4.
B. Kerangka berpikir
16
Kerangka berpikir memuat dasar pemikiran peneliti dalam memecahkan akar masalah penelitian,
sehingga harus disusun sendiri oleh peneliti. Argumen peneliti dalam memaparkan kerangka pemikiran
harus didasarkan pada teori-teori dan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang telah dipaparkan dalam
tinjauan pustaka, namun tidak merupakan kutipan dari pustaka.
Isi kerangka berpikir setidaknya memuat tentang akar masalah yang merupakan hakikat/inti
masalah, alternatif pendekatan masalah, dan temuan-temuan penting yang akan diperoleh, yang merupakan
jawaban akar masalah. Argumentasi logis alternatif pemecahan masalah berikut hasil penelitian tersebut
harus disampaikan jelas. Kerangka berpikir dilengkapi dengan bagan alir penelitian, yang memuat arti
penting/masalah yang teridentifikasi, akar masalah, alternatif pemecahan masalah, metode
penelitian/pendekatan sebagai solusi masalah, dan hasil penelitian.
C. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang belum dibuktikan kebenarannya secara empiris.
Oleh karena itu, hipotesis harus memuat pernyataan singkat yang merupakan jawaban/simpulan
sementara terhadap akar masalah penelitian. Penyusunan hipotesis didasarkan atas hasil kajian teori
yang telah ada/pengetahuan relevan sehingga bukan sekedar perkiraan/dugaan simpulan penelitian
semata yang tidak didasarkan pada pengetahuan yang telah ada
Metode penelitian mencakup uraian tentang: tempat dan waktupenelitian, bahan dan alat penelitian
(jika ada), dan tatalaksana penelitian.
C. Tatalaksana penelitian
Memuat uraian cara melaksanakan penelitian sekaligus menggambarkan langkah
pendekatan dalam menjawab akar permasalahan penelitian. Cara melaksanakan penelitian dan atau
metode pengumpulan fakta penelitian antara lain mencakup: jenis dan perancangan penelitian,
macam perlakuan (jika ada), populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, dan prosedur
pengumpulan data, dan teknik analisis data. Uraian tatalaksana penelitian dalam proposal tesis harus
bisa menyampaikan prinsip-prinsip yang mendasari pemilihan metode serta menjelaskan secara rinci
prosedur kerja setiap tahapan secara jelas (repeatable) untuk seluruh aspek kajian yang akan
dilaksanakan. Metode penelitian yang secara khusus mengacu pada metode peneliti lain yang telah
dipublikasikan harus ditunjukkan dalam referensi. Cara analisis data memuat teknik pengolahan data
dengan menyebutkan model statistika yang digunakan dan output yang diharapkan
20
Catatan:
Urutan dan isi tatalaksana penelitian dapat berbeda untuk bidang ilmu tertentu yang
memerlukan kekhasan (tidak semua aspek harus ada , penghilangan atau penambahan aspek
tertentu atau beberapa aspek digabung menjadi satu)
Penyusunan Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan terdiri atas dua bagian, yakni Hasil
penelitian (sub bab IVA) dan Pembahasan (sub bab IVB), yang disusun dalam sub bab terpisah.
Penyusunan hasil penelitian sub bab IVA dapat memilih satu dari dua format, yakni:
(1) Format naskah publikasi (Penyampaian hasil penelitian disusun dalam format naskah publikasi
per aspek kajian/per naskah publikasi), dan (2) Format umum (Penyampaian hasil dilakukan secara
menyeluruh untuk seluruh kajian). Output dalam bentuk publikasi yang telah diterbitkan atau
tahapan submission, artikel dalam prosiding, paten/HAKI atau publikasi yang lain, dalam format
asli. di lampirkan dalam tesis meskipun publikasi tersebut merupakan bagian dari Bab IV.
Penyusunan Hasil Penelitian dengan Fomat Naskah Publikasi (apabila Tesis menghasilkan lebih
dari satu naskah )
Penyusunan sub-bab IVA dengan format naskah publikasi, terdiri atas dua bagian, yakni:
(A) Hasil penelitian (dengan format naskah publikasi) dan (B) Pembahasan Umum. Kedua bagian
tersebut disusun dalam sub bab terpisah.
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dalam format naskah publikasi dalam sub-bab IVA tesis disusun dalam bahasa
Indonesia. Naskah publikasi disesuaikan dengan sub kajian di Bab III metode penelitian (jika ada) atau
naskah-naskah yang dihasilkan dari penelitian tesis. Format naskah publikasi terdiri atas : judul,
abstrak, pendahuluan, metode penelitian, hasil dan pembahasan, dan kesimpulan, seperti contoh
berikut:
1. Judul, Abstrak, a. Pendahuluan, b. Metode Penelitian, c. Hasil dan pembahasan, d.
Kesimpulan (sub kajian 1/naskah ke-1)
2. Judul, Abstrak, a. Pendahuluan, b. Metode Penelitian, c.Hasil dan Pembahasan, d.
Kesimpulan (sub kajian 2 atau naskah ke-2), dan (sub kajian 3/naskah ke -3), dst.
