Anda di halaman 1dari 12

https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.

php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905


Volume 12, Nomor 2, Desember 2020

HIJP : HEALTH INFORMATION JURNAL PENELITIAN

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Harga Diri Rendah Pasien Gang-
guan Jiwa

Fitri Wijayati 1*, Titin Nasir2, Indriono Hadi3, Akhmad4


1,3,4
Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia
2
Jurusan Keperawatan, STIKes Mandala Waluya, Indonesia
*(Korespondensi e-mail: wijayatifitri993@gmail.com)

ABSTRAK
Harga diri rendah adalah evaluasi diri negatif yang dikaitkan dengan perasaan lemah,
tidak berdaya, putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, tidak lengkap, tidak berharga, dan
tidak memadai. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan rendahnya harga diri pasien jiwa di RS Jiwa Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2016. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan menggunakan cross
sectional. Populasi penelitian adalah seluruh pasien gangguan jiwa dengan harga diri
rendah di RSJ Provinsi Sulawesi Tenggara yang berjumlah 171 orang. Jumlah sampel 63
orang, teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling, uji statistik yang
digunakan adalah uji chi square dan phi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
yang berhubungan dengan kejadian harga diri rendah adalah riwayat penganiayaan fisik,
kehilangan orang terdekat, penolakan keluarga, dan kegagalan berulang. Disarankan bagi
institusi RS Jiwa yang memberikan edukasi tentang pentingnya keluarga klien untuk
memberikan dukungan dan kalimat pujian klien yang memiliki harga diri rendah untuk
mengembalikan kepercayaan klien yang hilang.
Kata kunci: Harga diri rendah, Aniaya fisik, Kehilangan, Penolakan keluarga, Kegagalan
berulang

Abstract
Low self-esteem is a negative self-evaluations that associated with feelings of being
weak, helpless, hopeless, frightened, vulnerable, fragile, incomplete, worthless, and
inadequate. The research objective was to determine the factors that associated with low
self-esteem incidence of mental patients in mental hospital Southeast Sulawesi province
in 2015. This type of research is analytic using cross sectional. The study population was
all mental patients with low self-esteem in RSJ southeast Sulawesi province in 2015 the
number of 171 people. A sample of 63 people, the sampling technique is purposive
sampling, statistical test used was chi square test and phi. The results showed that the
variables associated with the incidence of low self-esteem is a history of persecution
physical, the loss of a nearby, family rejection, and repeated failure. Suggested for mental
hospital institution providing education on the importance of the client’s family to
provide supports and praise sentences clients who have low self-esteem to restore
confidence lost clients.
Keywords: Low self-esteem, Physical persecution, Loss of others, Family rejection,
Repeated failure

224
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020

PENDAHULUAN Riset kesehatan dasar (riskesdas)


2012 menyebutkan 2012 menyebutkan 14,1
Kesehatan jiwa merupakan salah satu
% penduduk mengalami gangguan jiwa dari
dari empat masalah kesehatan utama di
yang ringan hingga berat, kondisi ini ini di
negara-negara maju. Meskipun masalah
perberat melalui aneka bencana alam yang
kesehatan jiwa tidak di anggap sebagai
terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia.
gangguan yang menyebabkan kematian
Data jumlah pasien gangguan jiwa di
secara langsung, namun gangguan tersebut
Indonesia terus bertambah, data dari 33
dapat menimbulkan ketidakmampuan
Rumah Sakit jiwa (RSJ) di seluruh
individu dalam berperilaku yang dapat
Indonesia menyebutkan hingga kini jumlah
mengganggu kelompok dan masyarakat
penderita gangguan jiwa berat mencapai 2,5
serta dapat menghambat pembangunan
juta orang.
karena mereka tidak produktif (Hawari,
2009). Harga diri terkait dengan kemampuan
seseorang untuk memiliki sikap yang
Gangguan jiwa dapat mempengaruhi
menguntungkan terhadap dirinya sendiri,
fungsi kehidupan seseorang. Aktivitas
dan untuk mempertahankan keyakinan
penderita, kehidupan sosial, ritme
positif tersebut dalam situasi yang
pekerjaan, serta hubungan dengan keluarga
menantang, terutama situasi ketika
jadi terganggu karena gejala ansietas,
dievaluasi oleh orang lain. Orang dewasa
depresi, dan psikosis. Seseorang dengan
yang memiliki harga diri yang tinggi lebih
gangguan jiwa apapun harus segera
cenderung memiliki kesejahteraan yang
mendapatkan pengobatan. Keterlambatan
lebih tinggi, hubungan sosial yang lebih
pengobatan akan semakin merugikan
baik, dan kepuasan dalam bekerja yang
penderita keluarga, dan masyarakat (A. K.
lebih baik dari rekan-rekan mereka
Townsend et al., 2009; M. C. Townsend,
(Henriksen, Ranøyen, Indredavik, &
2013).
Stenseng, 2017; Orth, Robins, & Widaman,
Menurut Sekretaris Jendral 2012).
Departemen Kesehatan (Depkes, 2014),
Harga diri yang rendah terkait dengan
kesehatan jiwa saat ini telah menjadi
masalah emosional, penyalahgunaan zat,
masalah kesehatan global bagi setiap negara
dan gangguan makan. Meskipun harga diri
termasuk Indonesia. Proses globalisasi dan
dianggap sebagai bagian kepribadian yang
pesatnya kemajuan teknologi informasi
sangat penting, tetapi dapat juga
memberikan dampak terhadap nilai-nilai
berfluktuasi tergantung pada kegagalan atau
sosial dan budaya pada Masyarakat
pencapaian yang dialami, dan harga diri
(Kemenkes RI, 2015).
juga berhubunggan dengan bagian penting
Prevelensi gangguan jiwa diatas 100 dalam kehidupan seseorang, seperti
jiwa per 1000 penduduk dunia, maka berarti olahraga dan melakukan kegiatan diwaktu
di Indonesia mencapai 264 per 1000 luang (Henriksen et al., 2017; Stenseng &
penduduk yang merupakan anggota Dalskau, 2010).
keluarga, data hasil Survey Kesehatan
Harga diri yang rendah terkait dengan
Rumah Tangga (SKRT) tahun 2014, artinya
masalah emosional, penyalahgunaan zat,
2,6 kali lebih tinggi dari ketentuan WHO.
dan gangguan makan. Meskipun harga diri
Ini sesuatu yang sangat serius dan World
dianggap sebagai bagian kepribadian yang
Bank menyimpulkan bahwa gangguan jiwa
sangat penting, tetapi dapat juga
dapat mengakibatkan penurunan
berfluktuasi tergantung pada kegagalan atau
produktivitas sampi dengan 8,5 % saat ini.
pencapaian yang dialami, dan harga diri
Saat ini gangguan jiwa menempati urutan
juga berhubunggan dengan bagian penting
ke dua setelah penyakit infeksi dengan 11,5
dalam kehidupan seseorang, seperti
% (WHO,2015).
olahraga dan melakukan kegiatan diwaktu