21
Abstrak, setidaknya memuat tujuan penelitian, metode penelitian, hasil penelitian, yakni
temuan-temuan penting dan baru sebagai hasil penelitian. Pendahuluan memuat paparan yang
mengantarkan pembaca kepada pemahaman arah penelitian agar dapat mengikuti hasil penelitian
yang disajikan, sehingga setidaknya memuat masalah penelitian, arti penting masalah, dan
pendekatan/pemecahan masalah. Metode penelitian menguraikan metode dan prosedur ilmiah
beserta alat dan bahan penelitian yang digunakan (jika diperlukan). Tahap atau langkah-langkah
penelitian harus disusun secara jelas. Jika metode yang digunakan sama sekali baru dan belum
dipublikasikan, disampaikan secara rinci dan lengkap agar dapat diulangi oleh peneliti lain. Hasil
dan pembahasan menyampaikan temuan-temuan penting sebagai hasil penelitian, sehingga bukan
sekedar menampilkan tabel, gambar atau hasil analisis statistik. Oleh karena itu, tabel dan gambar
digunakan untuk menjelaskan pokok-pokok uraian dalam teks, bukan menjadikannya sebagai
subyek dalam teks. Pembahasan menyampaikan makna hasil-hasil penelitian.. Dalam pembahasan,
hubungan satu fakta dengan fakta lain perlu ditelaah secara menyeluruh. Oleh karena itu, implikasi
teoritis/praktis yang muncul dari hasil penelitian ini menjadi penting untuk disampaikan. Naskah
publikasi diakhiri dengan kesimpulan tentang temuan-temuan penting/baru/metode baru yang
diperoleh (significant finding).
B. Pembahasan umum
Pembahasan secara komprehensif, manyajikan ulasan makna fakta-fakta penelitian dalam kaitan
satu aspek kajian dengan aspek kajian lainnya secara komprehensif guna membangun (sintesis)
pengetahuan baru atau pendefinisian kembali ilmu pengetahuan yang sudah ada. Dalam pembahasan
juga perlu dihindari sitasi pustaka yang terlalu dominan, sehingga mengaburkan penyampaian makna
penelitian itu sendiri. Pembahasan umum juga bukan merupakan ulangan atau gabungan dari
pembahasan yang telah disampaikan pada sub bab IVa. Hubungan antar sub kajian perlu ditelaah
secara menyeluruh guna memberikan makna pada hasil penelitian secara menyeluruh pula.
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
Catatan:
a) Pemilihan format/pola penyusunan bab IV tesis ditetapkan oleh Program Studi masing-
masing sehingga satu prodi harus menggunakan pola yang sama.
b) Format/pola umum bab IV penulisan tesis di atas, baik bagian hasil penelitian maupun
bagian pembahasan, dapat disesuaikan karena tuntutan kebutuhan untuk bidang ilmu
tertentu.
Bagian ini menyajikan simpulan, implikasi, dan saran, baik untuk desertasi yang
menggunakan format naskah publikasi maupun format umum.
a) Simpulan menyajikan pernyataan sikap dan tepat yang disusun berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan. Penarikan kesimpulan harus memperhatikan kegayutan antara permasalahan
penelitian, tujuan penelitian dan hipotesis.
b) Implikasi menyajikan pernyataan sikap berkaitan dengan konsekuensi logis dari temuan
peneitian bagi kepentingan tertentu, baik teoritis maupun praktis.
c) Saran dibuat berdasarkan pertimbangan peneliti yang ditujukan ke pihak lain yang ingin
23
melanjutkan atau mengembangkan hasil penelitian ini.
Semua pendapat atau teori yang disituasi harus ditulis di daftar pustaka. Daftar pustaka
menyebutkan pustaka yang digunakan sebagai acuan dalam usulan penelitian (hanya pustaka yang
dijadikan acuan). Pendokumentasian pustaka pada daftar pustaka didasarkan pada urutan abjad nama
penulis pustaka. Nama akhir penulis diletakkan di depan, sedang nama berikutnya ditulis inisialnya dan
diletakkan di belakangnya.
LAMPIRAN
1.Naskah publikasi yang belum diterbitkan dan artikel yang telah dipublikasikan
2. Keterangan atau informasi lain yang diperlukan untuk melengkapi usulan penelitian, misalnya
kuisioner, peta, dan lain-lain yang dianggap perlu.
Di dalam daftar singkatan dituliskan semua singkatan yang digunakan di dalam naskah diikuti
kepanjangannya. Urutan daftar disusun secara alfabetik.
24
BAB III
PEMBAHASAN ATAU ANALISIS
3.1 Apakah latar belakang masalah dalam tesis sudah menguraikan apa, mengapa, dan
Dalam tesis berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Cerita Pendek Berbasis
Pendidikan Karakter Pada Siswa Kelas XI Sma Negeri 1 Pangkalan Susu” Tahun Ajaran 2020/2021”
ada masalah yang diuraikan. Terdapat uraian apa, mengapa, dan bagaimana masalah dalam tesis yang
a) Uraian Apa
Pendidikan merupakan sarana utama dalam membentuk karakter kepribadian bangsa. Maka sudah
sewajarnya pendidikan menjadi satu pokok bahasan yang selalu penting untuk dibahas. Bahan ajar
diperlukan sebagai pedoman beraktivitas dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan substansi
komponen yang dibelajarkan kepada siswa. Dengan bahan ajar, program pembelajaran dapat
dilaksanakan secara lebih teratur karena guru sebagai pelaksana pendidikan akan memperoleh pedoman
materi yang jelas
Keterangan uraian apa sudah cukup jelas namun tidak menerangkan apa itu pendidikan
karakter dan menulis teks cerita pendek.
b) Uraian Mengapa
Terdapat sejumlah materi pembelajaran yang seringkali sulit untuk dipahami siswa dan sulit
untuk dijelaskan guru. Untuk itulah, perlu dikembangkan bahan ajar yang tepat.
Siswa jadi memiliki gambaran skenario pembelajaran lewat bahan ajar. Penyediaan bahan ajar
haruslah sesuai dengan tujuan pendidikan
Meningkatnya kenakalan remaja dalam masyarakat telah menjadi fenomena sosial akan
buruknya karakter generasi muda. Peserta didik banyak yang tidak siap untuk menghadapi
25
kehidupan sehingga dengan mudah meniru gaya hidup atau budaya luar yang negatif, terlibat
dalam amuk massa, melakukan kekerasan di sekolah, pergaulan bebas, demo yang berujung
kericuhan, bullying di sekolah, kecurangan saat ujian dan sebagainya.