225
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020

luang (Henriksen et al., 2017; Stenseng & kemampuan, kehilangan anggota tubuh dan
Dalskau, 2010). kehilangan orang tersayang (Stuart
&Laraia,2008). Kekerasan secara fisik
Harga diri rendah merupakan suatu
adalah penyiksaan, pemukulan dan
kesedihan atau perasaan duka
penganiayaan terhadap anak, dengan atau
berkepanjangan. Harga diri rendah adalah
tanpa menggunakan benda – benda tertentu,
emosi normal manusia, tapi secara klinis
yang menimbulkan luka – luka fisik atau
dapat bermakna patologik apabila
kematian pada anak. Bentuk luka dapat
mengganggu perilaku sehari – hari, menjadi
berupa lecet atau memar akibat
pervasive dan muncul bersama penyakit
persentuhan, atau kekerasan benda tumpul,
lain. Harga diri rendah terkait dengan
seperti bekas gigitan,cubitan, ikat pinggang,
hubungan interpersonal yang buruk yang
atau rotan. Trauma dengan kejadian ini
beresiko mengalami depresi dan
menyebabkan seseorang tidak percaya diri
schizophrenia. Harga diri rendah di
(Doolen, Giddings, Johnson, de Nathan, &
gambarkan sebagai perasaan negatif
Badia, 2014; Suerni, Keliat, & CD, 2013;
terhadap diri sendiri termasuk hilangnya
Varcarolis, 2016).
rasa percaya diri dan harga diri. Harga diri
rendah dapat terjadi secara situasional atau Keluarga sebagai sebuah kelompok
kronis. Harga diri rendah kronis adalah yang dapat menimbulkan, mencegah atau
evaluasi diri atau perasaan tentang diri atau memperbaiki masalah kesehatan yang
kemampuan diri yang negatif dan di dalam hal ini adalah gangguan jiwa yang
pertahankan dalam waktu yang lama. Harga ada dalam kelompoknya sendiri, oleh
diri rendah merupakan perasaan over karena itu keluarga merupakan sistem yang
negatif terhadap diri sendiri, hilangnya terutama sebagai pendukung bagi klien
kepercayaan diri dan gagal mencapai tujuan setelah pulang dari rumah sakit jiwa. Maka
yang di ekspresikan secara langsung dukungan keluarga dan lingkungan menjadi
maupun secara tidak langsung melalui faktor yang penting. Sayangnya masyarakat
tingkat kecemasan yang sedang sampai sendiri justru mengasingkan keberadaan
berat (Deans & Meocevic, 2006; Stuart, penderita gangguan jiwa sehingga hal ini
2014). turut mempengaruhi sikap kelurga yang
menolak kembali kehadiran kelurga yang
Ciri khas dari gangguan harga diri
mengalami gangguan jiwa, bahkan
rendah dapat di gambarkan sebagai
gangguan jiwa di anggap sebagai penyakit
perasaan negatif terhadap diri sendiri
yang membawa aib bagi keluarga sehingga
termasuk hilangnya percaya diri dan harga
di putuskan untuk di buang oleh
diri. Harga diri rendah merupakan suatu
keluarganya sendiri, akhirnya faktor
masalah utama untuk kebanyakan orang
lingkungan dalam keluarga justru tidak
dan dapat di ekspresikan dalam tingkat
mendukung kesembuhan pasien (Suerni et
dalam tingkat kecemasan yang tinggi.
al., 2013; Taylor, 2008).
Termasuk di dalam harga diri rendah ini
evaluasi diri yang negatif dan bandingkan Selain hal tersebut, kehilangan adalah
dengan perasaan lemah tidak tertolong, suatu keadaan individu yang berpisah
tidak ada harapan, ketakutan, merasa sedih, dengan sesuatu yang sebelumnya ada
sensitif, tidak sempurna, rasa bersalah dan kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi
tidak adekuat (Deans & Meocevic, 2006; sebagian atau keseluruhan. Dampak dari
Stuart, 2014). kehilangan menyebabkan seseorang merasa
tidak ada yang memperhatikan lagi, hal ini
Harga diri rendah pada orang dengan
dapat mengakibatkan ketidak berdayaan
gangguan jiwa biasanya di sebabkan oleh
dan seseorang memilih untuk menyendiri
kegagalan yang berulang, pernah
atau tidak percaya di lingkungan
mengalami pengucilan dan aniaya fisik,
penolakan keluarga, kehilangan