Berkaitan dengan kenyataan di atas, salah satu kondisi tentang lemahnya kepribadian siswa
dalam proses pembelajaran, peneliti temukan di SMA Negeri 1 Pangkalan Susu
Faktor utama penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah motivasi. Motivasi belajar siswa
yang rendah disebabkan penyajian materi dan pembelajaran yang searah yang menjadikan
siswa kurang mampu mengeksplorasi dirinya. Selain itu, materi yang ada di buku teks
juga kurang menyajikan muatan atau cerita yang menarik bagi siswa untuk turut serta aktif
dalam pembelajaran. Selain faktor motivasi siswa yang rendah dalam materi menulis cerita
pendek, faktor lainnya adalah sulitnya siswa untuk mencari ide dan pengembangan ide.
c) Uraian Bagaimana
Pendidikan dan pembelajaran merupakan upaya untuk mengembangkan karakter. Oleh
karena itu, diperlukan bahan ajar yang dapat membantu siswa untuk mengetahui nilai - nilai,
menyadari pentingnya nilai-nilai, dan menginternalisasikan nilai-nilai. Tentunya bahan ajar
tersebut juga sesuai dan bermakna
Untuk menghasilkan bahan ajar berbasis pendidikan karakter untuk kelas XI SMA yang
valid, praktis, efektif, dan yang sesuai dengan karakteristik dan kondisi lingkungan sekolah.
Berbagai hal di atas merupakan dorongan bagi penulis untuk melakukan penelitian
pengembangan.
3.2 Apakah ada data yang memperkuat bahwa masalah tersebut dalam tesis perlu diteliti?
Dalam Bab I Tesis tersebut peneliti memperkuat alasan pentingnya mengkaji masalah tersebut.
Berikut adalah penggalan uraian latar belakang tesis yang memperkuat alasan tersebut.
Melalui hasil wawancara awal yang peneliti lakukan dengan guru bahasa Indonesia di sekolah itu,
diketahui bahwa dalam pembelajaran menulis cerita pendek masih banyak siswa yang melakukan
plagiat tulisan dari internet. Selain itu, masih banyak siswa yang tidak disiplin, malas, dan kurang
peduli serta masih memiliki motivasi yang rendah dalam proses pembelajaran.
Hasil wawancara peneliti kepada beberapa guru bahasa Indonesia SMA juga menyatakan bahwa hal
yang paling sulit dilakukan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah materi
memproduksi atau menulis teks. Dari pengamatan yang peneliti lakukan terlihat bahwa guru masih
memberikan pengajaran menulis dengan pembelajaran yang terpusat pada guru. Pada umumnya
guru menjelaskan materi menulis dan memberikan topik karangan, lalu siswa ditugasi untuk
membuat karangan.
26
“Data yang dipaparkan sudah cukup bagus namun masih kurang lengkap karena tidak
menyertakan sedikit hasil wawancaranya”
3.3 Apakah identifikasi masalah dalam tesis sudah dirumuskan sesuai uraian dari latar belakang
masalah?
Dalam Bab I Tesis tersebut peneliti menurunkan identifikasi masalah sesuai latar belakang
masalah. Berikut adalah penggalan uraian latar belakang tesis yang menjelaskan hal tersebut di bagian
latar belakang masalah pada tesis.
“Diketahui bahwa dalam pembelajaran menulis cerita pendek masih banyak siswa yang
melakukan plagiat tulisan dari internet.
Selain itu, masih banyak siswa yang tidak disiplin, malas, dan kurang peduli serta masih memiliki
motivasi yang rendah dalam proses pembelajaran. Kondisi ini menunjukkan bahwa penanaman nilai
karakter yang masih kurang kepada siswa yang juga berpengaruh terhadap pemahaman siswa
terhadap materi yang diajarkan sehingga menyebabkan hasil belajar siswa dalam menulis cerita
pendek masih rendah.
Faktor utama penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah motivasi. Motivasi belajar siswa
yang rendah disebabkan penyajian materi dan pembelajaran yang searah yang menjadikan siswa
kurang mampu mengeksplorasi dirinya. Selain itu, materi yang ada di buku teks juga kurang
menyajikan muatan atau cerita yang menarik bagi siswa untuk turut serta aktif dalam pembelajaran.
Selain faktor motivasi siswa yang rendah dalam materi menulis cerita pendek, faktor lainnya adalah
sulitnya siswa untuk mencari ide dan pengembangan ide.
Bahan ajar yang biasanya diambil dari buku ajar (buku teks) perlu disiapkan dengan merevisi
atau menambah nilai-nilai karakter ke dalam pembahasan materi yang ada didalamnya.
Adaptasi yang paling mungkin dilaksanakan oleh guru adalah dengan cara menambah atau
mengadaptasi bahan pembelajaran yang sekaligus dapat mengembangkan karakter. Seperti yang
diungkapkan oleh Wibowo (2013:179) bahwa cara yang paling mudah untuk membuat bahan ajar
yang berpendidikan karakter adalah dengan mengadaptasi bahan ajar yang telah ada dengan
menambahkan atau mengadaptasi kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi dikenalnya nilai-nilai,
disadari pentingnya nilai-nilai, dan diinternalisasinya nilai-nilai”.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut.
1) Kegiatan menulis cerpen termasuk pembelajaran yang masih sulit bagi siswa sehingga hasil
belajar menulis cerpen siswa masih cenderung rendah.
2) Motivasi siswa berkaitan dengan pembelajaran menulis cerpen masih rendah.
3) Masih banyak siswa yang menjadi plagiator dalam menulis cerpen.
27
4) Pembelajaran hanya memanfaatkan buku paket yang disediakan pemerintah.
5) Perlunya pengembangan modul menulis cerita pendek berbasis pendidikan karakter.