226
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020

masyarakat .(Potter & Perry, 2005; Taylor, HASIL


2008). Karakteristik pasien gangguan jiwa
Faktor kegagalan yang berulang juga menunjukkan bahwa sebagian besar pasien
menyebabkan seseorang juga mengalami berjenis kelamin perempuan (76,2%),
gangguan psikologis. Orang yang rentang umur terbanyak adalah 47-52 tahun
mengalami kegagalan cenderung (42,9%), dan terkecil adalah 41-46 tahun
mengambil sikap negatif terhadap suatu (19,0%). Adapun untuk tingkat pendidikan,
keadaan dan mengharapkan yang terburuk yang tertinggi adalah SD (27,0%) dan
akan terjadi. Bila mereka di tuntut untuk Sarjana (22,2%).
mengadakan penyesuaian diri, maka Tabel 1. Karakteristik setiap variabel
mereka cenderung kurang berhasil, karena Variabel N %
tidak dapat fleksibel di bandingkan mereka Kejadian HDR
yang kurang cemas hingga dapat beralih HDR 34 54
dari satu taktik ke taktik yang lain (Taylor, Tidak HDR 29 46
2008; M. C. Townsend, 2013). Riwayat aniaya fisik
Ya 36 57,1
METODE
Tidak 27 42,9
Desain yang digunakan adalah cross Kehilangan orang terdekat
sectional study, dengan jumlah sampel Ya 35 55,6
sebanyak 63 orang pasien gangguan jiwa, Tidak 28 44,4
yang diambil melalui teknik purposive Penolakan keluarga
sampling. Data dikumpulkan dengan Ya 40 63,5
Tidak 23 36,5
menggunakan lembar kuesioner lalu
Sumber data: olahan statistik data penelitian
dianalisis dengan uji Chi Square. Penelitian
ini dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus Berdasarkan Tabel 1, Mayoritas
s.d 15 September 2016 di Ruang Rawat responden (>50%) mengalami kejadian
Inap Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi harga diri rendah, aniaya fisik, kehilangan
Tenggara. orang terdekat, dan penolakan oleh
keluarga.
Tabel 2. Hasil uji statistik Chi-square variable antar kejadian HDR
Kejadian HDR N P
Variabel
HDR % Tidak HDR %
Riwayat aniaya fisik 63 0,020
Ya 24 38,09 12 19,04
Tidak 10 15,87 17 26,98
Kehilangan orang terdekat 63 0,002
Ya 25 39,68 10 15,87
Tidak 9 14,28 19 30,15
Penolakan keluarga 63 0,000
Ya 30 47,61 10 15,87
Tidak 4 6,34 19 30,15
Kegagalan berulang 63 0,000
Ya 28 44,44 11 17,46
Tidak 6 9,52 18 28,57
Sumber data: olahan statistik data penelitian
Masing-masing variabel riwayat tersebut, lebih dari setengah responden
aniaya fisik, kehilangan orang terdekat, mengalami kejadian harga diri rendah, dan
penolakan keluarga, dan kegagalan masing-masing nilai P statistiknya kurang
berulang dihubungkan dengan kejadian dari (<) 0,05 (Tabel 2).
harga diri rendah. Terhadap setiap variabel

227
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020

PEMBAHASAN eksternal antara lain trauma yang dialami


klien seperti penganiayaan seksual dan
Self-esteem/harga diri, dipahami
psikologis atau menyaksikan peristiwa yang
sebagai sekumpulan perasaan dan
mengancam kehidupan (MULYONO,
pemikiran individu terhadap nilai,
2013; Stuart, 2014; Thompson & Binder-
kompetensi, kepercayaan diri, kecukupan
Macleod, 2006).
dan kemampuan menghadapi tantangan,
yang berdampak pada sikap positif atau Adanya aniaya fisik menunjukan
negatif terhadap diri sendiri yang dianggap adanya rasa tidak berdaya.
faktor penting yang mempengaruhi cara Ketidakberdayaan merupakan suatu
orang memandang, merasakan, dan keyakinan bahwa “tak ada seorang pun
menanggapi kehidupan. Harga diri tinggi yang akan membantu”, sedangkan
atau rendah terkait dengan pengalaman keputusasaan merupakan suatu keyakinan
seumur hidup seseorang, seperti yang bahwa “tak ada seorang pun yang mampu
terkait dengan kasih sayang, cinta, melakukan sesuatu”. Teori ini
penghargaan, kesuksesan atau menunjukkan bahwa bukan hanya rasa
kegagalan. Harga diri yang positif adalah trauma yang mencetuskan kejadian stress
fundamental bagi seseorang untuk dan depresi, melainkan keyakinan
mengembangkan kemampuan maksimal bahwa seseorang tidak memiliki kontrol
mereka sejak usia paling dini (Bean & atas hal-hal penting dalam hidup
Northrup, 2009; Martínez, Roselló, & Toro- dan karenanya menahan diri terhadap
Alfonso, 2016; Souza et al., 2010). respon adaptif (Hadi, Wijayanti,
Devianti, & Rosyanti, 2017; M. C.
Harga diri yang rendah secara
Townsend, 2013).
konsisten ditemukan terjadi pada beberapa
gangguan kejiwaan. Termasuk gangguan Townsend (2013) menambahkan
depresi mayor, gangguan makan, gangguan bahwa ketidakberdayaan merupakan hal
kecemasan, dan penyalahgunaan alkohol yang dipelajari terkait dengan seringnya
dan obat-obatan. Contohnya pasien dengan seseorang mengalami kegagalan,
gangguan depresi mayor disebabkan sehingga depresi terjadi karena mereka
rendahnya atau harga diri yang rendah belajar bahwa apapun yang dilakukan
(Silverstone & Salsali, 2003) pasti gagal. Berdasarkan hal tersebut,
seseorang dengan depresi cenderung
Hubungan Riwayat Aniaya Fisik dengan
merasa tidak berdaya dan putus asa (M. C.
Kejadian Harga Diri Rendah Pasien
Townsend, 2013).
Gangguan Jiwa
Menurut asumsi peneliti bahwa klien
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
yang mengalami trauma fisik, Pada
bahwa dari 36 responden yang mengalami
mulanya merasa tidak aman dalam
riwayat aniaya fisik, yang menderita harga
berhubungan dengan orang lain, karena
diri rendah sebanyak 24 responden
kurangnya mekanisme koping adaptif pada
(38,09%) (Tabel 1). Hasil uji Chi Square
diri klien maka menyebabkan klien merasa
menunjukkan bahwa ada hubungan lemah
tidak berharga lagi. Klien semakin tidak
antara riwayat aniaya fisik dengan kejadian
dapat melibatkan diri dalam situasi yang
harga diri rendah pasien gangguan jiwa.
baru. Ia berusaha mendapatkan rasa aman
Artinya bahwa pasien yang mengalami
tetapi hidup itu sendiri begitu menyakitkan
harga diri rendah cenderung terjadi pada
dan menyulitkan sehingga rasa aman itu
seseorang yang pernah mengalami riwayat
tidak tercapai. Oleh karena itu, klien yang
aniaya fisik (Tabel 2).
mengalami faktor trauma fisik memerlukan
Hasil penelitian ini sesuai dengan penanganan psikologis yang serius (Keliat,
pendapat yang dikemukakan bahwa stresor Panjaitan, & Helena, 2006).
pencetus berasal dari sumber internal atau