3.4 Apakah batasan masalah dalam tesis sudah dirumuskan berdasarkan identifikasi masalah?
Dalam Bab I Tesis tersebut pembatasan masalah dalam tesis tidak dirumuskan berdasarkan
identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah
penelitian ini sebagai berikut :
1) Pengembangan bahan ajar menulis teks cerpen berbasis pendidikan karakter ini dikhususkan
untuk upaya memfasilitasi kemampuan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 1
Pangkalan Susu Kabupaten Langkat.
2) Nilai karakter yang ingin ditanamkan dalam pembelajaran menulis cerpen berbasis pendidikan
karakter meliputi nilai Religius, Mandiri, Nasionalis, Gotong Royong, dan Integritas.
3) Kualitas bahan ajar pembelajaran menulis teks cerpen berbasis pendidikan karakter dilihat dari
validasi dan penilaian yang akan dilakukan oleh empat dosen ahli dan dua guru bahasa
Indonesia untuk selanjutnya dilakukan uji keefektifan terhadap siswa kelas XI SMA Negeri 1
Pangkalan Susu Kabupaten Langkat.
4) Penelitian pengembangan ini dilakukan sampai uji kelompok terbatas.
5) Modul yang dikembangkan difokuskan pada materi menulis teks cerpen pada siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Pangkalan Susu yang hanya meliputi kompetensi dasar pengetahuan dan
kompetensi dasar keterampilan sebagai berikut :
Rumusan masalah dalam tesis ini masih kurang tepat. rumusan masalah tidak didasarkan pada
batasan masalah. Menurut Andrew dan Hildebrad, rumusan masalah yang baik yang dibuat secara
terencana, efektif dan memiliki karakteristik.
Permasalahan yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
28
1) Bagaimanakah proses pengembangan bahan ajar menulis teks cerpen berbasis pendidikan
karakter pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pangkalan Susu ?
2) Bagaimanakah kelayakan bahan ajar menulis teks cerpen berbasis pendidikan karakter pada
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pangkalan Susu ?
3) Bagaimanakah efektivitas bahan ajar menulis teks cerpen berbasis pendidikan karakter pada
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pangkalan Susu ?
3.6 Apakah tujuan penelitian dalam tesis sudah runtut sesuai dengan latar belakang masalah?
Tujuan penelitian dalam tesis ini sudah tepat. tujuan penelitian didasarkan pada latar belakang
masalah dan rumusan masalah.
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Mendeskripsikan proses pengembangan bahan ajar menulis teks cerpen berbasis pendidikan
karakter pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pangkalan Susu.
2) Mendeskripsikan kelayakan bahan ajar menulis teks cerpen berbasis pendidikan karakter pada
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pangkalan Susu.
3) Mendeskripsikan efektivitas bahan ajar menulis teks cerpen berbasis pendidikan karakter pada
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pangkalan Susu.
3.7 Apakah manfaat penelititan dalam tesis sudah runtut sesuai dengan latar belakang
masalah?
Manfaat penelitian dalam tesis ini sudah runtut sesuai dengan latar belakang masalah
Penelitian ini dirancang untuk menghasilkan bahan ajar yang diharapkan dapat mempermudah
siswa memahami materi menulis teks cerita pendek. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi
manfaat secara praktis maupun teoretis yang dijabarkan sebagai berikut :
1) Manfaat teoretis hasil penelitian ini adalah untuk pengembangan ilmu dan pengetahuan dan
menambah wawasan di bidang menulis cerpen.
2) Manfaat praktis hasil penelitian ini bagi guru Bahasa Indonesia adalah :
a. Sebagai referensi tambahan yang dapat mempermudah guru dalam menjelaskan dan
memberikan penugasan kepada siswa untuk menulis cerpen.
b. Membantu guru membangkitkan motivasi dan minat siswa dalam menulis cerpen.
29
ANALISIS ISI BAB II LANDASAN TEORITIS
Defenisi operasional
Pembelajaran menulis cerpen dan penelitian dan pengembangan
Produk akhir
Produk telah diuji coba dan siap untuk digunakan
Prosedur penelitian
Jenis penelitian pengembangan yaitu pengembangan modul teks cerpen.
Prosedurnya berupa : pengumpulan, perencanaan, pengembangan, uji coba produk, revisi hasil
uji, uji coba lapangan, produk akhir.
31
Teknik analisis data
Cara menganalisis data yaitu melalui validasi ahli
Pengembangan
Bahan ajar yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa modul.
Instrumen pengumpulan data
Yaitu instrumen validari para ahli berupa angket
Dengan demikian bab III pada tesis ini disusun secara lengkap dan memenuhi syarat
penyusunan tesis pengembangan.
Hasil Penelitian
Proses pengembangan modul menulis teks cerpen berbasis pendidikan karakter. Tujuan
penyusunan modul adalah untuk menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dan
kebutuhan siswa. Dari hasil penelitian terdapat 100 % guru dan siswa membutuhkan bahan ajar berupa
modul pembelajaran menulis teks cerpen berbasis pendidikan karakter yang valid, efektif, dan praktis.
Data hasil uji coba kelompok kecil menyatakan bahwa peneliti melakukan revisi dan uji coba
kelompok kecil untuk mengetahui kekurangan produk yang telah dikembangkan tersebut.
32
Validasi data produk ini dilakukan oleh sejumlah ahli antara lain dosen Universitas Negeri
Medan. Dan hasil validasinya 90 % sangat valid.
Keterbatasan penelitian
Penelitian ini hanya melakukan proses pengembangan bahan ajar menulis cerpen dan hanya
melibatkan jumlah subjek yang terbatas.
Dengan demikian bab IV pada tesis ini disusun secara lengkap dan memenuhi syarat
penyusunan tesis pengembangan.