228
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020

Hubungan Kehilangan Orang Terdekat Teori kehilangan, mengacu pada


dengan Kejadian Harga Diri Rendah adanya peristiwa traumatik berupa
Pasien Gangguan Jiwa perpisahan dengan orang yang dianggap
berarti berupa: (1) kehilangan pada masa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kanak-kanak merupakan faktor predisposisi
dari 35 responden yang mengalami
terjadinya depresi pada masa dewasa; (2)
kehilangan orang terdekat, yang menderita
perpisahan yang dialami pada masa dewasa
harga diri rendah sebanyak 25 responden
merupakan faktor presipitasi terjadinya
(39,68%) (Tabel 1). Hasil uji Chi Square
depresi, berfokus pada dampak negatif
menunjukkan ada hubungan lemah antara
dari depresi maternal terhadap bayi dan
kehilangan orang terdekat dengan kejadian
anak-anak. Townsend et al (2009)
harga diri rendah pasien gangguan jiwa
menyatakan bahwa kemurungan hati
(Tabel 2).
terjadi saat seseorang mengalami
Kehilangan adalah suatu keadaan kehilangan obyek yang dicintai, yang
Individu berpisah dengan sesuatu yang terpisah karena kematian, ataupun
sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak penolakan dan depresi merupakan dampak
ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan. dari perpisahan dengan orang yang
Kehilangan merupakan pengalaman yang berarti pada enam bulan pertama.
pernah dialami oleh setiap individu selama Beberapa studi telah membuktikan bahwa
rentang kehidupan, sejak lahir individu kehilangan orang yang berarti (significant
sudah mengalami kehilangan dan others) berhubungan dengan perkembangan
cenderung akan mengalaminya kembali depresi (Hadi, Wijayanti, Usman, &
walaupun dalam bentuk yang berbeda.  Rosyanti, 2017; A. K. Townsend et al.,
Orang terdekat mencakup orang tua, 2009; M. C. Townsend, 2013).
pasangan, anak-anak, saudara sekandung,
Hubungan Penolakan Keluarga dengan
guru, teman, tetangga, dan rekan kerja.
Kejadian Harga Diri Rendah Pasien
Kehilangan dapat terjadi akibat perpisahan
Gangguan Jiwa
atau kematian. Transisi peran situasi yang
dialami klien seperti kehilangan orang yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dicintai (suami/istri, orangtua dan saudara) dari 40 responden yang mengalami
(Pambudiarto, Widodo, Kep, Zulaicha, & penolakan oleh keluarganya, yang
Kp, 2012; Tuasikal, Siauta, & Embuai, menderita harga diri rendah sebanyak 30
2019). orang (47,61%) (Tabel 1). Hasil uji Chi
Square menunjukkan bahwa ada hubungan
Kurangnya mekanisme koping adaptif
sedang antara penolakan keluarga dengan
yang dimiliki oleh klien maka klien tidak
kejadian harga diri rendah pasien gangguan
mampu menerima kenyataan sehingga
jiwa di RSJ Provinsi Sulawesi Tenggara
menjadi faktor pencetus terjadinya
tahun 2016 (Tabel 2). Hasil penelitian ini
gangguan harga diri rendah pada klien.
juga menunjukkan bahwa semakin tinggi
Menurut asumsi peneliti bahwa klien yang
dukungan yang diberikan oleh keluarga
mengalami faktor ketegangan peran akibat
maka semakin besar pula harga diri yang
kehilangan orang terdekat menyebabkan
akan terbentuk dalam diri klien.
klien mengembangkan rasionalisasi dan
mengaburkan realitas daripada mencari Harga diri mengacu pada penilaian
penyebab kesulitan, sehingga klien semakin dan pengetahuan diri seseorang atas dirinya
sulit menyesuaikan diri dengan kenyataan. secara keseluruhan. Penelitian empiris me-
Semakin klien menjauhi kenyataan semakin nunjukkan bahwa harga diri yang rendah
sulit klien dalam mengembangkan dapat menjadi faktor terjadinya depresi
hubungan dengan orang lain (Pambudiarto pada seseorang, tetapi seorang yang sedang
et al., 2012; Tuasikal et al., 2019). mnegalami depresi tidak mencerminkan