Bagian ini menyajikan simpulan, implikasi, dan saran, baik untuk desertasi yang menggunakan
format naskah publikasi maupun format umum.
a) Simpulan menyajikan pernyataan sikap dan tepat yang disusun berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan. Penarikan kesimpulan harus memperhatikan kegayutan antara permasalahan
penelitian, tujuan penelitian dan hipotesis.
b) Implikasi menyajikan pernyataan sikap berkaitan dengan konsekuensi logis dari temuan
peneitian bagi kepentingan tertentu, baik teoritis maupun praktis.
c) Saran dibuat berdasarkan pertimbangan peneliti yang ditujukan ke pihak lain yang ingin
melanjutkan atau mengembangkan hasil penelitian ini.
Pada tesis berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Cerita Pendek Berbasis
Pendidikan Karakter Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Pangkalan Susu” Tahun Ajaran 2020/2021”,
terdapat simpulan dan saran dalam penelitin yang disusun secara rinci yaitu:
Simpulan
Simpulan yang diperoleh berdasarkan rumusan, tujuan, hasil, dan pembahasan dalam
penelitian pengembangan bahan ajar menulis teks cerita pendek berbasis pendidikan karakter pada
33
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pangkalan Susu yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan beberapa hal berikut ini :
Proses pengembangan bahan ajar menulis teks cerita pendek berbasis pendidikan karakter pada
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pangkalan Susu melalui beberapa tahapan, yaitu; studi pendahuluan
yaitu penelitian dan pengumpulan informasi pendahuluan, yakni analisis kebutuhan. Analisis
kebutuhan dalam penelitian pengembangan ini dimulai dengan menyebarkan angket analisis kebutuhan
peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Pangkalan Susu berjumlah 32 peserta didik dan 2 guru bahasa
Indonesia SMA Negeri 1 Pangkalan Susu. Hasil analisis kebutuhan tersebut sebagai berikut: Bahwa
100% guru menyatakan tidak mengenal bahan ajar menulis teks cerita pendek berbasis pendidikan
karakter dan 100% guru tidak menggunakan bahan ajar menulis teks cerita pendek berbasis pendidikan
karakter, sehingga sebesar 100% guru membutuhkan bahan ajar menulis teks cerita pendek berbasis
pendidikan karakter yang valid, efektif dan praktis. Pengembangan produk awal dimulai dengan,
yakni : (1) Menyiapkan sampul bahan ajar menulis teks cerita pendek berbasis pendidikan karakter, (2)
prakata (3) daftar isi (4) peta kompetensi dasar (5) petunjuk penggunaan modul (6) pendahuluan (7)
kegiatan berupa yaitu, kegiatan 1, 2, dan 3 yang berisi pemetaan KD, dan indikator, isi materi, memuat
gambar yang susai dengan materi yang dibahas, soal latihan, rangkuman, evaluasi, glosarium, dan
daftar pustaka.
(1) Produk bahan ajar menulis teks cerpen berbasis pendidikan karakter yang dikembangkan di
SMA Negeri 1 Pangkalan Susu ini dinyatakan memenuhi syarat dan layak digunakan
berdasarkan hasil validasi oleh ahli materi dan ahli desain. Kelayakan bahan ajar oleh ahli
materi termasuk dalam kriteria sangat baik dengan skor rata – rata 87,3 % . Penilaian ini
diambil dari skor rata – rata kelayakan isi berjumlah 85%, kelayakan penyajian 90 % dan
kelayakan bahasa 87 %. Kelayakan desain oleh ahli desain termasuk dalam kriteria sangat
layak dengan perolehan skor rata - rata 88,6 %. Hasil angket respon / tanggapan guru terhadap
bahan ajar menulis teks cerpen berbasis pendidikan karakter ini menyatakan bahwa produk ini
baik / praktis dengan perolehan skor rata – rata 80 %. Hasil angket / tanggapan siswa juga
menyatakan produk ini sangat baik dengan perolehan skor rata – rata 90 %.
Hasil efektivitas bahan ajar menulis teks cerita pendek berbasis pendidikan karakter pada uji
coba terbatas yaitu 32 siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pangkalan Susu, yakni pada hasil uji coba pretest
diperoleh skor rata-rata adalah 68,53 dengan kategori cukup. Sedangkan hasil belajar siswa setelah
menggunakan bahan ajar menulis teks cerita pendek berbasis pendidikan karakter/postest dengan
perolehan nilai rata-rata sebesar 80 dengan kategori baik. Hasil tersebut menyatakan bahwa bahan ajar
34
menulis teks cerita pendek berbasis pendidikan karakter setelah digunakan terdapat adanya
peningkatan signifikan terhadap hasil belajar siswa dengan selisih 11,47 yang mengindikasikan bahwa
dengan menggunakan bahan ajar menulis teks cerita pendek berbasis pendidikan karakter nilai siswa
menjadi lebih baik dari sebelumnya
Implikasi
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan implikasi
sebagai berikut:
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa bahan ajar menulis teks cerita pendek
berbasis pendidikan karakter dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ini memberikan petunjuk
bahwa dalam pembelajaran bahasa Indonesia, dengan menggunakan bahan ajar menulis teks
cerita pendek berbasis pendidikan karakter lebih tepat diterapkan dalam pembelajaran sehingga
guru dapat mengevaluasi lebih lanjut kelebihan dan kekurangan pembelajaran. Guru dapat
Desain bahan ajar menulis teks cerita pendek berbasis pendidikan karakter dalam
Pembelajaran bertumpu pada hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa. Dalam pembelajaran
bahasa Indonesia, sebelum pembelajaran dimulai, disiplin belajar siswa harus diperhatikan agar
apa yang harus dimiliki oleh siswa agar proses pembelajaran dapat mencapai hasil belajar yang
diinginkan . Dengan demikian guru dapat menentukan apa yang tepat untuk digunakan dalam
pembelajaran di kelas untuk mencapai kompetensi yang diinginkan. Selain itu, guru dalam
pembelajaran teks cerpen harus mampu memberikan stimulus kepada siswa yang dapat
35
mendorong metakognitif peserta didik dalam mengkreasikan sebuah teks cerpen yang bernilai
karakter, melalui perasaan, pengalaman maupun apa yang ada di dalam imajinasi siswa. Guru
harus mengapresiasi hasil karya siswa, dan mengarahkan hasil metakognitif peserta siswa ke
ranah kognitif dalam menuangkan hasil imajinasi dan pikiran siswa. Selain itu, tantangan guru
dalam menghadapi permasalahan karakter siswa dalam menulis teks cerpen maupun dalam
proses pembelajran dengan adanya dan diterapkan bahan ajar berbasis pendidikan karakter ini
diharapkan guru jadi lebih mudah mengarahkan siswa dalam pembentukan karakter siswa yang
Salah satu contoh tantangan yang dihadapi siswa sehari-hari dalam proses
pembelajaran dan kehidupannya adalah karakter. Dengan adanya bahan ajar berbasis
pendidikan karakter, dapat berimplikasi kepada siswa yakni, siswa dapat mengasah kemampuan
berpikir kritis dan kreatif dalam menggunakan keterampilannya menulis teks cerpen maupun
teks lainnya yang lebih baik dan tidak melakukan plagiat dalam menulis sebuah teks
Saran
Hasil temuan yang telah diuraikan pada simpulan dari hasil penelitian berikut diajukan
1. Sebelum mengembangkan bahan ajar terlebih dahulu melakukan analisis kebutuhan. Hal
ini bertujuan untuk mengetahui aspek yang dibutuhkan siswa dan guru dalam
pembelajaran.