229
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020

harga diri yang rendah (Orth & Robins, dan rasa optimisme) penting bagi
2013; Sowislo & Orth, 2013). penyembuhan dan meningkatkan kembali
kepercayaan dirinya sebagai bagian terapi
Beberapa penelitian telah menun- meningkatkan harga dirinya (Rosyanti et
jukkan bahwa anak-anak dari orang tua al., 2017; Rosyanti, Hadju, Hadi, & Syahri-
yang depresi memiliki harga diri yang lebih anti, 2018).
rendah daripada anak-anak dari orang tua
yang tidak mengalami depresi. Studi lain Peran harga diri dalam perspektif
menunjukkan bahwa ibu yang depresi me- keluarga dapat dijelaskan dengan model
nunjukan hubunggan yang negatif dengan perkembangan yang merinci mekanisme
anak-anak mereka sehingga mereka memi- yang terlibat dalam transmisi depresi antar-
liki anak dengan harga diri yang lebih ren- generasi. Menurut teori ini, anak-anak dari
dah dan lebih psikopatologi daripada anak- ibu yang depresi mewarisi kecenderungan
anak dari ibu yang tidak depresi (Ranøyen, genetik ke arah depresi dan dilahirkan den-
Stenseng, Klöckner, Wallander, & Jozefiak, gan regulasi saraf yang tidak berfungsi. Se-
2015). lain itu, anak-anak terpapar pada lingkun-
gan keluarga yang penuh tekanan dan kog-
Dengan gangguan harga diri yang nisi, perilaku, dan / atau pengaruh negatif
rendah seseorang akan menghadapi suasana dari orang tua yang depresi. Faktor-faktor
hati dan ingatan tentang masa lalu yang ini diasumsikan menciptakan kerentanan
negatif dan lebih rentan mengalami depresi tertentu pada anak termasuk harga diri yang
ketika menghadapi stress, secara fisiologis rendah yang dapat berkontribusi pada de-
Stres menyebabkan pelepasan hormon presi.  Satu studi menunjukkan bahwa kon-
corticotrophin-releasing (CRH) dari trol psikologis pada ibu yang depresi
hipotalamus dan mengaktifkan Adreno dikaitkan dengan gejala depresi pada ketu-
corticotrophic hormon (ACTH) di hipofisis runannya. Studi lain menemukan bahwa de-
anterior. ACTH menuju ke korteks adrenal presi ibu sebagian memprediksi harga diri
dan merangsang produksi kortisol. Kortisol keturunan, yang pada gilirannya mem-
memiliki kemampuan merangsang reseptor prediksi depresi keturunan (Garber & Cole,
mineralkortikoid dibandingkan reseptor 2010; Goodman & Gotlib, 2002; Ranøyen
glukokortikoid (GR). Kompleks et al., 2015)
Glukokortikoid dan mineralokortikoid
meningkatkan aktivitas kompleks, dan Hawari (2009), mengungkapkan
kompleks GR-kortisol akan mengikat CRH salah satu kendala dalam upaya
dan ACTH untuk mengatur produksi penyembuhan pasien gangguan jiwa adalah
kortisol. selama stres umpan balik negatif pengetahuan masyarakat dan keluarga.
dari kortisol sangat penting dalam menjaga Keluarga dan masyarakat menganggap
homeostasis (Rosyanti, Devianti, Hadi, & gangguan jiwa penyakit yang memalukan
Syahrianti, 2017). dan membawa aib bagi keluarga. sehingga
tidak jarang masyarakat berperilaku tidak
Sistem biologis seperti HPA-aksis menyenangkan kepada keluarga penderita
dan respon inflamasi dapat berpengaruh gangguan jiwa baik secara perkataan
pada patogenesis depresi, yang banyak maupun perbuatan langsung yang ditujukan
menyebabkan harga diri rendah. Disfungsi kepada keluarga maupun penderita
sistem tersebut merupakan bagian dari gangguan jiwa sehingga berpotensi
aktivasi mekanisme yang berhubungan menyebabkan individu tersebut memiliki
dengan stres. Pada pasien jiwa yang men- harga diri rendah (Hawari, 2009; Rinaldi
galamai harga diri rendah perlunya sebuah Eka Saputra, 2019).
pendekatan pskoreligius membangkitkan
rasa percaya diri (self-confident) dan rasa Manifestasi dari penolakan keluarga
optimisme. Dua hal ini (rasa percaya diri dalam penelitian ini berupa keluarga jarang

230
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020

menjenguk pasien selama dirawat di rumah kegagalan berulang, yang menderita harga
sakit, di rumah disediakan ruangan diri rendah sebanyak 28 orang (44,44%).
tersendiri bagi klien, jarang diantar berobat Hasil uji chi square menunjukkan bahwa
ke rumah sakit jika kambuh. Hal ini sangat ada hubungan antara kegagalan yang
bertentangan dengan prinsip dukungan berulang dengan kejadian harga diri rendah
keluarga bahwa dukungan keluarga adalah pasien gangguan jiwa (Tabel 2).
suatu dukungan yang bermanfaat bagi Stigma terhadap penyakit jiwa terjadi
individu yang diperoleh dari keluarganya pada semua umur, agama, suku atau status
dimana keluarga memperhatikan, sosial ekonomi. Demikian pula, stigma diri
menghargai dan mencintainya (Hawari, di antara pasien psikiatri juga lazim di
2009; Montgomery, 2011; Stuart, 2014; seluruh dunia. Konsekuensi dari stigma diri
Thompson & Binder-Macleod, 2006). adalah harga diri yang rendah, peningkatan
(Stuart, 2014), menyatakan bahwa keparahan gejala, kepatuhan pengobatan
faktor predisposisi dari harga diri rendah yang rendah, peningkatan tingkat bunuh
antara lain disebabkan oleh penolakan diri dan penurunan kualitas hidup
orang tua yang dapat membuat anak (Maharjan & Panthee, 2019).
menjadi tidak yakin terhadap dirinya Harga diri rendah adalah perasaan
sendiri, akibat merasa tidak dicintai
tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
sehingga anak gagal untuk mencintai diri yang berkepanjangan akibat evaluasi
mereka sendiri, dan tidak mampu negatif terhadap diri sendiri dan
menjangkau cinta terhadap orang lain kemampuan diri, dan sering disertai dengan
(Hawari, 2009; Rinaldi Eka Saputra, 2019; kurangnya perawatan diri, berpakaian tidak
Stuart, 2014). rapi, selera makan menurun, tidak berani
Harga diri yang rendah juga dikaitkan menatap lawan bicara lebih banyak
dengan depresi, keputusasaan, dan stigma menunduk, berbicara lambat dan nada suara
yang dirasakan tinggi, tetapi tidak dengan lemah (HALIFAH, 2016; Keliat et al.,
derajat gejala psikotik. Mengakui diri 2006).
sendiri sebagai orang yang kompeten dan Terdapat hubungan kompleks antara
layak memberikan penerimaan diri, harga harga diri dan stres psikososial. Harga diri
diri dan kepuasan hidup. Harga diri yang rendah, setidaknya sebagian, terkait dengan
tinggi memungkinkan individu untuk keadaan sosial yang merugikan seperti
mengatasi kesulitan dan peristiwa pengangguran dan tekanan hidup seperti
kehidupan yang penuh tekanan, dan perceraian. Berbagai penelitian melaporkan
melindungi dari perilaku bunuh diri dengan bahwa interaksi negatif dengan anggota
mengurangi kerentanan terhadap depresi keluarga, kurangnya hubungan dekat yang
(Sharaf, Thompson, & Walsh, 2009). saling percaya, dan kehilangan ibu lebih
Pasien dengan harga diri rendah awal atau pola asuh yang tidak memadai
mungkin juga mengalami depresi dikaitkan dengan harga diri yang lebih
komorbid, yang merupakan faktor risiko rendah (Salsali & Silverstone, 2003;
bunuh diri yang sangat terkenal. Harga diri Silverstone & Salsali, 2003).
yang rendah dan depresi dapat secara Kegagalan berulang pada pasien
mandiri meningkatkan risiko bunuh diri harga diri rendah, memerlukan peran
pada pasien psikiatri (Kim et al., 2011). keluarga. salah satunya adalah Family
Hubungan Kegagalan Berulang dengan Psychoeducation Therapy secara bermakna
Kejadian Harga Diri Rendah Pasien dalam menurunkan beban keluarga dan
Gangguan Jiwa meningkatkan kemampuan keluarga dalam
merawat klien. Keluarga perlu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
diberdayakan untuk membantu mengatasi
dari 39 responden yang mengalami

231
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020

masalah anggota keluarganya dengan menurunnya harga diri. Kegagalan berulang


dibekali pengetahuan cara merawat melalui akan membentuk rasa takut dalam diri
tindakan keperawatan pada keluarga, seseorang, seperti ketakutan akan
terutama padakegagalan yang berulang mengalami penghinaan dan rasa malu,
(Suerni et al., 2013). merasa diri kurang, rendah diri, dan takut
dikritik oleh orang lain.
Pasien dengan harga diri rendah
beresiko muncul masalah gangguan jiwa KESIMPULAN DAN SARAN
lain apabila tidak segera diberikan terapi Ada hubungan antara riwayat aniaya
dengan benar, karena pasien dengan harga fisik dengan, kehilangan orang terdekat,
diri rendah cenderung mengurung diri dan penolakan keluarga dan kegagalan yang
menyendiri, kebiasaan ini akan memicu berulang dengan kejadian harga diri rendah
munculnya masalah isolasi sosial. Isolasi pasien gangguan jiwa di RSJ Provinsi.
sosial menyebabkan pasien tidak dapat
memusatkan perhatian yang menyebabkan Saran, perlunya penelitian lanjutan
suara atau bisikan muncul sehingga untuk mengkaji 4 faktor yang telah
menimbulkan masalah halusinasi, masalah ditemukan dalam peneltian ini.
lain yang kemudian terjadi adalah resiko Kekurangan Penelitian
perilaku kekerasan, rasa tidak terima
tentang suatu hal karena merasa Penelitian ini belum mengakomodasi
direndahkan seseorang maupun suara variabel lain yang berhubungan dengan
bisikan yang menghasut untuk melakukan kejadian harga diri rendah pasien gangguan
tindakan merusak lingkungan dan jiwa.
menciderai orang lain (Direja, 2011). DAFTAR PUSTAKA
Keluarga sebagai sistem pendukung Bean, R. A., & Northrup, J. C. (2009).
utama juga memiliki peran penting dalam Parental psychological control,
membantu pasien meningkatkan harga psychological autonomy, and
dirinya. Tindakan dan peran keluarga yang acceptance as predictors of self-
dapat dilakukan untuk membantu esteem in Latino adolescents.
menyelesaikan masalah klien diantaranya Journal of Family Issues, 30(11),
mendorong pasien untuk mengungkapkan 1486-1504.
pikiran dan perasaannya, memberi kegiatan Deans, C., & Meocevic, E. (2006).
sesuai kemampuan pasien, menetapkan Attitudes of registered psychiatric
tujuan yang nyataa, membantu klien nurses towards patients diagnosed
mengungkapkan beberapa rencana with borderline personality disorder.
mengungkapkan masalah, dan membantu Contemporary Nurse, 21(1), 43-49.
klien mengungkapkan upaya yang bisa Dermawan, D. (2013). Keperawatan Jiwa
digunakan dalam menghadapi masalah (Konsep dan Kerangkan Kerja
(Dermawan, 2013). Asuhan Keperawatan Jiwa)
Pada penelitian ini, peneliti Yogyakarta: Gosyen Publishing.
menemukan 3 (tiga) tema yang muncul Direja, A. H. S. (2011). Buku ajar asuhan
terkait kegagalan yang berulang yaitu: keperawatan jiwa. Yogyakarta:
gagal dalam berdagang, gagal masuk Nuha Medika, 78-85.
perguruan tinggi negeri, dan gagal menikah. Doolen, J., Giddings, M., Johnson, M., de
Cita-cita/keinginan tak tercapai bagi Nathan, G. G., & Badia, L. O.
sebagian orang dapat merupakan (2014). An evaluation of mental
pengalaman traumatik, karena health simulation with standardized
permasalahan yang dihadapi tidak dapat patients. International Journal of
diatasi oleh yang bersangkutan, dan dapat Nursing Education Scholarship,
merupakan sumber stres dengan manifestasi 11(1), 55-62.