2. Bahan ajar ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru untuk mengajarkan materi
menulis teks cerpen berbasis pendidikan karakter. Guru juga diharapkan dapat membuat
atau mengembangkan bahan ajar yang lebih menarik lagi untuk menarik minat siswa
3. Bagi guru, diharapkan agar lebih berinovasi untuk mengembangkan bahan ajar yang
berkualitas dan efektif, sehingga guru dapat mengetahui siswa yang memiliki kemampuan
rendah, sedang, dan tinggi. Dalam hal ini guru juga menjadi tertantang untuk lebih
36
berkreasi menciptakan bahan ajar untuk materi yang lain agar siswa mengetahui
4. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai rujukan dan masukan pada penelitian
selanjutnya. Selain itu, bahan ajar menulis teks cerpen berbasis pendidikan karakter dapat
membuat siswa untuk memahami dan memiliki nilai-nilai pendidikan karakter yang lebih baik
Dengan demikian bab V pada tesis ini disusun secara lengkap dan memenuhi syarat
penyusunan tesis pengembangan.
DAFTAR PUSTAKA
Semua pendapat atau teori yang disituasi harus ditulis di daftar pustaka. Daftar pustaka
menyebutkan pustaka yang digunakan sebagai acuan dalam usulan penelitian (hanya pustaka yang
dijadikan acuan). Pendokumentasian pustaka pada daftar pustaka didasarkan pada urutan abjad nama
penulis pustaka. Nama akhir penulis diletakkan di depan, sedang nama berikutnya ditulis inisialnya dan
diletakkan di belakangnya.
Pada tesis berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Cerita Pendek Berbasis
Pendidikan Karakter Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Pangkalan Susu” Tahun Ajaran 2020/2021”,
terdapat daftar pustaka dalam penelitin yang disusun secara rinci yaitu
Andrianto, Tuhana Tufiq. 2011. Mengembangkan Karakter Sukses Anak di Era Cyber. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Anwar, Ilham. 2010. Pengembangan Bahan Ajar. Bahan Kuliah Online. Direktori UPI. Bandung.
Asriani, Piti. dkk. 2017. Bahan Ajar Berbasis Pendidikan Karakter untuk Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar. Jurnal Pendidikan: Teori dan Pengembangan Volume 2 Nomor 11 November 2017. Universitas
Negeri Malang.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Standar Penilaian Bahan Ajar. Jakarta : BSNP
Barnawi & Arifin. 2012. Strategi & Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Borg, Walter. R., and Gall. Meredith D. 1983. Educational Research an Introduction New York and
London, Longman Inc.
37
Daryanto. 2013. Menyusun Modul : Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam Mengajar. Yogyakarta :
Gavamedia.
Depdiknas.2002. Teknik Belajar dengan Modul. Jakarta : Dirjen Pendidikan dasar dan Menengah.
Dengan demikian daftar pustaka pada tesis ini disusun secara tepat dan memenuhi syarat
penyusunan tesis pengembangan.
38
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Secara keseluruhan, Bab I tesis yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Cerita
Pendek Berbasis Pendidikan Karakter Pada Siswa Kelas XI Sma Negeri 1 Pangkalan Susu” Tahun
Ajaran 2020/2021,” sudah menguraikan apa masalah, mengapa, dan bagaimana masalah akan diteliti.
Namun aja juga terdapat “apa masalah” yang masih kurang untuk dipaparkan. Peneliti juga
memperkuat memperkuat bahwa masalah tersebut dalam tesis perlu diteliti dan wawancara.
Pada Bab I Tesis tersebut peneliti menurunkan identifikasi masalah sesuai latar belakang
masalah. Dalam Bab I Tesis tersebut pembatasan masalah dalam tesis tidak dirumuskan berdasarkan
identifikasi masalah. Rumusan masalah dalam tesis ini masih kurang tepat. rumusan masalah tidak
didasarkan pada batasan masalah. Tujuan penelitian dalam tesis ini sudah tepat. tujuan penelitian
didasarkan pada latar belakang masalah dan rumusan masalah dan Manfaat penelitian dalam tesis ini
Pada bab II Landasan Teoritis, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian dan
Pembahasan, dan Bab V Simpulan dan Saran, dan Daftar Pustaka, sudah memenuhi syarat dan disusun
B. SARAN
1. Untuk penulisan tesis sebaiknya lebih memerhatikan latar belakang masalah lagi, buat latar
belakang masalah penelitian sebaik mungkin agar penelitian yang dihasilkan lebih baik.