232
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020

Garber, J., & Cole, D. A. (2010). Kim, S.-W., Stewart, R., Kim, J.-M., Shin,
Intergenerational transmission of I.-S., Yoon, J.-S., Jung, S.-W., . . .
depression: A launch and grow Jun, T.-Y. (2011). Relationship
model of change across between a history of a suicide
adolescence. Development and attempt and treatment outcomes in
Psychopathology, 22(4), 819-830. patients with depression. Journal of
Goodman, S. H., & Gotlib, I. H. (2002). clinical psychopharmacology, 31(4),
Children of depressed parents: 449-456.
Mechanisms of risk and Maharjan, S., & Panthee, B. (2019).
implications for treatment. Prevalence of self-stigma and its
Washington, DC. association with self-esteem among
Hadi, I., Wijayanti, F., Devianti, R., & psychiatric patients in a Nepalese
Rosyanti, L. (2017). GANGGUAN teaching hospital: a cross-sectional
DEPRESI MAYOR (MAYOR study. BMC psychiatry, 19(1), 347.
DEPRESSIVE DISORDER) MINI doi: 10.1186/s12888-019-2344-8
REVIEW. Health Information: Martínez, B. I. V., Roselló, J., & Toro-
Jurnal Penelitian, 9(1), 25-40. Alfonso, J. (2016). Autoestima y
Hadi, I., Wijayanti, F., Usman, R. D., & juventud puertorriqueña: Eficacia de
Rosyanti, L. (2017). Gangguan un modelo de intervención para
Depresi Mayor: Mini Review. mejorar la autoestima y disminuir
Health Information: Jurnal los síntomas de depresión. Revista
Penelitian, 9(1), 34-49. Puertorriqueña de Psicología, 21(1),
HALIFAH, E. N. (2016). ASUHAN 35-61.
KEPERAWATAN PADA SDR. A Montgomery, S. A. (2011). Handbook of
DENGAN GANGGUAN KONSEP generalised anxiety disorder:
DIRI: HARGA DIRI RENDAH Springer Science & Business Media.
DIRUANG BIMA RUMAH SAKIT MULYONO, A. (2013). Asuhan
UMUM DAERAH BANYUMAS. Keperawatan Pada Tn. S Dengan
UNIVERSITAS Harga Diri Rendah Di Ruang
MUHAMMADIYAH Maespati Rumah Sakit Jiwa Daerah
PURWOKERTO. Surakarta. Universitas
Hawari, D. (2009). Psikometri alat ukur Muhammadiyah Surakarta.
(skala) kesehatan jiwa. Jakarta: Orth, U., & Robins, R. W. (2013).
Fakultas Kedokteran Universitas Understanding the link between low
Indonesia. self-esteem and depression. Current
Henriksen, I. O., Ranøyen, I., Indredavik, directions in psychological science,
M. S., & Stenseng, F. (2017). The 22(6), 455-460.
role of self-esteem in the Orth, U., Robins, R. W., & Widaman, K. F.
development of psychiatric (2012). Life-span development of
problems: a three-year prospective self-esteem and its effects on
study in a clinical sample of important life outcomes. Journal of
adolescents. Child and adolescent personality and social psychology,
psychiatry and mental health, 11, 102(6), 1271.
68-68. doi: 10.1186/s13034-017- Pambudiarto, A. A., Widodo, A., Kep, A.,
0207-y Zulaicha, E., & Kp, S. (2012).
Keliat, B. A., Panjaitan, R. U., & Helena, Gambaran Konsep Diri: Harga Diri
N. (2006). Proses keperawatan Pada Klien Dengan Amputasi di
kesehatan jiwa. Cetakan I, EGC, Wilayah Karesidenan Surakarta.
Jakarta. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

233
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). adolescents. Journal of Child and