39
2. Sebaiknya identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat
penelitian harus sesuai dengan latar belakang masalah.
3. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan
details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak
yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan, maka dari itu penulis berharap pembaca dapat
memberi saran maupun kritik pada makalah ini.
4. Untuk mahasiswa agar membaca makalah ini agar menambah wawasan dan menambah ilmunya
terutama di bidang pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Hildebrand, Peter E. 2019. Planning and Conducting Agricultural Reseaarc. CRC Press : Amazon.
Noor, Juliansyah. 2020. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Sitoyo, Sandu. Ali Sodik. 2015. Dasar Metode Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media Publishing.
Sugiyono, D.R., 2010. Metode Penelitian. Bandung: CV Alvabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010.
40
LAMPIRAN TESIS BAB 1
BAB I
PENDAHULUAN
41
sekolah melalui kegiatan pengajaran. Salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran adalah
pemilihan bahan ajar yang baik dan menarik.
Bahan ajar diperlukan sebagai pedoman beraktivitas dalam proses pembelajaran sekaligus
merupakan substansi komponen yang dibelajarkan kepada siswa. Dengan bahan ajar, program
pembelajaran dapat dilaksanakan secara lebih teratur karena guru sebagai pelaksana pendidikan akan
memperoleh pedoman materi yang jelas. Ada beberapa alasan mengapa guru perlu mengembangkan
bahan ajar. Dalam lampiran Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi, guru sebagai pendidik profesional diharapkan memiliki kemampuan
mengembangkan bahan ajar sesuai dengan mekanisme yang ada dengan memerhatikan karakteristik
dan lingkungan sosial peserta didik. Ketersediaan bahan ajar harus dapat menjawab atau memecahkan
masalah
ataupun kesulitan dalam belajar.
Terdapat sejumlah materi pembelajaran yang seringkali sulit untuk dipahami siswa dan sulit
untuk dijelaskan guru. Untuk itulah, perlu dikembangkan bahan ajar yang tepat. Bahan ajar yang telah
dibuat dengan kaidah yang tepat, akan mempermudah guru mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran, di dalamnya akan ada beberapa kompetensi yang harus diajarkan / dilatihkan
kepada siswa. Selain itu, dari segi siswa, dengan adanya bahan ajar akan lebih tahu kompetensi apa saja
yang harus dikuasai selama program pembelajaran sedang berlangsung.
Siswa jadi memiliki gambaran skenario pembelajaran lewat bahan ajar. Penyediaan bahan ajar
haruslah sesuai dengan tujuan pendidikan. Pity Asriani, dkk.(2017:1456) dalam jurnal pendidikan
menyatakan bahwa pendidikan bukanlah sekadar transfer ilmu pengetahuan saja, melainkan juga
sebagai alat pembentukan kepribadian, mulai dari pola pikir, kejiwaan dan pola tingkah laku.
Pendidikan dimaknai sebagai usaha membantu peserta didik dalam mengembangkan potensinya untuk
menghadapi masa depan. Ada dua hal penting yang harus diwujudkan dalam proses penyelenggaraan
pendidikan, yaitu mengembangkan kemampuan peserta didik dan membentuk watak peserta didik..
Tujuan dari proses pendidikan melalui pembelajaran adalah perubahan kualitas tiga aspek pendidikan,
yakni kognitif, afektif, dan psikomotor.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Barnawi dan Arifin (2012:29) bahwa tujuan
pembelajaran ialah peningkatan wawasan, perilaku, dan keterampilan dengan tujuan akhirnya adalah
terwujudnya insan yang berilmu dan berkarakter. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu caranya
adalah dengan menerapkan pendidikan karakter di sekolah, yakni dengan mengintegrasikan pendidikan
karakter ke dalam setiap pelajaran.
Salah satu sarana pembentukan dan penanaman nilai-nilai karakter bagi siswa adalah melalui
pembelajaran sastra. Sastra sebagai cerminan keadaan sosial budaya bangsa haruslah diwariskan
kepada generasi mudanya. Menurut Herfanda (2008:131) sastra memiliki potensi yang besar untuk
membawa masyarakat ke arah perubahan, termasuk perubahan karakter. Sebagai ekspresi seni bahasa
yang bersifat reflektif sekaligus interaktif, sastra dapat menjadi spirit bagi munculnya gerakan
42
perubahan masyarakat, bahkan kebangkitan suatu bangsa ke arah yang lebih baik, penguatan rasa cinta
tanah air, serta sumber inspirasi dan motivasi kekuatan moral bagi perubahan sosial-budaya dari
keadaan yang terpuruk dan ’terjajah’ ke keadaan yang mandiri dan merdeka.
Tentulah spirit-spirit tersebut menjadi bagian terpenting. Selain untuk menjadikan siswa
menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, proses pembelajaran juga dirancang untuk
menjadikan siswa mengenal, menyadari dan menginternalisasi nilai-nilai karakter, dan menjadikannya
perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal itu, muncullah kesadaran tentang perlu
dikembangkannya pendidikan karakter di sekolah. Hal ini disebabkan dari banyaknya fakta di lapangan
tentang masih lemahnya kepribadian para siswa sebagai suatu hasil ataupun produk pendidikan.
Meningkatnya kenakalan remaja dalam masyarakat telah menjadi fenomena sosial akan
buruknya karakter generasi muda. Peserta didik banyak yang tidak siap untuk menghadapi kehidupan
sehingga dengan mudah meniru gaya hidup atau budaya luar yang negatif, terlibat dalam amuk massa,
melakukan kekerasan di sekolah, pergaulan bebas, demo yang berujung kericuhan, bullying di sekolah,
kecurangan saat ujian dan sebagainya.
Meningkatnya kemiskinan, menjamurnya budaya korupsi, munculnya plagiarism, menguatnya
politik uang, dan sebagainya merupakan cerminan dari kehidupan yang tidak berkarakter kuat untuk
menuju bangsa yang berperadaban maju. Untuk mengatasi masalah kualitas pendidikan dan karakter
peserta didik, salah satu upaya pemerintah adalah melaksanakan penyempurnaan dan perubahan
kurikulum. Mulai tahun ajaran 2013/2014 pemerintah memberlakukan kurikulum 2013 yang terus
mengalami perbaikan. Di dalam kurikulum 2013, selain tujuan kognitif, bahan ajar juga harus memuat
nilai sikap dan karakter serta keterampilan yang akan dicapai peserta didik dalam pembelajaran.
Berkaitan dengan kenyataan di atas, salah satu kondisi tentang lemahnya kepribadian siswa
dalam proses pembelajaran, peneliti temukan di SMA Negeri 1 Pangkalan Susu. Melalui hasil
wawancara awal yang peneliti lakukan dengan guru bahasa Indonesia di sekolah itu, diketahui bahwa
dalam pembelajaran menulis cerita pendek masih banyak siswa yang melakukan plagiat tulisan dari
internet.
Selain itu, masih banyak siswa yang tidak disiplin, malas, dan kurang peduli serta masih
memiliki motivasi yang rendah dalam proses pembelajaran. Kondisi ini menunjukkan bahwa
penanaman nilai karakter yang masih kurang kepada siswa yang juga berpengaruh terhadap
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan sehingga menyebabkan hasil belajar siswa dalam
menulis cerita pendek masih rendah.
Hasil wawancara peneliti kepada beberapa guru bahasa Indonesia SMA juga menyatakan
bahwa hal yang paling sulit dilakukan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah materi
memproduksi atau menulis teks. Dari pengamatan yang peneliti lakukan terlihat bahwa guru masih
memberikan pengajaran menulis dengan pembelajaran yang terpusat pada guru. Pada umumnya guru
menjelaskan materi menulis dan memberikan topik karangan, lalu siswa ditugasi untuk membuat
karangan.
43
Setelah siswa selesai menulis, hasil tulisan siswa dikumpulkan untuk dinilai oleh guru, dan
diakhiri dengan pemberian pekerjaan rumah. Perhatian guru dalam pola pembelajaran lebih banyak
tercurah pada ketuntasan penyampaian materi, akibatnya sebagian besar siswa bersikap pasif dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Pembelajaran semacam ini terbukti tidak membangkitkan gairah
siswa untuk menulis. Faktor utama penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah motivasi. Motivasi
belajar siswa yang rendah disebabkan penyajian materi dan pembelajaran yang searah yang menjadikan
siswa kurang mampu mengeksplorasi dirinya. Selain itu, materi yang ada di buku teks juga
kurang menyajikan muatan atau cerita yang menarik bagi siswa untuk turut serta aktif dalam
pembelajaran. Selain faktor motivasi siswa yang rendah dalam materi menulis cerita pendek, faktor
lainnya adalah sulitnya siswa untuk mencari ide dan pengembangan ide. Hal ini diperkuat dengan hasil
penelitian Sayuti dkk (2007)
bahwa kendala pembinaan menulis karya sastra yang berasal dari pihak siswa tampak dalam hal
motivasi, pengembangan ide, dan teknik penyajian.
Bahan ajar yang biasanya diambil dari buku ajar (buku teks) perlu disiapkan dengan merevisi
atau menambah nilai-nilai karakter ke dalam pembahasan materi yang ada didalamnya. Buku-buku
yang ada selama ini meskipun telah memenuhi sejumlah kriteria kelayakan buku ajar, yaitu kelayakan
isi, penyajian, dan grafika, tetapi materinya masih belum secara memadai mengintegrasikan pendidikan
karakter di dalamnya. Oleh karena itu, sejalan dengan apa yang telah dirancang pada silabus dan RPP
yang berwawasan pendidikan karakter, bahan ajar perlu diadaptasi.
Adaptasi yang paling mungkin dilaksanakan oleh guru adalah dengan cara menambah atau
mengadaptasi bahan pembelajaran yang sekaligus dapat mengembangkan karakter. Seperti yang
diungkapkan oleh Wibowo (2013:179) bahwa cara yang paling mudah untuk membuat bahan ajar yang
berpendidikan karakter adalah dengan mengadaptasi bahan ajar yang telah ada dengan menambahkan
atau mengadaptasi kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi dikenalnya nilai-nilai, disadari
pentingnya nilai-nilai, dan diinternalisasinya nilai-nilai.
Berdasarkan hasil kajian, wawancara, dan observasi kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 1
Pangkalan Susu disimpulkan bahwa diperlukan bahan ajar yang dapat mengakomodasi kebutuhan
siswa terhadap ketercapaian kompetensi dalam aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Selain itu,
diperlukan bahan ajar yang mendukung pelaksanaan pendidikan karakter.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Akbar (2010:51), yang menyatakan bahwa pendidikan
dan pembelajaran merupakan upaya untuk mengembangkan karakter. Oleh karena itu, diperlukan
bahan ajar yang dapat membantu siswa untuk mengetahui nilai - nilai, menyadari pentingnya nilai-
nilai, dan menginternalisasikan nilai-nilai. Tentunya bahan ajar tersebut juga sesuai dan bermakna.
Seperti yang diungkapkan oleh Johnson (2002:35) bahwa pembelajaran akan menjadi bermakna
jika siswa mampu mengaitkan dan memahami materi yang disajikan sesuai dengan kondisi lingkungan
sekitar siswa. Maka dari itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar berbasis
pendidikan karakter untuk kelas XI SMA yang valid, praktis, efektif, dan yang sesuai dengan
44
karakteristik dan kondisi lingkungan sekolah. Berbagai hal di atas merupakan dorongan bagi penulis
untuk melakukan penelitian pengembangan dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Menulis Cerita
Pendek Berbasis Pendidikan Karakter pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Pangkalan Susu “.
47