Fundamentals of nursing: Mosby. Adolescent Psychiatric Nursing,
Ranøyen, I., Stenseng, F., Klöckner, C. A., 22(3), 160-168.
Wallander, J., & Jozefiak, T. (2015). Silverstone, P. H., & Salsali, M. (2003).
Familial aggregation of anxiety and Low self-esteem and psychiatric
depression in the community: the patients: Part I - The relationship
role of adolescents' self-esteem and between low self-esteem and
physical activity level (the HUNT psychiatric diagnosis. Annals of
Study). BMC public health, 15, 78- general hospital psychiatry, 2(1), 2-
78. doi: 10.1186/s12889-015-1431- 2. doi: 10.1186/1475-2832-2-2
0 Souza, L. D. d. M., Ores, L., Oliveira, G. T.
Rinaldi Eka Saputra, S. (2019). d., Cruzeiro, A. L. S., Silva, R. A.,
PEMIKIRAN DADANG HAWARI Pinheiro, R. T., & Horta, B. L.
TENTANG PSIKOTERAPI (2010). Ideação suicida na
ISLAM DALAM adolescência: prevalência e fatores
PENANGGULANGAN KORBAN associados. Jornal Brasileiro de
PENYALAHGUNAAN Psiquiatria, 59(4), 286-292.
NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, Sowislo, J. F., & Orth, U. (2013). Does low
ZAT ADIKTIF DAN self-esteem predict depression and
RELEVANSINYA DENGAN anxiety? A meta-analysis of
PENGEMBANGAN longitudinal studies. Psychological
MASYARAKAT ISLAM. UIN bulletin, 139(1), 213.
Raden Intan Lampung. Stenseng, F., & Dalskau, L. H. (2010).
Rosyanti, L., Devianti, R., Hadi, I., & Passion, self-esteem, and the role of
Syahrianti, S. (2017). KAJIAN comparative performance
TEORITIS: HUBUNGGAN evaluation. Journal of Sport and
ANTARA DEPRESI DENGAN Exercise Psychology, 32(6), 881-
SISTEM NEUROIMUN 894.
(SITOKIN-HPA Stuart, G. W. (2014). Principles and
AKSIS)“Psikoneuroimunoologi”. practice of psychiatric nursing-e-
Health Information: Jurnal book: Elsevier Health Sciences.
Penelitian, 9(2), 35-52. Suerni, T., Keliat, B. A., & CD, N. H.
Rosyanti, L., Hadju, V., Hadi, I., & (2013). Penerapan Terapi Kognitif
Syahrianti, S. (2018). Pendekatan dan Psikoedukasi Keluarga pada
Terapi Spiritual Al-quranic pada Klien Harga Diri Rendah di Ruang
Pasien Skizoprenia Tinjauan Yudistira Rumah Sakit Dr. H.
Sistematis. Health Information: Marzoeki Mahdi Bogor Tahun
Jurnal Penelitian, 10(1), 39-52. 2013. Jurnal Keperawatan Jiwa,
Salsali, M., & Silverstone, P. H. (2003). 1(2).
Low self-esteem and psychiatric Taylor, C. (2008). Potter & Perry's
patients: Part II–The relationship fundamentals of nursing: Elsevier
between self-esteem and Australia.
demographic factors and Thompson, W. R., & Binder-Macleod, S.
psychosocial stressors in psychiatric A. (2006). Association of genetic
patients. Annals of general hospital factors with selected measures of
psychiatry, 2(1), 3. physical performance. Physical
Sharaf, A. Y., Thompson, E. A., & Walsh, therapy, 86(4), 585-591.
E. (2009). Protective effects of self‐ Townsend, A. K., Clark, A. B., McGowan,
esteem and family support on K. J., Buckles, E. L., Miller, A. D.,
suicide risk behaviors among at‐risk & Lovette, I. J. (2009). Disease-

234
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020

mediated inbreeding depression in a Aktivitas Kelompok (Stimulasi


large, open population of Persepsi) di Ruang Asoka (Sub
cooperative crows. Proceedings of Akut Laki) RSKD Provinsi Maluku.
the Royal Society B: Biological Window of Health: Jurnal
Sciences, 276(1664), 2057-2064. Kesehatan, 345-351.
Townsend, M. C. (2013). Essentials of Varcarolis, E. M. (2016). Essentials of
psychiatric mental health nursing: Psychiatric Mental Health Nursing-E-
Concepts of care in evidence-based Book: A Communication Approach to
practice: FA Davis. Evidence-Based Care: Elsevier Health
Tuasikal, H., Siauta, M., & Embuai, S. Sciences.
(2019). Upaya Peningkatan Harga
Diri Rendah Dengan Terapi
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kami ucapkan kepada pihak RSJ Provinsi Sulawesi Tenggara.
INFORMASI TAMBAHAN
Lisensi
Hakcipta © Wijayati dkk. Artikel akses terbuka ini dapat disebarkan seluas-luasnya sesuai aturan
Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License dengan catatan tetap
menyebutkan penulis dan penerbit sebagaimana mestinya.
Catatan Penerbit
Poltekkes Kemenkes Kendari menyatakan tetap netral sehubungan dengan klaim dari perspektif atau
buah pikiran yang diterbitkan dan dari afiliasi institusional manapun.
Pendanaan
Nihil.
Konflik Kepentingan
Para penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan.
Kontribusi Penulis
Para penulis tidak mendeklarasikan kontribusinya.
ORCID IDs
Fitri Wijayati https://orcid.org/0000-0002-8855-5881
DOI
https://doi.org/10.36990/hijp.v12i2.234
Berbagi Data
Permohonan berbagi data kepada peneliti dapat melalui e-mail korespondensi.

235

Anda mungkin juga menyukai